Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

SEJARAH, ADAT KEBUDAYAAN DAN MAKANAN KHAS


DESA PERANTE ASEMBAGUS SITUBONDO

DOSEN PENGAMPU:
DODIK EKO YULIANTO, S,Pd M,Pd

ANGGOTA:
KRISHNA YUDHA PRATAMA (202010024)
RISKY AMINURRAHAN (202010015)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ABDURACHMAN SALEH SITUBONDO
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap kalimat syukur Alhamdulillah kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah
SWT yang telah melimpahkan karunia-Nya kepada kami,sehingga bisa menyelesaikan
laporan observasi yang berjudul “Makalah Sejarah, Adat Kebudayaan dan Khas makanan
Desa perante”.

Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW, keluarga dan para sahabatnya yang telah membawa petunjuk kebenaran
kepada seluruh umat manusia dan kita harapkan syafaatnya di hari akhir kelak.

Dengan segala upaya dan keterbatasan keilmuan yang kami miliki,kami menyadari
dalam penyususnan makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu,
kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
memberikan bimbingan, pengarahan, dan bantuannya kepada kami.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan serta tidak lepas
dari kesalahan dan kekhilafan,baik dari segi penulisan atau dari segi materi. Oleh karena itu
kami mengharapkan kritik dan saran terhadap kekurangan demi kesempurnaan lebih lanjut.
Semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi penulis dan para pembaca.

Situbondo, 06 Desember 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................1
DAFTAR ISI...............................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................3
1.1. Latar Belakang......................................................................................4
1.2. Rumusan Masalah.................................................................................5
1.3. Tujuan...................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN............................................................................6
2.1. Sejarah desa Perante..............................................................................6
2.2. Adat Kebudayaan Desa Perante............................................................7
2.3. Khas Makanan Desa Perante.................................................................7
BAB III PENUTUP....................................................................................8
3.1. Kesimpulan............................................................................................8
3.2. Saran......................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................
BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kabupaten Situbondo merupakan salah satu kabupaten yang terdapat di Jawa Timur,
dengan mayoritas penduduk pemeluk agama islam yang merupakan perpaduan antara
suku jawa dan suku madura. Situbondo juga terkenal sebagai kota bumi sholawat/kota
santri hal ini lantaran di Kabupaten Situbondo terdapat banyak pondok pesantren. Salah
satu kecamatan yang berada di Kabupaten Siubondo adalah Kecamatan Asembagus yang
terkenal sebagai julukan The Secon City. Kecamatan Asembagus dikenal sebagai
Kecamatan yang memiliki banyak buah asam yang terdapat di samping kanan dan kiri
jalan. Sehingga menyebabkan lambang/ simbol dari Kecamatan Asembagus adalah buah
asam yang bisa dilihat di tengah-tengah taman kota Asembagus. hal ini menjadi ciri khas
tersendiri bagi Kecamatan Asembagus yang tidak dimiliki oleh Kecamatan lain.
Kecamatan Asembagus memiliki 10 desa sebagai berikut, Desa Asembagus, Desa
Mojosari, Desa Kertosari, Desa Wringin Anom, Desa Trigonco, Desa Perante, Desa
Awarawar, Desa Kedunglo, Desa Gudang, Desa Bantal. Desa Perante merupakan salah
satu desa yang terdapat di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur yang memiliki infrastruktur
yang cukup memadai karena lokasi yang terletak dekat dengan jalan raya, selain itu
pembangun di desa ini juga terus dilakukan oleh pemerintah desa guna kemajuan Desa
Perante. Masyarakat Desa Perante memiliki sikap yang terbuka terhadap perubahan yang
berasal dari budaya luar, namun hal tersebut tidak membuat masyarakat untuk melupakan
atau meninggalkan tradisi yang sudah ada sejak dulu meskipun zaman sudah mordenisasi
seperti saat ini. Masyarakat Desa Perante tergolong dalam masyarakat tradisional yang
masih memeluk kepercayaan nenek moyang terdahulu. Desa Perante merupakan salah
satu Desa yang terletak di Kecamatan Asembagus, Kabupaten Situbondo. Desa Perante
memiliki luas wilayah sebesar 466,429 Ha yang terbagi menjadi 3 dusun, yaitu dusun
Utara, dusun Tengan, dan dusun Selatan. Desa Perante juga berbatasan dengan desa yang
lain sebagai berikut: a. Sebelah Utara: Desa Trigonco b. Sebelah Selatan: Desa Kedunglo
c. Sebelah Barat: Desa Trigonco dan Desa Kertosari d. Sebelah Timur: Desa Awar-awar
dan Desa Kedunglo Desa Perante berada di tengah-tengah antara desa-desa tersebut.
selain itu Desa Perante termasuk kedalam dataran rendah, hal ini dibuktikan dengan
adanya persawahan di area Desa Perante yang memiliki luas 281,244,2 Ha. Sehingga
dapat diketahui bahwa mata pencaharian mayoritas penduduk di Desa Perante adalah
berprofesi sebagai petani dan pedagang. Selain itu juga memiliki luas tanah sebesar
328.013 Ha.Jarak Desa Perante dengan pusat Kota Situbondo sekitar 27 Km dan dapat
ditempuh dengan jarak 30-45 menit dari pusat Kota. Jarak dari desa ke Kecamatan sekitar
3 Km Sedangkan jarak dari desa ke ibu kota provinsi sekitar 223 Km. Memiliki letak
geografis yang strategis membuat masyarakat yang berada di Desa Perante tidak
kesusahan dalam berdagang.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Sejarah Desa Perante?
1.2.2 Adat Kebudayaan Desa Perante?
1.2.3 Makanan Khas Desa Perante?

1.2. Tujuan
a. Mengetahui sejarah desa perante objek desa yang ada di situbondo
b. Mengetahui adat kebudayaan yang ada di desa perante
c. Dapat mengetahui makanan khas yang ada di desa perante
BAB II PEMBAHASAN

2.1. Sejarah Desa Perante


Pada akhir abad ke 19 ada enam orang yang bersal dari pulau madura ke daerah
asembagus untuk mencari pemukiman baru. Saat itu asembagus masih berupa
pemukiman yang dikelilingi hutan belukar. Keenam orang tersebut ialah:
Agung Antani
Agung Socco (putra dari agung antani)
Agung Siman
Agug Sera Labung
Agung Wiro
Romo Enda (putra agung wiro)
Mereka berenam membabat hutan disebelah selatan pemukiman asembagus, untuk
mendapat area tanah pertanian dan perumahan baru. Bertindak sebagai pimpinan adalah
Agung Antani, sedangkan yang mengurus pengairan adalah Agung Wiro dengan putranya
Romo Enda. Kemudian perkembangan berikutnya tempat baru tersebut berkembang
menjadi daerah petanian yang subur. Dan akhirnya pada penjajahan koloni belanda
tempat pemukiman tersebut dijadikan tempat pembuangan orang-orang tawanan dari
koloni belanda. Orang tawanan tersebut adalah orang-orang “kerja paksa”, yang ketika itu
tawanan itu dirantai kakinya, maka sebab itulah pemukiman tersebut disebut pemukiman
desa “PERANTIAN”. Karena salah ucap maka disebut “PERANTE”. Dan lokasi tempat
perantaian yang dulu, sekarang ditempati oleh pondok Sirojul Huda. Pada perkembangan
berikutnya PERANTE tersebut berkembang menjadi desa dengan kepala desa yang
pertama adalah Sukiman.

2.2. Adat Kebudayaan Desa Perante


Desa Perante memiliki beberapa kebudayaan diantaranya adalah kebudayaan Keket.
Kebudayaan Keket ini merupakan kebudayan bertarung yang diiringi oleh iringan
musik tradisional, biasanya kebudayaan ini dilaksanakan apabila ada acara peringatan
Desa. Dan juga kebudayaan permainan col ocolan. Col-Ocolan merupakan nama
suatu permainan sekaligus nama mainan tradisional yang berasal dari Desa Perante,
Kecamatan Asembagus, Kabupaten Situbondo-Jawa Timur. Nama Col-Ocolan
merupakan Bahasa Madura yang diambil dari kata “Ocol” berarti “Lepas”. Kata
Ocoldipilih karena sesuai dengan cara bermain Col-Ocolan yang dilepaskan di
sungai. Permainan ini populer sekitar tahun 2002, awal mula permainan Col-
Ocolan ini terlahir dari kebiasaan bermain anak-anak setempat yang suka
menghanyutkan benda-benda ke sungai seperti ranting, puntung rokok, kayu,
dan benda-benda lainnya yang mereka temukan di sekitar sungai untuk diadu
sebagaimana sistem balapan. Dari kebiasaan itulah beberapa anak kreatif mulai
membuat bentuk mainan yang hendak mereka mainkan di sungai. Seiring mainan
ini dimainkan, informasi mengenai mainan ini cepat tersebar dari mulut
kemulut di kalangan anak-anak. Melihat hal tersebut banyak anak-anak yang
meminta kepada orang tuanya agar membuatkan mainan tersebut. Hal
ini kemudian terus berkembang hingga permainan dan mainan ini sangat digemari
dan diberi nama Col-Ocolan oleh masyarakat setempat. Pendapat lain mengatakan
bahwa Col-Ocolan bermula dari para pekerja sawah (orang dewasa) yang
sedang istirahat di sekitar sungai. Mereka melamparkan berbagai benda ke dalam
sungai, seperti daun kering, buku tebu, puntung rokok dan benda-benda lain
yang ada disekitar mereka. Dari kejadian tersebut, para pekerja yang memiliki
sifat tidak baik memanfaatkan permainan ini untuk kepentingan yang tidak pantas
seperti taruhan dan berjudi. Kedua pendapat tentang Col-Ocolan tersebut berkembang
di masyarakat. Akan tetapi menurut pengetahuan peneliti yang dulunya merupakan
salah satu pemain Col-Ocolan Desa Perante, Asembagus, Situbondo permainan Col-
Ocolan ini terlahir dari anak-anak yang sering bermain di sungai. Anak-anak
Desa Perante memang suka melempar benda-benda ke sungai untuk diadu yang
mana paling dulu mencapai finis. Karena permainan ini semakain berkembang dan
semakin sering dimainkanoleh anak-anak, alat permainan ini (mainan) mulai dibuat
secara serius. Dan juga tradisi di desa perante ini yaitu semacam lomba dimana
perlombaan ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan semangat warga yang ada
di desa perante. Nama perlombaan diadakan setiap HUT KEMERDAKAAN
INDONESIA atau 17 Agustus 1945 ini adalah lomba patrol, lomba yang dimana setiap
tingkat RT dan RW akan diadu kreatifitas alat musik yang tebuat dari bambu ini. Desa
perante sekarang disebut dengan desa “patrol peranteian” karena slah satu keunikan
desa ini ada di lomba patrol tersebut. Lomba ini di perkenalkan sejak tahun 2015 dan
sampai sekarang masih aktif setiap satu tahun satu kali.

2.3. Khas Makanan Desa Perante


Makanan khas Desa Perante yaitu Nasi Sodu dan nasi Bukbuk. Nama nasi Sodu
tersebut berasal dari kata Sodu yang berarti sendok pincuk dari daun pisang. Biasanya
nasi sodu ini dibungkus oleh daun pisang dan dilengkapi dengan sendok pincuk.
Aroma khas kuah santan dan kuah labu, dipadu dengan ikan tongkol sangat khas pada
nasi Sodu ini.
BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang kita dapat amati yaitu sejarah desa perante dimulai atau didirikan
sejak abad 19 ada enam orang yang mendirikan desa ini dan adat kebudayaan yang
kita kaji ada tiga dari diantara tersebut adat di permaianan col ocolan yang banyak
digemari oleh anak-anak pada zamannya dan tak lupa dengan tradisi patrol yang kita
tahu bahwa desa ini desa yang lumayan unik untuk diamati sebagai pembelajaran ips.

3.2. Saran
Kita harus meningkatkan semangat dan menghargai setiap perilaku manusia sehingga
tercipta lingkungan yang harmonis dan dapat meningkatkan adat kebudayaan dan
mencintai adat budaya itu sendiri.
DATAR PUSTAKA

Heru susanto, “adat kebudayaan”, 20 November 2022


Bapak kepala desa “sejarah desa perante” 20 November 2022
Warga desa Perante “adat kebudayaan” 20 November 2022
Agus Sodu “khas makanan desa perante”, 24 November 2022

Anda mungkin juga menyukai