JOGJAKARTA
KARYA TULIS SEDERHANA
PROJEK KE-2 (P5) KELAS VIII
“ Jogjakarta diantara Seni dan Budayanya ,”
TIM PENYUSUN:
2.1 SMSR
SMSR (Sekolah Menengah Seni Rupa) yang berada di jogja ini
merupakan sekolah seni yang mempelajari tentang Seni Rupa. Jurusan di
SMSR dibagi menjadi 7 jurusan mulai dari jurusan Seni Lukis, Seni Patung,
DKV, Animasi, Kriya kayu, Kriya Tekstil, dan Kriya Keramik. Jika teman-teman
memiliki minat untuk mendalami lagi Seni teman-teman, SMSR salah satu
sekolah yang wajib ada di list teman-teman khususnya buat adik-adik yang
baru saja lulus di Sekolah Menengah Pertama (SMP).
SMSR merupakan sekolah yang cukup banyak diminati dan menjadi
favorit di Yogyakarta. Sekolah ini dianggap unik dan menjadi favorit karena
event pameran yang wajib dibuat oleh siswa/i SMSR setiap tahunnya, dan
karya-karya yang dibuat oleh siswa/i itu yang menjadi sebuah keunikan
tersendiri. Lingkungan sekolah SMSR ini juga bertetangga dengan SMM
(Sekolah Menengah Musik), SMKI (Sekolah Menengah Karawitan Indonesia).
Mardawa Mandala menjadi nama yang teringat dibenak alumni dari sekolah
ini, dikarenakan dalam satu lingkungan memiliki 3 sekolah seni yang hebat.
Event pameran yang sering diadakan itu adalah pameran angkatan, jadi
semua jurusan gabung menjadi satu dan memamerkan karya-karya di dalam
satu event pameran itu. Ada juga event 3 sekolah menjadi satu yaitu acara
"3 Jadi" event dimana 3 sekolah gabung menjadi satu dan
menghasilkan karya yang sangat istimewa.
SMSR menjadi sekolah favorit karena rumornya sekolah bebas,
dalam artian tidak ada larangan dalam penggunaan sepatu, jika
pada umumnya sekolah-sekolah melarang memakai sepatu warna-
warni, berbeda dengan SMSR yang tidak mempermasalahkan
warna sepatu. Pada saat upacara juga tidak wajib memakai topi
dan juga dasi, menjadi hal yang sangat berbeda dari sekolah-sekolah
lainnya. Namun, kualitas guru-guru yang mengajar tidak bisa diragukan,
mereka sangat berjasa dan berhasil melahirkan bibit-bibit baru yang akan
meneruskan Seni Rupa di Indonesia.
-CONTOH nya yaitu membatik, Berikut alat dan bahannya serta Langkah
Langkah pembuatannya :
2. Menggambar motif pada kain. Menggambar motif bisa dilakukan dengan cara menjiplak
motif yang telah ada. Jika batik yang ingin dibuat adalah batik tulis, maka gambarlah desain di
atas kain mori sesuai dengan pola yang diinginkan. Dalam perbatikan menggambar desain
batik sering disebut ngengreng.
3. Panaskan malam/lilin
pada wajan yang berada diatas kompor, hingga malam mencair sempurna.
6. Mencanting dilakukan dengan cara menorehkan malam cair pada kain yang ingin
digambar. Cara memegang canting sebenarnya sama dengan memegang pensil, namun posisi
cucuk canting agak mendongak ke atas agar malam tidak menetes-netes.
7. Isilah bagian pada pola yang masih kosong dengan macam ornamen seperti garis-garis
arsiran maupun titik-titik, sesuai dengan kebutuhan.
8. Tahap nembok, dengan mengeblok bagian kain yang tidak ingin terkena warna.
9. Mewarnai kain. Biasanya mewarnai kain batik dapat dilakukan dengan teknik celup dan
colet. Teknik celup menggunakan pewarna naftol, sedangkan teknik colet menggunakan
pewarna instan.
9. Kain yang telah dicelup sesuai dengan warna yang diinginkan, kemudian ditiriskan agar
warna pada serat kain dapat meresap secara maksimal.
10. Melorod adalah proses menghilangkan atau melepaskan malam pada kain. Proses ini
dilakukan setelah pewarnaan. Kain akan direbus ke dalam air yang mendidih sampai malam
lepas, sehingga dapat memunculkan motif yang telah digambar.
11. Cuci kain batik dengan air bersih untuk menghilangkan sisa-sisa malam yang masih
menempel. Jemurlah atau angin-anginkan kain, namun sebisa mungkin hindari terkena panas
sinar matahari langsung.
Kraton Yogyakarta berdiri pada 1755 sebagai hasil dari Perjanjian Giyanti.
Kraton Yogyakarta sebagai cikal bakal keberadaan pemukiman di wilayah
Yogyakarta meninggalkan jejak-jejak sejarah yang masih dapat kita jumpai
sampai saat ini. Kawasan ini merupakan living monument, yang masih hidup
dan juga memiliki luas. Hal ini dubuktikan dengan ditetapkannya Kawasan
kraton sebagai salah satu kawasan cagar budaya di Yogyakarta berdasar SK
Gubernur No. 186/2011 meliputi wilayah dalam benteng Baluwarti (Njeron
Benteng), dan sebagian wilayah di Mantrijeron, Mergangsan, Gondomanan,
dan Ngampilan. Kemudian pada tahun 2017 terbit Peraturan Gubernur
nomor 75/2017 yang menggabungkan kawasan cagar budaya Malioboro
dan dalam benteng Kraton (Baluwarti) menjadi satu kawasan yaitu Kawasan
Cagar Budaya Kraton, yang membujur dari Tugu sampai Panggung Krapyak.
Jalan Malioboro dianggap sebagai sumbu filosofis yang menghubungkan
Tugu dengan Kraton Yogyakarta. Secara simbolis garis fiosofis tersebut
terwujud dalam simpul-simpul berupa Panggung Krapyak-Kraton
Yogyakarta-Tugu Golong Giling yang melambagkan konsep ‘sangkan
paraning dumadi’ atau ‘asal dan tujuan dari adanya ‘hidup.
Selain kawasan ndalem kraton, kawasan kraton juga memiliki pontensi
situs, bangunan dan tempat bersejarah yang memeliki keunikan pada setiap
bangunanya. Beberapa diantaranya adalah Tamansari, dan Museum
Sonobudoyo, benteng dan kelengkapannya.
3.1 KESIMPULAN
Pada saat pergi ke SMSR kita dapat mengetahui cara membuat batik,
membuat seni patung ,dan belajar seni lukis. Saat di candi
Prambanan kita dapat mengetahui berbagai candi dan sejarah
terbentuknya candi tersebut dan untuk apa tempat tersebut di
bangun. saat di keraton kita dapat mengetahui sejarah tentang
tempat tersebut,mengetahui bagaimana kehidupan pada masa
kerajaan. lalu yang terakhir adalah lava tour kita bisa mengetahui
tentang peninggalan yang ada saat ini akibat fenomena alam yang
terjadi yaitu meletusnya merapi.
3.2 SARAN
Jangan berbicara yang kurang sopan Ketika kita berada di suatu
tempat yang belum pernah kita kunjungi, resapilah semua yang telah
di berikan agar berguna bagi kedepannya.
DOKUMENTASI
- SMSR
MEMBATIK