Anda di halaman 1dari 8

Pengembangan Spiritualitas dan Apologetika Kristen Bagi pendidikan Kristen

Sebagai pelengkap pengabaran injil Gereja Masa kini

AYU PRANATA LIA BAYU


Institut Agama Kristen Negeri Toraja
ayupranataliabayu@gmail.com

Abstrak: Pendidikan Agama kristen Adalah pemupuk akal orang-orang percaya dan didalamnya
mencakup tentang pembentukan moral termasuk pengenalan dan penanaman tentang siapa
Yesus Kristus sebenarnya, hal ini dapat di gunakan dengan membentuk pelayanan/ pengabaran
Injil. Dalam Gereja sangat penting tentang pelayanan yang sungguh-sungguh, pelayanan yang
sungguh tentu ada proses yang harus dilalui sallah satunya adalah mampu mengenal dan
mendalami siapa Yesus Kristus dan bagaiman cara mengabarkan Injil yang sesungguhnya.
Memupuk rasa percaya diri sangat penting untuk mengembangkan cara yang baik, hal ini tentu
bersumber dari pendidikan Agama Kristen sebagai pelengkap.

Kata kunci: Spiritualitas ,Apologetika, Pendidikan Kristen , Injil.


1. Pendahuluan
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah salah satu proses yang sangat pening di dalamnya, memang tidak mudah
untuk melakukan satu perubahan bagi orang lain, namun dengan adanya Kepercayaan bahwa
tuntunan Roh Kudus memampukan para pendidik untuk melakukan tugas seberat apapun itu,
salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan adanya penanaman utama bagi remaja,
misalnya pembentukan dan pengenalan Spiritualitas mengenalkan tentang adanya Apologetika
Kristen dalam kehidupan mereka. Remaja dalam dunia sekarang sudah banyak terjerumus ke
dalam bagian dan jalan yang salah, mengunakan narkoba, meningalkan Tuhan , melakukan
kenakalan- kenakalan yang dapat merusak dirinya sendiri, masalah- masalah sepeti ini timbul
karena kurangnya pendidikan dan pengenalan baik, bagi kalangan Remaja dari sekolah,
Keluarga, Gereja, dan lain-lain. Gereja Tidak hanya sebagai gedung , sebuah bangunan yang
didalamnya umat kristen melaksanakan Ibadah kepada Allah . jika gereja dimengerti sebatas
gedung atau bangunan fisik, maka bukan saja keracunan Terminologis yang terjadi tetapi juga
distorasi teologis. Dalam berbagai masalah ehidupan umat Krisen banyak yang mengalami
permasalah dan lupa tentang ajaran-ajaran yang harusnya mereka kembangkan dalam kehidupan
beragama Kristen. Oran Kristen bukan hanya sekedar memaknai bahwa harus hiidup menghargai
dan mengajarkan.
Pendidikan Agama kristen hadir ditanggah-tenggh masyarakat untk melengkapi warga gereja,
baik dalam pembentukan moral maupun untuk memperlengkapi pengabaran injil. Spitualitas dan
Apologetika kristen adalah bagian yang sangat penting didalamnya, bagaimana seorang guru
agama kristen diharapkan mampu memperlengkapi kehidupan rohanimaupun jasmani tersebut.
salah satu pemicu kurangnya orang kristen mengenal dan mengamalkan teladan kristus yang
sesungguhnya karena mereka kurang mengenl keadaan hidup sebagai orang kristen yang
sesungguhnya. Dalam hal ini penulis mengkaji tentang bagaimana proses iman itu semakin dan
terus dikembangkan melalui pemahaman Spiritualitas dan pengenala tentang Apologetika
Kristen dalam dunia pendidikan maupun dalam pelengkap pengabaan Injil. Penulis dalam karya
ini mengunakan berbagai sumber sebagai pendukung dalam karya ini, salah satunya adalah
buku- buku dan jurnal Artikel. Dalam pendidikan kristen tidak hanya soal mengajarka isi Alkitab
saja melainkan bagaimana pendidik dapat mempraktekan segalah sesuatu untuk pengembangan
spitual dalam pengabaran injil secara meluas.

Tujuan dan manfaat


- Tujuan
Dalam Tulisan ini penulis inggin membuka dan mengetahui lebih jauh lagi tentang
pentingnya kehadiran dan pengenalan Spritualitas kristen meyakini kehadiran Yesus
Kristus dalam pengabaran injil.
- Manfaat
Manfaat Tulisan ini adalah untuk memeperkenalkan betapa pentingnya pendidikan
Agama kriten dalam melaksanakan spirtualitas dan pemahaman Apologetikka Kristen di
tengah-tengah kehidupan orang kristemn
2. Pembahasan
1. Spiritualitas Kristen
Spiritualitas dalam Alkitab adalah salah satu relasi atau hubungan yang akrab antara Tuhan
dan umat-Nya yang dinyatakan dalam Alkitab dalam bentuk narasi yang berisi
penyembahan(pujian perintah dan teladan). Spiritualitas Alkitabiah adalah rumusan atau
pedoman tentang relasi antara Tuhan dan Umat-Nya yang ditemukan dalam Alkitab dan pokok-
pokok spiritualitas itu diaplikasikan kedalam dunia. Dasar-dasar Alkitab:
- Allah yang berelasi dengan UmatNya dalam penciptaan.ini yang dimaksud intimacy(atau
intimasi)sebagai inti dari spiritualitas.kejadian 1-2 dimana Allah berkomunikasi secara
Intim dengan manusia.
- Allah mencari dan menyelamatkan manusia yang jatuh dalam dosa.ini di sebut dengan
anugerah, sehingga spiritualitas adalah salah suatu relasi syukur karena dengan Anugerah
Allah yang begitu besar dalam menyelamatkan manusia berdosa kejadian 3 adalah Allah
mencari dan menyelamatkan manusia yang berdosa.
- Spritualitas adalah berpuncak dalam seremoni penyembahan kepada Tuhan atau ibadah.
- Spiritualitas Alkitab berbicara soal disiplin dalam doa serta disiplin membcaca dan
merenungkan firman.
Dalam pendidikan maupun lingkungan luas spiritualitas kristen tidak hanya digunakan untuk
membentuk pemikiran kristen secara efisien melainkan spiritualitas kristen bertujuan
mengenal Tuhan lebih dalam lagi, memaknai tentang kehidupan kristen yang sesungguhnya.
Selain Spritualitas kristen pendukung salah satu pengabaran injil adalah adanya pemahaman
tentang Apologetika Kristen/ atau pertahanan Iman, hal inni sangat penting dan sumbernya
juga berasal dan dapat dikembangkan dalam dunia pendidikan.
Apologetika Kristen dapat didasari dari tuntutan untuk memberikan suatu Klarifikasi
dengan tujuan memberikan kejelasan mengenai Iman Kisten. Tujuan Apologetika Kristen
bukan semata-mata untuk memenangkan debat akan tetapi memproklamasikan kebenaran
firman Tuhan. 1 Apologetika dimengerti sebagai ilmu mengenai pembelaan iman Kristen
ilmu ini berusaha menjawab pernyataan sikap kaum skeptisisme yang meragukan keberadaan
Allah atau menyerang kepercayaan kepada Allah yang terdapat dalam Alkitab pembelaan ini
dapat ditunjukan kepada pemeluk agama yang lain aliran kristen yang lain warga komunitas
sendiri yang ragu-ragu atau kepada orang beriman biasa ingin mengerti bahwa iman mereka
dapat dipertanggungjawabkan.
A. Gereja,Negara, dan keprihatian sosial
Gereja bermula dari sebuah komunitas minoritas ditengah-tengah dominasi agama Yahudi
dalam kedududkan demikian tampak bahwa gereja tidak ikut campur tangan dalam urusan-
urusan sosial. Malah terdapat kesan gereja menaik diri dari urusan-urusan seperti itu dan
cenderung sibuk dengan dirinya sendiri. Maka ucapan Yesus:berlah kepada Allah apa yang
Allah unya, dan keppada kaisar apa yang kaisar punya (Ma.22:21) ucapan Rasul paulus
dalam Roma 13 terdapat juga Wahyu 13 yang mengisahkan kekuasaan sebagai binatang buas
yang keluar dari dalam laut yang selalu siap menerkam mangsanya.kedudukan sebagai
agama minoritas beubah pada tahun 31 M,ketika kaisar konstantin Agung bertobat dan
menjadi kristen. Ia berhasil memenangkan peperangan melawan Maxentius setelah memakai
‘’tanda salib ‘’. Golongan minoritas yang semulanya ramai-ramai mengikutinya. Golongan
minoritas yang semula dalam poosisi tertindas sekarang juustru berbalik menjadi penguasa.
Kaum kristen menjadi mayoritas, walaupun motivasi menjadi kristen tidak menjadi Kristen
tidaklah sungguh-sungguh karena pertobatan, melainkan karena kegairahan gerakan masa
belaka. Gereja menjadi gereja-negara .artinya,gereja dikuasai,atau paling tidak diperalat,oleh
para penguasa demi pencapaian tujuan mereka sendiri. Dalam kedudukan seperti itu
gereja,gereja tidak mungkin bersikap kritis terhadap perilaku dan tindak tanduk penguasa
negara. Gereja pada hakikatnya adalah sebuah konotasi(persekutuan) yang berasl dari Allah
sendiri. Allahlah yang mengawali pesekutuan itu. Sedangkan manusia memberi respons
terhadap praaksara Allah dengan memeberlakukan persekutuan itu di dalam dunia. Dengan
kata lain,upaya mewujudkan persekutuan adalah suatu akta pengakuan Iman.

1
Daniel Fajar Panuntun,” Misi Apologetika Kristen online di Era Derupsi,”STAKN Toraja:Jurnal Apostolos,vol 2 no 1
,(2019)
Jadi, gereja hidup dalam Zaman interim, antara Zaman kedatangan kristus yang pertama dan
yang kedua, pada akhir Zaman. Dengan demikian pada zaman pelayanan gereja empiris ini,
kepenuhan kerajaan Allah itu belum akan terwujud,sehingga kepenuhan itu senantiasa akan
merupakan sesuatu di masa depan (futurum). Gereja empiris ini tidak akan pernah menjadi
wujud kerajaan Allah itu sendiri secara penuh, tetapi Gereja menjadi ikut mendidirkan tanda-
tanda kerajaan Allah itu sendiri secara penuh, tetapi gereja menjadi dan ikut mendirikan
tanda-tanda kerajaan Allah ditengah-tengah jalanya sejarah dunia. Dari dasar ini muncul
pembahasan mengenai misi Gereja.
B. Misi Gereja Adalah Pemberian Allah
Jikalau visi gereja adalah adalah visi kerajaan Allah, maka tidaklah terlalu suka
memahami bahwa misi gereja adalah missio dei, yaitu misi pemberian Allah sendiri. Dalam
bahasa populer gerejawi, misi gereja sering disebut tugas suruhan pemberian Allah untuk
dilaksanakan oleh gereja-Nya kita sering mengenal penyebutan mengenai adanya tri-tugas
gereja.2
C. Misi Gereja dalam Masa Interim
Misi gereja untuk mendirikan tanda-tanda kerajaan Allah berupa melaksanakan tugas untuk
ikut mengusahakkan diberlakukanya kebanaran, keadilan,kasih, perdamaian,dan keutuhan
ciptaan di dalam masyarakat. Walaupun gereja tidak terjun dalam politik praktis, sebagai
lembaga keagamaan dan melalui kegiatan warganya, gereja menjalankan tugasnya sebagai terang
dan garam dunia. Diilham oleh trifungsi Kristus, yaitu sebagai nabi,imam, dan raja, maka gereja
juga menjalankan tugas kenabian, yakni memberitakan kebenaran dan keadilan,gereja juga
menjalankan tugas rajawi,yakni ikut memelihara tertib alam ciptaan,masyarakat,dan diri sendiri.
Jika lalu kehidupan gererja kacau akibat perpecahan dan perkecoan yang tak kunjung usai.
D. Implikasi Sumber Daya Manusia Kristen dengan injil
Isilah SDM berasal dari dunia industri, yang di dalamnya manusia merupakan salah satu
sumber daya, selain uang dan barang modal semisal pabrik dan mesin. Ada yang meliat
manusia,uang, dan barang modal sebagai faktor produksi yang perlu dieksploitasi. Dalam
keadaan seperti ini” harga” manusia ditentukan oleh kualitas kinerja yang bersumber dari
karakter dan kompetensi yang ada dalam dirinya. Istilah SDM berimplikasi pada kualitas dengan
standar tertentu secara umum dikatakan excellent.3 pengabaran injil dan pengaruhnya bagi
pengembangan Spiritual , Alkitab secara jelas menunjukan fakta keadaan spritual manusia
ketika hidup diluar injil. Pertama semua manusia telah berbuat dosa sehingga pasti akan
menghadapi hukuman(Rom. 3:23;6:23 setiap manusia tidak dapat menghindarinya. 4 salah satu
persoalan penting yang dihadapi gereja adalah bagaimana relasi antara injil dengan kebudayaan.
Injil disini mewakili suatu unsur ‘asli” yang merupakan sasaran injil. Dalam tipe kristus dari
kebudayaan, injil diakomodasikan ke dalam kebudayaan. Di sini kristus dilihat sebagai
2
Dr. A. A . YEWANGOE,” Iman Agama dan masyarakat”’jakarta: PT BPK Gunung Muli, 2002.
3
Pdt. Weinata sairin, “visi Gereja Memasuki Milenium Baru”,(Jakarta : PT BPK Gunung Mulia 2002). 11-22.
4
David Eko Setiawan,”Dampak Injil bagi Transformasi Spiritual dan sosial”, Jurnal teologi dan pendidikan Kristen
Kontekstual Volume 2 no 1 juni 2019 ;83-89 .
pemenuhan dari pengharan dan aspirasi pelaku budaya yang menyemprnakan iman mereka.
Tidak ada ketegangan sedikit pun antara kebudayaan yang dihidupi dan ada ketegangan sedikit
pun antara alam yang dihidupi dan kristus. Di satu pihak , mereka menginterprestasikan hal-hal
baru melalui pikiranya kemudian menyyimpulkan bahwa segala unsur yang terdapat dalam
kebudayaan mereka sangat bersesuaian dengan injil. Inti kedatangan kristus adalah keselamatan
itulah pulah inti penantian umat kristiani berupaya memberi isi kepada kehidupanya.mereka
selalu diingatkan epada masa yang akan datang saat kristus datang kembali. sifat relasional
Trinitas berarti bahwa setiap pribadi Tritunggal hadir bersama dan untuk yang lain. 5 kasihilah
Allah, Ajarlah Dunia ucapan ini kedengaranya rendah hati sekaligus Ambisius . Ajaran semua
agama mengatakan bahwa Allah harus dikasihi. Allah adalah Rahmani dan Rahimi, penuh cinta
kasih, yang tidak memperhitungkan kesalahandan dosa manusia bertobat kepada –Nya.
Demikian ucapan yang rasa otomatiskeluar dari wejangan-wejangan agama, bahkan nyaris
kehilangan bobotnya. Dapatkah manusia mengasihi Allah dalam suatu perkembangan yang cepat
tatkala proses aliensi(pengasingan) satu terhadap yang lainya merupakan ciri-ciri yang makin
menonjol. Apologetikka Kriten yang baik hendaknya adalah Apologetika yang bersumber dari
kebenaran Firman Tuhan. iman kristen dalam tiga dimensi yaitu keyakinan,hubungan yang
penuh kepercayaan dan kehidupan agape mempertimbangkan bahwa iman sebagai kegiatan
percaya, iman sebagai kegiatan mempecayakan, dallam mentalitas dan kepercayaan sering
dianggap sama .padah badah kristen keetika dipersihlahkan untuk menyatakan iman ‘Aku
percaya kepada..” iman kristen tentu saja bersumber dari pelajaran, dan penerimaan injil
kesempatan bagi kelompok untuk berjumpa dengan cerita komunikasi kristen yang berhubungan
dengan topik perhatian dan visi.
E. pengajar dalam pelayanan pendidikan Agama Kristen
Pada dasarnya Luther tidak merasa malu untuk mengakui terus terang bahwa Allah sendiri
bukan manusia adalah pengajar pokok dalam Pendidikan agama kristen.6 Usaha untuk
memperoleh suatu gambaran yang jelas dan lengkap tentang keprihatinan pedagogis gereja purba
itu agak sulit, sebab jemaat-jemaat sendii tidak mempunyai kondisi pendidikan Agama Kristen.
Meskipun begitu,kebanyakan jemaat rupanya hidup dalam suatu lingkungan luas, di mana
berbagai keprihatonan pendidikan mendapat perhatiian. Sebagian besar dari pengalaman itu
termasuk bidang sejarah gereja dan Dogmatika. Dalam mentalitas Barat, iman dan kepercayaan
sering dianggap sama. Pada ibadah kristen , ketikka dipersilalhkkan menyatak iman “Aku
percaya dari sini injil di beritakan. 7 Tujuan pendidikan Agama Kristen adalah untuk
mensponsori orang-orang kearah iman Krisyen yang dewasa sebagai realitas yang hidup. iman
kristen adalah pemberian Allah yang Anugerah-Nya menyentuh inti batiniah seseorang dan
membimbing seseorang ke arah hubungan hidup denan Allah di dalam Yesus Kristus . di sinilah
peranan Pengabaran injil dimulai, spiritual harus dikembangkan melalui moral kekristen yang
baik dan benar.

5
Yohanes Krismantyo Susanta,” Gereja sebagai Persekutuan Persahabatan Yang Terbuka Menurut Jurgen
Moltman”, VISIO DEI: Jurnal Teologi Kristen .Vol 2 no 1 juni 2020.
6
Robert R. Boehlke, P.h.D. “ sejarah perkembangan pikiran dan praktek pendidikan Agama Kristen”, Jakarta: PT
BPK Gunung Mulia 2018. 85-86
7
Thomas H. Groome,” Christian Religious Education”’ , Jakarta: Gumung Mulia, 2018 .81
Isi berita Apologetika kehendak Allalah dalam yang haus diketahui dan ditanggapi secara konkrit
pada masa kini 8pengembangan Apologetika untuk mengkomunikasikkan Kristus salah satunya
dikembangkan disebut dengan Conversation Evangelism yang merupakan bentuk
mengkomunikasikan Kristus dengan penekanan pada pr- penginjilan. 9Masa kini adalah suatu
kemungkinan bagi timbulnya pengetahuan dan cara yang baru yang harus dihargai sekaligus
dipromosikan,10pengajar pokok tidak lain daripada Allah melalui firman-Nya. Dialah yang
memprakarsai pengalaman mengajar dan belajar. Kesadaran akan praaksara Tuhan, dalam
panilan Yeremia dilambangkan demikian: “ sesungguhnya, aku mearuh perkataan –perkataanku
ke dalam mulut –mu” (Yer 1:9). Disamping Allah dan pendeta sebagai pengajar,perlu dicatat
pula peranan orang-orang lain yang diangkat serta didik jemaat dan gereja sehingga mampu
memenuhi pangilan tersebut.

8
Soleman kawangmani,” pola Apologetika Kontekstual untuk memberitakan Kabar baik kepada suku Jawa wong
cilik,” jurnal Gamaliel;Teologi Praktika Vol1 no 2, september 2019.
9
Daniel Fajar Panuntun, jimmi pindan et al.” Model Dialog Imajiner Entas- Entas Untuk Mengkomunikasikkan
Kristus kepada Masyarakat Tengger”, VISIO DEI: Jurnal Teologi Kristen , Vol 2 no .1 juni 2020.
10
Dra. Dien Sumiyatiningsih , Mengajar dengan Kreatif dan Menarik”, Yogyakarta: ANDI OFFSET, 2006. 39
Kesimpulan
Dalam gereja yang utama adalah pengabaran injil yang bermutu dari para pelayan-pelayan atau
pemberita injil yang sungguh-sungguh. Pendidikan Agama kristen adalah salah satu penunjang di
dalam pegajaran dan mengabarkan injil tersebut. spritualitas Kristen sangat penting pula
didalamnya , al ini sangat berguna untuk mengembangkan kemampusn yang benar dan dapat
timbul dari pribadi manusia, sadar atau tidak sadar tuntunan Roh kudus ada untuk setiap manusia
dalam mengembangkan setiap tugas dan talenta yang ia punya sama dengan pembahasan topik
ini, pengembangan spritual dan keyakinan tentang iman kepada Yesus Kristus perlu
dipertahankan terutama dalam mengajarkan injil yang baik dan benar yang tentunya juga
bersumber dari pendidikan Agama Kristen yang baik. Dalam karya ini penulis menyadari masih
banyak kekurangan yang timbul di dalamnya, maka dari itu penulis memohon maaf untuk setiap
hal yang timbul dengan sebesar-besarnya. Sekian dan trima kasih.

Daftar Pustaka
Panuntun, Daniel Fajar.” Misi Apologetika Kristen Online Di Era Derupsi”, STAKN Toraja:
Jurnal Apostolos , Vol 2 no 1,( 2019).
Yewangoe , A.A, Imaan Agama dan Masyarakat . Jakarta : PT BPK Gunung Mulia , 2002.
Sairin, Weinata, Visi Gereja Memasuki Milenium Baru.Jakarta: PT BPK Gunung Mulia
,2002.11-22.

Setiawan, David Eko .” Dampak Injil Bagi Transformasi spiritual Dan sosial” , Jurnal Teologi
Dan pendidikan Kristen kontekstual volume 2 no 1 juni 2019,83-89.

Susanta, Yohanes Krismantyo. “ Gereja sebagai persekutuan persahabatan yang terbuka


menurut Jurgen Moltman”,VISIO DEI: Jurnal Teologi Kristen. Vol 2 no 1 (juni 2020).

Boehlke ,R . Robert, P. H.D. Sejarah Perkembangan pikiran dan Praktek Pendidikan Agama
Kristen. Jakarta:PT BPK Gunung Mulia2018. 85-86.

Groome, Thomas H. Cristian Religious Education. Jakarta: Gunung Mulia, 2018. 81 .

Kawangmani, Soleman,” Pola Apologetika Kontekstual Untuk memberitakan kabar baik kepada
suku jawa Wong Cilik”, Jurnal Gamaliel: Teologi Praktika Vol 1 no 2, (september,2019).
Panuntun, Daniel Fajar, jimmi pindan, et al.” Model Dialog Imajiner Entas- Entas Untuk
Mengkomunikasikan Kristus Kepada Masyarakat Tengger”, VISIO DEI: Jurnal Teologi
Kristen, Vol 2 no, (1 juni 2020).
Sumyatiningsih, Dien . Mengajar dengan Kreatif dan Menarik. Yogyakarta:ANDI OFSET
,2006.39.

Anda mungkin juga menyukai