Anda di halaman 1dari 15

KHAZANAH SASTRA DAERAH NUSANTARA

(SASTRA MAKASAR)

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Diskusi Kelompok pada Mata kuliah Sastra
Nusantara Semester Dua yang Diampu oleh Drs. Nur Fauzan Ahmad, S.S.,M.A.

MAKALAH

DISUSUN OLEH KELOMPOK 8 :

1. Aura Ramadhani Marsono (13010121140083)


2. Sabrina Agustin Magdalena (13010121140099)
3. Rima Nurlabansa (13010121140107)
4. Devi Mufidatur Rohmah (13010121140109)
5. Etik Wastianingsih (13010121140132)
6. Aqila Meirizka Pasha (13010121140151)

PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO


SEMARANG

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
atas segala limpahan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya. Kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “KHAZANAH SASTRA DAERAH NUSANTARA
MAKASSAR “.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-


besarnya kepada dosen mata kuliah Sastra Nusantara Nur Fauzah Ahmad, S.S.,
M.A. yang telah memberikan tugas pembuatan makalah ini kepada kami. Tidak
lupa, kami juga mengucapkan banyak terimakasih kepada seluruh pihak yang
telah terlibat dan membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat menambah pengetahuan dan


informasi bagi para pembaca. Lebih jauh lagi, kami juga berharap makalah ini
dapat menjadi referesi bagi pembaca yang ingin mengetahui lebih dalam
mengenai khazanah sastra...

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan


makalah ini, dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk
itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Semarang, 20 Maret 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................i

DAFTAR ISI..................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1

A. LATAR BELAKANG........................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH....................................................................2
C. TUJUAN.............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN................................................................................3

A. SASTRA MAKASSAR......................................................................3
B. BENTUK DAN JENIS-JENIS SASTRA MAKASSAR....................3
C. TOKOH-TOKOH DALAM SASTRA MAKASSAR........................8

BAB III PENUTUP........................................................................................9

A. KESIMPULAN...................................................................................9
B. SARAN...............................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................10

SOAL DAN JAWABAN..............................................................................11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sastra merupakan sebuah istilah yang merujuk pada suatu ilmu
dengan bahasan yang luas. Yang meliputi teori sastra, sejarah sastra,
unsur-unsur pembentuk karya sastra, tokoh-tokoh, ciri-ciri, dan lain
sebagainya. Secara etimologis sastra berasal dari bahasa Sanskerta dengan
awalan “sas” yang berarti mengarahkan, mengajar, memberi
petujuk/intruksi. Dan berakhiran “tra” yang merujuk pada alat atau sarana.
Biasanya istilah sastra sering diberi awalan “su” yang berarti baik atau
indah. Jadi istilah susastra memiliki arti pengajaran atau petunjuk yang
tertuang dalam suatu tulisan maupun lisan yang berisi hal-hal baik dan
indah.
Di dalam karya sastra banyak ditemukan nilai-nilai kehidupan.
Sastra juga dihasilkan melalui sebuah proses perenungan yang panjang
mengenai hakikat hidup dan kehidupan. Diciptakan dengan penuh
penghayatan dan sentuhan jiwa yang dikemas dengan imajinasi yang
intens tentang kehidupan.
Menurut De Bonal dalam Wellek (1990:110) menyatakan bahwa
sastra adalah ungkapan perasaan masyarakat. Oleh sebab itu, sebuah sastra
tidak dapat terlepas dari kondisi dan situasi masyarakat dimana sastra
tersebut berasal dan berkembang. Sastra merupakan salah satu aset budaya
yang memiliki peran dalam membangun kebudayaan yang ada di
Indonesia. Kebudayaan yang ada di Indonesia berawal dari kebudayaan
masa lampau yang berasal dari nenek moyang terdahulu. Perwujudan
suatu budaya dapat dibagi menjadi beberapa bagian yaitu, sebagai nilai,
norma, gagasan ,dan peraturan. Selanjutnya budaya juga dapat disebut
sebagai kompleks aktivitas kelakuan berpola. Dan yang terakhir yaitu,
sebagai benda-benda hasil karya manusia.

1
Salah satu kekayaan nilai budaya terdapat dalam khazanah sastra
Indonesia yang beragam, yaitu sastra daerah. Menurut Hakim (2007:238)
Sastra daerah berfungsi sebagai sumber nilai sekaligus merupakan pola
tingkah laku bagi masyarakat pendukungnya pada masanya. Oleh sebab
itu, melihat sastra yang begitu beragam dan bermacam-macam menarik
bagi kita untuk sedikit membahas salah satu sastra daerah yaitu sastra
Makassar, Makassar merupkan salah satu daerah di Indonesia yang
memiliki berbagai budaya sastra daerah yang beragam. Bila ditinjau dari
segi bentuk dan isinya sastra Makassar sangatlah bermacam-macam.
Sebagai salah satu sastra di Indonesia, sastra Makassar masih memegang
peran penting dalam berbagai kegiatan dalam masyarakat Sulawesi
Selatan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu kesusastraan Makassar?
2. Apa saja bentuk dan jenis-jenis sastra Makassar?
3. Siapa saja tokoh-tokoh dalam sastra Makassar?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui mengenai khazanah kesusastraan Makassar
2. Untuk mengetahui bentuk dan jenis-jenis sastra Makassar
3. Untuk mengetahui tokoh-tokoh dalam sastra Makassar

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sastra Makassar
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 1994: 2104)
dinyatakan bahwa susatra atau sastra, yaitu : (1) seni menciptakan suatu
karya tulis yang indah bahasanya; (2) karangan-karangan berupa karya
sastra seperti novel, roman, puisi, drama, dan sebagainya; (3) pengetahuan
segala yang bertalian dengan seni sastra;dan (4) buku-buku yang termasuk
dalam lingkungan seni, kepustakaan sastra.
Di Sulawesi Selatan terdapat beberapa suku diantaranya adalah
suku Mangkasarak ‘Makassar’ yang memiliki bahasa tersendiri yang
disebut basa Mangkasarak . Bahasa tersebut digunakan sebagai alat
komunikasi antarsesama suku diantaranya di daerah Pangkajene dan
Kepilauan, Maros, Makassar, Gowa, Takalar, Jeneponto, Bantaeng,
Bulukumba, dan Selayar. Namun, pemakaian bahasa yang cukup luas dan
perbedaan letak geografi membuat adanya perbedaan pemakaian bahasa
yang disebut dialek. Menurut Pelenkahu (1974) bahasa Makassar dibagi
menjadi lima dialek, yaitu Lakiung, Turatea, Bantaeng, Konjo, dan
Selayar. Berdasarkan keterangan dan uraian tersebut, Sastra Makassar
merupakan segala seni yang menggunakan bahasa Makassar dan
mengandung nilai keindahan (estetis) yang isinya mengungkapkan
semangat serta kebudayaan Makassar.

B. Bentuk dan Jenis-Jenis Sastra Makassar


1. Prosa Makassar
a. Rupama (dongeng)
Merupakan salah satu jenis prosa yang memiliki keunikan yaitu
berupa peristiwa nyata, namun terkadang juga peristiwa yang
mustahil terjadi. Jika di masyarakat Makassar biasanya berupa
dongeng binatang dan dongeng biasa. Contohnya Caritana pun

3
Tedong Siagang Tallu Anak Karaeng (Cerita Kerbau Bersama Tiga
Anak Raja) yang ringkasan ceritanya sebagai berikut.
“ Suatu hari ada tiga putra raja yang sedang berburu di hutan dan
buang air di sebuah selokan. Lalu datanlah seekor kerbau yang
merasa kehausan dan meminum air kencing di selokan tersebut.
Satu bulan setelah itu kerbau tersebut mengandung dan beberapa
bulan setelahnya melahirkan tiga putri yang menyerupai manusia.
Waktu berlalu begitu cepat hingga ketiga putri tersebut
mempertanyakan nama, perbedaan fisik, dan ingin dibuatkan
rumah yang dipenuhi kebutuhan sehari-hari mereka. Sang kerbau
pun menyetujuinya. Suatu hari tiga putra raja mendatangi rumah
mereka dan membawa ketiga putrinya pergi. Sang kerbau yang
sedih ditinggal putri-putrinya menghancurkan rumah dan pergi
tanpa tujuan. Tetapi, akhirnya Tuhan mempertemukan sang kerbau
dengan putri pertamanya. Namun, ia justru diusir oleh putrinya itu
sama halnya dengan putri keduanya yang juga mengusirnya. Tapi
tidak dengan putri ketiganya yang menyambutnya dengan baik.
Oleh sebab itu, ia menghadiahkan kekayaan yang berlimpah
kepada putri bungsunya itu yang berasal dari jasadnya.”
b. Pau-Pau (legenda)
Merupakan sebuah kisah tentang kehebatan, kepahlawanan, dan
kesaktian seseorang. Contoh pau-pau yang ada di Makassar yaitu
Epos Karaeng Tunisombaya ri Gowa, Jayalangkara, dan
sebagainya.
c. Sinrilik
Merupakan prosa yang memiliki keunikan berupa cerita yang
dibawakan secara puits dan berirama yang dibawakan oleh seorang
juru cerita yang disebut pasinrilik.
2. Puisi Makassar
a. Kelong

4
Dalam bahasa Makassar berarti lagu, namun lebih dulu dikenal
sebagai sejenis puisi. Memiliki keunikan berupa kepadatan dan
kompleksitas makna yang disampaikan melalui nyanyian. Kelong
terdiri atas kelong jenaka, pacaran nasihat, dan agama. Berikut
contoh kelong agama
“Kareng minang kammaya
Karaeng tena rapanna
Karaeng sekre
Taena sampak julukna”
b. Dondo
Meruapakan sebuah puisi yang memiliki keunikan dimana
dikhususkan untuk anak-anak. Selain itu dondo juga digunakan
sebagai lagu pengantar tidur bagi anak-anak. Salah satu contoh
dondo adalah sebagai berikut
“Tempa kukua
Pasileoki ganggaya
Nusare tongkik
Nutawa-tawai tongkik
Tassikekdekta
Tassikakdaro-kakdarota
Sampang jai takjaita
Sikekdek tassikekdekta”
c. Basing
Merupakan sebuah tradisi lisan yang berupa nyanyian yang
dimainkan oleh empat orang yang saling berhadap-hadapan. Dua
pria bermain suling dan dua wanita menyanyi. Keunikannya yaitu
para pemainnya mengenakan pakaian hitam karena isi dari
nyanyiannya berupa ungkapan jasa orang yang telah meninggal
dan ratapan keluarga yang ditinggalkan.
d. Royong

5
Merupakan tradisi lisan yang dipentaskan dalam upacara adat
accerak kalompoang, perkawinan, sunatan, dan sebagainya.
Keunikan dari tradisi ini yaitu pewarisnya hanya dapat dilakukan
oleh perempuan. Diamana pemilihannya melibatkan arwah leluhur
yang bersemayam di dalam boek-boek (tempat menyembah).
Berikut contoh teks royang
“Kurru-kurru jangang, jangang ta jangang, mene sako ri tujunnako
iadi, tottoko garrina, balebesangi sawanna, nanurikbakkang cilaka
tamatuanna, Dadadumbak. Apanjo de i rate kalukua? Cinde
taklopo, patolaya nikakkasangDadumbak. Karemi de paba bodo-
bodoa? Onjomi mange ila malaring balle, balle nakangkang, balle
nasowe-soweang, balle.”
e. Paruntukkana
Merupakan kelompok kata yang memiliki arti kiasan yang
dinyatakan dengan sehalus mungkin, tetapi dapat dimengerti.
Contohnya
“Tau tena sokbolok tolinna”
Orang yang tidak memiliki lubang telinga Orang yang tidak mau
mendengar nasihat atau tidak mau dilarang
f. Aru
Salah satu bentuk kelong yang memuat kalimat-kalimat sumpah
setia yang dilakukan oleh tubarani atau laskar di hadapan seorang
raja. Keunikannya dilakukan secara berlutut, dengan mencabut
badik dan diucapkan dengan lantang.
g. Rapang
Merupakan perumpamaan atau ada juga yang menyebut undang-
undang. Contoh rapang perumpamaan adalah kammai golla
nakaluku artinya seperti gula dan kelapa.
h. Pasang

6
Merupakan sebuah pesan, petuah, dan wasiat. Biasanya
disampaikan oleh orang-orang tua sebagai bekal untuk menjalani
kehidupan.
i. Doangang (mantra)
Dipercaya dapat membawa keajaiban bagi orang yang
membacanya. Contohnya mantra menghalau dari pencuri, doa saat
mandi, doa mencuci muka, dan sebagainya

J. Boto-Botoang

Boto-botoang atau teka-teki adalah pertanyaan yangbersifat


tradisional dan mempunyai jawaban tradisionalpula.
Penggolongannya terbagi ke dalam dua bagian, yaitu teka-teki
yang tidak bertentangan (jawabaandanpertanyaannya identik) dan
bertentangan (Danandjaja,1991: 33).

Akaki nateai pokok kayu, attimboi nateailamung-lamung

Berakar tetapi bukan pohon, tumbuh tetapi bukantanaman

Jawaban: Rambut (Sikki dan Nasruddin, 1995: 1)

Akbilangi siondang nataena nalekbak niak silambong

Ratusan yang berlomba, tak satu pun salingmendahuluiJawaban:


Ombak (Sikki dan Nasruddin, 1995: 1

K. Pakkiok Bunting

Pakkiok bunting terdiri atas dua kata yakni pakkiok atau pemanggil
dan bunting atau ‘pengantin’.Pakkiok bunting merupakan puisi
yang disampaikan oleh salah satu keluarga mempelai perempuan
saat mempelai pria mendatangi rumah mempelai perempuan dalam
rangka mengucapkan ijab kabul atau janji pernikahan.

7
C. Tokoh-Tokoh dalam Sastra Makassar

 Abdi Mahesa, Budayawan


 Alwi Rahman, Budayawan
 Aminuddin Salle, Budayawan
 Andi Nurhani Sepada, Budayawan dan Tokoh Seni Tari
 Anis kurniawan, Penulis dan Biografer
 Badaruddin Amir, Sastrawan penerima Celebes Award
 Daeng Pamatte, Pencipta huruf lontara pada abad ke-16
 Faisal Oddang, Penulis Puisi, Novel dan Cerpen
 H.D.Mangemba, Budayawan
 Hendra Gunawan S. Thyaf, Penyair
 Ibe S. Palogai, Penyair
 Idwar Anwar, Sastrawan dan Budayawan
 Ishak Ngeljaratan, Budayawan
 M. Aan Mansyur, Penulis Puisi dan Cerpen
 Muhary Wahyu Nurba, Penyair
 Muhannis, Budayawan
 Muhammad Salim, Budayawan dan Penerjemah
 Nunding Ram, Budayawan
 Ridwan Demmatadju, Penyair
 La Side Daeng Tapala, Budayawan
 Udin palisuri, Budayawan dan Penyair
 Tri Astoto Kodarie, Penyair

8
BAB III
PENUTUP

Pada bab ini dikemukakan kesimpulan, kritik dan saran berdasarkan hasil
pengolahan data yang dilakukan dengan cara studi pustaka mempelajari refrensi-
refrensi artikel dan jurnal yang berhubungan dengan analisis.

A. Kesimpulan
Berdasarkan penyajian hasil analisis data dan pembahasan sebelumnya,
dapat ditarik kesimpulan bahwa sastra daerah digunakan sebagai acuan
masyarakat Makassar di Sulawesi Selatan dalam melaksanakan tata cara
kehidupan mereka sehari-hari. Sastra Makassar merupakan segala seni
yang menggunakan bahasa Makassar dan mengandung nilai keindahan
(estetis) yang isinya mengungkapkan semangat serta kebudayaan
Makassar.

B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, perlu dikemukakan beberapa saran
1. Sebaiknya bahasa daerah harus tetap diajarkan di sekolah dan sangat
berpengaruh bagi pelestarian budaya makassar
2. Tetap menjaga nilai keindahan (estetis) kebudayaan Makassar
3. Sebaiknya generasi muda diajarkan jenis-jenis sastra Makassar puisi
maupun prosa dan mengetahui tokoh-tokoh dalam sastra makassar

9
DAFTAR PUSTAKA

Hastuti, H. B. P., Pranawengtyas, D. R., & Nitayadnya, I. W. KhAzANAh


SAstRA DAERAh.

http://repositori.kemdikbud.go.id/10402/1/dokumen_makalah_1540351692.pdf

http://eprints.unm.ac.id/4159/1/skripsi.pdf

10
SOAL DAN KUNCI JAWABAN

1. Salah satu puisi makassar yang dikhususkan untuk pengantar anak


tidur adalah...
a. Kelong
b. Basing
c. Dondo
d. Royong
2. Dari sastra makassar berikut, manakah yang termasuk ke dalam
prosa makassar...
a. Rapang
b. Peruntukan
c. Royong
d. Sinrilik
3. Sastra lisan yang digunakan untuk mengenang keluarga yang telah
meninggal adalah...
a. Royong
b. Basing
c. Aru
d. Kelong
4. Dari tokoh berikut, siapakah yang merupakan tokoh budayawan
adalah…
a. H.D.Mangemba
b. Ibe S. Palogai
c. Daeng Pamatte
d. Anis kurniawan
5. Badaruddin Amir merupakan salah satu tokoh dalam
perkembangan sastra di Makassar, apa bidang yang dikuasainya…
a. Kesehatan
b. Budaya
c. Sastra
d. Ekonomi

11
ESSAY

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan “Paruntukkana”!


jawaban:
Paruntukkana merupakan salah satu dari puisi Makassar. Yang biasanya
memiliki kelompok kata yang memiliki arti kiasan yang dinyatakan
dengan sehalus mungkin, tetapi dapat dimengerti.

12

Anda mungkin juga menyukai