Anda di halaman 1dari 45

Apa itu Komunitas Sel?

APA ITU KOMUNITAS SEL ?


1. Komunitas Sel Adalah jemaat Allah yang hidup
I Timotius 3 : 15 “… yakni jemaat dari Allah yang hidup,…”
Apa itu jemaat Allah yang hidup? Orang-orang yang memiliki kehidupan Yesus didalamnya dan disebut (I
Petrus 2:9) :
• Bangsa yang terpilih
• Imamat yang rajani
• Bangsa yang kudus
• Umat kepunyaan Allah
• Pemberita perbuatan Allah yang ajaib
• Yang keluar dari kegelapan, diam dalam terang-Nya.
2. Komunitas Sel adalah Keluarga Allah.
I Timotius 3:15 “… hidup sebagai keluarga Allah …”

Apa itu Keluarga Allah?


• Orang-orang yang telah dilahirkan kembali menjadi satu keluarga dalam Tuhan.
Petrus 1:22-23 “ Karena kamu telah menyucikan dirimu oleh ketaatan kepada kebenaran, sehingga kamu
dapat mengamalkan kasih persaudaraan yang tulus ikhlas, hendaklah kamu bersungguh-sungguh saling
mengasihi dengan segenap hatimu. Karena kamu telah dilahirkan kembali bukan dari benih yang fana,
tetapi dari benih yang tidak fana, oleh firman Allah, yang hidup dan yang kekal.”

• Mempunyai hubungan jumlah yang terbatas. Dalam Alkitab Perjanjian Lama jumlah keluarga yang
menjadi simbol kehidupan bangsa Israel adalah keluarga Yakob dengan 12 anaknya (Kejadian 35:22b).
Kita lihat dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru apakah itu menjadi sesuatu yang mutlak atau tidak.
• Musa membangun mezbah dengan 12 tugu yang merupakan wakil dari 12 suku Israel (Keluaran 24:4)
• Yosua memilih 12 orang wakil dari 12 suku Israel untuk menyebrangi Sungai Yordan (Yosua 3:12 )
• Yosua meminta bangsa Israel mengambil batu dari sungai Yordan (Yosua 4:8)
• Elia mengambil 12 batu menurut jumlah suku keturunan Israel dan membuat mezbah demi nama Tuhan
(I Raja-raja 18:31 -32)
• Tuhan Yesus menetapkan 12 murid sebagai tim kerasulan awal (Markus 3:14 )
• Para Murid setelah Yudas Iskariot bunuh diri memilih Matias untuk menggenapi bilangan 12 rasul (Kisah
Para Rasul 1:26 )

3. Komunitas Sel adalah Tiang Penopang dan Dasar Kebenaran


I Timotius 3:15 “… tiang penopang dan dasar kebenaran.”
Apa itu tiang penopang dan dasar kebenaran?
• Orang-orang yang memiliki komitmen yang teguh dalam jaringan yang tak terputuskan. Itulah terletak
kehidupan orang percaya (sel dan tubuh).
• Kisah Para Rasul 1:21 Alkitab berkata : orang-orang senantiasa berkumpul, dalam bahasa aslinya
KOINONIA yang memiliki arti : hubungan kasih, komitmen, komunikasi dan tanggung jawab.

MEMULAI KOMUNITAS SEL


1. TANAMKAN VISI SEL
Jika kita ingin memulai suatu pekerjaan atau komunitas sel :
• Tanamkanlah terlebih dahulu pekerjaan tersebut dalam pikiran
• Maka hati kita akan tumbuh suatu kerinduan sehingga terbentuklah suatu mimpi
• Itulah yang disebut tumbuh suatu visi (Amsal 29 :18).
Visi yang tumbuh tersebut baru dalam bentuk benih pekerjaan karena itu perlu dilaksanakan dgn tekun
supaya menjadi realitas visi (Yohanes 12:24
Siapa yang harus menanamkan visi ?
• Setiap orang yang ingin memulai komsel
• Seorang pemimpin yang dapat mengambil keputusan (Gembala)

2. MEMPERLENGKAPI DIRI UNTUK MELANGKAH


Daud dipilih ALLAH dan memulai karirnya (I Samuel 16:18 ), sesuai ayat yang kita baca ada 4 (empat)
hal yang sangat mendasar.

A. PENGETAHUAN
Daud seorang yang pandai main kecapi, pengetahuan itu menjadi faktor yang terpenting dalam
keberhasilan Daud
• Artinya seseorang mau melangkah harus memperlengkapi dirinya dengan pengetahuan apa yang mau
dikerjakan
• Mau belajar dan mau di ajar tidak jemu-jemunya.
• Jika gagal dalam melakukan sesuatu dapat diulangi lagi, kegagalan bukanlah akhir dari segala-galanya
seperti dunia sudah kiamat.

B. KEBERANIAN
Untuk memulai komunitas sel hal yang terutama dituntut :
• Keberanian, berani mengambil resiko dikritik, diremehkan, bahkan hal-hal yang terburuk akan muncul
sejalan dengan keputusan itu,
• Jangan menyerah oleh karena keadaan, berani bayar harga dalam hal waktu, biaya, tenaga
• Jangan sekali-kali mengeluh karena hal itu akan menjadi kesia-siaan.

C. KETAATAN
Daud adalah seorang prajurit yang pandai bicara dan elok perawakannya. Prajurit biasanya berbicara
tentang ketaatan atau kata lain disiplin pada ketetapan atau kata lain pegang pada sumpah janji
(komitmen). Memulai komunitas sel harus ada :
• Ketaatan,
• Disiplin yang tinggi
• Komitmen,
• Bukan hanya sekedar tugas biasa-biasa, itu adalah Amanat Agung TUHAN kita.

D. PENGURAPAN ROH KUDUS


Tatkala Daud diurapi maka TUHAN menyertai-NYA sehingga ia mengalir dalam karunia-karunia ROH
KUDUS. Sewaktu ia memainkan kecapi, kuasa ALLAH dinyatakan. Oleh pelayanannya Saul merasa lega
karena roh jahat keluar dari dirinya. (I Samuel 16:23). Untuk itu memulai komunitas sel pengurapan
merupakan hal yang terutama, agar dapat mengalir dalam karunia-karunia ROH KUDUS. Jika tidak
demikian segala persiapan dan kemampuan menjadi sia-sia.

3. KOMUNITAS SEL DILAHIRKAN


Proses kelahiran itu terjadi secara alamiah, sebagaimana TUHAN menggambarkan proses kelahiran dari
satu keluarga (Yohanes 16:21 -22) Mengandung visi sel akan melahirkan satu komunitas sel.

A. Melakukan persipan kita menggunakan notasi nada (simponi seimbang)


DO = Doa, membangun kubu doa : doa peperangan doa bergerak, doa puasa
RE = Relasi, membangun relasi ke dalam Jemaat-Jemaat, keluar kepada orang yang membutuhkan
TUHAN
MI = Misi, melakukan misi/penginjilan
FA = Firman ALLAH, pemuridan jiwa-jiwa yang dimenangkan
SOL = Sosial, membangun jembatan Injil melalui aksi sosial, mensosialisasikan pentingnya hidup dalam
komunitas sel
LA = Latihan, melatih diri, mengembangkan potensi Ilahi melalui diskusi, training, dll. Memulai sebuah
komunitas sel dengan agenda sel
SI = Kesaksian, menyaksikan pengalaman yang dialami bersama dengan TUHAN (berkat-berkat) dalam
komsel

B. Jiwa dijangkau dapat dibentuk komunitas minat untuk mendapatkan pengenalan tentang kerajaan
ALLAH, selanjutnya lagi dapat ditingkatkan menjadi komunitas magang pada sel induknya. Seterusnya
dua atau tiga jiwa dapat di mulai satu sel. Hal – hal yang harus diperhatikan :
• Menanamkan kunci-kunci sukses Fasilitator sebagai tindakan reproduksi diri kepada orang lain
• Mengimpartasikan visi kepada kelompok selnya atau kelompok minat / magang
• Mengkomunikasikan dan mempraktekkan P-4 dalam komunitas sel.
• Mempraktekkan agenda komunitas sel
• Mengkomunikasikan lima prinsip dasar komunitas sel untuk menuju pembiakan sel baru

C. Selanjutnya sel berjalan dengan konsep komunitas kiri – kanan seimbang Struktur komunitas sel
seperti jala keterkaitan satu sama lain untaian jala. Kiri dan kanan seimbang.
Sel Inti (Penanggung Jawab)
Sel Pengembang
Sel Pemelihara

PRINSIP DASAR KOMUNITAS SEL


PRINSIP DASAR PERTAMA
Komunitas Sel Bergerak Dalam Gerakan ROH KUDUS
Yohanes 15 : 4
Alkitab berkata, “Tinggallah di dalam AKU dan AKU di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat
berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah,
jikalau kamu tidak tinggal di dalam AKU.”
• Untuk mencapai visi yang diwahyukan Komunitas Sel harus mengalir dalam gerakan ROH KUDUS
sebab diluar gerakan ROH KUDUS komunitas sel tidak dapat berbuat apa-apa.
• Tatkala komunitas sel bergerak dalam Roh Kudus maka karunia-karunia Roh Kudus dinyatakan dalam
Komunitas Sel
ROH KUDUS yang memimpin komunitas sel melakukan panggilan-NYA dan memperlengkapi karunia-
karunia–Nya.

• Pada Struktur K12 : Karunia Tanggung Jawab


Setiap anggota komunitas sel memiliki rasa tanggung jawab menyatukan jalinan komunikasi Gembala –
Jemaat yang tidak terputus.
• Pada Gaya Hidup : Karunia Pujian, Penyembahan dan Doa
• Rasa haus untuk memuji dan menyembah
• Rasa lapar untuk berdoa
• Kerinduan untuk bersekutu dan bersemangat untuk melayani
• Pada Fokus Komunitas Sel
• Karunia penjangkauan jiwa : tumbuh rasa belas kasihan pada jiwa-jiwa yang terhilang, keinginan
bersaksi yang menggebu-gebu, keberanian berkomunikasi
• Karunia pemuridan : kerelaan belajar dan diajar, Kemampuan mengajar; punya daya tarik, berkuasa,
mudah dimengerti, punya tujuan
• Karunia pelayanan : kerinduan untuk melayani tinggi, karunia kesembuhan, marifat dan hikmat

• Karunia memelihara : konseling, penghiburan, menyampaikan pesan-pesan TUHAN


PRINSIP DASAR KEDUA.
Tuhan Menjadikan Setiap Orang Percaya Pekerja Tuaian
• Matius 28:19–20
Setiap orang percaya mengemban Amanat Agung. Artinya setiap orang percaya menjadi penuai dan
pemelihara
• Efesus 5:30–32
Gereja digambarkan keluarga. Artinya setiap anggota keluarga dapat berkeluarga dan memimpin
keluarganya.
• Kejadian 1:26
Manusia diciptakan untuk dapat memimpin segala ciptaan-NYA di bumi ini. Artinya manusia mempunyai
kemampuan yang alami atau kata lain potensi Ilahi untuk memimpin.
• Ulangan 28:13
Tiap orang yang mendengarkan Firman TUHAN taat dan setia, dia akan menjadi kepala bukan menjadi
ekor. Artinya manusia dituntut ketaatan dan kesetiaan kepada TUHAN sehingga ia dapat menjadi

PRINSIP DASAR KETIGA


Gereja Sel Akan Bertumbuh Secara Alamiah
Gereja sel adalah keluarga ALLAH, setiap keluarga pada umumnya dapat berkembang biak sesuai
pertumbuhan anggota keluarga. Demikian juga komsel akan berkembang biak sesuai pertumbuhan
gerejanya
1. ALLAH menciptakan manusia laki-laki dan perempuan disebut keluarga pertama menjadi gambar
ALLAH berkembang biak memenuhi bumi (Kejadian 1:26 -28) dan disebut Keluarga Jasmani.
2. ALLAH membangun gereja, hubungan YESUS dan murid-muridNya disebut Keluarga ALLAH yang
pertama menjadi Tubuh KRISTUS, berkembang biak memenuhi bumi (Matius 28:19-20) dan disebut
Keluarga Rohani
3. Pertumbuhan alami akan terjadi
• Keluarga Allah adalah bilangan 12 , bilangan Ilahi (Kisah Para Rasul 1:17 ,21)
• Keluarga Allah adalah jemaat Allah yang hidup (I Timotius 3:15 )

• Keluarga Allah adalah persekutuan ilahi (Koinonia) – (Kisah Para Rasul 1:21 )

PRINSIP DASAR KEEMPAT


Tanggung Jawab Pemelihara Komunitas Sel

1. Tanggung Jawab Akan Jiwa-Jiwa


Setiap pemelihara sel harus memotivasi anggota selnya untuk menjangkau jiwa-jiwa, itu sangat penting
sebab tujuan dari komunitas sel adalah menjangkau jiwa dan memeliharanya sebagaimana misi TUHAN
YESUS di bumi ini (Lukas 10:19 ).

2. Tanggung Jawab Akan Pemeliharaan


Jiwa-jiwa yang telah dimenangkan harus dimuridkan, agar tidak terombang-ambing oleh berbagai
pengajaran palsu (Efesus 4:13 ). Dukung anggota sel hidup dalam saling melayani yaitu memelihara
anggota baru untuk seterusnya dan seterusnya, jangan seperti Kain mengabaikan tanggung jawabnya
memelihara Habel (Kejadian 4:9).

3. Tanggung Jawab Akan Pertumbuhan Sel


Komunikasikan Visi gereja agar setiap anggota sel dapat menangkap visi gereja, ajarkan kepada anggota
selnya bahwa sel harus terus menerus membiak. Bersama-sama selnya membuat target dan
mengarahkan selnya kepada target Serta memperlengkapi hal-hal untuk mencapai targetnya, seperti
membuat komunitas minat untuk pertumbuhan ke dalam dan ke luar. Ke dalam misalnya belajar bersama
- sama hal - hal yang berkaitan kepada selnya, ke luar misalnya membuat perjalanan bersama atau
mission trip.
4. Tanggung Jawab Akan Otoritas
Setiap pemelihara komunitas sel secara sendiri atau bersama-sama dan terus diajarkan kepada
anggotanya harus mengenal ALLAH-nya dengan benar, gerejanya dan gembalanya. Itu adalah dasar
otoritas. Tunduk dan taat serta setia pada otoritas, itu merupakan bagian kehidupan dari komunitas sel,
tanpa itu sel akan menjadi liar tanpa arah dan mudah digoncangkan (I Korintus 3:10 -11). Yosua adalah
contoh ketaatan yang luar biasa pada otoritas yaitu tunduk pada Musa sebagai pemeliharanya (Keluaran
33:11). Dalam kepemimpinannya Yosua memimpin bangsa Israel , bangsa itu begitu tunduk dan taat
padanya (Yosua 1:16 -17).

5. Tanggung Jawab Pemuridan


Pemimpin sel adalah seorang yang terikat kepada pemuridan, dimuridkan dan memuridkan seterusnya
dan seterusnya

AGENDA KOMUNITAS SEL


1. Mencairkan Suasana
Buat suasana permainan yang tujuannya adalah menjadikan suasana cair dan harmonis. Terkesan kasih
persaudaraan yang nyata dan mencerminkan kekeluargaan. Jangan menciptakan permainan yang
menimbulkan intimidasi /interogasi sehingga suasana sebaliknya menjadi tegang. Hal itu sangat
berpengaruh pada kelangsungan komunitas sel

2. Pujian dan penyembahan


Siapkan lagu-lagu yang mudah dihafal, hindari dari keterikatan alat bantu seperti gitar, OHP, dll. Lagu-
lagu bersemangat atau antusias dan penyembahan secara profetik sesuai dengan topik sharing.

3. Menyatakan Firman ALLAH


Dalam hal ini ada dua pernyataan TUHAN :
• Pernyataan TUHAN saat penyembahan : Firman ALLAH yang membangun di sebut Rhemma.
• Pernyataan TUHAN pada khotbah dari minggu dicatat untuk disharekan, hindari pengulangan khotbah
dan tidak perlu dibacakan ulang, akan tetapi cukup ditanya pada anggota sel hal-hal apa yang didapat
pada saat Ibadah Raya, yang sesuai topik pembahasan untuk dimintai kesaksian Jikalau orang tersebut
yang ditanya menyampaikan bukan sharing sebaliknya pertanyaan, hal itu harus dijawab dan diserahkan
ke forum, tanyakan kepada anggota lain yang punya jawaban. Yang terpenting disini perlihatkan suasana
saling membangun, dalam keadaan itu tidak ada kesan guru dan murid/pengkhotbah/konselor sedang
konseling. Sepenuhnya mengalir dalam Roh Kudus yang dinyatakan pada setiap anggota sel.
Selanjutnya melayani anggota yang mempunyai masalah. Ciptakan suasana pelayanan bersama jangan
ada terkesan dominasi satu anggota. Jika ada hal-hal yang secara pribadi harus dijaga kerahasiaannya,
cukup fasilitator dan gembala yang tahu dan mendoakannya.

4. Membagi visi kerja


Mengingatkan anggota sel tentang P-4 menyatakan komitmen pada Amanat Agung, membuat target
penjangkauan dan evaluasi yang telah dikerjakan. Doakan bersama hal-hal yang pokok dan yang muncul
sejalan dengan aktivitas sel. Doa kontektual seperti doa puasa, doa keliling, doa peperangan dll. Doa
persembahan dan doa perjamuan kasih jika disediakan, doakan fasilitator dan selanjutnya fasilitator
mendoakan seluruh anggota sel, peneguhan seluruh sharing, impartasi Roh.

STRUKTUR KOMUNITAS SEL

KOMSEL TUNGGAL
KOMSEL KETIKA MULTIPLIKASI

Sel Inti

Sel Pengembang

Sel Pemelihara

Uraian Struktur komunitas sel :


• Komunitas sel inti adalah penanggung jawab yang dipimpin oleh Gembala senior. Anggotanya terdiri
dari seluruh staf Gembala, jumlahnya tidak melebihi batas garis komunikasi sel. Dan selanjutnya menjadi
sel contoh yang disebut prototype dari sel ini menduplikasi terus kepada sel-sel lain dibawah garis
struktur
• Komunitas Sel Pengembang adalah sel yang dikembangkan oleh anggota sel inti. Anggotanya terdiri
dari seluruh pengerja Gereja .
• Komunitas sel pemelihara adalah sel penggembalaan jemaat seluruh jemaat tertanam dalamnya
sehingga komunikasi jemaat dan gembala terjalin dalam komunitas global.

PERANAN PKS
Seorang Pemimpin komunitas sel (PKS) mempunyai tiga peranan yaitu :
• Seorang Gembala
• Seorang Manager
• Seorang Pemimpin

Tugas sebagai Gembala


• Membangun relasi
• Memberikan perhatian kepada anggota
• Menerima orang baru bertobat dan anggota baru dalam komunitas sel
• Melayani anggota dalam situasi seperti :
• Mengunjungi anggota yang sakit
• Memimpin ucapan syukur rumah baru, dll
• Tugas sebagai Manager
• Merencanakan target dan melaksanakan strategi bagi komunitas dan pengembangnya
• Mengawasi dan membuat laporan tahap-tahap kehidupan sel kepada pimpinannya
• Memperhatikan hubungan antar anggota komsel dan mendukung menjadi PKS
• Mengawasi penggunaan Makmur Sepekan
• Tugas sebagai Pemimpin
• Menjelaskan dan menyampaikan visi, misi dan pola dasar gereja
• Mengarahkan PKS pada fokus komunitas sel (P4)
• Pemetaan lingkungan dan memobilisasi doa keliling
• Memberi laporan kepada Gembala perkembangan secara menyeluruh
• Mewakili Gembala dalam pelayanan pastoral :
• Konseling
• Baptisan
• dll yang dapat didelegasikan
GAYA HIDUP KOMUNITAS SEL
>> Gaya Hidup Komsel adalah Perintah Agung (Matius 22:37–39)
1. Kasihilah TUHAN, ALLAHmu, dengan segenap hatimu, dan dengan segenap jiwamu dan dengan
segenap akal budimu. (Ibadah = dalam pujian, penyembahan dan doa)

• Pujian yang antusias


• Penyembahan yang membangkitkan inspirasi oleh ROH KUDUS
• Doa yang haus dan lapar dalam tangisan TUHAN

2. Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.

(Komunitas sel hubungan kasih persaudaraan = komunikatif dan interaktif, mengalir dalam karunia-
karunia ROH. Saling melayani dan saling mengasihi, ke dalam saling membangun, ke luar menjangkau
jiwa).

KUNCI SUKSES PKS


BERGERAK DENGAN VISI
• Seorang pekerja tuaian adalah orang yang menangkap visi TUHAN pada gereja-NYA
• Bergerak mengaplikasikannya dalam misi kerja,
• Dapat mempengaruhi orang lain untuk turut dalam misinya
• Mengkomunikasikan visi tersebut pada pengikutnya dengan roh yang menyala-nyala. (Lukas 8:16)
• Tekun dalam pengharapan pada fokus komsel, tidak mudah berputus asa, taat dan setia, di ibaratkan
seperti seorang prajurit yang tak pernah menyerah, berpegang teguh pada perintah (I Samuel 16:18 )
• Berani ambil resiko atau kata lain bayar harga, diibaratkan seorang pahlawan yang berani mati demi
perjuangannya artinya bagi pekerja tuian berani mati demi fokusnya (I Samuel 16:18 ).

MEMBERITAKAN INJIL
• Kenapa kita memberitakan Injil? Memberitakan Injil adalah perintah agung yang ditanamkan pada orang
percaya seturut dengan Firman yang membawa pada pertobatan

• Penginjilan bukanlah karena diminta oleh gereja atau gembala, dengan pertimbangan masih banyak
bangku kosong. Paulus dalam pelayanannya ia berkata “Celakalah aku jika tidak menginjil“ (I Korintus
9:16 ), dan juga Paulus menasihatkan kepada Timotius “ Beritakanlah firman TUHAN dalam keadaan
baik atau tidak baik “ (II Timotius 4:2). Pernyataan tersebut mengacu kepada Amanat Agung yang mana
pada kenyataan masih ada banyak jiwa yang perlu di selamatkan, bagaimana mereka dapat percaya jika
tidak ada orang yang memberitakan kabar keselamatan (Roma 10:14 ).

MEMURIDKAN
• Mengajar merupakan manifestasi Amanat Agung dari-NYA,
• Kita menerima urapan keselamatan, didalamnya terkandung kemauan belajar dan mengajar (Matius
28:18-20).
•Mengajar merupakan penyatuan iman dan menguatkan dasar orang percaya. Paulus dalam
pelayanannya dia menginjil dan memuridkan supaya orang percaya dikuatkan imannya menghadapi
tantangan (Kisah 14:22 ). Untuk mencapai kesatuan iman bertumbuh secara sempurna tidak mudah
terombang-ambingkan pengajar palsu (Efesus 4:13 -14).

MELAYANI DENGAN KUASA ROH KUDUS


• Seorang Pekerja Tuaian adalah berjalan dengan Roh Kudus, bukan apa yg ingin dicapai melainkan apa
yang mau DIA capai.(! sam 10:6-7)
• Seorang pekerja tuaian adalah orang yang dipenuhi Roh Kudus maka dalam pelayanannya ALLAH
akan menyertai-Nya (Kisah 1:8; Markus 16:17-20). Filipus adalah orang yang dipenuhi ROH KUDUS dan
iman, dalam pelayanannya kuasa ALLAH dinyatakan (Kisah 8:4-8).
•Seorang pekerja tuaian adalah orang yang hidup oleh iman percaya bahwa Injil adalah kekuatan ALLAH,
kebenarannya dapat dinyatakan oleh iman, bahkan akan memimpin kita kepada iman yang lebih besar
(Roma 1:16 -17).

BELAS KASIHAN TERHADAP JIWA-JIWA


TUHAN YESUS memperlihatkan hati BAPA ketika melihat jiwa yang terlantar Dia tergerak dengan belas
kasihan. Seorang pekerja tuaian adalah orang yang memiliki hati BAPA, mempunyai belas kasihan
terhadap jiwa-jiwa yang terhilang. YESUS berkata : “Yang KU inginkan bukan persembahan melainkan
belas kasihan” (Matius 9:13 ). Ujilah diri kita apakah memiliki hati BAPA? Jikalau memiliki hati BAPA ia
akan menangisi jiwa-jiwa yang belum diselamatkan

PEKA TERHADAP BEBAN ORANG LAIN


TUHAN YESUS melihat mereka mengatakan mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak
bergembala. Artinya TUHAN sangat konsen dan mengerti keadaan orang lain, itu sebab seorang pekerja
tuaian adalah orang yang mengerti beban orang lain, peka terhadap permasalahan orang lain. Satu
contoh Filipus dalam pelayanannya ia peka dalam roh dan dapat mengerti persoalan orang lain, melalui
kepekaannya sida-sida Etiopia diselamatkan (Kisah 8:29 -38). Seorang pekerja tuaian bukanlah orang
yang pandai berkotbah atau pandai memimpin, melainkan orang yang dapat menjadi teman membagi
beban. Doa adalah dasar untuk memulai segala sesuatu (Yeremia 33:3)

HUBUNGAN DENGAN ALLAH

TUHAN YESUS mengajarkan kepada kita selalu berhubungan dengan Empunya tuaian, artinya seorang
pekerja tuaian adalah orang mempunyai hubungan dengan TUHAN yang adalah Empunya tuaian, selalu
berdoa dan membaca firman-NYA. TUHAN YESUS dalam pelayanan di bumi ini menghabiskan banyak
waktu untuk berdoa (Lukas 9:18 ), bahkan IA membuat persekutuan doa dan renungan Firman TUHAN
bersama murid-NYA (Lukas 9:29 ).
Waktu kami mengikuti Konferensi Pertumbuhan Gereja se-Asia di Korea kami mengajukan satu
pertanyaan kepada seorang pembicara : “Rumus apa yang membuat Gereja di Korea pertumbuhannya
begitu pesat?” Jawabannya yang pertama adalah doa, lalu dia mengatakan ada yang kedua, lalu kami
menanti formulasi apa yang kedua yang dimaksudkan itu. Jawabannya singkat yaitu doa. Yang ketiga
doa, seterusnya dan seterusnya sampai point yang ketujuh adalah doa. Kesimpulannya doa adalah
peranan utama dalam pertumbuhan Gereja. Kita berdoa ALLAH yang melakukan, ALLAH lebih konsen
dengan Gereja-NYA. Dalam buku Joel Comiskey, ia mengatakan survey membuktikan dalam beberapa
Gereja yang dia pantau rata-rata dia menemukan dan menarik satu kesimpulan bahwa doa pegang
peranan penting dalam pertumbuhan komunitas sel. Pemelihara komunitas sel yang setiap hari
menghabiskan waktu 30 menit berdoa dengan yang berdoa di atas 30 menit ada perbedaan dalam
pembiakan komunitas sel. Oleh karena itu doa menjadi peranan yang terpenting untuk mencapai
pertumbuhan yang optimal bagi Gereja atau komunitas sel.

KELEBIHAN GEREJA RUMAH DIBANDINGKAN DENGAN GEREJA TRADISIONAL


Saya menemukan paling tidak ada dua belas kelebihan pergerakan gereja rumah dengan dasar sel bila
dibanding dengan gereja tradisional kongregasional.
* Multiplikasi dan Pemuridan
Gereja rumah adalah suatu acuan yang mengutamakan multiplikasi dan pemuridan dengan potensi
pertumbuhan yang besar, karena "sel" sendiri merupakan bagian yang dapat memultiplikasikan dirinya
sendiri. Pembinaan, multiplikasi, dan pemuridan adalah inti dari konsep ini. Sidang jemaat sama sekali
bukanlah sebuah acuan atau model pemuridan, dan secara struktural cenderung mencegah terjadinya
pembinaan dan pemuridan. Pemuridan tidak pernah hanya berarti satu- sama-satu: sesungguhnya
pemuridan merupakan tugas komunitas. Selain karena Roh Kudus, pengaruh dari teman sebaya
merupakan guru yang paling handal di muka bumi, dan hal ini tidak dapat dipungkiri oleh orangtua yang
memiliki anak remaja. Gereja rumah juga menerapkan cara ini. Orang-orang yang telah ditebus saling
bertanggung jawab satu sama lain, dengan cara yang sehat dan penuh kasih, saling menimba pelajaran
tentang nilai-nilai kerajaan baru, menjadi teman dan keluarga bagi teman yang lain, dan saling menolong
dalam kehidupan baru mereka. Tidak ada seorang pun yang dibiarkan bergumul sendirian dan
menyembunyikan masalah-masalahnya, dan karena hal itulah, setiap orang cepat menjadi dewasa.
* Struktur yang Tahan Aniaya
Melalui cara hidup mereka yang sederhana dan fleksibel, juga roh tahan aniaya yang mereka miliki,
gereja-gereja rumah dapat berkembang sampai pada tahap menjadi struktur yang tahan terhadap aniaya,
atau setidaknya melawan aniaya sebagai sebagai kebalikan dari jenis tradisional yang sangat mudah
terlihat dan tidak bisa dipindah-pindahkan dari "gereja dengan salib di puncak menara".
* Bebas dari Penghalang-penghalang Pertumbuhan Gereja
Begitu ada perhatian penuh untuk mencegah beralihnya gereja rumah dari suatu organisme menjadi
organisasi, gereja rumah dapat bermultiplikasi secara mitosis, suatu proses reproduksi sel, dan
pertumbuhan pergerakan benar-benar akan terbebas dari penghalang- penghalang pertumbuhan gereja.
* Semakin Banyak yang Terlibat, semakin Efisien
Gereja kongregasional seringkali bertumpu pada suatu program. Sebagian besar program itu diatur oleh
anggota jemaat. Hal ini telah terbukti bahwa hal tersebut tidak efisien dan sumber daya manusianya
seringkali tidak cukup, biasanya hanya melibatkan 20% dari jumlah anggota jemaat ada, yang sudah
kelelahan mengerjakan pekerjaan pelayanan bagi anggota lain yang lebih pasif, yaitu sekitar 80% jemaat
yang tersisa. Dalam gereja rumah, hampir setiap orang dengan mudah dan secara alami akan terlibat,
ranting yang mati dipangkas. Karena mereka yang terlibat merasa dipuaskan, jadilah mereka orang-
orang yang bahagia, sehingga kualitas dan efisiensi gereja secara keseluruhan terus bertumbuh.
* Menghancurkan Dilema Pelayanan Pastoral
Model gereja rumah akan menghancurkan dilema pelayanan pastoral, suatu masalah yang umum dan
menggerogoti gereja kongregasional; seiring dengan pertambahan jumlah anggota, kualitas pelayanan
pastoral biasanya menurun. Hal tersebut disebabkan karena gembala sidang tidak sanggup lagi
memelihara domba-dombanya dengan baik.
* Menyediakan Wadah untuk Transformasi dan Tanggung Jawab Kehidupan
Gereja rumah merupakan landasan ideal untuk mengubah nilai atau pandangan hidup, memindahkan
kehidupan yang pada akhirnya akan mengubah gaya hidup. Analisis terhadap gereja-gereja di negara
barat menunjukkan bahwa gereja kongregasional hampir pasti tidak efektif di dalam hal mengubah nilai-
nilai dasar dan gaya hidup anggota jemaat. Banyak orang Kristen yang mengikuti gaya hidup orang-
orang di sekitarnya, sehingga mereka tidak bisa lagi dibedakan dalam masyarakat dan kehilangan
ketajaman profetisnya. Gereja rumah memberi tempat bagi transformasi nilai yang radikal, serta
penataan ulang kehidupan. Selain itu, juga menawarkan kehidupan yang bertanggung jawab, yang
sifatnya saling menguntungkan dan hidup, di mana terdapat pengaruh teman sebaya yang telah ditebus,
yang memang ditolong untuk melakukan hal-hal yang baik, bukan yang buruk.
* Rumah adalah Tempat Paling Efektif bagi Orang Kristen Baru
Banyak hal mengenai mentalitas yang berfokus pada diri sendiri dalam gereja kongregasional yang telah
ditulis, di mana gereja dan programnya menjadi pusat, dan hal-hal lain senantiasa berputar di
sekelilingnya. Struktur ini tidak menyukai orang-orang baru yang datang "memporakporandakan aturan
dan situasi". Dengan kata lain, gereja kongregasional adalah zona yang kurang ramah bagi orang- orang
Kristen baru, berdasarkan laporan tentang besarnya jumlah, hampir mencapai 99% mereka yang
meninggalkan apa yang dinamakan "program follow-up kegiatan penginjilan". Sebaliknya, gereja sel atau
gereja rumah adalah zona paling efektif, alami, dan ramah bagi orang-orang baru untuk datang dan
membina hubungan dalam komunitas Kristen. Gereja rumah menyediakan orangtua (ayah dan ibu)
rohani, bukan guru-guru dan kertas. Gereja rumah juga membalikkan arah pandang orang-orang Kristen,
dan tidak membawa orang ke dalam gereja, melainkan membawa gereja kepada masyarakat.
* Menjadi Jalan keluar bagi Krisis Kepemimpinan
Gereja rumah dipimpin oleh para penatua, dan bukan sekadar itu saja, lebih tua daripada sebagian besar
orang di dalam komunitas, tanpa harus berlagak "dituakan". Para penatua itu tidak harus menjadi
pembawa acara yang trampil dan guru yang pandai: ayah dan ibu rohani sejati dan rendah hati dengan
anak-anak yang taat merupakan modal awal yang baik. Orang-orang seperti itu telah bertahun-tahun
menjalani kehidupan yang mendewasakan dan teruji oleh waktu, bukannya seorang lulusan sekolah
Alkitab yang mampu menjalankan beberapa fungsi rohani. Kepemimpinan seperti ini dapat dengan
mudah ditemukan dan dikembangkan di mana saja tanpa harus menghabiskan waktu bertahun-tahun
untuk sekolah teologi. Dia bergantung pada masukan dan dukungan kerasulan serta profetik, yang
pertama kali dan terus-menerus dia terima, pelayanan yang ada di dalam diri mereka dapat berkembang
dan akan berpadu serasi serta bertumbuh secara eksponensial (bilangan berpangkat) bersamaan
dengan pergerakan gereja rumah yang bermultiplikasi. Apa yang kita kenal sebagai Sekolah Minggu,
Sekolah Alkitab, dan seminari kebanyakan bersifat statis, suatu sistem pengembangan kepemimpinan
yang pada dasarnya bersifat tambahan, yang bila bertumbuh, paling-paling secara linier dan tidak secara
eksponensial. Lembaga-lembaga di atas merupakan sistem yang bersifat informasional, bukan sistem
yang transformasional, seperti yang dengan tepat ditunjukkan oleh Beckham. Oleh karena itu, mereka
tidak dapat menandingi multiplikasi pergerakan gereja rumah dengan kebutuhan akan para penatua yang
juga bertumbuh secara eksponensial.
* Mengatasi Perbedaan antara Hamba Tuhan dan Orang Awam
"Di dalam Perjanjian Baru, kita tidak akan menemukan ayat-ayat petunjuk tentang seorang gembala
sidang memimpin sebuah sidang jemaat," kata Barney Coombes. Gereja rumah sama sekali tidak
memerlukan seorang gembala sidang seperti yang kita pahami selama ini, sebab para penatua berfungsi,
bersama-sama dalam karunia- karunia gereja rumah yang saling menyokong, untuk memelihara dan
memultiplikasikan kehidupan gereja. Kenyataan ini mematahkan kutuk perbedaan hamba Tuhan dengan
kaum awam, yang justru ditekankan oleh gereja kongregasional.
* Gereja Rumah lebih Alkitabiah
Kita tidak bisa mengabaikan pewahyuan alkitabiah lebih lama lagi sambil berharap bisa berlalu begitu
saja. Tradisi memang merupakan guru yang tangguh, tetapi Firman Allah lebih dapat dipercaya dan jauh
lebih baik. Bahkan, pada era pasca modernisme dan relativitas, Alkitab tetap mengajarkan hal-hal yang
absolut, tidak terbantah. Alkitab sama sekali tidak mengajarkan bahwa sebuah kumpulan kudus yang
berkumpul pada hari dan jam kudus di tempat yang kudus untuk berpartisipasi dalam sebuah upacara
kudus yang dipimpin oleh orang- orang kudus berpakaian kudus demi gaji yang kudus adalah gambaran
dari sebuah gereja Perjanjian Baru. Pekerjaan Allah yang dilakukan dengan cara Allah, sampai kini tetap
mendatangkan berkat Allah. Bahkan di zaman Musa, Allah menyuruhnya membangun "seperti contoh
yang telah Kutunjukkan". Kita tidak akan rugi jika kita bergumul dengan tradisi yang kita yakini demi
mendapatkan kebenaran alkitabiah, sebab bukan tradisi yang akan membebaskan kita, melainkan
Firman Allah.
* Tidak bisa Disangkal, lebih Murah
Gereja kongregasional dapat didefinisikan sebagai "rencana ditambah gedung ditambah pendeta
ditambah gaji ditambah program". Definisi dari gereja rumah adalah "orang ditambah rumah biasa
ditambah iman ditambah membagikan kehidupan", yang jelas-jelas lebih murah. Jika gereja-gereja
kongregasional membutuhkan dana yang luar biasa untuk berdiri, dan lebih banyak uang lagi untuk
memelihara serta menyebarluaskannya, maka sel dan gereja rumah sebenarnya justru menghasilkan
uang, karena mereka memproduksi lebih banyak daripada yang dikonsumsi. Pada zaman yang banyak
memperdengarkan jeritan yang tidak pernah berhenti meminta lebih banyak uang bagi "pelayanan
gereja", kita tidak boleh menganggap remeh pilihan-pilihan yang ada, tetapi kita seharusnya menjadi
hamba yang setia dari talenta keuangan yang telah Allah berikan kepada kita.
* Gereja Rumah Membangkitkan Gereja Kota
Saya menemukan bahwa gereja sekarang mengatur diri mereka dalam empat tingkatan:
a. Di rumah (dimana sebuah persekutuan yang hidup dapat berlangsung, terlepas dari nama yang kita
berikan);
b. Gereja kongregasional (gereja denominasi yang berorientasi pada pertemuan ibadah atau kebaktian
tradisional);
c. Kota atau wilayah;
d. Denominasi (jaringan kerja, konferensi, atau organisasi dari gereja-gereja denominasi dalam suatu
daerah).
Jika gereja tradisional, terutama berfokus pada tingkatan b dan d, maka gereja sel berfokus pada
tingkatan a dan b. Di sisi lain, gereja rumah membuat kita terfokus pada tingkatan a dan c. Gereja dalam
Perjanjian Baru dinamakan sesuai dengan lokasi geografisnya, bukan atas denominasi. Bersama
gelombang pergerakan baru gereja rumah ini, terbuka pula sebuah jalan pulang menuju bentuk "gereja
kota", yang artinya gereja dari sebuah kota semua orang Kristen dari kota atau wilayah itu, bertemu
secara rutin atau pun tidak dalam pertemuan raya sekota. Dalam pertemuan tersebut, orang-orang
Kristen yang paling berkarunia di kota itu dan para hamba Anak Domba yang rendah hati melupakan
semua gelar dan aliran politik, lalu, dalam kedewasaan rohani yang baru, mempersembahkan nama,
denominasi, reputasi, dan kesuksesan pribadi demi kemajuan Kerajaan dengan satu orang Raja, sang
Anak Domba.
Bayangkanlah kegemparan yang terjadi saat orang banyak ini berkumpul, mereka datang dari seluruh
penjuru kota, lalu pemimpinnya secara tetap memberikan visi-visi profetik, mengajarkan dasar-dasar
kerasulan, berdiri dalam satu kesatuan, saling memberkati, dan berbicara kepada dunia dengan satu
suara. Apa yang telah iblis upayakan dengan segala cara agar tidak terjadi akan kembali menjadi
kenyataan: "jemaat Roma", "jemaat Efesus", "jemaat Korintus", "jemaat Yerusalem", Wina, Singapura,
Baghdad, Kartoum, atau Montevideo akan terjalin kembali satu dengan yang lain, akan saling berkait,
membentuk sebuah identitas rohani dan pergerakan bersama dalam satu Tuhan dan Tuan, dan juga
berbicara dengan satu suara yang penuh kuasa kepada bangsa dan kotanya.
Apa yang terjadi pada tingkatan gereja rumah yang kecil akan tertumpah pada pertemuan yang lebih
besar pada skala kota, dimana gereja akan "unggul dalam hal kecil yang kemudian unggul di dalam hal
yang besar". Kegembiraan dan sukacita orang-orang Kristen pada tingkat rumah akan berkembang dan
menggambarkan kegembiraan seluruh kota. Sehingga tidak seorang pun yang tidak menyadarinya, dan
orang akan mengulangi pernyataan yang pertama kali diucapkan di Yerusalem: "Kamu telah memenuhi
kota ini dengan pengajaranmu!" Jadi, ini bukan kegairahan yang digerakkan dari atas oleh para motivator
dan pembicara impor lewat konferensi-konferensi tiruan yang diselenggarakan berdasarkan nama-nama
besar dan tema-tema, sehingga bila Allah memutuskan untuk mengulang lagi contoh-contoh yang terjadi
pada hari Pentakosta, yaitu ketika 120 orang Kristen di Loteng Yerusalem tiba-tiba diperhadapkan
dengan tantangan untuk mengakomodasi 3.000 orang petobat baru dalam satu hari, mereka akan siap,
sebab struktur multiplikasi gereja rumah yang fleksibel akan segera tersedia dan berjalan.
Pada banyak tempat di dunia, persekutuan-persekutuan pelayanan rohani (pastoral) dan jaringan doa,
baik lokal maupun regional mulai bermunculan. Saya yakin, hal ini dapat menjadi awal bagi suatu proses
regional, suatu perhimpunan besar yang dipimpin oleh Roh, yang terjadi secara intuitif dan perlahan dari
orang-orang yang memiliki roh yang sama, yang pertama-tama menciptakan hubungan- hubungan yang
sehat, lalu bergerak ke arah pembentukan identitas rohani bersama (kolektif), sebuah bejana persatuan,
yang di dalamnya, pada suatu titik kairos tertentu dalam sejarah, dapat ditempatkan suatu tantangan
yang lebih besar: sebagai suatu kesatuan untuk menerima tantangan untuk memuridkan kota atau
wilayah kita -- bersama-sama!
Diedit dari sumber:
Judul Buku : Gereja Rumah yang Mengubah Dunia
Judul Artikel : Kelebihan Gereja Rumah Dibandingkan dengan Gereja Tradisional
Penulis : Wolfgang Simson
Penerbit : Metanoia Publishing 2003
Hal : 38 - 45

Kenapa Harus Komsel?


BY HANSON TJUNGPOSTED ONSEPTEMBER 13, 2018
 
 
 
 
 
 
Rate This

Sebagai orang percaya, kita pasti sering mendengar kata komsel


baik itu digemborkan oleh pengkotbah atau gembala kita maupun
oleh teman-teman percaya lainnya. Sebenarnya apakah itu komsel
dan mengapa kita harus terlibat dalam komsel?
Komsel adalah singkatan dari komunitas sel. Jika kita pernah
mempelajari biologi, sel adalah bagian terkecil dari tubuh kita. Sel
membentuk jaringan. Jaringan membentuk organ. Organ
membentuk sistem organ. Sistem organ membentuk organisme. Jadi
tanpa sel maka kita tidak akan hidup. Begitu juga dengan komsel.
Kita digambarkan sebagai anggota tubuh Kristus yang membentuk
satu kesatuan menjadi sebuah gereja.
Demikian juga kita, walaupun banyak, adalah satu tubuh di dalam
Kristus; tetapi kita masing-masing adalah anggota yang seorang
terhadap yang lain. | Roma 12:5
Anggota tubuh memerlukan sel untuk bisa bertumbuh. Jadi tanpa
sebuah komunitas sel, maka gereja tidak akan bisa bertumbuh
dengan baik. Komsel yang baik akan membentuk gereja yang baik.
Oleh karena itu tanpa sebuah komsel, maka gereja bisa dikatakan
mati.

KENAPA HARUS KOMSEL?

Inilah yang sering dipertanyakan banyak jemaat. Apa faedah dari


sebuah komsel? Kita sudah ke gereja setiap minggu. Untuk apa lagi
datang di hari lain di tengah-tengah kesibukan kita yang sangat
padat?

1. KITA BUTUH KOMUNITAS

Penelitian menyatakan bahwa hubungan meningkatkan daya tahan


tubuh. Mereka yang terisolasi 3x lebih beresiko meninggal dunia
dibandingkan mereka yang memiliki hubungan relasional yang kuat.
Perkataan pertama yang Tuhan katakan tentang manusia adalah:
TUHAN Allah berfirman: “Tidak baik, kalau manusia itu seorang
diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan
dengan dia.” | Kejadian 2:18
Kita butuh orang lain dalam menjalani hidup ini.
2. KITA BUTUH ORANG LAIN UNTUK BERTUMBUH

Pohon yang tidak bertumbuh tidak akan berguna dan lama kelamaan
akan mati. Begitu juga dengan kita sebagai manusia. Kita harus
bertumbuh jika tidak maka kita tidak akan bisa menggenapi tujuan
yang sudah Tuhan taruh dalam setiap kita. Tapi untuk bertumbuh,
kita tidak bisa sendiri.
Banyak kepercayaan yang mengajarkan untuk menyendiri supaya
bisa mencapai kesempurnaan. Tapi Yesus memberi contoh
sebaliknya. Kita harus berada di sekitar orang lain untuk bisa
bertumbuh terutama dalam karakter kita. Dalam komsel, kita akan
belajar banyak hal. Kita akan menemukan begitu banyak karakter
dalam satu komunitas dan sudah pasti kita akan belajar kesetiaan,
pengampunan, kasih, kebaikan, kepatuhan, pengendalian diri,
kemurahan hati, dan lainnya.
Daripada-Nyalah seluruh tubuh, yang rapih tersusun dan diikat
menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan
kadar pekerjaan tiap-tiap anggota menerima pertumbuhannya dan
membangun dirinya dalam kasih. | Efesus 4:16

APA SAJA YANG DILAKUKAN DI KOMSEL?


1. BERTUMBUH DAN MENGALAMI KRISTUS
Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam Nama-Ku, di
situ Aku ada di tengah-tengah mereka. | Matius 18:20
Dalam komsel, kita memuji dan menyembah Tuhan bersama. Kita
perlu terhubung dengan Pencipta kita untuk bisa semakin
mengetahui apa yang Tuhan ingin kerjakan dalam kehidupan kita.
Iman kita semakin dikuatkan dan kita semakin bertumbuh dalam
pengenalan akan Tuhan karena kita saling berbagi firman Tuhan
dalam komsel.
Jika kita hitung, sebagai pekerja, seberapa banyak kita
menghabiskan waktu di dalam firman Tuhan? Mungkin tidak
sampai 10 persen dalam 24 jam. Tapi jika kita meluangkan waktu
sekedar 2 jam saja untuk komsel maka kita sudah mengivestasikan
komitmen kita kepada pengenalan kita akan Pencipta kita.

Karakter kita juga akan bertumbuh karena kita belajar untuk


melakukan hubungan saling (mengasihi, peduli, mengampuni, sabar,
menguatkan, mendoakan, dan lainnya) di dalam komsel. Kita belajar
berdoa, memimpin pujian, membagikan firman, terbuka, mendoakan
orang lain, dan masih banyak lagi dalam komsel.
Ketika seseorang terlibat dalam suatu komunitas, maka ia akan lebih
bertanggung jawab atas kehidupan orang lain. Kita akan belajar
menekan ego kita. Kita mulai memberi perhatian kepada orang lain.
Kita belajar mengampuni. Kita mengesampingkan kelelahan dan
kesibukan kita untuk datang ke komsel. Kita belajar mendengarkan.
2. MENEMUKAN DAN MEMAKSIMALKAN KARUNIA DAN TALENTA

Tuhan memberikan karunia dan talenta kepada setiap orang dalam


komsel dan melalui komsel, kita bisa menemukan serta
memaksimalkan keduanya. Tuhan tidak mau kita menjadi egois.
Banyak orang yang pada akhirnya menemukan apa karunia dan
talenta mereka saat aktif di dalam komsel. Mereka dapat mengetahui
bahwa mereka suka berdoa atau mengajar atau memberi nasihat atau
mempedulikan atau berkata-kata dengan hikmat atau karunia-
karunia lainnya.
Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang
telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari
kasih karunia Allah. | 1 Petrus 4:10

Talenta juga harus dimaksimalkan supaya kita tidak menyia-nyiakan


apa yang sudah Tuhan percayakan. Banyak talenta dalam setiap kita
bahkan ada ribuan. Berbicara, berdebat, memasak, menyesuaikan
diri, empati, menganalisa, mengorganisir, memerintah, komunikatif,
inovatif, kreatif, membetulkan barang, memperhatikan, fisik yang
kuat, memilih barang, menawar, membuat perjanjian, dan masih
banyak lagi. Semua itu diperlukan dalam sebuah komsel supaya bisa
saling melengkapi serta memberkati karena tidak semua manusia
memiliki semua talenta.
3. SALING MENDUKUNG KOMITMEN DAN TUJUAN HIDUP
Pergunakanlah waktu dan tenagamu untuk melatih diri supaya
engkau tetap sehat secara rohani. | 1 Timotius 4:7b (FAYH) 
Tuhan mau kita tetap sehat secara rohani dalam menjalani
kehidupan ini karena ada tujuan yang ingin Tuhan nyatakan melalui
kehidupan kita. Kita perlu memiliki komitmen untuk bisa
menggenapi tujuan Tuhan ini. Namun seringkali kita mengalami
musim kehidupan yang terkadang membawa kita ke dalam musim
kejenuhan atau kekecewaan atau kedukaan dan musim tidak baik
lainnya.
Di saat yang tidak mengenakkan seperti itu, kita perlu orang lain
yang siap mendoakan kita. Kita perlu orang lain yang siap
mendukung kita. Kita perlu orang lain yang siap menasihati,
menguatkan, menopang, dan menjaga kehidupa kita.
Dalam komsel, setiap anggotanya harus saling mendukung satu
dengan yang lain supaya komitmen tetap kuat dan tujuan hidup
tergenapi.

APA TUJUAN KOMSEL?

Untuk menjawab pertanyaan ini, kita bisa melihat dari cara hidup
gereja mula-mula.
1. MEMILIKI HUBUNGAN INTIM DENGAN TUHAN
Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam
persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti
dan berdoa. | Kis. 2:41
Harus terjadi hubungan yang dalam dengan Tuhan. Anggota komsel
harus lebih mengenal dan mengasihi Tuhan melalui komsel. Setiap
anggota belajar dan bersekutu. Kita membangun hubungan baik
dengan Tuhan maupun dengan sesama.

2. BANYAK TANDA DAN MUKJIZAT TERJADI


Maka ketakutanlah mereka semua, sedang rasul-rasul itu
mengadakan banyak mujizat dan tanda. | Kis. 2:43
Mukjizat dan tanda tidak selalu seperti jaman dulu dimana orang
bangkit dibangkitkan dan hal-hal luar biasa lainnya. Seseorang yang
sedang tidak sehat mengalami kesembuhan saat berkumpul bersama
komunitas, itu adalah mukjizat. Seseorang mungkin sedang depresi,
tapi teman dalam komunitasnya menanyakan kabarnya; itu adalah
mukjizat. Hal-hal yang terlihat kecil dan simple bisa jadi mukjizat
jika Tuhan yang beracara.
Kita melakukan pekerjaan Tuhan, mengadakan mujizat, dan
mencari jiwa.
3. SALING BERBAGI
Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan
segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama, dan selalu
ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-
bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-
masing. | Kis. 2:43
Segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama. Ini
berhubungan dengan beban. Saat seseorang dalam komunitas
bersukacita, semua bersukcaita. Saat sedang mengalami duka, yang
lain ikut merasakan. Dalam komunitas, kita juga bisa berbagi hidup.
Kita bisa terbuka menceritakan apa yang menjadi pergumulan kita
dan kita akan ditopang oleh yang lain sehingga kita bisa tetap
bertahan. Kita juga bisa saling membantu tapi dengan catatan
‘sesuai dengan keperluan masing-masing’. Dalam komunitas kita
pasti tahu seberapa besar porsi pemberian yang dibutuhkan oleh
anggota tertentu.
4. BERSUKACITA
Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap
hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-
masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira
dan dengan tulus hati. | Kis. 2:43
Ada sukacita yang berbeda dari komunitas Kristen yang sehat.
Mereka tulus di dalam persekutuan. Mereka merindukan
persekutuan. Mereka tidak sabar untuk kembali bertemu anggota-
anggota komunitas lainnya. Sukacita ini berasa dari surga, bukan
sukacita yang fana (yang hanya sementara). Sukacita ini akan terus
bertahan sampai kita masuk ke surga dimana kita akan lebih
bersukacita karena kita bisa kembali bersekutu dengan anggota-
anggota lain di dalam kekekalan.
PENTINGNYA KOMUNITAS SEL (KOMSEL)  

Sudahkah anda hidup dalam sebuah Komsel? Komsel adalah sebuah komunitas kecil yang terdiri
dari beberapa orang percaya, yang sifat keanggotaannya tetap.
Komsel adalah wadah bagi kaum percaya untuk menerapkan gaya hidup Kristus. Gaya hidup
Kristus adalah gaya hidup “saling” yang bersifat positif dan membangun dengan Firman Tuhan
sebagai dasar. Sedangkan pondasinya adalah Kristus itu sendiri.
Komsel dapat juga diartikan sebagai sebuah keluarga kita secara rohani, dengan Kristus sebagai
kepala. Layaknya sebuah keluarga, komsel ini adalah tempat bagi kita untuk sharing atau berbagi,
baik itu kesaksian, masalah ataupun beban pergumulan kita, tanpa takut diri kita dihakimi.
Justru dalam Komsel, para anggota dapat saling memberikan semangat, motivasi, kekuatan,
penghiburan, dan solusi untuk permasalah hidup kita. Tentunya melalui sharing hidup mereka yang
pernah mengalami peristiwa yang sama dengan yang kita alami.
Sharing atau berbagi adalah roda yang menghidupi Komsel itu sendiri. Tanpa sharing atau berbagi,
Komsel tidak akan hidup.
Dalam Komsel, kita belajar menghargai pendapat orang, kita belajar rendah hati, kita belajar
memahami orang, kita belajar mengasihi, kita belajar mendengar, dan masih banyak lagi.
Setiap anggota pasti mengalami pertumbuhan rohani yaitu kedewasaan. Kedewasaan berpikir,
berbicara, dan bertindak. Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya (Amsal 27:17).
Jangan mencari Komsel yang sempurna, karena kamu tidak akan pernah menemukan Komsel yang
sempurna, karena Komsel terdiri dari manusia-manusia yang memang tidak sempurna.
Tapi, berdoalah, minta tuntunan Tuhan Yesus untuk meletakkan kamu dalam sebuah Komsel yang
terbaik buatmu. Dan ketika kamu ditempatkan dalam sebuah Komsel itu, maka percayalah, itulah
yang terbaik buatmu, yang sudah ditentukan oleh Dia bagimu.
Jangan hidup berpindah-pindah Komsel, karena kamu tidak akan bisa mengalami pertumbuhan
dengan pola hidup berpindah-pindah. Menetaplah! Dan rasakan pertumbuhan itu melalui waktu dan
proses. Hiduplah dengan berkomunitas. Komunitas orang-orang percaya yang takut akan Tuhan.
Komunitas yang bisa dipercaya dan tidak akan menghakimimu didepan maupun dibelakangmu.
Komunitas yang siap menopangmu ketika engkau tersandung maupun jatuh. Komunitas yang sudah
Allah percayakan untuk mewakiliNya dibumi ini sebagai keluargamu.

Manfaat Hidup dalam Komunitas Sel

Tuhan tidak menciptakan manusia untuk hidup


sendirian. Dia ingin kita berada dalam suatu komunitas orang-orang percaya yang lain. Bahkan
di lingkungan yang sempurna dan tanpa dosa seperti Taman Eden Tuhan berkata, “tidak baik
kalau manusia itu seorang diri saja”. Tuhan sendiri menyatakan diri-Nya sebagai Allah yang Esa
dalam Bapa, Putera dan Roh Kudus, ini menggambarkan bahwa Dia sendiri ada dalam
komunitas.
Sepanjang sejarah alkitab tidak ditemukan orang-orang pilihan Tuhan yang hidup menyendiri
terpisah dari orang percaya yang lain dan menghilang dari persekutuan.
Terdapat minimal 23 ayat dalam perjanjian baru yang berisi perintah “saling”. Beberapa di
antaranya ialah: saling mengasihi, saling mendoakan, saling menasihati, saling membangun,
saling mengaku dosa, saling mengampuni, saling memperhatikan, dll. Hal ini menunjukkan
betapa pentingnya hidup dalam komunitas. Perintah “saling” di atas memerlukan lebih dari satu
orang bisa melakukannya. Dengan kata lain itu hanya bisa dilakukan dalam suatu komunitas.
Anda tidak bisa memperhatikan orang lain jika Anda hidup sendirian bukan?
Dalam bahasa Yunani kata saling berasal dari kata “allelon”. Kata ini memiliki dua arti. Pertama
menyadari saya tidak bisa bertumbuh sendiri, dan kedua menyadari peran saya dalam
pertumbuhan orang lain. Dengan kata lain allelon mengandung makna memberi dan menerima
dalam komunitas sebagai bagian esensial dari perjalanan hidup rohani kita.

Beberapa manfaat hidup di dalam komunitas sel:

Digembalakan dengan lebih baik. Penggembalaan yang baik tidak dapat dilakukan dalam sebuah
ibadah raya yang dihadiri ratusan orang. Tidak ada hubungan pribadi di situ atau pembicaraan
dari hati ke hati. Itu hanya dapat dilakukan di dalam komsel.

Kesempatan mempraktekkan perintah saling. Dalam komunitas kecil inilah perintah-perintah


saling di atas bisa dipraktekkan oleh Anda dan kepada Anda. Mengasihi dengan tidak egois,
berbagi pengalaman dengan jujur, melayani dengan praktis, memberi dengan berkorban,
menghibur dengan penuh simpati, dsb.
Dilatih untuk fungsi di dalam tubuh Kristus. Dalam komunitas sel akan terlihat siapa Anda
sebenarnya. Sifat dan karakter Anda, apa yang Anda suka / tidak suka, minat dan bakat Anda,
dan hal-hal lain yang berkaitan dengan diri Anda pribadi. Hal ini akan menolong untuk
mengarahkan Anda pada fungsi Anda di dalam tubuh Kristus.
Iblis senang sekali menggoda kita untuk menjauhkan diri dari komunitas dan meninggalkan
pertemuan-pertemuan ibadah. Karena di saat kita sendiri itulah iblis akan lebih mudah
menyerang kita. Itulah sebabnya firman Tuhan menasihati: Janganlah kita menjauhkan diri dari
pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita
saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat. (Ibrani
10:25)

Ingatlah pisang, jika dia lepas dari tandan-nya itu berarti dia akan segera di-kuliti!

Bagaimana Memulai Sebuah Kelompok Sel?

 ⚠Informasi COVID-19 untuk orang Kristen ada di:corona.sabda.org


Sistem kelompok sel yang pertama ditemukan dalam Perjanjian Baru dan hal itu dimulai, diinspirasi
dan dipimpin oleh Roh Kudus. Tuhan Yesus Kristus sebagai kepalanya. Efesus 1:20-23, "Yang
dikerjakanNya di dalam Kristus dengan membangkitkan Dia dari antara orang mati dan
mendudukkan Dia di sebelah kananNya di sorga, jauh lebih tinggi dari segala pemerintah dan
penguasa dan kekuasaan dan kerajaan dan tiap-tiap nama yang disebut, bukan hanya di dunia ini
saja, melainkan juga di dunia yang akan datang. Dan segala sesuatu telah diletakkanNya di bawah
kaki Kristus dan Dia telah diberikanNya kepada jemaat sebagai Kepala dari segala yang ada.
Jemaat yang adalah tubuhNya, yaitu kepenuhan Dia yang memenuhi semua dan segala sesuatu."

[block:views=similarterms-block_1]

 Sistem Kelompok Sel Pertama Kali Dimulai Pada Hari Pentakosta.

Hal tersebut dimulai ketika melayani Tuhan dalam doa, dan 120 orang Kristen yang
sedang berdoa pada saat itu berada dalam sebuah keserasian.
Kis. Rasul 2:1, "Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu
tempat."

 Kedua elemen ini (doa dan kesatuan) penting untuk menghasilkan buah-
buah kebenaran dalam kerajaan Allah.

 Doa kita harus berlandaskan Firman Tuhan dan Roh Kudus harus memimpin
doa-doa kita.

 Kelompok Sel merupakan sistem informal yang secara keseluruhan dipimpin oleh Roh
Kudus.

Sistem ini bukan merupakan sebuah metode, tehnik atau taktik tetapi lebih merupakan
sebuah sistem yang terbuka di mana Tuhan Yesus Kristus dapat berkarya secara bebas
dengan kekuatan Roh Kudus untuk membangun karyaNya yang hebat, dalam segala hal
terhadap umatNya.
Roma 8:14, "Semua orang yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah."

Kelompok Sel yang pertama memiliki 5 struktur jabatan, seperti yang tertulis dalam
Efesus 4:11. Kelima unsur ini dibutuhkan di dalam gereja. Efesus 4:11-12, "Dan Ialah
yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil
maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar, untuk memperlengkapi orang-orang
kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus."

Para pelayan ini dipakai oleh Tuhan untuk menyempurnakan orang-orang kudus
sehingga mereka dapat bekerja dalam pelayanan. Para pelayan ini melatih orang-orang
kudus tersebut untuk lebih mengenal Yesus Kristus sehubungan dengan melakukan
pekerjaanNya dalam gereja.

Mereka diberi kekuatan oleh Roh Kudus dan Roh Kudus memberikan anugerah ini
kepada orang-orang kudus. Seluruh anugerah ini diberikan secara bertahap seperti yang
dikehendaki oleh Tuhan Yesus Kristus.

 Orang-orang kudus ini berada dalam komuni dengan Tuhan kemudian mereka baru
berada satu komuni dengan orang lain setiap hari.
Kis. Rasul 2:41-47, "Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis
dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa. Mereka bertekun
dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul
untuk memecahkan roti dan berdoa. Maka ketakutanlah mereka semua, sedang rasul-
rasul itu mengadakan banyak mujizat dan tanda. Dan semua orang yang telah menjadi
percaya tetap bersatu, dan seaga kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama, dan
selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya,

 Rasul Paulus mengajar orang-orang yang diselamatkan di muka umum dan dari rumah
ke rumah.
Kis. Rasul 20:20-21, "Sungguhpun demikian, aku tidak pernah melalaikan apa yang
berguna bagi kamu. Semua kuberitakan dan kuajarkan kepada kamu, baik di muka
umum maupun dalam perkumpulan-perkumpulan di rumah kamu; aku senantiasa
bersaksi kepada orang-orang Yahudi dan orang-orang Yunani, supaya mereka bertobat
kepada Allah dan percaya kepada Tuhan kita, Yesus Kristus."

RINGKASAN:
Sebuah Kelompok Sel pertama kali harus diawali dengan melayani Tuhan, berdoa dan berada
dalam sebuah kesatuan. Tuhan akan memimpin seperti yang kita minta padaNya.

Tujuh orang yang berada dalam sebuah kesatuan dapat menghalau beribu-ribu kekuatan jahat. Jika
mungkin dan lebih baik, ketujuh orang ini dapat dipilih dari jemaat (yang hidup sesuai dengan firman
Allah).

Tuhan membangun umatNya sebagai Rumah Doa bagi segala bangsa. Dia tidak menginginkan
rumahNya (kita, umat Kristen adalah umatnya) menjadi sarang pencuri dan sebuah rumah bagi
barang dagangan.

Matius 6:33, "Tetapi carilah dulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan
ditambahkan kepadamu."

Pendeta akan melatih tujuh orang pelayan ini dengan menempatkan mereka dalam kelompok sel
tersendiri. Ketujuh orang ini akan dilatih dalam berdoa, pertobatan, bahasa Roh dan penginjilan
sehingga mereka dapat belajar bagaimana memimpin Kelompok Sel mereka sendiri.

Mereka akan mempelajari bagaimana patuh terhadap pemimpin. Taat pada Tuhan dan yang lain
merupakan prasyarat bagi kepemimpinan dalam tubuh Kristus.
Pemimpin akan mempertahankan hati pengikutnya pada ketujuh orang tersebut, dan tujuh anggota
akan dibimbing secara tersendiri selama beberapa waktu sehingga mampu mengawali Kelompok
Sel mereka sendiri. Seluruh keputusan akan diawali dengan doa permohonan.

Ketika tujuh anggota Kelompok Sel awal ini dilengkapi untuk memimpin Kelompok Sel mereka
sendiri, kemudian peta wilayah mereka dapat dibagi dalam tujuh wilayah berdasarkan tempat di
mana Kelompok Sel akan dilaksanakan dalam tiap-tiap minggu.

Setelah tujuh anggota Kelompok Sel menjadi tujuh pemimpin Kelompok Sel mereka harus bertemu
secara bersama-sam sedikitnya sekali seminggu untuk doa intensif, sharing dan konseling.

Pendeta senior dalam jemaat akan berlaku sebagai seorang guru, pengawas dan penasehat bagi
tujuh orang pemimpin Kelompok Sel. Pendeta akan hadir dalam sesi doa tiap-tiap minggu. Ketujuh
pemimpin Kelompok Sel tersebut memberi dukungan, membesarkan hati dan sebagai sumber bagi
ketujuh pimpinan Kelompok Sel dalam jalur yang tepat.
Ketika sebuah Kelompok Sel menjadi lebih besar dalam sebuah lokasi dan seorang pemimpin
Kelompok Sel yang baru muncul dari dalam nya, pemimpin tersebut dapat memulai Kelompok Sel
yang baru dari rumah nya sendiri.

Berdasarkan proses ini, sistem Kelompok Sel dapat tumbuh di RT/RW, Desa, Kelurahan,Kabupaten,
Kota bahkan sampai luar pulau … dst.
Proses ini menciptakan sebuah tipe ‘fishing net’ (Kita diajarkan Tuhan Yesus untuk menjadi penjala
manusia).
Matius 4:18-19, "Dan ketika Yesus sedang berjalan menyusur danau Galilea, Ia melihat dua orang
bersaudara yaitu Simon yang disebut Petrus, dan Andreas, saudaranya. Mereka sedang
menebarkan jala di danau, sebab mereka penjala ikan. Yesus berkata kepada mereka: "Mari, ikutlah
aku dan kamu akan Kujadikan penjala manusia."

Sebagai contoh, apabila sebuah Kelompok Sel mencapai anggota 20-30 orang, pemimpin yang baru
dapat mengambil setengahnya dan membentuk Kelompok Sel yang baru.
Bagaimanapun juga setiap pemimpin Kelompok Sel harus meminta petunjuk Tuhan berkenaan
dengan orang untuk memimpin dan pembagian waktu bagi proses pembagian sel.
Kelompok Sel akan ditempatkan di mana jemaat baru dan orang-orang kudus akan diajar dan
dilengkapi pekerjaan pelayanan.

Amanat Agung Tuhan Yesus:


Matius 28:16-20, "Dan kesebelas murid itu berangkat ke Galilea, ke bukit yang telah ditunjukkan
Yesus kepada mereka. Ketika melihat Dia mereka menyembahNya, tetapi beberapa orang ragu-
ragu. Yesus mendekati mereka dan berkata: "KepadaKu telah diberikan segala kuasa di sorga dan
di bumi. Karena itu pergila, jadikanlah semua bangsa muridKu dan babtislah mereka dalam nama
Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah
Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir
jaman."

Setiap hal harus dikerjakan dengan baik, dan doa harus merupakan hal terpenting.
1 Korintus 3:6-7, "Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan.
Karena itu yang penting bukanlah yang menanam atau yang menyiram, melainkan Allah yang
memberi pertumbuhan.
Sistem Kelompok Sel dalam Perjanjian Baru harus dibangun di atas dasar yang kokoh, seperti Dia
menyediakan pertumbahan di dalam gereja. Dia adalah kepala dan fungsi gerejaNya berada di
bawah pimpinanNya.

Kelompok Sel adalah gerejaNya, yang mana sudah dibayar dengan darah Nya, kita telah diangkat
untuk menjadi murid Tuhan Yesus, bukan murid atau pengikut gereja-gereja, doktrin-doktrin,
golongan atau pribadi-pribadi. Kita harus menyangkal diri kita sendiri dan rutinitas kita dan
menerima salib dan pengikut Tuhan Yesus dan sebaliknya kita harus mengajar, dan menguatkan
yang lain.

Sistem Kelompok Sel adalah metode yang sangat bagus untuk mencapai tujuan yang maksimal dari
penyempurnaan orang-orang kudus dalam pekerjaan pelayanan.

Efesus 4:13, "Sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar
tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan
Kristus.Efesus 1:20-23, "Yang dikerjakanNya di dalam Kristus dengan membangkitkan Dia dari
antara 518ng mati dan mendudukkan Dia di sebelah kananNya di sorga, jauh lebih tinggi dari segala
pemerintah dan penguasa dan kekuasaan dan kerajaan dan tiap-tiap nama yang disebut, bukan
hanya di dunia ini saja, melainkan juga di dunia yang akan datang. Dan segala sesuatu telah
diletakkanNya di bawah kaki Kristus dan Dia telah diberikanNya kepada jemaat sebagai Kepala dari
segala yang ada. Jemaat yang adalah tubuhNya, yaitu kepenuhan Dia yang memenuhi semua dan
segala sesuatu."

Sumber: Full Gospel Indonesia

MEMBANGUN SISTEM KELOMPOK SEL YANG KUAT


Posted on May 25, 2018by SIB Donggongon, Penampang

MEMBANGUN SISTEM KELOMPOK SEL YANG KUAT.

Sistem sel yang berhasil di seluruh penjuru dunia berbeda-beda, namun


mereka memliki prinsip-prinsip umum yang sama. Prinsip-prinsip umum itu
adalah :

1. Bergantung kepada Yesus Kristus melalui Doa


Yesus Kristus, Kepala Gereja, adalah satu-satunya yang dapat memberi
keberhasilan. Gereja-gereja ini bergantung kepada Yesus untuk menjawab
doa-doa mereka. Doa tidak hanya dibicarakan, tetapi secara konsisten
diterapkan oleh orang-orang Kristen. Setiap gereja ini menyelenggarakan
pertemuan doa semalam suntuk secara teratur. Gereja-gereja ini menerapkan
ketergantungan sepenuhnya kepada Allah.

2. Motivasi untuk Pelayanan Kelompok Sel Adalah Penginjilan dan


Pertumbuhan Gereja
Beberapa orang mempercayai bahwa tujuan utama pelayanan kelompok sel
adalah memperlengkapi orang-orang kudus, atau bahkan memberikan
pelayanan penggembalaan. Tetapi, gereja-gereja sel terbesar di dunia
menyatakan tujuan yang sama sekali berbeda. Gereja-gereja ini menggunakan
strategi, merencanakan untuk memenangkan kota-kota mereka bagi Kristus,
dan pelayanan kelompok sel mereka membuat semuanya itu menjadi
kenyataan

David Yonggi Cho menulis,  Hanya ada satu cara supaya sistem kelompok
sel bisa berhasil dalam sebuah gereja, yaitu, jika sistem tersebut digunakan
sebagai sarana penginjilan.

3. Multiplikasi : Tujuan Setiap Kelompok Sel


Meskipun berbeda dalam metode multiplikasi mereka, semua gereja-gereja
ini memberi perhatian utama pada penginjilan kelompok sel, yang
menghasilkan multiplikasi kelompok sel. Visi sel difokuskan keluar. Dalam
setiap gereja, pemimpin kelompok sel yang baru segera mengetahui misi
mereka: reproduksi sel.

Menjangkau orang-orang yang belum percaya dan menembus lingkungan


Injil Yesus Kristus adalah hasrat yang senantiasa dirasakan oleh setiap
kelompok sel. Kelompok sel adalah terang dan garam di tengah kegelapan
dunia yang tanpa harapan. Tentu saja, ada ancaman bahwa kelompok sel
tersebut akan menjadi kelompok kumpul-kumpul yang menyenangkan, tetapi
hal itu harus dihindari apa pun risikonya. Tampaknya tidak ada aspek lain
dari kehidupan gereja yang memilik pengaruh yang sangat besar pada indeks
kualitas, maupun pertumbuhan gereja selain mutiplikasi.

Dan lagi, belas kasihan terhadap orang yang terhilang merupakan motivasi
untuk menjaga segala sesuatu tetap pada fokusnya. Sewaktu kelompok sel
terus berkembang dan bermultiplikasi, dasar kepemimpinan pun akan meluas
melintasi budaya. Pertumbuhan yang cepat tetap terjaga, muncul pemimpin-
pemimpin baru, persekutuan yang erat terjalin, dan sebagai hasilnya, gereja
bertumbuh.

4. Merancang Kendali Kualitas Reproduksi


Kelompok-kelompok sel berproduksi lebih mudah apabila kendali kualitas
nya terjaga melalui sistem kelompok sel. Kendali kualitas berarti bahawa
semua kelompok sel memelihara ciri-ciri atau komponen-komponen
serupa. Sebagai contoh, semua anggota kelompok sel bertemu secara
teratur untuk memperlengkapi anggotanya secara rohani dan menjangkau
melalui penginjilan (dengan tujuan multiplikasi), dan berkomitmen untuk
terlibat dalam peran jemaat lokal. Setiap sel menampilkan komponen yang
sama : mengenal Allah, mengenal satu sama lain, dan menjangkau dunia
bagi Kristus.

5. Menekankan Penetapan Tujuan


Di dalam tubuh, setiap sel biologis tumbuh dan memproduksi bagian-
bagiannya sampai akhirnya sel tersebut membelah dua. Selanjutnya, dua sel
tersebut membelah dua dan mereproduksi sel-sel mereka sendiri. Dengan
cara yang sama, tujuan dari setiap kelompok sel dalam gereja ini adalah
penginjilan yang menghasilkan multiplikasi.

Karena multiplikasi kelompok sel merupakan cara hidup, gereja tidak perlu
malu menetapkan sasaran yang jelas. Tujuan kuantitatif utama adalah jumlah
kelompok sel baru yang dibentuk.

6. Pelayanan Kelompok Sel adalah Tulang Punggung Gereja


Satu frase yang diulang-ulang dalam gereja-gereja itu adalah bahwa
pelayanan kelompok sel adalah tulang punggung gereja. Visi yang diturunkan
oleh gembala senior kepada para pemimpin dan kepada para anggotanya
adalah bahwa setiap orang harus menjadi anggota kelompok sel supaya
mereka dapat menerima segala jenis penggembalaan.

Mereka bukan hanya memasukkan kelompok sel ke dalam salah satu


program gereja, melainkan kelompok sel adalah inti kehidupan gereja
tersebut. Setiap orang dalam gereja itu diharapkan menghadiri kelompok sel.

7. Pentingnya Kelompok Sel dan Ibadah Raya


Beberapa orang menyangka bahwa kelompok sel lebih penting daripada
ibadah raya. Namun, gereja-gereja sel memberikan pendapat yang berbeda.
Ibadah raya dan kehadiran dalam kelompok sel adalah dua sisi mata uang
yang sama : satu sisi tidak cukup tanpa sisi lainnya, dan keduanya penting
bagi keberhasilan gereja sel. Arti dari frase gereja sel adalah kelompok sel
dan ibadah raya sebagai bagian pembentuk yang sama dari sistem sel. Para
anggota menghadiri kelompok sel maupun ibadah raya, bukan sebaliknya,
hanya menghadiri yang satu atau yang lainnya.
David Yonggi Cho, Bapak gerakan gereja modern, secara erat
menghubungkan kelompok sel dengan ibadah raya, Gereja Lokal adalah
kekuatan kekristenan. Kelompok sel menunjang kekuatan itu. Apa pun yang
melemahkan kekuatan gereja lokal itu perlu dihindari.

8. Kekuatan Gembala Senior, Kepemimpinan Visioner


Keberhasilan gereja-gerja sel sangat dipengaruhi oleh gembala senior yang
kuat, karena sistem kelompok sel mengalir dari otoritas gembala senior.
Tanpa diragukan lagi, gembala-gembala ini adalah orang-orang yang bervisi
dan bermimpi. Tujuan pertumbuhan utama gereja mereka adalah
mengarahkan ratusan orang dari ribuan yang ada. Mereka keluar untuk
memenangkan kota bagi Kristus, tidak hanya menumbuhkan gereja.
Kepemimpinan aktif dari gembala senior dalam mengarahkan pelayanan
kelompok sel adalah tanda gereja sel yang hidup. David Yonggi Cho
mengatakan, Gembala harus menjadi orang kunci yang terlibat dalam
pelayanan ini. Tanpa gembala, sistem sel tidak akan tersusun. Ini adalah
sistem, dan suatu sistem harus mempunyai pusat pengendali. Faktor
pengendali dalam kelompok sel adalah gembala.

9. Menetapkan Syarat Kepemimpinan


Seluruh gereja sel mempunyai syarat-syarat kepemimpinan kelompok sel dan
pelatihan yang dinyatakan secara jelas. Meskipun hal ini berbeda dalam
setiap gereja, persyaratan inti meliputi: keselamatan, baptisan air, kehadiran
dalam kelompok sel. Dan telah selesai mengikuti pelatihan kelompok sel.

10. Pelatihan Kepemimpinan yang Diperlukan


Meskipun seorang pemimpin kelompok sel yang potensial memenuhi
persyaratan kepemimpinan dasar, ia perlu mengikuti proses pelatihan
kepemimpinan lanjutan. Semua gereja ini harus menemukan, melatih, dan
memproduksi pemimpin baru secepat dan seefisien mungkin.

Sebagian besar gereja sel yang berhasil di seluruh dunia memberikan :


1. Prapelatihan bagi pemimpin kelompok sel yang potensial sebelum mereka
mulai memimpin kelompok.
2. Sistem pemuridan secara langsung dalam kelompok sel , di mana
pemimpin potensial dilatih sejak mereka memasuki kelompok sel.
3. Sistem Yitro, setiap pemimpin itu digembalakan
4. Pelatihan lanjutan (mingguan, bulanan, atau dwibulanan).

11. Kepemimpinan yang Dikembangkan dalam Gereja


Gereja-gereja ini tidak mencari pemimpin dari luar gereja untuk menduduki
kepemimpinan tingkatan atas. Mereka tidak mencari ke seminari-seminari
atau sekolah-sekolah Alkitab untuk memilih para pemimpin mereka. Tanpa
pengecualian, semua kepemimpinan melalui jalur pengalaman pelayanan
secara normal, keberhasilan pelayanan, dan pelatihan kepemimpinan dalam
gereja sebelum ditempatkan pada tingkat tanggung jawab yang lebih besar.

12. Struktur Perhatian Model Yitro


Semua gereja ini tidak memfokuskan rencana kepemimpinan penggembalaan
untuk memperhatikan setiap orang dalam kepemimpinan kelompol sel .
Setiap pemimpin dipantau, digembalakan, dan diberikan tanggung jawab.
Beban berat yang harus dipikul oleh gembala gereja tradisional dapat
dikurangi dalam gereja sel melalui struktur kepemimpinan, hierarkis yang
memperhatikan kelompok seribu, seratus, lima puluh, dan sepuluh. Dasar
pengajaran model ini adalah nasihat Yitro kepada Musa dalam keluaran
18, tentang cara mendelegasikan tanggung jawab
kepemimpinan. Beberapa gereja sel menetapkan para pemimpinnya
berdasarkan distrik secara geografsi, area, dan area kota. Yang lainnya
mengawasi para pemimpinnya melalui departemennya yang homogen.
Namun, peranan kepemimpinan utama selalu diberikan kepada pemimpin
kelompok sel.

13. Promosi Kepemimpinan Berdasarkan Keberhasilan


Pengangkatan pelayanan ke posisi yang lebih tinggi dalam kepemimpinan
terutama dipengaruhi oleh keberhasilan yang dicapai sebelumnya dalam
multiplikasi kelompok sel.

14. Kelompok-kelompok Sel Berkumpul di Rumah-rumah


Semua gerja menggunakan rumah sebagai tempat pertemuan yang utama bagi
kelompok-kelompok sel.

15. Kelompok Sel Menindaklanjuti Para Pengunjung, Para Pentobat


Baru
Pada semua gereja ini, kelopok sel memuridkan para pengunjungnya dan
petobat baru. Kartu pengunjung dikumpulkan dalam ibadah raya. Kartu-kartu
ini dibagikan kepada kelompok-kelompok sel yang selanjutnya memuridkan
para pengunjung itu. Gereja-gereja ini menyediakan sistem organisasi untuk
memeriksa apakah orang-orang baru tersebut menghadiri kelompok sel.

16. Pelajaran-pelajaran Kelompok Sel Berdasarkan Khotbah Gembala


Untuk meyakinkan kesinambungan antara kelompok sel dan ibadah raya,
pelajaran-pelajaran kelompok sel dalam tiap-tiap gereja didasarkan pada
khotbah gembala senior. Meskipun masing-masing gereja menggunakan
metode yang berbeda, khotbah gembala senior adalah titik pangkal untuk
topik kelompok sel. Pelajarannya bisa merupakan ringkasan khotbah hari
Minggu atau empat pertanyaan aplikasi yang dirancang secara hati-hati
sebagi kelanjutan khotbah Minggu pagi.

Sumber : dari buku : Menuai Tanpa Batas, “Reep The Harvest”, bab 3,
oleh : Joel Comiskey, diterjemahkan oleh : Arie Saptaji.mem

Apa strategi Yesus dalam menyebarkan ajaran-Nya?

Kalau kita melihat narasi dari kisah kehidupan Yesus yang didokumentasikan
dari ke-4 injil, maka seorang akan sampai pada satu kesimpulan bahwa
Yesus tidak membuat strategi yang bombastis dan keren. Yesus
menghabiskan 3.5 tahun pelayanan hanya dengan beberapa orang murid
yang nantinya menyebarkan kekristenan di dunia. Kalaupun bisa disebut
kunci sukses, kelompok kecil dan komunitas itulah menjadi strategi utama
Yesus. 

Seiring dengan perkembangan gereja, para murid di Kisah Para Rasul mulai
meniru apa yang Yesus ajarkan kepada mereka selama 3.5 tahun dan
hasilnyapun luar biasa: jemaat bertumbuh secara kuantitas dan kualitas.
Dalam blog ini kita ingin melihat apa yang menjadi ciri dari komunitas
kelompok sel yang sehat.

 Komunitas berbeda dengan


perkumpulan: anda tidak
meminta maaf ke penonton
kalau telat datang ke
bioskop. 
 Coba kita lihat dari KIS 2:41, "orang- orang yang menerima perkataannya
itu..." ciri pertama dari komunitas yang sehat adalah mereka yang tunduk
kepada otoritas.

Menerima Otoritas

Perkumpulan berbeda dengan komunitas ilahi yang Yesus ajarkan, dimana


Yesus mengajarkan nilai tunduk kepada otoritas yang lebih tinggi. Yesus
sendiri mengajarkan bahwa Dia tidak bisa melakukan apapun kalau Bapa
tidak menyuruh-Nya (Yoh. 5:19). Otoritas yang diterima itu akan membunuh
kesombongan dan menyuburkan kerendahhatian dalam diri seorang
percaya. Suatu hubungan yang otentik baru dapat dilihat ketika ada teguran
yang diberikan dan diterima dengan baik. Pasti orang itu akan bertumbuh
kerohaniannya (coba renungkan Amsal 18:1). 

Sebuah perkumpulan belum tentu mau tunduk kepada otoritas apalagi kalau
sudah mengusik zona nyamannya. Tetapi komunitas orang percaya didesain
Tuhan Yesus untuk tunduk kepada pimpinan dan otoritas. Memang hal ini
kurang populer di kalangan generasi millenials, tetapi inilah salah satu
Mau Diajar

Tanda kedua adalah KIS 2:42, "mereka bertekun dalam pengajaran rasul-
rasul..." gereja mula- mula mau diajar dan menerima pengajaran dari
otoritas para rasul. Akibatnya adalah persekutuan yang terjadi itu sehat. Apa
sih yang diajarkan? Nilai- nilai kerajaan Allah. Bagaimana seseorang mau
bersekutu kalau nilai kehidupannya berbeda? Sebuah komunitas akan
maksimal kalau mereka memiliki persamaan nilai kehidupan.

Apa yang membuat suatu kegerakan dengan visi yang sama bisa pecah?
Karena nilainya berbeda antar individu. Pastikan dalam komunitas anda ada
budaya mau diajar. Tentu pengajaran yang diberikan sesuai dengan Firman
Tuhan. Apa akibat dari orang yang menerima pengajaran? Dalam ayat yang
sama mereka juga memecahkan roti dan berdoa. Terjadi sinergi antara
masing- masing individu. Ada kegerakan doa, ada kesatuan hati, kesatuan
roh.

 Doa itu terjadi akibat


persekutuan dan nilai hidup
yang sama.
Senang Berkumpul

Ketika gereja mula- mula berkumpul, tercatat dalam ayat 46, mereka
berkumpul di gereja dan bergiliran bertemu di rumah para jemaat sembari
memecahkan roti atau makan- makan istilahnya. Komunitas gereja yang
sehat adalah mereka yang senang untuk berkumpul dan bersekutu.
Persekutuan yang sehat adalah persekutuan yang bukang menggosip satu
sama lain, tetapi ada nilai kebenaran yang dibagikan. 
Atmosfir Spiritual Terbangun

Komunitas yang sehat itu mereka sudah terinfeksi dengan hadirat Yesus dan
akibatnya mereka menampilkan kehidupan berkarakter Yesus. Ada
keseimbangan antara hal spiritual dan natural. Sebuah komunitas yang
cenderung terlalu spiritual bisa melupakan bahwa mereka masih berjalan di
bumi, sebaliknya komunitas yang cenderung terlalu logika memberikan
ruang sempit untuk Roh Kudus berkarya. 

Di ayat 43, komunitas gereja mula- mula tercengang karena ada mujizat dan
tanda yang ditunjukan Roh. Tetapi mereka tidak melupakan kebutuhan
sesama mereka dan saling mencukupkan. Ini adalah bukti kerjasama yang
baik antara rohani dan natural. 
Tetap Bersatu

Ciri terakhir dari Kisah Para Rasul ada di ayat 44, "semua orang yang telah
menjadi percaya tetap bersatu..." Ada perbedaan antara bersatu dan tetap
bersatu. Untuk yang terakhir dibutuhkan kontinuitas, komitmen, dan
kerjasama antar semua individu. Bersatu untuk sesaat mudah saja, tetapi
tetap bersatu untuk jangka waktu yang lama itu lain hal. Sebuah komunitas
yang sehat akan mengalami masalah dan badai, itu normal! Justru Roh
Kudus akan menggunakan masalah untuk mendewasakan karakter orang
percaya di komunitas tersebut. 

Nah itulah ciri- ciri komunitas yang sehat, coba kita refleksikan komunitas
kita, apakah ada yang perlu diperbaiki dan ditambahkan? Salam komunitas!
Kehidupan Kekristenan dalam Gereja
Sel – LIFE

Dalam buku
“Pelayanan dalam Gereja” telah dibahas perlunya kelompok-kelompok sel sebagai wadah dari
pelayanan kepada jiwa-jiwa. Penting sekali untuk kita mengerti bahwa ada perbedaan yang
sangat besar antara: “Gereja sel” dengan “Gereja-yang- mempunyai-kelompok-sel.” Boleh
dikatakan, perbedaannya adalah sejauh langit dan bumi. Dan yang kita akan bahas di sini yaitu
gereja-sel.
“Gereja-yang-memiliki-kelompok-sel” sebenarnya masih gereja tradisional. Gereja ini hanya
menjadikan kelompok sel sebagai salah satu kegiatan atau salah satu departemen saja. Ada juga
gereja yang menyelenggarakan kelompok-sel sebagai wadah untuk persekutuan atau
pengakraban. Kelompok-sel hanya melakukan salah satu fungsi gereja. Seperti hal-nya dengan
departemen Sekolah Minggu, departemen Penginjilan, ataupun departemen musik, maka
departemen kelompok sel inipun tidak ditangani langsung oleh gembala sidang. Jemaat
dianjurkan untuk mengikuti kelompok sel, namun jika mereka tidak bisa mengikuti, tidak apa-
apa. Dalam gereja ini, yang penting jemaat tetap mengikuti ibadah raya pada hari Minggu.
Dalam gereja sel, kegiatan utama adalah kegiatan di sekitar kelompok sel. Ibadah raya pada hari
Minggu adalah tempat di mana kelompok-kelompok sel tersebut berkumpul untuk mengadakan
perayaan. Departemen-departemen yang tidak menunjang kelompok sel haruslah dihilangkan,
antara lain Departemen Kebaktian Kaum Muda, Departemen Kebaktian Remaja, Departemen
Kebaktian Kaum Ibu, Departemen Doa, dan lain-lain. Semuanya haruslah dilebur ke dalam
kelompok sel. Jika masih ada departemen-departemen ataupun komisi-komisi yang tidak sejalan
dengan kelompok sel, maka kelompok sel tidaklah akan dapat berfungsi dengan baik.

Jika kita ingin menyelenggarakan gereja sel, maka kita harus benar-benar meninggalkan pola
gereja yang tradisional. Kita harus menghapuskan semua kegiatan yang secara tradisional
dilakukan oleh gereja namun sebenarnya kegiatan tersebut hanya membebani gereja. Akibatnya
kegiatan-kegiatan yang kurang berguna ini, gereja kurang melaksanakan panggilan utama dari
gereja.

Dalam gereja sel hanya ada dua kegiatan utama yaitu: (1) kegiatan kelompok sel, serta (2) Ibadah
Perayaan. Semua departemen, komisi, dan kepanitiaan haruslah mendukung kedua kegiatan di
atas. Semua departemen yang tidak ada hubungan dengan kedua kegiatan tadi haruslah
dihapuskan. Terlalu banyaknya departemen, komisi ataupun kepanitiaan, hanya membuat gereja
“nampak sibuk”. Namun kesibukan-kesibukan ini bukan berarti menunjukkan kehidupan gereja
yang sebenarnya. Kehidupan gereja yang sesungguhnya tidaklah ditunjukkan dengan banyaknya
kegiatan. Gereja haruslah melakukan kegiatan yang benar-benar sesuai dengan panggilannya.
Jika ada kegiatan-kegiatan yang tidak ada hubungan dengan panggilan gereja, lebih baik
dihilangkan saja. Malahan kegiatan-kegiatan yang tidak berguna itu bisa menyelewengkan gereja
dari panggilannya yang utama.

Dalam gereja sel, jangan terlalu banyak kegiatan insidental, seperti: KKR, Ulang Tahun Gereja,
Pagelaran, Malam Puji-Pujian, Fashion Show, Putar Film dan lain-lain. Kegiatan-kegiatan
tersebut akan membuat perhatian dan tenaga terkonsentrasikan ke hal-hal insidental tadi.
Akibatnya kehidupan dalam kelompok sel akan kurang berkembang karena tersaingi oleh
kegiatan-kegiatan tadi.

Kelompok sel itu sendiri adalah gereja yang sesungguhnya. Setiap jemaat harus terlibat dalam
kelompok sel. Jika ada orang yang hanya ikut ibadah raya dan tidak mengikuti kelompok sel,
berarti dia tidaklah bergereja. Seandainya ada seorang anggota yang harus memilih: “Apakah dia
harus mengikuti kebaktian saja ataukah kelompok sel saja?”, maka dia haruslah memilih untuk
hanya mengikuti kelompok sel. Karena dalam kelompok sel, seluruh panggilan gereja bisa
dilaksanakan. Juga, dalam kelompok-sel, semua fungsi gereja bisa diterapkan. Cukup dengan
mengikuti kelompok-sel saja, kerohanian kita bisa bertumbuh secara normal.

Terpaksa Menjadi Gereja-Sel


Di tempat dimana kekristenan diijinkan, gereja banyak melakukan kegiatan yang kurang
esensial. Tapi di negara yang pemerintahnya melarang kekristenan, maka mau tidak mau gereja
hanya menyelenggarakan hal yang memang betul-betul diperlukan. Di negara RRC, misalnya,
karena kekristen dilarang, tidak banyak kegiatan gerejawi yang dilakukan. Gereja disana tidak
memiliki gedung gereja, tidak ada koor, tamborin, usher ataupun petugas yang lain. Di RRC,
gereja terpaksa diselenggarakan dalam kelompok-kelompok sel. Kehidupan gereja dalam
kelompok-sel inilah yang harus tetap dipertahankan. Hal lain boleh dihilangkan tapi itu bukan
berarti menghilangkan kekristenan.

Setiap Saat Adalah Penting


Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan. (Kisah
2:47)

sebab siapa yang memandang hina hari peristiwa-peristiwa yang kecil, mereka akan bersukaria
melihat batu pilihan di tangan Zerubabel. (Zakharia 4:10)

Dalam gereja tradisional, ujung tombak penginjilan yang utama adalah kebaktian dan KKR
(Kebaktian Kebangunan Rohani). Usaha penjangkauan yang utama dilakukan jemaat yaitu:
mengundang orang-orang untuk kebaktian atau KKR. Dengan usaha ini, diharapkan orang yang
dibawa tadi merasa tertarik dengan suasana kebaktian dan tersentuh oleh firman Tuhan dalam
kebaktian tadi, lalu bergabung dengan gereja. Kunci keberhasilan sangat tergantung kepada
gembala sidang yang berkotbah dan juga para pembawa acara dalam kebaktian.

Dalam gereja-sel, pertobatan bisa terjadi setiap hari. “Kegiatan” rohani dilakukan setiap hari,
tidak hanya pada saat kebaktian hari Minggu atau KKR saja. Setiap anggota jemaat dimobilisasi
untuk melakukan penjangkauan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian pertobatan bisa
terjadi dimana saja, dan bukan hanya terbatas di gedung gereja. Setiap segi kehidupan seorang
kristen adalah penting untuk penjangkauan jiwa.

Kehidupan sehari-hari dari jemaat di rumah, sekolah, tempat kerja ataupun dengan tetangga
adalah kehidupan yang menentukan keberhasilan gereja tersebut. Keberhasilan gereja bukan
hanya ditentukan oleh acara-acara yang dilaksanakan di gedung gereja. Justru kehidupan sehari-
hari dengan orang-orang di sekitar kita inilah yang sangat menentukan. Hal ini nampaknya
sepele, tapi justru itulah yang ditekankan oleh Alkitab.

Kehidupan sehari-hari Yang menjadi Saksi


Seorang anak kristen yang keluarganya belum bertobat, harus menjadikan kehidupan sehari-hari
sebagai kesaksian yang hidup bagi keluarganya. Seorang anak Kristen janganlah sering-sering
keluar rumah. Dengan sering keluar rumah maka ayah, ibu dan saudaranya tidak bisa merasakan
buah hasil pertobatan dari anak tersebut. Yang paling utama, anak tersebut harus membuktikan
buah pertobatannya dalam lingkungan yang paling dekat dengan dia yaitu keluarganya.
Kehidupan dia janganlah hanya di sekitar gedung gereja saja, justru dia harus mengajak teman-
teman gerejanya untuk berkenalan dengan keluarganya.

Sebagai seorang anak kristen, dia harus tetap hormat kepada orang tuanya. Bahkan harus lebih
lagi, karena memang Alkitab juga mengharuskan setiap anak supaya hormat kepada orangtua-
nya. Hal ini berlaku juga untuk orangtua yang sudah di dalam Tuhan maupun yang belum di
dalam Tuhan. Pekerjaan membantu orang tua tidak boleh diabaikan.

Memang ada kecenderungan yang salah dari anak remaja yang sudah bertobat. Setelah menjadi
seorang Kristen, terlalu banyak dia mengikuti kegiatan gereja. Dengan banyaknya kegiatan ini,
selain waktu dia bersama keluarga kurang, dia juga kurang banyak membantu pekerjaan di
rumah. Waktu yang biasanya dipakai untuk menolong orang-tua, sekarang berkurang karena
kegiatan gereja. Nah, orang tua, kakak atau adik yang melihat hal ini menjadi kurang simpati
terhadap gereja dan kekristenan. Mereka berpikir, “Setelah jadi orang Kristen, kok hidupnya jadi
kurang baik begini? Kalau demikian, buat apa saya jadi orang Kristen.”

Malahan, karena salah pengertian tentang Firman Tuhan, ada anak remaja yang justru tambah
tidak hormat terhadap orangtuanya yang belum kenal Tuhan. Mereka berpikir, dengan dimusuhi
oleh orang-tua berarti mereka “menderita bagi Kristus.” Padahal sebenarnya orang-tuanya
tidaklah keberatan anaknya ke gereja. Permasalahannya yaitu: Mereka terlalu sering mengikuti
acara gereja. Inilah yang menjadi keberatan dari para orang-tua. Akibatnya orang-tua mereka
malah tidak simpati dengan gereja. Jangan-jangan, dengan hal ini orang-tua mereka yang semula
mengijinkan, malahan sekarang tidak mengijinkan mereka pergi ke gereja.

Ini adalah kesalahan yang besar! Kehidupan sehari-hari kita haruslah menunjukkan kehidupan
Kristus yang sebenarnya. Buah pertobatan kita harus dirasakan oleh orang-orang yang ada di
sekitar kita. Hal ini akan sangat membantu orang-orang di sekitar kita untuk mengenal Kristus.
Dalam lingkungan lainpun prinsip ini harus dijalankan juga.

Kalau dia seorang anak sekolah maka kehidupan sehari-hari bersama teman-teman sekolahnya
adalah penting sebagai kesaksian hidup. Dalam kehidupan di sekolah dia harus menunjukkan:
Bagaimana kehidupan seorang Kristen yang benar. Dia perlu saling menolong dalam pelajaran
sekolah. Dia harus menunjukkan bahwa dia tidak mau melakukan tindakan yang tidak jujur
dalam ulangan atau ujian. Kehidupan sehari-hari bersama teman-teman sekolah inilah yang
penting. Jangan hanya acara di gedung gereja saja yang diutamakan. Setelah dia bertobat, jangan
teman-teman sekolahnya ditinggal. Teman-teman sekolah dia perlu mendapatkan contoh yang
benar dari kehidupan seorang Kristen. Dia harus tetap menjadi sahabat dari teman di sekolahnya.
Sampai nanti teman- temannya bisa diajak untuk ikut kelompok-sel. Kalau orang yang sudah
bertobat meninggalkan teman-temannya dan bersekutu hanya dengan orang-orang Kristen yang
ada di gereja, maka pengaruh dia kepada teman lamanya berkurang.

Sumber: http://www.reocities.com

Kehidupan Sel Yang Nyata


Kehidupan Sel yang Nyata: Pertemuan diantara Pertemuan
oleh Larry Kreider

“Sangat menyebalkan,” seorang pemimpin sel berkata kepada saya, “ada seseorang di kelompok
sel kami yang tidak hadir hanya karena sebuah rintangan kecil. Usaha saya sepertinya sia-sia.
Apakah ada yang salah dengan pekerjaan saya? Apakah kami seharusnya memprogram kegiatan
yang menarik untuk membangun hubungan? Menekankan pada penjangkauan? Apakah
jawabannya?”
“Uh oh,” saya pikir, “Saya harus kembali lagi ke pelajaran awal dengan pemimpin ini.” Saya
tahu bahwa ia dengan tulus menganggap percaya bahwa kelompok sel adalah sebuah media
untuk membangun hubungan, menjangkau yang terhilang dan memuridkan orang, tapi dengan
perhatiannya yang terfokus pada pertemuan sel, ia kehilangan sebuah kunci penting. Apa yang ia
tidak mengerti adalah kelompok sel dapat dengan mudah jatuh menjadi sebuah struktur
pertemuan yang berisi mental acara yang kaku. Ini dapat terjadi bila para anggotanya tidak
meluangkan waktu untuk satu dengan yang lain diluar pertemuan mingguan.

Sel bukanlah sekedar aktifitas


Untuk membangun komunitas yang sehat dalam kelompok sel dibutuhkan partisipasi penuh dari
anggotanya. Mereka perlu untuk mengembangkan gaya hidup yang saling menjaga satu sama
lain. Gaya hidup yang bersifat melayani orang lain ini terjadi ketika anggota sel bertemu pribadi
per pribadi untuk menemukan kebutuhan masing-masing dalam tingkat individu. Pada
‘pertemuan diantara pertemuan’inilah inti dari kehidupan sel terjadi. Selama waktu-waktu yang
penuh dukungan dan kehangatan inilah, sebuah komunitas dapat mempraktekkan gaya hidup
kasih tak bersyarat. Sangat disayangkan, beberapa kelompok sel tidak pernah mengalami
komunitas Kristen yang sebenarnya karena mereka hanya menjalankan program. Mereka
bertemu sekali seminggu, tapi jatuh kepada pola agamawi dimana pada hari-hari lainnya setiap
anggota berjalan sendiri-sendiri tanpa ada hubungan dengan anggota lainnya. Kelompok sel
seperti ini hanyalah sebuah aktifitas bagi anggotanya, bukannya menjadi sebuah gereja yang
mengalami Kristus dengan intim.

Sel adalah gereja itu sendiri


Pada gereja sel kami, kami menekankan bahwa pertemuan sel adalah urutan kedua dalam
membangun hubungan dengan sesama. Malah, kami selalu mendorong setiap pemimpin sel
untuk mengatur pertemuan sel mereka agar hanya sebentar saja sehingga ada waktu yang banyak
untuk membangun hubungan setelah pertemuan. Kelompok sel dapat menjadi gereja dengan cara
mempraktekkan persahabatan yang mengubah hidup dan hubunganpemuridan. Orang-orang
berdoa bersama setelah pertemuan sel di dapur atau di ruang bermain adalah lebih penting
daripada pertemuan formal sel itu sendiri. Keramahan informal dalam setiap rumah anggota
adalah cara yang menyenangkan untuk mengadakan hubungan yang erat. Pertemuan setelah
makan pagi sebelum ke kantor atau menonton bola bersama dapat menjadi pembangun
persahabatan yang efektif. Pergi bersama pada akhir minggu sebagai sebuah sel merupakan
kesempatan bagus buat Tuhan mengikatkan kesehatian. Lebih baik lagi, cobalah menginap
selama seminggu dir rumah salah satu anggota sel. Tidak mahal dan menyenangkan!

Salah satu pengalaman favorit kehidupan sel saya terjadi pada sebuah sore hari di hari-hari awal
perkembangan gereja sel kami. Carl dan Sharon, pasangan muda, baru lahir baru, menelpon
kelompok sel kami sebelum acara dilangsungkan dan memberitahukan bahwa mereka tidak
dapat bergabung mengikuti sel karena harus menyelesaikan memotong rumput di halaman
mereka. Ketika seluruh anggota sel berkumpul sore itu, saya berkata kepada setiap orang untuk
meninggalkan Alkitab mereka di mobil. Lalu kami masuk ke dalam mobil dan berangkat menuju
rumah Carl dan Sharon untuk membantu mereka membersihkan pekarangan. Sungguh sebuah
cara yang indah untuk mengalami kehidupan gereja Perjanjian Baru pada sore itu dengan
memegang garpu taman dan cangkul di tangan.

Bagi hidup
Ketika tiga ribu orang bertobat kepada Kristus pada Kisah Para Rasul pasal 2, Alkitab berkatan
bahwa orang-orang Kristen Perjanjian Baru ini berkumpul bersama di rumah ibadat dan dari
rumah ke rumah. Mereka membagikan hidup bersama-sama. Pertemuan sel mereka hanyalah
sebuah struktur dimana hubungan secara formal dilaksanakan. Hubungan yang murni tidak
pernah dapat disempitkan ke dalam pertemuan sel. Ketika anggota sel menjadi keluarga yang
rohani, mereka belajar untuk mempercayai satu sama lain dan menghabiskan waktu untuk
memperhatikan orang lain. Waktu yang dipakai di luar pertemuan sel memungkinkan anggota sel
untuk memuridkan satu sama lain. Sudah waktunya kita mendewasakan pribadi-pribadi menuju
kesempurnaan Kristus.

Paul Gustitus, gemabal senior Indianapolis Christian Fellowship di Indianapolis, Indiana,


memberitahukan saya tentang kematian seorang anak muda anggota kelompok sel. Kelompok sel
itu sebelumnya sudah menjadi kelompok yang sangat erat, sehingga keluarga dari pemuda tadi
meminta pemimpin selnya untuk memimpin upacara. Wakil dari pemimpin sel bersama-sama
dengan anggota lainnya menceritakan bagaimana mereka telah menghabiskan banyak waktu
bersama-sama sebelum rekan mereka itu meninggal dunia. Mereka mengalami Kekristenan
Perjanjian Baru, bukan cuma pertemuan sel mingguan. Sebagai gembala, Paul sangat gembira.
Lalu ia melatih pemimpin sel itu cara-cara prosesi penguburan, dan pemimpin sel itu akhirnya
memimpin upacara, sementara Paul dan istrinya, Sue, duduk di antara peziarah. Paul mengatakan
bahwa itu adalah pengalaman kekeluargaan yang sangat menyentuh.

Pribadi ke pribadi: Cara Yesus


Visi Yesus untuk merevolusi dunia didasarkan atas fokus-Nya yang sederhana, yaitu pribadi ke
pribadi. Dari ribuan pengikut-Nya, Ia cuma memilih 12 untuk menjadi murid-murid-Nya.
Dengan selalu berada di dekat-Nya hari demi hari, Ia memberikan kepada mereka pelatihan yang
mendalam, demonstrasi mujizat, penjelasan atas perumpamaan-perumpamaan, dan menjawab
pertanyaan-pertanyaan mereka. Seorang murid adalah orang yang belajar. Yesus menyediakan
murid-murid-Nya banyak kesempatan untuk mempraktekkan dan melatih hal-hal yang telah Ia
ajarkan. Ia mencurahkan hidup-Nya melalui hubungan yang dekat selama tiga setengah tahun. Ia
tidak hanya mengajar dan berdoa dengan murid-murid-Nya di pertemuan sel! Yesus berinteraksi
secara intim dengan keduabelas orang itu, membangun hubungan persahabatan yang kokoh di
antara mereka.

Pada masa di mana kita hidup sekarang, ada sebuah peningkatan yang luar biasa terhadap
kebutuhan akan ‘kebersamaan’. Orang-orang merasa terisolasi satu dengan yang lain karena
cepatnya kehidupan yang kita jalani tiap hari. Mereka hanya memiliki sedikit rasa kesatuan. Ini
sebabnya mengapa sangat penting untuk membantu orang membangun hubungan. Hubungan
kelompok sel menyediakan kesempatan untuk hubungan yang lebih intim lagi. Hubungan-
hubungan ini memberikan kepada kita kekuatan untuk mengatasi hambatan dan meraih sukses.
Kita dapat menuntun orang lain untuk mengenal Kristus lebih lagi saat kita menginvestasikan
waktu kita, dan pada saat yang sama kita juga bertumbuh semakin indah di hadapan-Nya.

Kita membutuhkan hubungan ‘bawah tanah


Pada akhir 1970an, Tuhan berbicara kepada saya apakah saya bersedia untuk terlibat dalam
‘gereja bawah tanah’. Sekalipun pada waktu itu saya hanya tahu sedikit tentang kelompok sel
dan bagaimana caranya untuk memberikan pengaruh kepada dunia, saya mendapat gambaran
bahwa gereja bawah tanah berbentuk seperti pohon: batang, cabang dan daunnya hanyalah
sebagian dari pohon itu. Bagian lainnya yang tidak terlihat, sistem akar di bawah tanah,
memberikan makanan yang diperlukan untuk terus bertumbuh dan sehat.

Gereja bawah tanah merupakan tempat dimana orang-orang percaya berkumpul bersama melalui
sebuah struktur kelompok sel di rumah-rumah untuk berdoa, bersaksi, dan membangun
hubungan yang sehat antar sesama. Dengan cara ini, setiap orang percaya dibuat aktif dan
menjadi bagian yang penting dalam tubuh Kristus. Ketika setiap orang percaya diperlengkapi
dan sehat, seluruh gereja menjadi kokoh. Sebagaimana air dan nutrisi lainnya memberi makan
pohon melalui sistem akar, begitupula gereja dikuatkan melalui apa yang terjadi di kehidupan
bawah tanah orang-orang percaya di dalam sel. Kelompok sel ini bukan sekedar tambahan di
dalam program gereja; sebenarnya, mereka adalah gereja itu sendiri. Hubungan mutual ini adalah
ikatan yang penting dimana setiap anggota dapat mengalami pertumbuhan dan peneguhan.

Carol, seorang guru yang hebat, sering memberikan pengajaran dalam kelompok selnya. Ia
melihat bahwa Kim, seorang anggotanya, suka menyelidiki Firman dan mengajukan pertanyaan
yang mendalam. Kim mengaku kepada Carol bahwa ia merasa terpanggil untuk mengajar, tapi ia
merasa bahwa dirinya tidak memiliki karunia atau tidak layak. Carol mulai mengatur pertemuan
khusus dengan Kim untuk membagikannya cara-cara mengajar. Mereka biasanya bertemu
sewaktu makan siang atau sambil membuat kue bersama untuk acara sel. Dengan segera Kim
menerima keberanian yang ia perlukan untuk mengajar. Carol belajar untuk memultiplikasikan
talentanya dengan memproduksinya di dalam pribadi Kim. Jenis perhatian hubungan pemuridan
ini memiliki buah yang berkelanjutan. Tuhan sedang memulihkan kebenaran tentang hubungan
tabur-tuai di gereja saat-saat ini.

Menjangkau jiwa-jiwa yang terhilang juga memberikan ikatan dan membangun kekokohan
hubungan daripada acara lainnya. Kelompok sel yang bekerja sama dalam pelayanan seperti
menyediakan sembako bagi yang membutuhkan, sukarelawan pada sebuah yayasan,
mengunjungi panti jompo, mengadopsi keluarga yang pecah, dan gotong royong membersihkan
lingkungan, adalah kelompok sel yang memiliki potensi yang lebih besar untuk mengembangkan
hubungan yang berdasarkan komitmen kepada orang lain.

Apakah Anda mengalami kehidupan sel yang nyata?


Jika satu-satunya waktu Anda melihat anggota sel anda adalah pada hari pertemuan sel dan hari
Minggu, maka diragukan Anda sudah mengalami kehidupan gereja Perjanjian Baru. Itu berarti
Anda terlibat dalam sistem sel atau struktur yang tidak membangun komunitas atas hubungan
kekeluargaan. Kehidupan sel yang nyata terjadi ketika kamu mengalami Kekristenan Perjanjian
Baru melalui hubungan dengan sesama dan dengan Tuhan.

Sebagai orang percaya, kita memiliki kehidupan dengan orang lain dan dengan Kristus. “Apa
yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar itu, kami beritakan kepada kamu juga, supaya
kamupun beroleh persekutuan dengan kami. Dan persekutuan kami adalah persekutuan dengan
Bapa dan dengan Anak-Nya, Yesus Kristus (I Yoh. 1:3). Kehidupan yang dibagikan ini berfungsi
di dalam kehidupan sel. Bukan sekedar aktifitas! Menghadiri sel setiap minggu, seberapapun
pentingnya, tidak menjami adanya hubungan yang intim. Setelah dua puluh tahun dalam
pelayanan sel, saya telah sampai pada kesimpulan ini: Jika Anda mengembangkan hubungan
dengan orang-orang di selmu dan menghabiskan waktu dengan mereka di luar pertemuan sel,
maka pertemuan sel mu akan menjadi atraksi yang menggemparkan. Setiap anggota akan
menggedor-gedor pintu-pintu neraka!

Kitab Kisah Para Rasul dimulai dan ditutup dalam sebuah rumah. Tuhan telah berjanji untuk
mencurahkan Roh-Nya pada hari-hari terakhir ini sewaktu ia memulihkan gereja-Nya. Tuaian
ada di depan kita. Mari kita menyiapkan kantung yang baru untuk menerima anggur baru dari
Tuhan. Dan mari kita mengalami kejadian Kisah Para Rasul kembali!

Larry Kreider, setelah melayani sebagai gembala senior sebuah gereja sel di Pennsylvania
selama 15 tahun, sekarang ia melayani sebagai International Director dari DOVE Christian
Fellowship International, sebuah gereja sel berbasis network yang tersebar di seluruh dunia. Dia
telah menghabiskan dua dekade terakhir untuk melatih orang percaya secara nasional maupun
internasional untuk melakukan pemuridan dengan konsep kelompok sel. Ia telah menulis
beberapa buku, termasuk House to House, sebuah buku manual praktis bagi pemimpin kelompok
sel dengan sudut pandang gereja abad 21.

Kelompok Sel
June 9, 2013 by GPdI Bethlehem

Fenomena pertumbuhan gereja yang signifikan terjadi di banyak


Negara, dan juga dialami oleh cukup banyak gereja di tanah air.
Prinsip dari pertemuan di bait Allah dan dari rumah ke rumah
merupakan fondasi utama bagi pertumbuhan gereja mula-mula. (Kis
5:42). ( Kis 20:20) Melalui gereja, dunia melihat kita berkumpul
bersama-sama, tetapi pertemuan dari rumah ke rumah penting,
karena rumah adalah duplikasi kecil dari sebuah gereja. Untuk
membangun sebuah gereja yang baru akan semakin sulit kedepan,
tetapi gereja sel / kelompok sel dapat dibangun dengan lebih mudah
dan tanpa batas. Melalui kelompok sel bayak jemaat mengalami
pertumbuh baik secara kualitas maupun kuantitas. Banyak jiwa dapat
dimenangkan bagi Kemuliaan Tuhan.

Melalui kelompok sel banyak orang bisa terlayani dengan lebih baik,
karena setiap orang saling melayani. Kelompok sel di rumah-rumah
memberikan satu atmosfir yang intim, saling mengenal dengan lebih
baik setiap anggotanya, sehingga tahu potensi masing-masing.
Banyak hal-hal kompleks bisa terselesaikan, tanpa kelompok sel
gereja tidak akan bisa maksimal melayani jemaat & kegiatan gereja
yang semakin bertambah.

Didalam kelompok sel setiap anggota saling memberikan dorongan,


lebih produktif dari pada sendirian, (pengk 4;9 …berdua lebih baik dari
seorang diri), juga kelompok sel menghasilkan pengembangan
kepemimpinan yang maksimal, setiap anggota akan terlatih & saling
membangun. Kondisi ini tentunya akan membawa efek yang positif
bagi pertumbuhan gereja baik dari sisi kualitas maupun kuantitas.
Tujuan & Keberhasilan dari gereja sel sangat bergantung pada
duplikasi/pengubahan orang-orang yang biasa menjadi pemimpin.

Gereja yang bertumbuh adalah gereja yang dipimpin oleh SASARAN.


Penetapan sasaran sangat membantu Gereja untuk bertumbuh.
Sasaran yang menantang memiliki potensi untuk menghasilkan
motivasi & antusiasme. Sasaran juga memberikan arahan &
memastikan prioritas-prioritas yang akan segera di ambil tindakan.
Cara yang realistis untuk mencapai sasaran, adalah membangkitkan
para pemimpin baru. Banyak gereja yang gagal dalam system gereja
sel, karena pemimpin-pemimpinnya tidak memberikan sasaran yang
jelas kepada jemaatnya, dan tidak mengingatkan mereka terus
menerus akan sasaran tersebut.

Kunci utama dari pelayanan gereja sel adalah penginjilan. Pelayanan


gereja sel adalah wujud nyata menjalankan amanat agung Tuhan
Yesus ( Mat 28 :18-20). Penginjilan yang menghasikan multiplikasi sel
adalah gambaran yang istimewa dari gereja sel. Pertumbuhan gereja
adalah buah dari multiplikasi sel.
Sebagai jemaat yang dewasa dan mengalami pertumbuhan rohani,
kita semua hendaknya siap diutus untuk melayani (ciri2 orang yang
bertumbuh). Spirit & gairah kita harus seturut dengan kehendak Allah,
antusias bukan ambisius untuk melakukan bagian kita dengan
segenap hati kita bagi Tuhan, bukan untuk manusia. (Kol 3:23)

Kelompok Sel “ CC Bethlehem “, harus dibangun dengan benar


sesuai dengan konsep gereja sel. Figur Pemimpin berpengaruh besar
dan menjadi kunci bagi keberhasilan sebuah gereja sel. Pemimpin
harus belajar & memahami dengan betul kekuatan dari konsep gereja
sel. Pemimpin di butuhkan setiap kesempatan untuk terus
memberikan semangat & dorongan kepada para pemimpin kelompok
sel & Jemaat.

Menjadi Jemaat yang bertumbuh, setiap komponen gereja yang ada


harus bersemangat & antusias berbuat sesuatu, Semua kontribusi
positif akan membawa efek bagi pertumbuhan Gereja yang signifikan

“SATU SEMANGAT MENUJU PERTUMBUHAN GEREJA YANG


SIGNIFIKAN“

Anda mungkin juga menyukai