Anda di halaman 1dari 14

Makalah

Perawi Hadis Pada Masa Periwayatan


Ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan tugas pada mata kuliah

Ushul Hadis

Disusun oleh :

Kelompok 4

Nadiatul Mahabbah (23101014)

Ummu Hafshah Hanifaturradhiyah (23101019)

Tiara Rahmadani Putri (23101036)

Dosen Pengampu :

Dr. Linda Suanti, S.Ag, M.A.

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR'AN DAN TAFSIR (IQT)

i
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM PENGEMBANGAN ILMU AL-QUR'AN (STAI-PIQ)

SUMATERA BARAT

2023 M/1444 H

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah pemakalah ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
taufik dan hidayah-Nya sehingga pemakalah dapat menyelesaikan makalah dengan sebaik-
baiknya.

Kemudian sholawat dan salam pemakalah tujukan kepada Nabi Muhammad SAW, yang
telah mengangkat derajat umat manusia dengan agama dan ilmu pengetahuan, seperti yang
kita rasakan saat ini. Nikmat ilmu itu telah dibuktikan dengan selesainya makalah dengan judul:
"Periwayat Hadis Pada Masa Periwayatan."

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh ibu
Dr. Linda Suanti, S. Ag, M.A. sebagai dosen mata kuliah Ushul Hadis. Makalah ini telah kami
susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari berbagai referensi sehingga dapat
mempermudah dalam pembuatan makalah ini.

Pemakalah menyadari banyak kekurangan pada makalah ini. Oleh sebab itu, sara dan kritik
senantiasa diharapkan demi perbaikan makalah yang lebih baik kedepannya.

Padang, 22 September 2023

Penulis

ii
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................ii

DAFTAR ISI..................................................................................................................................................iii

PENDAHULUAN...........................................................................................................................................1

A. Latar Belakang.................................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...........................................................................................................................1

C. Tujuan..............................................................................................................................................1

PEMBAHASAN.............................................................................................................................................2

A. Pengertian Sahabat, Tabi'in, Tabi'ut Tabi'in.....................................................................................2

B. Perbedaan Sahabat, Tabi'in, Tabi'ut Tabi'in.....................................................................................4

C. Pembagian Sahabat dan Tabi'in.......................................................................................................5

D. Derajat Sahabat...............................................................................................................................6

PENUTUP.....................................................................................................................................................8

A. Kesimpulan......................................................................................................................................8

B. Saran................................................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................................9

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setelah Nabi wafat, para sahabat tidak dapat mendengar sabda-sabda, menyaksikan
perbauatan-perbuatan dan hal ihwal Nabi secara langsung. Tindak tanduk Nabi yang pada
dasarnya bermuatan ajaran Ilahi, hanya dapat diketahui melalui informasi para sahabat Nabi,
sebagai periwayat pertama yang menyampaikan hadis kepada umat muslim. Periwayatan hadis
semenjak itu berkembang dan melibatkan banyak pihak. Para sahabat tidaka da yang
mendustakan Nabi. Mereka orang-orang yang rela mengorbankan jiwa dan raga demi
menegakkan agama dan membantu dakwah Islam.

Pada zaman sahabat, hadis-hadis Nabi disampaikan daei mulut ke mulut. Pada masa itu
mereka belum terdorong membukukannya dan kekuatan hafalan sahabatpun telah diakui
sejarah. Pada masa setelah sahabat adalah para tabi'in dan tabi'ut tabi'in yang menyampaikan
hadis-hadis Nabi dan mereka mulai membukukan hadis-hadis agar tidak hilang dari perubahan
zaman.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian sahabat, tabi'in dan tabi'ut tabi'in?
2. Apa saja perbedaan sahabat, tabi'in dan tabi'ut tabi'in?
3. Apa saja pembagian sahabat dan tabi'in?
4. Bagaimana derajat sahabat?

C. Tujuan
1. Memahami arti sahabat, tabi'in, tabi'ut tabi'in
2. Mengetahui perbedaan sahabat, tabi'in
3. Mengetahui pembagian dan derajat sahabat, tabi'in

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sahabat, Tabi'in, Tabi'ut Tabi'in


a. Pengertian Sahabat

Secara etimologi sahabat berasal dari bahasa Arab yaitu "sahabah" yang merupakan
bentuk jamak dari kata "sahabi" yang artinya teman dekat. Mayoritas ulama mendefinisikan
sahabat sebagai:

‫ مسلما ومات على اإلسالم‬-‫صلى هللا عليه و سلم‬- ‫من لقي النبي‬

"Orang yang bertemu Nabi Muhammad SAW. Dalam keadaan iman kepadanya
dan meninggal dalam keadaan islam."

Maka seseorang yang bertemu dengan Nabi Muhammad SAW. Akan tetapi tidak
masuk Islam maka dia tidak disebut dengan sahabat, dan seseorang yang hidup pada
masa Nabi Muhammad SAW, dan dia masuk Islam namun tidak pernah bertemu
dengan Nabi tetap disebut sebagai sahabat. Hal ini seperti yang dialami oleh Najasi
dan Abu Zu'ayb. Keduanya merupakan penduduk dari liar Madinah yang masuk Islam
dan ingin menemui Nabi di Madinah, namun beliau telah meninggal dunia.

Al-Hadiz Ibn Hajar memberikan pengertian bahwa sahabat Nabi adalah "Orang
yang pernah bertemu Nabi dalam keadaan iman kepadanya, dan meninggal dalam
keadaan islam termasuk di dalamnya orang yang menghadiri majlisnya baik lama
maupun sebentar." Sedangakan al-Jahiz memberikan pengertian sahabat dengan
"Orang Islam yang berjumpa dengan Nabi, lama bersahabat dengan Nabi dan

2
meriwayatkan hadis dari beliau." Artinya disini al-Jahiz memberi batasan yang bisa
disebut sebagai sahabat Nabi adalah dengan meriwayatkan hadis dari beliau dan
sudah bersahabat lama dengan beliau.1

Dalam mendeskripsikan pengertian sahabat, para ulama' memberikan beberapa


definisi, sebagai berikut:2

1. Menurut ahli hadis, sahabat adalah orang Islam yang pernah bergaul atau
melihat Nabi dan meninggal dalam keadaan Islam.
2. Menurut al-Bukhari dalam kitab al- Jami' al Sahih nya, sahabat adalah orang
yang memeluk agama Islam, hidup bersama dengan Rasulullah dan bertemu
dengan Rasulullah.
3. Menurut ulama' usul, sahabat adalah orang yang memeluk agama Islam yang
hidup bersama dengan Rasulullah, menghadiri banyak majelis Rasulullah
dengan tujuan untuk mengikuti serta meneladani sunnahnya.
4. Menurut Ibn Salah, sahabat adalah seseorang yang memeluk agama Islam dan
hidup bersama dengan Rasulullah selama setahun atau lamanya dan
berperang bersama Rasulullah.
5. Menurut Mahmud al Tahhan, sahabat adalah orang yang memeluk agama
Islam, bertemu dengan Rasulullah, dan mati dalam keadaan Islam meskipun
murtad pernah mengetengahi.

Dari beberapa definisi para ulama' tersebut maka dapat disimpulkan dan
ditekankan bahwa penyebutan "sahabat" adalah untuk orang yang beragama islam,
mati dalam keadaan islam dan bertemu langsung dengan Nabi Muhammad SAW.

b. Pengertian Tabi'in
1
Ahmad Natsir, Ilmu Hadis, (Jakarta: Direktorat KSKK Madrasah, 2020), hlm. 7

2
Arofatul Mu'awanah, Taqlil wa Tathabbut min al-Riwayah, Vol. 9, Perkembangan Hadis Pada Masa Sahabat, 2019, hlm. 8-9

3
Tabi'in menurut bahasa adalam jama' dari kata tabi' yang artinya pengikut. Sedangkan
menurut istilah, tabi'in adalah orang yang pernah bertemu dengan sahabat, iman kepada Nabi
Muhammad SAW, dan meninggal dalam keadaan Islam. Tentang hal ini al-Khatib al- Baghdadi
mensyaratkan adanya persahabatan dengan sahabat, jadi bukan hanya bertemu. 3

c. Pengertian Tabi'ut Tabi'in

Tabi'ut tabi'in atau atba'ut Tabi'in (‫ )تابع التابعين‬adalah generasi setelah tabi'in, artinya
pengikut tabi'in adalah orang Islam teman sepergaulan dengan para tabi'in dan tidak
mengalami masa hidup sahabat Nabi. Tabi'ut Tabi'in adalah diantara tiga kurun generasi terbaik
dalam sejarah manusia, setelah tabi'in dan sahabat. Tabi'ut tabi'in disebut juga murid tabi'in
dan menurut banyak literatur hadis tabi'ut tabi'in adalah orang Islam dewasa yang pernah
bertemu atau berguru pada tabi'in dan sampai wafatnya beragama Islam. Ada juga yang
menulis bahwa tabi'in yang ditemui harus masih dalam keadaan sehat ingatannya karena tabi'in
yang terakhir wafat sekitar 110-120 H.4

B. Perbedaan Sahabat, Tabi'in, Tabi'ut Tabi'in


Ada beberapa cara mengetahui sahabat, sebagaimana yang dijelaskan oleh Mahmud al
Tahhan yang terdapat dalam kitabnya Tafsir Mustalah al Hadist, yaitu5:

1. Berdasarkan riwayat yang mutawatir, seperti sahabat Abu Bakar as Shiddiq, Umar bin al
Khattab, Utsman bin 'Affan dan Ali bin Abi Thalib, golongan sepuluh sahabat yang
dijamin masuk surga.
2. Berdasarkan riwayat yang masyhur, seperti sahabat Dhimam bin Tsa'labah dan Ukashah
bin Mihsan.
3. Berdasarkan khabar dari para sahabat.
4. Berdasarkan khabar dari para thabi'in yang terkenal tsiqqah.
5. Berdasarkan atas pengakuannya sendiri. Dalam hal ini, pengakuan atas dirinya sebagai
sahabat bisa diterima jika hal tersebut terjadi sebelum 100 tahun wafatnya Rasulullah,
tetapi apabila pengakuannya terjadi setelah masa tersebut maka pengakuannya tidak
bisa diterima.

3
Muhammad Hafil, Apa itu Tabi'in, https://khazanah.republika.co.id/berita/q54ep0430/apa-itu-tabiin, 2020

4
Wikipedia, Tabi'ut Tabi'in, https://id.m.wikipedia.org/wiki/Tabi%27ut_tabi%27in#:~:text=Tabi'ut%20Tabi'in%20adalah,dan
%20sampai%20wafatnya%20beragama%20Islam, 2022

5
Arofatul Mu'awanah, Taqlil wa Tathabbut min al-Riwayah, Vol. 9, Perkembangan Hadis Pada Masa Sahabat, 2019, hlm. 10
4
Sahabat itu memiliki 4 kriteria, yaitu6:

1. Bertemu dengan Nabi Muhammad SAW.


2. Beriman saat bertemu.
3. Mati dalam keadaan muslim.
4. Walaupun pernah murtad.

Sedangkan tabi'in menurut Ibnu Katsir, yang dinamakan tabi’in tidak cukup hanya pernah
melihat sahabat, sebagaimana yang dinamakan sahabat cukup pernah melihat Nabi saw saja.
Yang membedakan adalah keagungan dan kebesaran dari melihat Nabi saw. Namun menurut
kebanyakan ahli hadis, yang dinamakan tabi’in ialah orang yang pernah bertemu sahabat dalam
keadaan beriman dan meninggal dunia dalam keadaan beriman meskipun tidak pernah
bersahabat dengan sahabat dan tidak pula pernah meriwayatkan hadits dari sahabat. 7

Tabi'ut tabi'in sendiri serupa dengan definisi tabi'in, hanya saja mereka berguru atau
sepergaulan dengan tabi'in dan tidak hidup pada masa sahabat bahkan Nabi Muhammad SAW.

C. Pembagian Sahabat dan Tabi'in


a. Pembagian Sahabat

Sahabat terbagi menjadi 2 golongan, yaitu8:

1. Sahabat besar (Kibar Sohabi): sahabat yang banyak bergaul bersama Nabi, banyak
belajar, banyak mendengar hadist-hadist dari beliau, sering pergi berjihad, dll. Sahabat
yang termasuk ke dalam golongan sahabat besar seperti Khulafa ur-Rasyiddin, Ibnu
Mas'ud, dll.
2. Sahabat kecil (Sighor Sohabi): sahabat yang jarang bergaul bersama Nabi, disebabkan
tempat tinggalnya jauh dari Nabi atau terakhir masuk Islam nya.

6
Wikimuslim.or.id, Sahabat Nabi, https://wikimuslim.or.id/sahabat-nabi/

7
Muhammad Hafil, Apa itu Tabi'in, https://khazanah.republika.co.id/berita/q54ep0430/apa-itu-tabiin, 2020

8
Borhan, Hadis di Masa Sahabat Kecil (Shighor Sohabi) dan Tabi'in Besar (Kibar Tabi'in),
http://pppborhan.blogspot.com/2015/04/hadist-di-masa-sahabat-kecil-shighor.html?m=1, 2015
5
Menurut Ibnu Qayyim, orang pertama yang mengabarkan Allah SWT adalah Rasulullah,
dan kemudian beliau mengeluarkan fatwa. Setelah Rasulullah, para sahabatnya kemudian
mengabarkan tentang Allah dan Rasul-Nya.

Ibnu Qayyim menggolongkan sahabat dalam tiga kategori berdasarkan fatwa mereka. Di
dalamnya juga banyak sahabat laki-laki maupun perempuan.9

 Kategori pertama, manurutnya, para sahabat yang banyak berfatwa ada sekitar tujuh
orang, yaitu Umar bin Khattab, Ali bin Abi Thalib, Abdullah bin Mas'ud, Aisyah Ummul
Mukminin, Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Umar dan Abdullah bin Abbas.
 Kategori kedua, para sahabat yang pertengahan dalam berfatwa yang jumlahnya 20
orang, diantaranya Abu Bakar, Ummu Salamah, Anas bin Malik, Abu Sa'id al-Khudri,
Abu Hurairah, Utsman bin Affan, Abdullah bin Amr bin al-Ash, Abdullah bin Zubair, dll.
 Kategori ketiga,, para sahabat yang sedikit berfatwa hanya satu-dua masalah. Mereka
adalah Abu Darda, Abu al-Yasar, Abu Salamah al-Makhzumi, Au Ubaidah bin al-Jarrah,
Hasan bin Ali, Husain bin Ali, Nu'man bin Basyir, Ubay bin Ka'ab, Abu Ayyub, Abu
Thalhah, Abu Dzar, Ummu Athiyyah, Shafiyah Ummul Mukminin, Hafshah dan Ummu
Habibah.

Perawi hadis dari kalangan para sahabat adalah imam yang akan diteladani dan mereka
dimintai fatwa dan mereka mendengar hadis dan kemudian membacanya. Hadis para sahabat
yang paling banyak adalah Abu Hurairah, yang meriwayatkan sebanyak 5374 hadis.

b. Pembagian Tabi'in

Ibnu Sa'ad mengelompokkan tabiin dalam 4 tabaqat, sedangkan Al-Hakim


mengelompokannya dalam 15 tabaqat. pengelompokkan tabaqat tabiin sangat relatif dan lebih
sulit serta berbeda pengelompokkan tabaqat sahabat yang didasarkan atas keikut sertaannya
pada peristiwa peristiwa penting yang dialami Rasulullah SAW.10

Mayoritas ulama penulis biografi para periwayat hadis (asma ar-rijal) juga membagi para
tabi'in menjadi tiga tingkatan berdasarkan sahabat Nabi yang menjadi guru mereka, yaitu: 11

 Para tabi'in yang menjadi murid para sahabat yang masuk Islam sebelum peristiwa
Fathu Makkah
9
Nashih Nashrullah, Ulama dari Kalangan Sahabat, Kategorinya Ada 3 Jenis,
https://islamdigest.republika.co.id/berita/qviaa6320/ulama-dari-kalangan-sahabat-kategorinya-ada-3-jenis, 2021

10
Muhammad Hafil, Apa itu Tabi'in, https://khazanah.republika.co.id/berita/q54ep0430/apa-itu-tabiin, 2020

11
Wikipedia, https://id.m.wikipedia.org/wiki/Tabiin, 2021
6
 Para tabi'in yang menjadi murid para sahabat yang masuk Islam setelah peristiwa
Fathu Makkah
 Para tabi'in yang menjadi murid para sahabat yang belum berusia dewasa ketika Nabi
Muhammad SAW. wafat.

D. Derajat Sahabat
Keadilan atau dalam istilah ilmu hadis disebut dengan ‫( العدلة‬al-'adalah) merupakan salah
satu syarat diterimanya sebuah periwayatan hadis. Keadilan disini adalah sifat yang mendorong
seseorang untuk selalu menjaga takwa dan muru'ah. Mayoritas ulama mengatakan bahwa
seluruh sahabat adalah adil. Hal ini meruapakan konsekuensi seorang sahabat yang selalu
senantiasa menegakkan nilai-nilai agama dan ber-amr bi al-ma'ruf wa nahy 'an munkar, serta
tidak berbohong kepada Rasulullah saw. Imam Nawawi mengatakan bahwa pendapat jumhur
ulama atas tetapnya keadilan sahabat bersifat mutlak, tidak diperbolehkan seseorang
memberikan kritikan kepada para sahabat, karena keadilan merka sudah ditetapkan dengan nas
Al-Qur’an.12

Para sahabat sangat berhati-hati dalam menuliskan dan meriwayatkan hadis, khawatir
terjadi materi yang campur aduk antara al-Qur‘an dan hadis. Sikap kehati-hatian yang diambil
sahabt merupakan bentuk kepatuhan merka dalam merespon hadis Nabi tentang larangan
penulisan hadis, meskipun di masa-masa kejayaan Islam Nabi Muhammad SAW. Pernah
mengeluarkan hadis tentang kebolehan menuliskan dan meriwayatkannya. Selain itu, kebijakan
para penguasa, terutama pada era sahabat besar, juga mempengaruhi sikap sahabat lainnya
untuk berhati-hati, membatasi diri dalam meriwayatkan hadis, dan menyeleksi setiap hadis
yang diriwayatkan oleh sahabat lain dengan sangat ketat. Sikap inilah yang berkembang di era
sahabat, yang kemudian masa ini dikenal dengan istilah "taqlil al riwayah wa al tathabbut fi al
riwayah" (masa penyedikitan dan pembatasan periwayatan), sebagaimana beberapa kebijakan
yang diterapkan oleh empat punggawa sahabat besar, al Khulafa al-Rasyiddin. 13

12
Ahmad Nashir, Ilmu Hadis, (Jakarta: Direktorat KSKK Madrasah, 2020), hlm. 8

13
Arofatul Mu'awanah, Taqlil wa Tathabbut min al-Riwayah, Vol. 9, Perkembangan Hadis Pada Masa Sahabat, 2019, hlm. 129
7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Makalah ini dapat kita ambil poin-poin pentingnalya yaitu, pengertian sahabat, tabi'in, dan
tabi'ut tabi'in, mengetahui ciri"nya dan dapat membedakan sahabat, tabi'in dan tabi'ut tabi'in,
serta pembagian-pembagian sahabat dan tabi'in.

Sahabat adalah orang yang bertemu Nabi Muhammad SAW. Dalam keadaan iman
kepadanya dan meninggal dalam keadaan islam. Sedangkan tabi'in adalah orang yang pernah
bertemu dengan sahabat, iman kepada Nabi Muhammad SAW, dan meninggal dalam keadaan
Islam dan tabi'ut tabi'in adalah orang Islam dewasa yang pernah bertemu atau berguru pada
tabi'in dan sampai wafatnya beragama Islam.

Sahabat adalah orang yang bertemu langsung dengan Nabi dan bisa meriwayatkan hadis
langsung dari Nabi. Sedangkan tabi'in adalah orang yang bertemu atau sepergaulan dan
bersahabat dengan sahabat Nabi, tabi'ut Tabi'in sendiri adalah murid dari tabi'in.
8
B. Saran

Dari pembahasan diatas semoga kita lebih memahami terkait sahabat, tabi'in dan tabi'ut
tabi'in, bisa mengetahui perbedaan diantara ketiganya, mengetahui dan mempelajari
pembagian-pembagian sahabat dan tabi'in serta dapat menyimpulkan bahwa seluruh sahabat
adalah adil.

Dalam penulisan makalah ini kami menyadari masih banyak kesalahan dan kekurangan
dalam kata, bahasa maupun hal lainnya. Oleh karena itu, apabila ada kritik dan saran yang
membangun, penulis sangat berterimakasih demi kesempurnaan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Tabi%27ut_tabi%27in#:~:text=Tabi'ut%20Tabi'in
%20adalah,dan%20sampai%20wafatnya%20beragama%20Islam

http://republika.co.id/berita/q54ep0430/apa-itu-tabiin

https://www.kompasiana.com/khoiruubaidillah3366/64b18294e1a167565568c792/
mengetahui-der

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Tabiin

http://pppborhan.blogspot.com/2015/04/hadist-di-masa-sahabat-kecil-shighor.html?m=1

https://muslimah.or.id/2886-taisir-musthalah-hadits-bag-10-sahabat-al-mukhadram-at-
tabii.html

https://sg.docworkspace.com/d/sILO8utfSAbHaqagG
9
https://wikimuslim.or.id/sahabat-nabi/

https://islamdigest.republika.co.id/berita/qviaa6320/ulama-dari-kalangan-sahabat-
kategorinya-ada-3-jenis

https://sg.docworkspace.com/d/sIB68utfSAf_4tqgG

10

Anda mungkin juga menyukai