Anda di halaman 1dari 15

TRADISI LOKAL DAN SEJARAH INDONESIA

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Historiografi


Dosen Pengampu : Fatiyah, S.Hum., M.A.

Disusun oleh :
Diah Ukhtanti Wiji Aswari (16120044)
Bima Yusuf Asfidayat (16120048)

SEJARAH & KEBUDAYAAN ISLAM


FAKULTAS ADAB & ILMU BUDAYA
UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
2018
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur bagi Allah SWT atas semua limpahan
nikmat dan karunia-Nya. Tidak lupa kami haturkan sholawat dan salam kepada
junjungan Nabi Besar Muhammad SAW, nabi akhir zaman, yang mengenalkan
kepada manusia jalan kebenaran yakni Islam.
Akhirnya kami mampu menyelesaikan makalah yang membahas tentang
“Tradisi Lokal dan Sejarah Indonesia”. Makalah ini kami buat dalam rangka
memperdalam pengetahuan kami terkait Tradisi Lokal di Nusantara dan periodisasi
Sejarah Indonesia dan sekaligus untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah
Historiografi yang diampu oleh Fatiyah, S.Hum., M.A. dan kami mengucapakan
terima kasih kepada ibu yang membimbing kami dengan ikhlas.
Demikian makalah ini kami buat, semoga bermanfaat bagi kami sendiri dan
segenap para pembaca. Tentunya dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan baik
format maupun konten makalah itu sendiri. Oleh karena itu, kami berharap adanya
masukan atau kritikan yang membangun dari segenap pembaca yang budiman,
khususnya kepada Ibu Fatiyah selaku pengampu materi tersebut.

19 April 2018

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................. i
KATA PENGANTAR........................................................................... ii
DAFTAR ISI.......................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................... 1
A. Latar Belakang............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah....................................................................... 1
C. Batasan Masalah.......................................................................... 2
D. Tujuan.......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN....................................................................... 3
A. Tradisi Lokal............................................................................... 3
B. Sejarah Indonesia........................................................................ 6
BAB III PENUTUP............................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Historiografi di Indonesia mengalami perkembangan seiring perubahan
zaman. Historiografi Indonesia secara umum dapat diperiodisasi menjadi tiga
tahap yaitu historiografi tradisional, historiografi kolonial dan historiografi
modern. Pada masa tradisonal, historiografi ketika itu sangat dipengaruhi oleh
tradisi lokal yang berkembang di masing-masing wilayah di Nusantara. Tradisi
lokal tersebut khususnya berkaitan dengan perkembangan karya sastra.
Tradisi lokal yang berkembang di Nusantara pada umumnya terdiri dari
tradisi tulisan dan tradisi lisan. Kedua tradisi tersebut sangat menonjol kaitannya
dengan karya sastra. Sehingga pada masa tradisional dikenal pula karya sastra
tulisan dan karya sastra lisan. Karya sastra tulisan biasanya berkembang di
kalangan istana dan hampir seluruh kerajaan di Nusantara memiliki tradisi ini.
Sementara karya sastra lisan banyak berkembang di kalangan masyarakat biasa.
Perkembangan tradisi lokal yang kaitannya dengan karya sastra tulisan
maupun lisan, dalam Sejarah Indonesia masuk pada periode Pra-Kolonial. Tradisi
lokal pada Era Pra-Kolonial diwarnai dengan tradisi-tradisi kerajaan Hindu-
Budha maupun Islam yang mengembangkan karya sastra tulisan berupa Serat,
Babad maupun Hikayat. Pada periode ini karya sastra tulisan masih diisi oleh
pengagungan penguasa yang sarat akan mitos dan legenda. Kemudian pada era
selanjutnya yaitu Era Kolonial, perkembangan karya sastra ini mulai ditulis
secara logis.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Tradisi Lokal di Nusantara?
2. Bagaimana Sejarah Indonesia berdasarkan periodisasinya?

1
C. Batasan Masalah
Batasan masalah pada masalah pertama yaitu hanya membahas tradisi lokal
di Nusantara secara umum. Sementara pada masalah kedua hanya membahas
periodisasi Sejarah Indonesia secara garis besar.

D. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami Tradisi Lokal di Nusantara.
2. Untuk mengetahui dan memahami Sejarah Indonesia berdasarkan
periodisasinya.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Tradisi Lokal
Pengertian Tradisi Lokal dapat diketahui dari makna bahasanya. Tradisi
adalah kebiasaan yang yang diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya
secara turun-temurun.1 Sementara kata lokal berarti terjadi (berlaku, ada dan
sebagainya) di satu tempat, tidak merata. 2 Sehingga tradisi lokal dapat diartikan
sebagai suatu kebiasaan yang berkelanjutan dari zaman ke zaman di suatu daerah
atau wilayah tertentu.
Dalam tradisi lokal, hal yang paling mendasar adalah adanya informasi yang
diteruskan dari generasi ke generasi baik tertulis maupun lisan untuk mencegah
punahnya suatu tradisi tersebut.3 Tradisi tertulis/ tradisi tulisan merupakan
penyampaian sejarah dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui tulisan. 4
Sedangkan tradisi lisan merupakan pesan atau kesaksian yang disampaikan
secara lisan dan dilakukan secara turun-temurun dari satu generasi ke generasi
berikutnya.
Tradisi lokal di Nusantara telah berkembang sejak sangat lama. Salah satu
tradisi yang paling menonjol adalah karya sastra. Karya sastra yang dimaksud
yaitu karya sastra yang berkembang di kalangan istana maupun karya sastra yang
berkembang di kalangan masyarakat umum. Karya sastra yang berkembang di
kalangan istana disebut sastra tulis, karena didukung oleh tradisi tulis dengan
bahasa tulis dan terikat oleh penyalin. Sementara karya sastra yang berkembang
di masyarakat umum disebut karya sastra lisan, karena tidak didukung oleh

1
KBBI Online, https://kbbi.web.id/tradisi, diakses pada 17 April 2018 pukul 10.42 WIB
2
KBBI Online, https://kbbi.web.id/lokal, diakses pada 17 April 2018 pukul 10.44 WIB
3
Wikipedia Indonesia, https://id.wikipedia.org/wiki/Tradisi, diakses pada tanggal 17 April 2018 pukul
10.45 WIB
4
Andrian Anday, Tradisi Lisan dan Tulisan, http://andrianekayulianto.blogspot.co.id/2014/01/tradisi-
lisan-dan-tulisan.html, diakses pada tanggal 17 April 2018 pukul 10.48 WIB

3
tradisi tulis. Tradisi tulis sering juga disebut sebagai tradisi besar (great
traditions), sementara tradisi lisan sering disebut tradisi kecil (little traditions).5
Karya sastra tulis dan karya sastra lisan memiliki perbedaan. Karya sastra
tulis di kalangan istana dalam penyebarannya terlalu sulit karena tradisi tulis
tidak dikuasai rakyat. Selain itu karya sastra tulis merupakan jenis karya milik
istana dan digunakan hanya untuk kepentingan kerajaan. Sementara karya sastra
lisan dalam penyebarannya cukup luas karena karya sastra jenis ini tidak terikat
oleh penyalin. Selain itu, karya sastra lisan lebih mudah dipahami masyarakat
tanpa harus menggunakan kemampuan tulis-menulis, sehingga karya sastra
dengan tradisi lisan tersebut mampu melampaui batas-batas budaya.6
Karya sastra tulis/ karya sastra istana dan karya sastra lisan memiliki
karakteristik masing-masing. Karya sastra istana memiliki kecenderungan lebih
terpelihara dan relatif dapat bertahan. Peran raja sebagai pemimpin tertinggi
dalam kehidupan istana mempunyai peran penting dalam melindungi eksistensi
karya sastra tulis tersebut. Karya sastra tulis yang berkembang di kalangan istana
tidak memuntut ketekunan untuk menghafal dan ingatan yang tinggi untuk
menyimpannya. Para pengarang atau sastrawan sangat dimungkinkan untuk
memilih, menyaring dan mengubah isi karya. Hal ini akan menciptakan hasil
sebuah karya lebih sempurna dengan memanfaatkan bahan-bahan yang lebih
banyak dan kompleks sesuai kepentingannya. Karya-karya sastra istana biasanya
berupa genealogi, biografi dan catatan-catatan harian istana. Salah satu fungsi
dari karya sastra ini adalah untuk kepentingan istana dan dalam hal ini raja
merupakan patron sang pujangga.7
Sementara karya sastra lisan melahirkan suatu jenis karya sendiri yaitu sastra
rakyat. Karya sastra yang berkembang di masyarakat ini dapat berbentuk naratif
maupun dalam bentuk puisi. Karya sastra dalam bentuk naratif seperti halnya
5
Himayatul Ittihadiyah, dkk., Islam Indonesia dalam Studi Sejarah, Sosial dan Budaya: Teori dan
Penerapan (Yogyakarta: Pusat Kajian Sejarah dan Budaya Islam Jurusan SKI Fakultas Adab dan Ilmu
Budaya UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2011), hlm. 223-224.
6
Ibid., hlm. 224-225.
7
Ibid., hlm. 225-226.

4
cerita pelipur lara, legenda, mitos, anekdot, cerita jenaka dan cerita-cerita
binatang. Sementara karya sastra dalam bentuk puisi seperti pantun, teka-teki,
seloka dan sebagainya. Semua karya sastra tersebut lahir dari masyarakat
tradisional yang penyampaiannya melalui pengucapan lisan. Penyebaran dan
pemeliharaan karya sastra ini memerlukan ketekunan dalam penghafalan dan
ingatan yang tajam. Karya sastra lisan yang berkembang di masyarakat memiliki
fungsi sosial yaitu sebagai hiburan dan pelajaran moral. Secara psikologis, karya
sastra lisan merupakan bentuk fantasi dari pencapaian mimpi-mimpi yang tak
terwujud dalam kehidupan nyata. Selain itu juga sebagai ekspresi yang
terpendam akibat sekat-sekat sosial tertentu. Karya sastra lisan ini akan tetap
bertahan apabila mendapat apresiasi dari masyarakat yang bersangkutan.8
Berkaitan dengan perkembangan historiografi di Indonesia, salah satu genre
yang muncul dari tradisi lokal adalah karya sastra sejarah. Karya sastra sejarah
merupakan bentuk dari karya tulis yang lahir di istana yang ditulis oleh pujangga
atau sastrawan. Perkembanga karya sastra ini telah dimulai sejak masa Hindu dan
beranjut sampai ketika mendapat pengaruh Islam. Kebiasaan menuliskan waktu
merupakan salah satu unsur dari karya sastra sejarah. Sejak dari masa Hindu
penulisan waktu sudah dilakukan dengan menyertakan hitungan tahun Saka.
Kemudian pada Islam penulisan waktu dilakukan berdasarkan kalender Islam.
waku sholat sehari-hari.9
Karya sastra sejarah Nusantara mempunyai topik utama yaitu sejarah sebuah
kota kerajaan atau Negara, maka karya sastra ini merupakan sumber yang cukup
penting dalam pembentukan sejarah suatu masyarakat. Bahan-bahan yang
disampaikan dalam karya sastra sejarah ini berguna untuk memahami latar
belakang sejarah yang bermakna bagi pendukungnya. Berdasarkan isinya, karya
sastra sejarah Nusantara mengandung setidaknya tiga unsur, yaitu menceritakan
asal-usul raja, kisah pembukaan suatu negeri dan kedatangan agama Islam di
Nusantara. Karya sastra sejarah Nusantara ini juga tidak dapat dilepaskan dari

8
Ibid., hlm. 224-225.
9
Ibid., hlm. 226-227.

5
pengaruh mitos. Mitos-mitos tersebut dipergunakan untuk bagian-bagian cerita
tertentu dan masing-masing memperlihatkan hubungan dengan latar belakang
budaya dan pemikiran yang mempengaruhinya. Selain itu, karya sastra sejarah
tidak dapat dilepaskan juga dari hal-hal yang berkaitan dengan asal-usul raja. Hal
ini disebabkan karena kebanyakan karya tersebut ditulis di lingkungan istana.
Salah satu bentuk karya sastra sejarah Nusantara ini yaitu Babad ataupun
Hikayat.10

B. Sejarah Indonesia
Pengertian Sejarah Indonesia dapat dipahami dari arti masing-masing kata.
Sejarah merupakan kejadian dan peristiwa atau uraian tentang kejadian dan
peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau. Sementara Indonesia
merupakan nama negara kepulauan di Asia Tenggara yang terletak di antara
benua Asia dan benua Australia.11 Sehingga dapat diartikan bahwa Sejarah
Indonesia merupakan kejadian dan peristiwa atau uraian mengenai kejadian dan
peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lalu di wilayah Negara kepulauan
Indonesia.
Sejarah Indonesia berdasarkan periodisasi dapat dibagi menjadi 5 tahap,
yaitu Era Pra-Kolonial, Era Kolonial, Era Kemerdekaan Awal, Era Orde Baru dan
Era Reformasi. Era Pra-Kolonial ditandai dengan munculnya kerajaan-kerajaan
Hindu-Buddha serta Islam di Jawa dan Sumatera. Era Kolonial ditandai dengan
masuknya orang-orang Eropa (terutama Belanda) yang menginginkan rempah-
rempah dan mengakibatkan penjajahan oleh Belanda selama sekitar 3,5 abad
antara awal abad ke-17 hingga pertengahan abad ke-20. Era Kemerdekaan
dimulai pasca-Proklamasi Kemerdekaan Indonesia (1945) sampai jatuhnya
Soekarno (1966). Era Orde Baru ditandai dengan 32 tahun masa pemerintahan

10
Ibid., hlm. 228-229.
11
KBBI Online, www.kbbi.web.id, diakses pada 19 April 2018 pukul 07.45 WIB.

6
Soeharto (1966–1998). Sementara Era Reformasi masih berlangsung sampai saat
ini.12
Adapun keterangan secara garis besar pada setiap era dalam Sejarah
Indonesia antara lain:
1. Era Pra-Kolonial
Era Pra-Kolonial berlangsung sebelum Bangsa Eropa datang ke Nusantara.
Sebelum bangsa-bangsa Eropa datang, Nusantara telah memiliki organisasi
politik berupa kerajaan, baik kerajaan yang bercorak Hindu-Buddha maupun
kerajaan yang bercorak Islam. Nusantara telah mempunyai warisan peradaban
berusia ribuan tahun dengan beberapa kerajaan besar dan puluhan kerajaan kecil.
Kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha yang cukup terkenal antara lain :13
a. Kutai di Kalimantan (Abad ke-4 sampai 14 M)
b. Tarumanegara di Jawa Barat (Abad ke-4 sampai 7 M)
c. Sriwijaya di Sumatera (Abad ke-7 sampai 11 M)
d. Mataram Kuno di Jawa (Abad ke-8 sampai 10 M)
e. Majapahit di Jawa (Abad ke-13 sampai 15 M)
Sementara itu, setelah islamisasi berhasil menyebar di wilayah Nusantara,
muncul kerajaan-kerajaan bercorak Islam. Kerajaan-kerajaan tersebut tersebar di
pulau Jawa dan Sumatera. Adapun kerajaan-kerajaan tersebut antara lain :14
a. Kerajaan Demak di Jawa (Abad ke-15 sampai 16 M)
b. Kerajaan Samudera Pasai di Sumatera (Abad ke-13 sampai 16 M)
c. Kerajaan Aceh di Sumatera (Abad ke-15 sampai 20 M)
d. Kerajaan Pajang di Jawa (Abad ke-16 M)
e. Kerajaan Mataram Islam di Jawa (Abad ke-16 sampai 17 M)
Pada Era Pra-Kolonial, baik pada masa Hindu-Buddha maupun Islam, tradisi
lokal memiliki mempunyai pengaruh dalam perkembangan historiografi. Dapat
dikatakan bahwa di mana pun kerajaan di Nusantara, tradisi lokal selalu
12
Wikipedia Indonesia, https://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Indonesia, diakses pada 19 April 2018
pukul 13.25 WIB.
13
Ibid.
14
Ibid.

7
dipertahankan. Tradisi lokal yang berbebtuk tulisan itu pada dasarnya sama
antara satu daerah dengan daerah lain, hanya saja penyebutan dan isinya
mempunyai perbedaan. Tradisi tulisan di Jawa sering disebut babad, sejarah dan
serat kanda. Di Sunda tradisi tulisan dikenal dengan sadjarah, tjarita dan
wawatjan. Sementara di Melayu sering dikenal dengan hikayat, sedjarah, tutur
dan salsila.15 Dalam tradisi sejarah lokal atau tradisi lokal berupa tulisan, masih
dipengaruhi oleh mitos dan legenda. Peristiwa-peristiwa yang sebenarnya faktual
dicampur dengan legenda. Hal ini yang menimbulkan kesulitan dalam melakukan
verifikasi terhadap sumber tulisan tersebut.16 Meskipun tulisan-tulisan dalam
tradisi lokal masih mengandung unsur-unsur mitos dan legenda, namun hal itu
menunjukkan adanya perkembangan penulisan sejarah pada masa itu.

2. Era Kolonial
Perkembangan sejarah selanjutnya yaitu Era Kolonial. Era Kolonial ditandai
dengan masuknya bangsa-bangsa Eropa ke Nusantara. Bangsa-bangsa Eropa
tersebut datang ke Nusantara awalnya hanya untuk berdagang. Namun pada
perkembangan selanjutnya bangsa-bangsa Eropa tersebut melakukan penjajahan
dan intervensi terhadap kerajaan-kerajaan di Nusantara. Adapun garis waktu
kolonialisme di Nusantara yaitu:17
a. Kolonialisasi Portugis di Maluku (1509-1520)
b. Kolonialisasi Spanyol di Maluku(1521-1692)
c. Kolonialisme Belanda di Jawa (1602-1942)
d. Kolonialisme Jepang di Jawa (1942-1945)

3. Era Awal Kemerdekaan

15
Soedjatmoko (ed.), An Introduction to Indonesian Historiography (London: Cornell University
Press, 1975), hlm. 74.
16
Ibid., hlm. 76.
17
Wikipedia Indonesia, https://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Indonesia, diakses pada 19 April 2018
pukul 13.30 WIB.

8
Era Awal kemerdekaan diawali ketika terdengar kabar bahwa Jepang tidak
lagi mempunyai kekuatan. Kabar itu kemudian menimbulkan pro-kontra antara
golongan tua dan golongan muda hingga pada akhirnya dibuatlah keputusan
yaitu proklamasi kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945 yang dibacakan
oleh Soekarno. Kabar mengenai proklamasi menyebar melalui radio dan
selebaran sementara pasukan militer Indonesia pada masa perang, Pasukan
pembela Tanah Air (PETA), para pemuda, dan lainnya langsung berangkat
mempertahankan kediaman Soekarno.18
Pada tanggal 18 Agustus 1945, panitia persiapan Kemerdekaan Indonesia
(PPKI) melantik Soekarno sebagai Presiden dan Mohammad Hatta sebagai
wakilnya. Tidak lama setelah itu, Indonesia membuat peraturan Negara dengan
mengadopsi undang-undang baru yang terdiri dari sistem parlemen di mana
dewan eksekutifnya dipilih oleh dan bertanggung jawab kepada parlemen atau
MPR. Pada tahun 1955-1959 Indonesia menggunakan demokrasi parlementer.
Kamudian pada tahun 1959 – 1965 Indonesia menganut demokrasi terpimpin.
Era Awal Kemerdekaan berakhir ketika Presiden Soekarno diganti oleh Presiden
Soeharto.19

4. Era Orde Baru


Orde Baru merupakan sebutan bagi masa pemerintahan Presiden Soeharto.
Lahirnya Orde Baru diawali dengan dikeluarkannya Surat Perintah 11 Maret
1966. Orde Baru ini berlangsung dari tahun 1966 hingg 1998. Dalam jangka
waktu tersebut ekonomi Indonesia berkembang pesat. Meskipun dalam
prakteknya terjadi korupsi yang merajalela. Orde Baru ini berakhir dengam
ditandai mundurnya Presiden Soeharto dari jabatannya pada 21 Mei 1998.20
5. Era Reformasi

18
Ibid.
19
Ibid.
20
Wikipedia Indonesia, https://id.wikipedia.org/wiki/Orde_Baru, diakses pada 19 April 2018 pukul
14.03 WIB.

9
Era Reformasi dimulai pada pertngahan tahun 1998. Tepatnya saat Presiden
Soeharto mengundurkan diri pada 21 Mei 1998 dan digantikan wakil presiden
BJ. Habibie. Pada era ini terjadi krisis finansial Asia yang menyebabkan ekonomi
Indonesia melemah dan semakin besarnya ketidakpuasan masyarakat Indonesia
terhadap pemerintah. Hal itu kemudian menyebabkan Presiden Soeharto
diturunkan dan diganti B.J. Habibie. Era reformasi berlangsung dari naiknya B.J.
Habibie sampai sekarang ini. Adapun presiden pada masa reformasi antara
lain :21
a. B.J. Habibie (21 Mei 1998 – 20 Oktober 1999)
b. Abdurrahman Wahid (20 Oktober 1999 – 23 Juli 2001)
c. Megawati Soekarno Putri (23 Juli 2001 – 20 Oktober 2004)
d. Susilo Bambang Yudhoyono (20 Oktober 2004 – 20 Oktober
2014)
e. Joko Widodo (20 Oktober 2014 - sekarang)

BAB III

21
Wikipedia Indonesia, https://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Indonesia, diakses pada 19 April 2018
pukul 13.39 WIB.

10
KESIMPULAN

Tradisi lokal merupakan kebiasaan yang dilakukan secara turun-temurun


dari satu generasi ke generasi di wilayah atau daerah tertentu. Tradisi lokal
berkaitan dengan tradisi tulisan dan tradisi lisan yang merupakan sarana untuk
mempertahankan tradisi dari satu generasi ke generasi berikutnya. Tradisi lokal
di Nusantara juga mencakup tradisi tulisan maupun tradisi lisan yang selanjutnya
melahirkan karya sastra tulisan dan karya sastra lisan. Karya sastra tulisan
berkembang di kalangan istana sementara karya sastra lisan berkembang di
masyarakat umum.
Karya sastra tulisan yang berkembang di lingkungan istana merupakan
bagian dari perkembangan historiografi khusunya historiografi tradisional di
Indonesia. Karya sastra tulisan ini berupa serat, babad maupun hikayat. Secara
umum semua karya tersebut berusaha menuliskan peristiwa pada masa itu
khususnya yang berkaitan dengan sebuah kerajaan atau seorang raja. Ciri umum
dalam karya sastra tulisan pada masa tradisional ini masih dipengaruhi oleh mitos
dan legenda. Meskipun demikian, karya sastra tulisan pada masa tradisional
merupakan bagian penting dan merupakan salah satu tahap perkembangan
historiografi Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

11
BUKU
Ittihadiyah, Himayatul dkk. 2011. Islam Indonesia dalam Studi Sejarah, Sosial
dan Budaya: Teori dan Penerapan. Yogyakarta: Pusat Kajian Sejarah dan
Budaya Islam Jurusan SKI Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta.
Soedjatmoko (ed.). 1975. An Introduction to Indonesian Historiography.
London: Cornell University Press.

INTERNET & SUMBER ONLINE


Anday, Andrian. Tradisi Lisan dan Tulisan,
http://andrianekayulianto.blogspot.co.id/2014/01/tradisi-lisan-dan-
tulisan.html.
KBBI Online, https://kbbi.web.id/lokal.
KBBI Online, https://kbbi.web.id/tradisi.
Wikipedia Indonesia, https://id.wikipedia.org/wiki/Tradisi.
Wikipedia Indonesia, https://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Indonesia.
Wikipedia Indonesia, https://id.wikipedia.org/wiki/Orde_Baru.

12

Anda mungkin juga menyukai