JUDUL:
MENGENAL KEARIFAN BUDAYA LOKAL TENGKULUK JAMBI
KELOMPOK 4
KELAS X-5
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan nikmat
dan kasih sayangnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas kelompok, yaitu
makalah yang berjudul ”Mengenal Kearifan Budaya Lokal Tengkuluk Jambi”.
Shalawat beriring salam juga tidak lupa kami haturkan kepada junjungan Nabi
Muhammad SAW, Nurnya dunia & ilmu pengetahuan.
Terimakasih kami ucapkan kepada Ibu Ratnawati, S.H., Dra.Hj. Mesrawati,
Sugiyarti, S.Pd., Efriana Wulandari, S.Pd. dan Bapak Ari Mursyid, S.Pd. selaku guru
kami, yang telah mengajarkan serta membimbing kami sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah ini. Semoga dengan adanya makalah ini dapat
bermanfaat dan menambah ilmu serta wawasan baik bagi penulis maupun pembaca
khususnya tentang budaya local tengkuluk Jambi.
Makalah ini mungkin masih terdapat kekurangan dan kekhilafan didalamnya,
oleh karena itu penulis meminta maaf dan penulis mengharapkan kritik dan saran
yang sifatnya membangun untuk kedepannya.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................ 1
1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................... 3
BAB III PENUTUP.......................................................................................... 14
3.1 Kesimpulan.................................................................................... 14
3.2 Saran............................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN
A. Kebudayaan Jambi dan Sejarah Tengkuluk
Tengkuluk tradisional kini sudah hampir tidak dikenal oleh masyarakat
Indonesia sebagai budaya. Begitu banyak budaya yang dimiliki Indonesia, begitu
banyak pula budaya yang hampir tidak dikenali oleh masyarakatnya sendiri. Salah
satunya adalah budaya melayu yang ada di Provinsi Jambi. Provinsi yang terletak di
pesisir timur di bagian tengah Pulau Sumatera ini berbatasan langsung dengan
Provinsi Riau dan Sumatra Selatan. Secara tradisional seluko adat Jambi
menetapkan wilayah Jambi yang sekaligus menyebutkan secara tersirat suku
bangsa yang menghuninya yang berbunyi: ”Dari durian ditakuk rajo, mengilir ke
Batanghari terus ke Ujung Jabung, mudik ke Tembesi, lepeh ke Limun Batang Asai
melentik ke Nibung Pangkalan Jambi melilit Alam Kerinci”. Secara tradisional
penduduk Jambi menetap secara mengelompok dalam suatu dusun atau kota kecil
di sepanjang tepian sungai. Sungai sangat berarti bagi penduduk dan memegang
peranan penting dalam kehidupan orang Jambi.Penduduk daerah Jambi terdiri dari
beberapa suku atau etnis dan mereka menetap secaraturun-menurun di tempat yang
telah menjadi daerah mereka. Kelompok yang datang kemudian dianggap sebagai
suku pendatang atau suku pindah. Persebaran penduduk Jambi menurut etnis yang
mendiami Provinsi Jambi serta karakter wilayah tempat kediaman mereka, keadaan
alam, iklim, dan seni budaya yang mereka miliki. Keadaan tersebut mempengaruhi
tata cara mereka menata transportasi, ekonomi, pertanian dan adat istiadat. Provinsi
Jambi juga, merupakan wilayah yang sejak dulu telah menjadi pusat kebudayaan
Melayu di Pulau Sumatera. Salah satu bukti adat budaya Bangsa Melayu di Jambi
ialah warisan tradisi penutup kepala yang disebut Tengkuluk/Kuluk bagi kaum
wanita. Menurut sejarah tengkuluk sudah ada sejak abad ke 7 sejak zaman kerajaan
Melayu. Berkembang pada suku Melayu Tua seperti suku Bathin dan Suku Kerinci
hingga pada suku Melayu Muda seperti di Kota Jambi dan Pantai Timur Sumatera
Jambi. Tengkuluk ini digunakan pada busana tradisional baik yang dipakai pada saat
menghadiri acara kegiatan adat, pernikahan atau pesta maupun dalam kehidupan
sehari-hari; seperti hendak keladang dan mengurus rumah. Bukan hanya sekedar
sebagai penutup kepala, sejatinya kain tengkuluk memiliki makna yang lebih
mendalam. Kain tengkuluk yang berarti sebagai lambang kesahajaan dan budi
pekerti luhur perempuan Jambi.
Kebudayaan menggunakan tengkuluk yang berada di daerah Jambi tidak
terlepas dari kebudayaan Dongson. Kebudayaan Dongson merupakan kebudayaan
yang berasal dari Vietnam yang ada pada masa dinasti Han yaitu di zaman perunggu
memberikan pengaruhnya ke Asia Tenggara sampai ke Indonesia. Kebudayaaan
Dongson dapat terlihat dalam kegiatan bertani, menangkap ikan di laut, berlayar dan
memancing. Tradisi mereka berpakaian sangat mempengaruhi tradisi suku-suku di
Provinsi Jambi. Pengaruh ini tampak dari seratus macam tradisi penutup kepala atau
tengkuluk yang tersebar di seluruh Jambi. Bentuk dan cara pemakaian yang
beraneka ragam dari tengkuluk disesuaikan dengan penggunaannya dalam kegiatan
sehari-hari.
Pada tahun 1452 mulai tampak pengaruh Islam yang di bawa oleh Datuk
Paduko Berhalo seorang Ulama Asia, bekas Panglima Tentara Turki yang menetap
di Muara Sabak, menikah dengan Putri Selaras Pinang Masak, Raja Jambi.
Memegang teguh pada ”Tiga Tungku Sajarangan” yaitu Adat Bersendi Syara’, Syara’
Bersendi pada Kitabullah. Makna yang terkandung di dalamnya adalah Syara’ (ayat)
mengatakan Habluminallah. Adat memakai Habluminannas. Prinsip dalam falsafah
kehidupan ini memperlihatkan dan menjelaskan, tidak adanya pertentangan antara
agama dengan adat sejak saat agama Islam masuk (Aswar, Sativa Sutan, 2010:7).
Tradisi penutup kepala atau tengkuluk sudah ada sebelum masyarakat Jambi
mengenal agama Islam. Kebiasaan menggunakan baju kurung dan penutup kepala
dapat diartikan sebagai bentuk ketaatan dalam menjalankan agama Islam. Adat dan
agama bersatu padu membentuk suatu keharmonisan dalam kehidupan
masyarakat.Keunikan Tengkuluk di daerah Jambi terletak pada cara pemakaiannya
yaitu tidak menggunakan peniti sebagai pengguat dalam penggunaannya tetapi
hanya menggunakan keterampilan dalam mengikat dan menyisipkan kain.
7. Tengkuluk Tudung
Kuluk model ini berasal dari Kungkai, Kabupaten Merangin. Kuluk ini
dikenakan dalam upacara adat yang dipakai oleh istri pemuka masyarakatnya.
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Nilai-nilai budaya yang terdapat pada masyarakat merupakan kegiatan yang
dilakukan secara turun-temurun. Budaya yang memiliki karakteristik dan ciri khas
tersendiri merupakan potensi budaya daerah yang dapat dijadikan sebagai identitas
dan jati diri daerah. Tengkuluk Jambi merupakan warisan budaya yang harus
dilestarikan. Karena memiliki nilai-nilai yang terkandung didalamnya, seperti jika
ujung kainnya di sebelah kiri maka perempuan itu belum menikah dan sebaliknya
jika ujung kain terdapat di sebelah kanan maka perempuan itu sudah menikah. Nilai-
nilai luhur yang terdapat pada Tengkuluk adalah menjaga aurat seorang wanita,serta
terdapat nilai kesehatan dalam memasang Tengkuluk. Inilah sedikit dari
manfaatyang dapat di rasakan jika Tengkuluk menjadi suatu budaya yang diterapkan
dalam kehidupan . Selain terdapatnya suatu ciri khas dalam berias.
3.2 Saran
Setelah mengetahui dan mempelajari nilai-nilai luhur yang terkandung di
dalam Tengkuluk, maka di harapkan adanya partisipasi dari berbagai pihak agar
nilai-nilai Tengkuluk dapat menjadi warisan budaya dan digunakan oleh wanita serta
dapat meningkatkan perekonomian masyarakat Jambi pada umumya.
DAFTAR PUSTAKA
Aswar, Sativa Sutan. 2010. Kuluk Penutup Kepala Warisan Luhur dari
Jambi. Jakarta:Dian Rakyat.
Elmira, Putu. 2018. Mengenal Tekuluk, Penutup Kepala Khas Perempuan Jambi.
https://www.liputan6.com/lifestyle/read/3656552/mengenal-tekuluk-penutup-
kepala-khas-perempuan-jambi. Tanggal Akses 6 September 2021
Plasmanto, Gresi. 2020. Mengenal Sejarah dan Filosofi Tengkuluk, Penutup Kepala
Khas Perempuan Jambi.
https://www.liputan6.com/regional/read/4333066/mengenal-sejarah-dan-
filosofi-tengkuluk-penutup-kepala-khas-perempuan-jambi. Tanggal Akses 6
September 2021