Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH I’TIQOD ASWAJA

“Kajian Kenabian Nabi Muhammad dalam tinjauan Kitab Barzanji dan Syamail
Muhammadiyah”

DI SUSUN OLEH :

NIA ADELIA

FEBI.11.21.015

PRODI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIN ISLAM

IAI AL MAWADDAH WARRAHMAH KOLAKA TAHUN 2021/202


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kita berbagaimacam nikmat,
rahmat serta hidayahNya. Terima kasih kepada Dosen sertateman-teman sekalian yang telah
membantu dalam pembuatan makalah ini, baik bantuan berupa moril maupun materiil, sehingga
makalah ini terselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan.
Penulis menyadari sekali, didalam penyusunan makalah ini masih jauh darikesempurnaan
serta banyak kekurangan-kekurangnya, baik dari segi tata bahasamaupun dalam hal
pengkonsolidasian kepada dosen serta teman-teman sekalian,untuk itu besar harapan penulis jika
ada kritik dan saran yang membangun untuk lebih menyempurnakan lagi makalah ini.H
Harapan yang paling besar dari penyusunan makalah ini adalah mudah-mudahan apa
yang penulis susun ini penuh manfaat, baik untuk pribadi, teman-teman, serta orang lain yang
ingin mengambil atau menyempurnakan lagi ataumengambil hikmah dari judul ini
“Barzanji” sebagai tambahan untuk melengkapireferensi yang telah ada.

Kolaka,24 Oktober

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................i
KATA PENGANTAR................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................&
A. Latar Belakang .............................................................................
B. Rumusan Masalah .......................................................................
C. Tujuan Penulisan .........................................................................
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................
A. Pengertian Barzanji ......................................................................).
B. Sejarah Al-Barzanji atau Barzanji ................................................+.
C. Tujuan Barzanji ...........................................................................'D.
D. Hukum Membaca Al-Barzanji ...................................................../0.
E. Manfaat Al-Barzanji ..........................................................................1
F. Sosok Nabi Muhammad Dalam Kitab Muhammadiyah

BAB III KESIMPULAN...........................................................................2


DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di dunia Islam,termasuk di Indonesia, barzanji adalah salah satu amalan yang populer dilakukan
sebagai pelengkap dalam hajatan aqidah, sunatan, bangun rumah, pindah rumah, syukuran,
perkaninan dan ritual cuci rumah atas kematian salah seorang penghuninya dan sebagainya,yang
bukanhanya dilakukan oleh orang-orang yang tidak mengerti agama,melainkan pulaoleh
sebahagian ulama-ulama dan imam-imam di kampung-kampung yangdianggap telah mengerti
ajaran 3slam.Sebagian masyarakat 3slam yang melakukan barzanji menganggapnya sebagai
salah satu syiar Islam yang dapat meningkatkan kecintaan kepada Rasulullah SAW. Sebagian
lainnya mempercayai bahwa barzanji merupakan suatu amalan yang dapat mendatangkan
berkah, jalan untuk mempermudah reseki dan usaha untuk membuang kesialan.Sedangkan yang
lainnya hanya ikut-ikutan melakukan karena menganggap barzanji itu adalah sesuatu yang harus
dilakukan oleh umat Islam. Mereka beranggapan seperti itu karena melihat barzanji itu umum
dilakukan oleh masyarakat sekampungnya,apalagi dipimpin oleh imam yangimereka tahu
sebagai pemimpin umat 3slam.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari barzanji
2. Bagaimanakah sejarah al-barzanji atau berzanji
3. Apakah tujuan barzanji
4. Bagaimanakah hukum membaca al-barzanji
5. Manfaat Apa sajakah dalam barzanji

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian barZanji
2. Mengetahui sejarah al-barzanji atau berzanji
3. Mengetahui tujuan barzanji
4. Mengetahui hukum membaca al-barzanji
5. Mengetahui manfaat barzanji
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Barzanji
Maulid barzanji merupakan kitab yang memuji dan menceritakan kehidupan Rasulullah
s.a.w, selalu di baca dan dilantunkan orang Ketika datangnya bulan Rabi’ul awalal di berbagai
daerah dan negara seperti Indonesia, Malaysia, Brunai, Singapura dan Thailand, Maulid Barzanji
sangat terkenal dan populer di Asia Tenggara, bahkan di sebagian tempat maulid barzanji di baca
ketika acara perkawinan, acara khitanan, dan acara-acara lainnya. Kitab Maulid barzanji diserang
dan di perangi oleh sebagian orang yang menganggap acara maulid Nabi Muhammad s.a.w
adalah salah satu perbuatan bid’ah, tetapi permasalahan ini adalah masalah khilafiyah yang
kebanyakan umat islam berpegang teguh dengan bolehnya mengadakan maulid Rasul selama
cara tersebut tidak berunsur hal-hal yang haram dan dilarang oleh Allah dan Nabinya.
Al-Barzanji adalah salah satu kitab yang sangat populer dan dekat dikalangan umat islam,
khususnya warga Nahdliyyin. Di Indonesia, kitab sastra dan sejarah karya ini biasa dibaca secara
berjamaah di pesantren-pesantren,surau-surau, atau masjid-masjid. Bahkan, di hampir seluruh
daerah di negeri ini, banyak bermunculan Jamaah al-Barzanji yang menggelar acara pembacaan
kitab al-barzanji setiap minggu dan bergiliran dari satu rumah ke rumah yang lain.
Selain itu, kitab karya Syekh Ja’far al-barzanji bin Husein bin Abdul Karim ini juga menjadi
bacaan “Wajib” di setiap peringatan maulid Nabi S AW. Pada perkembangannya kemudian,
pembacaan al-barzanji dilakukan di berbagai kesempatan semisal saat kelahiran bayi, mencukur
rambut bayi,aqiqahan, khitanan, pernikahan, dan sebagainya.

B. Sejarah Al-Barzanji atau Barzanji


Nama Barzanji diambil dari nama pengarangnya, seorang sufi Bernama Syaikh Ja’far bin Husin
bin Abdul Karim bin Muhammad Al-Barzanji. Beliau adalah pengarang kitab Maulid yang
termasyur dan terkenal dengan nama Maulid Al-Barzanji. karya tulis tersebut sebenarnya
berjudul ‘Iqd Al-Jawahir Ekalung permata atau ‘Iqd Al-Jawhar Fi maulid An-Nabiyyil Azhar.
Barzanji sebenarnya adalah nama sebuah tempat di Kurdistan, barzanji Nama Al-Barzanji
menjadi populer tahun 1920-an ketika Syaikh Mahmud Al-Barzanji memimpin pemberontakan
nasional kurdi terhadap inggris yang pada waktu itu menguasai irak
Sayyid Ja’far Al-barzanji adalah seorang ulama besar keturunan Nabi Muhammad saw dari
keluarga Sajadah Al -barzanji yang termasyur, berasal dari barzanj di irak. Datuk-datuk Sayyid
ja’far semuanya ulama terkemuka yang terkenal dengan ilmu dan amalnya, keutamaan dan
keshalihannya. Beliau mempunyai sifat dan akhlak yang terpuji, jika yang bersih, sangat pemaaf
dan pengampun, zuhud, amat berpegang dengan Al-Quran dan Sunnah, wara’, banyak berfikir,
senatiasa bertafakkur, mendahului dalam membuat kebajikan bersedekah, dan pemurah. Syaikh
ja’far Al-barzanji, selain dipandang sebagai mufti, beliau juga menjadi khatib di masjid Nabawi
dan mengajar di dalam masjid yang mulia tersebut. Beliau terkenal bukan saja karena ilmu,
akhlak dan taqwanya, tapi juga dengan kekeramatan dan kemakbulan doanya.Penduduk madinah
sering meminta beliau berdo’a untuk hujan pada musim-musim kemarau.
C. Tujuan Barzanji
Dilihat dari tujuannya, maka sesungguhnya barzanji itu baik yaitu meningkatkan kecintaan
kepada Nabi Muhammad SAW. Namun niat yang baik tidak bisa dijadikan dasar kebenaran
suatu amalan. karena pembacaan barzanji yang dianggap dapat meningkatkan kecintaan terhadap
Nabi Muhammad SAW tidak memiliki dasar dan tuntunan sunnah baik Al-Qur’an dan Al Hadist.
Allah SWT telah mengajarkan kepada kita, bahwa cara mencintai Nabi SAW adalah

1. Menaati atau mengikuti sunnahnya


“Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dan apa yang dilarangnya maka
tinggalkanlah” (QS. Al Hasyr : 7 )
“Taatilah Allah dan Rasul-Nya agar kamu mendapat rahmat” (QS. Ali Imran : 132 )
2. Meneladani Akhlaknya
“ Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu)
bagi orang-orang yang mengharap (rahmat) Allahdan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak
menyebut Allah” (QS. Al Ahsab : 21 )
3. Bagaimana seorang pembaca barzanji mengetahui dan meneladani akhlak Rasulullah
SAW kalau barzanji itu dibaca dalam bahasa aslinya (Arab) baik pembaca maupun
pendengar sama-sama tidak mengerti arti kalimat-kalimat yang dibacanya. Tuntunan
Allah SWT untuk mengenal dan meneladani akhlak Rasulullah SAW adalah membaca
dan memahami isi Al Qur’an karena dalam Al Qur’anlah akhlak-akhlak Rasulullah SAW.

4. Membacakan salawat kepada Nabi


“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bersalawat untuk Nabi. Hai orang-orang
yang beriman! bersalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah penghormatan
kepadanya”(QS.Al-Ahsab : 56 )

Mengucapkan salawat pun tidaklah semaunya kita tetapi ada tuntunannya dari Nabi SAW dan
tidak terbatas waktunya yaitu nanti pada saat pembacaan kitab Al -barzanji. Bagi umat islam
yang memahami bahasa Arab, tentu mereka bisa memahami akhlak dan kehidupan Rasulullah
SAW. Dengan pemahaman itulah bisa saja meningkatkan kecintaannya kepada Nabi. Itupun
tidak boleh keluar dari tuntunan Allah dan Rasul-Nya.
D. Hukum membaca barzanji
Kitab al-barzanji adalah karangan Asy-Syaikh Ja’far al-barzanji al-Madani, dengan kitab ini
beliau memenangkan perlombaan pada perayaan mulid Nabi Pertama yang diadakan oleh
Shalahuddin al-Ayyubi padatahun 580 H/1184 M, untuk membuat kitab tentang sejarah Nabi
yang mudah dihapal agar para umat Islam bisa bergairah untuk mengikuti perang salib.

Ternyata peringatan Maulid Nabi yang diselenggarakan Sultan Salahuddin itu membuahkan
hasil yang positif. Semangat umat islam menghadapi Perang Salib bergelora kembali. Salahuddin
berhasil menghimpun kekuatan, sehingga pada tahun 1187 (583 H) Yerusalem direbu toleh
Salahuddin dari tangan bangsa Eropa, dan Masjidil Aqsa menjadi masjid kembali, sampai hari
ini. Kitab Al-Barzanji berisi tentang silsilah Rasul,sejarah Rasul, sifat-sifat rasul, puji-pujian
kepada rasul, dan shalawat kepada rasul.
1.). Mempelajari Sejarah Nabi
111. Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagiorang-orang yang
mempunyai akal. (QS Yusuf : 111).

21. Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yangbaik bagimu (yaitu)
bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak
menyebut Allah (QS Al-Ahzab : 21 ).

Dari kedua ayat ini kita bisa mengambil pelajaran, bahwa:


1. empelajari sejarah adalah baik.
2. Kita harus mengetahui sejarah Nabi Muhammad shallallahu alaihi Wasallam & Nabi
sebelumnya.
3. Kita harus mengikuti tingkah laku Nabi Muhammad shallallahu alaihiWasallam.
E. Manfaat barzanji
Kita adalah penduduk akhirat yang diberi sedikit waktu untuk mencari bekal di kampung dunia.
makanya Allah SWT melalui Al quran menyuruh manusia
“Carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat
dan Janganlah kamu melupakan kebahagiaan dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah
(kepada orang lain) sebagaimana Allah berbuat baik kepadamu” (QS Al Qashas : 777 )
Berdasarkan seruan Allah di atas,maka manfaat suatu amalan hendaknya dilihat dari dua sisi,
yaitu kepentingan akhirat dan kepentingan dunia
1).Manfaat ukrawi (keakhiratan)
Manfaat ukrawi adalah dalam bentuk rahmat/berkah atau balasan pahala yang nantinya
(diakhirat) akan dinikmati. Suatu amalan akan diterima dan dibalasi oleh Allah bila memenuhi
dua syarat,yaitu amalan itu dilakukan semata-mata mengharap rahmat/ridho Allah (ikhlas) dan
amalan itu memiliki dasar dan tutunan dalam syariat Allah yaitu Al Quran dan Hadist.
2.) manfaat duniawi (keduniaan)
Manfaat duniawi adalah dalam bentuk materi,kesenangan dunia dan lainnya yang bisa diperoleh
dalam kehidupan di atas bumi ini. Secara dunia, manfaat yang bisa diperoleh dari amalan
barzanji,antara lain
a. Terpenuhinya hawa nafsu,yaitu nafsu makan setelah barzanji atau memperoleh sedikit
sedekah
b. Silaturrahim sesama warga masyarakat
c. Pujian dari masyarakat sebgai orang yang setia pada tradisi nenek moyangnya.

F. Sosok Nabi Muhammad Dalam Kitab Syamail Muhammadiyah

Duhai Allah. Sejatinya kami mencintai Nabi-Mu, Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam,
dengan sepenuh cinta. Karena itu, perkenankanlah kami bertemu beliau kelak di Hari Kiamat,
wahai Tuan yang Maha Penyayang. Sungguh, Engkau Maha Tahu bahwa kami mencintainya
karena-Mu semata.” (Mukadimah Syamail Muhammadiyah)

Nabi Muhammad adalah manusia paling mulia yang diciptakan Allah sebagai pembawa
rahmat bagi alam semesta. Kehidupan dan kepribadian beliau dipenuhi dengan kemuliaan dan
keagungan yang tak habis-habisnya dipelajari oleh umat. Tak terhitung sudah berapa ribu kitab
yang ditulis oleh para ulama—sejak era Tabi’in hingga sekarang—untuk menjabarkan sejarah
hidup, karakter, pribadi dan akhlak mulia Nabi Muhammad Saw. Kesemuanya memiliki satu
ikhtiar, yakni sebagai bentuk kecintaan mereka kepada baginda Muhammad.
Dahulu sepeninggal Rasulullah, para Sahabat mengajarkan kisah kehidupan dan kepatriotan
Nabi Muhammad kepada putra-putranya sebagai bagian dari ajaran agama. Abu Ja’far
Muhammad bin Husein bin Ali berkata “Ayah dan guru kami mengajarkan agama lewat
peneladanan kisah-kisah Rasulullah”. Tak ayal para ulama salaf dahulu menjadikan pelajaran
sirah Nabi sama pentingnya dengan mendalami al-Qur’an dan hadits. Dalam catatan Al-Buthi
dalam Fiqh Sirah, disimpulkan setidaknya terdapat beberapa hikmah di balik pentingnya
mempelajari sejarah kehidupan Nabi, yakni: menguatkan keimanan kita pada Rasulullah;
mengenal sifat-sifat mulia beliau sehingga bisa menjadikannya sebagai suri teladan utama;
memperoleh pengetahuan yang utuh terhadap diturunkannya al-Qur’an dan sunnah; kita bisa ikut
merasakan bagaimana perjuangan Nabi dan kasih sayangnya kepada umat, dan mengambil ibrah
dakwah sesuai metode Rasulullah.

Para ulama lantas membagi format penulisan terkait biografi Rasulullah menjadi beberapa
kategori yakni:

(1) Syamail, pembahasan terkait bentuk fisik, karakter, kepribadian, serta adab dan akhlak
Nabi Muhammad sehari-hari; (2) Sirah, kajian tentang sejarah kehidupan Nabi Muhammad sejak
dilahirkan hingga meninggal, biasanya ditulis secara runut dan komprehensif beserta kisah-kisah
seputar perjalanan para Sahabat yang menyertainya. (3) Madaih, berisi untaian syair, shalawat
dan pujian kepada Nabi Muhammad; (4) Dalail, kajian tentang bukti kerasulan, mukjizat dan
keistimewaan yang diberikan Allah kepada Nabi Muhammad; (5) Maghazi, adalah kisah
kepahlawanan Nabi, peperangan yang diikuti Nabi, serta langkah politik, strategi serta hikmah di
baliknya; (6) Khashaish, adalah kajian seputar keistimewaan dan kekhususan yang hanya
dimiliki oleh Nabi Muhammad.

Satu di antaranya, yang menjadi pilihan banyak orang dalam mengenalkan pribadi mulia
Nabi Muhammad terutama bagi anak-anak adalah Syamail. Format penyusunan Syamail yang
sederhana—berupa hadits-hadits seputar bentuk wajah dan postur tubuh Nabi, cara makan dan
minum Nabi serta aktivitas keseharian Nabi lainnya—mulai ditulis sejak akhir abad pertama
hijriah oleh pata Tabi’in. Barulah Imam Wahab al-Asady (200 H) membukukan catatan hadits
Syamail dalam sebuah kitab berjudul Syamail wa Sifatun Nabi. Lalu Imam Ali al-Madani (224
H) menulis kitab berjudul Sifatun Nabi. Kemudian Imam at-Tirmidzi (279 H) juga menulis
Syamail Muhammadiyah. Lalu Syekh Al-Ashfihani (370 H) menyusun kitab berjudul Akhlaqun
Nabi wa Adabuh. Lantas diikuti para ulama lainnya semisal Syekh Muhammad an-Naisaburi
menulis Syaraful Musthafa, Syekh Qadhi Iyad menulis Kitab asy-Syifa, hingga Ibnu Katsir
menulis Syamair Rasul dan masih banyak lainnya.

Di antara sekian banyak kitab Syamail, yang paling populer dan diajarkan di berbagai
madrasah di penjuru dunia—termasuk pesantren di Indonesia—adalah Syamail Muhammadiyah
karya Imam at-Tirmidzi. Kakek Habib Luthfi, Sayyid Muhammad Hasyim bin Thahir al-
Hadrami menjadikan pengajaran Syamail Muhammadiyah sebagai kurikulum dasar di madrasah
tsanawiyah Hadramaut School Surabaya yang didirikannya. Begitupun Habib Munzir al-
Musawa, pendiri Majelis Rasulullah, seringkali menyampaikan dalam majelisnya, ihwal
keutamaan membaca Syamail Muhammadiyah sebagai obat kangen dan rindu terhadap
Rasulullah. Karena dengan membaca Syamail Muhammadiyah ini, kita seolah berhadapan
langsung melihat adab, akhlak dan gerak-gerik Rasulullah sehari-hari. Hingga tak terasa air mata
kita pun meleleh saking rindunya dan saking tekunnya mengharap syafaat dari rasul akhir zaman
itu.

Penulisnya adalah Imam at-Tirmidzi yang bernama lengkap Abu Isa Muhammad bin Isa bin
Saurah at-Tirmidzi. Digelari at-Tirmidzi, karena ia dilahirkan di kota Tirmidz sebuah kota kuno
yang berada di wilayah selatan Uzbekistan. Ia termasuk ulama ahli hadits dan fiqih tersohor dan
kuat hafalannya. At-Tirmidzi berguru kepada para ulama ahli hadits lainnya seperti Imam al-
Bukhari, Imam Muslim dan Imam Abu Dawud. Hari-harinya diisi dengan melacak, meneliti dan
mengumpulkan ribuan hadits dari berbagai wilayah Islam, yang dihimpun dalam karyanya Al-
Jami’ yang populer dengan sebutan Sunan Tirmidzi. Kitab ini termasuk sebagai bagian dari
Kutubus Sittah, enam kitab hadits pokok yang dijadikan referensi otoritatif bagi kaum Muslimin.

Kitab Syamail Muhammadiyah ini berisi kumpulan hadits-hadits kesaksian para Sahabat
yang langsung melihat Rasulullah. Imam at-Tirmidzi lalu mengumpulkan banyak sekali riwayat
hadits tersebut dan memilihnya dari jalur yang paling unggul sanad dan matannya. Dalam kitab
ini terdapat 55 fasal yang disusun secara sistematik oleh at-Tirmidzi, sehingga dengan mengikuti
alurnya, seakan pembaca akan berhadapan langsung dengan Rasulullah. Dalam satu fasal
pembahasan disajikan minimal lima sampai 13 riwayat hadits lengkap dengan jalur sanad serta
asbabul wurudnya jika ada. Lalu di setiap hadits tersebut, at-Tirmidzi menjelaskan makna
lafadznya yang kemungkinan masih susah dipahami.

Secara garis besar pembahasan Syamail ini bisa dipetakan kedalam lima bagian yakni;
pertama, hal-hal yang berkaitan dengan bagian fisik Rasulullah seperti bagaimana bentuk tubuh,
warna kulit, stempel kenabian, rambut, hingga uban Rasulullah. Kedua, seputar barang-barang
keperluan dan yang sering dipakai Rasul seperti sisir, celak, inai, baju, cincin, kasut, parfum,
piring, tempat tidur, serban, pedang dan baju besinya. Ketiga, perihal gerak badan dan ibadah
keseharian seperti cara Rasulullah shalat, puasa, bersisir, berbicara, bercanda, tertawa, berjalan,
duduk, minum, makan, tidur, menangis hingga berbekam. Keempat, ihwal makanan dan
minuman yang dikonsumsi Rasulullah. Kelima, seputar usia, kewafatan, warisan, hingga mimpi
bertemu Rasulullah.

Ada satu hadits yang paling komplit dalam menggambarkan figur Rasulullah yakni dari
Hasan bin Ali, ia berkata: “Aku bertanya kepada pamanku Hind bin Abi Halah, di adalah
seorang yang pandai menyebutkan ciri-ciri Nabi, aku ingin dia menyebutkannya sedikit untukku
yang bisa aku jadikan pelajaran, dia mengatakan: ‘Rasulullah adalah orang yang mulia dan
dimuliakan, wajahnya bersinar seperti sinar rembulan di malam bulan purnama, tubuhnya tidak
terlalu tinggi dan tidak terlalu pendek, berkepala besar, berambut ikal, jika rambutnya rontok,
maka beliau mencukur semuanya. Jika tidak, maka rambutnya tidak akan melewati ujung bawah
telinganya jika tergerai.

Rasulullah berkulit terang, berdahi lebar, beralis tebal dan pekat tapi tidak menyatu, di
antaranya terlihat urat syaraf merah, berhidung mancung dengan ujung kecil, di atasnya terdapat
cahaya. Orang yang tidak memperhatikannya akan menganggapnya mancung agak ke atas.
Berjenggot lebat, berpipi lembut, bermulut lebar, bergigi rapi, memiliki bulu dada halus, leher
Rasulullah seolah-olah gading yang bening semurni perak. Berpostur tubuh sedang, berbadan
tegap dan kekar, antara dada dan perutnya rata, berdada lebar, berpundak lebar, bersendi besar,
berbulu sangat jarang, bulunya tersambung dari atas dada hingga pusar seperti sebuah garis.
Tidak berbulu di kedua susu, perut dan lainnya, berambut lebat di kedua lengan dan belikat serta
di bagian atas dada. Di antara belikatnya ada stempel kenabian. Memiliki persendian antara
lengan dan telapak tangan yang panjang, bertelapak tangan lebar dan berkaki besar, jari-jarinya
panjang. Bagian tengah dari telapak kakinya selalu kering, kedua kaki beliau halus, kalau disiram
air, maka air itu mengalir cepat.

Jika Rasulullah berjalan, beliau berjalan dengan tegap. Mengangkat kaki dengan kuat dan
meletakkannya dengan lembut, saat berjalan langkahnya panjang, agak condong kedepan seperti
berjalan di jalanan menurun. Jika beliau menoleh, maka seluruh badannya ikut menoleh.
Rasulullah selalu menunduk. Pandangan beliau ke tanah bawah lebih lama daripada pandangan
ke atas. Seluruh pandangan beliau adalah memperhatikan. Beliau selalu berjalan di belakang para
Sahabat dan selalu mendahului dalam memberi salam.” (HR. At-Tirmidzi)

Hadits tersebut masih ada kelanjutannya dan terlalu panjang bila disertakan secara utuh.
Tulisan ini diperuntukkan hanya sebagai mukadimah atau pengenalan saja, bahwa dalam Islam
ada salah satu cabang ilmunya bernama Syamail yang khusus mengulas karakter dan figur
Rasulullah. Salah satu kitab yang populer adalah Syamail Muhammadiyah. Bagi Anda yang
penasaran silakan simak informasi lebih detailnya di dalam kitab ini, yang memang disusun
spesial oleh Imam at-Tirmidzi sebagai kado cintanya kepada Nabi Muhammad Saw. Wallahu
A’lam bis Shawab.
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Al-Barzanji adalah salah satu kitab yang sangat populer dan dekat dikalangan
umat islam, khususnya warga Nahdliyyin. Di indonesia, kitab sastra dan sejarah karya ini
biasa dibaca secara berjamaah di pesantren-pesantren, surau-surau, atau masjid-masjid.
Nama Barzanji diambil dari nama pengarangnya, seorang sufi Bernama Syaikh
Ja’far bin Husin bin Abdul karim bin Muhammad Al-Barzanji. Beliau adalah pengarang
kitab Maulid yang termasyur dan terkenal dengan nama Maulid Al-Barzanji.
Dilihat dari tujuannya, maka sesungguhnya barzanji itu baik yaitu meningkatkan
kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW. Namun niat yang baik tidak bisa dijadikan
dasar kebenaran suatu amalan. Manfaat barzanji adalah :
1. Manfaat ukrawi (keakhiratan)
Manfaat ukrawi adalah dalam bentuk rahmat/berkah atau balasan pahala
yang nantinya (diakhirat) akan dinikmati.
2. Manfaat duniawi (keduniaan)
Manfaat duniawi adalah dalam bentuk materi,kesenangan dunia dan
lainnya yang bisa diperoleh dalam kehidupan di atas bumi ini.
DAFTAR PUSTAKA

http://allangkati.blogspot.co.id/2011/02/sanad-maulid-baranji.html
http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,1-id,18862-lang,id-c,warta-
t,Mahasiswa+UII+Telusuri+Kitab+Barzanji-.phpx
https://www.academia.edu/9584509/Hukum_Membaca_Al-Barzanji
https://yayuelsahdotcom1.wordpress.com/2013/05/14/tradisi-barzanji-dalam-tinjauan-syariat-2/

Anda mungkin juga menyukai