Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PENGANTAR ANTROPOLOGI

(TRADISI SUKU ARAB)

Disusun oleh :

• Mina Ulfa (L1C022123)

• Mely Handani (L1C022122)

 Siti Amanda Oktaviani (L1C022144)

 Rodian Qorina (L1C022143)

 Lalu Genta Suhendra (L1C022118)

 Muhammad Fahrurrozi (L1C022128)

 Pebri Arrupati Galan (L1C022135)

PROGRAM STUDI
SOSIOLOGI FAKULTAS
DI BAWAH REKTOR
UNIVERSITAS
MATARAM
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
rahmat dan karuniaNya, makalah ini dapat terselesaikan dengan baik tepat pada
waktunya . Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah PENGANTAR ANTROPOLOGI pada semester satu tahun akademik
2022/2023 dengan judul “TRADISI SUKU ARAB” Dengan membuat tugas ini
kami diharapkan untuk mampu memahami tentang tradisi suku arab yang ada di
NTB. Dalam penyelesaian Makalah ini, kami banyak menemukan hal-hal baru
yang kami belum ketahui. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini
masih banyak terdapat kekurangan. Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan adanya
kritik dan saran yang bersifat positif, guna menjadikan makalah ini lebih baik lagi.
Harapan kami, semoga makalah yang sederhana ini, dapat memberikan informasi
kepada pembaca terkait dengan tradisi-tradisi suku arab yang ada di NTB.
Daftar isi
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
BAB I..........................................................................................................................................................5
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................5
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................................................
1.3
Tujuan .....................................................................................................................................................6
BAB II.........................................................................................................................................................7
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................7
2.1 Pengertian Tradisi
……………………………………………...................................................................................
2.2 Sejarah Masyarakat kampung Arab
…………………………………………………………………………………………………
2.3 Tradisi-tradisi Suku Arab
………………………………………………………………………………………………………………
….
BAB III.....................................................................................................................................................11
PENUTUP.................................................................................................................................................11
3.1. Kesimpulan dan saran.....................................................................................................................11
Daftar pusaka
BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang

Bangsa Arab (bahasa Arab: ‫;عرب‬ 'Arab) adalah salah satu dari suku


bangsa Semitik yang mayoritas adalah penduduk di Dunia Arab, baik di Asia
Barat maupun Afrika Utara, serta sebagian minoritas penduduk di Iran, Turki serta komunitas
diaspora lainnya di berbagai negara salah satunya Indonesia,tepatnya di Ampenan, kota
mataram,provinsi NTB.
Sebagaimana masyarakat kota pesisir, masyarakat Kawasan Kota Tua Ampenan sangat
terbuka terhadapterbentuknya budaya baru yang dibawa oleh para pendatang. Masyarakat dari
beragam etnik: Cina, Arab, Bugis, dan Melayu, berbaur dengan masyarakat lokal, yaitu etnis
Sasak. Mereka tinggal di perkampungan-perkampungan di sekitar pelabuhan dan di sepanjang
Pantai Ampenan. Sebagai kota pelabuhan lama di ujung Barat Kota Mataram, Kota Tua
Ampenan memiliki kekhasan dengan beragam wujud percampuran budaya masyarakat pesisir
sebagai pendatang. Keberagaman etnik tersebut memberikan warna terhadap ekspresi arsitektur
di perkampungan di kawasan Kota Tua Ampenan. Tulisan ini memaparkan berbagai ragam
eskpresi kampung di kota tersebut sebagai wujud dari keberagaman etnik yang memiliki prinsip
interaksi dinamis dan heterogenitas dengan adanya kemiripan kultural dengan masyarakat
setempat.Kampung Arab sebagai etnik mayoritas di Kota Tua Ampenan yang bercampur dengan
budaya kolonial Hindia sebagai penguasa pada masa lalu. Pada akhirnya, apa yang terekspresi
pada kampung Kota Tua Ampenan menunjukkan bahwa budaya masyarakat kota pesisir
merupakan perpaduan antara multi etnik dengan budaya penguasa yang membentuk arsitektur
perkampungan.
Perkembangan Kampung Arab Ampenan juga dipengaruhi oleh penguasa kolonial
Hindia Belanda. Ekspresi Kampung Arab Ampenan sesuai dengan ciri-ciri Kampung Arab
pada umumnya yang dikemukakan oleh Ariestadi (1995). Hunian di kawasan Kampung
Arab ini umumnya bangunan lama berlanggam kolonial. Hunian terdiri atas serambi depan,
ruang tamu, ruang tengah atau ruang keluarga, ruang–ruang tidur dan serambi belakang.
Sebagaimana Kampung Cina Ampenan, hunian Kampung Arab yang berada di sepanjang
koridor Jalan Pabean mengikuti style art deco.
Pola lingkungan kawasan Kampung Arab umumnya dibedakan atas: lingkungan hunian
yang terletak di tengah kawasan dengan akses khusus dan lingkungan rumah tinggal di tepi
jalan (Risbiyanto, dkk., 2008). Kondisi lingkungan hunian di Kampung Arab Ampenan
membentuk pola jalan lingkungan yang berakhir pada akses ke lingkungan hunian di
tengah kawasan atau membentuk pola cul-de-sac. Selain sebagai ruang hunian, di tengah
kawasan hunian tersebut juga terdapat ruang-ruang produksi kain sarung dan kopiah
sebagai industri rumah tangga.

b. Rumusan Masalah
Berdasarkan batas masalah di atas, rumusan masalah yang akan di bahas sebagai
berikut:
1. Bagaimanalah nilai moral yang berhubungan dengan tuhan di dalam kehidupan
sehari-hari suku Arab?
2. Bagaimana nilai moral yang berhubungan dengan diri sendiri yang meliputih
tanggung jawab dan pendidikan?
3. Bagaimana nilai moral yang berhungan dengan sosial yang meliputi adil sesama
manusia,kerukuna kemusyawarahan,perkawinan,serta bergotongroyong.

c. Tujuan

Sesuai dengan rumusan masalah di atas adapun tujuan yang ingin capai sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui atau mempelajari nilai moral yang ada didalam tradisi
kebudayaan.
2. Untuk mengetahui nilai moral yang berhubungan di dalam diri sendiri yang
meliputi tanggung jawab dan pendidikan.
3. Untuk mengetahui nilai moral yang berhungan dengan sosial yang meliputi adil
sesama manusia,kerukunan kemusyawarahan,perkawinan serta bergotongroyomg.
BAB ll
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Tradisi


 Tradisi atau kebiasaan (Latin: traditio, "diteruskan") adalah sesuatu yang telah
dilakukan sejak lama dan menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompokmasyarakat
biasanya dari suatu negara, kebudayaan, waktu, atau agama yang sama.Hal yang paling
mendasar dari tradisi adalah adanya informasi yang diteruskan darigenerasi ke generasi
baik tertulis maupun lisan, karena tanpa adanya ini suatu tradisi dapat punah

2.2 Sejarah Masyarakat Arab


Akulturasi kebudayaan masyarakat Arab yang beragama Islam dengan masyarakat
sasak yang memiliki tradisi atau kebudayaan lokal yang digolongkan accomodated
acculturation yaitu akuturasi yang mampu saling menyesuaikan diri antara satu budaya
dengan budaya yang lain dengan sangat minim konflik, sebab yang terjadi adalah adaptasi
yang merupakan proses tempat manusia untuk saling menyesuaikan diri dengan keadaan
lingkungannya, istilah ini juga dapat dikatakan hubungan antara kedua kebudayaan dari
masing-masing suatu daerah. Ketika ajaran Islam atau kebudayaan Islam masuk di wilayah
Nusantara khususnya di tanah gumi Sasak terdapat berbgai budaya telah muncul misalnya
proses pembentukan budaya telah berlangsung dengan sangat panjang, wujud dari budaya
tersebut menyebabkan kebudayaan Islam sebagai pendatang dari luar harus sejalan dan
selarah dengan kebudayaan sasak yang sudah ada sebelumnya, sehingga terjadi proses
saling menerima dan mengambil, maka terbentuklah kebudayaan Islam tradisional yang
menyesuaikan dengan kebudayaan awal masyarakat sasak.

2.3 Tradisi-Tradisi Suku Arab


1. Tradisi Iwadh
Tradisi yang sudah ada sejak 90 tahun silam itu digelar pada hari kedua di bulan
syawal atau hari kedua Idul Fitri dan masih terus dipertahankan hingga kini serta terus
dijaga kelestariannya.Iwadh merupakan tradisi yang sudah ada sejak jaman dahulu, masuk
rumah keluar rumah saling mendoakan yang menjadi kebiasaan umat Islam khususnya di
kampung Arab,"Mulai pukul 07.00 Wita sampai pukul 16.00 wita tradisi ini dimulai
dengan mengelilingi kampung diiringi musik rebana hadroh mengunjungi rumah yang ada
di Kampung Arab saling bersilaturahmi bersama tetangga saling maaf memaafkan serta
iringan doa.Kata Iwadh berasal dari Bahasa Arab, yaitu ada-yaudu-audan yang berarti
kembali Maksudnya adalah kembali suci. selain bermaksud memfitrahkan diri dengan cara
saling bermaafan, Iwwadh juga menjadi media kembali bagi jamaah yang selama ini tidak
pernah bertemu.Iwadh tak digelar serampangan. Tradisi ini hanya dilakukan warga
keturunan Arab setiap hari kedua Lebaran. Inti tradisi ini adalah menebalkan tali
silaturahim antarsesama keturunan Arab.Iwadh dirayakan dengan tradisi mengunjungi
warga muslim keturunan Arab sambil membaca puji-pujian kepada Nabi Muhammad SAW
serta memanjatkan doa bagi pemilik rumah.Tradisi bersalam-salaman dan bermaafan yang
sudah dilakukan turun temurun ini selalu meriah

https://images.app.goo.gl/TEt9paxTGYiz7Xui8
2.Tradisi lemlempio
kampung arab ampenan merupakan wilayah perkampungan yang dihuni oleh
masyarakat arab  mempunyai tradisi dan adat yang mempunyai nilai nilai islami, yang mana
seperti lemlempio.
ilemlempio merupakankegiatan untuk mengisi dan menghidupkan malam lailatul qadr yaitu mal
am malamganjil terakhir bulan Ramadhan biasanya tanggal 27 ramadhan, (lailatul qadr) denganc
ara pawai mengelilingi kampung arab sambil membaca maulid, dan juga qasidah yangdilaksanak
an setelah sholat magrib (buka puasa). Dan juga penamaan kata lemle piotersebut karena dahulu 
disaat pawai berlangsung, masyarakat biasa membawa lampionterbuat dari kertas maupun yang 
menggunakan baterai yang mana disebut lemlem piooleh masyarakat kampung arab,lemlem pio 
biasa diikuti oleh anak anak kecil dan orang tua mereka sebagai tanda sukacita bahwasanya leml
em pio itu sebagai tanda bahwa tidak lama lagi bulan Ramadhanakan berakhir atau kata lain leba
ran semakin dekat.Dan juga beliau mengatakan bahwa sekitar tahun 1980 lemlem pio itu diikuti 
olehsegala macam golongan masyarakat di kampung arab, baik itu anak kecil, remaja,orang tua d
an juga pemuka pemuka agama yang di kampung arab dan juga terkadangdiikuti oleh masyrakat 
dari luar kampung arab. Akan tetapi lambat laun karena banyaknya masyrakat yang antusias men
gikuti lemlempio yang menyebabkan berbauratau bercampurnya antara laki laki dan perempuan 
maka para pemuka saat itumenglarang kegiatan lemlem pio tersebut karena hal itu dan juga di da
pati bahwa beberapa pemuda yang mengikuti kegiatan pawai lemlem pio itu ada yang mabuk ma
kauntuk menghindari terjadinya hal hal yang tidak diinginkan maka kegiatan itu dilarangmaka sa
mpai sekarang lemlempio itu hanya diikuti oleh anak anak ,remaja kampungarab dan juga orang 
tua mereka
3.Tradisi Malam Henna
Tradisi Malam Henna atau Ghumra sebagai salah satu kebudayaan yang mendarah
daging dalam pernikahan Arab.Henna merupakan nama dari bahasa latin untuk tanaman
Lawsonia yang kemudian diucapkan oleh orang Arab sebagai Hinna. Henna ini dihaluskan,
dikeringkan, kemudian diracik sehingga menjadi sebuah pasta yang dapat digunakan
sebagai cat untuk menggambar di tangan dan kaki juga tubuh. Malam henna merupakan
rangkaian pernikahan Arab Saudi yang dilakukan setelah proses Milka. Adapun konsep
atau proses pernikahan Arab Saudi adalah ta rsquo;aruf, khitbah, milka, malam henna atau
ghumra, dan puncak perayaan pernikahan. Dalam pelaksanaan malam henna atau ghumra
biasanya dilakukan di tempat wanita dan hanya dihadiri oleh para wanita saja. Tujuan
utama diadakannya malam henna atau ghumra adalah untuk mendoakan para mendiang dan
juga berdoa untuk kelancaran pernikahan hingga hari pernikahan. Gambar henna bukanlah
sembarang gambar, terdapat beberapa simbol yang terkandung dalam setiap gambar yang
digambar.
https://images.app.goo.gl/Ttq1zxQwZZ3RPzYA8

BAB lll
PENUTUP
3.1 Simpulan
Bangsa Arab masuk di tanah gumi sasak sekitar abad 1545 semenjak islam masuk
dan dilanjutkan oleh para ulama yang datang dari Hadrami Yaman Selatan sekita abad 18-
20an bahkan sampai sekarang telah membentuk sebuah kelompok sosial yang dapat
dipastikan telah terjadi interaksi dan proses saling mempengaruhi antara Masyarakat Arab
dengan keturunannya dan masyarakat gumi sasak. Hubungan interaksi sosiamasyarakat
pendatang dengan masyarakat setempat akan
menhasilkan suatu pola kebiasaan yang saling mempengaruhi yang pada akhirnya menciptakan
kebiasaan atau kebiasaan baru yang saling diadopsi antara kedua belah pihak. Dengan kata lain
telah terjadi proses asimilasi kebudayaan antar komunitas keturunan Arab dan masyarakat Sasak
di perkampungan Arab Kota Tua Ampenan Mataram. Keturuan komunitas Arab merupakan
kelompok minoritas, maka proses akulturasi akan dapat dilakukan misalnya dengan faktor in
group feeling yaitu adanya perasaan yang sangat kuat sekali bahwa setiap individu akan terikat
pada kelompok dan kebudayaan yang bersangkutan. Keterikatan itu juga dapat kita lihat pada
komunitas masyarak arab yang mendiami Perkampungan Arab Kota Tua Ampenan Mataram.
Masyarakat arab masih menjunjung tinggi nilai-nilai kebudayaan islam dengan tetap
mempertahankan musik gambus untuk memeriahkan acara perkawinan, sehingga masyarakat
arab belum dapat sepenuhnya berbaur dengan masyarakat setempat, akan tetapi masyarkat Arab
akan selalu menghadiri setiap ada undangan acara perkawinan masyarakat Sasak dengan
menggunakan kebudayaan tradisionalnya.

DAFTAR PUSTAKA
http://www.kebumenekspres.com/2018/05/belajar-keberagaman-
dari-kampung.html?m=1
https://indonesia.worldplaces.me/view-place/41462600-
kampung-arab-ampenan-mataram.html
http://library.fis.uny.ac.id/opac/index.php?p=show_detail&id=2991

Anda mungkin juga menyukai