Anda di halaman 1dari 4

IBADAT SABDA WSP – Sabtu 11 Juni 2022

I. TANDA SALIB
Semoga kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, cinta kasih Allah,
dan persekutuan Roh Kudus selalu beserta kita…

II. KATA PEMBUKA:


Kita mungkin pernah mendengar ttg “Injil Barnabas”. Injil ini
ditolak keras oleh Gereja karena menampilkan kisah yang
bertolak belakang dan bertentangan dengan iman akan YK.
Konon, Injil ini merupakan suatu karya pemalsuan oleh seorang
Kristen yang murtad menjadi Islam pada abad ke-14. Salah satu
teksnya: “Yesus berkata bahwa anjing lebih baik dari orang
yang tak bersunat” (Psl 22); bahwa Mesias itu bukan Dia, tapi
Muhammad; Yesus tidak mati disalib, tetapi Yudas yang
disalib;
Hari ini kita memperingati Santo Barnabas. Barnabas adalah
salah satu dari 72 murid yang diutus Yesus untuk melakukan
pewartaan, dengan demikian dia adalah seorang anggota jemaat
perdana di Yerusalem. Barnabas dikenal sebagai orang yang
sangat berapi-api dalam mewartakan injil. Ia adalah teman
seperjalanan Paulus dalam bermisi. Ia meninggal sebagai martir
di tanah kelahirannya yakni Siprus. 

III. DOA TOBAT


Para Konfraterku, marilah menyesali dan mengakui segala dosa,
serta memohon ampun atas segala kekurangan kita...Saya
Mengaku
P: Semoga Allah yang Maha Kuasa mengasihani kita,
mengampuni dosa kita dan menghantar kita kepada kehidupan
yang kekal….

IV. DOA PEMBUKA


Allah Bapa, keselamatan umat manusia, Engkau telah memilih
Santo Barnabas yang teguh dalam iman dan memenuhinya
dengan Roh Kudus, untuk Kau khususkan mempertobatkan
para bangsa. Semoga Injil kristus yang diwartakannya kini
dengan giat kami sebar luaskan pula dengan perkataan dan
perbuatan. Demi Yesus Kristus Putra-Mu yang hidup dan
1
berkuasa, bersama Bapa dalam persekutuan Roh Kudus, kini
dan sepanjang masa. AMIN.

V. LITURGI SABDA
Bacaan I… Mazmur… Aleluya… Injil
VI. HOMILI:

Pengalaman: Perjalanan ke Jerman transitnya di Dubai. Naik


pesawat ke Dubai sekitar 8 jam lebih-> tentang Cello yang
jawab Yes semua minuman padahal masih pagi. Mungkin dia
mau menjadi tamu yang baik di pesawat itu.
Para Konfraterku…
Hari ini Yesus mengutus para muridnya untuk bermisi: Pergilah
dan beritakanlah: Kerajaan Sorga sudah dekat. Sembuhkanlah
orang sakit; Janganlah membawa bekal, tongkat, dan lain
sebagainya. Intinya Yesus mau berpesan kepada kita soal
bagaimana cara kita membawa diri dalam bermisi. Ada yang
menarik bagi saya yakni: Apabila kamu masuk kota atau desa,
carilah di situ seorang yang layak dan tinggallah padanya
sampai kamu berangkat. Apabila kamu masuk rumah orang,
berilah salam kepada mereka… Yesus juga berbicara soal para
muridnya yang menjadi tamu di rumah orang.
Para Konfraterku…
Pada hari ini, Saya mau merefleksikan tentang bagaimana cara
kita dalam bermisi dengan membawa diri sebagai seorang
Tamu. Tak dapat dipungkiri bahwa status kita di sini adalah
tuan rumah. Akan tetapi, bagi saya kita juga sebenarnya secara
implisit memiliki dua status yakni tamu dan juga tuan rumah…
mengapa saya katakan tamu? Karena dalam bermisi kita tidak
tinggal di satu tempat selamanya. Sama halnya di sini, kita
tidak selamanya tinggal di wisma.
Maka saya mau melihat konteks kita dalam bermisi sebagai
seorang tamu.
Para Konfraterku…

2
Ada kalimat yang berbunyi seperti ini, Tamu adalah Raja.
Kadang-kadang jadi raja yang tidak tahu diri. Karena raja tadi,
Biasanya ketika kita bertamu, tuan rumah akan menawarkan
sesuatu kepada kita. Yang paling sering adalah “mau minum
apa?” Mari kita refleksikan soal ini.
1. "Mau minum apa?" kita menjawab, "Ah, tidak usah repot-
repot." Ini adalah tamu yang kurang pede. Biasanya malu-malu
tapi mau. Padahal dalam hati mau minum es teh. Nilai pertama
dalam bermisi adalah PD (yakin dengan diri)
2. "Mau minum apa?" kita menjawab, "Saya ikut saja, apapun
itu." Ini adalah tamu yang tidak punya pendirian. Dalam hal
minuman saja dia tidak punya pendirian, bagaimana hal
lainnya? (Pernah pengalaman ke Kodi dapat the yang manis
sekali) Nilai kedua adalah dalam bermisi harus memiliki
pendirian dan prinsip yang kuat.
3. "Mau minum apa?" kita menjawab, "Kopi panas, bukan
hangat, jangan terlalu manis dan jangan juga terlalu pahit" Ini
adalah tamu yang ribet. Nilai ketiga yang dapat dipetik adalah
jangan jadi misionaris yang menjadikan segala sesuatu
susah/ribet. Jangan berpikir rumit. Hal mudah dibuat sulit.
4. "Mau minum apa?" Dia menjawab, "Saya sebenarnya lapar,
jadi saya mau makan." Ini adalah tamu yang to the point. Nilai
ke empat jadi misionaris yang tekun dan serius. Apa yang
ditugaskan dijalankan secara profesional.
5. Tuan rumah bertanya, "Mau minum apa?" Dia menjawab,
“seperti biasa to bos” ini adalah tamu yang sudah akrab. Nilai
kelima adalah membangun kedekatan dan keakraban dalam
bermisi dengan siapa saja dan tidak membeda-bedakan orang.
6. Tuan rumah bertanya, "Mau minum apa?" Dia menjawab,
"Apa saja asal segelas dengan kamu." Ini adalah tamu yang
romantis, dan suka gombal, tetapi sedikit kurang ajar.” Jadi
nilai terakhir adalah dalam bermisi kita harus membawa cinta
kasih yakni Cinta Kasih Yesus Kristus.

3
Pertanyaannya: mau menjadi tamu seperti apakah kita dalam
bermisi? AMIN

VII. DOA UMAT


P: Para Konfraterku, setelah disegarkan oleh Sabda Tuhan,
marilah kita panjatkan doa-doa permohonan kepada Tuhan
Allah kita….Doa Umat
P: Demikianlah, ya Bapa, doa-doa yang kami sampaikan ke
hadirat-Mu. Semoga Engkau berkenan mengabulkannya,
dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami…
P: Marilah Kita menyatukan semua doa dan permohonan kita,
dengan doa yang diajarkan Kristus sendiri… BAPA KAMI…
VIII. DOA PENUTUP
Allah yang kekal dan kuasa, Kami kembali beryukur karena
perbuatan-Mu yang besar telah Kau nyatakan dalam hidup
Santo Barnabas. Limpahkanlah rahmat kekuatan kepada kami
agar kami mampu meneladan dia dalam panggilan kami setiap
hari. Demi Kristus Tuhan kami yang hidup dan berkuasa, kini
dan sepanjang masa. AMIN

IX. BERKAT PENUTUP


P: Para konfraterku, ibadat kita sudah selesai, marilah kita
pulang dengan damai sejati…

Anda mungkin juga menyukai