CANDI
diBLITAR
CANDI
diBLITAR
D'TRAV
Travellersblitar.com
ii | travellersblitar.com
Galy Hardyta
Candi di Blitar
Blitar, D'Travellers Blitar, 2020
77 him.
Dipublikasikan oleh :
Komunitas D'Travellers Blitar
Penulis :
Galy Hardyta
Fotografer :
Ali Mustofa
A. Meitika Kusumawardhani
Januardi Eka P.
Muhammad Rofi'i
Nuromadhon
Riezta Aditya H.
Lay out :
Galy Hardyta
Januardi Eka P.
travellersblitar.com | iii
iv | travellersblitar.com
Daftar Isi
- Daftar Isi iv
- Daftar Singkatan . v
- Sambutan Kepala Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga
Kabupaten BI . simsmvsmssmarnmnssmnssissmassisssismsimsnimidsssissiiim vi
- Kata Pengantar ii
- Candi Bacem ... 1
- Candi Gambar wetan . 3
- Candi Kalicilik 7
- Candi Kotes ..
- Candi Mleri
- Candi Penataran .
- Candi Pertapan
- Candi Plumbangan .
- Candi Rambut monte .
- Candi Sawentar ...
- Candi Selotumpuk ..
- Candi Simping
- Candi Sirah kencong .
- Candi Sumber agung .
- Candi Sumber nanas .
- Candi Tapan ..
- Candi Tepas ..
- Candi Wringin ranjang 73
- Daftar Pustaka . w10
' 4 R dheidkundigen Dienstin Nededandach Indie & %
S s Peninggalan Sejarah dan Purbakala
r -
—— - - ———— - P -
vi | travellersblitar.com
Upaya ini merupakan inovasi dan kreasi yang harus terus dikembangkan
terutama di kalangan muda atau masyarakat milenial Kabupaten Blitar agar lebih
mencintai dan bangga dengan Blitar yang luar biasa, Blitar bumi para raja, Blitar
land of kings.
Terus Berkarya untuk pengembangan diri, menabung kebaikan di masa muda dan
dukung terus Promosi Pariwisata Kabupaten Blitar.
Kata Pengantar
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Azza wa Jalla, karena atas karunia Nya
penulisan buku Candi di Blitar ini dapat terselesaikan. Tak lupa pula salawat serta
salam selalu tercurah kepada Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam yang
syafaatnya kita nantikan kelak. Penulis sampaikan pula terimakasih kepada semua
pihak yang telah mendukung dan membantu penulisan buku ini. Terimakasih pula
kepada para juru pelihara Candi di Blitar yang dengan tulus telah merawat dan
melestarikan peninggalan leluhur yang adi luhung ini. Mohon maaf karena masih
banyak kekurangan dan banyak harapan yang belum bisa penulis tuangkan dalam
bukuini.
Buku ini ditulis dengan seobyektif mungkin dan disusun atas data-data penelitian
yang empiris. Opini, asumsi, dan idealisme penulis dikesampingkan. Satu idealisme
yang masih penulis pegang adalah berusaha untuk seminimal mungkin
menggunakan data-data kontroversial dan spektakuler. Mungkin buku ini akan sedikit
membosankan, namun penulis tetap berharap semoga buku ini dapat melengkapi
kazanah ilmu pengetahuan dilingkup cagar budaya.
Selamat membaca.
Deskripsi candi
Candi Bacem terdiri dari dua buah struktur candi yakni sebuah
fln I candi induk dan sebuah candi perwara (candi pendamping).
Kedua struktur tersebut tersusun dari bata dan sedikit batu
trasit. Candi induk berada di utara candi perwara. Struktur
candi induk memiliki panjang 5.40 m, lebar 5 m dan tinggi 1.10
flcem m, sedangkan candi perwara memiliki panjang 3.10 m, lebar 3
mdantinggi 1.09m.
Candi induk menghadap ke arah barat, hal ini bisa dilihat dari
sisa-sisa tangga masuknya yang masih tersisa. Di atas candi
induk terdapat sembilan umpak bermotif hias, dua upak polos,
fragmen antefik, dan kemuncak.
Ditilik dari sisi-sisa struktur yang masih ada, diduga bentuk asli
Candi Bacem ini merupakan bangunan terbuka, dengan
tubuh dan atap candi berupa struktur tiang kayu(hilang/lapuk)
dengan umpak batu di bawahnya dan atap genting di atasnya.
Dugaan tersebut didukung oleh banyaknya pecahan tembikar
yang turut tertumpuk bersama pecahan batu bata.
Jumlah struktur candi di Candi Bacem bisa saja lebih dari dua.
Pada Hindoe-oudheden van Java (1864 - 1867) dalam ROD
1913 disinggung mengenai keberadaan struktur candi ke tiga
(derde tempel). Letak candi ke tiga ini sedikit ke timur dari
lokasi candi utama. Candi ke tiga ini juga tersusun dari bata.
Sejarah
Belum ditemukan sumber sejarah tertulis baik angka tahun
maupun prasasti yang berasal dari Candi Bacem.
Riwayat pelestarian
Candi Perwara
Candi
situs yang luas dan struktur bangunannya yang menyatu
dengan bukit di Iereng barat Gunung Kelud selalu membuat
kagum para pengunjungnya.
w2 i
Kec. Nglegok,
menuju loka
tan terletak di P
secara administratif masuk dalam'
Blitar, Secara
andn Rute pertaMa Se
berpatokan dar% ertigaan Kantor Desa Pena
belok ke kanan udian dilanjutkan dengan rute menuju
DAM Kali Blai Setelah menyeberangi Kali* Bladak.,.q.%
pengunjung akan tiba di area Perkebunan Gambar. Dari sifi
pengunjung tinggal engl ti arah-yang ditunjukkan papan .
: uju candi. Rute pertama ini sedlkil
menantang dan tidak dir menda51kan saat musom* ve
Riwayat pelestarian o
Candi Gambar Wetan pertama kali dilaporkan Verbeek pada
tahun 1890. Dalam lapo ya tersebut disampaikan adW
struktur candi yang tersusun dari batu andesit berukuran 8. 40\
m persegi, beberapa struktur batu yang muncul ‘pada_ "
permukaan tanah dan arca dwarapala. Dalam laporan
tersebut juga diinformasikan mengenai arca dwarapala kecil
berangka tahun 1332 Saka (1410 M) berasal. dari Candi
scan untuk melihat lokasi Gambar Wetan )&ng berada di Kantor Bupati Blitar: Saat ini
dwarapala tersebut berada di Museum Penataran, Blitar.-
Deskripsi candi
Candi Gambar Wetan terdiri dari sejumlah struktur candi yang
membentuk kompleks percandian. Struktur candi menghadap
ke arah barat dan tersusun dari batu andesit. Gugusan candi
yang cukup rapat ada di atas bukit. Untuk menuju bagian atas
bukit tersebut terdapat struktur tangga batu. Di kanan dan kiri
tangga tersebut terdapat sepasang arca dwarapala.
Kegiatan pelestarian Candi Gambar Wetan
travellersblitar.com | 6
Sejarah
<£t 11/ * 3
Deskripsi candi
Candi Kalicilik menghadap ke arah barat, bangunannya
tersusun dari bata dan sebagian kecil batu andesit. Candi
Kalicilik terdiri dari tiga bagian yaitu kaki, tubuh dan atap,
dengan panjang bangunan 6.60 m, lebar 6.60 m dan tinggi
8.46 m. Bagian kaki Candi Kalicilik adalah hasil rekonstruksi.
Bagian kaki yang asli masih ada namun telah terkikis
sehingga sulit untuk menopang bagian lain dari candi, oleh
karenanya bagian kaki candi direkonstruksi.
Sejarah
1271 Saka
Riwayat pelestarian
Dalam History of Java karangan Raffles pada tahun 1817
Candi Kalicilik disebut Candi Genengan, karena tempat candi
ini berada di dekat Desa Genengan. Sedangkan oleh
Hoepermans Candi Kalicilik dinamakan Candi Puton, yang
dilaporkan dalam bukunya Hindoe-oudheden van Java (1864
- 1867) dalam ROD 1913. Selanjutnya Knebel mengunjungi
dan mendata Candi Kalicilik yang kemudian dilaporkan ke
dalam ROC 1908.
Kotes
Dari Kota Blitar candi ini dapat dituju dengan mengarahkan
perjalanan ke arah Malang. Sesampainya di Kantor Desa
Kendalrejo Talun ikuti rute berikut: Perempatan Kantor Desa
Kendalrejo belok ke kiri (ke utara) kemudian ikuti jalan sampai
mentok. Selanjutnya silakan belok kanan mengikuti jalan
hingga menjumpai papan petunjuk arah Candi Kotes. Candi
Kotes berada tak jauh dari papan tersebut.
Deskripsi candi
Candi Kotes terdiri dari dua struktur candi yang berderet ke
belakang menghadap ke barat. Struktur candi tersebut
berbentuk batur yang tersusun dari batu andesit. Struktur
candi pertama terletak di depan, memiliki tangga di sisi barat.
Struktur ini berukuran panjang 3.67 m, lebar 2.27 m dan tinggi
1.67 m. Di atas struktur tersebut terdapat dua altar dan satu
miniatur candi. Pada struktur ini terdapat inskripsi berupa
angka tahun 1223 Saka (1301 M).
Sejarah
Berdasarkan inskripsi pada candi pertama dan kedua yang
menunjukkan angka tahun 1222 dan 1223 Saka (1300 dan
1301 M), Candi Kotes dipastikan berasal dari masa awal
Kerajaan Majapahit, periode pemerintahan Raden Wijaya
(Krtarajasa). Candi ini didirikan hanya berselang tujuh sampai
delapan tahun dari berdirinya Kerajaan Majapahit.
1222 Saka
1223 Saka
13 travellersblitar.com
Riwayat pelestarian
Laporan tentang Candi Kotes dibuat oleh Hoepermans dalam
Hindoe-oudheden van Java (1864 - 1867) dalam ROD 1913,
laporan selanjutnya dibuat oleh Kneble pada tahun 1908
(ROC). Candi Kotes juga termuat dalam History of Java
(1917) karya Raffles, kemudian Candi Kotes dipugar untuk
pertama kalinya pada tahun 1921. Dalam laporan-laporan
terdahulu Candi Kotes disebut dengan sejumlah nama yang
berbeda. Menurut Hoepermans Candi Kotes dahulunya
bernama Candi Semanding yang berada di Desa Papoh,
tetapi van Kinsbergen dalam Notulen 1867 menyatakan Candi
Kotes dahulunya bernama Candi Papoh yang berada di Desa
Semanding.
Candi
o
Candi Mleri atau dikenal juga sebagai Kekunaan Mleri terletak
di kaki Gunung Pegat, tak jauh dari Candi Pertapan yang
terletak di puncak gunung. Candi ini secara administratif
Mleri
terletak di Desa Bagelenan, Kec. Srengat, Kab. Blitar. Rute
menuju Candi Mleri adalah sebagai berikut: dari Kota Blitar
arahkan perjalanan ke barat ke arah Srengat. SMAN Srengat
masih lurus hingga menjumpai Perempatan Bagelenan. Dari
perempatan ini silakan belok ke kanan mengikuti jalan hingga
bertemu Jl. Ronggowuni (jalan kecil) di kiri jalan. Kekunaan
Mleri Terletak di Jl. Ronggowuni di sebelah kanan jalan.
Deskripsi candi
Candi Mleri merupakan kumpulan benda cagar budaya
berupa komponen candi yang berada di antara makam-
makam lama. Kemungkinan antara makam dengan
komponen candi tersebut berasal dari masa yang berbeda.
Bagian dari komponen candi yang bisa dijumpai disini antara
lain: sejumlah arca, sejumlah panil relief baik yang bersifat
naratif maupun dekoratif, sejumlah antefik, jaladwara,
jambangan, kala, lingga, prasasti, dan yoni.
Sejarah
Prasasti di halaman Candi Mleri pernah dibaca oleh Damais.
Berdasarkan pembacaan tersebut unsur penanggalan dan
nama raja yang menganugerahkan prasasti ini dapat
diketahui. Unsur penanggalan dalam prasasti sebenarnya
sudah tidak dapat dibaca dengan jelas, namun setelah
dilakukan pengkajian menggunakan tabel yang disusun van
Wijk, Damais menyimpulkan bahwa penanggalan prasasti ini
adalah 1091 Saka (03 September 1169 M). Nama raja yang
menganugerahkan adalah Aryyeswara dari Kerajaan Kadhiri.
Berikut alih aksara Prasasti Mleri | oleh Damais:
1102 Saka
Artinya:
Tahun Saka awan sembilan mengebumikan tanah (1192) raja Wisnu
berpulang, Dicandikan di Waleri berlambang arca Siwa, di Jajago arca
Buddha, Sementara itu Batara Narasingamurti pun pulang ke Surapada,
Dicandikan di Wengker, di Kumeper diarcakan bagai Siwa Mahadewa.
Riwayat pelestarian
Laporan tentang Candi Mleri dibuat oleh Hoepermans dalam
Hindoe-oudheden van Java (1864 - 1867) dalam ROD 1913. Foto lama Candi Mleri, sumber:
Sistem Registrasi Nasional
Dalam laporannya tersebut, beliau menyebut candiinidengan Cagar Budaya
nama Candi Ngemplak. Laporan selanjutnya dibuat oleh
Kneble pada tahun 1908 (ROC). Prasasti Candi Mleri dibaca
oleh Damais, hasil pembacaanya dilaporkan dalam Etudes
d'epigraphie Indonesienne tahun 1952.
19 | travellersblitar.com
Comdi Penataran .
Lokasidan rute 12
Kompleks Percandian Penataran terletak di wilayah administratif — '
Desa Penataran, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar. Secara —
geografis Kompleks Candi Penataran terletak di barat daya T e
Gunung Kelud. Di dekatnya terdapat Sungai Sumberen yang = -
bermata air di Gunung Kelud. Lokasi Kompleks Candi Penataran ;fi
cukup mudah dicapai melalui jalan utama Blitar - Penataran
sejauh 12 kilometer.
Deskripsi candi =
Kompleks Percandian Penataran dibangun di atas lahan
seluas 180 x 130 m yang terbagi menjadi tiga halaman
membuijur arah barat — timur dengan pintu gerbang/
gapura di sebelah barat. Halaman | terletak paling
barat, halaman II di tengah, halaman !!I terletak
paling timur. Tiap-tiap halaman disekat oleh pagat
3 .— £ Y 18
LEGENDA
F. vengas. (cencesomoums) - ot
F Tengas o or soomp - westiots . m ke
~
8
M
B LR To -
x M
. Lo vonpasen (qesvasres) na oo .
X v i
1 Me
AA renr coms PEY O0 saagraciEs oo
20
vempe e
1' mamarun me OE BUD GEM
—l — ¥
Pu
atur I
=
ReliefSri Tanjung
a£ w
Relief Bubuksah Gagangaking
Miniatur candi
Gapurall
Baturlll,IVdanV
Baglan atap candi telah runtuh, sehingga tlnggal menylsakan bagian kakl’dgn y
tubuh. Kaki candi polos, pada sisi barat terdapat penampil dengan tangga naik k P~
bilik. Bentuk pipi tangga polos, pada bagian ujungnya membentuk ukel berhias
relief tumpal.
Tubuh candi berdenah segi empat dengan pintu masuk di sisi barat. Pada bagian
atas tubuh terdapat hiasan naga mengelilingi candi, sehingga naga tersebut
seolah-olah melilit candi. Naga tersebut disangga oleh relief tokoh berjumlah
sembilan, masing-masing terletak di kanan kiri pintu masuk, sudut-sudut dan
pertengahan sisi. Di antara relief-relief tokoh ini dihias panil segi empat dengan
medalion bermotif tumbuhan yang distilir dan relief binatang seperti rusa, singa,
killin, anjing, sapi.
Di bawah kaki relief-relief tokoh Candi Naga dipahatkan panil segi empat dengan
relief sebagai berikut: Seorang wanita sedang membajak tanah dengan alat
singkal yang ditarik dua ekor kura-kura; Seekor ular dan gunung; Seekor sapi
berhadapan dengan seekor singa; Seorang wanita sedang duduk, membawa alat
seperti gada; Dua punakawan duduk berhadapan; Seekor rusa melompat dengan
kepala menoleh ke belakang; Seorang wanita berjalan sambil menoleh ke
belakang, dibelakangnya seorang berlari mengejarnya; Seorang wanita
membawa bakul di atas kepala; Seorang wanita duduk bersimpuh, tangan kiri
bertumpu di alas duduk; Seorang punakawan duduk (ardhaparyanka) tangan
kanan bertumpu di lantai
Struktur fondasi IV, V dan VI
Halaman ketiga
Pada halaman ketiga terdapat gugusan struktur yang terdiri dari
empat struktur fondasi, candi induk, lima candi perwara, Prasasti
Palah, susunan percobaan tubuh candi induk, sebuah altar dan
sebuah kolam.
Gapuralll
Candi Induk
Candi Induk Penataran merupakan struktur candi paling besar dan paling penting
dari Kompleks Candi Penataran. Candi ini terletak di tengah halaman III,
dikelilingi struktur-struktur lainnya. Candi ini menghadap ke barat sesuai dengan
arah hadap kompleks percandian. Candi Induk terdiri atas tiga kaki yang
bertingkat. Kaki tingkat | (paling bawah) berdenah segi empat berukuran 32.50 x
29.50 m, tinggi 7.20 m.
Pada sisi depan terdapat dua tangga naik ke lantai teras pertama. Tangga ini
dilengkapi dengan pipi tangga berbentuk ukel berhias relief tumpal. Setiap tangga
diapit dua arca penjaga yang diwujudkan dalam bentuk Siwa Mahakala. Arca ini
digambarkan berdiri di atas lapik tengkorak. Tangan kanan tertumpu pada gada
yang diletakkan berdiri di samping kaki kanannya, sementara itu di samping kaki
kirinya terdapat pahatan tokoh wanita berukuran lebih kecil. Pada setiap lapik
arca terdapat inskripsi angka tahun 1269 Saka (1347 M).
Di belakang arca terdapat relief cerita binatang yang berbeda beda tiap arca.
Relief-relief tersebut antara lain: Seekor sapi sedang menggendong buaya;
Seorang laki-laki sedang memikul kura-kura dan di depannya terdapat seekor
kijang; seekor bangau terbang membawa dua ekor kura-kura pada paruhnya, di
bawahnya terlihat dua ekor anjing; seekor burung terbang, dan leahnya .
terdapat seekor buaya. n
Candi Induk
travellersblitar.com | 28
Dinding kaki tingkat | dihias dengan relief Ramayana, urutan ceritanya disusun
secara prasawya (berlawanan dengan arah jarum jam). Relief Ramayana ini
dipahatkan dalam panil berbentuk segi empat, diseling dengan relief binatang
yang dipahatkan dalam panil medalion. Relief diawali dengan adegan Hanuman
tiba di Alengka dan diakhiri dengan adegan Anggada menyerang Kumbakarna.
Kaki tingkat Il berdenah segi empat dengan sebuah hngga naik di sisi barat. Di
kanan kiri tangga terdapat lapik arca, aka sekarang arcanya sudah tidak
Kaki tingkat Ill, berdenah segi empat dengansebuah tangga naik di sisi barat. Di
atas pipi tangga terdapat kepala naga. Dindin kaMngkat Illtidak dihias dengan
pahatan relief naratif. Hiasan dinding pada kaki tingkat:1!! berupa relief singa
bersayap dan relief naga bersayap yang dipahatkan Secara berselang-seling.
a Kakitingkat III sebenarnya merupakan dasar penyangga tubuh.candi yang sudah
runtuh dan sekarang disusun menjadi susunanpercobaan tubuhcandi induk.
\ 5, -
K \‘
29 | travellersblitar.com
Candi perwara
Candi perwara di sekeliling candi induk berjumlah lima buah. Sebagian besar
candi perwara tersebut telah runtuh, tinggal menyisakan bagian kaki candi.
Candi perwara yang relatif lebih utuh terletak di sebelah selatan. Candi ini masih
memiliki sebagian tubuh. Candi berdenah segi empat dengan ukuran 8 x 5 m,
tinggi 4.50 m. Kaki candi polos, terdapat tangga naik di sisi barat. Bagian tubuh
candiyang tersisa hanya sisi barat dan sisi utara.
—— travellersblitareom | 30
maka | $
gra sang kki sira dangbyang pa( Jka muwah sira N
o
haru nika . i
sgnslru;rrrgghamjasa()li G Eey a
- nakinak pamrih rihaji — — A7
-
S
o .
7 6 w 4 o~ P
“ S na prabhu — wfsnumumya
- watara sakalé;aggtp&laka tan dadi tail bhumancayakna ka | .
119 . laya;;guningunlm paf Jinggal ira ngf"g?karuhun
o kapsdpl)mn ira pa!dnlkas =
713 suEtuhngk’fl 5 - ilbani paduka cri maharaja pirwwama
n‘praflka % ‘rumaksa saka .— rimula|
14. -~ muwuhikadharmmoragahan antahala
£ nikang samya sa(ng) catur lurah ni pamajakénira ing sayaksu( Ju |
5. dinai sira paduka bhatare palah apan alyanta gong mking Ia;a( )naga
—— miragri. mehdraja ri kadhannmo(la)gahan il
Susunan percobaan tubuh candi induk terletak di barat laut candi induk. Bagian-
bagian yang sudah tersusun ini tidak utuh seluruhnya, akan tetapi hanya sisi
barat, sudut barat-daya, dan sisi selatan bagian barat, sehingga belum dapat
dipastikan bentuk tubuh candi dan ukuran yang sebenarnya. Dari susunan ini
dapat diketahui beberapa motif hias/ relief.
Bagian kaki dihias dengan relief ghana yang diseling relief binatang seperti rusa,
biawak, babi hutan, singa, kilin, trenggiling. Di bagian tubuh terdapat relung/
jendela semu. Bagian di bawah relung dihias dengan relief angsa, ambang relung
dihias relief surya dan naga. Di kanan kiri relung terdapat relief tokoh dewi diapit
hiasan medalion dengan relief raksasa dalam bentuk kerdil membawa semacam
tumuhan ditangannya.
Petirtaan dalam terletak di ujung tenggara halaman Ill, berbentuk segi empat
berukuran 6.50 x 5.05 m dengan kedalaman 2.65 m. Dinding kolam sebelah barat
bagian bawah terbuat dari bata, bagian atas terbuat dari batu andesit, sedang
dinding timur terbuat dari batu andesit.
Dinding sebelah barat dihias dengan beberapa relief, antara lain: Seekor rusa,
seorang manusia menyembah kera, di belakangnya ada babi hutan; Seekor
burung terbang membawa dua kura-kura dengan ranting diparuhnya, dan dua
ekor anjing melihat dari bawah; Seekor burung terbang membawa dua kura-kura
yang jatuh dan dua ekor anjing hendak menerkam kura-kura tersebut; Seekor
singa sedang membajak ditarik dua ekor sapi; Seekor singa di dalam hutan, di
atas panil ini terdapat inskripsi angka tahun 1337 Saka ( 1415 M ); Seekor sapi
berhadapan dengan seekor buaya; Seekor sapi menggendong buaya melintasi
sungai; Seorang manusia (pemburu) memikul kura-kura dengan tongkat;
Seorang manusia (pemburu) mengejar seekor rusa.
Altar
Di sebelah kiri tangga turun menuju petirtaan dalam, terdapat sebuah altar terbuat
dari batu andesit, berbentuk persegi dengan ukuran 1.70 x 1.92 m, tinggi 1.58 m.
Pada keempat sisinya terdapat panil batu bata yang menonjol keluar tanpa relief.
Latar sejarah
Di masa klasik, Candi Penataran digunakan sebagai tempat pemujaan selama
lebih dari 250 tahun. Angka tahun tertua di Kompleks Percandian Penataran
berasal dari prasasti Palah yang dianugerahkan oleh Raja Srengga (Krtajaya) dari
Kerajaan Kadhiri pada tahun 1119 Saka (1197 M). Dalam prasasti tersebut
diberitakan bahwa Raja Srengga mempersembahkan candi bernama “Palah”
untuk Bhatara. Yang menarik prasasti ini juga memuat keterangan mengenai
usaha Raja Srengga untuk menyempurnakan bangunan suci Palah yang beliau
kunjungi. Keterangan ini mengisyaratkan bahwa bangunan suci Palah sudah
berdiri sebelum prasasti ini dianugerahkan.
Pada era Majapahit periode pemerintahan Raja Jayanegara (1309 — 1328 M),
dilakukan penambahan bangunan yang sekarang tinggal ambang pintunya
berinskripsi 1245 Saka (1323 M) dan dua arca dwarapala pada gapura |
berinskripsi 1242 S (1320 M). Peninggalan dari periode Ratu Tribhuwana (1328 —
1350 M) ditandai dengan inskripsi 1269 S (1347 M) pada arca mahakala candi
induk.
travellershlitorco a3
Yan tan mangka mareng phalah mareki jong hyang acala pati bhakti sadara, pantes yan panulus
dhateng ri balitar mwang-1 jimur-I silahritalenggong,
Artinya
Bila tidak demikian Baginda pergi ke Palah memuja Hyang Acala Pati dengan bersujud, bisa juga terus
ke Balitar dan jimur mengunjungi bukit-bukit yang permai,
Ndan ring saka tri tanu rawi ring wesaka, sri na-/-tha muja mara ri palah sabrtya, jambat sing ramya
pinaraniran langlitya, rilwang wentar manguri balitar mwang jimbe
Artinya
Lalu pada tahun saka Tritanurawi-1283 (1361 Masehi) bulan Wesaka-April-Mei, Baginda Raja memuja
(nyekar) ke Palah dengan pengiringnya, berlarut-larut setiap yang indah dikunjungi untuk menghibur
hati, di Lawang Wentar Manguri Balitar dan Jimbe
Penyebutan terakhir Candi Penataran dengan nama Palah dapat dijumpai pada
catatan Bujangga Manik sekitar tahun 1500 M. Sumber pertama yang menyebut
nama Panataran adalah Serat Centhini dari abad ke 19 M.
35 | travellersblitar.com
Riwayat pelestarian
Nama Candi Penataran muncul kembali pada awal abad ke 19 saat Horsfield
mengadakan kunjungan ke candi tersebut pada tahun 1815. Laporan Horsfield ini
dijadikan sebagai salah satu bahan oleh Raffles untuk menyusun buku History of
Java. Kunjungan berikutnya dilakukan oleh Hoepermans pada tahun 1866, van
Kinsbergen pada tahun 1872, Brandes pada tahun 1887, Andre de la Porte dan J.
Knebel pada tahun 1900. Hasil pengamatan dan kunjungan tersebut kemudian
dikumpulkan dan dibukukan oleh Knebel pada tahun 1908. Setelah buku tersebut
selesai dikerjakan banyak perhatian ditujukan pada Candi Penataran. Pada tahun
1917 Perquin melaporkan tentang perbaikan yang dilakukan pada Kompleks
Candi Penataran, di antaranya perbaikan batur |1, Candi Naga, dan candi induk.
Pada tahun 1919 van Stein Callenfels mengenali kembali beberapa reliefdi batur
Il sebagai adegan dari cerita Bubuksah, kemudian pada tahun 1925 beliau
kembali mengenali beberapa relief sebagai adegan dari cerita Sang Satyawan.
Galestin pada tahun 1948 juga mengenali kembali beberapa relief di batur II
sebagai adegan dari cerita Sri Tanjung. Pada masa pendudukan Jepang
Kobijitsu Kenkyusho menerbitkan buku tentang kompleks Candi Penataran
dengan judul “Tjandi Panataran”.
Pada tahun 1991 Ismail Lutfi mengadakan penelitian tentang Prasasti Palah yang
ditemukan di dalam Kompleks Candi Penataran dan menuangkannya dalam
bentuk skripsi dengan judul “Telaah Prasasti Palah dalam Hubungannya dengan
—— Candi Panataran". Dalam penelitian tersebut
—yang dianugerahkan oleh Raja Srengga (Ker
33 ’pendl'flan bangunan sucl(candl) tetaplme up
travellersblitar.com | 36
Sukawati Susetyo pada tahun 1993 membahas relief Sri Tanjung pada batur II
(teras pendopo) Penataran dalam skripsinya yang berjudul “Ceritera Sri Tanjung:
Studi Perbandingan antara Relief dengan Naskah Ceritera”. Widya Rahmayani
pada tahun 1995 membahas relief Ramayana di Candi Induk dalam skripsinya
yang berjudul “Aspek Pendidikan Politik pada Relief Ceritera Ramayana di Candi
Panataran dan Kakawin Ramayana®“. Rr. Isti Retno Kumaraningrum pada tahun
1997 membahas relief Krsnayana di candi induk dalam skripsinya yang berjudul
“Nilai-Nilai Kepahlawanan Krsna dan Latar Belakang Penggambarannya dalam
Relief ceritera Krsnayana di Candi Panataran”.
Pada tahun 2000 Yuni Dwi Ratnawati membahas relief Ramayana di Candi Induk
Penataran dalam skripsinya yang berjudul “Studi Komparatif Relief Cerita
Ramayana pada Candi Prambanan dan Candi Panataran”. Beliau menyatakan
bahwa penggambaran relief cerita Ramayana di Candi Prambanan dan Candi
Penataran memiliki banyak perbedaan yang disebabkan karena adanya
perbedaan corak kebudayaan periode Jawa Tengah dan periode Jawa Timur.
Pada tahun 2000 dan 2001 SPSP (sekarang BPCB) Jawa Timur melakukan
perkuatan terhadap kaki tingkat 111 Candi Induk.
37 | travellersblitar.com
Deskripsi candi
Candi Pertapan telah runtuh hanya menyisakan bagian kaki
candi dan struktur talud. Sisa struktur dan sejumlah
komponen batu candi yang berserakan terbuat dari batu
andesit dan sedikit saja yang terbuat dari batu bata. Pada
reruntuhan candi masih dapat dijumpai bagian ambang pintu,
antefik, yoni dan kala. Yoni Candi Pertapan ini sangat indah
karena ceratnya disangga oleh naga raja. Keberadaan yoni
mengindikasikan bahwa Candi Pertapan bercorak Hindu.
Riwayat pelestarian
Laporan awal tentang Candi Pertapan dibuat oleh
Hoepermans dalam Hindoe-oudheden van Java (1864 - 1867)
dalam ROD 1913, laporan selanjutnya dibuat oleh Verbeek
pada tahun 1890, kemudian Kneble pada tahun 1908 (ROC).
Dalam laporan Hoepermas disinggung mengenai keberadaan
sebuah prasasti yang memuat angka tahun 1120 Saka (1198
M). Prasasti tersebut berada di Pinggirsari dan dinyatakan
berasal dari Candi Pertapan. Pemindahan prasasti tersebut
bermula dari penggalian batu candi pada Mei 1866 untuk
keperluan pembuatan saluran air. Alih aksara dari Prasasti
Candi Pertapan dibuat oleh Brandes diterbitkan dalam OJO
oleh Krom. Sementara itu Knebel melaporkan bahwa terdapat
makam yang terbuat dari batu Candi Pertapan memuat
inskripsi angka tahun 1237 Saka (1315 M) dan arca wanita
dengan angka tahun 1365 Saka (1443 M), yang berada di
travellersblitar.com | 38
Sejarah
Prasasti dan sejumlah inskripsi yang berasal dari Candi
Pertapan menunjukkan kurun waktu 1120 — 1365 Saka (1198
— 1443 M). Berdasarkan data tersebut diduga Candi Pertapan
dimanfaatkan dalam rentang waktu yang cukup lama, yakni
sejak era Kerajaan Kadhiri periode pemerintahan Raja
Srengga (Krtajaya) hingga era Majapahit periode
pemerintahan Ratu Suhita (Prabu Stri).
hyayanasmaru
1. || swasti cakawarsatita 1120 karttikamasa tithipancadagi | cuklapaksa ha
po | ¢a wara wugu grahacara agneyastba bharani naksatra yama(de) |
wata wyatighata yo
2. ga tetila karana baruna parwwega agneyamandala irika diwaga | nya
kaki ri subhasita ma | miwruh( )wadin kabuyutan i mukudditan ri mangu
ri tanda mangaran i subhasita | samya lwir warasamya |
3. wileri talwang jurang birikuruwil pandyasan su wwa
| risi walat waduri kina | katyanikang kweh nira
saksi sinungan cancut tuhun sira si | manwam atuha Iwirnira isbi |
4. iwleriipandyasan luwém i lajiran i rawadi i pandyasan | ma-
kadi sira ri trinayana | muwabh i jalasa( )i( Jha i Iwapandak padélgan
pinggir ing tasik | samangkana kweh nira saksi |
5. n dawan ri manghuri kabuyutan turung
sunga | lan kewala saka | micranira kapwa mangikut ya ri
sang hyang kabuyutan ri subhasita tka dha | haring dlaha tatkala
bu|
6. yutrama ku la jaya ri wleri bu( )¢ri( )ka buyut | tan juru
rakryan pa | sung salai buyut bukung juru mpu santaraja biring
pinghai rakrya | n ri manghuri kabaya |
7. nring pamalajaran mangaran sa( )la buyut san | kawi
buyut sira [tsi] makasi(r)kasi(r) ranggarangga dabadas buyut ha |
dyan makasirkasir bhata /
F 19
Wi danrute
. Ry
i34
ndi Plumbangan secara administratif terletak di Desa
scan untuk melihat lokasi _Plumbangan, Kecamatan Doko, Kab. Blitar. Letak candi ini tak
‘terlalu jauh dari Kawedanan Wlingi. Dari kawedanan silakan
menuju Jl. Hayam Wuruk, selanjutnya perhatikan papan
*l.'l: petunjuk arah menuju Doko, kemudian ikuti arah yang
A
ditunjukkan. Ikuti JI. Anusapati yang berkelok-kelok hingga
sampai pada gapura selamat datang Desa Plumbangan,
kemudian ikuti arah yang ditunjukkan papan petunjuk arah
Candi Plumbangan. Lokasi Candi Plumbangan berada di
tengah pemukiman penduduk dan dikelilingi jalan desa.
travellersblitar.com | 40
Deskripsi candi
Candi Plumbangan menghadap ke arah barat. Candi ini
merupakan sruktur gapura paduraksa yang tersusun dari batu
andesit, dengan ukuran panjang bangunan 4.50 m, lebar 2.40
m dan tinggi 5.60 m. Dari sisi arsitekturnya, Gapura
Plumbangan ini sangatlah sederhana. Pada bagian pintu
gerbang tidak terpahatkan relief tetapi hanya berupa pelipit-
pelipit garis saja. Pada bagian ambang pintunya terdapat
pahatan angka tahun 1312 Saka (1390 M). Sedangkan bagian
kemuncaknya berbentuk kubus.
Sejarah
1312 Saka
Artinya:
Riwayat pelestarian
P b
#A
EP Ye
Lokasi dan rute 2 oY
scan untuk melihat lokasi Candi Rambut Monte terletak di kawasan Wisata Rambut
Monte. Secara administratif masuk dalam wilayah Desa
Krisik, Kec. Gandusari, Kab. Blitar. Rute menuju Wisata
Rambut Monte adalah sebagai berikut: Dari Kota Blitar
arahkan perjalanan ke timur ke ke arah Malang hingga
memasuki Kota Wlingi. Pertigaan Rumah Sakit Nudlw
travellersblitar.com | 44
Deskripsi candi
Candi Rambut Monte tersusun dari batu andesit. Keadaannya
telah runtuh dan menyisakan susunan struktur yang sudah
tidak utuh. Sisa struktur candi yang ada saat ini berukuran
2.92 x 2.96 m. Susunan struktur yang terlihat saat ini mungkin
sudah tidak sesuai dengan bentuk asli candi di masa lalu.
Pada sisa struktur Candi Rambut Monte masih terlihat
beberapa ragam hias seperti kala, ukiran kepala naga, lingga,
dan lapik arca.
Sejarah
Belum ditemukan sumber sejarah tertulis baik angka tahun
maupun prasasti yang ditemukan di Candi Rambut Monte.
Riwayat pelestarian
Candi Rambut Monte termuat dalam laporan Kegiatan
Perlindungan dan Pembinaan Peninggalan Sejarah dan
Purbakala Tahun 1984 - 1986.
| Riwayat pelestarian i .
v v
Keberadaan Candi Sawentar pertama kali di|apo£n olel
Hoepermans pada tahun 1864 dalam Hindoe-ou va
Java (1864 -1867) dalam ROD 1918. Dalamm ny:
tersebut candi ini disebut sebagai Candi Tjenton&s
dilaporkan Hoepermans, candi dalam keadaan terpen
sebagian dan tidak ditemukan satupun arca. Peneliti
mengenai Candi Sawentar kemudian dilanjutkan o
Verbeek lalu Knebel. “ |4
2 |
dengan pagar keliling. Temuan baru ini disebut denga? ni
Candi Sawentar |l atau Candi Sawentar lduL
M 2
3 aS Fq(! lama Candi Sawentar koleksi digital Perpustakaa
> A G Leiden University A )
X
-t BN KA S e
47 | travellersblitar.com
Deskripsi candi
Candi Sawentar |
Halaman utara terdiri dari dua buah batur (timur dan barat)
keduanya berdenah persegi panjang melintang utara selatan.
Pada batur sebelah timur di atasnya terdapat dua struktur
fondasi. Pada halaman selatan juga terdapat struktur serupa
dengan kondisi yang lebih utuh. Saat ini tidak semua bagian
Candi Sawentar Kidul ditampakkan. Sebagian besar pagar
candi masih terpendam di dalam tanah dan hanya gugusan
miniatur candi yang ditampakkan.
Sejarah
Candi Sawentar |
1274 Saka
Ndan ring saka tri tanu rawi ring wesaka, sri na-/-tha muja mara ri palah
sabrtya, jambat sing ramya pinaraniran langlitya, ri Iwang wentar manguri
balitar mwang jimbe
Artinya:
Bhra Hyang wigesa apupurikan lawan bhra Wirabhumi. Dadi denira dampul,
abelah mati siradampul i gaka 1323. Helet tigang tahun tumuli dadi manih kang
paregreg. Sama apangarah, bhre Tumapel, bhra Hyang Paramegwara, sami Dua kuda berebut kepeng
ingaturan. “Sapa kang sun-ilonana”. Dadi kang yuddha, kalah kadaton kulon,
kapesan bhra Hyang wigesa. Runtik sira ayun lungaha. Ingaturan bhre
Tumapel, bhra Paramegwara: “Sampun age lungha, isun-lawanane”. Suka
bhra Hyang wigesa, apangarah ingadegan denira bhre Tumapel, denira bhre
Paramegwara. Kalah kadaton wetan. Bhre Daha ingemban denira bhra Hyang
wigesa, bhinakta mangilen. Bhra Wirabhumi lungha ring wengi, tumulumpak
ing parahu, tinut denira raden Gajah bhiseka ratu angabhaya, bhra Narapati.
Katututan ing parahu, minoktan tur pin6k bhinakta dateng ing Majapahit,
dhinarma ta sira ring Lung, dharmabhiseka ring Gorigapura, i gaka duk
paregreg agung naga-laranahut-wulan, 1328.
Sengkalan Ganesa Inapit Mong Anahut Surya sama persis Dua kuda sedang berkejaran
dengan tahun berakhirnya peristiwa paregreg yang dalam
Kitab Pararaton dilambangkan dengan sengkalan Naga
Laranahut Wulan. Sedangkan sengkalan Naga Raja Anahut
Surya menunjukkan tahun yang lebih awal dibandingkan
dengan tahun dimulainya peristiwa paregreg yang diberitakan
dalam Pararaton. Dalam hal ini Tjahjono berpendapat bahwa
mungkin saja berita yang disampaikan Pararaton kurang tepat
51 | travellersblitar.com
Lokasidanrute
Candi Sawentar secara administratif terletak di Desa
Sawentar, Kec. Kanigoro, Kab. Blitar. Meski terletak di Kec.
Kanigoro, namun candi ini lebih mudah dijangkau dari Kec.
Garum. Berpatokan dari SMAN Garum, pengunjung dapat
mengarahkan perjalanan sedikit ke timur hingga menjumpai
papan petunjukarah menUJu Candi Sawentar (SPBU belok ke
kan gal mengikuti arah yang ditunjukkan
isata Candi Sawentar. Candi
ari tugu tersebut.
travellersblitar.com | 52
53 | travellersblitar.com
Salotumpuk mmm
Ada pula yang menyebut candi ini dengan nama Watu
CM” l Tumpuk yang memiliki artisama dengan Selo Tumpuk.
[Xs
scan untuk melihat lokasi
travellersblitar.com | 54
Sejarah
Belum ditemukan sumber sejarah tertulis baik angka tahun
maupun prasasti yang berasal dari Candi Selotumpuk.
Riwayat pelestarian
Candi
o
makam proklamator Rl saja yang ada di Blitar, makam
proklamator Majapahit juga ada di Blitar. Tentunya pengertian
makam di sini bukan makam tempat jasad dikebumikan.
Makam di sini hanyalah etimologi umum untuk menyebut
\Simpin
tempat pendharmaan/ perabuan. Sebagaimana kita ketahui,
dahulu raja-raja Singhasari dan Majapahit setelah meninggal
akan dicandikan dan diwujudkan sebagai dewa yang mereka
puja semasa hidup. Candi makam proklamator Majapahit
berada di Candi Simping.
Sejarah
Ring saka matryaruna lina nirang narendra, drak pinratista jina wimbha sire
puri jro, hantahpura ywa panelah sikana sudharmma, saiwa pratista cari teki
muwabh ri simping.
Artinya:
Pada tahun saka Matryaruna (1231 Saka/ 1309 M) Baginda Raja wafat,
segera diwujudkan dengan arca Budha di dalam istana (puri jro), Antah Pura
demikian nama Candi Baginda, tersebut pula dengan perwujudan Siwa di
Simping.
Relief surya Candi Simping yang
berada di Museum Nasional Dalam kutipan Kitab Nagarakrtagama atau Kakawin
Desawarnana pupuh 47 di atas diurai bahwa Raden
Wijaya pendiri Majapahit yang be ar Krtarajasa
aka kemudian
Artinya:
Baginda Raja meninggalkan Lodoyo menuju desa Simping, dengan rela
seraya memperbaiki candi tempat memuja leluhur,
dan
Irikanganilastanah saka nrepeswara Warnnana, mahasahasi simping sang
hyang dharma rakwa siralihen,
Artinya:
Pada tahun saka Anilastanah-1285 (1363 Masehi) Baginda Raja dikisahkan,
Baginda Raja pergi ke Simping konon akan memindahkan candi
Riwayat pelestarian
Laporan awal mengenai Candi Simping disampaikan oleh
Teijsmann pada tahun 1866. Dalam laporannya disebutkan
mengenai bangunan suci bernama Soengkoep yang
kemudian disebut Candi Simping oleh Bosch dalam
Oudheidkundig Verslag tahun 1916. Hoepermans dalam
bukunya Hindoe-oudheden van Java (1864-1867) dalam
ROD 1913 menyinggung mengenai kondisi candi yang beliau
kunjungi. Dalam laporannya tersebut Candi Simping masih
disebut dengan nama Candi Soember Djati. Candi dalam
kondisi rusak akibat adanya penggalian oleh Raden Saleh
pada bulan April tahun 1866. Masih dalam laporan
Hoepermans, sebelum penggalian oleh Raden Saleh
disebutkan bahwa kondisi candi masih terawat, masih
dijumpai pula sebuah arca yang saat ini dikenal sebagai Arca
Harihara yang simpan di Museum Nasional Jakarta.
Deskripsicandi
Candi Simping dalam keadaan runtuh, yang tersisa dari candi
ini hanyalah bagian kaki saja. Struktur Candi Simping
travellersblitar.com
Sisa komponen dan batu candi yang tak dapat tersusun kini
ditata rapi di sekeliling kaki candi. Kala candi ditata di sebelah
utara, sedangkan deretan antefik di sebelah timur. Dari sisa
komponen tersebut pengunjung dapat menikmati keindahan
ragam hias Candi Simping. Sebagian besar ragam hias
dinding Candi Simping merupakan ornamen tumbuhan yang
distilir. Sementara itu ragam hias pada anteriknya berupa
ornamen kala beraneka rupa.
Lokasidanrute
Candi Simping dikenal juga dengan nama Candi Sumberijati
karena secara administratif terletak di Desa Sumberjati, Kec.
Kademangan, Kab. Blitar. Untuk menuju lokasi candi ini
arahkan perjalanan ke arah Pantai Tambakrejo hingga tiba di
Desa Sumberjati. Tak jauh dari SPBU Sumberjati terpampang
papan petunjuk arah menuju Candi Simping, silakan
mengikuti arah yang ditunjukkan.
travellersblitar.com | 58
59 | travellersblitar.com
Candi
o
Pegunungan Kawi. Candi ini dikelilingi oleh hamparan kebun
teh dengan pemandangan yang indah.
&encony
Secara administratif Candi Sirah Kencong masuk dalam
wilayah Desa Ngadirenggo, Kec. WIingi, Kab. Blitar. Rute
menuju Candi Sirah Kencong adalah sebagai berikut: dari
Kota Blitar silakan menuju WIingi. Lanjutkan perjalanan
menuju Kawedanan WIingi. Sesampai pertigaan Kawedanan
WIlingi silakan berbelok ke kiri menuju Desa Tegalasri.
Selanjutnya tinggal mengikuti jalanan menuju kawasan
Agrowisata Sirah Kencong.
Deskripsi candi
Candi Sirah Kencong terdiri dari tiga struktur candi, yakni
candi pertama yang terletak di sebelah utara, kemudian candi
kedua di tengah, dan candi ketiga terletak di sebelah selatan.
Ketiga candi tersebut menghadap ke arah Barat. Kondisi
Candi Sirah Kencong sudah tidak lengkap, yang tersisa hanya
kaki dan tubuh candi, sedangkan atapnya sudah tidak ada.
Pada candi ke dua, bingkai bawah dari subasemennya
terdapat pahatan naga yang kepalanya bertemu di pojok.
travellersblitar.com | 60
Riwayat pelestarian
Candi Sirah Kencong ditemukan kembali pada pertengahan
tahun 1967. Dinas Purbakala Jawa Timur pernah melakukan
pemugaran, namun karena banyak batu penyusun yang
61 | travellersblitar.com
Sejarah
Kesejarahan Candi Sirah Kencong dapat
diketahui dari laporan penemuan inskripsi
yang menunjukkan angka tahun 1389 Saka
1 (1467 M). Tahun tersebut masuk dalam era
i Kerajaan Majapahit periode pemerintahan
Bhre Pandansalas. Tak jauh dari lokasi
candi pernah ditemukan prasasti berupa
lempengan logam yang disebut Prasasti
Ukir Negoro. Prasasti tersebut berasal
dari era Majapahit namun isinya berupa
salinan prasasti dari era Kadhiri. Isi
prasasti tersebut tidak berkaitan dengan
Candi Sirah Kencong karena me-
nyebutkan daerah lain yang bernama
Pamotoh.
Candi
terletak di kaki Gunung Kelud, tepatnya di aliran Kali Putih.
Oleh karena itu candi ini juga disebut sebagai Candi Kali Putih.
Sumber
Riwayat pelestarian
Candi Sumberagung ditemukan kembali pada tahun 1983
oleh tim survey Balai Arkeologi Yogyakarta. Ekskavasi
kembali dilakukan pada tahun 1984 dan berhasil menemukan
dua struktur candi yang disebut sebagai Candi Sumberagung
| dan Candi Sumberagung Il. Candi Sumberagung termuat
dalam laporan Kegiatan Perlindungan dan Pembinaan
Peninggalan Sejarah dan Purbakala Tahun 1984 - 1986.
Deskripsi candi
Ukuran masing-masing struktur Candi Sumberagung adalah
5.50 x 5.50 m dan 5 m x 5 m. Posisi candi pertama terletak di
dasar Kali Putih, sedangkan posisi candi kedua terletak di
tebing sebelah kanan area kantong Lahar Kali Putih. Antara
kedua candi ini terpisah jarak 26.50 m. Saat ini hanya satu
candi saja yang tampak. Dahulu saat proses ekskavasi
pernah ditemukan relief Arca Dewa Siwa dan Dewa Wisnu
sehingga diduga bahwa Candi Sumberagung bernafaskan
agama Hindu.
Sejarah
Belum ditemukan sumber sejarah tertulis baik angka tahun Ragam hias Candi Sumberagung
maupun prasasti yang ditemukan di Candi Sumberagung.
Lokasidan rute
Candi Sumberagung secara administratif terletak di Desa
Sumberagung, Kec. Gandusari, Kab. Blitar. Dari Kota Blitar
candi ini dapat dituju dengan mengarahkan perjalanan ke
arah Malang. Sesampainya di Kantor Desa Kendalrejo Talun
ikuti rute berikut: Perempatan Kantor Desa Kendalrejo belok
ke kiri (ke utara) kemudian ikuti jalan sampai mentok.
Selanjutnya silakan belok kanan mengikuti jalan hingga
memasuki Desa Sumberagung. Pengunjung dapat
n lokasi di Sumberagung pada warga
- \ P
i Loy
65 | travellersblitar.com
Lokasi danrute
Candi
o
Secara administratif Candi Sumbernanas terletak di Dusun
Rejoso, Desa Candirejo, Kec. Ponggok, Kab. Blitar. Candi
Sumbernanas berada tak jauh dari Candi Kalicilik yang juga
berada di Desa Candirejo. Rute menuju Candi Sumbernanas
Sumber
adalah sebagai berkut: dari Kota Blitar arahkan perjalanan ke
Srengat. Sesampai Perempatan Poluhan (Srengat) belok ke
kanan ke arah Pare. SPBU Bacem masih lurus. Perhatikan
nanas
papan patunjuk arah ke Candi Kalicilik dan Sumbernanas di
dekat SDN Bacem 01. Ikuti arah yang ditunjukkan hingga tiba
dilokasi candi.
Deskripsi candi
Candi Sumbernanas tersusun dari batu bata. Struktur
candinya menghadap ke barat. Sebenarnya candi ini
bukanlah candi tunggal. Saat ditemukan kembali pada tahun
1919, terungkap bahwa Candi Sumbernanas memiliki tiga
candi perwara (candi pendamping) yang berada di depan
candi induk, dan dilengkapi dengan pagar keliling. Di sekitar
candi juga ditemukan arca Agastya, Brahma, Siwa Gajasura,
lingga, peripih, dan yoni. Saat ini arca-arca dari Candi
Sumbernanas disimpan di Museum Penataran. Berdasarkan
temuan tersebut, diduga Candi Sumbernanas berlatar
belakang agama Hindu.
travellersblitar.com | 66
Sejarah
Arca-arca Candi Sumbernanas masih memperlihatkan corak
Jawa Tegah yang secara periodisasi lebih tua dari corak Jawa
Timur. Berdasarkan fakta ini, Bosch dalam Oudheidkundig
Verslag tahun 1920 berpendapat bahwa Candi Sumbernanas
diperkirakan berasal antara kurun waktu 829 Saka (907 M)
jika merujuk pada Prasasti Kinwu sebagai prasasti bercorak
Jawa Tengah tertua di Blitar; dan 1038 — 1144 Saka (1116 —
1222 M) jika merujuk pada periode berkuasanya Kerajaan
Kadhiri yang candinya masih menunjukkan corak Jawa
Tengah.
Riwayat pelestarian
Candi
o
merupakan sebuah tempat bertapa (tapan).
%:fi&m
Lokasidan rute
Candi Tapan secara administratif terletak di Desa
Bendosewu, Kec. Talun, Kab. Blitar. Untuk menuju Candi
Tapan, dari perempatan Karang Tengah, Kota Blitar silakan
menuiju ke timur. Perempatan Kanigoro masih lurus ke timur
mentok sampai MTS Al-Umron (Lapangan Bendosewu).
Silakan belok ke kanan sampai ketemu perempatan
kemudian belok kiri sampai masuk area persawahan. Candi
Tapan berada di area persawahan Dusun Bakulan.
Riwayat pelestarian
Dalam buku Candi Indonesia Seri Jawa disebutkan bahwa
Candi Tapan ditemukan kembali pada tahun 1995. Candi
Tapan kembali viral pada tahun 2010 karena mengalami
penggalian liar. Setelah peristiwa tahun 2010, keberadaan
Candi Tapan mulai dikenal secara luas. Pada tahun 2011
dilakukan ekskavasi oleh BP3 (sekarang BPCB) Jawa Timur
dan 2015 kembali dilakukan ekskavasi. Sebenarnya
keberadaan benda cagar budaya di area yang kini dikenal
sebagai Candi Tapan sudah pernah dilaporkan Knebel dalam
ROC tahun 1908. Dalam laporan tersebut tercatat sejumlah
arca yang ditemukan di Dukuh Bakalan (sekarang Dusun
Bakulan). Arca-arca yang dilaporkan meliputi: dua arca
Dwarapala, Bodhisatwa, fragmen Siwa, arca tokoh, dan Siwa
- Mahayogi.
travellersblitar.com | 70
Deskripsi candi
LAY & z Ik
Candi Tepas berada di sebelah utara Pura Desa Tepas.
Secara administratif candi ini masuk dalam wilayah Desa
Tepas, Kec. Kesamben, Kab. Blitar. Rute menuju Candi Tepas
adalah sebagai berkut: dari Kota Blitar arahkan perjalanan ke
timur ke arah Malang hingga tiba di Kec. Kesamben.
Sesampai Terminal Kesamben ke timur sedikit. Pertigaan
arah SMKN 1 Doko belok ke kiri ke arah utara sampai tiba di
Desa Tepas. Selanjutnya perhatikan papan petunjuk arah
menuju Candi Tepas yang terletakdi kiri jalan.
Deskripsi candi
Candi Tepas menghadap ke arah barat. Candi ini telah runtuh.
Strukturnya berdenah persegi dengan ukuran 7.80 x 7.80 m
dan tingginya saat ini tinggal 4.48 m. Sebagian besar bahan
penyusun candi ini adalah batu trasit, yakni jenis batuan beku
yang mudah aus. Karena keausannya cukup parah, banyak
batu penyusun candi yang sudah tidak berbentuk balok.
Sebagian besar batu sudah berbentuk lonjong. Selain batu
trasit, Candi Tepas juga disusun dengan batu bata pada
bagian fondasinya.
Lingga patok.
Sejarah
Dalam berbagai laporan inventaris dan penelitian, belum
pernah dilaporkan adanya relief atau temuan arca pada Candi
Tepas. Oleh karena itu kesejarahan Candi Tepas belum dapat
dianalisa dari sisi ragam hias. Hamzah (2011), dalam
skripsinya berpendapat bahwa Candi Tepas berasal dari
periode Majapahit. Pendapat tersebut didasarkan pada salah
satu wilayah Buddha bernama “Tpas Jita” yang disebut dalam
pupuh 76 Kitab Nagarakrtagama. Berikut kutipannya:
Lwirnin darmma kasogatan kawinayanu Ipas i wipularama len kuti haji, mwan
yanatraya rajadanya kuwunatha surayaca jarak / lagundi wadari, wewe mwan Pagar keliling.
packan/pasarwwan ilmah suratipamanikan/sranan/paniktan, panhapwan/
damalan tpas/jita wannacrama jnar i samudrawela pamulun.
Artinya:
Desa perdikan kasogatan yang bebas dari pajak: Wipulahara, Kutahaji,
Jantraya, Rajadanya, Kuswanata, Surayasa, Jarak, Lagundi serta Wadari.
Wewe Pacekan, Pasuruhan, Lemah Surat, Sangan serta Pangiketan.
Panghawan, Damalang, Tepasjita, Wanasrama, Jenar, Samudrawela dan
Pamulang.
Riwayat pelestarian
Candi Tepas sering diulas dalam berbagai laporan inventaris
seperti Oudheden van Java tahun 1891 oleh Verbeek, termuat
dalam ROD tahun 1913 dan Inleiding tot de Hindoe-
Javaansche Kunst tahun 1923 oleh Krom. Beberapa upaya
pelestarian juga sudah dilakukan oleh SPSP (sekarang
BPCB) Jawa Timur, termuat dalam Laporan Pemetaan dan
Penggambaran Candi Tepas tahun 1998 dan Laporan
Konsolidasi Candi Tepas tahun 2001. Dilakukan pula
penelitian oleh Hamzah pada tahun 2011 yang ditulis dalam
skripsinya berjudul Identifikasi Bentuk Arsitektur Candi Tepas.
Candi Wringin Branjang terletak di kaki Gunung Gedang yang
merupakan salah satu gunung kecil dalam rangkaian Gunung
Kelud. Oleh karena letaknya tersebut, candi ini disebut juga
dengan nama Candi Gunung Gedang
IWringin s
b Candi Wringin Branjang secara administratif terletak di
ér’fln an desa Gadungan, Kec. Gandusari, Kab Blitar. Letak
candi ini berada di dalam hutan. Di belakang candi ini
terdapat sejumlah struktur bangunan kuno beserta
sejumlah benda cagar budaya yang disebut Situs
Gadungan. Masih banyak benda cagar budaya lain yang
tersebar di wilayah Desa Gadungan. Berikut daftarnya:
Kekunaan Dermosari, Kekunaan Punden Mbah Suko;
Kekunaan Putukrejo; Kekunaan Rotorejo; Kekunaan
Sukomulyo; Situs Lingga Gadungan; Situs Mbah Jegeg; dan
Situs Sukosari.
scan untuk melihat lokasi Kembali pada pembahasan Candi Wringin Branjang, berikut
.
rutenya: Dari Kota Blitar candi ini dapat dituju dengan
mengarahkan perjalanan ke arah Malang. Sesampainya di
Perempatan Kantor Desa Kendalrejo, Talun silakan belok ke
kiri (ke utara) kemudian ikuti jalan sampai mentok.
Selanjutnya silakan belok kanan mengikuti jalan hingga
memasuki Desa Sumberagung. Pada pertigaan TK Al-
Hidayah Sumberagung belok kiri, kemudian ikuti jalan hingga
memasuki kawasan hutan Gunung Gedang.
travellersblitar.com | 74
Deskripsi candi
Candi Wringin Branjang tersusun dari batu andesit. Bentuk
tubuhnya berdenah segi empat, polos tanpa hiasan dinding.
Pada dinding candi terdapat beberapa lubang angin untuk
membantu sirkulasi udara. Atap candi bentuknya limas mirip
atap rumah masa kini. Bangunan ini memiliki ukuran lebar
4.69 mdan panjang 2.52 m.
Sejarah
Jika benar bahwa Candi Wringin Branjang dan Situs
Gadungan merupakan satu kesatuan maka inskripsi pada
Situs Gadungan dapat dijadikan sebagai referensi kronologi
pendirian Candi Wingin Branjang. Inskripsi Gunung Gedang
menunjukkan angka tahun 1231 Saka. Tahun tersebut masuk
dalam era Kerajaan Majapahit periode awal pemerintahan
Jayanegara.
1231 Saka
75 | travellersblitar.com
Daftar Pustaka
Kakawin Desawarnana
Pararaton
Data Pendukung Usulan Penetapan Benda Cagar Budaya di Kabupaten Blitar Tahap |
Data Pendukung Usulan Penetapan Benda Cagar Budaya di Kabupaten Blitar Tahap
1!
Basori, M. 1992. Laporan Hasil Studi Kelayakan Candi Sawentar. Trowulan: Suaka
Peninggalan Sejarah Purbakala Jawa Timur.
Hamzah, A.A.J. 2011. Identifikasi Bentuk Arsitektur Candi Tepas. Skripsi. Universitas
Indonesia. Depok.
Kempers, A.J.B. 1959. Ancient Indonesian art. C.P.J. van der Peet. Amsterdam.
Nugraha, B.A. 2012. Prasasti-prasasti Candi Sukuh: Suatu Tinjauan Aksara dan
Bahasa. Skripsi. Universitas Indonesia. Depok.
Tjahjono, B.D. 2009. Relief pada Candi Sawentar Kidul Karya Seni Kriya Abad Ke-15
yang Sarat Makna.
travellersblitar.com | 76
Iti Candi ri Balitar. Telas sinurat ing Kulwan Wukir Mahendra, i caka myat-
wening-ambuka-budi, 1942.
diBLITAR
Suhendro Winarso, S.STP, MSi
Kepala Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Blitar
Saya Suhendro Winarso, S.STP, MSi selaku Kepala Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda
dan Olahraga Kabupaten Blitar menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada
teman-teman yang tergabung dalam D'Tavellers atas upayanya yang sungguh-sungguh dan
tulus sebagai warga Blitar untuk menyusun Buku tentang candi-candi di Kabupaten Blitar
yang dilengkapi dengan diskripsi singkat tentang bangunan, sejarah, dan riwayat pelestarian
serta fasilitas penelusuran lokasi yang memudahkan siapapun untuk sampai di lokasi candi
yang mau dituju. Upaya ini merupakan inovasi dan kreasi yang harus terus dikembangkan
terutama di kalangan muda atau masyarakat milenial Kabupaten Blitar agar lebih mencintai
dan bangga dengan Blitar yang luar biasa, Blitar bumi para raja, Blitar land of kings.
Andrik Suprianto
Pamong Budaya Kabupaten Blitr 2014 - 2015
Candi Penataran merupakan candi terbesar, paling dikenal dan paling sering dikunjungi di
Blitar. Namun Blitar tak hanya Candi Penataran saja, masih banyak puluhan candi yang perlu
dikunjungi dan dikenal lebih mendalam. Oleh karena itu, adanya buku yang disusun oleh Galy
Hardyta (Founder Komunitas D'Travellers Blitar) ini diharapkan mampu mengenalkan semua
seluk beluk candi-candi yang ada di tanah Blitar. Blitar memang kutho cilik kang kawentar.
Salah satu kekawentaran itu terwujud berkat adanya candi-candi tersebut.
a travellersblitar.com
$ D'Travellers Blitar
Shareblitar
D'Travellers Blitar
W Dolanblitar
scan untuk download gratis