DI SUSUN OLEH
NAMA:MAULIDA APRIANTI
KELAS 12 IPS 2
SMAN 2 LABUAPI
TAHUN 2023
1
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang
syair hikayatMakalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembautan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, kami meyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan
tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ilmiah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang
limbah dan manfaatnya untuk masyarakat ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi
terhadap pembaca.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
Judul....................................................................................................................... 1
Kata pengantar.......................................................................................................2
Daftar isi.................................................................................................................. 3
Isi materi.................................................................................................................
a. Pendahuluan ..............................................................................................4
b. Tradisi membaca syair hikayat ...................................................................5
c. Tradisi perkembangan syair hikayat ..........................................................8
d. Lampiran ....................................................................................................11
Daftar Pustaka
..........................................................................................................................
12ssssssssssssssssssssssss
3
A. PENDAHULUAN
Bekayat adalah tradisi sastra masyarakat Sasak di Lombok yang berupa pembacaan
hikayat/syair dengan cara menembangkan kemudian diikuti terjemahan dan penafsiran secara
bergantian oleh penembang dan pengarti (bujangge).Bekayat merupakan bentuk apresiasi
masyarakat Sasak terhadap teks-teks sastra, disitulah teks-teks tulis diterjemahkan,
ditafsirkan, dan dikaji secara lisan oleh pelaku bekayat secara lebih dalam, filosofis atau
sufistik sehingga teks itu menjadi bermakna bagi kehidupan manusia yang menghasilkan dan
yang menggunakannya. Kehadiran bekayat bukan hanya sebagai media dakwah, namun
mampu menyatu dengan kehidupan ritual adat keagamaan masyarakat suku Sasak dan
membangun silaturrahmi dalam bentuk berkesenian. Kelisanan dan keberaksaraan masih
tetap berkembang dalam masyarakat Indonesia karena keduanya saling mendukung, hal ini
menjadikan kebudayaan khirografik mendapat tempat yang baik sebagai panggung apresiasi
teks-teks tradisional. Bekayat sebagai panggung apresiasi berlangsung sepanjang pertunjukan,
mereka berusaha mengangkat isu-isu aktual yang terkait dengan teks baik itu isu sosial,
politik, ekonomi, budaya, dan juga praktik-praktik kehidupan yang melnyimpang dari ajaran
Islam. Pendekatan dalam praktik apresiasi seperti dalam bekayat menekankan pada
bagaimana teks digunakan dalam kehidupan keagamaan, sosial, dan budaya.
4
B. TRADISI MEMBACA SYAIR HIKAYAT
Lombok Barat, InfoPublik - Islam Suku Sasak telah mengenal tradisi Bekayat
(membaca hikayat) sejak kerajaan Hindu-Buddha berkuasa. Sampai saat ini tradisi itu masih
Tradisi membaca hikayat dengan istilah bekayat yang secara bahasa berarti membaca dan
Acara bekayat merupakan tradisi membaca kitab-kitab kuno berbahasa melayu di atas daun
lontar atau kertas biasa pada acara-acara tertentu. Misalnya pada perayaan Maulid Nabi, tradisi
Demikian yang disampaikan salah seorang pemaca (penembang), Amaq Dah seusai melantunkan
hikayatnya di halaman Balai Desa Kebon Ayu, Kecamatan Gerung, Lombok Barat, Sabtu
(27/3/2021).
Ia menuturkan bahwa, tradisi bekayat ini sejak lama dilakukan oleh masyarakat kita, seperti pada
perayaan maulid, isra mi'raj, sunatan, perkawinan dan pada acara selamatan kematian.
Hal itu disampaikan saat menghadiri undangan salah seorang warga di Dusun Karang Kesuma
5
Takepan. Naskah yang kebanyakan menggunakan Bahasa Jawa Kuno, Bahasa Sasak, Di Lombok
Barat sendiri, naskah sastra yang ditulis di atas daun lontar ini biasa disebut dan Bahasa
Sansekerta tersebut merupakan simbol keberagaman budaya yang berpadu menjadi satu dan kaya
akan makna.
Ia menjelaskan, dalam pembacaan pustaka kuno yang diperkirakan berumur ribuan tahun ini
dimainkan oleh empat orang dengan mengenakan pakaian adat Suku Sasak atau mengenakan
pakaian muslim adat Sasak, masing-masing disebut pemaca (penembang), piteges (penerjemah),
penyarub (penyambung), dan pemboa (pendengar) yang bercerita tentang perjalanan spiritual
nabi, termasuk pula pesan-pesan kehidupan tentang bagaimana seharusnya manusia hidup
Pelaksanaan bekayat dilakukan sejak malam hingga menjelang subuh dan tradisi ini sudah ada
sejak kerajaan Hindu, bahkan dahulunya tradisi ini dilakukan sebagai media dakwah penyebaran
Islam.
Dikatakan Amaq Dah, beberapa kitab yang biasanya dibaca adalah Hikayat Nur, Yatim Mustafa
Sedangkan Kitab Kifayatul Muhtaj dibaca saat Perayaan Isra’ Mi’raj (kisah naiknya Nabi
Muhammad SAW dari Masjidil Aqsho ke Sidratul Muntaha untuk menerima perintah Salat.
Kitab Qurtubi Kasyful Gaibiyyah yang isinya seputar hakikat kematian serta bagaimana manusia
seharusnya mati.
Sebagai ciri khas tradisi ini, pembaca hikayat dituntut menguasai teknik lantunan dan intonasi
yang mendayu-dayu.
6
Bekayat sebagian dari tradisi dan adat budaya, bekayat juga mengharuskan adanya kemalik beras
kuning, air bunga, benang warna hitam dan putih yang ditaruh di atas wadah.
“Maknanya, sebersih dan sesuci apapun manusia, pasti terdapat noda dan kesalahan dalam diri
yang harus dibersihkan dengan mendekatkan diri kepada Tuhan,” jelas Amaq Dah.
Ia juga menyebut, tradisi bekayat (membaca hikayat) saat ini perlu diperkenalkan kepada
generasi masa kini. Jika tidak, tradisi ini dikhawatirkan akan punah dimakan zaman.
generasi muda tentang warisan budaya Suku Sasak," tutur dia. (MC Lombok Barat/Angge)
pendapat menyebutkan jika Islam sudah masuk nusantara sejak abad VII. Islam
yang diterima dengan sangat baik hingga menjadi agama mayoritas di negeri ini
Kekayaan tradisi Islam di nusantara pun beragam. Karya seni memang jamak
budaya asli dari nusantara yang memiliki corak Islam adalah hikayat.
7
Hikayat sendiri berasal dari bahasa Arab, al-Hikayah, yang bermakna cerita. Hikayat
secara umum memiliki makna karya sastra lama Indonesia yang bercorak Islam,
keduanya.
dari penulisnya. Tak jarang, hikayat diadaptasi dari cerita luar negeri yang
berkembang. Hikayat dituturkan oleh tukang cerita secara lisan dan diwariskan
Cara penyampaian cerita ini memiliki penggemar tersendiri. Maka, tak jarang,
hikayat sering dijadikan media untuk menyebarkan pemikiran dan dakwah Islam
selain sebagai sarana hiburan. Sebagai media yang disajikan secara bertutur dan
Tak jarang, demi membuat pendengar menjadi tertarik, kisah hikayat ditambahi
8
5. LAMPIRAN
9
DAFTAR PUSTAKA
10