Anda di halaman 1dari 22

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/282855345

Kepentingan Formasi Rohani Dalam Kehidupan: Suatu Refleksi Terhadap


Formasi Rohani Berdasarkan Matius Pasal 4-8

Research · October 2015


DOI: 10.13140/RG.2.1.3276.8722

CITATIONS READS

0 8,017

1 author:

Queency Christie Wauran


Sekolah Tinggi Filsafat Jaffray Makassar Indonesia
18 PUBLICATIONS   4 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Thesis View project

Khotbah Narasi View project

All content following this page was uploaded by Queency Christie Wauran on 15 October 2015.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Kepentingan Formasi Rohani dalam Kehidupan
Oleh Queency Christie Wauran

PENDAHULUAN
Alkitab mencatat kisah yang luar biasa tentang diri Allah sendiri dan apa yang dilakukan-
Nya.Dalam kitab Kejadian, Allah menciptakan manusia, yang diciptakan menurut gambar dan
rupa Allah sendiri.Namun, manusia jatuh dalam dosa. Allah tidak lalu membuang manusia,
tetapi ada rancangan agung Allah untuk pada akhirnya menyelamatkan dan membawa manusia
kembali kepada Allah. Allah mengutus Anak-Nya yang tunggal Yesus Kristus untuk
menyelamatkan manusia. Namun kehidupan orang percaya tidak sampai di sini. Setelah
meresponi karya keselamatan Yesus Kristus, ada tenggang waktu di mana orang percaya
menantikan janji kedatangan-Nya kembali untuk menjemput kita dan hidup bersama-sama
dengan Dia selama-lamanya.
Dalam masa tenggang waktu ini orang-orang percaya mempersiapkan diri menantikan
Yesus.Mempersiapkan diri yang dimaksud adalah termasuk mempersiapkan kehidupan
rohani.Inilah mengapa ada pembentukan rohani. Manusia yang telah jatuh dalam dosa
mempunyai kecenderungan hidup dalam dosa. Itulah mengapa semua disiplin rohani menjadi
begitu penting bagi orang percaya untuk benar-benar siap bertemu muka dengan muka dengan
Kristus. Saya kira ini adalah salah satu pendorong atau semangat orang percaya untuk berjuang
dalam pembentukan rohaninya.
Oleh karena itu, pelajaran mengenai pembentukan rohani ini menjadi PR seumur hidup
setiap orang percaya sampai janji itu dinyatakan. Menarik bahwa pembentukan rohani
diumpamakan seperti mendaki puncak gunung. Saat ini kita sementara mendaki puncak dengan
menaruh kepercayaan dan harapan kepada Yesus Kristus, yang telah merintis jalan itu dan telah
mencapai puncak. Itulah mengapa penulis senang dengan perkataan Paulus dalam Filipi 3:14,
“dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah
dalam Kristus Yesus.”
Dalam tulisan ini, penulis akan menguraikan apa yang telah dipelajari tentang formasi
rohani, lebih khusus dari pengajaran dan kehidupan Yesus, lewat pelajaran dalam kelas dan
juga melalui pembacaan buku-buku lainnya yang terkait dengan formasi rohani. Juga
menguraikan rencana-rencana mengenai formasi rohani dan disiplin-disiplin rohani dalam
kehidupan pribadi. Dan terakhir membahas bagaimana rencana mengenai formasi rohani bagi
orang lain dalam konteks pelayanan.
Penulis sadar bahwa pembelajaran mengenai formasi rohani sangat bergantung pada
apa yang diwujudkan atau dipraktekkan dalam kehidupan pribadi sehari-hari. Oleh karena itu,
penulis berharap bahwa ini bukan sekadar menjadi tulisan saja namun dihidupi dengan setia.

APA YANG DIPELAJARI DARI FORMASI ROHANI


a. Arti Formasi Rohani
Saya membaca beberapa buku yang berkaitan dengan formasi rohani. Ada beberapa
pengertian tentang formasi rohani yang secara khususberfokus kepada satu pribadi: Yesus
Kristus. Andrew Brake dalam buku Spiritual Formation menulis bahwa pembentukan rohani
adalah seseorang yang menjadi semakin serupa dengan Yesus (I Yoh. 3:2-3).Seseorang yang
menjalani kehidupan yang serupa dengan Yesus.Seseorang yangmenginginkan Roh Kudus
memperbarui kehidupannya secara rohani.Dan seseorang yang hidup sesuai dengan harapan
Yesus, Tuhan kita.1 Jadi setiap orang bertanggungjawab dalam proses pembentukan rohani,
walaupun pada akhirnya semua itu bergantung pada karya Allah dalam kehidupan kita. Sinclair
Ferguson membahasakannya dengan menuliskan, “Tidak ada yang lebih penting dalam
mempelajari pertumbuhan Kristen selain bertumbuh dalam anugerah yang berarti menjadi
serupa dengan Kristus.”2
Jadi, hal formasi rohani adalah bagaimana kehidupan orang percaya menjadi sama seperti
Yesus. Maka Yesus menjadi motivasi dan tujuan utama dalam melakukan berbagai disiplin
rohani. Oleh sebab itu, dapat dikatakan bahwa berhasil tidaknya kehidupan kekristenan
tergantung pada bagaimana cara seseorang berpikir tentang Yesus karena Kristus merupakan
pusat dari kehidupan orang percaya.
Seorang Kristen yang sejati mencerminkan hakikat Allah.Kekristenan adalah kemuliaan
Allah yang terpancar dalam jiwa manusia. Oleh karena itu orang Kristen yang sejati
1
Andrew Brake. Spiritual Formation Menjadi Serupa dengan Kristus (Bandung: Kalam Hidup, 2014), 7.
2
Sinclair Ferguson. Bertumbuh dalam Anugerah (Surabaya: Momentum, 2010), 8.
akanmerasakan Allah tetap di dalam mereka (I Yoh. 4:12) dan rupa Kristus menjadi nyata di
dalam mereka (Gal. 4:19).Maka tujuan utama kita mendisiplin diri adalah hidup dalam
kekudusan, hidup menurut kemauan Tuhan.3
b. Pentingnya Formasi Rohani
Penjelasan Petrus mengenai kehidupan kekristenan menggambarkan tentang bagaimana
peran formasi rohani dalam kehidupan seorang percaya.Sama halnya seseorang bertumbuh
secara jasmani maka kehidupan rohani seseorang pun perlu bertumbuh. Menurut Donald S.
Whitney, pentingnya memahami formasi rohani karena kita harus tahu dan mengerti bahwa
kelak kita akan menjadi seperti apa yaitu menjadi serupa dengan Yesus (Rom. 8:29). Dan
rencananya ialah membuat orang Kristen pada akhirnya akan diubah menjadi sama seperti
Yesus (I Yoh. 3:2) sehingga Allah menghendaki kita bukan hanya menunggu tetapi berubah ke
arah sama seperti Yesus dengan mengejar kekudusan (Ibr. 12:14).4
Kehidupan Kristen adalah peperangan.Itulah sebabnya mengapa kita perlu disiplin
rohani.Peperangan rohani bukanlah tentang kerasukan setan dan pelepasan roh.Peperangan
yang terbesar adalah dalam hati kita.Setiap hari kita berjuang memilih antara roh atau
daging.Oleh sebab itu kita tidak dapat hidup dengan mentalitas waktu damai, mengejar
istirahat, pengunduran diri, dan relaksasi rohani. Tidak ada seorang pun dari antara kita yang
sudah mencapai tujuan kita, sehingga dengan harapan di dalam Kristus, kita mengikuti,
berperang, berjaga-jaga dan berdoa, dengan mempercayai bahwa kita dapat menjadi lebih baik
esok daripada hari ini.5
Donald Whitney mencatat bahwa disiplin rohani mewujudkan kemerdekaan
rohani.Maksudnya ialah seseorang mempunyai kebebasan untuk hidup menurut kemauan
Allah. Dan ini termasuk pada kemerdekaan untuk melakukan apa yang Tuhan kehendaki sesuai
Alkitab dan kemerdekaan untuk memancarkan sifat-sifat Yesus melalui kepribadian kita.

3
Donald S. Whitney. Disiplin Rohani 10 Pilar Penopang Kehidupan Kristen (Bandung: Lembaga Literatur
Baptis, 1994),32.
4
Donald S. Whitney. Disiplin Rohani 10 Pilar Penopang Kehidupan Kristen (Bandung: Lembaga Literatur
Baptis, 1994), 13.
5
Timothy S, Lane & Paul D, Tripp. Bagaimana Orang Berubah (Surabaya: Momentum, 2011), 169.
Walaupun harus diakui bahwa hal semacam ini merupakan berkat atau akibat dari Allah bagi
mereka yang menerapkan disiplin rohani dan kehidupannya.6
Sekilas mata, formasi rohani terkesan sungguh berat, dan memang berat.Perjuangan
melakukan formasi rohani termasuk perjuangan dari dalam yaitu melawan hati yang tidak mau
taat dan perjuangan dari luar bisa jadi keadaan, orang lain, ataupun kuasa gelap.Maka
seseorang bisa jadi apatis terhadap hidup karena tidak berdaya oleh karena dosa. Namun Filipi
2:12-13 memberi penghiburan dan jaminan mengapa seorang Kristen perlu bertahan dalam
formasi rohani. Kita punya tanggung jawab dalam pembentukan rohani, walaupun pada
akhirnya semua bergantung pada karya Allah dalam hidup kita. Jadi, kehidupan rohani bukan
semata-mata ditentukan oleh apa yang kita lakukan. Kehidupan rohani ditentukan oleh siapa
yang kita kenal.Kita menjadi rohani karena kita menjalani kehidupan yang lebih mendalam di
dalam Kristus.
Pengajaran Yesus mengenai Formasi Rohani
Saya setuju dengan alasan mengapa belajar formasi rohani dari pengajaran Yesus yaitu
bahwa untuk memahami bagaimana kita dapat mengkomunikasikan Injil dengan baik, maka
kita perlu melihat teladan Yesus.Jika kita ingin memahami bagaimana dapat memuridkan
seorang Kristen baru, maka kita harus melihat kepada Yesus. Dan terakhir, jika kita ingin
memahami bagaimana dapat menjadi serupa dengan Yesus, maka kita harus memperlajari dan
menyelidiki kehidupan Yesus, apa yang Ia ajarkan tentang kehidupan rohani, karakter, pilihan,
dan perbuatan-Nya.7
1) Pembentukan Rohani, Firman Allah dan Ibadah
Disiplin firman Allah
Salah satu hal terbaik yang Yesus lakukan bagi kita adalah Dia tidak hanya memberi
perintah untuk melakukan ini dan itu, tetapi Yesus sendiri menjalaninya dan menunjukkan
bagaimana caranya agar kita bisa menyenangkan Bapa.Demikian pula halnya dengan formasi
rohani.Yesus menjalaninya dan menunjukkan bagaimana caranya.Yesus adalah teladan kita
yang utama.Maka Yesus adalah segalanya.Bagi penulis, mempelajari Yesus adalah seperti kita

6
Ibid, 23-24.
7
Andrew Brake. Spiritual Formation Menjadi Serupa dengan Kristus (Bandung: Kalam Hidup, 2014), 9.
berjalan dan terantuk batu, hampir jatuh, dan kadang-kadang jatuh, namun Yesus telah berdiri
di depan kita, dan siap untuk mengangkat kita.
Dalam Matius 4:1-9 Yesus menunjukkan beberapa disiplin rohani melalui pencobaan yang
di alaminya setelah Ia berpuasa empat puluh hari lamanya. Menarik karena di sini Yesus
mengajarkan untuk fokus kepada firman Tuhan.Sebagaimana hidup jasmani itu tumbuh perlu
makanan, demikian juga hidup rohani kita perlu makanan untuk bertumbuh.Dan Yesus berkata
bahwa makanan-Ku ialah melakukan kehendak Bapa yang di Sorga. Menarik ketika Yesus
dicobai oleh Iblis setelah Ia berpuasa, Yesus menjawab dengan frase “ada tertulis..”Mengapa
Yesus tidak menggunakan kata-kata para tokoh dunia, tokoh politik tetapi menggunakan firman
Allah untuk menghadapi Iblis karena keyakinan Yesus terhadap Alkitab bukan saja sebagai
firman Allah namun juga mengandung kuasa.Itulah sebabnya kitab Ibrani mencatat bahwa
firman Allah itu hidup dan kuat dan lebih tajam daripada pedang bermata dua manapun.
Jadi firman Tuhan jauh lebih penting daripada makanan, oleh karena itu kita harus
memberi perhatian yang lebih terhadap firman Tuhan.Donald Whitney menulis bahwa tidak
ada yang lebih penting daripada pemahaman Alkitab.Tiada kehidupan Kristen yang sehat tanpa
makanan rohani dari firman Tuhan.Alasannya adalah di dalam Alkitab, Allah berbicara kepada
kita tentang diri-Nya, terutama tentang Yesus Kristus, penjelmaan pribadi Allah.Dari Alkitab kita
belajar mengenal jalan dan kehendak Allah, juga mendapat petunjuk tentang bagaimana hidup
menyenangkan hati Tuhan.8Ada banyak cara untuk mempelajari firman Allah yaitu:
Mendengarkan firman Allah.Tuhan Yesus berkata dalam Lukas 11:28, “Yang berbahagia
ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya.” Mendengarkan
firman Allah bukanlah sekadar mendengar secara kebetulan atau kadang-kadang saja, tetapi
merupakan suatu disiplin rohani.Donald Whitney menulis bahwa mendengarkan firman Allah
merupakan disiplin termudah dalam bergaul dengan Allah.Mendisiplin diri untuk mendengar
firman berarti secara tetap menghadiri kebaktian.9
Selain mendengarkan firman Allah maka kita harus membacanya juga.Melalui perkataan
Yesus bahwa manusia hidup bukan dari roti saja melainkan dari setiap firman yang keluar dari

8
Donald S. Whitney. Disiplin Rohani 10 Pilar Penopang Kehidupan Kristen (Bandung: Lembaga Literatur
Baptis, 1994), 26-27.
9
Ibid, 29.
mulut Allah (Mat. 4:4), maka Yesus juga mengharapkan agar kita membaca setiap firman dari
Alkitab. Itulah sebabnya membaca Alkitab harus disiplin membaca Alkitab.Andrew Brake
memberi catatan yaitu bahwa mendengarkan dan membaca firman Allah harus diikuti dengan
mempraktikkannya. Jika tidak, firman Allah hanya akan menjadi gong yang berkumandang, dan
bukan menjadi mata air yang memberi kehidupan.10
Berinteraksi dengan firman Allah.Pekataan Yesus dalam Yohanes 15:7 menunjukkan
alasan untuk berinteraksi dengan firman Allah.Jerry Bridges sebagaimana dikutip Donald
Whitney mengatakan, “Membaca Alkitab membuat kita melihat betapa luasnya isi Alkitab,
sedangkan mempelajari Alkitab membuat kita melihat betapa dalam artinya.” 11 Dengan
mempelajari firman Allah maka kita dapat membedakan antara pengajaran yang benar dan
yang sesat.Juga supaya kita bisa mengenal Allah dengan lebih baik lagi.
Selain itu, kita perlu merenungkan firman Allah yang berarti bahwa kita menguyah
firman Alalh dan menikmatinya, sebagian demi sebagian.Itu berarti kita merenungkan
kebenaran yang tersirat di dalamnya tentang karakter Allah.Dan itu juga berarti kita berpikir
secara mendalam tentang makna setiap frase, menurut konteksnya, dan bagaimana frase itu
digunakan dalam konteks lain.12
Tidak cukup sampai disitu, kita pun harus menghafal Alkitab.Bahkan secara disiplin
menghafal firman Tuhan. Saya setuju dengan perkataan dosen di kelas bahwa mungkin akan
ada waktu di mana tidak ada lagi Alkitab tetapi jika saudara sudah hafal Alkitab, tidak ada
seorangpun yang dapat mencurinya dari saudara.Contoh terbaik yang bisa diteladani adalah
Yesus sendiri. Dengan menghafal firman Tuhan akan memberikan kekuatan rohani. Roh Kudus
akan mengingatkan kita akan ayat-ayat yang kita hafal. Ketika Yesus dicobai Iblis, maka Yesus
menangkisnya dengan firman Allah yang adalah pedang Roh dan Ia menang.
Menarik bahwa pertumbuhan rohani diukur dari berapa akrabnya kita bergaul dengan
firman Allah karena memang pertumbuhan rohani banyak dipengaruhi oleh keakraban dengan
firman Allah. Dalam doa Yesus, Yesus memohon kepada Bapa untuk menguduskan mereka

10
Andrew Brake. Spiritual Formation Menjadi Serupa dengan Kristus (Bandung: Kalam Hidup, 2014), 16.
11
Donald S. Whitney. Disiplin Rohani 10 Pilar Penopang Kehidupan Kristen (Bandung: Lembaga Literatur
Baptis, 1994), 37.
12
Andrew Brake. Spiritual Formation Menjadi Serupa dengan Kristus (Bandung: Kalam Hidup, 2014), 18.
dalam kebenaran karena firman-Mu adalah kebenaran (Yoh. 17:7). Untuk dikuduskan dalam
kebenaran maka itu akan terwujud melalui pemahaman kebenaran yaitu firman Allah.
Dengan berfokus kepada firman Allah maka kita mengizinkan Allah melalui Alkitab
membentuk kehidupan kita mengikuti pola Kristus.Yesus mengacu pada Kitab Suci ketika
sedang menghadapi pencobaan, bukan karena tindakan itu merupakan kekuatan magis.Ia
berpegang pada Kitab Suci sebagai pertahanan-Nya melawan pencobaan karena itu adalah
kebenaran dan Ia memahaminya sebagai hal yang penting. Itulah sebabnya kita pun harus
berpegang teguh pada kebenaran firman Allah untuk kebenaran, kekudusan, dan setiap prinsip
hidup kita serta mempraktikkannya di dalam Kristus.13
Disiplin Ibadah
Saya setuju dengan penjelasan dosen, mengapa disebut disiplin beribadah karena
kecenderungan kita adalah memikirkan hal lain dan bukan Tuhan dalam ibadah. Itulah
sebabnya ibadah yang benar berarti bahwa kita memfokuskan ibadah kita kepada Allah dan
hanya Allah saja.14Ada beberapa kecenderungan seseorang datang beribadah yaitu sekadar
rutinitas belaka. Kehidupan Kristen menjadi sebatas legalitas sama halnya dengan orang-orang
Farisi dan ahli Taurat. Juga, orang datang ke gereja hanya untuk menilai ibadah saja, apa yang
kurang, apa yang salah dan tidak berfokus kepada Yesus.
Menarik bahwa kehidupan rohani tidak bergantung sepenuhnya pada kehadiran di
setiap ibadah Minggu namun kehidupan rohani itu bergantung pada hubungan kita dengan
Allah dan seberapa baik kita mengikuti kehendak-Nya.Jadi untuk menjadi serupa dengan Yesus
dalam beribadah, kita harus memfokuskan diri kita kepada Allah setiap kali kita menyembah
Dia. Dijelaskan dalam kelas bahwa ibadah artinya kita mendekati Tuhan. Semakin kita dekat
dengan Tuhan, semakin kita diterangi oleh Tuhan dan semakin kita sadar akan dosa dan
semakin kita bisa dibaharui oleh Tuhan. Jika kita melihat Tuhan maka kita akan melihat kotoran
kita oleh karena terang Tuhan dan kita pun akan meminta Allah untuk menolong kita.
Jadi ada hubungan yang erat antara beribadah kepada Tuhan dengan hati yang tulus
dan mengikut Yesus dengan semua yang kita miliki.Kita menyembah Allah dengan mengikut
Yesus.Ada hubungan yang erat antara kehidupan ibadah yang sejati, murid yang menyembah,
13
Ibid, 20.
14
Ibid, 22.
dan kehidupan mengikut Yesus Kristus dengan setia. Seorang pengikut Kristus yang menaati
hukum Kristus akan menjadi penyembah Allah dengan standar tertinggi.15
2) Formasi rohani dan karakter anak-anak Kerajaan Surga
Pelajaran dari Matius 5:1-12
Oleh karena pengorbanan Yesus maka kita menjadi milik kerajaan surga yang
rohani.Maka terdapat ciri-ciri mereka yang mengikut Yesus dan hidup sesuai standar kerajaan
surga.Memiliki hati yang hancur (Mat. 5:3).Miskin di hadapan Allah adalah bentuk terdalam dari
pertobatan.Karena kerajaan surga merupakan milik mereka yang rendah hati.Oleh karena itu,
kita perlu terus menerus menjadi miskin di hadapan Allah, tidak sombong melainkan rendah
hati.
Memiliki kesedihan pribadi akibat dosa sendiri (Mat. 5:4).Dibahas dalam kelas bahwa jika
kita berdosa maka kita menyinggung kemuliaan Tuhan.Dan itu benar. Oleh karena itu orang
yang miskin dihadapan Alalh adalah orang yang rendah hati dan yang mengakui
ketidakberdayaannya untuk menyelamatkan dirinya juga adalah orang yang mampu melihat
betapa berdosanya ia di hadapan Allah.16 Oswald Sanders menguraikan dari sisi lain bahwa
sukacita yang diberikan Allah kepada jiwa yang menyesal atas dosanya merupakan sebuah
unsur lain dari kehidupan yang amat bahagia.17
Kelemahlembutan (Mat.5:5). Kelemahlembutan adalah kerinduan hati yang terkendali
untuk mendahulukan kepentingan orang lain daripada kepentingan diri sendiri. Menarik bahwa
orang yang lemah lembut mengerti bahwa dia tidak perlu untuk mencapai kebanggan dunia,
posisi, gengsi, mencari nama, atau mencari mimbar yang lebih baik. Karena ia sudah tahu
upahnya. Kita hanya perlu memenuhi panggilan kita saja.Bagian ini sangat dalam dan berkesan.
Lapar dan haus akan kebenaran (Mat. 5:6). Menarik janji Tuhan bahwa Allah memberi
kepuasan akan firman Tuhan dengan kelaparan yang lebih lapar lagi akan firman Tuhan. Oswald
Sanders menjelaskan bahwa orang yang sangat haus dan lapar akan suatu kehidupan yang

15
Ibid, 26.
16
Ibid, 34.
17
Oswald J. Sanders. Kedewasaan Rohani (Bandung: Kalam Hidup, 1962), 108.
kudus adalah orang yang harus dicemburui. Sungguh suatu kelaparan dan kehausan yang
membahagiakan.18
Belas kasih (Mat. 5:7). Belas kasih merupakan respons kasih yang muncul dari
penderitaan dan ketidakberdayaan orang lain. Ketika kita menunjukkan belas kasih kepada
orang lain, kita menerima banyak belas kasih dari Allah, yang juga memungkinkan kita berbelas
kasih lebih banyak kepada orang lain.
Hidup dalam kesucian (Mat. 5:8).Kemurnian hati merupakan kebutuhan mutlak dalam
persekutuan dengan Allah.Itulah sebabnya formasi rohani merupakan pertentangan antara
daging dan roh.Karena Yesus menghendaki kesucian yang lebih daripada kesucian lahiriah yang
hanya merupakan tradisi belaka.Ia menekankan kesucian rohani. Ini berat namun Roh Kudus
akan menolong kita.
Sebagai pembawa damai (Mat. 5:9).Pembawa damai disebut sebagai anak-anak Allah
karena sebagai pembawa damai mereka hidup sesuai dengan karakter Bapa.Itulah yang Yesus
lakukan bagi kita, mendamaikan kita dengan Allah. Maka kita pun harus menjadi perantara,
membawa orang lain ke dalam rekonsiliasi dengan Allah oleh firman Allah dan kesaksian Yesus.
Berbahagia ketika dianiaya (Mat. 5:10).Kebahagiaan ada di dalam sukacita karena dekat
dengan Kristus pada waktu pencobaan.Penjelasan dalam buku Spiritual Formation sangat
menguatkan.Kita mungkin tidak diperlakukan dengan baik karena kita menjalani kehidupan
yang saleh. Namun kita akan mewakili Allah dengan baik. Karena itulah panggilan kita, mewakili
karakter yang baru dari kewarganegaraan kita yang baru.Itulah sebabnya hidup ini berharga
untuk dijalani.19
Disiplin Kesaksian (Mat. 5:13-16)
Sebagai anggota kerajaan Allah, panggilan kita dilakukan dengan cara bertahan dan
menyerang. Bertahan maksudnya gereja dimaksudkan untukmengayomi dan melindungi
masyarakat. Gereja tidak akan pernah melaksanakan tugas ini hanya dengan berjaga-jaga, atau
berdoa saja namun gereja harus menjalani kehidupan yang kudus, yang adalah karateristik
Bapa. Selain itu, kita perlu menyerang dengan menembus kegelapan itu melalui terang
Kristus.Menarik bahwa pengudusan kita bukan untuk kita, tetapi untuk melindungi kita saat kita
18
Ibid, 110.
19
Andrew Brake. Spiritual Formation Menjadi Serupa dengan Kristus (Bandung: Kalam Hidup, 2014), 42.
diutus dalam dunia membawa berita Injil, menembus kegelapan dengan terang Kristus.20
Dengan cara menunjukkan perbuatan baik kita yang memuliakan Allah. Walaupun tugas ini
berat tetapi terang Tuhan itu harus terus bercahaya sehingga ada banyak orang, wilayah,
daerah lain lagi yang dibawa kepada Tuhan.
3) Pembentukan Rohani dan Hukum Kristus
Hal lain yang penulis dapatkan dalam kelas adalah pengertian mengenai Hukum Taurat dan
Yesus. Yesus menggenapi Hukum Taurat dan Ia memberi kasih karunia bagi kita.
Formasi rohani dan emosi (Mat. 5:21-26)
Yesus berbicara mengenai kemarahan.Ini hal yang lumrah dalam hidup kekristenan.
Namun Yesus menjelaskan bahwa kemarahan berbahaya karena marah dan pembunuhan itu
sama (ay. 21). Kemarahan menghalangi kita untuk menyembah Allah dengan benar.Itulah
sebabnya kita perlu membereskan masalah sebelum datang pada Allah.Juga kemarahan
menghalangi adanya rekonsiliasi.Dan kita harus mengalahkan kemarahan dengan
pengampunan, kasih karunia, kasih, dan kebaikan.
Formasi rohani dan hawa nafsu (Mat. 5:27-30)
Pada bagian ini Yesus mengajarkan kita untuk berkomitmen memiliki penglihatan yang
murni.Di tengah-tengah dunia yang sekarang menganggap perzinaan, percabulan, pornografi,
dan segala hal yang terkait di dalamnya sebagai hal yang biasa dan bukan dosa.Dan juga kita
perlu menghilangkan semua hambatan yang mungkin menyebabkan kita jatuh. Benar yang
dijelaskan dosen bahwa jauh lebih baik kita menghilangkan penyebab dosa dan menahan diri
dari kenikmatan karena mengetahui bahwa ada upah yang besar yang akan kita terima dari
kemurnian hidup.
Formasi rohani dan komitmen (Mat. 5:31-32)
Pada bagian ini Yesus mengajarkan tentang bagaimana komitmen dalam hubungan itu
sangat serius.Khususnya dalam hubungan pernikahan.Itulah sebabnya dikatakan pernikahan
hanya berhasil bagi mereka yang memiliki tekad yang kuat dan komitmen yang serius.Dan
itulah mengapa perceraian dilarang.
Formasi rohani dan integritas (Mat. 5:33-37)

20
Ibid, 47.
Di sini Yesus mengajarkan kita untuk bertanggungjawab dengan kata-kata sendiri.Tidak
memperdaya dengan permainan kata-kata.Tidak menipu melalui kata-kata karena Allah
berdaulat. Pada dasarnya apa yang kita katakan itulah yang kita lakukan. Dalam buku Spiritual
Formation ada saran yaitu berusaha untuk menepati janji, mengingat bahwa Allah mengetahui
maksud hati kita yang kita ucapkan, dan terakhir kita harus berhati-hati dengan kata-kata kita.
Formasi rohani dan kasih (Mat. 5:38-48)
Menarik karena Yesus mengajak kita untuk mengasihi musuh kita.Saya teringat dengan
penjelasan dosen dalam kelas, yang juga menguatkan saya dalam formasi rohani yaitu jika
bahkan musuh Yesus bisa berubah, maka setiap orang dapat bertumbuh dalam formasi
rohani.Yesus menggambarkan kasih itu sebagai kasih yang rela berkorban.
4) Pembentukan Rohani dan Disiplin Kehidupan Kristen
Yang pertama yang berkesan adalah kita mengerjakan semua disiplin rohani bukan untuk
dilihat orang melainkan agar kita semakin dekat dengan Allah.Jadi, prioritas kita adalah Yesus
dan disiplin rohani membantu kita untuk mengenal Allah dengan lebih baik.
Disiplin memberi (Mat. 6:1-4)
Yesus mengajarkan bahwa hal memberi adalah bukan tentang jumlah tetapi motivasi
dalam memberi, itulah yang penting.Yesus menekankan kerahasiaan (ay. 3) dengan maksud
bahwa sikap hati dalam memberi adalah tidak pamer diri.Namun menarik pembahasan dalam
kelas bahwa jangan pergi ke Tuhan dengan tangan kosong.Setiap orang Kristen harus menjadi
lebih dewasa dalam memberi.
Disiplin berdoa (Mat. 6:5-15)
Dalam berdoa Yesus mengajarkan bahwa doa merupakan relasi dengan-Nya. Jadi kita
tidak dapat memanjatkan doa dengan nyata tanpa memiliki hubungan dengan Yesus. Yang
menarik adalah doa menjadi disiplin rohani yang paling sulit sekaligus penting bagi orang
Kristen. Oleh sebab itu, entahkah kita merasa seperti tidak berdoa atau tidak tahu berdoa,
seharusnya kita tetap berdoa.Bagian ini sederhana namun dalam artinya bagi penulis.
Tentang menyediakan waktu untuk berdoa, saya diberkati dengan penjelasan dosen
bahwa kita harus menjadwalkan prioritas bukan memprioritaskan jadwal.
Disiplin berpuasa (Mat. 6:16-18)
Disiplin berpuasa berbicara tentang pengorbanan sebagai penyerahan diri kepada Allah.
Yesus mengajarkan kita untuk berpuasa karena puasa menunjukkan keseriusan doa kita,
menyatakan kebergantungan diri kepada Tuhan, juga untuk mencari kehendak Allah,
mengekspresikan kasih dan penyembahan kita kepada Allah. Dan menarik bagi saya adalah
puasa menunjukkan betapa sedikitnya kasih kita kepada Tuhan.Sadar atau tidak, kita mengalah
terlalu banyak pada keinginan duniawi kita.Untuk inilah puasa penting bagi seorang percaya.
Disiplin kekayaan (Mat. 6:19-24)
Disiplin kekayaan maksudnya ialah menyadari bahwa Yesus adalah harta yang terbesar
dengan melihat bahwa harta duniawi tidaklah lebih penting daripada Yesus. Juga dengan
menjaga hati kita dari keserakahan. Dan mengakui Yesus sebagai tuan kita. Disiplin kekayaan
sebenarnya menolong kita untuk selalu sadar tujuan dan maksud kita di dunia ini.Agar kita tidak
terhanyut dengan pikiran duniawi yang menuntut kepuasan.
Disiplin kepercayaan (Mat. 6: 25-34)
Disiplin kepercayaan berbicara tentang kesetiaan dan komitmen kuat untuk bertumbuh
di dalam Tuhan.Kita harus terus melatih hidup kita untuk berfokus kepada Tuhan.Karena
kecenderungan manusia adalah menjadi khawatir dengan hidupnya.Sedangkan khawatir
merupakan dosa di hadapan Allah. Itulah sebabnya ini menjadi disiplin rohani bagi orang
percaya: berfokus dengan kepercayaan yang sungguh kepada Yesus.
Disiplin tubuh
Salah satu bagian lain yang dijelaskan dalam kelas adalah disiplin tubuh.Disiplin ini juga
penting bagi umat Tuhan.Sebagaimana rohani perlu diperhatikan bukan berarti kehidupan
jasmani seseorang dibiarkan. Kehidupan rohani yang sehat akan terlihat dalam kehidupan
jasmani yang sehat pula. Seperti firman Tuhan Mazmur 127:2 secara tersirat menjelaskan
bahwa perlu untuk tidur. Jadi, tubuh perlu istirahat.
5) Pembentukan Rohani, kepercayaan dan ketaatan
Kepercayaan, ketaatan, dan menghakimi orang lain (Mat. 7:1-6)
Dalam bagian ini Yesus mengajarkan agarkita sadar akan diri sendiri bahwa kita adalah
orang yang sudah diampuni dan terbebas dari hukuman dosa oleh karena kasih karunia Allah.
Dengan cara begitu pula kita harus memandang orang di sekeliling kita yaitu tidak menghakimi
melainkan melihat mereka dengan kasih dan rindu mereka untuk merasakan kasih Tuhan juga.
Kepercayaan, ketaatan, dan ketekunan mencari (Mat. 7:7-12).
Yang menarik dalam bagian ini adalah Yesus seharusnya menjadi fokus utama dari
semua pencarian dalam hidup. Penulis mengutip dalam buku Spiritual Formation yang
menjelaskan bahwa semakin kita mencari Dia, semakin kita serupa dengan Dia. Semakin kita
serupa dengan Dia, semakin kita memperlakukan orang lain sebagaimana kita ingin
diperlakukan, karena kita ingin lebih memahami karunia Allah kepada kita.21
Disiplin ketaatan dan jalan yang sempit (Mat. 7:13-14)
Pada intinya, jalan menuju hidup itu sangat sulit.Ada banyak duri, godaan, pencobaan,
peristiwa dan keadaan yang menyusahkan.Itulah mengapa kita perlu setia meminta, mencari
dan mengetuk kepada Allah.Walaupun jalan hidup itu sulit namun itu adalah jalan yang terbaik
untuk bersama dengan Yesus.Itulah mengapa kita perlu bertahan dalam pembentukan rohani.
Disiplin ketaatan dan buah yang dihasilkan (Mat. 7:15-23)
Yesus menunjukkan bahwa hidup yang dijalani sesuai dengan kehendak Allah akan
menghasilkan buah yang baik dan merekalah yang dikenal Allah. Itulah sebabnya kita perlu
berhati-hati dengan nabi-nabi palsu.Intinya adalah relasi kita dengan Tuhan.
Disiplin ketaatan dan dasar yang kuat (Mat. 7:24-29)
Disiplin ketaatan berkaitan dengan melakukan firman Tuhan.Karena tidak cukup kita
hanya sampai di mengetahui firman Allah saja. Oleh karena itu, mengikut Allah termasuk
dengan kita taat akan firman Tuhan sehingga kita bisa membuat perbedaan dalam hidup.
Dengan demikian kita pun menjadi contoh bagi orang lain.
6) Pembentukan Rohani dan keagungan Yesus
Dalam bagian ini, penulis banyak diteguhkan untuk berjuang dan bertahan dalam
formasi rohani. Dijelaskan dalam buku bahwa salib merupakan proses pembentukan rohani
kita, yang diperlukan bagi keselamatan, dan kesembuhan. Oleh karena itu, bagi orang yang
benar-benar sadar ia berdosa dan mau bertobat akan mengerti arti kasih karunia Yesus. Dalam
pembentukan rohani jelas berhubungan dengan bagaimana kita mengubah kebiasaan yang

21
Ibid, 179.
buruk dan membiasakan hal yang baik.Di halaman 210 buku Spiritual Formation, penulis
sengaja melingkari pertanyaan, apakah kita sungguh-sungguh beriman bahwa Yesus dapat
membuang kebiasaan buruk kita?Ya, benar.Kekuatan iman bergantung perspektif iman yang
sungguh-sungguh kepada Yesus.
Pada prinsipnya, harga yang harus dibayar sama besarnya bagi semua orang Kristen:
mati terhadap kepentingan pribadi, “kematian” setiap hari yang bisa sangat menyakitkan.22
Pembentukan rohani pastinya akan sangat sulit dan menyakitkan karena kita terbiasa dalam
kehidupan yang tidak benar, terbiasa dengan hal yang jahat. Itulah sebabnya kita harus
berusaha untuk mematikan kepentingan pribadi dan sungguh mencari Allah dan kemuliaan-
Nya.

RENCANA PRIBADI UNTUK FORMASI ROHANI DAN DISIPLIN ROHANI


Mempelajari formasi rohani bagi penulis adalah seperti sedang memandang cermin dan
menilai seberapa besar bagian hidup saya di mana Tuhan dimuliakan.Bentuk-bentuk disiplin
rohani yang dijelaskan sudah dilakukan oleh penulis.Namun penulis sadar bahwa sebagiannya
dilakukan bukan sebagai sebuah disiplin.Inilah yang menjadi tantangan bagi penulis.
Disiplin firman Allah
Rencana penulis untuk disiplin ini dalam hal mendengar firman Allah adalah penulis
akan mengganti sebagian waktu untuk mendengar musik dengan mendengarkan Alkitab. Maka
waktunya bisa dilakukan sambil bekerja.Untuk pembacaan Alkitab, penulis berkomitmen untuk
melakukan pembacaan Alkitab secara teratur di malam hari.Untuk pembacaan Alkitab penulis
tidak menggunakan satu model tetapi membaca berurutan dari Kejadian-Wahyu, seperti yang
diajarkan orangtua penulis.Untuk merenungkan firman Allah setiap hari, penulis menggunakan
renungan yang dimasukkan dalam handphone.Renungan ini adalah renungan singkat untuk
pagi, siang, dan malam.Untuk perenungan secara pribadi dan interaksi firman Allah maka
penulis menyiapkan waktu di akhir minggu (Sabtu-Minggu) untuk merenungkan menyelidiki
Alkitab secara khusus.Untuk menghafal ayat Alkitab, memang penulis akui ini terhenti selama

22
Ibid, 237.
beberapa waktu. Jadi, penulis akan mulai lagi menghafal ayat satu ayat satu hari. Target
selanjutnya adalah menghafal satu perikop.
Disiplin beribadah
J. I. Packer sebagaimana dikutip oleh Pactrik Morley menuliskan bahwa penyembahan
adalah seluruh persekutuan langsung kita dengan Tuhan: seruan, pemujaan, meditasi, iman,
pujian, doa, dan penerimaan petunjuk dari firman-Nya, baik secara berjamaah atau secara
pribadi.23Jadi, beribadah termasuk seluruh tindakan kita setiap hari untuk memfokuskan hati
kita kepada Tuhan. Beribadah termasuk apa yang kita lakukan secara bersama (ibadah Minggu
rutin) dan secara pribadi (saat teduh, doa, pujian, penyembahan). Untuk saat teduh, penulis
memilih malam hari sebelum beristirahat.
Membaca buku menjadi salah satu carabagi penulis dalam disiplin beribadah. Seringkali
membaca buku membuat penulis untuk berfokus kepada Tuhan dan apa yang dimaksudkan-
Nya melalui buku yang penulis baca. Kesannya seperti berbicara langsung kepada Tuhan.Dan
dalam banyak kesempatan dengan membaca buku menaikkan gairah untuk Tuhan karena buku
tersebut menantang penulis.Tentunya hal ini disamping pembacaan Alkitab.Mengapa hal ini
sekaligus menjadi disiplin rohani karena dalam kuliah ada banyak laporan bacaan sehingga mau
tidak mau tetap harus dibaca.Jadi, pembacaan ini menolong supaya bukan hanya sekadar
dibaca saja tetapi dibaca dengan sungguh-sungguh.
Disiplin berdoa
Menarik Charles Spurgeon menuliskan bahwa sebagaimana bulan mempengaruhi
pasang surutnya air laut, demikian juga doa mempengaruhi pasang surutnya kerinduan Anda
untuk hidup menurut kemauan-Nya.24 Untuk disiplin doa, penulis membuat bahan-bahan doa
secara teratur yang didoakan setiap harinya. Jadi, ada fokus doa untuk hari itu. Selain itu,ada
juga doa-doa spontan yang didoakan hari itu. Intinya tidak hanya terpaut pada jam doa yang
ditentukan namun setiap waktu berusaha untuk selalu berkomunikasi dengan Tuhan. Berdoa
juga termasuk berdoa dengan teman yang menjadi partner doa. Selain itu, penulis biasanya
menuliskan doa-doa pada catatan. Ini sangat membantu karena di mana suara tidak bisa keluar,

23
Patrick, Morley. 12 Kebiasaan Agar Tumbuh Dalam Kristus (Malang: Gandum Mas, 2009), 69.
24
Donald S. Whitney. Disiplin Rohani 10 Pilar Penopang Kehidupan Kristen (Bandung: Lembaga Literatur
Baptis, 1994), 92.
ada tangan dan hati yang sementara menuliskan doa.Dan ini merupakan salah satu waktu
terbaik penulis.
Disiplin berpuasa
Richard Foster menuliskan bahwa lebih dari disiplin lainnya, berpuasa menyatakan hal-
hal yang menguasai kita.Ini adalah keuntungan besar bagi murid sejati yang ingin sekali diubah
menjadi serupa dengan gambar Yesus Kristus.25Untuk disiplin ini, di akhir-akhir ini menjadi
sedikit sulit bagi penulis karena kebiasaan ini terhenti untuk beberapa waktu.Namun penulis
sungguh sadar bahwa kurangnya berpuasa membuat penulis sulit mengendalikan diri terutama
soal makan.Jadi, penulis berkomitmen untuk memulainya lagi dengan puasa seminggu
sekali.Juga kedepannya satu kali sebulan untuk berpuasa penuh.Target penulis adalah
mempersiapkan waktu di mana penulis akan berpuasa makan siang. Selain itu, penulis juga
berkomitmen untuk puasa elektronik sebulan 2 kali, untuk belajar mengurangi ketergantungan
terhadap handphone.Sehingga punya banyak waktu untuk berfokus kepada Tuhan.
Disiplin memberi
Dalam buku Spiritual Formation dijelaskan bahwa pemberian yang benar dan adil
muncul dari rasa belas kasihan dan kebaikan, bukan dari keinginan untuk mencari upah
apapun. 26 Motivasi memberi bukan untuk mendapat berkat.Tetapi memberi merupakan
ungkapan syukur kepada Allah.Untuk disiplin memberi, penulis dengan teratur memberi
persepuluhan.Penulis berkomitmen untuk membantu orang lain yang membutuhkan, sesuai
keadaan dengan tuntunan Roh Kudus. Tentu saja, pemberian bukan hanya soal uang saja tetapi
hal juga yang bisa dibagikan yang membantu orang lain.
Disiplin kepercayaan, ketaatan
Dalam disiplin ketaatan, dijelaskan agar kita tidak menghakimi, dan juga tidak khawatir
melainkan berfokus kepada Yesus dengan menghasilkan buah yang baik sesuai kehendak
Allah.Maka penulis berkomitmen untuk belajar tidak menghakimi orang lain. Seringkali hal itu
alami terjadi, namun penulis akan mencoba untuk berfokus kepada Yesus baik dalam ibadah,
pekerjaan, termasuk waktu istirahat, waktu santai. Dalam ibadah, kadang penulis tergoda untuk
mulai menilai gereja dan jemaat yang ujungnya ada menghakimi juga.Selain itu, belajar untuk
25
Richard, Foster. Tertib Rohani, Sudahkah Anda Menapakinya?(Malang: Gandum Mas, 1990), 84.
26
Andrew Brake. Spiritual Formation Menjadi Serupa dengan Kristus (Bandung: Kalam Hidup, 2014), 116.
tidak khawatir.Walaupun itu adalah kecederungan manusia, tetapi penulis berkomitmen, setiap
kali khawatir maka penulis harus berdoa.Itulah sebabnya disiplin ketaatan ini akan terus dilatih.
Disiplin tubuh
Untuk disiplin tubuh, penulis memasukkannya karena ini penting bagi penulis secara
pribadi.Selain terkait dengan hal disiplin berpuasa, disiplin tubuh menunjukkan kesehatan
rohani seseorang juga. Penulis berkomitmen untuk mengatur waktu tidur dengan baik, 7 jam
sehari. Termasuk dengan waktu untuk makan.Hari Sabtu menjadi hari istirahat bagi penulis.
Satu hal yang menjadi target dalam waktu dekat adalah penulis akan mengambil waktu untuk
berolahraga. Saat ini pekerjaan dan tugas mengambil banyak waktu sehingga kurang waktu
berolahraga.Penulis sadar bahwa olahraga penting bagi kesehatan.

RENCANA FORMASI ROHANI DALAM PELAYANAN UNTUK ORANG LAIN


Allah membentuk kita menjadi serupa dengan Kristus, tetapi Ia juga membentuk kita
sedemikian rupa, sehingga dapat menjadi cocok satu sama lain. Agar dapat merefleksikan
Kristus lebih sempurna, maka relasi kita dengan sesama Kristen haruslah
dipertumbuhkan.27Oleh karena itulah dalam kelas dijelaskan bahwa formasi rohani bukanlah
dimaksudkan untuk diri sendiri saja tetapi formasi rohani juga untuk orang lain. Pertumbuhan
rohani yang sejati, yang berpolakan kehidupan Kristus, berarti mencari kebutuhan dan
kesenangan orang lain lebih daripada diri kita sendiri (Fil. 2:21-22).28
Disiplin beribadah
Donald Whitney menjelaskan bahwa Tuhan menghendaki umat-Nya secara tetap dan
teratur beribadah secara bersama-sama dalam kebaktian (Ibr. 10:25).Kekristenan bukanlah
pengasingan diri.Gereja digambarkan sebagai tubuh (I Kor 12:12), bangunan (Ef. 2:21) dan
anggota keluarga Allah (Ef. 2:19). Ada hal-hal tertentu dalam kebaktian bersama yang akan
Anda alami hanya kalau Anda berbakti bersama. Ada berkat-berkat tertentu yang Tuhan
curahkan hanya dalam ibadah bersama.29Oleh sebab itu kita harus mendisiplin diri untuk setia

27
Sinclair Ferguson. Bertumbuh dalam Anugerah (Surabaya: Momentum, 2010), 73.
28
Ibid, 82.
29
Donald S. Whitney. Disiplin Rohani 10 Pilar Penopang Kehidupan Kristen (Bandung: Lembaga Literatur
Baptis, 1994), 106.
beribadah bersama orang-orang Kristen lainnya. Andrew Brake menuliskan bahwa kadang-
kadang mudah sekali kita bersikap seperti orang Farisi dalam hal pergi ke gereja, melihat
gedung dan lupa untuk memperhatikan keperluan satu sama lain. Kita harus bersama-sama
saling mendidik dan membangun, dan kadang-kadang hal itu mungkin berarti kurang
melakukan pelayanan ibadah dan lebih banyak bersekutu yang tulus diluar konteks pertemuan
ibadah.30Untuk disiplin beribadah tentunya penulis secara teratur beribadah di gereja.Dan
beribadah di luar gereja, di tempat kerja, kampus, keluarga, dan lain-lain.Selalu berusaha
menyadari bahwa seluruh hidup ini merupakan ibadah kepada Tuhan (Rom. 12:1-2).
Disiplin berdoa
Patrick Morley menulis dalam bukunya, kita semua pernah mengalami kehidupan yang
tidak berjalan dengan baik. Jika itu terjadi maka kita harus percaya bahwa doa adalah
penggunaan waktu yang paling ampuh dan efisien.31Seringkali yang menghalangi orang berdoa
adalah terbatasnya waktu, apalagi berdoa secara kelompok. Padahal sebenarnya doa sangat
efisien. Yang penulis lakukan dalam disiplin doa bersama adalah penulis berkomitmen untuk
pertemuan belajar Alkitab setiap minggu dan juga berdoa bersama. Di sini penulis mendapat
banyak pelajaran dan juga saling menguatkan melalui berdoa bersama.Selain itu, penulis
bertemu dengan kelompok doa di kampus untuk berdoa bersama. Penulis menyadari bahwa
penulis jarang mengikuti ibadah doa di gereja karena alasan waktu. Namun, penulis akan
berusaha untuk mengikuti ibadah doa di gereja. Di mulai sebulan satu atau dua kali.Selain itu,
penulis sangat tertolong dengan memiliki partner doa dengan teman sekamar di asrama. Jadi,
penulis menjadwalkan berdoa bersama dengan mereka juga.
Disiplin pelayanan
Richard Foster menulis, tidak ada seorang pun yang bisa mendisiplinkan keinginan
daging kecuali pelayanan, dan tak ada sesuatu pun yang mengubah keinginan daging itu selain
siap melayani tanpa diperhatikan orang. 32 Untuk disiplin pelayanan, selain terlibat dalam
pelayanan gereja secara aktif dan teratur maka target penulis akan mementori satu orang dan
menolong dia bisa bertumbuh dalam formasi rohani. Sama halnya dengan penulis yang

30
Andrew Brake. Spiritual Formation Menjadi Serupa dengan Kristus (Bandung: Kalam Hidup, 2014), 26.
31
Patrick, Morley. 12 Kebiasaan Agar Tumbuh Dalam Kristus (Malang: Gandum Mas, 2009), 65.
32
Richard, Foster. Tertib Rohani, Sudahkah Anda Menapakinya?(Malang: Gandum Mas, 1990), 198.
dimentori juga.Patrick Morley juga menjelaskan bahwa pelayanan muncul ketika ada
kebutuhan untuk mengasihi sesama, maka ekspresinya tidak terbatas seperti khayalan
kita.Melayani adalah sesuatu yang lumrah seperti kebutuhan-kebutuhan praktis, hal itu harus
dipenuhi, itulah alasannya mengapa melayani harus menjadi satu disiplin dan itu harus
dipelihara.33 Jadi, sebagian besar pelayanan dilakukan ketika orang diluar gereja, apakah ia
bekerja, belajar, atau melakukan apa saja, dan tidak terfokus pada pelayanan di gereja saja.
Maka penulis selalu berusaha untuk terus peka dengan keadaan di mana seseorang mungkin
membutuhkan pelayanan.
Disiplin kesaksian
Tugas bersaksi merupakan tanggung jawab setiap orang Kristen. Itulah yang Tuhan
lakukan ketika ia melihat orang banyak, dan berkata tuaian memang banyak tetapi pekerja
sedikit (Mat. 9:37-38). Itulah sebabnya Ia memerintahkan setiap murid Kristus untuk bersaksi,
melakukan tugas penginjilan (Mat. 28:18-20). Karena penulis menghabiskan sebagian besar
waktu di kampus, maka penulis menjadi mentor untuk kelompok penginjilan yang terdiri dari
beberapa mahasiswa baru di kampus. Ini akan penulis lakukan secara teratur untuk menolong
orang belajar bersaksi sekaligus penulis juga akan bersaksi. Hal lain yang penulis lakukan adalah
membuat catatan-catatan formasi rohani. Mengapa ini termasuk dalam formasi rohani bagi
orang lain karena penulis rindu memberkati orang lain melalui tulisan juga.

PENUTUP
Saya akan mengakhiri makalah ini dengan mengutip doa yang dituliskan oleh Henry
Scougal yang diberi judul “Doa agar menjadi serupa dengan Kristus”. Selama kehidupannya,
Scougal terfokus pada tujuan untuk menolong orang lain mengenal Kristus dan memperoleh
kebahagiaan di dalam Dia. Tulisannya telah menginspirasikan banyak tokoh besar dalam sejarah
gereja.Doa ini pun menginspirasikan penulis sekaligus menjadi doa pribadi untuk tetap setia
dalam pembentukan rohani ini sampai menjadi serupa dengan Kristus. Bahkan doa ini
mendorong penulis untuk menginspirasi banyak orang lain bertumbuh dalam formasi rohani.

33
Patrick, Morley. 12 Kebiasaan Agar Tumbuh Dalam Kristus (Malang: Gandum Mas, 2009), 174.
“Bapa, Engkau sungguh mulia dan tak terbatas.Engkau adalah Pencipta seluruh
kehidupan dan Sumber segala sukacita. Tetapi kami orang berdosa hampir tidak mengenal-
Mu dan tidak tahu bagaimana cara menyenangkan hati-Mu. Kami berbicara tentang
kekristenan dan bersikap seolah-olah kami adalah orang Kristen, tetapi sangat sedikit dari
kami yang sungguh-sungguh mengetahui apa arti semua itu. Kami mudah sekali melakukan
kesalahan dan menganggap keinginan daging yang alam, serta perbuatan yang kami
lakukan karena kasih pada diri sendiri, sebagai kehidupan rohani.Sesungguhnya, hanya
anugerah-Mulah yang membuat kami layak dalam pandangan mata-Mu.Aku pantas
mendapatkan penderitaan.Aku telah berkelana begitu lama di daratan yang penuh dengan
bayangan kekudusan yang hampa dan gambaran iman yang palsu.
Aku memuji-Mu karena kasih-Mu Engkau telah membuka mataku dan mengizinkanku
untuk melihat bagaimana seharusnya aku bersikap.Aku bersukacita karena Engkau memiliki
kuasa untuk mengubah hatiku.Dan aku bersukacita karena Engkau memberikan kebenaran
pada orang-orang yang Kau pilih untuk Kau selamatkan. Sungguh indah kemurahan-Mu
yang telah mengirimkan Kristus untuk mengajarkan kepada kami melalui teladan hidup-Nya
bagaimana seharusnya kami bersikap! Oh, semoga kehidupan Yesus yang kudus selalu
tertanam dalam pikiranku sampai aku menjadi serupa dengan Dia. Biarlah aku tidak
berhenti mencari Dia sebelum kehidupan ilahi mengalir dalam jiwaku dan Kristus hidup di
dalam diriku. Amin.”34

DAFTAR PUSTAKA
Brake, Andrew. Spiritual Formation Menjadi Serupa dengan Kristus. Bandung: Kalam Hidup,
2014.

Foster, Richard. Tertib Rohani, Sudahkah Anda Menapakinya?. Malang: Gandum Mas, 1990.

Lane, Timothy S & Paul D, Tripp.Bagaimana Orang Berubah. Surabaya: Momentum, 2011.

Morley, Patrick. 12 Kebiasaan Agar Tumbuh Dalam Kristus. Malang: Gandum Mas, 2009.

Sanders, Oswald J.Kedewasaan Rohani.Bandung: Kalam Hidup, 1990.

Sinclair Ferguson. Bertumbuh dalam Anugerah. Surabaya: Momentum, 2010.

Scougal, Henry& Robert Leighton.God’s Abudant Life Hidup yang Berlimpah di dalam Allah.
Surabaya: Momentum, 2005.

34
Henry Scougal & Robert Leighton.God’s Abudant Life Hidup yang Berlimpah di dalam Allah (Surabaya:
Momentum, 2005), 30-31.
Whitney, Donald S. Disiplin Rohani 10 Pilar Penopang Kehidupan Kristen. Bandung: Lembaga
Literatur Baptis, 1994.

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai