Anda di halaman 1dari 12

 Games Pembuka:

Aturan:
 Setiap peserta diminta menyebutkan nama, usia dan ciri khas dirinya misalnya
saya adalah orang yang baik/humoris dll.
 Minta semua peserta untuk berdiri dan membentuk lingkaran
 Peserta menyanyikan lagu sambal berputar berkeliling, saat berhenti peserta
diminta mengambil satu kartu dan sebutkan dirinya berdasarkan inisial kartu
yang ia terima
Alat yang dipersiapkan
 Spidol
 Kartu inisial (dibuat dari karton manila)
Tujuan: Agar peserta mengenal dirinya dan orang lain
Pertanyaan: (Minta peserta jawab sehari sebelum kegiatan)
1. Untuk apa saya hidup?
2. Apa mimpi yang akan saya wujudkan?
3. Saya adalah orang yang?
4. Apa yang membuat saya tidak bahagia?
5. Apa yang membuat saya takut?
6. Apa yang membuat saya bahagia?
7. Jika saya menjadi orang yang memiliki banyak uang, apa yang akan saya lakukan?
8. Apa potensi yang saya miliki?
9. Apa kekurangan saya?

0
SIAPAKAH AKU? ? (WHO AM I ?)
Oleh: Pdt. Frendly Seilatu
Disampaikan dalam acara retreat Katekisasi Daring GPIB Jemaat ‘ANUGERAH’ Sorek
Bagian Jemaat ‘Surya Kasih’ Tembilahan
Jumat, 26 Maret 2021

 PENGANTAR
MANUSIA
TAHAP PERKEMBANGAN MANUSIA (SANTROCK)
1. Tahap Masa Bayi
Masa bayi (infancy) ialah periode perkembangan yang merentang dari
kelahiran hingga 18 atau 24 bulan. Masa bayi adalah masa yang sangat
bergantung pada orang dewasa. Banyak kegiatan psikologis yang terjadi hanya
sebagai permulaan seperti bahasa, pemikiran simbolis, koordinasi
sensorimotor, dan belajar sosial.
2. Tahap Masa Awal Anak-Anak
Masa awal anak anak (early childhood) yaitu periode pekembangan yang
merentang dari masa bayi hingga usia lima atau enam tahun, periode ini
biasanya disebut dengan periode prasekolah. Selama masa ini, anak anak kecil
belajar semakin mandiri dan menjaga diri mereka sendiri, mengembangkan
keterampilan kesiapan bersekolah (mengikuti perintah, mengidentifikasi
huruf), dan meluangkan waktu berjam jam untuk bermain dengan teman
teman sebaya. Jika telah memasuki kelas satu sekolah dasar, maka secara
umum mengakhiri masa awal anak anak.
3. Tahap Masa Pertengahan
Masa pertengahan dan akhir anak anak (middle and late childhood) ialah
periode perkembangan yang merentang dari usia kira kira enam hingga sebelas
tahun, yang kira kira setara dengan tahun tahun sekolah dasar, periode ini
biasanya disebut dengan tahun tahun sekolah dasar. Keterampilan
keterampilan fundamental seperti membaca, menulis, dan berhitung telah
dikuasai. Anak secara formal berhubungan dengan dunia yang lebih luas dan
kebudayaan. Prestasi menjadi tema yang lebih sentral dari dunia anak dan
pengendalian diri mulai meningkat.
4. Tahap Masa Remaja
Masa remaja (adolescence) ialah suatu periode transisi dari masa awal anak
anak hingga masa awal dewasa, yang dimasuki pada usia kira kira 10 hingga 12
tahun dan berakhir pada usia 18 tahun hingga 22 tahun. Masa remaja bermula
pada perubahan fisik yang cepat, pertambahan berat dan tinggi badan yang
dramatis, perubahan bentuk tubuh, dan perkembangan karakteristik seksual
seperti pembesaran buah dada, perkembangan pinggang dan kumis, dan
dalamnya suara. Pada perkembangan ini, pencapaian kemandirian dan
identitas sangat menonjol (pemikiran semakin logis, abstrak, dan idealistis) dan
semakin banyak menghabiskan waktu di luar keluarga.
5. Tahap Awal Dewasa
Masa awal dewasa (early adulthood) ialah periode perkembangan yang
bermula pada akhir usia belasan tahun atau awal usia duapuluhan tahun dan
yang berakhir pada usia tugapuluhan tahun. Ini adalah masa pembentukan

1
kemandirian pribadi dan ekonomi, masa perkembangan karir, dan bagi banyak
orang, masa pemilihan pasangan, belajar hidup dengan seseorang secara
akrab, memulai keluarga, dan mengasuh anak anak.
6. Tahap Masa Pertengahan Dewasa
Masa pertengahan dewasa (middle adulthood) ialah periode perkembangan
yang bermula pada usia kira kira 35 hingga 45 tahun dan merentang hingga
usia enampuluhan tahun. Ini adalah masa untuk memperluas keterlibatan dan
tanggung jawab pribadi dan sosial seperti membantu generasi berikutnya
menjadi individu yang berkompeten, dewasa dan mencapai serta
mempertahankan kepuasan dalam berkarir.
7. Masa Akhir Dewasa
Masa akhir dewasa (late adulthood) ialah periode perkembangan yang bermula
pada 60 sampai berakhir pada kematian. Ini adalah masa penyesuaian diri atas
berkurangnya kekuatan dan kesehatan, menatap kembali kehidupannya,
pensiun, dan penyesuaian diri dengan peran peran sosial baru.
Manusia mengalami kelahiran kemudian bertumbuh mulai dari masa balita, kanak-
kanak, remaja bahkan dewasa sampai kepada lanjut usia masing-masing mempunyai
keunikan kepribadian atau karakternya tersendiri. Bagaimana keunikan karakter dalam
tiap pribadi sesuai kategori usia dapat dipahami guna mengembangkan potensi diri
sehingga dapat bertumbuh dan berkembang dengan baik bukan saja soal fisik, psikis,
tetapi juga rohani atau spiritualitasnya.
 Manusia dibedakan dalam dua jenis
 Manusia sebagai makhluk individu, adalah hakikat manusia sebagai makhluk yang
mempunyai keinginan, kebutuhan, dan perasaan dengan manusia lain.
 Manusia sebagai makhluk sosial, artinya manusia tidak dapat hidup tanpa bantuan
orang lain dalam menjalani kehidupannya.
Pengertian Manusia menurut Pemahaman Agama Kristen
Pandangan iman Kristen mengenai hakikat manusia berpijak kepada Alkitab,
khususnya dalam Kejadian 1:26-27, yaitu pernyataan Allah disekitar penciptaan alam
semesta dimana manusia termasuk didalamnya. Manusia diciptakan menurut gambar
dan rupa Allah, dalam hal ini menunjuk pada unsur kesamaan. Dalam kitab Kejadian ada
beberapa prinsip mengenai hakikat manusia, yaitu:
1. Manusia adalah hasil ciptaan Allah (Kejadian 1:26-27; 2:7) Manusia bukanlah
“pletikan” Allah, jelmaan dari sebagian diri Allah, bukan pula anak dalam arti
biologis yang keluar dari diri Allah. Manusia adalah mahluk yang riil ada, hasil
karya dari tangan agung Sang Khalik. Untuk ini harus dicamkan bahwa manusia
bagaimanapun berbeda dengan Allah. Allah adalah khalik dan manusia adalah
hasil karyaNya.
2. Allah menciptakan manusia tidak seperti Allah menciptakan ciptaanNya yang lain
(unik). Manusia diciptakan dari tanganNya sendiri. Kemudian Allah
menghembuskan nafas kehidupan ke dalam hidungnya (Kej 2:7)
3. Manusia diciptakan melalui sebuah musyawarah dalam diri Allah (Kejadian 1:26-
27). Ini bisa berarti konsekuensi dan risiko menciptakan manusia telah
dipertimbangkan.
4. Manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Ini menunjuk bahwa
manusia adalah sebuah eksistensi sangat unik dan dahsyat. Dalam hal ini

2
tersimpul hakekat manusia yang menunjukkan perbedaan yang hakiki dan
prinsipal antara ciptaan Allah yang lain. Hal ini juga menunjukan adanya potensi
hubungan intim yang terjalin antara manusia dengan Allah.
Pemahaman iman GPIB tentang Manusia:
 Manusia adalah ciptaan Allah yang Esa (Kej 1:26; Yes 45:12). Manusia sebagai
“IMAGO DEI” secara teologis status manusia sebagai “Makhluk Religius” dengan
tujuan melayani Allah di dalam alam ciptaan-Nya
 Laki-laki dan perempuan. Laki-laki dan perempuan merupakan eksistensi manusia
yang saling melengkapi. Sifat saling melengkapi harus dipahami dalam seluruh aspek
kehidupan sosial keagamaan. Hal itu pun menjadi panggilan kemanusiaan sepanjang
perjalanan hidupnya. Dengan demikian makna hidup saling melengkapi, saling tolong
menolong harus dipahami dalam wawasan luas ke masa depan. Laki-laki dan
perempuan harus saling menghargai, menghormati, dan menerima keputusan
eksistensial.
 Diciptakan oleh Allah.
- Makhluk Sosio-Religius (makhluk sosial yang religious)
- Makhluk yang memiliki kemampuan. Kemampuan untuk membangun relasi
positif dengan sesamanya demi kebersamaan dan kesejahteraan seluruh ciptaan-
Nya
- Manusia diciptakan oleh Allah dengan demikian disebut sempurna, jikalau ia
selalu membangun, membina dan memelihara hubungannya dengan Allah selaku
pencipta (Hubungan Vertikal) dan dengan sesama (Hubungan Horizontal)
 SIAPAKAH AKU? ? ?
Menurut Socrates seorang filsuf Yunani, hidup pada abad ke IV, ada empat
pertanyaan manusia hal yang selalu ditanyakan manusia dari zaman ke zaman:
 Apakah yang boleh saya harapkan (What may I hope)
 Apa yang dapat saya ketahui (What can I know)
 Apakah yang harus saya perbuat (What can I do )
 Siapakah saya (Who am I)
Dia berkata, membuat pernyataan: “Ketahuilah dirimu, sangat penting karena
disitulah permulaan pengetahuan”. Makna pernyataan tersebut sangat mendalam bagi
manusia dan kehidupannya, apa gunanya mengetahui segala sesuatu, tetapi tidak
mengetahui diri sendiri. Pengetahuan bukan di luar, tetapi dimulai dari pengenalan
tentang diri sendiri. Maka untuk mengetahui sesuatu, harus dimulai dari pengenalan
akan diri sendiri. Pengenalan diri adalah langkah awal yang diperlukan seorang manusia
untuk dapat menjalankan kehidupan ini secara efektif, berdaya guna, dan bermakna
sehingga ia dapat menjawab pertanyaan “siapakah aku”.
Untuk mengenal “siapakah aku” dimulai dari pemahaman seseorang mengenai
”konsep diri”. Menurut John Robert Powers (1977), konsep diri adalah kesadaran dan
pemahaman terhadap dirinya sendiri yang meliputi; siapa aku, apa kemampuanku, apa
kekuranganku, apa kelebihanku, apa perananku, dan apa keinginanku’ Konsep diri
menjadi dasar perilaku hidup sehari-hari yang disadari. Kesadaran dan pemahaman akan
dirinya semakin mencerminkan prinsip hidup dan kehidupannya. Konsep diri dianggap
sebagai komponen kognitif (pengetahuan) dari diri social secara kesluruhan, yang
memberikan penjelasan tentang bagaimana seorang manusia memahami perilaku,
emosi, dan motivasinya sendiri. Hal ini merupakan jumlah keseluruhan dari keyakinan

3
individu tentang dirinya sendiri. Calhoun dan Acocella menulis bahwa konsep diri
adalah, pandangan manusia tentang diri sendiri yang meliputi dimensi pengetahuan
tentang diri sendiri, pengharapan mengenai diri sendiri, dan penilaian tentang diri
sendiri baik secara fisik, psikis, social, intelektual, moral maupun spiritual.
Pada dasarnya konsep diri bukan merupakan faktor hereditas (bawaan/keturunan),
tetapi faktor yang dipelajari, dan terbentuk melalui pengalaman dengan orang lain.
Konsep diri adalah gambaran yang mencakup enam (6) segi kehidupan; yaitu fisik, psikis,
sosial, intelektual, moral, dan spiritual yang didapati dari hasil interaksi dengan orang
lain dan lingkungannya.
 Proses Pembentukan Konsep Diri
• Ketika lahir seseorang belum memiliki konsep diri, namun konsep diri mulai
berkembang sejak lahir dengan melalui proses penginderaan (sensation) dan
perasaan (feelings) yang datang dari dalam diri atau dari lingkungan.
Pengalaman dini terhadap rasa senang, sakit, disenangi, atau ditolak
membentuk konsep dasar bagi perkembangan konsep diri dimasa yang akan
datang.
• Pengetahuan, harapan, dan penilaian yang membentuk konsep diri terutama
hasil interaksi dengan orang lain. Orang tua merupakan figur yang paling
berperan dalam pembentukan konsep diri seseorang. Adapun teman sebaya
merupakan figur kedua setelah orangtua yang mempengaruhi terhadap
konsep diri dan masyarakat yang juga berperan dalam pembentukan konsep
diri.
• Faktor yang penting dalam pembentukan konsep diri adalah melalui belajar.
Karena konsep diri merupakan produk belajar, permasalahan yang timbul
selama proses belajar dapat mengganggu perkembangan konsep diri.
Permasalahan umum yang muncul yaitu, mendapat umpan balik yang tidak
tepat dan umpan balik yang tidak konsisten.
 Makna Konsep Diri.
Makna konsep diri, dibahas secara ontology (hakikat) tentang keberadaan
manusia yang dibatasi pada dua bagian, yaitu:
 Makna konsep diri menurut persfektif umum.
1. Aku diri; Aku yang seperti aku pahami. Setiap individu mempresepsi
dirinya sesuai dengan kehendaknya, setiap individu memiliki pemahaman
tentang dirinya berdasarkan siapa dan apa dirinya.
2. Aku sosial: Aku yang dipahami oleh orang lain yang ada disekitar aku. Cara
orang lain memahami diri sendiri, turut mempengaruhi dan membentuk
persepsi individu tentang dirinya.
3. Aku ideal; Aku yang aku inginkan. Gambaran seseorang mengenai
penampilan dan kepribadian yang didambakannya.
Komulasi dari ketiga makna konsep diri ini yang membentuk cara
seseorang mengenal dan memahami dirinya. Ada orang yang kuat di ‘aku diri’
atau kuat ‘aku social, dan ada juga orang yang kuat di ‘aku ideal’. Ada juga
orang yang hanya memiliki aku diri, tanpa memiliki aku social, Contohnya;
“saya adalah saya, ya begini saja,… saya hanya ingin jadi orang biasa-biasa saja”
Akhirnya jadilah ia orang yang biasa-biasa saja.

4
Jika tidak berhati-hati terhadap ketiga hal tersebut, maka manusia bisa
salah mengenal orang lain begitu sebaliknya. Jadi menurut pandangan umum
pemahaman konsep diri merupakan proses yang fluktuatif (turun naik) dan
berubah-ubah sesuai situasi dan kondisi zaman. Pengenalan diri seseorang
adalah proses dan bertahap, oleh karena itu dibutuhkan kesadaran intelektual
yang berkesinambungan dan proses analis (penyelidikan) diri yang terus
berlanjut.
 Makna Konsep diri menurut perspektif Kristen.
Seseorang tidak mungkin mengenal dirinya secara benar, sebelum orang
tersebut mengenal Allah terlebih dahulu. Pernyataan Iman Kristen “Takut akan
Tuhan, adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat
dan didikan (Amsal 1:7). Mengenal dan menghormati Allah merupakan titik
awal dari hikmat, bijaksana yang tertinggi. Berlandaskan landasan berpikir
teosentris, makna konsep diri manusia menurut iman Kristen adalah sebagai
berikut :
 Manusia adalah hasil ciptaan Allah.
1. Ciptaan Unik. Keunikan manusia ciptaan khusus untuk maksud
khusus. Manusia berkebudayaan, bersejarah, berlinguistik, berbicara,
berpikir, berasa dan berkarsa. Allah menaruh potensi dalam diri
manusia yang tidak ada pada binatang dan ciptaan lain.
2. Ciptaan yang terakhir. Kalau kita lihat urutan penciptaan, setelah
segala sesuatu diciptakan Allah, barulah diciptakan manusia. Ini
berarti manusia diciptakan lebih tinggi daripada materi, dan
diciptakan dengan tujuan ‘berkuasa’ (mengelolah/mengatur) dan
menikmati segala sesuatu yang telah diciptakan sebelumnya. Dalam
konteks inilah manusia harus berjuang dalam kasih karunia Allah
untuk menemukan kehormatan (dignity) sebagai mahluk ciptaan
terakhir dan mulia.
3. Manusia sebagai Gambar dan Rupa Allah.
Dalam Kej. 1:26-27 dinyatakan secara jelas konsep diri manusia
berlandaskan gambar dan rupa Allah. Secara terminology, gambar dan
rupa Allah mengacu juga kepada kata ‘peta dan teladan Allah’. Artinya
Allah menganugrahkan kuasa, kemampuan sebagai representative
(perwakilan) Allah untuk mengusahakan dan mengelola alam ciptaan-
Nya sepanjang sejarah manusia. Ada empat cakupan makna konsep
diri manusia sebagai gambar dan rupa Allah:
a. Allah adalah sumber
b. Allah adalah tujuan hidup manusia
c. Manusia harus meneladani Allah
d. Manusia seperti Allah tetapi bukan Allah
Manusia harus bersekutu dengan Allah (tidak bisa memisahkan
diri dari Allah).
 Pola Konsep Diri
A. Konsep diri yang salah.
Orang yang memiliki konsep diri yang salah menunjukkan karakteristik sebagai
berikut :

5
1) Negatif terhadap kritik. Kurang mampu menerima kritik sebagai proses
refleksi diri dan suka melakukan kritik secara berlebihan terhadap orang
lain.
2) Bersikap responsive terhadap pujian. Bersikap berlebihan terhadap
tindakan yang telah dilakukan, sehingga merasa segala tindakannya perlu
mendapat penghargaan.
3) Cenderung merasa tidak disukai orang lain (perasaan subyektif bahwa
setiap orang sekitarnya memandang dirinya negatif
4) Mengalami hambatan dalam interaksi dengan lingkungan sosialnya. Merasa
kurang mampu dalam berinteraksi dengan orang lain.
 Dasar-dasar konsep diri yang salah terbentuk dari dua hal :
Antroposentris, yaitu manusia sebagai pusat dari segala sesuatu bahkan
melebihi Allah, di mana manusia memposisikan diri sebagai Allah atau
mengilahkan dirinya.
Egosentris, yaitu cinta diri sendiri, keinginan mementingkan dan
memuaskan diri sendiri, memanfaatkan orang lain bahkan nama Allah untuk
keuntungan dan kepentingan diri sendiri.
B. Konsep Diri yang benar.
1. Yakin akan kemampuan dalam mengatasi masalah. Orang yang mempunyai
sifat percaya diri, sehingga merasa mampu dan yakin untuk mengatasi
masalah yang dihadapi (tidak lari dari masalah) dan percaya setiap masalah
ada jalan keluar.
2. Merasa setara dengan orang lain. Pemahaman bahwa manusia dilahirkan
tidak dengan membawa pengetahuan dan kekayaan, sehingga ia selalu
rendah hati, tidak sombong, tidak mencela atau tidak meremehkan
siapapun, namun selalu menghargai orang lain.
3. Menerima pujian tanpa rasa malu. Menerima pujian tanpa kehilangan citra
diri yang bersahaja, jadi meskipun ia menerima pujian ia tidak
membanggakan dirinya apalagi meremehkan orang lain.
4. Menyadari bahwa setiap orang mempunyai pola pikir yang berbeda.
Sehingga tidak memaksakan orang lain untuk harus mempunyai pemikiran
yang sama dengan dirinya.
5. Mampu memperbaiki diri karena ia sanggup mengungkapkan aspek-aspek
kepribadian yang tidak disenangi dan berusaha mengubahnya. Ia mampu
mengoreksi diri sendiri sebelum mengoreksi orang lain, dan mampu untuk
mengubahnya menjadi lebih baik agar berguna bagi lingkungannya.
 Dasar konsep diri yang benar adalah :
1. Teosentris, yaitu menempatkan Allah sebagai pusat dari segala sesuatu,
tunduk pada otoritas Allah, menjalankan firman-Nya, dan hidup
mengandalkan Allah.
2. Penerimaan diri sebagai makhluk ciptaan Allah yang mulia dan terhormat.

6
 Proses Pengenalan diri :

Pengendalian Diri Penerimaan


Pengembangan Diri
Diri
 Hambatan – hambatan dalam Mengenali Diri :
a. Cara pandang/ paradigma
b. Konsep diri atau cermin diri
 Bagaimana Cara Mengenali Diri :
a. Melakukan refleksi (perenungan) pribadi
b. Mencari masukan (umpan balik) dari orang lain
 Manfaat Dari Pengenalan Diri
a. Pengetahuan diri
b. Semakin realistis memandang diri sendiri, semakin objektif menilai orang lain
c. Menyadari keunikan diri
d. Merupakan syarat penerimaan diri yang menjadi dasar perencanaan masa
depan
Pengenalan diri adalah sarana untuk mencapai tujuan hidup. Oleh karena itu jika
seseorang dapat menjawab pertanyaan “siapa saya? Maka pertanyaan selanjutnya
adalah “Saya ingin menjadi apa? Jawaban atas pertanyaan tersebut tentunya beragam,
sesuai dengan peran yang dimainkan, namun dapat dicermati dalam salah satu aspek
peran manusia yaitu manusia pembelajar. Pengenalam diri penting agar bisa mengatasi
kendala dan hambatan-hambatan, sebab diri setiap manusia ada kekurangan dan
kelebihan.
 AKU ADALAH. . . . . .
1. Aku adalah Makhluk Mulia (Kej 1:26)
- Segambar dan serupa dengan Allah
- Mewarisi sifat Allah
- Diberikan Free Will
- Diberikan aturan main (Luk 14:27) Aturan mainnya ialah Mau sah menjadi
orang percaya? Harus Menjadi pengikut Kristus dan memikul salib
- Mempunyai terang hidup (Yoh 8:12)
2. Aku adalah makhluk bertanggungjawab
- Memiliki integritas
- Selalu bersikap dan berperilaku tidak merugikan orang lain.
- Memiliki kontrol diri yang baik
- Berhati-hati dalam memutuskan dan melakukan sesuatu.
- Memiliki sikap rela berkorban.
- Mampu mengendalikan diri.
3. Aku adalah Milik Kristus (1 Korintus 3:23)
- Tidak hidup dalam kedagingan (Nafsu Duniawi) = Gal 5:24

7
- Hidup dipimpin oleh Roh Kudus (Gal 5:25)
- Hidup menghasilkan buah Roh (Rom 7:4 ; Gal 5:22-23)
- Hidup untuk Kristus (2 Kor 5:15)
4. Aku adalah Anggota SIDI JEMAAT
Sebagai seorang anggota sidi jemaat haruslah menjadi berguna bagi gereja.
Untuk itu sebagai seorang anggota sidi jemaat kita harus mengetahui apa yang
gereja harapkan dari kita?
- Memberitakan injil Kristus
- Mengajar orang dalam dan kepada kebenaran
- Menjadi surat kristus yang terbuka
- Memberikan kontribusi bagi perkembangan gereja
- Aktif dalam pelayanan gereja

Motto Seorang Anggota SIDI GEREJA : Jangan Tanyakan apa yang Tuhan dan Gereja berikan
kepada saya, tapi TANYAKANLAH apa yang saya berikan kepada Tuhan dalam kehidupan
BERGEREJA

Who am I ? ? ? I’M YOURS (Siapa saya? Saya Milik Tuhan)

8
KOMITMEN PANGGILAN PELAYANAN
Oleh: Pdt. Frendly Seilatu
Disampaikan dalam acara retreat Katekisasi Daring GPIB Jemaat ‘ANUGERAH’ Sorek
Bagian Jemaat ‘Surya Kasih’ Tembilahan
Jumat, 26 Maret 2021

PENGANTAR
Salah satu pertanyaan penting di kalangan para teolog dan pemimpin gereja
dewasa ini adalah mengenai eklesiologi, apakah gereja itu? Pertanyaan ini bukan hanya
mengenai definisi normatif, yang dapat dijawab dengan mudah, misalnya: Gereja adalah
persekutuan orang beriman. Jawaban ini tidak salah, tetapi tidak menolong, sebab
belum menjawab untuk apa atau mengapa ada gereja, dan bagaimana gereja hidup.
Mengapa Tuhan mendirikan gereja-Nya di dalam dunia atau, mengapa Tuhan mengutus
gereja-Nya ke dalam dunia?
Pertanyaan bagi kita, mau kemana GPIB? Adapun, visi GPIB ialah menjadi Gereja
yang mewujudkan damai sejahtera Allah bagi seluruh ciptaan-Nya. Misi GPIB 1) Menjadi
gereja yang terus menerus diperbaharui dengan bertolak dari FIRMAN ALLAH yang
terwujud dalam perilaku kehidupan warga gereja, baik dalam persekutuan, maupun
dalam hidup bermasyarakat. 2) Menjadi gereja yang hadir sebagai contoh kehidupan,
yang terwujud melalui inisiatif dan partisipasi dalam kesetiakawanan sosial serta
kerukunan dalam masyarakat, dengan berbasis pada perilaku kehidupan keluarga yang
kuat dan sejahtera. 3) enjadi gereja yang membangun keutuhan ciptaan yang terwujud
melalui perhatian terhadap lingkungan hidup, semangat keesaan dan semangat
persatuan dan kesatuan warga gereja sebagai warga masyarakat.
Gereja dipanggil Sama seperti Musa di antar dari kurun waktu perbudakan ke
kurun waktu perjanjian demikian pula gereja diantar dari masa yang satu ke masa
berikutnya. Artinya ada regenerasi dalam tubuh gereja. Tuhan yang Panggil dan Utus!
Tuhan yang mempersiapkan dan secara lahiriah orang diperlengkapi melalui berbagai
pengalaman dan pembinaan pada tahap-tahap tertentu. Semua dipanggil Dalam
keterbatasan tiap-tiap orang yang dipanggil, semua yang dipanggil itu secara bersama-
sama menunaikan panggilan itu.
 Apa perbedaan penonton dan pemeran? – Warga sidi Pemeran atau penonton?

KOMITMEN PANGGILAN PELAYANAN


Dalam buku tata ibadah GPIB 2015, hal 96 mengatakan Peneguhan Sidi adalah
tindakan gereja terhadap para warganya yang telah diakui dan diterima sebagai
pengikut Kristus yang dewasa iman dan bertanggung jawab penuh dalam tugas
panggilan dan pengutusan Gereja. Dengan demikian yang harus kita ketahui bahwa ada
2 hal yang ditekankan sebagai seorang warga sidi gereja. 1) Mereka yang telah di Sidi,
telah diakui dan diterima sebagai pengikut Kristus yang dewasa Iman. 2) Sebagai warga
jemaat yang telah dewasa iman, padanya diberi tanggung jawab untuk melaksanakan
panggilan dan pengutusan gereja.
Warga sidi adalah orang-orang yang dipercayakan oleh Yesus Kristus Kepala
Gereja untuk melaksanakan Panggilan dan Pengutusan Gereja. Jadi ap aitu panggilan
dan pengutusan gereja? Panggilan utama gereja adalah memberitakan Injil Tuhan Yesus
Kristus (1 Petrus 2 : 9 ; Matius 28 : 19-20; Markus 13 : 10-13 ; Lukas 4 : 14, 19).

9
Bagaimana kita sebagai pengikut Kristus, warga sidi gereja memberitakan injil?
Panggilan dan pengutusan gereja dapat dilakukan dalam tiga hal. 1) Persekutuan
(Koinonia), 2) Pelayanan (Diakonia), 3) Kesaksian (Marturia). Ketiga hal ini lebih dikenal
dengan istilah Tri Dharma Gereja. Tri Dharma Gereja tidak dapat dipisahkan walaupun
dapat dibedakan. Artinya, Gereja adalah persekutuan yang bersaksi dan melayani;
kesaksian yang harus dilaksanakan adalah kesaksian oleh persekutuan yang dibarengi
dengan pelayanan. Pelayanan adalah pelayanan di dalam dan oleh perekutuan dan
merupakan kesaksian.
Tri Dharma ini adalah panggilan dan pengutusan yang harus dijalankan oleh warga
sidi jemaat; bersekutu, melayani dan bersaksi. Dengan demikian warga Sidi jemaat,
terikat dalam Tri Dharma Gereja. Dengan demikian, gereja menjadi tanggung jawab
siapa? Pendeta, Penatua dan Diaken?? TIDAK. Gereja adalah tanggung jawab warga
gereja. Pelaksanaan Panggilan dan Pengutusan adalah tanggung jawab dari seluruh
warga gereja. Adalah keliru pendapat yang mengatakan bahwa pelaksanaan Panggilan
dan Pengutusan hanyalah tanggung jawab dari para pejabat dan fungsionaris dalam
organisasi Gereja.
Apa yang mendasarinya, bahwa Gereja tanggung jawab warga gereja? 1 Petrus 2:
9 “Kamulah…. Imamat yang rajani. Jadi seluruh warga gereja diterima dalam kategori
jabatan yang paling religius yaitu imamat. Karena Roh dicurahkan atas semua manusia
(Kis 2: 17). Oleh karena itu, Imamat Am orang percaya menegaskan keikutsertaan aktif
semua warga untuk mengemban panggilan dan pengutusan gereja secara bertanggung
jawab.
Seluruh warga gereja terpanggil untuk bersama-sama terlibat dalam
pembangunan tubuh Kristus (gereja). Sehingga gereja sangat meembutuhkan peran
warga sidi gereja sebagai jemaat misioner. Gereja yang bermisi hadir tidak pada “ruang
hampa”, tetapi hadir pada suatu realitas hidup dan dalam konteks masyarakat yang
majemuk. Karena itu, sebutan “Gereja yang Misioner” harus memperhitungkan realitas
hidup dan konteks masyarakat dimana kita tinggal dan berada.
Gereja yang Misioner harus dipahami sebagai suatu usaha orang Kristen, gereja-
gereja dan yayasan Kristen yang berbeda-beda untuk mengadakan perubahan dalam
segala aspek kehidupan dan terutama misi membawa berita keselamatan melalui Yesus
Kristus. Bahkan dalam dinamika baru Gereja yang Misioner telah lebih meluas dalam
konsep alam semesta, di mana misi telah meliputi seluruh dunia, seluruh umat manusia,
seluruh alam semesta secara holistik dan universal. Dengan demikian, pengertian Gereja
yang Misioner dalam tulisan ini harus dilihat dalam pengertian universal.
GPIB sebagai institusi gereja, mengatur pelaksanaan panggilan dan pengutusan
gereja dalam berbagai wadah. Salah satu wadahnya disebut Unit Misioner. Unit
missioner adalah wadah pembinaan dan pelaksana Misi GPIB dalam rangka
pembangunan jemaat. Artinya warga jemaat dipersiapkan dalam wadah ini untuk
melaksanakan tugas dan tanggung jawab mewujudkan Jemaat yang Misioner melalui
kegiatan-kegiatan dalam pembangunan jemaat dan masyarakat.
Apa saja unit misioner dalam GPIB? Pelayanan ketegorial (Pelkat – PA, PT, GP,
PKP, PKB dan PKLU), Komisi (Komisi Diakonia, Komisi Musik Gereja, dll), Panitia (Pan.
Pemilihan majelis Jemaat, Pan. Pembangunan Gereja, dll).
Akhirnya, saudara-saudaraku, hendaklah kamu sekalian mengerti rencana Allah
dalam hidupmu, supaya kamu sehati, sepikir, seperasaan, sepenanggungan dalam
penderitaan. Giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan kita, Yesus Kristus. Peliharalah roh

10
persaudaraan, sambil mengingat pesan Alkitab: “Segala sesuatu yang kamu lakukan
dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan
Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita” (Kolose 3: 17). Jadi,
marilah kita melakukan panggilan dan pengutusan yang boleh Tuhan percayakan kepada
kita selaku warga sidi gereja ditengah-tengah persekutuan jemaat kita. Karena itu,
saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu
dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan
Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia" ( 1 Korintus 15: 58). Bertolong-tolonganlah dalam
pekerjaan Tuhan. SOLI DEO GLORIA.

11

Anda mungkin juga menyukai