Anda di halaman 1dari 4

CRITICAL REVIEW

Judul Sosiologi Kepentingan Dalam Tindakan Ekonomi


Penulis Titik Sumarti
Jurnal Transdisiplin Sosiologi, Komunikasi, dan
Publikasi
Ekologi Manusia | Agustus 2007, p 283-293

1. Ainun Lukman
Preview
2. Fitrah Dzakiya

1. FEBI.11.21.004
NIM
2. FEBI.11.21.008

Penelitian Titik Sumarti menjelaskan bahwa secara sederhana sosiologi

didefinisikan sebagai penerapan tradisi sosiologi dalam upaya menjelaskan

fenomena ekonomi. Salah satu perbedaan mendasar dengan teori ekonomi

konvensional adalah bahwa pumpunan studi sosiologi pada peranan relasi sosial

dan kelembagaan sosial dalam tindakan ekonomi. Dengan kata lain, pola-pola

interaksi sosial dan kelembagaan, yang dibentuk oleh manusia dalam upaya

memenuhi kebutuhan hidup dan memperoleh keuntungan, merupakan subyek


utama kajian sosiologi ekonomi.1

Hal ini sejalan dengan penelitian Sarwo Eddy Wibowo bahwasanya

Sosiologi ekonomi melihat kegiatan dan gejala sosial di masyarakat menjadi

sebuah hal yang layak untuk dicerna secara mendalam serta perubahan sosial

masyarakat terutama kalangan awam yang perlu mendapatkan sebuah pengalaman

baru dalam lingkungan sosialnya. Ada sebuah pendapat yang mengemukakan

bahwa masyarakat kota terkesan individualis dan antisosial. Perkembangan zaman


1
Titik Sumarti, “Sosiologi Kepentingan (Interest) Dalam Tindakan Ekonomi,” Sodality: Jurnal
Sosiologi Pedesaan 1, no. 2 (2007): 283–93, https://doi.org/10.22500/sodality.v1i2.5925.
terutama kesenjangan antara kelas sosial telah membuka jurang pemisah dan sekat

antara individu. Sikap anti sosial mulai marak semenjak perkembangan gaya

hidup, ilmu pengetahuan baru, dan teknologi informasi dan komunikasi.2

Elistia mengatakan dalam jurnalnya ada beberapa konsep yang diuraikan

dalam sosiologi yaitu masyarakat, individu, hubungan dan fakta social. Manusia

sebagai makhluk ekonomi (homo economicus) memiliki kecenderungan untuk

tidak pernah merasa puas akan apa yang telah diperolehnya dan senantiasa

berusaha terus untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan selalu

mempertimbangkan perngorbanan dan manfaat dari tindakan yang dilakukan.

Sehingga penting bagi manusia untuk mengetahui tentang ilmu ekonomi yang

berkaitan erat dengan aktivitas manusia.3

Adapun dalam penelitian Musthofa, Arizqi Ihsan Pratama, dan Nailil

Muna Shalihah dijelaskan bahwa terbukti dari masih banyak terjadinya

kesenjangan sosial dan kemiskinan. Situasi ini mengakibatkan konflik sosiologi

ekonomi yang memakan banyak korban. Dibutuhkan solusi yang komprehensif,

menyelesaikan akar permasalahan serta mengobati semua dampak yang

ditimbulkannya. Berdasarkan fakta tersebut maka permasalahannya ialah bahwa

belum adanya model sosiologi ekonomi yang menyeluruh yang mampu mengatasi

masalah kesenjangan sosial dan kemiskinan sebagai sumber terjadinya konflik.4

2
Sarwo Eddi Wibowo, “Analisis Sosiologi Ekonomi Dalam Pengelolaan Dan Penyaluran Dana
Sosial Studi Komparatif Antara Dana Zakat Infak Sadaqah (Zis) Dan Dana Kolekte,” Research Journal of
Accounting and Business Management 4, no. 1 (2020): 27, https://doi.org/10.31293/rjabm.v4i1.4674.

3
Elistia, “Perspektif Sosiologi Tentang Fenomena Ekonomi,” Universitas Esa Unggul Materi
Online Pertemuan Ke-12, 2022, 1–16.

4
Arizqi Ihsan Pratama and Nailil Muna Shalihah, “Model Sosiologi Ekonomi Dalam Perspektif Al-
Qur ’ an” 8, no. 01 (2023): 47–64, https://doi.org/10.30868/at.v8i0.
Dalam penelitian Hamidah Fadly Nasution dan Marliyah mengungkapkan

Secara langsung kehidupan dalam bersosialisasi kini semakin rendah dari

banyaknya pengguna internet yang melakukan transaksi di pasar virtual. Sosiologi

ekonomi merupakan studi yang mempelajari cara masyarakat dalam memenuhi

kebutuhan hidup mereka terhadap barang dan jasa dengan menggunakan

pendekatan atau perspektif analisis sosiologi. Semakin banyak pengguna internet

ini, berdampak pada semakin lebarnya peluang pemasar untuk memasarkan

produk mereka dengan mudah, murah, dan menyebar ke segala segmen pasar.5

Adapun dalam jurnal Ketut Gede Mudiarta mengungkapkan dalam

penelitiannya ialah Fenomena sosial seperti kemiskinan merupakan salah satu

fokus perhatian peneliti ataupun akademisi dari sub disiplin Sosiologi Ekonomi.

Dasar pemikirannya adalah bahwa pembangunan suatu negara tidak hanya dilihat

dari sisi pertumbuhan ekonomi saja, melainkan juga harus dilihat dari segi

pemerataan itu sendiri sebagai tolok ukur keberhasilan suatu negara. Golongan

masyarakat miskin muncul sebagai akibat perubahan struktur ekonomi menuju

modern yang tidak seimbang. Bila dalam suatu pembangunan mengabaikan

pemerataan ekonomi maka dampak yang timbul dari pembangunan tersebut

adalah masalah-masalah kemiskinan dan kesenjangan sosial. Dalam hal ini tentu

sangat erat pertaliannya dengan masalah struktur ataupun kelembagaan

penyediaan input produksi, proses produksi, hingga pada distribusinya..6

5
Sukatin et al., “Tinjauan Sosiologi Ekonomi Perilaku Konsumsi Mahasiswa Febi Uin Sumatera
Utara Pada Pasar Virtual Dalam Perspektif Ekonomi Islam,” Jurnal Ilmiah Multi Disiplin Indonesia 1, no. 9
(2022): 1278–85.

6
Ketut Gede Mudiarta, “Perspektif Dan Peran Sosiologi Ekonomi Dalam Pembangunan Ekonomi
Masyarakat,”ForumPenelitianAgroEkonomi29, no. 1 (2016): 55, https://doi.org/10.21082/fae.v29n1.2011.55-
66.
Dalam penelitian Erlina mengungkapkan bahwa hubungan sosial yang

bagus antar sesama pedagang tercipta tidak hanya di ruang lingkup usaha saja.

Hubungan sosial yang terjadi karena aktivitas ekonomi merupakan salah satu

konsep yang dikemukakan oleh Granovetter bahwa di dalam masyarakat industri

juga masih melekat hubungan sosial dalam tindakan ekonomi yang mereka

lakukan 7

Dalam jurnal utama dijelaskan bahwasanya pendapat Swedberg sejajar

dengan Weber, Granovetter dan Coleman, maka Swedberg berpendapat bahwa

tindakan ekonomi merupakan hasil dari proses yang dilakukan individu dalam

proses relasi sosial yang sedang berlangsung. Sebagai sebuah tindakan sosial,

maka tindakan ekonomi selalu melibatkan makna dan memperhatikan kekuasaan

(sumbangan Weber), dan melekat dalam jaringan hubungan interpersonal antar

aktor (sumbangan Granovetter), serta didorong oleh kepentingan sebagai kekuatan

mendasar yang didefinisikan secara sosial (sumbangan Swedberg). Dalam analisa

kepentingan, sosiologi ekonomi klasik sudah membahasnya, namun masih sebagai

konsep pendukung dari penjelasan tindakan ekonomi dalam masyarakat.

Sedangkan Swedberg mencoba mengangkat konsep kepentingan sebagai konsep

pokok dalam analisa sosiologi tindakan ekonomi.8

7
Erlina, Alfitri, and Mery Yanti, “Keterlakatan Perilaku Ekonomi Dalam Hubungan Sosial Pada
Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM) Di Palembang Square Mall,” Jurnal Media Sosiologi Bidang
Ilmu Sosial 22, no. 1 (2019): 67–76.

8
Sumarti, “Sosiologi Kepentingan (Interest) Dalam Tindakan Ekonomi.”

Anda mungkin juga menyukai