Anda di halaman 1dari 3

Nama (NIM) : Rachel Olivia Sabatini (01071210193)

Hari/Tanggal : Selasa, 6 September 2022

Tempat : UPH Tuesday Morning Chapel

Pembicara : Rev. Yohans Halim

Nats Alkitab : 2 Korintus 5:17

I. POKOK PIKIRAN KHOTBAH

Paulus mengajarkan satu aspek mengenai bagaimana hidup berpusatkan pada Kristus dalam
2 Kor 5:17. Ayat ini merujuk pada pertobatan manusia dimana ketika kita berada di dalam Kristus
maka kita akan menjadi ciptaan yang baru. Bukan hanya sekedar berbicara mengenai “mahkluk
hidup” atau “manusia” tetapi menjadi “ciptaan baru”. Jadi Paulus bukan hanya berbicara mengenai
kelahiran baru tetapi juga menjadi tatanan/ciptaan baru yang datang di dalam Kristus dengan cara
berpikir, melihat, dan bertindak yang baru. Tatanan baru ini akan menggantikan tatanan lama yang
telah dikuasai oleh dosa, daging, dan kematian.

Dalam ayat tersebut, ada satu kata dalam terjemahan Yunani dan Inggris yaitu “behold”
yang memberitahukan bahwa ini adalah hal penting yang harus kita perhatikan, melampaui sekedar
pertobaan, yaitu kita akan melihat banyak hal-hal yang baru dan ini hanya terjadi apabila kita hidup
di dalam Kristus saja.

Paulus menggunakan kata “in Christ” dalam surat-suratnya sebanyak 164 kali dengan
berbagai macam arti. Paulus menggunakan kata ini untuk menyebut orang Kristen, tetapi dari semua
itu ada arti yang terpenting dan terutama yaitu untuk menjelaskan persatuan dan kesatuan dengan
Kristus. 2 Kor 5-6 berbicara mengenai konteks persatuan dan kesatuan dengan Kristus. Konsekuensi
menjadi Kristen adalah adanya persatuan dan kesatuan dengan Kristus termasuk di dalamnya
bekerja dengan-Nya.

2 Kor 6:1 kita diingatkan untuk jangan menerima anugerah Allah dengan sia-sia, melainkan
kita dipanggil untuk menjadi rekan sekerja dengan Allah untuk menjalankan misi-Nya. 2 Kor 5
mengatakan apabila kita berada di dalam Kristus maka kita menjadi ambassador untuk Kristus. Kata
“In Christ” memiliki makna metafora yang berhubungan dengan lokasi karena kita tidak bisa
menyebut berada di dalam Kristus (literally) seperti berada dalam burungan ayam. Bukan seperti
layaknya sebuah kurungan, tetapi hidup dan berbagian dengan apa yang terjadi di dalamnya. Jadi
kata “In Christ” merujuk kepada semesta pembicaraan mengenai kehidupan orang Kristen dimana
kita menikmati dan berbagian dengan apa yang terjadi dan apa yang Kristus kerjakan.

Bersatu dalam Kristus berarti ada persekutuan dan berbagian dengan apa Kristus kerjakan
dimana hanya akan terjadi apabila kita hidup di dalam-Nya. Kita tidak bisa melakukan pekerjaan
Kristus di luar Kristus, begitu juga apabila kita berada di dalam Kristus maka kita hanya dapat bisa
melakukan pekerjaan yang Ia kehendaki.

Ada 2 pengertian penting yang ada dalam kata “In Christ”. Pertama adalah berbagi dengan
redemptive history yang berbicara tentang dipilih, dikuduskan, diangkat, dan dimuliakan (terutama
dalam bagian pembenaran dan pengudusan). Namun kita tidak tahu banyak tentang proses
pemilihan dan pemuliaan, tapi apabila kita bertobat maka kita adalah orang-orang yang dibenarkan.
Jika kita dibenarkan maka kita akan dikuduskan. Pembenaran (justification) adalah 100% pekerjaan
Tuhan tetapi itu juga menimbulkan suatu impact yaitu suatu pertobatan. Sisanya adalah pekerjaan
Roh Kudus. Pengudusan (sanctification) adalah proses hidup di dalam Kristus yang membawa kita
berpartisipasi dalam pengudusan kita dimana kita hidup berbagian dalam kematian dan kebangkitan
Kristus. Dalam kitab Efesus, itu dikatan sama seperti melepaskan manusia lama dan mengenakan
manusia yang baru. Jadi kita seseorang berada di dalam Kristus maka pekerjaan setiap harinya
adalah menanggalkan manusia lama dan terus mengenakan manusia baru. Bentuk praktikalnya
adalah bertobat dari semua dosa yang telah dilakukan. Berbicara pertobatan bukan hanya sekedar
merujuk pada pertobatan yang pertama kali tetapi pertobatan setiap hari di sepanjang hidupnya
ketika kita hidup dalam Kristus (ini sama seperti yang dituliskan oleh Martin Luther pada 1 tesis
pertama dari 95 tesisnya). Ini adalah hal yang essential karena setelah pertobatan pertama, tidak
mungkin manusia tidak melakukan dosa lagi. Pertobatan perlu ada rasa penyesalan (ini adalah aspek
penting), tetapi penyesalan bukan selalu berarti bertobat. Orang menyesal atas kesalahannya namun
tidak bertobat akan membuat orang tersebut semakin bangga akan penyesalan itu dan mungkin hal
tersebut masih dilakukan hingga saat ini. Pertobatan itu berarti turn back (beralih secara radikal)
dengan meninggalkan cara pandang / hidup yang lama dan mengikuti tatanan yang baru seperti
Zakheus yang membayar 4x lipat dari orang yang dirugikan dan memberikan 50% dari seluruh
hartanya. Jadi kesimpulannya, berada dalam Kristus berarti kita berada dalam suatu manajemen
yang baru yaitu management of Christ yang harus melakukan segala sesuatu sesuai dengan visi
misi Kristus.

Kedua adalah to be in Christ (berada di dalam tubuh Kristus). Ada suatu pandangan yang
salah dimana pertobatan dikatakan menghasilkan persekutuan pribadi yang menghasilkan individual
Christians. Hal ini karena kita tidak bisa hanya bersekutu dengan kepala tanpa bersekutu dengan
tubuh. Bersatuan (union & communion) dengan Kristus berarti tidak bisa bersekutu dengan Kristus
tanpa bersekutu dengan tubuh-Nya. John Calvin mengatakan apabila manusia memiliki kerinduan
untuk mempunyai suatu tempat di dalam Kristus maka tempat itu adalah Gereja (in Christ = in
Church). Terdapat pandangan dari beberapa bapa Gereja dari abad ke-3 yaitu (1) kita tidak bisa
memiliki Tuhan sebagai Ayahmu, kecuali memiliki Gereja sebagai Ibumu; (2) dia yang menolak
Gereja untuk menjadi ibunya akan sia-sia menginginkan Tuhan sebagai Bapanya; dan masih banyak
yang lainnya. Sola-ecclesia berarti setiap orang dipanggil dalam tubuh Kristus. Tuhan tidak pernah
memanggil umat-Nya dan memasukkan mereka ke dalam Gereja melainkan Gereja diberikan Tuhan
sebagai wadah agar umat-umat-Nya dapat bertumbuh di dalamnya. Gereja adalah satu-satunya
sarana yang Tuhan yang berikan bagi kita untuk memperoleh keselamatan. Jadi kesimpulannya,
ketika kita ingin berada dalam Kristus maka kita juga harus berada di dalam Gereja-Nya. Hormati
kepala Gereja (Kristus) dengan merawat Gereja seperti tidak datang terlambat datang ke Gereja,
tidak bercanda yang tidak diperlukan, bermain gadget (intinya jangan bermain-main dengan
Kristus).

II. REFLEKSI PRIBADI

Melalui perikop 2 Kor 5:17 saya merenungkan kembali akan apa yang telah saya lakukan dan
seringkali menyakiti hati Tuhan. Sebagai orang Kristen, saya memang setiap Sabat pergi beribadah.
Namun, terkadang ketika ada acara yang bertepatan di hari itu baik itu melalui zoom, pikiran saya
justru tidak tertuju pada peribadatan tersebut. Badan saya yang berada di sana, tetapi saya berpikir
hati saya tidak fokus mendengarkan firman Tuhan. Melalui renungan ini, saya sadar agar saya
kiranya dapat berubah menjadi ciptaan baru. Ciptaan yang memang secara fisik sama saja layaknya
manusia (darah dan daging), tetapi yang dimaksudkan disini lebih kepada ciptaan yang hidup sesuai
dengan apa yang Tuhan kehendaki (hidup di dalam tubuh Kristus). Saya sadar bahwa saya harus
hidup berdasarkan nilai-nilai baru yaitu nilai-nilai Allah sehingga tujuan hidup saya untuk
memuliakan Allah bukan untuk diri saya sendiri ataupun bagi sesama manusia yang lain. Ketika
sudah tiba hari Sabat, seringkali saya masih melakukan pekerjaan baik itu dari perkuliahan ataupun
organisasi, saya merenungkan kembali bahwa saya tidak menjadikan Kristus sebagai pusat
kehidupan saya. Ketika saya sibuk ataupun sedang stress dalam tugas ataupun materi-materi yang
sulit saya pahami, saya seringkali lupa berdoa meminta tuntunan-Nya dan sibuk berusaha dengan
kekuatan saya sendiri. Karena terlalu bergantung pada kekuatan sendiri akhirnya saya seringkali
kesal dan marah jika pekerjaan yang saya lakukan tidak sesuai dengan apa awalnya saya harapkan.
Semua hal itu otomatis hanyalah berujung pada perbuatan dosa. Dari bacaan hari ini, saya sadar
untuk harus bertobat dengan menanggalkan manusia lama beserta dengan kebiasaan-kebiasaan
buruk saya dan mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui setiap saatnya.

III. KOMITMEN PRIBADI

Dari firman Tuhan hari ini, saya diingatkan agar menjadikan Kristus (yang adalah Allah)
sebagai kunci atau pusat dalam kehidupan kerohanian saya. Pada waktu saya percaya kepada
Kristus, maka Allah akan menempatkan dan memposisikan saya di dalam Kristus. Di saat Kristus mati
dan bangkit maka orang yang percaya kepada-Nya juga akan mati dan bangkit bersama Kristus dan
menjadi ciptaan baru. Ini semua karena anugerah-Nya, hasil karya Allah di dalam Yesus Kristus yang
telah rela mati bagi saya dan semua umat-Nya. Jika saya ingin hidup dalam Kristus maka saya harus
menjadi ciptaan baru yang masuk ke dalam kehidupan teladan Kristus (menanggalkan kebiasaan
dosa dan hidup kudus), saya juga harus merubah hati/pemikiran/pengertian untuk selalu
menyerahkan apapun ke dalam tangan-Nya, merubah tingkah laku atau kepribadian saya yang lama,
bersatu/bersekutu dalam persatuan di dalam tubuh Kristus, dan mencerminkan gambar dan rupa
Allah dalam kehidupan saya sehari-hari. Saya rindu akan saya dapat mengalami pertobatan (bukan
hanya sekedar penyesalan) dengan berubah dari kebiasaan buruk saya yang lama dan lebih
bergantung kepada Tuhan baik itu dengan membaca Alkitab setiap hari, selalu bergumul meminta
pertolongan dari Tuhan agar Roh Kudus dapat selalu menuntun setiap pekerjaan saya, dan lebih
bersyukur atas apa yang telah Tuhan rencanakan dan kerjakan bagi saya.

Anda mungkin juga menyukai