Anda di halaman 1dari 2

MATERI PERTEMUAN

KEL. BINAAN PEMAHAMAN KITAB SUCI


Tema Kotbah didalam Kebaktian di LP Kalianda
Sub Tema “ Barang Siapa Terbesar Diantara Kamu, Menjadi Pelayanmu “
Tujuan Peserta menyadari dan memahami :
- Melayani itu memberikan hati , apa yang kita miliki untuk pertumbuhan sesama.
- Iman mampu memberikan kasih, cinta, kepedulian kita untuk perkembangan sesama.
- Sesama kita merasakan juga kasih Yesus itu.
Sasaran Warga Binaan LP Kalianda
Metode Doa, Kebaktian, Renungan.
Waktu Pelaksanaan Hari / Tanggal / Jam : Selasa, 9 Januari 2024, Pkl. 10.00 – 11.30 WIB
Langkah -Langkah
1. Doa Pembuka Doa Pembuka : Pemimpin Ibadat Bp. Andreas Prayitno
2. Materi - Bacaan I : Mal 1 : 1b - 2b, 8 – 10 II 1 Tes 2: 7b – 9, 13
Pendampingan - Injil : Mat 23 : 1- 12

- Renungan : oleh Bp. Albertus Hartanto :

Bapak-bapak, Ibu-Ibu serta Adik-adik yang dikasihi Tuhan Yesus. Selamat Pagi, Berkah
Dalem.
Masih ingat , siapa Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Parisi itu ? Ahli-ahli Taurat adalah
orang-orang Yahudi yang ketika masa pembuangan ( pembuangan ke Babilonia ) ,
mereka jauh dari Yerusalem ( pusat kehidupan keagamaan mereka ), kemudian mereka
hidup berkelompok dan mempelajari Taurat, mereka inilah yang kemudian disebut ahli-
ahli Taurat. Mereka dikehidupan masyarakat Yahudi, senantiasa yang mengajarkan Tora,
orang-orang ini bekerjasama dengan para imam.
Sedang orang-orang parisi adalah adalah orang-orang yahudi yang hidupnya ingin
menjaga kemurnian hukum taurat. Mereka sangat eseklusif dan hidup membedakan diri
dari kebanyakan orang.
Yesus mengingatkan orang banyak dan para murid tentang sikap tidak baik yang dipakai
oleh orang-orang parisi dan ahli-ahli taurat itu. Dimana mereka suka mengajarkannya
tentang kehidupan beragama tetapi tidak melakukannya, mereka suka dihormati dipuji .
Ada istilah jawa yang agak mirip dengan ini JARKONI artinya Iso ujar ora iso nglakoni. Bisa
berbicara tidak bisa melalukan. Istilah dalam pergaulan Omdo ( Omong Doang. ) Orang
yang hanya bisa bicara saja.
Berkaitan dengan sikap-sikap itu, Tuhan Yesus menyapaikan kecaman yang menjadi
pengajaran orang banyak dan para muridnya :
“ Barang siapa yang terbesar diantaramu, hendaklah ia menjadi pelayanmu “. Dari
pengajaran itu kita dapat merenungkan 2 hal :
- Status sosial : Status sosial yang dapat membuat orang dihargai. Karena itu orang
berusaha untuk mendapatkannya . Melalui pendidikan, semakin tinggi pendidikan
seseorang maka akan meningkatkan status sosialnya. Demikian juga harta atau kekayaan
semakin banyak kekayaan yang dimiliki maka status sosial seseorang akan meningkat.
Termasuk juga apabila seseorang sebagai tokoh dimasyarakat. Dengan status sosial ini
terkadang kita lupa, maunya dilayani.

- Sikap mau melayani : artinya menjadi pelayan bagi orang lain atau sesama. Maka ketika
orang memiliki status sosial yang tinggi ( berpendidikan tinggi, kaya dan Tokoh
Masyarakat ) maka kita harus memiliki sikap mau menjadi pelayan bagi orang lain atau
sesamanya.

Menjadi pelayan yang disebut Yesus itu berarti bahwa kita sekalian diajak untuk
pertama-tama bukan memperhatikan aku atau ego kita atau kepentingan kita melainkan
bagaimana kita bisa memberikan yang terbaik untuk orang yang kita layani. Kita ambil
contoh pelayan dalam sebuah restoran, maka dia akan melayani dengan
mempersilahkan duduk, melayani makanan yang dibutuhkan dan sebagainya. Supaya
orang yang datang itu memperoleh pengalaman yang menyenangkan disitu. Tentu
bukan hanya itu saja tetapi disegala bidang.
Kita akan senang ketika kita melihat atau kita merasakan pelayanan-pelayanan, supaya
kita bisa memperoleh sesuatu yang terbaik. Maka itulah sebenarnya Kita diajak bukan
hanya bahwa kita mau dilayani melainkan kita sekalian diajak untuk mau melayani.
Melayani berarti kita diajak untuk memberikan hati kita, waktu kita, memberikan apa
yang kita miliki ini untuk orang -orang yang ada disekitar kita sehingga semua orang yang
bersama kita itu kemudian juga dapat tumbuh dan berkembang.
Nah inilah sebenarnya yang diharapkan Yesus bagi kita sekalian bahwa Iman yang kita
hayati bukan Iman untuk diri sendiri atau untuk memenuhi ego kita melainkan iman
yang kita hayati hendaknya menjadikan kita mampu memberikan kasih kita ,
memberikan cinta kita , memberikan kepedulian kita untuk perkembangan sesama kita.
Sehingga dengan demikian semakin hari maka akan semakin juga banyak orang yang
dapat kembali tersenyum. Kita dapat melihat orang-orang disekitar kita juga selalu
bergembira karena kehadiran kita lalu merekapun juga akan tumbuh dan berkembang.
Nah karena itulah maka mari saudara saudari yang terkasih didalam kita menghayati
iman kita tidak mencapai ambisi kita, melainkan semakin hari justru semakin banyak kita
melayani sehingga iman kitapun juga akan semakin bertumbuh semakin berkembang
dan orang-orang yang bersama dengan kita juga merasakan kasih Yesus itu. Amin.

3. Doa penutup Doa Penutup dan Berkat oleh Mas Piter Yulius

Penyuluh Agama Katolik

Albertus Hartanto, S.Ag

Anda mungkin juga menyukai