Anda di halaman 1dari 16

Minggu, 7 Oktober 2018

“ GRUP JAMAN NOW”

Tahun Gerajawi :
Bulan Ekumene
Bacaan Alkitab
Kejadian 11 : 1-9
Tema :
Membentuk Persekutuan
Tujuan :
1. Anak dapat menjelaskan bahwa perbedaan diciptakan oleh Tuhan.
2. Anak dapat merancang kegiatan untuk meningkatkan kerukunan di
tengah perbedaan.
3. Anak menjelaskan hambatan untuk menjaga kerukunan di tengah
perbedaan
Ayat Hafalan :
1 Korintus 12 : 25
“supaya jangan terjadi perpecahan dalam tubuh, tetapi supaya anggota-
anggota yang berbeda itu saling memperhatikan”
Lagu Tema :
Kidung Jemat no. 280 : “Aku Percaya”

PENJELASAN TEKS
1. Sebuah kisah etiologi, kisah asal usul yang menjelaskan perbedaan bahasa-bahasa dan
bangsa-bangsa. Yang kemudian dipergunakan sebagai dampak dari dosa yang
dilakukan manusia. Keterangan tentang Puncak sampai langit, menara yang sangat
tinggi. Bukanlah dosa, bukan tanda kesombongan namun adalah hal yang lumrah
sebagai bentuk pertahanan diri di sebuah kota.

2. Merupakan tambahan pembukaan dari kisah panggilan Abraham. Jika semula yang
hendak menonjolkan diri adalah sosok manusia, oleh Allah diganti dengan sosok
Abraham sebagai tokoh penerus pekerjaan Allah. Nama besar, semula yang
dimunculkan adalah manusia, kemudian diubah oleh Yahweh menjadi Abraham.
Sehingga harus dipahami bentuk kebersamaan manusia haruslah menuruti kehendak
Allah. Jika Allah campur tangan, intervensi, bukan menghukum tapi mengasihi.

3. Tokoh utama dalam kisah ini pada awalnya adalah manusia, namun kemudian
berganti menjadi tokoh Yahweh. Keinginan agar tidak tersebar, diperhadapkan dengan
usaha Yahweh yang berusaha menjaga konsep penciptaan yaitu agar manusia tersebar
(Kejadian 1:28). Disini dapat ditemukan bahwa keberadaan manusia dengan bahasa
yang berbeda-beda adalah dikehendaki oleh Allah. Semangat menjaga persatuan
dengan cara dan versi manusia, membangun kota dan menara ditanggapi Allah dengan
membangun kebersamaan versi Allah, yaitu kebersamaan yang berkarya positif,
bekerja dan memenuhi bumi. Perbedaan memang dirancang oleh Allah untuk bisa
membawa berkat dan rahmat serta memenuhi janji Allah.

4. Kisah ini bertumpu pada upaya menjaga keberlangsungan persekutuan. Namun


hendaknya harus yang membangun dan bukan yang menjerumuskan. Terlebih kisah
ini menjadi pengingat tentang manusia sebagai makhluk komunal dan sosial. Jika
hendak membangun kebersamaan dan persatuan harus yang sesuai kehendak Allah.
Hambatan membangun kerukunan adalah jika mendahulukan pemikiran versi
manusia dan tidak mengajak Allah.

5. Pada masa remaja merupakan masa untuk senang berkumpul dengan yang se-ide, se-
nasib, se-status. Remaja memiliki mental BOND, yang bisa cenderung negatif dan
ekslusifitas, merasa kelompok yang terbaik, menjadi tertutup dengan kelompok lain,
mencari aman. Sehingga harus dicari solusi yang mengarahkan kepada hal yang positif.
Banyak perkumpulan, group yang cenderung bernuansa negatif, dan menunjukkan
sikap tidak hormat kepada Allah. Harusnya diubah menjadi komunitas yang peduli.

6. Kelompok yang diikuti remaja yang ada haruslah membawa manfaat. Sehingga perlu
mencermati group, kelompok, pertemanan yang diikuti oleh remaja, apakah membawa
kebaikan, apakah memberi manfaat dan apakah berguna untuk masa depan ?
diharapkan remaja bisa membentuk antara lain kelompok belajar dan group diskusi
yang membangun diri dan kemampuannya.

7. Dari sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia ada kisah Sumpah Pemuda. Ini
merupakan perkumpulan pemuda dari banyak tempat. Membangun kelompok yang
bermanfaat. Kelompok yang memiliki ide dan pemikiran serta tujuan yang sama untuk
kemerdekaan bangsa. Dengan semboyan berbahasa satu, bisa menjadi pintu masuk
kemerdekaan Indonesia.

PERSIAPAN CERITA :
1. Macam-macam contoh kamus bahasa asing
2. Teks Sumpah Pemuda
3. Gambar kelompok belajar

LANGKAH-LANGKAH PENYAMPAIAN
Pembukaan/Pengantar/Ilustrasi
 Menyebutkan kelompok dan group yang dimiliki (WA, FB dst)
Remaja diajak mendata nama dan jumlah group di media sosial seperti WA dan FB.
 Apa yang diperoleh dan dipelajari dari group itu
Remaja diajak untuk menemukan hal positif dan “negatif” dari sejumlah group yang
diikutinya itu. Dan bagaimana menyikapinya.

Inti Penyampaian/Fokus Cerita


 Kisah tentang persatuan versi manusia dan versi Allah
Remaja diajak untuk memahami bahwa manusia selalu ingin hidup berkelompok.
Dalam kapasitasnya sebagai makhluk sosial pula, tentu ada aturan (rule) dan tujuan
yang disepakati supaya kelompok tersebut bisa tertib dan memiliki arah. Pada
kenyataannya, aturan dan tujuan yang disusun belum tentu mengarah kepada
kebaikan.
 Perbedaan bahasa sebagai sebuah rahmat
Remaja diajak untuk mengingat tentang kisah Menara Babil. Pola kesatuan kelompok
ternyata juga diwarnai dengan sisi perbedaan. Pengelompokan manusia tidaklah bisa
bersifat tunggal (homogen) namun tentunya beragam (heterogen). Dengan demikian,
kisah perbedaan bahasa menunjukkan kisah kondisi manusia adalah beragam. Dari
keragaman inilah muncul pemahaman agar sesama manusia bisa saling melengkapi.
 Menyelami upaya persatuan yang bisa dicontoh di kalangan remaja
Remaja diajak untuk memahami fenomena remaja yang senang berkelompok. Mulai
yang bernuansa baik misalnya kelompok belajar, hingga ada yang bernuansa negatif
misalnya gank motor yang tidak tertib lalu lintas.
 Hambatan menjaga persatuan
Remaja diajak untuk menilai kebersamaan dan persatuan dalam kelompok dan group
nya dilandasi dengan semangat apa. Apakah untuk kebaikan ataukah sebaliknya. Jika
terdapat perbedaan dasar dan tujuan dalam membentuk sebuah kelompok, maka
persatuannya akan sulit terbangun.

Penerapan
 Membuat data kelompok, group di media sosial yang diikuti oleh remaja.
 Mencatat manfaat yang diperoleh. Dalam hal ini remaja diajak untuk menilai
kelompok / groupnya mampu membangun iman kepercayaan kepada Yesus ataukah
tidak.

AKTIVITAS
Membentuk kelompok belajar dengan teman satu kelas. Dalam hal membentuk kelompok
tidaklah saling membeda-bedakan latar belakang agama dan suku.
Minggu, 14 Oktober 2018
“ GROW AND GLOW”

Tahun Gerajawi :
Bulan Ekumene
Bacaan Alkitab
1 Korintus 3 : 1-9
Tema :
Antar Denominasi
Tujuan :
1. Anak dapat menyebutkan nama gereja selain GKJW yang ada di
lingkungannya.
2. Anak dapat mencirikan ajaran dari beberapa gereja yang berbeda.
3. Anak dapat mencirikan sikap orang yang menghargai perbedaan.
4. Anak dapat menyebutkan hambatan dalam menghargai perbedaan
antar gereja.
Ayat Hafalan :
Mazmur 26 : 8
“TUHAN, aku cinta pada rumah kediaman-Mu dan pada tempat
kemuliaan-Mu bersemayam”
Lagu Tema :
“Ku Tak Pandang Dari Gereja Mana”
Kidung Jemaat no. 252 : “Batu Penjuru Gereja”

PENJELASAN TEKS/TAFSIR
1. Terdapat beberapa gambaran tentang proses hidup umat percaya di Korintus, yaitu :
a. Gambaran bayi, adanya ketidakdewasaan jemaat Korintus, belum mampu
menyerap makanan selain makanan bayi yang lembut.
b. Gambaran pertanian, pentingnya kerjasama dan kesatuan sebagai tugas dan tujuan
pelayan Tuhan yang menanamkan benih ajaran Yesus. Sehingga tidak perlu
dipertentangkan dan jangan dipersaingkan namun justru sebagai proses yang
berjalan simultan.
c. Gambaran bangunan, dimana Yesus sebagai pondasi yaitu dasar berdirinya
jemaat.
d. Gambaran bait Allah, keberadaan terbangunnya persekutuan dibangun oleh
jemaat Korintus secara bersama-sama.

2. Melalui ajaran Paulus, jemaat dididik untuk menemukan yang hakiki, yaitu Allah
sebagai pusat dan sebagai yang utama. Dalam hal ini, pertumbuhan dan
perkembangan persekutuan antara Apolos dan Paulus memiliki memiliki dinamika,
sejarah, proses masing-masing. Sehingga perlu saling melengkapi. Karena itu
seharusnya tidak boleh merasa sebagai yang paling hebat, semua karena Allah.
Sekaligus tidak boleh merasa sebagai gereja yang lemah dan rendah diri, semua untuk
Allah. Sebaliknya, harus mengupayakan mengembangkan persekutuan yang telah
diberikan Allah

3. Dalam sejarah gereja, adanya perpisahan antar gereja karena ada perbedaan
pandangan. Secara singkat dipaparkan sebagai berikut ini.
Pada awalnya, abad pertama, hanya ada satu macam gereja yang tidak lama kemudian
muncul perpecahan kecil. Perpecahan yang besar terjadi pada abad 11, gereja terpecah
menjadi 2, dari semula disebut katolik (umum), menjadi gereja ortodoks timur dan dan
gereja katolik roma. Gereja Katolik Roma ini kemudian juga terpecah 2 yaitu Gereja
Katolik Roma dan Gereja Protestan. Gereja Protestan sendiri kemudian juga terbagi 3
arus utama yaitu Lutheran, Calvinis dan Anglikan. Dari 3 aliran ini kemudian menjadi
beragam aliran antara lain Mennonit, Baptis, Methodis, Mormon, Adventis, Saksi
Yehova, Bala Keselamatan, Pentakosta, Kharismatik, Injili, New Age Movement dan
lain-lainnya.

4. Banyak gereja adalah sebuah anugerah, bisa lebih banyak yang melakukan panggilan
kepercayaan kepada Yesus, namun perlu dilandasi dengan kesepahaman.
Membangun kesepahaman dan tujuan bersama antar gereja untuk kemuliaan Allah.
Tidak saling mencuri domba namun saling bekerjasama saling membantu agar nama
Tuhan semakin dipermuliakan. Dalam konteks Indonesia, tentunya dikenal istilah
PSMSM (Piagam Saling Menerima dan Saling Mengakui) yang bisa menjadi
pedoman kehidupan persekutuan gereja di Indonesia. Antar gereja berusaha saling
mengakui dan saling menerima sebagai bagian dari satu tubuh yang sama.
Diharapkan juga antar gereja tidak boleh saling merusak dan melampaui wewenang,
antara lain dalam hal pelaksanaan baptisan.

5. Remaja bisa memiliki peran dalam menjaga persekutuan sesama gereja. Dalam hal
ini remaja dilatih untuk menjadi warga jemaat yang bertanggung jawab atas
pertumbuhan dan perkembangan oikumene yang ada disekitarnya.

PERSIAPAN CERITA :
Gambar sampul buku “Berbagai Aliran Gereja” (bisa mencari di google)
LANGKAH-LANGKAH PENYAMPAIAN
Pembukaan/Pengantar/Ilustrasi
 Diskusi tentang skema aliran gereja.
Remaja diajak untuk memahami bahwa ada banyak arus dan aliran gereja yang ada
di dunia. Namun dari semua aliran itu, tetaplah bersumber di kepercayaan kepada
Yesus.
 Bagaimana pengalaman perjumpaan dengan warga gereja lain.
Remaja diajak untuk saling bercerita pada saat bertemu dan sharing dengan rekannya
yang menjadi anggota gereja yang lain. Mungkin bisa pada saat pelajaran agama
Kristen di sekolah.

Inti Penyampaian/Fokus Cerita


 Menyanyi lagu “Kutak pandang dari gereja mana”.
Remaja diajak berdiskusi tentang lagu tersebut. Sekaligus mencari maknanya dalam
membangun semangat oikumene. Pada intinya para remaja dibawa kepada arah
kesadaran bahwa inti utama ajaran dari Yesus jangan tertutupi oleh pengajaran yang
bersumber dari manusia.
 Hambatan dalam hubungan oikumene
Remaja diajak untuk menuliskan hambatan dalam hubungan dengan gereja yang lain.
Misalnya faktor manusianya, faktor jarak, faktor ajaran dan faktor sarana komunikasi.

Penerapan
 Tanya jawab tentang pokok ajaran gereja :
Remaja didorong untuk berani bertanya kepada rekannya yang dari gereja lain. Agar
saling berdiskusi tentang pelaksanaan Baptisan dan Pelaksanaan Perjamuan Kudus.
Bagaimana pengalaman di masing-masing gereja, menurut cerita dari gereja lain.

AKTIVITAS
 Mapping oikumene.
Pada hal ini, remaja diminta menyiapkan kertas dan alat tulis. Kemudian
menggambarkan lokasi gedung gerejanya. Dilanjutkan memetakan lokasi antar gereja
terdekat. Kemudian mendeskripsikan dalam hal jarak, bentuk gedung gereja,
pelayanan yang dilakukan untuk remaja serta mencari kemungkinan menjalin kegiatan
yang bisa dilakukan bersama-sama.
 Perkunjungan antar gereja sehingga bisa saling tahu dan kenal pada saat perayaan hari
raya keagamaan.
Minggu, 21 Oktober 2018
“ BERSAMA SIAPA ?”

Tahun Gerajawi :
Bulan Ekumene
Bacaan Alkitab
Yohanes 4:1-23
Tema :
Antar Agama
Tujuan :
1. Anak dapat menceritakan bahwa Tuhan Yesus mencintai perbedaan.
2. Anak dapat memahami bahwa semua agama membawa misi kebaikan
untuk kehidupan bersama.
3. Anak dapat menceritakan kisah persahabatan dengan salah satu teman beda
agama.
Ayat Hafalan :
Kisah Rasul 10 : 34
“Lalu mulailah Petrus berbicara, katanya: "Sesungguhnya aku telah mengerti,
bahwa Allah tidak membedakan orang”
Lagu Tema :
KPJ 357 :”Endahing Saduluran”/KPK 319:”Endahe Saduluran”

PENJELASAN TEKS
1. Dalam sejarah kerajaan Israel, terjadi perpisahan antara Kerajaan Utara dan Kerajaan
Selatan. Bagian Samaria berada di bagian dari Kerajaan Utara, berada di antara bagian
utara Galilea. Dikisahkan pada tahun 722 SM, pasukan Asyur menyerbu Israel Utara,
dan membawa penduduknya ke pembuangan. Sementara itu di Israel Utara
ditempatkan orang asing. Yang kemudian dipandang secara bermusuhan oleh orang
Yahudi sebagai pendatang semi kafir. Antara utara dan selatan ini dibumbui dengan
semangat menjaga kemurnian bangsa dan perasaan keagungan sebagai sebuah bangsa.
Dalam hal ini Orang Yahudi menganggap Samaria sebagai sempalan. Meskipun
dianggap bukan golongan kafir dan mempunyai kepercayaan yang sama misalnya
tentang ketidaksucian yang timbul dari kuburan. Namun karena keberadaan Kuil
Gerizim, sebagai tempat yang ditetapkan Tuhan untuk mempersembahkan korban
yang berbeda dengan pemahaman Yahudi yang harusnya berada di Yerusalem.
2. Yohanes membangun setting dialog, yaitu Yesus yang tidak bersama para murid.
Melalui perjumpaan ini, ada aspek pembaharuan sikap yang diajarkan oleh Yesus.
Perempuan ini mendapatkan prioritas karena memiliki minoritas ganda yaitu
perempuan dan orang Samaria. Yesus menjangkau yang “najis” dan yang terbuang.
Perlu dicatat bahwa dalam perjumpaan ini berlangsung sebuah proses dialog. Dialog
khusus, Yesus yang orang Yahudi dan perempuan yang Samaria. Disini kita
menemukan adanya kekuatan kata yang disampaikan Yesus bisa mengubah pola pikir,
baik perempuan Samaria maupun para murid Yesus sendiri. Yohanes mencatat, Yesus
juga tinggal di wilayah Sikhem daerah Samaria. Meskipun semula pengajaran Yesus
tertuju kepada orang Israel, namun sesudah kebangkitan Yesus, para murid
diperintahkan memberitakan Injil ke orang samaria.

3. Hal menarik yang mengemuka adalah gambaran manusiawi dari Yesus yang haus dan
membutuhkan air. Kisah tentang air memang berlanjut pada topik Air hidup, ayat 14.
Bahwa air dari sumur Yakub dikalahkan oleh air yang diberikan oleh Yesus, sumber
air yang akan memancar sampai kepada hidup kekal. Namun ini juga menjadi inspirasi
pentingnya sebuah media, alat, sarana untuk mengawali sebuah perjumpaan lintas
iman. Sesungguhnya banyak cara yang bisa dipakai oleh Allah untuk menghubungi
dan menolong manusia. Yesus memahami ada yang beda dalam pemahaman hidup
dan iman yang dimiliki oleh perempuan samaria, dan pasti ada jembatan sarana
penghubung. Air sebagai media perjumpaan menyambung persaudaraan. Perbedaan
pandangan harus berproses untuk menemukan keselarasan. Dengan saling berbicara
dan dialog, antara “dia” dengan “lo” dan “gue”
4. Dalam sejarah GKJW, ada juga istilah Ngulati Toya Wening, pencarian air suci yang
menjadi pralambang dalam memahami proses pencarian inti kehidupan. Demikian juga
kisah Bima dan Dewa Ruci dalam tradisi Jawa. Bahwa remaja perlu dilatih untuk
belajar menemukan jati dirinya sebagai manusia ciptaan Allah.

5. Situasi kemajemukan agama di Indonesia saat ini sering dibenturkan dengan


pemahaman sifat inklusif dan eksklusif. Dimunculkan garis pemisah. Antara lain
dengan istilah SARA, (suku, agama, ras, antar golongan) dan RAISA, (ras, intoleransi,
suku, antar agama). Situasi ini harus disadari remaja dan disikapi dengan bijak. Tahap
remaja dan pemuda (usia 12-25 tahun) merupakan masa puncak sikap kritis dan
pembentukan sikap. Bentuk sikap yang menonjol adalah saling membandingkan.
Apakah perbedaan agama A dari agama B ? oleh karena itu remaja perlu dilatih bisa
memiliki cara untuk menghargai kemajemukan antara lain kerja bakti bersama dan aksi
sosial lintas agama.

PERSIAPAN CERITA :
Silahkan pamong menyiapkan :
1. Air bening.
2. Tulisan Bhineka Tunggal Ika.

LANGKAH-LANGKAH PENYAMPAIAN
Pembukaan/Pengantar/Ilustrasi
 Perbedaan di Indonesia, memahami Bhineka Tunggal Ika
Remaja diajak untuk mengenal dan memahami arti dari Bhineka Tunggal Ika dan
bagaimana penilaian mereka atas kalimat tersebut dalam situasi di lingkungannya
masing-masing.
 Mengenal istilah RAISA
Remaja diajak untuk mengetahui ada bermacam-macam cara agar ada perpecahan dan
kerukunan menjadi rusak. Istilah RAISA diperkenalkan dan remaja diajak menilai
apakah ada potensi perpecahan karena Ras, Agama, Intoleransi, Suku dan Antar
golongan di lingkungannya masing-masing.
Inti Penyampaian/Fokus Cerita
 Menceritakan Yesus yang mengasihi Perempuan Samaria, meskipun berbeda tetap didekati
Remaja diajak untuk membaca Kisah Perempuan Samaria. Meskipun berbeda dengan
bangsa Yahudi namun tetap dihormati. Terlebih sebagai sesama manusia juga memiliki
kerinduan untuk memperbaiki kehidupannya. Tidak pandang berlatar belakang seperti
apa, namun pasti senantiasa ingin memiliki kehidupan yang semakin baik.
Disimbolkan dengan kisah Mencari Air Bening (Toya Wening)

Penerapan
 Situasi remaja dalam konteks perbedaan di Indonesia
Remaja diajak menilai relasi dengan rekan sebaya yang berbeda RAISA, apakah sudah
sesuai sikap Yesus ? apakah sudah saling menghormati ?

AKTIVITAS
 Merancang media perjumpaan antar iman, antar agama diantara sesama remaja.
Misalnya menjadwal acara perkunjungan ke komunitas agama lainnya yang berada di
sekitar tempat tinggal masing-masing.
Untuk acara ini hendaknya dirancang dengan matang dan hendaknya dilandasi
semangat menjaga kebersamaan sebagai sesama remaja yang hidup dan tinggal di
Indonesia.
Minggu, 28 Oktober 2018
“ MEMBEBASKAN ”

Tahun Gerajawi :
Bulan Ekumene
Bacaan Alkitab :
Imamat 25 : 1-8
Tema :
Semua Ciptaan
Tujuan :
1. Anak dapat menceritakan bahwa Tuhan mengajarkan manusia untuk
berbagi dengan semua ciptaan.
2. Anak dapat menjelaskan cara menghargai tumbuhan dan hewan.
3. Anak dapat menjelaskan mengapa manusia harus menghargai hewan
dan tumbuhan.
Ayat Hafalan :
Kejadian 1 : 31
“Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. Jadilah
petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam”
Lagu Tema :
Kidung Jemaat no. 60 : “Hai Makhluk Alam Semesta”

PENJELASAN TEKS
1. Istilah Sabat (perhentian) dimaknai diadakan oleh dan untuk Tuhan. Sabat tidak hanya
memiliki dimensi rohani manusia namun mencakup seluruh ciptaan. Termasuk juga
tanah, haruslah diistirahatkan, karena tanah juga harus dikuduskan untuk Allah.
Manusia bukan satu-satunya pemilik tanah dan bukan pemilik selama-lamanya.
Manusia memiliki tanah dalam kepercayaan dibawah Tuhan. Ini memberikan
gambaran dan ingatan kepada orang Israel yang pernah tidak memiliki apa-apa saat
menjadi budak di Gosyen, Mesir.

2. Tahun sabat (tahun perhentian). Sesudah masa tanam selama 6 tahun, tanah dibiarkan
tidak ditanami selama 1 tahun. Tanah juga perlu istirahat. Tanaman yang tumbuh
dengan sendirinya, menjadi hak bagi orang miskin. Untuk menenangkan orang Israel
yang kuatir kebutuhan pangan selama tahun sabat, maka pada tahun yang ke 6 tersebut,
Tuhan menjanjikan hasil panen yang cukup untuk 3 tahun.

3. Tahun yobel (tahun dari Nafiri kambing). Adalah puncak Tahun Sabat, jatuh pada
tahun yang ke 50. Yobel, berasal dari kata “Yovel” artinya domba jantan,
menggambarkan terompet/nafiri dari tanduk domba jantan. Pada Hari pendamaian
dan tahun kebebasan segala hal (Yer 34:8), maka nafiri dibunyikan untuk memanggil
umat ke pertemuan kudus. Bangsa Israel diingatkan bahwa manusia tidak memiliki apa
saja secara mutlak. Pemilik yang mutlak adalah Allah. Tidak ada orang yang memiliki
orang sebagai budak. Kemerdekaan harus dirasakan semua orang.

4. Remaja diajak untuk memahami dalam setiap hal yang tampaknya biasa saja, juga
memiliki hal yang bersifat religius. Seperti kisah tanah dalam Alkitab. Selanjutnya, hal
yang terjadi disekitar kita contohnya peringatan Hari Sumpah Pemuda juga memiliki
dimensi religius yaitu semangat pembebasan. Peristiwa Sumpah Pemuda tahun 1928
diawali dengan kesadaran adanya sebuah keadaan yang salah dalam kehidupan sebagai
sebuah bangsa, yang seharusnya merdeka namun malah dijajah. Semangat yang
ditumbuhkan adalah pembebasan dan menghargai kehidupan yang harusnya merdeka
dan tidak diperbudak. Dalam hal ini remaja belajar tentang konsep rekonsiliasi, tidak
melakukan konsep homo homini lupus (manusia adalah serigala bagi manusia lainnya,
yang saling memangsa) namun menumbuhkan pemahaman tentang JPIC (Justice,
Peace and Integrity of Creation) yaitu semangat menumbuhkan kesejahteraan untuk
semua pihak.

5. Dalam suasana oikumene dimana semua ciptaan Allah berada di bumi/dunia yang
sama, maka antar ciptaan haruslah saling berbaik dan bersinergi. Pada buku berjudul
Dunia Di Ambang Kepunahan, tulisan Antony Milne dituliskan “sejarah menunjukkan
bahwa awal menurunnya peradaban adalah gangguan iklim. Bangsa-bangsa seluruhnya terjepit
oleh gerakan penekan udara dingin dari utara dan perluasan gurun pasir ke selatan, atau jika
mereka tinggal di pantai mereka harus melarikan diri dari gelombang pasang yang terus bergerak
cepat”. Generasi sekarang menghadapi ancaman yang sama. Oleh karena itu perlu
ditumbuhkan rasa rumangsa handarbeni atas bumi ciptaan Allah. Menjaga bumi dan
segala isinya bersama-sama. Jika perlu, dengan cara menyerukan moratorium, yaitu
mengajak jeda, berhenti dan mengistirahatkan alam dari segala macam bentuk
eksploitasi.

PERSIAPAN CERITA :
Silahkan pamong untuk mempersiapkan :
 Gambar kerusakan alam.
 Gambar perbudakan manusia, trafficking
 Tulisan Sumpah Pemuda
LANGKAH-LANGKAH PENYAMPAIAN
Pembukaan/Pengantar/Ilustrasi
 Dampak kerusakan alam kepada manusia
Remaja diajak untuk menyebutkan penyebab dan akibat kerusakan alam. Misalnya
dari peristiwa penggundulan hutan dan atau pembuangan sampah yang sembarangan.

Inti Penyampaian/Fokus Cerita


 Ajakan pembebasan terhadap situasi alam yang menderita
Remaja diajak untuk memberikan solusi terhadap situasi alam yang mulai banyak
mengalami kerusakan. Diberikan istilah moratorium (jeda, istirahat, berhenti, sabat)
dalam pengolahan alam supaya alam bisa tetap terpelihara.

 Upaya sejak jaman Israel, inisiatif dan perintah Allah tentang Tahun Sabat dan Yobel.
Remaja diajak untuk mengenal istilah Sabat, Tahun Sabat dan Tahun Yobel. Dengan
menekankan sikap memberikan pembebasan kepada alam, hewan dan tumbuhan
khususnya tanah yang di eksploitasi besar-besaran hingga mengalami kerusakan.

Penerapan
 Menghargai ciptaan, khususnya tanah adalah bentuk menghargai Pencipta
Remaja diajak merancang sebuah kegiatan dalam hal memelihara dan mengolah tanah
dengan baik. Misalnya membuat kompos supaya tanah menjadi subur, dan menata
tanah yang rawan longsor dibuat menjadi terasering.

AKTIVITAS
 Remaja menuliskan kalimat dari Sumpah Pemuda dengan menebalkan kata “tanah air”
sebagai kesadaran bahwa remaja berada di tanah yang sama di negara Indonesia.
 Berkaitan dengan tema oikumene (berada di bumi yang sama), remaja diajak untuk
membuat data keadaan dan kerusakan tanah serta rawan bencana di lingkungan gereja
yang ada di sekitar tempat tinggalnya.

BAHASA JAWA

TATA CARA PARING PIWUCAL DHATENG PARA LARE.

KAIMAMAN 25 : 1-8
Kanggo katrangan, sageda mirsani wonten ing bahan Basa Indonesia.

Pambuka
Ayo para kanca,
Saiki sampeyan crita ing bab alam dalah sakisine. Upamane ing papan kang cedhak karo
omahe sampeyan. Apa isih ketok apik, resik, edi peni ?
Coba sampeyan tulis kahanan wit-witan kang tuwuh, apa tansah subur ? Lan iku isa subur
amarga pupuk kimia apa amarga pupuk alami ?
Saiki sampeyan rasakake apa akibate upama alam dalah sak isine rusak, amarga larahan
kang dibuwang sak enggon-enggon, utawa amarga wit ing alas kang ditebang kanthi
sembarangan. Mesthi kabeh isa dadi rusak.

Jejer Carita
Upama ing sak kiwa tengen sampeyan ana kahanan alam kang rusak, banjur apa yang
arep sampeyan lakoni ?
Mung meneng utawa banjur melu tumandang supaya alam kang rusak isa cepet pulih. ?
apa sampeyan gelem ngelikake kanca sampeyan upama ana kang buwang sampah
sakenggpn-enggon ?
Ana istilah anyar, yaiku MORATORIUM. Kang ateges “leren” (jeda, istirahat, berhenti,
sabat). Iki istilah kanggo naliti apa para manungsa kala tetandur, tetanen, ngolah bumi
dalah sakisine uga ana wektu supaya lemah kang diupakara tansaha apik.
Ing kitab suci, ana carita bab Sabat, Tahun Sabat lan Tahun Yobel. Kabeh iki nyritakake
timbalanipun Gusti kanggo para manungsa supaya isaa ngreksa bumi kanggo diolah
kanthi becik. Gusti Allah ngersakake para manungsa kajaba nampa asil saka bumi,
manungsa uga kudu gelem ngrumat alam dalah sakisine.

Cak-Cakaning Carita.
Para kanca,
Saiki ayo padha cancut tumandang supaya ketok manawa kita gelem ngreksa bumi.
Upama sampeyan diajak gawe pupuk kompos gelem apa ora ? kanthi pupuk kompos,
tanduran isa luwih subur lan tanah uga ora kacampuran bahan kimia.

Kegiatan :
Para remaja kaajak nulis ukara ing Sumpah Pemuda. Dene ing ukara “tanah air” ditulis
kanthi warna kang beda. Iki nedya nuwuhake kasadaran minangka manungsa isih urip
ing lemah lan bumi kang padha. Mulane padha duwe tanggung jawab ngreksa kanthi
tumemen.
Sesambungan karo pepenget oikumene, para remaja kaajak nulis data kahanan lemah
kang rawan bencana.

Anda mungkin juga menyukai