Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN KUNJUNGAN STUDI BUDAYA

JOGJAKARTA
KARYA TULIS SEDERHANA
PROJEK KE-2 (P5) KELAS VIII
“ Jogjakarta diantara Seni dan Budayanya ,”

PEMBIMBING : Fonta lismasyta, S.Pd.

TIM PENYUSUN:

1. Keira azalia Putri (82)

2. Keysya Widya. L. (83)

3. Kerin Tri Juliati (81)

4.Kheyrani Anindya. A. (82)

5. Shakila arsy Hurul. A. (83)

6. Trista Ghaniyya. R. (81)

7. Dimas agus. S. (85)

8. Adinda Putri (82)

9. Reisya Ais. C. (85)

10. Zasqhia Raisya. A. (85)

SMP NEGERI 27 DEPOK


DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
BAB 1 : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penelitian
BAB 2 : PEMBAHASAN
2.1 SMSR ( Sekolah Menengah Seni Rupa )
2.2 Candi Prambanan
2.3 Kraton Jogja
2.4 Lava Tour merapi
BAB 3 : PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DOKUMENTASI
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Study Budaya diadakan untuk menambah ilmu pengetahuan dan
pengalaman supaya membiasakan siswa belajar secara langsung
mengenal tempat dan peninggalan bersejarah serta budaya
setempat dengan cara berinteraksi dengan lingkungan sekitar.
Selain itu, kegiatan ini juga bisa menumbuhkan kreativitas siswa
untuk menghasilkan sebuah mahakarya yang bisa di abadikan dan
di kenang.
Contohnya seperti study budaya di jogja yang telah kami
laksanakan. Di sana, kami mengidentifikasi tentang sejarah, terjadi
nya suatu fenomena alam, kreativitas, dan budaya orang di sana
serta adat istiadat nya. Seperti, Candi Prambanan, SMSR, Kraton
Yogya,dan Lava Tour Merapi.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan Latar Belakang Masalah, maka dapat didentifikasi
sebagai berikut :
1.
Bagaimana Sejarah Berdirinya Candi Prambanan?
2.
Kreativitas Apa yang bisa di pelajari di SMSR?
3.
Bagaimana sejarah beridirinya Kraton Yogya?
4.
Bagaimana Terbentuknya Wisata Lava Tour Merapi?
1.3 Tujuan Penelitian
Untuk memberikan informasi, sedikit pengetahuan agar bisa
bermanfaat bagi kita, dan bisa mengembangkan kreativitas.
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 SMSR
SMSR (Sekolah Menengah Seni Rupa) yang berada di jogja ini
merupakan sekolah seni yang mempelajari tentang Seni Rupa. Jurusan di
SMSR dibagi menjadi 7 jurusan mulai dari jurusan Seni Lukis, Seni Patung,
DKV, Animasi, Kriya kayu, Kriya Tekstil, dan Kriya Keramik. Jika teman-teman
memiliki minat untuk mendalami lagi Seni teman-teman, SMSR salah satu
sekolah yang wajib ada di list teman-teman khususnya buat adik-adik yang
baru saja lulus di Sekolah Menengah Pertama (SMP). 
SMSR merupakan sekolah yang cukup banyak diminati dan menjadi
favorit di Yogyakarta. Sekolah ini dianggap unik dan menjadi favorit karena
event pameran yang wajib dibuat oleh siswa/i SMSR setiap tahunnya, dan
karya-karya yang dibuat oleh siswa/i itu yang menjadi sebuah keunikan
tersendiri. Lingkungan sekolah SMSR ini juga bertetangga dengan SMM
(Sekolah Menengah Musik), SMKI (Sekolah Menengah Karawitan Indonesia).
Mardawa Mandala menjadi nama yang teringat dibenak alumni dari sekolah
ini, dikarenakan dalam satu lingkungan memiliki 3 sekolah seni yang hebat.
Event pameran yang sering diadakan itu adalah pameran angkatan, jadi
semua jurusan gabung menjadi satu dan memamerkan karya-karya di dalam
satu event pameran itu. Ada juga event 3 sekolah menjadi satu yaitu acara
"3 Jadi" event dimana 3 sekolah gabung menjadi satu dan
menghasilkan karya yang sangat istimewa. 
SMSR menjadi sekolah favorit karena rumornya sekolah bebas,
dalam artian tidak ada larangan dalam penggunaan sepatu, jika
pada umumnya sekolah-sekolah melarang memakai sepatu warna-
warni, berbeda dengan SMSR yang tidak mempermasalahkan
warna sepatu. Pada saat upacara juga tidak wajib memakai topi
dan juga dasi, menjadi hal yang sangat berbeda dari sekolah-sekolah
lainnya. Namun, kualitas guru-guru yang mengajar tidak bisa diragukan,
mereka sangat berjasa dan berhasil melahirkan bibit-bibit baru yang akan
meneruskan Seni Rupa di Indonesia.
-CONTOH nya yaitu membatik, Berikut alat dan bahannya serta Langkah
Langkah pembuatannya :

- ALAT DAN BAHAN MEMBUAT BATIK :


1. Kain
2. Zat Pewarna
3. Bak/Ember
5. Malam
6. Canting
7. Wajan
8. Kompor
9. Saringan
10 .Gawangan
-LANGKAH LANGKAH
1. Siapkan alat dan bahan untuk membatik. Siapkan kain yang sudah dicuci bersih, kemudian
dikanji agar mempermudah proses pelepasan malam (melorod).

2. Menggambar motif pada kain. Menggambar motif bisa dilakukan dengan cara menjiplak
motif yang telah ada. Jika batik yang ingin dibuat adalah batik tulis, maka gambarlah desain di
atas kain mori sesuai dengan pola yang diinginkan. Dalam perbatikan menggambar desain
batik sering disebut ngengreng.

3. Panaskan malam/lilin

pada wajan yang berada diatas kompor, hingga malam mencair sempurna.

4. Untuk memudahkan mengambil malam dan menggoreskannya ke atas kain, duduklah


dengan posisi kompor berada di sebelah kanan (tidak berlaku bagi yang kidal).
5. Celupkan canting ke dalam wajan yang berisi malam yang sudah dicairkan, sekitar 3 detik
untuk pengesuaian suhu pada canting.

6. Mencanting dilakukan dengan cara menorehkan malam cair pada kain yang ingin
digambar. Cara memegang canting sebenarnya sama dengan memegang pensil, namun posisi
cucuk canting agak mendongak ke atas agar malam tidak menetes-netes.

7. Isilah bagian pada pola yang masih kosong dengan macam ornamen seperti garis-garis
arsiran maupun titik-titik, sesuai dengan kebutuhan.

8. Tahap nembok, dengan mengeblok bagian kain yang tidak ingin terkena warna.

9. Mewarnai kain. Biasanya mewarnai kain batik dapat dilakukan dengan teknik celup dan
colet. Teknik celup menggunakan pewarna naftol, sedangkan teknik colet menggunakan
pewarna instan.

9. Kain yang telah dicelup sesuai dengan warna yang diinginkan, kemudian ditiriskan agar
warna pada serat kain dapat meresap secara maksimal.

10. Melorod adalah proses menghilangkan atau melepaskan malam pada kain. Proses ini
dilakukan setelah pewarnaan. Kain akan direbus ke dalam air yang mendidih sampai malam
lepas, sehingga dapat memunculkan motif yang telah digambar.

11. Cuci kain batik dengan air bersih untuk menghilangkan sisa-sisa malam yang masih
menempel. Jemurlah atau angin-anginkan kain, namun sebisa mungkin hindari terkena panas
sinar matahari langsung.

2.2 CANDI PRAMBANAN


Candi Prambanan merupakan candi Hindu yang terbesar di Indonesia,
sedangkan candi Borobudur merupakan candi Budha yang terbesar di
Indonesia. merupakan candi Perbedaannya adalah candi Prambanan
memiliki fungsi tempat pemujaan, pemakaman para raja dan tempat
menyimpan harta, kalau candi Borobudur berfungsi untuk tempat pemujaan.
Sampai saat ini belum dapat dipastikan kapan candi ini dibangun dan atas
perintah siapa, namun kuat dugaan bahwa Candi Prambanan dibangun
sekitar pertengahan abad ke-9 oleh raja dari Wangsa Sanjaya, yaitu Raja
Balitung Maha Sambu. Dugaan tersebut didasarkan pada isi Prasasti
Syiwagrha yang ditemukan di sekitar Prambanan dan saat ini tersimpan di
Museum Nasional di Jakarta. Prasasti berangka tahun 778 Saka (856 M) ini
ditulis pada masa pemerintahan Rakai Pikatan.
Denah asli Candi Prambanan berbentuk persegi panjang, terdiri atas
halaman luar dan tiga pelataran, yaitu Jaba (pelataran luar), Tengahan
(pelataran tengah) dan Njeron (pelataran dalam). Pelataran luar berbentuk
bujur dengan luas 390 m2. Pelataran ini dahulu dikelilingi oleh pagar batu
yang kini sudah tinggal reruntuhan. Pelataran luar saat ini hanya merupakan
pelataran kosong. Belum diketahui apakah semula terdapat bangunan atau
hiasan lain di pelataran ini.
Terdapat pelataran kedua, yaitu pelataran tengah yang berbentuk
persegi panjang seluas 222 m2. Pelataran tengah dahulu juga dikelilingi
pagar batu yang saat ini juga sudah runtuh. Pelataran ini terdiri atas empat
teras berundak, makin ke dalam makin tinggi. Di teras pertama, yaitu teras
yang terbawah, terdapat 68 candi kecil yang berderet berkeliling, terbagi
dalam empat baris oleh jalan penghubung antar pintu pelataran.
Di pelataran dalam terdapat 2 barisan candi yang membujur arah
utara selatan. Di barisan barat terdapat 3 buah candi yang menghadap ke
timur. Candi yang letaknya paling utara adalah Candi Wisnu, di tengah
adalah Candi Syiwa, dan di selatan adalah Candi Brahma. Di barisan timur
juga terdapat 3 buah candi yang menghadap ke barat
Candi yang berhadapan dengan Candi Wisnu adalah Candi Garuda, yang
berhadapan dengan Candi Syiwa adalah Candi Nandi (lembu), dan yang
berhadapan dengan Candi Brahma adalah Candi Angsa. Dengan demikian,
keenam candi ini saling berhadapan membentuk lorong. Candi Wisnu,
Brahma, Angsa, Garuda dan Nandi mempunyai bentuk dan ukuran yang
sama, yaitu berdenah dasar bujur sangkar seluas 15 m2 dengan tinggi 25 m.
Di ujung utara dan selatan lorong masing-masing terdapat sebuah candi
kecil yang saling berhadapan, yang disebut Candi Apit.

2.3 KRATON YOGYAKARTA


Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat merupakan istana resmi Kesultanan
Ngayogyakarta Hadiningrat yang kini berlokasi di Kota Yogyakarta, Daerah
Istimewa Yogyakarta. Keraton yogyakarta berada di pusat Daerah Istimewa
Yogyakarta, Luas Kraton Yogyakarta adalah 14.000 meter persegi.
Didalamnya terdapat banyak bangunan-bangunan yang digunakan sebagai
tempat tinggal sultan dan keluarganya serta abdi dalem kraton. Di utara
terdapat alun-alun utara dan di selatan terdapat alun-alun selatan serta
sekitar 10 menit dari kawasan Malioboro.

Kraton Yogyakarta berdiri pada 1755 sebagai hasil dari Perjanjian Giyanti.
Kraton Yogyakarta sebagai cikal bakal keberadaan pemukiman di wilayah
Yogyakarta meninggalkan jejak-jejak sejarah yang masih dapat kita jumpai
sampai saat ini. Kawasan ini merupakan living monument, yang masih hidup
dan juga memiliki luas. Hal ini dubuktikan dengan ditetapkannya Kawasan
kraton sebagai salah satu kawasan cagar budaya di Yogyakarta berdasar SK
Gubernur No. 186/2011 meliputi wilayah dalam benteng Baluwarti (Njeron
Benteng), dan sebagian wilayah di Mantrijeron, Mergangsan, Gondomanan,
dan Ngampilan. Kemudian pada tahun 2017 terbit Peraturan Gubernur
nomor 75/2017 yang menggabungkan kawasan cagar budaya Malioboro
dan dalam benteng Kraton (Baluwarti) menjadi satu kawasan yaitu Kawasan
Cagar Budaya Kraton, yang membujur dari Tugu sampai Panggung Krapyak.
Jalan Malioboro dianggap sebagai sumbu filosofis yang menghubungkan
Tugu dengan Kraton Yogyakarta. Secara simbolis garis fiosofis tersebut
terwujud dalam simpul-simpul berupa Panggung Krapyak-Kraton
Yogyakarta-Tugu Golong Giling yang melambagkan konsep ‘sangkan
paraning dumadi’ atau ‘asal dan tujuan dari adanya ‘hidup.
Selain kawasan ndalem kraton, kawasan kraton juga memiliki pontensi
situs, bangunan dan tempat bersejarah yang memeliki keunikan pada setiap
bangunanya. Beberapa diantaranya adalah Tamansari, dan Museum
Sonobudoyo, benteng dan kelengkapannya.

Kawasan kraton dibangun oleh Sultan Hamengkubuwono I dengan konsep


tata ruang yang mengandung filosofi syarat akan makna, oleh karena itu
kawasan Kraton yang perlu dilestarikan keaslianya karena merupakan suatu
warisan budaya yang sangat bernilai.
2.4 LAVA TOUR MERAPI
Wisata ini memiliki sejarah yang Panjang sejak tahun 2006 pasca erupsi
Merapi yang telah merenggut banyak korban dan meluluh lantakkan
beberapa objek wisata di lereng gunung Merapi, terlebih pda tahun 2010
juga terjadi lagi erupsi Merapi.
Sejarah Lava Tour Merapi dimulai sejak tahun 2010 pasca erupsi Merapi
yang telah meluluh lantakan beberapa pemungkiman warga, menelan
banyak korban sampai dengan habisnya harta bendanya, terutama salah
satu kunci Merapi mbah maridjanpun ikut menjadi korban erupsi tahun
2010.Kerusakan parah terjadi di desa lainnya di lereng gunung Merapi.
Jumlah kunjungan ke Merapi pun hingga ribuan orang setiap harinya untuk
melihat bekas pasca erupsi yang menjadi saksi bisu runtuhnya rumah
meninggalnya sang pemegang kunci Merapi. Sehingga masyarakat lereng
Merapi memiliki inisiatif untuk menyediakan jeep lava tour Merapi.

3.1 KESIMPULAN
Pada saat pergi ke SMSR kita dapat mengetahui cara membuat batik,
membuat seni patung ,dan belajar seni lukis. Saat di candi
Prambanan kita dapat mengetahui berbagai candi dan sejarah
terbentuknya candi tersebut dan untuk apa tempat tersebut di
bangun. saat di keraton kita dapat mengetahui sejarah tentang
tempat tersebut,mengetahui bagaimana kehidupan pada masa
kerajaan. lalu yang terakhir adalah lava tour kita bisa mengetahui
tentang peninggalan yang ada saat ini akibat fenomena alam yang
terjadi yaitu meletusnya merapi.

3.2 SARAN
Jangan berbicara yang kurang sopan Ketika kita berada di suatu
tempat yang belum pernah kita kunjungi, resapilah semua yang telah
di berikan agar berguna bagi kedepannya.
DOKUMENTASI

- SMSR

MEMBATIK

PAMERAN SENI LUKIS


- CANDI PRAMBANAN
- KRATON YOGYAKARTA
- LAVA TOUR MERAPI

Anda mungkin juga menyukai