Anda di halaman 1dari 4

Kelompok Kecil

Pendahuluan.
Visi pelayanan mahasiswa hadir untuk membentuk seorang pemimpin yang berkarakter
seorang murid Kristus. Seorang murid yang bukan saja mengerti akan firman Tuhan tetapi
seorang murid yang melakukan firman Tuhan di dalam hidupnya (Matius 23:1-3, Matius 6:
5-8). Pelayanan mahasiswa bukan tempat pembentukan seorang Farisi atau seorang yang tidak
mengenal Tuhan. Tetapi seseorang dimana firman itu dapat hidup di dalamnya atau yang tidak
hanya menghabiskan bahan.
Dalam rangka pembentukan itulah maka pelayanan mahasiswa menempatkan pemuridan
yang intensif, progresif dan interkatif di dalam kelompok kecil menjadi ujung tombak
pelayanan. Kelompok Kecil harus menjadi agenda utama di dalam pengerjaan visi pelayanan
mahasiswa. Karena harus kita pahami bahwa pelayanan mahasiswa lahir dari kelompok kecil.
Sehingga sebagai PKK kita harus mengetahui filosofi dan esensi kelompok kecil di dalam
pelayanan mahasiswa.

Pembahasan
Esensi Kelompok Kecil adalah Pemuridan.
Pemuridan merupakan proses memimpin tiap-tiap orang kepada kesempurnaan dalam
Kristus (Kolose 1:28-29). Terjemahan lain untuk kesempurnaan adalah dewasa. Dari kata
Yunani teleios. Dalam Septuaginta, kata ini digunakan untuk menerjemahkan kata-kata Ibrani
syalem dan tamim. Keduanya menyatakan gagasan totalitas. Kata ini digunakan untuk hal
berpaut kepada Allah dengan sepenuh hati (1 Raj 8:61; 11:4). Juga di gunakan untuk hidup
dengan tak bercela di hadapan Tuhan (Kej 6:9; Ul 18:13). Dengan kata lain, percaya penuh
kepada Allah dan taat penuh kepada firman-Nya adalah sasaran seorang murid.
Kata dewasa juga digunakan dalam hal yang sama seperti yang dinyatakan Rasul Paulus di
dalam Kolose 4:12, orang-orang dewasa (Yun. teleoi) digambarkan sebagai orang yang berdiri
teguh, dan yang berkeyakinan penuh dengan segala yang dikehendaki Allah. Dengan kata
lain, taat penuh dan percaya penuh hanya kepada kehendak Allah. Jadi, dewasa dalam Kristus
berarti sepenuhnya mengorientasikan diri, pikiran, perasaan, dan perbuatan pada
kehendak Allah. Dan ini sesuai dengan arti kata murid sendiri. Dari kata Ibrani talmid atau
limud dan Yunani mathetes. Artinya, bukan sekedar pelajar, tetapi pengabdi.
Jadi, pemuridan adalah proses menanamkan dan membangun orientasi diri dan hidup setiap
orang percaya kepada kehendak Allah semata. Atau, proses mengisi dan memenuhkan
hatinya dengan tekad Kristus sendiri: Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang
mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya (Yoh 4:34).



Visi Kelompok Kecil: Murid yang Memuridkan.
Murid yang akan memuridkan adalah visi kelompok kecil. Kelompok kecil melihat bahwa
melalui satu komunitas kecil yang kuat akan melahirkan individu yang akan mewujudkan
visi Allah sampai kepada visi dunia yakni semua bangsa menjadi murid-Nya (Matius 28:19-
20).

Kelompok kecil meneladani yang Tuhan Yesus lakukan kepada 12 muridnya melihat luasnya
pelayanan dunia ini (Matius 9:35-10:1 bd. Mark 1:17). Tuhan Yesus di dalam menyelamatkan dunia
memilih 12 Rasul untuk di bentuk secara intensif selama 3 tahun. Dan 12 Rasul inilah yang akan
menjadi alatnya di dalam mewartakan injil kerajaan Allah itu keseluruh dunia (bd. Kis 1:8).

Di samping itu kelompok kecil juga terbukti sangat efektif sebagai sarana untuk pembentukan
seorang murid. Bahkan beberapa tahun terakhir ini banyak gereja dan lembaga pelayanan keristen
mulai mengembangkan metode ini untuk pembinaan jemaat. Kita bisa melihat beberapa keunggulan
kelompok kecil sebagai sarana pemuridan.
1. Materi pengajaran/Pembinaan dapat disesuaikan dengan kebutuhan/tingkat pertumbuhan anggota
kelompok kecil
2. Kelompok kecil memungkinkan setiap anggota untuk aktif dalam penggalian dan diskusi.
3. Pendampingan pemimpin kelompok dengan anggota kelompok dapat dilakukan dengan intensif.
4. Suasana kelompok kecil dapat membawa setiap anggota untuk menemukan suatu komunitas
untuk saling berbagi, saling memperhatikan, saling mendorong, saling menegur, dalam rangka
pertumbuhan bersama dalam kebenaran.

Apa yang di kerjakan di dalam Kelompok Kecil.
Di dalam kelompok kecil harus terjadi adanya proses bimbingan, pengajaran, dan
pendisiplinan yang bersifat personal, kontinual, dan progresif (Bd Yoh 15:1-8). Tiap-tiap
orang kami (senantiasa) nasihati dan tiap-tiap orang (senantiasa) kami ajari dalam segala
hikmat, untuk memimpin tiap-tiap orang kepada kesempurnaan dalam Kristus. (Kolose
1:28-29) Ajari di sini bukan cuma menjelaskan pokok-pokok kekristenan, tetapi juga
melatih dan mendisiplin perilaku keseharian, sehingga selaras dengan perilaku Tuhan Yesus
Kristus sebagai teladan utama. Sehingga di dalam kelompok kecil ada transfer hidup dari
seorang pemimpin kelompok kecil kepada anggota kelompok kecil. Dan juga sesama anggota
kelompok kecil dapat saling menguatkan dan meneguhkan untuk pertumbuhan bersama.
Kita juga dapat belajar dari jemaat mula-mula bagaimana mereka teguh dan kuat di dalam iman
mereka ketika mereka tekun di dalam pengajaran rasul-rasul , berdoa, bersekutu dan bersaksi bagi
sesama (Kis 2:41-47). Ke empat komponen inilah yang harus terus kita kerjakan di dalam
pemuridan di dalam kelompok kecil dalam rangka pembentukan karakter seorang murid. Tuhan
Yesus juga di dalam pelayanan bersama 12 Rasul melakukan hal yang sama mengajar mereka,
bergaul dengan mereka, mengajari mereka berdoa, dan mengutus Para Rasul untuk bersaksi.
Tetapi di atas semuanya itu sebagai anggota kelompok kecil kita harus memahami di dalam
kelompok kecil kita di bentuk dan dituntut menjadi seorang murid yang mau mengikut,
menyangkal dirinya, dan memikul salibnya untuk mengikut Yesus (Luk 14: 26-27). Di bina di
dalam kelompok kecil dibutuhkan sebuah komitmen dan kesetiaan untuk terus belajar bertumbuh
menjadi seorang murid. Karena keberhasilan pembentukan itu sangat ditentukan bagaimana
komitmen anggota kelompok kecil untuk bertumbuh di dalam kelompok kecil.
Problema Dalam Mengikut Yesus (Lukas 9 : 57-62)
1. Problema motivasi (ay. 57-58)
2. Problema prioritas (ay. 59-60)
3. Problema penyerahan diri (ay. 61-62)
Dinamika kelompok kecil adalah gerak atau kekuatan kelompok (terkait dengan interaksi,
perilaku, relasi, proses, keunikan pribadi/kombinasi) yang memberi pengaruh kepada orang-
orang di dalam maupun di luar kelompok kecil tersebut bertumbuh semakin serupa dengan Kristus
Problema Dalam Kelompok Kecil
1. Motivasi mengikut kelompok kecil, hanya untuk mencari kesibukan, mencari komunitas
atau mengikuti tren
2. Waktu pertemuan yang tidak teratur karena berbagai alasan misalnya prioritas, kesibukan
pelayanan, pergumulan dan kurang persiapan
3. Mengasihi tanpa mendisplinkan
4. Terlalu monoton / membosankan
5. Relasi yang tertutup-kurang dekat, kurang bisa menjaga keharmonisan dalam KTB
6. Kurang teladan PKK
7. Kurang penyerahan diri
Bagaimana Menjadi Seorang Murid (Lukas 14 : 26-33)
1. Mengasihi yesus lebih terutama dari lainnya (ay. 26)
2. Mau menyangkal diri, pikul salib dan mengikut Yesus (ay. 27)
3. Rela melepaskan Segala sesuatu untuk mengikut Yesus
Murid Harus Menghasilkan Buah (Yoh 15:8)
1. Buah pertobatan (Mat 3: 8)
2. Buah Roh (Gal 5: 22-23)
3. Buah Injil (Rom 1: 13)
Kesaksian
1. Mulai ikut kelompok (tidak nakal, sangat tertutup-tidak berani, tidak punya mimpi)
2. Menganggap kelompok itu penting prioritas
3. Belajar setia dalam disiplin rohani (Saat teduh, bible reading dan lain-lain)
4. Diubahkan dalam hal karakter dan kualitas diri
5. Berani melayani
6. Menjadi PKK
7. Tantangan PKK (AKK yang keluar, belum bertumbuh, merasa bersalah, pergesekan
kelompok sampai tidak sanggup dan mau berhenti)
8. Kesaksian dan transfer hidup
9. Perarturan KK (Harus kelompok sekali seminggu dan kelompok Ontime!)
Penutup
Sebagai seorang murid maka sangat dibutuhkan ketaatan dan kesetiaan untuk mendengar suara-Nya
(Yesaya 50:4). Tuhan ALLAH telah memberikan kepadaku lidah seorang murid, supaya dengan
perkataan aku dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu. Setiap pagi Ia
mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid.
Pemuridan bertujuan menolong orang Kristen agar bertumbuh dalam iman, karakter moral,
pengetahuan, nilai-nilai Kristiani dan berbagai keterampilan sehingga semakin serupa dangan
Kristus dan suka melakukan kehendak Allah.
Ada 4 tahapan dalam membangun KTB:
1. Tahap Eksplorasi
Tahap awal terbentuknya sebuah kelompok. Dalam tahap ini pemimpin kelompok perlu
memiliki inisiatif ekstra tinggi.
2. Tahap Transisi
Tahap dimana mulai terjadi gesekan-gesekan dalam kelompok. Merupakan tahap kritis di
mana anggota kelompok memutuskan untuk terus bergabung atau berhenti dari kelompok.
3. Tahap Aksi
Tahap di mana setiap anggota kelompok sudah merasa memiliki kelompok. Urusan kelompok
menjadi urusan bersama.
4. Tahap Akhir
Tahap di mana kelompok hanya memiliki beberapa kali kesempatan lagi untuk mengadakan
pertemuan sebelum berpisah satu dengan yang lain.

4 unsur yang dibutuhkan dalam membangun Kelompok Kecil:
Pengajaran
Penyembahan
Persekutuan
Misi

Anda mungkin juga menyukai