TRADISI BERZANJI
GURU PEMBIMBING:
PAK MANSYUR HIDAYAT
NAMA KELOMPOK:
1. SATRIA NOVAN ALRIFQI (24)
2. SEKAR ARUM PALUPI (25)
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima
kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik pikiran maupun materinya. Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada Pak
Mansyur selaku guru Mata Pelajaran SKI yang telah membantu penulis dalam mengerjakan
makalah ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini. Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa
masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan
dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
2
DAFTAR ISI
3
BAB 1
PENDAHULUAN
4
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari tradisi barzanji?
2. Bagaimanakah sejarah tradisi barzanji?
3. Apakah tujuan tradisi barzanji?
4. Manfaat apasajakah dalam tradisi barzanji?
C. Tujuan
Tujuan dari karya tulis ini adalah:
5
BAB II
PEMBAHASAN
Al-Barzanji asalnya adalah nama orang yang mengarang kitab prosa dan puisi
tentang Nabi Muhammad SAW. Kitab itu sesungguhnya lebih merupakan karya sastra
ketimbang karya sejarah, karena lebih menonjolkan aspek keindahan bahasa (sastra). Kitab
ini ada dua macam, yang satu disusun dalam bentuk prosa dan lainnya dalam bentuk puisi.
6
Isinya sama-sama menceritakan riwayat hidup nabi Muhammad SAW terutama peristiwa
kelahirannya. Prosa dan puisi tentang riwayat Rasulullah SAW ini sering dibacakan dalam
banyak munasabah (momentum) seperti maulid nabi bahkan dalam perayaan kelahiran
bayi umumnya. Tentu saja kegiatan seperti ini tidak ada perintahnya dari Rasulullah SAW,
bahkan juga tidak dari para shahabat dan generasi sesudahnya. Karena ketika beliau masih
hidup, prosa dan puisi ini belum lagi disusun oleh Al-barzanji.
Sebagian dari umat Islam mengaku bahwa bila dibacakan prosa/puisi ini dalam
sebuah munasabah, akan hadir ke tengah mereka ‘nur’ Muhammad. Tentu saja ini tidak
ada dasar keterangannya. Bila kita melakukan kritik sastra secara mendalam, memang ada
beberapa ungkapan yang terkesan berlebihan dan keluar dari batas syariah bahkan aqidah.
Namun demikianlah gaya bahasa dalam sastra, sering terlalu hiperbola dan melebih-
lebihkan. Sehingga terkadang keluar dari kontrol yang bisa 12 diterima secara syar‘i.
Namun demikian, karena ini kritik sastra, tentu ada yang mendukung dan ada pula yang
tidak. Termasuk hukum membacanya dalam peringatan maulid nabi dan seterusnya.
Barangkali dari segi prinsip dan tujuan sudah cukup baik, yaitu ingin memberi
penghargaan kepada Rasulullah SAW dengan cara membacakan riwayat hidupnya.
Namun ritualitas yang terlanjur menjadi rutinitas ini perlu lebih diperdalam maknanya.
Agar tidak terkesan sekedar pembacaan yang kosong dari makna, tetapi harus dikaji dan
dianalisa secara mendalam tentang sirah nabawiyah itu sendiri. Agar kita bisa mengambil
pelajaran lebih dalam dari peri kehidupan beliau SAW. Karena kebanyakan anggota
masyarakat melakukannya sebagai sesuatu yang mereka warisi dari orang-orang tua
mereka tanpa pernah tahu mengapa mereka harus melakukan itu. Bahkan bukan tidak
mustahil bahwa mereka pun kurang memahami lafaz-lafaz yang dibacanya karena lafaz
itu berbahasa arab. Padahal kajian sirah nabawi itu sendiri kurang mendapat tempat.
Dilihat dari tujuannya, maka sesungguhnya barzanji itu baik yaitu meningkatkan
kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW. Namun niat yang baik tidak bisa dijadikan dasar
kebenaran suatu amalan. Karena pembacaan barzanji yang dianggap dapat meningkatkan
kecintaan terhadap Nabi Muhammad SAW tidak memiliki dasar dan tuntunan sunnah baik
Al Qur’an dan Al Hadist. Allah SWT telah mengajarkan kepada kita, bahwa cara mencintai
Nabi SAW Muhammad adalah :
1. Mentaati atau mengikuti sunnahnya
7
“Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dan apa yang dilarangnya maka
tinggalkanlah” (QS. Al Hasyr :7).
“Taatilah Allah dan Rasul-Nya agar kamu mendapat rahmat” (QS. Ali Imranr :132).
2. Meneladani Akhlaknya
“ Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suritauladan yang baik bagimu
(yaitu) bagi orang-orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat
dan dia banyak menyebut Allah” (QS. Al Ahzab:21).
Bagaimana seorang pembaca barzanji mengetahui dan meneladani akhlak Rasulullah
SAW kalau barzanji itu dibaca dalam bahasa aslinya (Arab) baik pembaca maupun
pendengar sama-sama tidak mengerti arti kalimat-kalimat yang dibacanya. Tuntunan
Allah SWT untuk mengenaldan meneladani akhlak Rasulullah SAW adalah membaca
dan memahamiisi Al Qur’an karena dalam Al Qur’anlah akhlak-akhlak Rasulullah
SAW.
3. Membacakan salawat kepada Nabi
“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bersalawat untuk Nabi.Hai orang-
orang yang beriman, bersalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah penghormatan
kepadanya” (QS. Al Ahzab:56).
Mengucapkan salawat pun tidaklah semaunya kita tetapi adatuntunannya dari Nabi
SAW dan tidak terbatas waktunya yaitu nanti pada saat pembacaan kitab Al barzanji.
Bagi umat Islam yang memahami bahasa Arab, tentu mereka bisa memahami akhlak
dan kehidupan Rasulullah SAW. Dengan pemahamanitulah bisa saja meningkatkan
kecintaannya kepada Nabi. Itupun tidak boleh keluar dari tuntunan Allah dan Rasul-
Nya.
8
2. Manfaat duniawi (keduniaan)Manfaat duniawi adalah dalam bentuk materi,kesenangan
dunia dan lainnya yang bisa diperoleh dalam kehidupan di atas bumi ini.Secara
dunia,manfaat yang bisa diperoleh dari amalan barzanji,antara lain.
c. Pujian dari masyarakat sebgai orang yang setia pada tradisi nenek moyangnya.
9
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Barzanji adalah salah satu kitab yang sangat populer dan dekat dikalangan umat
islam, Nama Barzanji diambil dari nama pengarangnya, seorang su"i bernama Syaikh
Ja’ar bin Husin bin Abdul Karim bin Muhammad Al-Brzanji. Beliau adalah pengarang
kitab Maulid yang termasyur dan terkenal dengan nama Maulid Al-Barzanji. Dilihat
dari tujuannya, maka sesungguhnya barzanji itu baik yaitu meningkatkan kecintaan
kepada Nabi Muhammad SAW. Namun niat yang baik tidak bisa dijadikan dasar
kebenaran suatu amalan.
B. SARAN
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagia siapa saja yang membacanya.
Apabila ada kesalahan dari segi isi maupun dalam penulisan, itu merupakan
kelemahan serta kekurangan saya sebagai insan biasa.
10