Anda di halaman 1dari 6

Tari Lilin Asal Sumatera Barat: Sejarah, Fungsi, Gerakan, dan Busana

" Tari Lilin Asal Sumatera Barat: Sejarah, Fungsi, Gerakan, dan Busana ". kompas.com 7 Maret
2022

Artikel ini membahas tentang pengertian tari lilin, sejarah tari lilin, fungsi, gerakan, dan busana
yang digunakan pada saat melakukan tarian tersebut. Tari lilin dimainkan oleh penari yang
membawa piring kecil dengan lilin menyala diatasnya.dalam cerita rakyat minangkabau, tari lilin
dikisahkan ada seorang wanita yang ditinggal tunangannya merantau atau berdagang. Suatu hari
wanita itu kehilangan cincin tunangannnya dan mencari-carinya selama mencarinya perempuan
itu melakukan gerakan-gerakan seperti; membungkuk, memelk, hingga menadah penuh harap.
Dalam minang tari lilin ini diakui berfungsi sebagai ucapan syukur manusia kepada Tuhan atas
capaian yang di dapat.

Kata kunci : Sejarah, fungsi dan gerakan Tari lilin


Nama surat kabar : Kompas.com

Hari/tanggal terbit : 07 Maret 2022


Masjid Tuo Kayu Jao, Sejarah dan Gaya Arsitekturnya

" Masjid Tuo Kayu Jao, Sejarah dan Gaya Arsitekturnya". kompas.com 16 januari 2022

Artikel ini membahas sejarah dan arsitektur masjid tuo kayu jao. Masjid tuo kayu jao dibangun
pada abad ke 16 masehi. Dari kisah yang berkembang masjid ini dibangun atas swadaya dan
gotong royong masyarakat lubuk lasih dan batang arus. Sementara yang sering di sebut dalam
pembangunan masjid ini adalah imam masaur atau angku masaur. Masjid tuo kayu memilikki
arsitektur yang berbentuk bujur sangkar, pada sisi barat masjid ada bagian menjorok yang
berfungsi sebagai mihrab, ruang sholat dilengkapi dengan mihrab pada sisi barat yang berukuran
3.5 x 2.1 meter persegi, tinggi dinding pada ruang utama sholat mencapai 12 meter, pada ruang
sholat terdapat 1 pintu, 13 jendela, yang letaknya 3 jendela di timur, 4 di selatan, 4 jendela di
utara dan 2 jendela di mihrab. Bentuk atap berbentuk susun tiga dengan gonjong dari ijuk pada
bagian mihrab.

Kata kunci : Sejarah, arsitektur, masjid tuo kayu jao .


Nama surat kabar : Kompas.com

Hari/tanggal terbit : 16 januari 2022


Batu Batikam, Situs Perdamaian Nenek Moyang Minangkabau

" Batu Batikam, Situs Perdamaian Nenek Moyang Minangkabau ". Kompas.com
- 24/Jul/2019 , 13:59 WIB

Artikel ini membahas tentang Batu Batikam, atau batu yang ditikam, merupakan sebuah batu
yang berada di atas susunan batu, berbentuk hampir seperti segitiga terbalik. Jenis batuannya
adalah andesit keras dengan lubang pipih menembus batu di bagian atasnya. Lubang itu memang
mirip bekas tikaman senjata tajam. Batu ini berukuran tinggi 55 centimeter (cm), tebal 20 cm,
dan lebar 45 cm. Menurut kepercayaan, batu itu ditikam oleh nenek moyang orang Minangkabau
yang tengah bersiteru perihal adat, yakni Datuk Parpatiah Nan Sabatang dan Datuk
Katumanggungan. Perseteruan itu berujung pada kedamaian dengan menikamkan keris pada
sebuah batu. Wujud dari kedamaian itu pula, sistem kekerabatan berdasarkan garis keturunan ibu
di Minangkabau menjadi warisan budaya dari kedua tokoh tersebut.

Kata kunci : Batu Batikam


Nama surat kabar : Kompas.com

Hari/tanggal terbit : 24 juli 2019

Anda mungkin juga menyukai