Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk social yang banyak membutuhkan manusia lainnya.
Selain dengan manusia lain, manusia juga bergantung dengan lingkungannya. Hal seperti
jasmani dan rohani manusia tersebut banyak diperoleh dari alam dan sekitarnya. Dalam
mencari kebutuhan tersebut manusia menciptakan kebiasaan yang terus dilakukan secara
berulang dan kebiasaan tersebut ditiru oleh banyak manusia lain hingga menjadi sebuah
budaya yang berkembang dalam masyarakat tersebut.
Budaya-budaya tersebut berkembang hingga memiliki aturan dan tahapan yang
harus dipatuhi oleh masyarakat tertentu. Dalam budaya tersebut sering kali diterapkan
sebuah sanksi yang dikenakan oleh para pelanggar budaya. Budaya tersebut terjadi secara
turun-temurun dan dalam perubahan tersebut akan sering terjadi karena perubahan
manusia itu sendiri dan lingkungannya.
Perubahan sosial budaya yang dialami manusia dapat dijelaskan sebagai proses
penyesuaian hidup manusia dengan konstelasi yang ada, seperti yang ditegaskan oleh
Gillin dan Gillin (Soekanto, 1994), perubahan sosial dapat dipandang sebagai suatu
variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima, yang disebabkan baik karena perubahan-
perubahan kondisi geografis, kebutuhan materil, komposisi penduduk, ideologi, maupun
karena adanya difusi ataupun penemuan-penumuan baru dalam masyarakat tersebut.
Perubahan-perubahan tersebut terus berkembang ke segala aspek kehidupan
manusia salah satunya adalah seni. Seni tidak bisa dilepaskan oleh manusia. Seni hidup
bebarengan oleh manusia dan lingkungannya. Seni tersebut memiliki kedinamisan
sehingga mampu terus diterima oleh manusia.
Di dalam masyarakat, manusia belajar mengenal dan mengembangkan
kebudayaannya. Pengetahuan yang diperolehnya adalah dari pengalaman-pengalamannya
dalam kehidupan sosial dan dari berbagai petunjuk serta pengajaran yang diperolehnya di
lingkungan masyarakatnya. Dengan demikian kebudayaan yang dipunyai oleh seseorang
tidak lepas dari pengaruh pengalaman-pengalaman yang dipunyainya sebagai warga
masyarakat, dan tidak berbeda jauh dari kebudayaan yang dipunyai oleh warga
masyarakat lainnya di mana dia hidup.
Hal tersebut terjadi pula dalam masyarakat Dusun Tumang,Desa
Cepogo,Kecamatan Selo,Kabupaten Boyolali. Dalam masyarakat tersebut memiliki
sebuah kebudayaan tentang kerajinan kuningan dan tembaga. Kerajinan tersebut memiliki
nilai sejarah yang begitu panjang dan terjadi secara turun-temurun.
Pengelolaan kerajinan tembaga dan kuningan di Dusun Tumang tersebut sangatlah
tertata dan proses manajemen yang begitu jelas. Mayoritas masyarakat desa tersebut
menggantungkan hidupnya dari kerajinan kuningan dan tembaga salah satunya adalah
Yudha Art dan Intermedia.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan, maka dapat diambil rumusan
masalah, antara lain :
1. Bagaimana manajemen usaha kerajinan tembaga dan kuningan di Dusun Tumang
yang bertepat di Yudha Art dan Intermedia?

C. Tujuan Pengamatan
1. Untuk mengetahui proses manajemen usaha kerajinan tembaga dan kuningan yang
berada di Dusun Tumung yang bertepat di Yudha Art dan Intermedia

D. Manfaat Pengamatan
Manfaat yang dapat diambil dari pengamatan ini yaitu kita sebagai masyarakat
awam tentang manajemen suatu usaha, dapat mengetahui dan mempelajari langsung dari
yang berpengalaman.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Desa Tumang

Sejarah Desa Tumang tidak lepas dari leluhur pada zaman dahulu. Terdapat
beberapa tokoh yang memiliki peran besar yang berpengaruh hingga perkembangan
kerajinan tembaga di Tumang.Karya adiluhung desa ini tidak lepas dari tangan Kyai
Ageng Rogosari dan empat pengikutnya yaitu Empu Supodriyo,Empu Yadhi,Nyai Embo
Tebu Ireng,dan Empu Bandrek. Kyai Ageng Rogosari adalah putera keturunan ningrat
dari Mataram Islam yang diasingkan karena keterbatasan fisik.

Sejak zaman Mataram Islam, Desa Tumang memainkan peran penting sebagai
setra kriya logam khususunya tembaga yang digunakan untuk memasok serta mendukung
keagungan Mataram Islam. Di samping karya mereka juga dikaitkan dengan peralatan-
peralatan keraton seperti bokor dan ubarampe lainnya.

Hasil karya dari Tumang ini pula mendapat rekomendasi dari Keraton Mataram
sehingga dapat dipamerkan dan dijual belikan di Kotagede.

Desa Cepogo zaman dahulu juga merupakan tempat pembuatan keris. Dimana hal
ini tidak lepas dari perebutan kekuasaan yang terjadi di masa itu. Seiring berjalannya
waktu pembuatan keris ini tidak berlanjut karena perang telah berakhir. Oleh itu dari
Keraron Mataram memerintahkan untuk membuat kriya logam seperti sekarang.

B. Monografi
Jumlah Kepala Keluarga 2.378 KK
Jumlah menurut jenis kelamin
Pria 2.861 Orang
Wanita 3.827 Orang
Jumlah 7.688 Orang
Jumlah Penduduk menurut Agama 7.688 Orang

Islam 7.683 Orang


Katholik 5 Orang
Protestan -
Buddha -
Hindu -
Konghucu -

Penduduk Menurut Mata Pencaharian 4.182 Orang

Buruh Industri 88 Orang


Pedagang 78 Orang
PNS 66 Orang
Pensiunan 8 Orang
Peternak 1.653 Orang
Petani 1.635 Orang
Industri Kecil 652 orang
TNI 2 Orang
Informasi yang di dapat dari Kepala Desa tidak warga di Desa Cepogo adalah
pengrajin. Hanya beberapa titik yang terdapat mayoritas pengrajin Antara lain RW
8,9,12,13,14,15,16. Warga yang menggantungkan mata pencaharian ini sebanyak 50%.

Secara Geografis Desa Cepogo terletak di kaki gunung Merbabu dan Merapi, di
jalur pariwisata Solo-Selo-Borobudur. Desa Cepogo berbatasan wilayah dengan beberapa
desa yaitu di sebelah Utara dengan Desa Kembang Kuning, Sebelah Timur dengan Desa
Cabean Kunti, Sebelah Barat dengan Desa Genting dan Kecamatan Selo, sebelah Selatan
dengan Desa Sukabumi dan Desa Mliwis

Secara umum keadaan tipografi Desa Cempogo adalah daerah pegunungan yang
berhawa sejuk, desa ini termasuk dea luas. Desa Cempogo dibagi menjadi 14 Dukuh yang
terbagi menjadi 4 Kadus.Desa Cepogo terletak pada ketinggian 800 dpl. Jarak suhu
maksimum 30⁰ C dan minimum 25⁰ C.

Jarak tempuh dari Desa Cepogo ke Kota Pemerintahan

• Kecamatan Cepogo : 3 Km / 15 Menit

• Kabupaten / Kota : 14 Km / 30 Menit

• Ibukota Provinsi : 150 Km / 3 Jam


C. Profil Mitra
a. Intermedia Logam
Intermedia adalah suatu usaha tembaga dan kuningan yang terletak di
Kampung Tumang Krajan RT 04 RW 14, Cepogo,Kecamatan Boyolali,Kabupaten
Boyolali. Intermedia dikelola oleh keluarga. Dalam perkembangannya Intermedia
Logam berkembang menjadi besar dan banyak melakukan ekspor hasil kerajinan
tembaga dan kuningan.
Intermedia memiliki showroom dan tempat produksi yang sanggup
memproduksi banyak macam seperti hiasan lampu,tempat makanan,hingga bak mandi
yang terbuat dari tembaga atau kuningan.

b. Yudha Art
Yudha Art adalah salah satu tempat usaha tembaga dan kuningan yang terletak
di Tumang Tegalrejo no 06, Kembangkuning, Cepogo,Kecamatan
Boyolali,Kabupaten Boyolali.
Yudha art dikelola oleh Mas Yudha selaku pemilik. Mas Yudha memiliki
banyak pengalaman tentang kerajinan tembaga dan kuningan karena sejak SMP telah
ikut turut serta dalam proses produksi kerajinan.
Hingga pada suatu saat Mas Yudha memutuskan untuk berdiri sendiri dengan
memiliki showroom tembaga dan kuningan. Showroom tersebut banyak melayani
pesanan dari seluruh Indonesia hingga kini Yudha Art terus berkembang dan
memiliki beberapa karyawan.
D. Alat dan Bahan

No Nama Gambar
.
1. Kuningan

2. Penjepit

3. Palu
4. Gerinda

5. Mesin Las

6. Mesin bor
7. Kompreso
r

8. Tang
9. Gunting

10. Amplas

11. Lem
12. Kikir

13. Plat Las


Tembaga
E. Proses Pembuatan
a. Para pengrajin akan membuat pola mal sesuai dengan produk yang akan dibuat, mulai
dari rincian ukuran serta gambaran hasil produk.
b. Kemudian dilanjutkan dengan pemotongan lempengan tembaga atau kuningan sesuai
dengan pola yang telah ditentukan..
c. Setelah itu bahan yang sudah dalam bentuk pola ini, akan melalui tahap atau proses
pembakaran. Proses ini bertujuan untuk melenturkan material sehingga lebih mudah
dibentuk. Pembentukan material dilakukan dengan cara di tempa/dipalu. Proses
pembakaran biasanya dilakukan hingga 4 kali, dimana satu kali pembakaran
memerlukan waktu 5 menit.
d. Setelah proses pembakaran maka akan terlihat bentuk awal kerajinan tersebut.
Kemudian dilanjutkan dengan tahap pengelasan. Bahan yang telah dingin tadi akan
disambungkan sesuai dengan ukuran dan desain bentuk yang diinginkan.
e. Proses selanjutnya adalah proses pengukiran atau pembuatan pola dengan cara dipalu.
Dalam tahap ini pola akan disesuaikan dengan jenis dan bentuk produk seperti vas,
mangkuk, baskom, dll. Proses ini dilakukan di atas panggung dengan palu baja.
f. Setelah tahap pemolaan bentuk selesai, kemudian bahan akan kembali dilebur untuk
memberikan pola tekstur yang diinginkan. Ada banyak jenis tekstur yang bisa
dihasilkan dari proses ini, seperti pola sarang lebah, cincang (paku jatuh), liar, tekstur
jeruk, dll.
g. Tahap selanjutnya yaitu finishing. Yaitu berupa tahap amplas dan polishing, dimana
tahapan ini merupakan tahap yang krusial untuk menentukan kualitas produk. Proses
ini membutuhkan keahlian serta kesabaran yang tinggi. Dimana pengamplasan dengan
mengunakan amplas kasar sampai amplas halus dan polishing menggunakan batu hijau
dan bensin / minyak tanah sampai menghasilkan warna mengkilap.
h. Setelah melalui polishing selanjutnya adalah proses pengeringan dan pelapisan.
Pelapisan bisa disesuaikan dengan permintaan pembeli karena mempengaruhi warna
produk. Ada dua pilihan yaitu matte/doff dan mengkilap.
Pemotongan
Pembuatan Pembuatan pola
lempengan atau
Pola/desain pada plat kuningan
kuningan

Proses Pembakaran Pengukiran atau


dengan cara Pengelasan pembuatan pola
ditempa/dipalu dengan cara dipalu

Peleburan, untuk
Finishing, berupa
memberikan pola Proses pengeringan
tahap amplas dan
tekstur yang dan pelapisan
polishing
diinginkan

F. Manajemen

Dalam proses manajemen ditempat mitra yaitu Intermedia, kepemilikan tempat


industri dimiliki secara turun temurun, sehingga dalam manajemen dikelola oleh pihak
keluarga itu sendiri. Dalam hal ini kepala keluarga yang merupakan pemilik dari industry
memegang peranan penting seperti pembelian bahan baku, memantau karyawan, bahkan
memasarkan produk. Dan untuk anggota keluarga lain pun juga memiliki peranan
penting, seperti sang anak yang dapat membantu dalam pemasaran produk melalui media
sosial atau online yang dimana seorang anak muda lebih mengerti tentang media sosial.
Di mitra Yuda Art juga memiliki manajemen yang sama dimana manajemen sepenuhnya
dipegang oleh kepala keluarga dan anggota keluarga lain sebagai pendukung dalam
pemasaran produk.
Untuk karyawan sendiri berasal dari sekitaran rumah atau lingkungan dari tempat
industri tersebut, tepatnya mesih satu dusun, dan mayoritas karyawan nya adalah laki-
laki. Untuk jumlah karyawan tidaklah pasti karena menyesuaikan jumlah dari produk
yang dibuat. Dalam pembagain tugas 1 karyawan hanya fokus pada 1 tugas sesuai
keahlihannya. Tugas tersebut antara lain desain, pemotongan bahan, pengelasan,
pembentukan, dan pengecatan. Karyawan disini merupakan para pekerja lepas dimana
apabila 1 pekerjaan telah selesai maka kontrak kerja pun juga selesai, dan menunggu
panggilan untuk tugas lainnya. Untuk gaji atau bayaran karyawan dihitung harian dan
menyesuaikan dengan apa yang dikerjakan, semakin banyak produk yang dibuat maka
semakin besar bayaran yang didapatkan.

Dalam manajemen pembuatan produk mitra memiliki tempat khusus sebagai


tempat dalam pembuatan produk, namun tidak semua produk dibuat di mitra tersebut.
Seperti pesanan patung dari tembaga, karna di mitra tidak memiliki skill dalam
pembuatan patung itu sendiri, maka mitra akan memesan produk tersebut di pengrajin
lain yang dimana masih berada di satu dusun, karna biasanya satu mitra hanya akan fokus
dalam pembuatan 1-3 produk saja.

G. Organisasi

Organisasi untuk mewadahi para pemilik tempat industri logam di cepogo ini
disebut Trilogam. Organisasi yang dibentuk oleh desa ini memiliki fungsi memberikan
bantuan untuk para pelaku industri seperti bantuan dana maupun alat. Di organisasi ini
pula alat pemberian dari pemerintah diberikan, namun oleh para pelaku industri jarang
menggunakannya. Karna mereka masih terbiasa menggunkan cara tradisional terutama
meraka yang bekerja sebagai pengerajin atau karyawan. Hal ini dikarnakan faktor usia
dan Pendidikan yang kurang memahami teknologi.

H. Visualisasi Produk

Produk yang di hasilkan beragam, sesuai minat dan keahlian dari pengrajin. Tidak
jarang pula sesuai dengan pesanan yang dipesan. Produk-produk tersebut adalah:
a) Alat makan seperti nampan, prasmanan, tatakan buah.
b) Lampu hias
c) Ornamen atau hiasan dinding
d) Bingkai kaca
e) Papan nama atau gapura

Lampu kuningan (intermedia)


Cermin Tembaga (Intermedia)
Beberapa kerajian tembaga lampu dan
hiasan (intermedia)
Beberapa kerajian tembaga lampu dan
hiasan (intermedia)
Kerajinan kuningan dan tembaga hiasan dinding ( yuda art)

Kerajinan tembaga dan kuningan hiasan dinding dan lampu ( yuda art)

Kerajinan tembaga hiasan dinding dan lampu ( yuda art)


Lampu kuningan (yudha Art)

I. Pemasaran
Cara pemasaran baik yuda art dan intermedia mereka memanfaatkan teknologi
yang ada di zaman sekarang ini yakni marketplace dan sosial media. Mas Yuda pemilik
yuda art selaku distributor kerajinan tembaga tumang menuturkan bahwa pemesanan
yang memperoleh customer paling banyak adalah melalui marketplace. Pemasaran
tembaga oleh yuda art menerima pesanan dan pengiriman keseluruh Indonesia namun
belum berani menerima pesanan dari luar negeri dikarenakan masih kesulitan dalam
proses pengiriman barang. Untuk proses pengiriman keseluruh indonesia mas yuda
menggunakan jasa ekspedisi yang ada. Selain itu juga menerima pesanan secara langsung
dilokasi.
Sedangkan untuk UMKM Intermedia dalam penuturan Mas Bima selaku anak dari
pemilik intermedia menjelaskan bahwa pemasaran tembaga dan kuningan menyeluruh ke
seluruh indonesia dan luar negeri. Pemasaran tembaga ke luar negeri justru paling
menguntungkan karena nilai jual di luar lebih mahal daripada dinegara sendiri. untuk
pengiriman ke luar negeri melalui agen ekspedisi antar negara. Penjualan keluar negeri
untuk pembayarannya menggunakan debit khusus seperti visa. Produk dari intermedia
paling banyak pemesanan dari luar adalah lampu hias. Pemesanan dari dalam negeri
sendiri oleh UMKM Intermedia menerima custom berbagai bentuk dan ukuran kriya
logam baik berbahan tembaga maupun kuningan.

Anda mungkin juga menyukai