Dosen pengampu :
Dr. Basuki Sumartono M.Sn
Disusun oleh :
Bara Lesara K3220012
KELAS TEORI A
PRODI PENDIDIKAN SENI RUPA
FAKULTAS PENDIDIKAN DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2022
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Topeng pementasan tari topeng umumnya memiliki mahkota yang dalam Bahasa
jawa bernama jamang. Dalam topeng tersebut bernama jawang rujen. Jawang Rujen
memiliki tiga bagian yaitu tumpal.relung,kolo. Tumpal adalah bagian tengah pada
mahkota yang berbentuk seperti bawang. Terdapat pula relung yang terletak di samping
kanan dan kiri dari tumpa yang berbentuk bergerigi dan disusun secara zigzag.
tumpal Relung
Kolo
Bagian kolo adalah bagian yang berada di kanan dan kiri. Bagian kolo ini
berbentuk garuda yang menghadap ke belakang. Menghadap ke belakang ini memiliki
tanda yang bermakna bahwa tanda waspada yang kerap kali datang dari belakang atau
arah yang tidak terduga serta memiliki makna bahwa manusia memiliki keharusan
untuk introspeksi dan memperbaikinya di masa mendatang.
Pada bagian alis topeng satria ini berbentuk nanggal sepisan. Nanggal dibentuk
dari kata tanggal yang kemudian mendapat awalan Na sehingga menjadi kata nanggal.
Sepisan memiliki arti kata pertama. Bila digabungkan menjadi tanggal pertama. Dalam
fase bulan, tanggal pertama adalah bulan sabit.
Sehingga nanggal sepisan bentuknya pipih dan melengkung seperti bulan sabit.
Alis Nanggal sepisan memiliki makna tanda lembut. Kesan lembut tersebut tercermin
dari bentuk alis yang tipis,luwes,lengkung,dan tidak ada kesan kaku.
Pada bagian mata topeng satria ini berbentuk liyepan. Bentuk mata ini seperti biji
gabah yang belum dikupas kulitnya. Hal ini sesuai dengan ilmu padi dimana seseorang
yang memiliki sebuah ilmu yang lebih dari sesamanya maka diharapkan ada sifat rendah
hati dan tidak menunjukan kelebihan tersebut.
Kata liyep berasal dari kata liyep-liyep yang memiliki arti mengantuk sehingga
bentuk mata tersebut memiliki ciri sipit serta sayu seperti sedang mengantuk. Makna
dari mata tersebut adalah jujur dan apa adanya. Makna lain dari mata ini adalah
bijaksana dan berbudi luhur. Biasanya tokoh yang menggunakan mata ini bertubuh kecil
dan langsing. Dalam wayang kulit jenis mata ini dimiliki oleh Nakula,Sadewa,Arjuna
dll.
Pada bagian hidung topeng satria ini berbentuk walimiring. Bentuk hidung ini
memiliki ciri runcing pendek menghadap kebawah. Hidung ini disebut walimiring
karena berbentuk ujung pisau kecil bernama pangot .
Bentuk hidung memiliki bentuk yang dianggap sempurna dan makna bahwa tokoh
tersebut bersifat jujur,lembah manah,dan kesederhanaan. Dalam dunia pewayangan
tokoh-tokoh yang memiliki hidung walimiring yaitu, kresna,basudewa, dan sebagainya.
Mulut pada topeng satria ini disebut Prengesan. Mulut prengesan merupakan
mulut yang sedang tersenyum dengan gigi bagian atas terlihat dan memiliki makna
kebijaksanaan.Prengesan berasal dari sebuah kata mrenges yang memiliki makna murah
senyum. Kebijaksanaan tersebut meliputi sifat yang lembut serta murah senyum.
Warna dalam topeng satria memiliki warna putih sebagai wujud dari sifat
kesucian,waspada,jujur serta bijaksana. Warna putih juga perwujudan dari kesuburan
hal ini didasari dengan lahirnya manusia hasil dari kesuburan seorang ayah yang
membuahi ibu.
b. Topeng Raksasa
Topeng raksasa merupakan profil dalam Topeng Panji yang merupakan lawan
atau paradoks dari topeng satria. Topeng raksasa memiliki karakter negatif atau angkara
murka sehingga menjadi contoh yang harus dihindari manusia maka bentuknya dibuat
buruk rupa dan menyeramkan.
Topeng Mahkota Alis Mata Hidung Mulut
Botak Nanggal Sepisan Plelengan Pangot Mrenges
Bagian alis pada topeng wujud raksasa menggunakan alis Nanggal Sepisan.
Dalam penjabaran makna alis nanggal sepisan wujud raksasa memiliki perbedaan
dengan makna topeng wujud satria.
Makna dari alis ini dalam wujud raksasa adalah sebuah watak kelicikan yang
dibalut dengan wujud yang lemah lembut,bijaksana, maupun jujur sehingga banyak
yang kena tipu daya dari seorang raksasa ini.
Mata pada topeng raksasa ini disebut Plelengan bisa juga disebut mara melotot.
Mata dalam wujud ini memiliki makna bahwa raksasa tersebut memiliki kewaspadaan
tentang hal mencurigakan serta adanya prasangka buruk yang ditimbulkan dari raksasa
sendiri. Selain makna tersebut terdapat pula makna raksasa memiliki sifat angkara
murka,serakah,terkesan kuat namun keji.
Hidung dalam topeng ini bernama pangotan. Pangotan berasal dari sebuah pisau
besar yang melengkung kedepan seperti pisau pangot. Hidung ini berbentuk
besar,tebal,dan panjang yang menimbulkan kesan raksasa tersebut seram,garang, dan
adanya sebuah sifat kebohongan yang terdapat dalam raksasa tersebut. Hal tersebut
didasari oleh stigma-stigma pada zaman dahulu mengenai bentuk hidung tersebut
dihubungkan dengan kebohongan.
Mulut di topeng raksasa ini disebut Mrenges. Ditandai dengan mulut tersebut
terbuka sedikit dengan gigi atas dan bawah terlihat. Makna dari bentuk mulut tersebut
adalah seorang raksasa memiliki kesan menyeramkan dan kerakusan. Nampak sedikit
senyum menggambarkan sebuah senyuman palsu yang memiliki sebenernya adanya tipu
muslihat yang dilakukan oleh raksasa.
Warna merah yang menjadi warna topeng raksasa memiliki sebuah pemaknaan
bahwa raksasa tersebut bersifat amarah,keberanian,dan penuh semangat dalam
melakukan berbagai aktivitas kejahatan. Warna merah bisa juga bermakna tentang
kemakmuran sehingga tidak jarang para raksasa memiliki tubuh yang besar dan terkesan
segar.
c. Topeng Dewi
Topeng Panji profil dewi merupakan tokoh topeng perempuan sehingga sifat dan
karakternya cenderung lembut, feminim, dan cantik juga sebagai karakter penengah
antara satria dan raksasa.
Topeng Mahkota Alis Mata Hidung Mulut
Njanur
Bentuk mahkota yang dimiliki topeng tersebut bernama njanur. Njanur berasal
dari kata janur yang memiliki makna cahaya yang suci serta janur memiliki suatu
pengharapan cita-cita mulia dan tinggi untuk menggapai cahaya Illahi dengan diiringi
hati yang bening. Makna janur dalam mahkota tersebut juga bermakna kesederhanaan.
Kesederhanaan berarti berperilaku apa adanya tanpa berlebihan dan mengesampingkan
kemewahan.
Pada bagian alis topeng dewi ini berbentuk nanggal sepisan. Nanggal dibentuk
dari kata tanggal yang kemudian mendapat awalan Na sehingga menjadi kata nanggal.
Sepisan memiliki arti kata pertama. Bila digabungkan menjadi tanggal pertama. Dalam
fase bulan, tanggal pertama adalah bulan sabit.
Sehingga nanggal sepisan bentuknya pipih dan melengkung seperti bulan sabit.
Alis Nanggal sepisan memiliki makna tanda lembut. Kesan lembut tersebut tercermin
dari bentuk alis yang tipis,luwes,lengkung,dan tidak ada kesan kaku. Selain itu juga
mencerminkan sifat seorang perempuan penuh akan kelembutan dan keanggunan.
Pada bagian mata topeng dewi ini berbentuk liyepan. Bentuk mata ini seperti biji
gabah yang belum dikupas kulitnya. Hal ini sesuai dengan ilmu padi dimana seseorang
yang memiliki sebuah ilmu yang lebih dari sesamanya maka diharapkan ada sifat rendah
hati dan tidak menunjukan kelebihan tersebut.
Kata liyep berasal dari kata liyep-liyep yang memiliki arti mengantuk sehingga
bentuk mata tersebut memiliki ciri sipit serta sayu seperti sedang mengantuk. Makna
lain dari mata tersebut adalah jujur dan apa adanya. Terdapat pula makna dari mata ini
adalah bijaksana dan berbudi luhur. Mata liyep seperti orang pasrah karena segala selalu
adalah milik Tuhan Yang Maha Esa sehingga pikiranya selalu positif dan mengarah
pada kebenaran Tuhan. Hal tersebut juga bermakna pasrah dan patuh kepada suami.
Pada bagian hidung topeng satria ini berbentuk walimiring. Bentuk hidung ini
memiliki ciri runcing pendek menghadap kebawah. Hidung ini disebut walimiring
karena berbentuk ujung pisau kecil bernama pangot .
Bentuk hidung memiliki bentuk yang dianggap sempurna dan makna bahwa tokoh
tersebut bersifat jujur,lembah manah,dan kesederhanaan.
Mulut pada topeng dewi ini disebut Prengesan. Mulut prengesan merupakan
mulut yang sedang tersenyum dengan gigi bagian atas terlihat dan memiliki makna
kebijaksanaan. Kebijaksanaan tersebut meliputi sifat yang lembut serta murah senyum.
Prengesan berasal dari sebuah kata mrenges yang memiliki makna murah senyum.
Warna dalam topeng dewi memiliki warna putih sebagai wujud dari sifat
kesucian,ketulusan,jujur serta kebersihan. Warna putih perwujudan dari kesucian dari
hati,pikiran,serta jiwa dari seorang wanita. Hal juga bermakna kesucian wanita yang
belum mengenal seorang pria.
BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan
Keraton Surakarta menjadi saksi perkembangan budaya jawa yang begitu terkenal dan
banyak akan makna. Perkembangan budaya tersebut tak lepas dari banyak pengaruh seperti
pengaruh agama islam. Pengaruh agama islam menjadikan sebuah budaya masyarakat yang
telah diyakini serta dilakukan sejak dahulu menjadi media dakwah yang efektif dan banyak
mendapat pengikut. Pengaruh-pengaruh baik tersebut hendaknya terus dilakukan dan
dilestarikan hingga masa depan nanti. Hal tersebut menjadi tugas keraton dan masyarakat
untuk menjaga dan melestarikan budaya tersebut.