Anda di halaman 1dari 5

Panggilan Murid-Murid Kristus Dalam Hidup Menggereja

Pembahasan Tema

Panggilan Murid-murid Kristus

Sebelum kita memahami tentang panggilan murid-murid Kristus marilah kita terlebih
dahulu memahami arti kata panggilan. Panggilan adalah seruan yang membuat orang
mengarahkan pandangan pada si penyeru. Dalam hidup kita, panggilan bersumber dari Allah
sendiri. Oleh karena itu kita semua dipanggil untuk mengarahkan pandangan kita kepada Allah.
Lalu, untuk apa Allah memanggil kita? Allah memanggil kita agar kita hidup dalam Roh Kudus.
Hidup dalam Roh Kudus adalah hidup yang mencakup cinta kepada Allah dan solidaritas dengan
manusia. Mengapa Allah memanggil kita? Allah memanggil kita agar kita menuju kebahagiaan.

Murid-murid Kristus adalah mereka yang mengikuti Kristus. Dalam kitab suci kita
mengenal 12 Rasul. Keduabelas rasul itu disebut juga sebagai murid-murid Yesus. Secara fisik
Yesus memang tidak lagi hadir di Dunia ini, namuh Roh-Nya hadir ditengah-tengah kita dan kita
dapat mengenal pribadi dan Ajaran Yesus melalui Kitab Suci. Bagaimana kita dapat menjadi
murid-murid Kristus? Kita menjadi murid-murid Yesus melalui sakramen baptis. Dengan
baptisan kita dimeteraikan menjadi murid-murid Kristus.

Apa makna dari sakramen baptis? Pembaptisan suci atau sakramen baptis adalah dasar
seluruh kehidupan Kristen, pintu masuk menuju kehidupan dalam roh dan menuju sakramen-
sakramen lain. Dinamakan pembaptisan karena sesuai dengan ritusnya, dalam bahasa Yunani
baptis adalah baptizen yang berarti mencelup. Makna baptis sendiri disimbolkan juga pada
ritusnya; pencelupan ke air melambangkan dimakamkannya calon baptis ke dalam kematian
Kristus, dari sana ia keluar melalui kebangkitan bersama Dia sebagai ciptaan baru (2 Kor 5:17).

Dengan dibaptis kita mengalami tiga hal; Pertama; kita mengimani Yesus Sebagai Guru
dan Tuhan. Kedua; kita mendapat rahmat pengampunan dosa. Ketiga; kita dimasukan ke dalam
persekutuan hidup orang beriman atau Gereja. Setelah kita mengalami tiga hal tersebut
hendakalah kita bersyukur dan menjadi bangga karenanya. Di saat kita sendiri tidak atau belum
tahu tentang apa yang akan terjadi dalam hidup kita, Ia telah menunjukkan jalan pada kehidupan
abadi.
Setelah kita dibaptis, lalu apa tanggung jawab kita sebagai murid –murid Kristus?
Dengan pembaptisan kita telah sah menjadi murid-murid Yesus. Menjadi murid Yesus memiliki
tanggung jawab untuk melaksanakan tugas perutusan yang telah diberikan Yesus kepada kita.
Perutusan itu adalah menjadi saksi atas Allah yang mengasihi manusia. Kesaksian atas Allah
yang mengasihi dapat berupa keteladan hidup kita sehari-hari. Ada banyak ajaran-ajaran dari
Yesus sendiri, yang dapat kita ketahui melalui kitab suci, tentang bagaimana kita menjalani
hidup.

Menjadi murid-murid Kristus pertama-tama adalah sebuah panggilan. Keduabelas Rasul


awalnya dipanggil Yesus untuk mengikuti-Nya, menjadi murid-Nya (Yoh1:35-51). Jika Allah
memanggil, tentunya Ia lebih dahulu mengenal kita. Ingatkah kita bagaimana kita pertama kali
dibaptis? Ada yang dibaptis sejak bayi, ada pula yang dibaptis saat kanak-kanak, dan ada pula
yang dibaptis saat dewasa. Semua itu tentunya kita alami oleh karena peranan orang lain. Bagi
yang dibaptis bayi tentunya tidak lepas dari peranan orang tua yang memang memiliki tanggung
jawab untuk mendidik anaknya secara Katolik. Bagi yang dibaptis pada masa kanak-kanak selain
peran orang tua, ada peran dari pengajar katekumen, guru agama, pendamping BIAK. Sementara
bagi mereka yang dibaptis Dewasa proses pengenalan terhadap Yesus bisa berasal dari kesaksian
orang-orang beriman yang berada dalam lingkup sosialnya atau secara tidak sengaja menemukan
ayat kitab suci yang menyentuh hatinya.

Begitulah kira-kira yang hal-hal yang perlu kita ketahui tentang panggilan menjadi
murid-murid Kristus. Semua berasal dari-Nya melalui orang-orang di sekitar kita. Peran orang-
orang sekitar kita dalam panggilan menjadi murid-murid Kristus menunjukkan kepada kita
bahwa panggilan itu memiliki sisi manusiawi. Dan hal tersebut mempertegas bahwa perutusan
Yesus tidak hanya berhenti pada zaman para Rasul saja. Selain itu mempertegas pula bahwa Roh
Yesus; Roh Kudus memang benar-benar hadir di tengah-tengah kita dan berkarya secara nyata.

Hidup Menggereja

Panggilan menjadi murid-murid Yesus menemui kepenuhannya dalam hidup menggereja.


Mari kita memahami makna hidup menggereja agar kita yang telah dipanggil dapat menjalankan
perutusan Yesus dalam kehidupan orang beriman. Untuk itu kita coba memahami arti kata hidup
dan menggereja satu per satu terlebih dahulu.
Apa yang terlintas dalam benak kita saat mendengar kata hidup? Anugerah Tuhan, hak
Tuhan untuk memberi dan mengambil, ciptaan Tuhan? Jantung berdetak, bernafas, bergerak,
merespon rangsangan? Berkomunikasi, mengelompok atau bersosialisasi, bekerja, belajar? Kata
hidup sendiri memiliki berbagai dimensi. Ingatkah kita pada masa sekolah dulu? Kita
mengetahui makna kehidupan dari dimensi rohaninya dalam pendidikan Agama, dari dimensi
biologisnya dari pelajaran IPA dan dari dimensi sosialnya dalam pelajaran IPS.

Dalam konteks hidup menggereja tentunya kita harus memahami hidup dari dimensi yang
berbeda. Manusia adalah ciptaan Allah, oleh karena hidup berasal dari-Nya dan menuju kepada-
Nya. Selain kehidupan itu sendiri kita dianugerahi oleh Tuhan akal budi, kehendak dan hati
nurani. Dengan akal budi dan kehendak kita dapat bertindak secara bebas. Kita dapat memlih
dengan bebas untuk bertindak atau untuk tidak bertindak, melakukan ini atau itu, supaya dari diri
kita sendiri melakukan suatu perbuatan dengan sadar. Tentunya dalam melakukan suatu tindakan
dalam diri kita ada semacam ‘pengadil’ yang memberi penilaian pada tindakan kita. Hal itu biasa
kita sebut sebagai hati nurani atau suara hati. Seruan suara hati secara umum mengatakan kepada
kita ‘lakukanlah yang baik, jauhilah yang jahat’. Jika kita melakukan apa yang dikatakan suara
hati, ia akan memuji tindakan kita, namun jika kita mengabaikannya maka ia akan mengejar-
ngejar kita dengan rasa bersalah.

Setelah sedikit memahami makna hidup, sekarang kita mencoba untuk memaham kata
Gereja. Gereja bukan hanya sekedar gereja sebagai banguanan fisik, melainkan lebih kepada
Gereja sebagai persekutuan jemaat. Kata Gereja merujuk kepada orang-orang yang dipanggil dan
dikumpulkan Allah dari setiap penjuru dunia, untuk membentuk persekutuan orang-orang yang
melalui iman dan pembaptisan menjadi anak-anak Allah (kompendium ikhtisar KGK 147).
dalam persekutuan tersebut memiliki dua dimensi relasi, yaitu dimensi vertikal, manusia dengan
Allah dan dimensi horizontal, manusia dengan sesama (bdk. Kis 2ː41-47). Dalam persekutuan
tersebut terdapat roh persaudaraan, solidaritas dan keintiman relasi personal. Tiga hal tersebut
dapat juga menjadi indikator bahwa persekutuan kita dalam Gereja ada dan hidup. Tentu saja
dalam suatu persukutuan kita harus memiliki hubungan ‘kebersalingan’. Maksudnya adalah kita
yang ada dalam persekutuan itu harus saling mengenal, saling berjumpa, saling berelasi satu
dengan yang lain dan saling mendukung.
Selain sebagai persekutuan iman, Gereja juga memiliki tugas atau misi di dalam
kehidupan di dunia. Semangat hadirnya Gereja di dunia bukan semata-mata hadir terbatas pada
kalangan tertentu saja melainkan Gereja hadir untuk segenap umat manusia. Gereja sendiri
memiliki arti; tanda dan sarana penyelamatan Allah bagi dunia. Oleh karena kita memilki tugas
untuk mewartakan dan mendirikan Kerajaan Allah yang telah dimulai oleh Yesus kristus di
antara segala bangsa. Gereja di dunia ini merupakan benih dan permulaan Kerajaan yang
menyelamatkan (kompendium ikhtisar KGK 150) (Bdk. juga Mat 16ː13-20 terutama ayat 19).
Untuk menjalankan tugas itu kita dimudahkan dengan adanya panca tugas Gereja. Panca
berarti lima dan tugas atau misi itu adalah koinonia, liturgia, kerygma, diakonia dan martyria.
Panca tugas Gereja merupakan cara hidup menggereja secara konkrit. Lalu apa yang dimaksud
dari masing-masing panca tugas gereja itu? Dan bagaimana aplikasi konkret dari masing-masing
itu? Mari kita pahami pada bahasan selanjutnya.
Koinonia berasal dari bahasa Yunani yang berarti persekutuan. Koinonia berarti sebuah
paguyuban atau persekutuan dalam melaksanakan sabda Tuhan. Dalam terang sabda Tuhan
inilah Gereja melaksanakan tugas koinonia untuk membangun relasi dengan orang lain sebagai
saudara yang berpusat pada Kristus. Bentuk konkrit dari koinonia adalah dengan menghayati
hidup menggereja baik secara territorial, dalam komunitas basis Gerejani, maupun dalam
kelompok-kelompok kategorial yang ada di dalam Gereja dan juga terlibat dalam paguyuban
atau kelompok yang ada di masyarakat.
Berikutnya adalah liturgia. Kata liturgia berasal dari bahasa Yunani yaitu liturgi. Liturgi
berarti ibadat umum dan resmi Gereja. Liturgi merupakan upaya yang membantu kaum beriman
untuk penghayatan iman demi mengungkapkan misteri Kristus serta hakekat asli pelayanan
Gereja. Dalam hidup menggereja peribadatan menjadi sumber dan pusat hidup beriman. Bentuk
konkrit dari liturgia adalah mengikuti ibadat atau perayaan resmi Gereja dan ikut serta dalam
pelayanan liturgi. Kita dapat berpartisipasi secara aktif dalam peribadatan dengan cara;
memimpin ibadat sabda atau doa bersama, berdoa Rosario bersama, berdoa novena, doa pribadi,
mengikuti perayaan ekaristi, merayakan sakramentali. Bisa juga dengan menjadi; lektor,
pemazmur, organis, misdinar, paduan suara, dan mengambil bagian secara aktif dalam setiap
perayaan dengan berdoa bersama, menjawab aklamasi, bernyanyi dan sikap badan yang pantas.
Setelah pembahasan tentang liturgia kita beranjak ke kerygma. Kata kerygma berasal dari
bahasa Yunani yang berarti karya pewartaan kabar gembira. Gereja melaksanakan tugas kerygma
bersumber dari perintah Yesus yang mengutus para Rasulnya untuk mewartakan Injil (Mat
28:18-20). Makna kerygma adalah tugas Gereja untuk mewartakan Sabda Allah, yaitu karya
keselamatan Allah yang terpenuhi dalam diri Yesus Kristus. Dengan demikian inti pewartaan
Gereja adalah mengenai pribadi Yesus Kristus terutama wafat dan kebangkitan-Nya. Beberapa
contoh tugas kerygma yang dapat kita lakukan antara lain; pendalaman iman, pelajaran agama
Katolik, katekese calon baptis, dan persiapan penerimaan sakramen-sakramen Gereja. Untuk
mereka yang berbeda iman yang dapat kita lakukan untuk mewujudkan kerygma adalah dengan
evangelisasi atau dengan berdiaolog.
Berikutnya adalah diakonia. Kata diaokonia berasal dari bahasa Yunani yang berarti
pelayanan. Diakonia merupakan salah satu segi hidup Gereja yang membidangi pelayanan
kepada masyarakat. Kita dapat menemukan sumber dari tugas diakonia dari pola perutusan
Yesus yang datang bukan untuk dilayani tetapi untuk melayani (Mat 20:28). Pelayanan sendiri
adalah suatu pemberian diri dan penyaluran karunia. Pelayanan kepada sesama yang
membutuhkan bukan hanya sekedar memberikan dana, tetapi sebagai suatu pemberian diri. Kita
dapat melihat dari cara hidup jemaat perdana yang menjual segala miliknya dan membagi-
bagikan hasilnya kepada semua orang sesuai keperluan masing-masing (Kis 2:45). Contoh dari
diakonia adalah badan amal, poliklinik, donor darah, yayasan yatim piatu, rumah jompo, dana
solidaritas. Bisa juga dalam bentuk iktu serta dalam kepengurusan lingkungan seperti RT, RW,
pelayanan kesehatan dan lain sebagainya.
Yang terakhir dari panca tugas gereja adalah martyria. Kata martyria berasal dari kata
Yunani, yaitu marturion yang berarti kesaksian. Martyria adalah bidang hidup atau pelayanan
Gereja yang berpusat pada kesakasian terhadap masyarakat, baik melalui kata-kata maupun
tindakan, terutama lewat karya nyata. Kesaksian atau martyria berarti ikut serta dalam menjadi
saksi Kristus bagi dunia. Hal tersebut dapat kita wujudkan dalam menghayati hidup sehari-hari
sebagai orang beriman baik di tempat kerja maupun ditegah-tengah masyarakat, berani
memperjuangkan keadilan, membantu orang-orang miskin dan terlantar, tetap setia kepada Yesus
ketika menghadapi kekerasan atau terror dari orang lain.
Panggilan murid-murid Kristus terwujud secara nyata dalam hidup menggereja. Kita
sebagai umat beriman, yang juga adalah murid-murid Kristus meralisasikan hidup menggereja
dengan melaksanakan panca tugas Gereja. Dengan melaksanakan panca tugas Gereja dengan
baik kita telah memenuhi panggilan kita sebagai murid-murid Kristus.

Anda mungkin juga menyukai