Anda di halaman 1dari 7

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2020/21.1 (2020.2)

Nama Mahasiswa : Wahyu Agung Nusantoro

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 042686281

Tanggal Lahir : 22-04-1995

Kode/Nama Mata Kuliah : MKDU4222/Pendidikan Agama Kristen

Kode/Nama Program Studi : 54/ Manajemen S-1

Kode/Nama UPBJJ : 71/UPBJJ Surabaya

Hari/Tanggal UAS THE : Rabu/7 Juli 2021

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
Surat Pernyataan
Mahasiswa
Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di


bawah ini:

Nama Mahasiswa : Wahyu Agung Nusantoro

NIM : 042686281

Kode/Nama Mata Kuliah : MKDU4222/Pendidikan Agama Kristen

Fakultas : Fakultas Ekonomi

Program Studi : S-1 Manajemen

UPBJJ-UT : Surabaya

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada
laman https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal
ujian UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai
pekerjaan saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan
aturan akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan
tidak melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media
apapun, serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik
Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat
pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik
yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka.

Surabaya, 7 Juli 2021

Yang Membuat Pernyataan

Wahyu Agung Nusantoro


Soal :
1. Dalam Perjanjian Baru menyatakan fakta bahwa Allah itu adalah Bapa, Putera, dan Roh Kudus.
Peristiwa pembaptisan Yesus di sungai Yordan mengindikasikan hal tersebut (Mat. 3:13-17).
Berdasarkan konsep tersebut cobalah Anda kemukakan sikap kita sebagai orang Kristen terhadap
Allah Tritunggal!
2. Gereja merupakan persekutuan orang-orang percaya yang dipilih dan dikuduskan oleh Allah
dipanggil ke luar dari kegelapan ke dalam terangnya yang ajaib. Berdasarkan pengertian gereja ini,
cobalah Anda jelaskan tugas yang harus dinyatakan oleh gereja dalam menerapkan perannya di
tengah masyarakat!
3. Richard Niebuhr dalam bukunya Christ and Culture yang tergolong sebagai buku klasik, yang banyak
digunakan secara luas oleh para pakar untuk menggambarkan hubungan antara kekristenan
dengan budaya. Sehubungan dengan itu, uraikanlah dengan jelas hasil telaah Anda terhadap
model-model hubungan kebudayaan yang telah dibubuhkan secara lengkap oleh Nieburh!
4. Politik merupakan persoalan yang seringkali diperdebatkan di kalangan orang Kristen. Berdasarkan
model-model sikap pemimpin dan masyarakat lokal dan nasional terhadap dinamika politik di tanah
air, cobalah uraikan dengan jelas model-model sikap pemimpin-pemimpin Kristen tentang politik
berdasarkan hasil analisis Anda!
Jawaban :
1. Peristiwa pembaptisan Yesus di sungai Yordan (Mat. 3:13-17) merupakan bukti nyata bahwa yesus
benar-benar manusia sesuai dengan firman Allah. Sikap Kita sebagai orang Kristen yang percaya
akan Allah Tritunggal yakni adalah dengan selalu teguh mengimani bahwa Kesatuan Allah tritunggal
ini meliputi Bapa, Yesus Kristus dan juga Roh Kudus dan bukan menjadi 3 pribadi yang berbeda
namun 1 kesatuan dan ketiganya merupakan kekal, sudah ada sejak semula, tidak ada penciptanya
dan bahkan sebelum semua ini terjadi. Dalam Yohanes 17:5 juga kita bisa melihat Yesus
menyatakan keberadaan-Nya yang sudah ada bersama dengan Allah Bapa sebelum dunia
diciptakan. Kristus merupakan Firman yang ada bersama Allah dan Firman itu sendiri adalah Allah
serta oleh-Nya lah semua bisa dijadikan. Ini menyimpulkan jika mustahil Yesus menjadikan segala
sesuatu apabila Ia bukanlah Allah sendiri. Allah tritunggal sendiri maksudnya ialah Allah yang satu
dan pribadi ini tidak membagi Allah seperti menjadi sepertiga bagian, akan tetapi merupakan
seluruhnya atau sepenuhnya. Bapa merupakan sama seperti Putera dan Putera sama seperti Bapa
dan Bapa serta Putra merupakan sama seperti Roh Kudus yakni satu Allah pada kodrat yang juga
sama. Dengan kesatuan ini, maka Bapa sepenuhnya ada dalam Putera dan seluruhnya ada dalam
Roh Kudus. Putera sepenuhnya dalam Bapa dan sepenuhnya dalam Roh Kudus, Roh Kudus
sepenuhnya ada dalam Bapa dan sepenuhnya dalam Putera.Tiga pribadi ini berbeda secara nyata
yakni dalam hubungan asalnya. Allah Bapa “melahirkan” Allah Putera yang dilahirkan dan Roh
Kudus yang dihembuskan.Tiga pribadi ini saling berhubungan antara yang satu dengan yang lain
dan perbedaan dalam asal ini tidak memisahkan kesatuan Ilahi, akan tetapi memperlihatkan
hubungan saling timbal balik diantara pribadi Allah tersebut. Bapa berhubungan dengan Putera,
Putera berhubungan dengan Bapa, Putera dengan Bapa dan Roh kudus dengan keduanya dan
hakikat ini adalah satu yakni Allah. Jadi dengan demikian , yang mau saya tegaskan terkait sikap
kita sebagai orang Kristen ialah kita harus percaya terhadap pernyataan-pernyataan terkait Allah
tritunggal tersebut dan mengimaninya sebagai pedoman hidup sehingga kita boleh mendapat
keselamatan daripada Allah Tritunggal Tuhan Kita yesus Kristus.

2. Sebagai warga negara Indonesia, kita diberi kebebasan untuk menganut agama dan kepercayaan
masing-masing. Tidak ada larangan bagi manusia harus menganut agama ini dan itu. Kemajemukan
suku, bangsa, ras, dan agama membuat Indonesia menjadi negara yang unik. Setiap perbedaan ini
jangan dijadikan sebagai perselisihan, melainkan sebagai suatu alat yang mempersatukan bangsa
agar semakin kuat dan saling menghormati. Selain mewartakan iman dan karya kasih, Gereja juga
harus berani tampil di tengah-tengah kehidupan masyarakat.Gereja merupakan persekutuan
orang-orang percaya yang dipilih dan dikuduskan oleh Allah dipanggil ke luar dari kegelapan ke
dalam terangnya yang ajaib. Berdasarkan pengertian gereja ini, tugas yang harus dinyatakan oleh
gereja dalam menerapkan perannya di tengah masyarakat adalah sebagai berikut :

a) Diakonia (Pelayanan)
Pada poin ini, Kita diharuskan untuk mengikuti serangkaian kegiatan yang diselenggarakan
oleh Gereja yang tujuan utamanya adalah melayani. Agar kegiatan pelayanan dapat sukses,
kamu harus bekerja sama dengan tim untuk menwujudkannya. Contoh tindakan pelayanan,
antara lain: Membantu korban bencana alam, Mengikuti kegiatan amal bagi saudara-
saudara kita yang miskin, cacat, terlantar, dan butuh kasih saying, Mencoba hidup bersama
orang yang menderita penyakit kusta Dll

b) Persekutuan (Koinonia)
Persekutuan berarti rela berbagi kepada sesama dalam suatu perkumpulan. Sebagai orang
beriman, kita senantiasa dipanggil untuk ikut dalam sebuah persekutuan untuk
mempererat tali persaudaraan. Di dalam persekutuan inilah kita bisa menampakkan
kehadiran Yesus Kristus. Tali persaudaraan antara kamu dengan umat yang lain bisa terjalin
dengan Pengantaraan Kristus dalam Kuasa Roh Kudus-Nya. Contoh kegiatan yang
mencerminkan persekutuan, antara lain: Mengikuti kegiatan Pendalaman Iman (PA),
Bergabung dalam muda mudi Gereja, Bergabung pada perkumpulan lingkungan, ibu-ibu,
bapak-bapak, dan orang lansia Dll

c) Pewartaan (Kerygma)
Mewartakan berarti membawa kabar gembira bagi seluruh umat manusia. Berikut peran
Gereja dalam pelayanannya sebagai perwataan dalam masyarakat : Misalnya, Katekese
calon baptis, penerimaan Sakramen Tobat, Sakramen Krisma, Sakramen Perkawinan, dan
kegiatan pendalam iman. Dengan melakukan kegiatan pewartaan, kita sudah dapat
dikatakan membantu umat Allah untuk mendalami kebenaran Firman Allah.Dengan
demikian, umat Allah bisa hidup kekal, tidak mudah goyah, dan tetap setia kepada
pengajaran Tuhan Yesus.

d) Lyturgia (Liturgi)
Dalam hidup menggereja, ibadah adalah sumber dan pusat untuk beroleh iman dalam
Yesus Kristus. Kegiatan Liturgi sering kita lakukan pada Hari Minggu, ketika kita beribadah
di gereja. Sebagai umat Kristiani, kita bisa mendalami iman melalui kegiatan liturgi di
gereja. Doa, simbol, lambang, dan perayaan di gereja merupakan bagian dari liturgi. Contoh
kegiatan liturgi di gereja, antara lain: Mengikuti tata ibadat pada Hari Minggu, Ikut kegiatan
paduan suara atau koor di gereja, Menjadi putra dan putri altar. Dengan adanya
persekutuan, kita sebagai umat manusia diharapkan bisa menyatu dengan umat yang
lainnya. Tidak melihat ras, suku, bangsa, dan latar belakangnya. Karena pada intinya, kita
ingin bersatu dengan mereka untuk mewujudnyatakan Kristus Yesus dalam kehidupan.

e) Martyria (Penginjilan)
Sebelum Tuhan meninggalkan dunia, Ia pernah berpesan kepada murid-murid-Nya untuk
menjadi saksi-Nya dalam memberitakan Injil. Tugas inipun dilakukan oleh para murid. Kita
selaku Anak Allah juga dituntut untuk melakukan hal yang sama, yaitu menjadi Saksi Kristus
di tengah-tengah masyarakat. Hal ini dapat diwujudkan dengan menghayati karya
keselamatan Tuhan dalam hidup kita. 

f) Perwujudan Iman
Iman adalah hubungan cinta kasih yang terjalin antara manusia dengan Tuhan. Untuk
mengungkapkan iman dan kepercayaan akan Yesus Kristus, kita bisa mewujudkan hal
tersebut dalam bentuk menyelenggarakan kegiatan sosial di Gereja. Disini, Gereja harus
bisa menunjukkan dan mempraktikkan bentuk pelayanan yang dilakukan Yesus selama Ia
berada di dunia.

g) Pengungkapan Iman
Komunikasi adalah salah satu cara untuk mengungkapkan iman akan Kristus Yesus.
Pengungkapan iman bisa dinyatakan dalam bentuk yang khusus dan eksplisit, contohnya
dalam pewartaan, pelayanan, dan perayaan Ekaristi yang setiap kali diadakan di Gereja.
3. Christ and Culture , Buku ini sering dirujuk dalam diskusi-diskusi dan tulisan-tulisan tentang
tanggapan Kristen terhadap dunia sekitarnya. Dalam buku ini, Niebuhr menguraikan sejarah
tentang bagaimana agama Kristen telah menanggapi kebudayaan. Ia membentangkan lima sudut
pandang yang banyak diberlakukan: Kristus Melawan Kebudayaan, Kristus dari Kebudayaan, Kristus
di Atas Kebudayaan, Kristus dan Kebudayaan dalam Paradoks, dan Kristus Mentransformasikan
Kebudayaan. Hasil telaahan saya terhadap buku Christ and Culture adalah buku tersebut secara
garis besar berisi model-model hubungan kebudayaan yang telah dibubuhkan secara lengkap oleh
Nieburh dalam buku Christ and Culture tersebut yang tergolong sebagai buku klasik. Berikut adalah
beberapa inti yang dibahas dalam buku tersebut :

a) Kristus Melawan Kebudayaan. Bagi orang Kristen yang eksklusif, sejarah adalah kisah
tentang gereja atau kebudayaan Kristen yang bangkit dan peradaban kafir yang sedang
menuju kematiannya.
b) Kristus dari Kebudayaan. Bagi orang Kristen budaya, sejarah adalah kisah tentang
perjumpaan Roh dengan alam.
c) Kristus di Atas Kebudayaan. Bagi kaum sintesis, sejarah adalah suatu periode persiapan di
bawah hukum, nalar, injil, dan gereja untuk persekutuan akhir antara jiwa dengan
Allah.Kristus dan Kebudayaan dalam Paradoks. Bagi yang dualis, sejarah adalah masa
d) pergumulan antara iman dan ketidakpercayaan, masa antara pemberian janji kehidupan
dan penggenapannya.Kristus Mentransformasikan Kebudayaan. Bagi kaum konversionis,
sejarah adalah kisah tentang perbuatan-perbuatan besar Allah dan tanggapan manusia
terhadapnya.
e) Kekekalan, bagi kaum konversionis, tidak terutama dipusatkan pada tindakan Allah
sebelum waktu atau kehidupan bersama Allah setelah waktu, melainkan lebih
pada kehadiran Allah di dalam waktu. Karena itu, kaum konversionis lebih prihatin dengan
kemungkinan ilahi dalam pembaruan masa kini daripada dengan pelestarian dari apa yang
telah diberikan dalam ciptaan atau mempersiapkan untuk apa yang akan diberikan dalam
penebusan akhir.

4. model-model sikap pemimpin-pemimpin Kristen tentang politik Pada masa lalu dan bahkan
sekarang ini, banyak yang berpendapat bahrva kepemimpinan merupakan seni. Kepemimpinan
sebagai seni menempatkan bakat sebagai faktor yang penting dan berpengaruh besar terhadap
kemampuan mewujudkannya. Bakat kepemimpinan sebagaimana bakat yang lain dimiliki oleh
setiap orang, namun berbeda kualitas dan kuantitasnya antara yang satu dengan yang lainnya. Iru
berarci kepemimpinan akan berlangsung efektif dan efisien di tangan orang yang kualitas bakatnya
besar dan kualitasnya ringgi. Namun demikian pada dasarnya model kepemimpinan kristen
dapatlah dikatakan juga bahwa merupakan kepemimpinan Yesus Kristus, berikut ini adalah
model kepemimpinan Kristen secara politik yang saat ini banyak berlangsung di Indonesia :

a) Model yang pertama sering diistilahkan bahwa kepemimpinan Yesus Kristus adalah
kepemimpinan paritisipatif. Dalam memimpin Yesus Kristus melibatkan murid-murid,
dan tidak bertindak seorang diri. Hal ini sangat nampak dalam mukjizat pergandaan roti
misalnya. Yesus meminta para murid untuk memberi makan kepada orang banyak,
menggandakan roti yang dibawa murid-murid dan meminta murid-murid membagikan
kepada orang banyak. Yesus Kristus mempunyai otoritas kepemimpinan, tetapi tidak
bertindak otoriter (lawan kepemimpinan partisipatif).
b) Model kedua kepemimpinan Yesus adalah kepemimpinan yang mengem-bangkan atau
memberdayakan atau sering disebut dengan istilah empowering. Yang amat jelas dari
ciri kepemimpinan ini adalah bahwa Yesus mengutus murid-murid dan mereka diberi
daya kekuatan untuk mengusir setan dan melenyapkan segala penyakit. Yesus Kristus
tidak ingin menjadi pemimpin “one man show” Murid-murid pun bahkan bisa melakukan
seperti yang dilakukan-Nya.
c) Model yang ke tiga, kepemimpinan Kristen berarti kepemimpinan Yesus Kristus adalah
kepemimpinan yang membawa perubahan atau sering disebut sebagai kepemimpinan
transformatif. Orang yang mengalami perjumpaan dengan Yesus Kristus mengalami
perubahan total. Sebagai contoh Bartimeus, si buta itu, setelah bertemu dengan Yesus
ia tidak lagi buta, tidak lagi pasif dan duduk di pinggir jalan, melainkan melihat, aktif dan
mengikuti Yesus Kristus dalam perjalanan-Nya mewartakan Kerajaan Allah. Masih
banyak contoh lain dalam Injil bahwa kepemimpinan Yesus Kristus membawa
perubahan baik dalam cara pandang, perubahan realitas, bahkan perubahan
substansial  (terjadi mukjizat).

Anda mungkin juga menyukai