Abstrak: Pendidikan Agama kristen Adalah pemupuk akal orang-orang percaya dan didalamnya
mencakup tentang pembentukan moral termasuk pengenalan dan penanaman tentang siapa
Yesus Kristus sebenarnya, hal ini dapat di gunakan dengan membentuk pelayanan/ pengabaran
Injil. Dalam Gereja sangat penting tentang pelayanan yang sungguh-sungguh, pelayanan yang
sungguh tentu ada proses yang harus dilalui sallah satunya adalah mampu mengenal dan
mendalami siapa Yesus Kristus dan bagaiman cara mengabarkan Injil yang sesungguhnya.
Memupuk rasa percaya diri sangat penting untuk mengembangkan cara yang baik, hal ini tentu
bersumber dari pendidikan Agama Kristen sebagai pelengkap.
1
Daniel Fajar Panuntun,” Misi Apologetika Kristen online di Era Derupsi,”STAKN Toraja:Jurnal Apostolos,vol 2 no 1
,(2019)
Jadi, gereja hidup dalam Zaman interim, antara Zaman kedatangan kristus yang pertama dan
yang kedua, pada akhir Zaman. Dengan demikian pada zaman pelayanan gereja empiris ini,
kepenuhan kerajaan Allah itu belum akan terwujud,sehingga kepenuhan itu senantiasa akan
merupakan sesuatu di masa depan (futurum). Gereja empiris ini tidak akan pernah menjadi
wujud kerajaan Allah itu sendiri secara penuh, tetapi Gereja menjadi ikut mendidirkan tanda-
tanda kerajaan Allah itu sendiri secara penuh, tetapi gereja menjadi dan ikut mendirikan
tanda-tanda kerajaan Allah ditengah-tengah jalanya sejarah dunia. Dari dasar ini muncul
pembahasan mengenai misi Gereja.
B. Misi Gereja Adalah Pemberian Allah
Jikalau visi gereja adalah adalah visi kerajaan Allah, maka tidaklah terlalu suka
memahami bahwa misi gereja adalah missio dei, yaitu misi pemberian Allah sendiri. Dalam
bahasa populer gerejawi, misi gereja sering disebut tugas suruhan pemberian Allah untuk
dilaksanakan oleh gereja-Nya kita sering mengenal penyebutan mengenai adanya tri-tugas
gereja.2
C. Misi Gereja dalam Masa Interim
Misi gereja untuk mendirikan tanda-tanda kerajaan Allah berupa melaksanakan tugas untuk
ikut mengusahakkan diberlakukanya kebanaran, keadilan,kasih, perdamaian,dan keutuhan
ciptaan di dalam masyarakat. Walaupun gereja tidak terjun dalam politik praktis, sebagai
lembaga keagamaan dan melalui kegiatan warganya, gereja menjalankan tugasnya sebagai terang
dan garam dunia. Diilham oleh trifungsi Kristus, yaitu sebagai nabi,imam, dan raja, maka gereja
juga menjalankan tugas kenabian, yakni memberitakan kebenaran dan keadilan,gereja juga
menjalankan tugas rajawi,yakni ikut memelihara tertib alam ciptaan,masyarakat,dan diri sendiri.
Jika lalu kehidupan gererja kacau akibat perpecahan dan perkecoan yang tak kunjung usai.
D. Implikasi Sumber Daya Manusia Kristen dengan injil
Isilah SDM berasal dari dunia industri, yang di dalamnya manusia merupakan salah satu
sumber daya, selain uang dan barang modal semisal pabrik dan mesin. Ada yang meliat
manusia,uang, dan barang modal sebagai faktor produksi yang perlu dieksploitasi. Dalam
keadaan seperti ini” harga” manusia ditentukan oleh kualitas kinerja yang bersumber dari
karakter dan kompetensi yang ada dalam dirinya. Istilah SDM berimplikasi pada kualitas dengan
standar tertentu secara umum dikatakan excellent.3 pengabaran injil dan pengaruhnya bagi
pengembangan Spiritual , Alkitab secara jelas menunjukan fakta keadaan spritual manusia
ketika hidup diluar injil. Pertama semua manusia telah berbuat dosa sehingga pasti akan
menghadapi hukuman(Rom. 3:23;6:23 setiap manusia tidak dapat menghindarinya. 4 salah satu
persoalan penting yang dihadapi gereja adalah bagaimana relasi antara injil dengan kebudayaan.
Injil disini mewakili suatu unsur ‘asli” yang merupakan sasaran injil. Dalam tipe kristus dari
kebudayaan, injil diakomodasikan ke dalam kebudayaan. Di sini kristus dilihat sebagai
2
Dr. A. A . YEWANGOE,” Iman Agama dan masyarakat”’jakarta: PT BPK Gunung Muli, 2002.
3
Pdt. Weinata sairin, “visi Gereja Memasuki Milenium Baru”,(Jakarta : PT BPK Gunung Mulia 2002). 11-22.
4
David Eko Setiawan,”Dampak Injil bagi Transformasi Spiritual dan sosial”, Jurnal teologi dan pendidikan Kristen
Kontekstual Volume 2 no 1 juni 2019 ;83-89 .
pemenuhan dari pengharan dan aspirasi pelaku budaya yang menyemprnakan iman mereka.
Tidak ada ketegangan sedikit pun antara kebudayaan yang dihidupi dan ada ketegangan sedikit
pun antara alam yang dihidupi dan kristus. Di satu pihak , mereka menginterprestasikan hal-hal
baru melalui pikiranya kemudian menyyimpulkan bahwa segala unsur yang terdapat dalam
kebudayaan mereka sangat bersesuaian dengan injil. Inti kedatangan kristus adalah keselamatan
itulah pulah inti penantian umat kristiani berupaya memberi isi kepada kehidupanya.mereka
selalu diingatkan epada masa yang akan datang saat kristus datang kembali. sifat relasional
Trinitas berarti bahwa setiap pribadi Tritunggal hadir bersama dan untuk yang lain. 5 kasihilah
Allah, Ajarlah Dunia ucapan ini kedengaranya rendah hati sekaligus Ambisius . Ajaran semua
agama mengatakan bahwa Allah harus dikasihi. Allah adalah Rahmani dan Rahimi, penuh cinta
kasih, yang tidak memperhitungkan kesalahandan dosa manusia bertobat kepada –Nya.
Demikian ucapan yang rasa otomatiskeluar dari wejangan-wejangan agama, bahkan nyaris
kehilangan bobotnya. Dapatkah manusia mengasihi Allah dalam suatu perkembangan yang cepat
tatkala proses aliensi(pengasingan) satu terhadap yang lainya merupakan ciri-ciri yang makin
menonjol. Apologetikka Kriten yang baik hendaknya adalah Apologetika yang bersumber dari
kebenaran Firman Tuhan. iman kristen dalam tiga dimensi yaitu keyakinan,hubungan yang
penuh kepercayaan dan kehidupan agape mempertimbangkan bahwa iman sebagai kegiatan
percaya, iman sebagai kegiatan mempecayakan, dallam mentalitas dan kepercayaan sering
dianggap sama .padah badah kristen keetika dipersihlahkan untuk menyatakan iman ‘Aku
percaya kepada..” iman kristen tentu saja bersumber dari pelajaran, dan penerimaan injil
kesempatan bagi kelompok untuk berjumpa dengan cerita komunikasi kristen yang berhubungan
dengan topik perhatian dan visi.
E. pengajar dalam pelayanan pendidikan Agama Kristen
Pada dasarnya Luther tidak merasa malu untuk mengakui terus terang bahwa Allah sendiri
bukan manusia adalah pengajar pokok dalam Pendidikan agama kristen.6 Usaha untuk
memperoleh suatu gambaran yang jelas dan lengkap tentang keprihatinan pedagogis gereja purba
itu agak sulit, sebab jemaat-jemaat sendii tidak mempunyai kondisi pendidikan Agama Kristen.
Meskipun begitu,kebanyakan jemaat rupanya hidup dalam suatu lingkungan luas, di mana
berbagai keprihatonan pendidikan mendapat perhatiian. Sebagian besar dari pengalaman itu
termasuk bidang sejarah gereja dan Dogmatika. Dalam mentalitas Barat, iman dan kepercayaan
sering dianggap sama. Pada ibadah kristen , ketikka dipersilalhkkan menyatak iman “Aku
percaya dari sini injil di beritakan. 7 Tujuan pendidikan Agama Kristen adalah untuk
mensponsori orang-orang kearah iman Krisyen yang dewasa sebagai realitas yang hidup. iman
kristen adalah pemberian Allah yang Anugerah-Nya menyentuh inti batiniah seseorang dan
membimbing seseorang ke arah hubungan hidup denan Allah di dalam Yesus Kristus . di sinilah
peranan Pengabaran injil dimulai, spiritual harus dikembangkan melalui moral kekristen yang
baik dan benar.
5
Yohanes Krismantyo Susanta,” Gereja sebagai Persekutuan Persahabatan Yang Terbuka Menurut Jurgen
Moltman”, VISIO DEI: Jurnal Teologi Kristen .Vol 2 no 1 juni 2020.
6
Robert R. Boehlke, P.h.D. “ sejarah perkembangan pikiran dan praktek pendidikan Agama Kristen”, Jakarta: PT
BPK Gunung Mulia 2018. 85-86
7
Thomas H. Groome,” Christian Religious Education”’ , Jakarta: Gumung Mulia, 2018 .81
Isi berita Apologetika kehendak Allalah dalam yang haus diketahui dan ditanggapi secara konkrit
pada masa kini 8pengembangan Apologetika untuk mengkomunikasikkan Kristus salah satunya
dikembangkan disebut dengan Conversation Evangelism yang merupakan bentuk
mengkomunikasikan Kristus dengan penekanan pada pr- penginjilan. 9Masa kini adalah suatu
kemungkinan bagi timbulnya pengetahuan dan cara yang baru yang harus dihargai sekaligus
dipromosikan,10pengajar pokok tidak lain daripada Allah melalui firman-Nya. Dialah yang
memprakarsai pengalaman mengajar dan belajar. Kesadaran akan praaksara Tuhan, dalam
panilan Yeremia dilambangkan demikian: “ sesungguhnya, aku mearuh perkataan –perkataanku
ke dalam mulut –mu” (Yer 1:9). Disamping Allah dan pendeta sebagai pengajar,perlu dicatat
pula peranan orang-orang lain yang diangkat serta didik jemaat dan gereja sehingga mampu
memenuhi pangilan tersebut.
8
Soleman kawangmani,” pola Apologetika Kontekstual untuk memberitakan Kabar baik kepada suku Jawa wong
cilik,” jurnal Gamaliel;Teologi Praktika Vol1 no 2, september 2019.
9
Daniel Fajar Panuntun, jimmi pindan et al.” Model Dialog Imajiner Entas- Entas Untuk Mengkomunikasikkan
Kristus kepada Masyarakat Tengger”, VISIO DEI: Jurnal Teologi Kristen , Vol 2 no .1 juni 2020.
10
Dra. Dien Sumiyatiningsih , Mengajar dengan Kreatif dan Menarik”, Yogyakarta: ANDI OFFSET, 2006. 39
Kesimpulan
Dalam gereja yang utama adalah pengabaran injil yang bermutu dari para pelayan-pelayan atau
pemberita injil yang sungguh-sungguh. Pendidikan Agama kristen adalah salah satu penunjang di
dalam pegajaran dan mengabarkan injil tersebut. spritualitas Kristen sangat penting pula
didalamnya , al ini sangat berguna untuk mengembangkan kemampusn yang benar dan dapat
timbul dari pribadi manusia, sadar atau tidak sadar tuntunan Roh kudus ada untuk setiap manusia
dalam mengembangkan setiap tugas dan talenta yang ia punya sama dengan pembahasan topik
ini, pengembangan spritual dan keyakinan tentang iman kepada Yesus Kristus perlu
dipertahankan terutama dalam mengajarkan injil yang baik dan benar yang tentunya juga
bersumber dari pendidikan Agama Kristen yang baik. Dalam karya ini penulis menyadari masih
banyak kekurangan yang timbul di dalamnya, maka dari itu penulis memohon maaf untuk setiap
hal yang timbul dengan sebesar-besarnya. Sekian dan trima kasih.
Daftar Pustaka
Panuntun, Daniel Fajar.” Misi Apologetika Kristen Online Di Era Derupsi”, STAKN Toraja:
Jurnal Apostolos , Vol 2 no 1,( 2019).
Yewangoe , A.A, Imaan Agama dan Masyarakat . Jakarta : PT BPK Gunung Mulia , 2002.
Sairin, Weinata, Visi Gereja Memasuki Milenium Baru.Jakarta: PT BPK Gunung Mulia
,2002.11-22.
Setiawan, David Eko .” Dampak Injil Bagi Transformasi spiritual Dan sosial” , Jurnal Teologi
Dan pendidikan Kristen kontekstual volume 2 no 1 juni 2019,83-89.
Boehlke ,R . Robert, P. H.D. Sejarah Perkembangan pikiran dan Praktek Pendidikan Agama
Kristen. Jakarta:PT BPK Gunung Mulia2018. 85-86.
Kawangmani, Soleman,” Pola Apologetika Kontekstual Untuk memberitakan kabar baik kepada
suku jawa Wong Cilik”, Jurnal Gamaliel: Teologi Praktika Vol 1 no 2, (september,2019).
Panuntun, Daniel Fajar, jimmi pindan, et al.” Model Dialog Imajiner Entas- Entas Untuk
Mengkomunikasikan Kristus Kepada Masyarakat Tengger”, VISIO DEI: Jurnal Teologi
Kristen, Vol 2 no, (1 juni 2020).
Sumyatiningsih, Dien . Mengajar dengan Kreatif dan Menarik. Yogyakarta:ANDI OFSET
,2006.39.