Anda di halaman 1dari 11

1

MAKALAH GIZI DALAM PRAKTIK KEBIDANAN

KEBUTUHAN GIZI UNTUK IBU MENYUSUI

Dosen Pembimbing : Ibu Ellatyas Rahmawati, M.H.

Penyusun :

Alda Fitriani (30718001)

Luis Fernanda Putri L (30718018)

Nur Maya Handayani (30718024)

Rizky Dewi S. (30718026)

Wulan Anugraheni (30718033)

PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN


INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
2019
2

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti.
Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehar fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Promosi
Kesehatan.
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah
ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.
Demikian dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami
mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Kediri, 8 Maret 2020

Penyusun
3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang…………………………………………………………………..1
B. Rumusan Masalah………………………..……………………………………...1
C. Tujuan…………………………………………………………………………...1

BAB 2 PEMBAHASAN

A. Definisi Ilmu Gizi…………………………………………………………..


B. Definisi Menyusui
C. Prinsip Gizi Bagi Ibu Menyusui……………………………………………
D. Faktor Yang Mempengaruhi Produksi ASI
E. Pengaruh Status Gizi Pada Ibu Menyusui……………………...4
F. Contoh Menu Makanan

BAB 3 PENUTUP

Kesimpulan…………………………………………………................................8

DAFTAR PUSTAKA
4

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengertian Gizi Istilah gizi berasal dari bahasa Arab gizi yang berarti zat makanan,
dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah nutrition yang berarti bahan makanan atau zat
gizi atau sering diartikan sebagai ilmu gizi. Pengertian lebih luas bahwa gizi diartikan sebagai
proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses
pencernaan, penyerapan, transportasi, penyimpanan, metabolisme, dan pengeluaran zat gizi
untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal organ tubuh serta untuk
menghasilkan tenaga.

ASI eksklusif , merupakan nutrisi yang memiliki kualitas dan kuantitas terbaik saat
masa lompatan pertumbuhan otak pada 0 bulan hingga 6 bulan. Sementara asah terkait
dengan stimulasi pendidikan. Artinya, menyusui eksklusif merupakan stimulasi aal bagi bayi.
Ketika seorang ibu menyusui, maka ibu membelai, mengusap kepala si bayi, mengeluarkan
kata-kata yang memenuhi kebutuhan awal dari stimulasi atau pendidikan anak. Kemudian,
asih terkait dengan pertumbuhan seorang anak untuk menjadi manusia yang mencintai
sesamannya/spritualnya baik. Dengan menyusui secara dini, maka bayi pun secara dini
bersosialisasi sehingga emosionalnya lebih stabil.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan ilmu gizi ?
2. Apa yang dimaksud dengan menyusui ?
3. Apa prinsip gizi bagi ibu menyusui ?
4. Apa faktor yang mempengaruhi produksi ASI ?
5. Apa pengaruh status gizi pada ibu menyusui ?
6. Bagaimana menu untuk ibu menyusui ?

C.      Tujuan
1. Mengetahui definisi ilmu gizi
2. Mengetahui definisi menyusui
3. Mengetahui prinsip gizi bagi ibu hamil
4. Mengetahui faktor yang mempengaruhi produksi ASI
5. Mengetahui pengaruh gizi pada ibu menyusui
5

6. Mengetahui menu makanan untuk ibu menyusui


6

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Ilmu Gizi


Ilmu gizi adalah ilmu interdisipliner yang mempelajari tentang pangan, zat gizi
dan komponen pangan lainnya dalam kaitannya dengan kesehatan. Ilmu gizi membahas
segala sesuatu tentang makanan dalam hubungannya dengan kesehatan tubuh yang
optimal agar tidak mengalami penyakit gangguan gizi. Dengan demikian ilmu gizi
berkaitan dengan ilmu-ilmu lainnya seperti mikrobiologi, kimia pangan, biokimia,
agronomi, peternakan, antropologi, sosiologi, psikologi, ekonomi dan sebagainya.
B. Definisi Menyusui
Menyusui merupakan suatu proses alamiah manusia dalam mempertahankan dan
melanjutkan kelangsungan hidup keturunannya. Organ tubuh yang ada pada seorang
wanita menjadi sumber utama kehidupan untuk menghasilkan ASI yang merupakan
sumber makanan bayi yang paling penting terutama pada bulan-bulan pertama
kehidupan. Perkembangan zaman membawa perubahan bagi kehidupan manusia,
dengan bertambahnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat membuat
pengetahuan manusia mengetahui pentingnya ASI bagi kehidupan bayi.
Menyusui merupakan suatu pengetahuan yang sudah ada sejak lama yang
mempunyai peranan penting dalam mempertahankan kehidupan manusia. Menyusui
adalah cara yang optimal dalam memberikan nutrisi dan mengasuh bayi, dan dengan
penambahan makanan pelengkap pada paruh kedua tahun pertama, kebutuhan nutrisi,
imunologi, dan psikososial dapat terpenuhi hingga tahun kedua dan tahun-tahun
berikutnya.

C. Prinsip Gizi Bagi Ibu Menyusui

Pertanyaan yang sering dilontarkan pada ibu yang baru menyusui adalah
makanan apa yang harus dikonsumsi selama menyusui? Sebetulnya, makanan bagi ibu
menyusui tidak jauh berbeda dengan makan ibu sehari-hari. Yang terpenting memenuhi
diet gizi seimbang. Masa menyusui banyak menguras stamina karena harus memberikan
ASI pada malam hari. Karena itu, ibu menyusui harus makan yang cukup agar stamina
tetap terjaga. Komisi ahli FAO/WHO merekomendasikan asupan makanan selama
menyusui berkisar antara 1.800 kalori hingga 2.700 kalori.
Energi
Penambahan kalori sepanjang tiga bulan pertama pasca-partum mencapai
sebanyak 500kkal. Rekomendasi ini didasarkan pada asumsi. Bahwa sriap 100 cc ASI
7

berkemampuan memasok 67-77 kkal. Efisiensi konversi energi yang terkandung dalam
makanan menjadi energi susu sebsar rata-rata 80%, dengan kisaran 76-94%. Dari
nisninsadapat diperkirakan besaran energi yang diperlukan untuk menghasilkan 100 cc
susu, yaitu sekitar 85 kkal. rata-rata produksi ASI sehari 850 cc yang berarti
mengandung 600 kkal. Sementara itu kalori yang dihabiskan untuk menghasilkan ASI
sebanyak itu adalah 750 kkal. Jika berlangsung lebih dari 3 bulan. Dan selama itu berat
badan ideal ibu menurun, berarti jumlah kalori tambahan harus ditingkatkan.
Sesungguhnya tambahan kalori tersebut hanya sebesar 700 kkal, sementara sisanya
(sekitar 200 kkal) diambil dari cadangan indogen, yaitu timbunan lemak selama hamil.
Mengingat efisiensi konversi energi hanya 80-90%, maka energi dari makanan yang
dianjurkan (500 kkal) hanya akan menjadi energi ASI sbesarb400-500 kkal.
Untuk menghasilkan 850 cc ASI dibutuhkan 680-807 kkal (rat-rata 750 Kkal)
energi. Jika dihalam diet ditambahkan 500 Kkal, yang terkonversi hanya 400-450 Kkal,
berarti setiap hari harus dimobilisasi cadangan energi endogen sebesar 300-350 Kkal
yag setara denagn lemak 33-38 g lemak. Dengan demikian simpanan lemak selama
hamil sebanyak 4 kg atau setara dengan 36.000 Kkal akan habis setelah 105-121 hari,
atau sekitar 3,5-4 bulan. Perhitungan ini akan menguatkan pendapat bahwa dengan
pemberian ASI, berat badan ibu akan kembali normal dengan cepat dan menepis isu
bahwa menyusui bayi akan mwmbuatbisu tambun.
Mengacu pada “literatur barat” asupan energi kurang dari 2.700 Kkal sehari
menyiratkan kekurangan kalsium, manesium, seng, vitamin B6, dan folat. Namun
demikian wanita vegetarian dan mereka tak menyukai susu sebaiknya mengomsumsi
pangan lain yang diperkaya dengan vitamin D yang dilengkapi dengan suplesi ASI
(vitamin D dan B12 sebanyak 10ug dan 2,6 ug perhari.
Protein
selama menyusui membutuhkan tambahan protein diatas kebutuhan normal
sebesar 20 g perhari. Dasar ketentuan ini ialah tiap 100 cc mengandung 1,2 g protein.
Efisiensi konversi protein makanan menngandung susu hanya 70% (denagn variasi
perorangan, tentu saja).
Air susu keluar pada hari petama sesudah melahirkan (kolostrum). Mengandung
15% protein yang terdiri dari laktabumin, laktaglobulin dan kasein, yang semuanya
sangat bermamfaat untuk bayi. Sebanyak 75% dari jumlah air susu ibu (ASI) didapatkan
bayi selama lima menit pertama menyusui.
Anjuran untuk nprotein adalah 65 g/hari selama enam bulan pertama menyusui
dan 62 g/hari selama enam bulan kedua.
Vitamin dan Mineral
Vitamin A
Susu Ibu berisi 50 mg retinal/ 100 ml dan dengan perkiraan bahwa seorang ibu
akan mengeluarkan 850 ml, kelebihan zat makanan tambahan dalam makanan sebesar
400 mg dan sederajat dengan reti nal, telah dibuat oleh kebanyakan ahli.
Vitamin D
Vitamin D magnesium dan seng (zing) membantu penyerapan kalsium dan dapat
ditemukan dialam beberapa suplemen yang dikombinasikan dengan kalsium.
8

Kalsium
Nutrien adalah mineral penting untuk tulang dan berbagai organ penting tubuh.
Direkomendasikan setiap hari jumlah yang dikonsumsi 1.600 mg atau 2-4 gelas produk
susu setiap hari. Sumber kalsium terbaik yaitu produk susu termasuk yoghurt, susu,
keju, brololi, jeruk, almond, dan ikan sarden
RDA untuk kalsium selama menyusui sama seperti selama kehamilan, yaitu 1.200
mg/hari.
TABEL Kecukupan zat gizi ibu menyusui per hari

Kepadatan gizi (jumlah/1000 kalori)


Zat gizi (unit) Kecukupan yang dianjurkan tambahan
Energi (Kkal) +500 0
Protein (g) +20 40
Vitamin A (ugRE) +400 800
Vitamin D (ug) +5 10
Vitamin E (ug TE) +3 6
Vitamin D (mg) +40 80
Thiamin (mg) +0,5 1
Riboflavin (mg) +0,5 1
Niacin (mg) +5 10
Vitamin (mg) +50,5 1
Folacin (ug) +100 200
Vitamin B12 (ug) +1.0 2
Kalsium (mg) +400 800
Fosfor (mg) +400 800
Magnesium (mg) +150 300
Besi (mg) +30-60 60 – 120
Seng (mg) +10 20
Yodium (ug)) +150 100

Cukup Minum Cairan


ASI dibuat dari 87% air. Jadi tubuh memerlukan air tambahan dan jus selama
menyusui. Delapan sampai 10 gelas setiap hari merupakan jumlah yang
direkomendasikan. Penelitian menunjukkan bahwa minum cairan melebihi yang
dibutuhkan tidak akan meningkatkan suplai ASI. Jika frekuensi menyusui lebih sering
dan pengosongan payudara selalu terjadi, produksi ASI jadi lebih meningkat. Wanita
yang menyusui harus minum 50 ml/kg BB/hari ditambah dengan 800-1.000 ml untuk
menghasilkan ASI yang adekuat.

D. Faktor Yang Mempengaruhi Produksi ASI

Banyak faktor yang menyebabkan seseorang yang tidak dapat menyusui


bayi.satunya ialah karena air susu tidak keluar. Penyebab air susu tidak keluar juga tidak
sedikit, mulai dari stres mental sampai ke penyakit fisik, termasuk malnutrisi. Namun
demikian, perilaku tidak menyusui tidak segera setelah lahir (dengan catatan bahwa ibu
tidak dalam keadaan terbius dan mengidap penyakit tertentu sehingga tidak
memungkinkan untuk menyusui; serta bayi tidak menderita kelainan saluran mulut,
9

saluran nafas, atau tidak cukup bulan) terutama dikondisikan oleh “jaringan pemasaran”
susu formula, baik melalui iklan maupun memasok langsung produknya ke rumah sakit
(atau bersalin). Sekali terpengaruh dan terperangkat oleh kondisi ini jangan diharap air
susu akan dapat mengalir optimal, jika belum dapat dikatakan “tidak dapat keluar lagi.”

E. Pengaruh Status Gizi Pada Ibu Menyusui


Ibu dengan gizi baik akan memberikan ASI :

 Pada bulan peratama lebih dari 600 ml


 Meningkat menjadi 700 – 750 ml dalam bulan ke-3
 Dalam bulan ke-6 750 – 800 ml
 Kemudian menurun/berkurang
Ibu dengan gizi kurang akan memberikan ASI :

 Dalam 6 bulan peratama berkisar antara 500 – 700 ml


 Dalam 6 bulan ke2 antara 400 – 600 ml
 Dalam tahun ke-2 antara 300 – 500 ml
Yang perlu diingat ialah bahwa perbedan keadaan gizi pada ibu hanya akan
memepengaruhi kuantitas dan tidak pada kualitas ASI.
Sekresi ASI rata-rata 800 – 850 ml sehari dan mengandung kalori 60 – 65 kal,
protein 1,0 – 1,2 gram, dan lemak 2,5 – 3,5 gram setiap 100 ml nya. Komponen
komponen ini diambil dari tubuh ibu, dan harus digantikan oleh suplai dari maknan ibu
tersebut. Tambahan kebutuhan energi bagi ibu menyusui ialah 800 kalori sehari dan
tambahan kebutuhan protein sebesar 25 gram sehari, diatas kebutuhan ibu tersebut bila
tidak sedang menyusui. Sampai batas tertentu, kebutuhan anak diambil dari tubuh ibunya,
tidak menghiraukan apakah ibunya sendiri mempunyai persedian cukup atau tidak akan
zat-zat gizi tersebut. Di bawah garis batas ini, maka bila konsumsi ibu tidak mencukupi,
kadar zat-zat gizi didalam ASI akan terpengaruh oleh intake ibu tersebut, dan tampak
menurun bila ibunya mengalami defisiensi.
F. Contoh Menu
Jam 06.00 Gula 10 g (1 gls)
Susu 200 cc (1 sdm)
Nasi 200 gr (1 set. Sdk)
Daging 25 gr ( 1 ptg)
Tempe 25 gr ( 1 ptg)
Sayuran 100 gr ( 1 gls)
Minyak 10 gr ( 2 sdm)
Teh manis (gula 15 gr) (1 set. Sdm)
Jam 10.00 Teh manis gula 15 gr (1 set. Sdm)
Siang Nasi 250 gr (1 set. Gls)
Daging 25 gr (1ptg)
Tempe 25 gr ( 1 ptg)
Sayuran 100 gr (1 gls)
Minyak 12,5 gr (2 set. Sdm)
Buah 100 gr (1 buah)
Jam 16.00 Teh manis (gula 15 gr) (1 set. Sdm)
Malam Nasi 250 gr (1 set. Gls)
10

Daging 25 gr (1 ptg)
Tempe 25 gr (1ptg)
Sayuran 100 gr (1gls)
Minyak 12, 5 gr (2 set. Sdm)
Buah 100 gr (1 buah)

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Menyusui merupakan suatu proses alamiah manusia dalam mempertahankan dan
melanjutkan kelangsungan hidup keturunannya. Organ tubuh yang ada pada seorang wanita
menjadi sumber utama kehidupan untuk menghasilkan ASI yang merupakan sumber makanan
bayi yang paling penting terutama pada bulan-bulan pertama kehidupan. Perkembangan
zaman membawa perubahan bagi kehidupan manusia, dengan bertambahnya ilmu
pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat membuat pengetahuan manusia mengetahui
pentingnya ASI bagi kehidupan bayi.
ASI eksklutif , merupakan nutrisi yang memiliki kualitas dan kuantitas terbaik saat
masa lompatan pertumbuhan otak pada 0 bulan hingga 6 bulan. Sementara asah terkait
dengan stimulasi pendidikan. Artinya, menysui eksklutif merupakan stimulasi aal bagi bayi.
Ketika seorang ibu menyusui, maka ibu membelai, mengusap kepala si bayi, mengeluarkan
kata-kata yang memenuhi kebutuhan awal dari stimulasi atau pendidikan anak. Kemudian,
asih terkait dengan pertumbuhan seorang anak untuk menjadi manusia yang mencintai
sesamannya/spritualnya baik. Dengan menysui secara dini, makabayi pun secara dini
bersosialisasi sehingga emosionalnya lebih stabil.
11

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S. 2011. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama.

Adriani, Merryana. 2014. PERANAN GIZI DALAM SIKLUS KEHIDUPAN. Jakarta. Kencana

Anda mungkin juga menyukai