Anda di halaman 1dari 10

EKSISTENSI PERMAINAN TRADISIONAL

”SELODOR DAN BOI”


DI DESA MAS-MAS KEC. BATUKLIANG UTARA
KABUPATEN LOMBOK TENGAH

Disusun Oleh:
KELOMOK IV
1.RAMA SAYUDHIA / SMAN 1 GERUNG
2.NURUL HASANAH / SMAN 1 JONGGAT
3.RIZKIA MAULIDA / SMAN 1 SIKUR
4.NETA NATANIA / SMKN 1 PEMENANG
5.NILUH MARTA SARI / SMKN 1 PEMENANG
6.GITA AGUSTYA WERDHI S. / SMAN 6 MATARAM
7.DESAK MADE DITA C. / SMAN 1 TANJUNG
8.PUSPITA TARA DEWI / SMAN 1 TANJUNG
9.DEDE ALFIYANSYAH / SMKN 1 SELONG
10.LALU HENGKY ALFA REDHO / SMKN 1 PRAYA
11.I KOMANG ADI WISNU DINATA / SMKN 1 GERUNG
12.M.ANDRE HASAN / SMKN 5 MATARAM
13.BAIQ MUTIARA WULAN.S / SMAN 1 JONGGAT

BALAI PELESTARIAN NILAI BUDAYA BALI


DIREKTORAT JENDERAL KEBUDAYAAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa. Atas izinnya
kami dapat menyelesikan karya ilmiah yang berjudul “Eksistensi permainan
tradisional Selodor dan Boi di Desa Mas-Mas Kec. Batukliang Utara Kabupaten
Lombok Tengah.
Dalam penyusunan karya tulis ini kami memperoleh bantuan maupun
dukungan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini kami sampaikam terimakasih
kepada:
1. Kasi Kebudayaan Dinas Dikbud Provinsi NTB atas bimbingan, arahan maupun
informasi tentang langkah-langkah menulis.
2. Para informan Desa Mas-Mas Kec.Batukliang Utara atas informasi-informasi
mengenai permainan tradisional Selodor dan Boi.
3. Para guru pendamping atas bantuan pemikirannya, arahan dan petunjuk dari
awal kegiatan sampai pada akhir kegiatan ini.
Kami menyadari bahwa karya tulis ini masih belum sempurna masih ada
kekurangan. Oleh karena itu saran dan kritik senantiasa diharapkan demi
perbaikan karya kami. Kami juga berharap semoga karya tulis ini mampu
memberikan pengetahuan tentang permainan tradisional
Penulis
Kelompok IV
DAFTAR ISI
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Tujuan Penulisan..........................................................................................2
C. Ruang Lingkup............................................................................................2
D. Metode Pengumpulan Data.........................................................................3
Bab II Deskripsi Karya Budaya (Hasil Observasi dan Wawancara)
A. Gambaran Umum (Berkaitan dengan karya budaya
dan suku bangsa pemilik).............................................................................4
B. Sejarah asal usul, persebaran, pemanfaatan awal........................................5
C. Unsur Karya Budaya dan teknik-teknik pembuatan (bahan mentah)..........6
D. Makna dan Fungsi Karya Budaya...............................................................7
E. Perubahan dan Pemanfaatan karya budaya.................................................8
Bab III Penutup
A. Kesimpulan..................................................................................................9
B. Saran...........................................................................................................10
DAFTAR PUUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pada zaman serba modern dan tekhnologi ini, permainan tradisional semakin
ditinggalkan oleh masyarakat. Banyak masyarakat yang cenderung lebih memilih
memainkan gadget mereka dari pada memainkan permainan tradisional yang
memiliki banyak makna dan dapat mengembangkan keterampilan masyarakat,
serta baik bagi kesehatan dan mental. Banyak pihak yang cenderung berargumen
bahwa permainan tradisional sudah ketinggalan zaman. Padahal banyak manfaat
yang terdapat dalam permainan tradisional, yaitu bermanfaat bagi kesehatan dan
kebugaran. Selain bermanfaat bagi kesehatan dan kebugaran, terdapat juga nilai-
nilai positif yang terkandung dalam permainan tradisional, misalnya kejujuran,
kerjasama, sportifitas, tolong menolong, tanggung jawab, disiplin dan masih
banyak lagi.

Sebagian besar permainan tradisional dan olahraga merupakan ekspresi budaya


asli dan cara hidup yang memberikan kontribusi terhadap identitas umum
kemanusiaan telang menghilang dan yang masih bertahan juga terancam hilang
atau punah karena pengaruh globalisasi dan harmonisasi keragaman warisan
olahraga dunia (Jogen Boro dkk, 2015: 88). Sekarang ini permainan tradisional
sudah mulai ditinggalkan oleh masyarakat,bahkan tidak sedikit masyarakat yang
tidak tahu apa itu permainan tradisional. William Tedi (2015: 8) menyatakan
bahwa hilangnya permainan tradisional disebabkan oleh beberapa faktor yaitu: (a)
sarana dan tempat bermain tidak ada, (b) adanya penyempitan waktu, terlebih lagi
semakin kompleknya tuntutan zaman yang semakin membebani, (c) permainan
tradisional terdesak oleh permainan modern dari luar negeri dimana tidak
memakan tempat, tak terkendala waktu baik itu siang hari, pagi, sore ataupun
malam bisa dilakukan serta tidak perlu menunggun orang lain untuk bermain, (d)
terputusnya pewarisan budaya yang dilakukan oleh generasi sebelumnya dimana
mereka tidak sempat mencatat, mendata dan mensosialisasikan sebagai produk
budaya masyarakat kepada generasi dibawahnya.

Negara Indonesia kaya akan adat, budaya dan tradisi, bahkan memiliki berbagai
macam permainan tradisional. Di beberapa daerah, bahkan ada jenis permainan
yang sama, meskipun namanya berbeda. Permainan tradisional adalah warisan
budaya yang harus dilestarikan, terlebih lagi permainan tradisional mengandung
nilai-nilai positif bagi kehidupan. Banyak sekali berbagai macam permainan
tradisional yang dimainkan diberbagai daerah Indonesia, salah satunya permainan
Selodor dan Boi yang berkembang di provinsi nusa tenggara barat, khusus nya di
desa mas mas, kecamatan batukliang utara, kabupaten lombok tengah.

Selodor pada umumnya adalah sebuah permainan grup yang terdiri dari dua grup.
Di masing masing grup beranggotakan 3 – 5 orang, yang bertujuan untuk melatih
kerjasama antar tim yang bermain. (majelisadatsasak.org). Boi meruapakan
permainan tradisional yang dimainkan dengan cara melemparkan bola kecil pada
tumpukan pecahan genteng yang diibaratkan sebagai pertahanan tim, dengan
beranggotakan 2 tim yang saling mempertahankan pertahanan tim mereka
(https://kabarwonosobo-pikiran-rakyat-com.)

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami permainan tradisional yang ada di
Desa Mas Mas, Kec. Batukliang Utara, Kab. Lombok Tengah.
2. Untuk melestarikan permainan tradisional yang ada di Lombok.
3. Untuk menyukseskan program Dikbud NTB.
4. Mengkaji nilai-nilai yang terdapat pada permainan tradisional.
5. Mengetahui peran permainan tradisional.

C. Ruang Lingkup
1. Kelompok IV (permainan tradisional), peserta kegiatan Kenali Budayamu
Cintai Negerimu mengunjungi Desa Mas Mas, Kec. Batukliang Utara,
Kab. Lombok Tengah.
2. Kelompok IV mengenali, mengobservasi, dan mencari informasi
permainan tradisional di Desa Mas Mas melalui narasumber.
3. Kelompok IV membuat laporan/karya tulis mengenai kegiatan yang
dilakukan dan akan dipresentasikan.

D. Metode Pengumpulan Data

1. Observasi
Observasi merupakan metode pengumpulan data yang kompleks dikarenakan
melibatkan beberapa faktor dalam pelaksanaannya. Metode pengumpulan data
observasi ini dapat digunakan untuk merekam berbagai fenomena yang terjadi.
Teknik ini cocok dilakukan untuk penelitian yang bertujuan mempelajari perilaku
manusia, proses kerja dan gejala-gejala alam. Metode pengumpulan data observasi
ini terbagi menjadi dua, yaitu participant observation dan non participant
observation.
Participant observation yaitu suatu proses pengamatan bagian dalam dilakukan
oleh observer dengan ikut mengambil bagian dalam kehidupan orang-orang yang
akan diobservasi. Non participant observation yaitu apabila observasi tidak ikut
dalam kehidupan orang yang diobservasi dan secara terpisah berkedudukan selaku
pengamat.
Pada penelitian ini, kami ikut mengambil bagian dalam kehidupan orang-orang
yang diobservasi. Kami ikut bermain permainan tradisional Desa Masmas.

2. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan
melalui tatap muka dengan cara tanya jawab antara peneliti dengan narasumber.
Seiring perkembangan teknologi, wawancara kini dapat dilakukan melalui
telepon, email atau video. Wawancara sendiri terbagi menjadi dua yaitu
wawancara terstruktur dan tidak terstruktur. Wawancara struktur merupakan
wawancara yang mana pertanyaan-pertanyaannya telah dipersiapkan oleh peneliti.
Sedangkan wawancara tidak terstruktur merupakan wawancara bebas dimana
peneliti tidak menggunakan pedoman berisi pertanyaan-pertanyaan yang spesifik.
Pada penelitian ini, kami menggunakan wawancara tidak terstruktur, dimana kami
mewawancarai narasumber setelah melakukan observasi dan tidak menggunakan
pedoman pertanyaan.
BAB II
DESKRIPSI KARYA BUDAYA

A.Gambaran Umum
Selodor-Selodor pada umumnya merupakan permainan grup yang terdiri dari
dua grup, di masing-masing tim terdiri dari 3 sampai 5 orang atau lebih.Dengan
sanksi dan peraturan sesuai dengan yang telah ditentukan diawal permainan.
Boi-boian-Permainan boi boian adalah permainan tradisional suku sasak yang
dimainkan oleh anak anak di Desa Mas Mas dengan cara melemparkan bola kecil
pada tumpukan pecahan genteng yang pipih.Permainan ini juga merupakan
permainan sederhana namun sarat makna untuk mengajarkan anak anak arti
Kerjasama dengan kelompoknya.Boi boian dimainkan oleh dua kelompok kecil
yaitu kelompok yang bermain dan kelompok yang berjaga.
B.Sejarah Asal-Usul, Persebaran, Pemanfaatan Awal Permainan Selodor dan Boi
Boian
Selodor-Kata selodor berasal dari bahaasa sasak yaitu nyelodop yang berarti
menerobos dalam bahasa Indonesia. Permainan selodor merupakan salah satu
permainan tradisional suku sasak, permainan ini sebenarnya tidak hanya berasal
dari Lombok tetapi terdapat pada daerah lain dengan nama yang berbeda. Pada
umumnya permainan ini diperuntukkan untuk anak- anak dan kerap kali
dimainkan pada malam hari di saat terang bulan. Permainan ini biasanya bertujuan
untuk mengisi waktu senggang anak-anak pada malam hari di saat terang bulan.
Tetapi pada masa kini dimainkan tidak hanya malam hari tetapi dimainkan saat
sore hari oleh anak-anak.
Boi-boian-Sejarah permainan Boi-boian berasal dari permainan anak-anak Cina.
Anak-anak Cina biasa menyebutnya dengan permainan “Cinaboi”. Dahulu kala,
anak-anak Cina banyak yang bertransmigrasi ke pulau Lombok tepatnya di suku
sasak secara tidak langsung. sehingga permainan ini berkembang pesat. Pada
perkembangannya, anak-anak suku sasak menyebutnya dengan permainan “Boi-
boian”.

C.Teknik Permainan
Selodor-Pada awal permainan pemain akan melakukan “wong” atau “hompipa”
bertujuan untuk melihat siapa yang kalah. Pemain yang kalah di saat “hompimpa”
harus menjaga garis yag sudah dibuat. Sebelum permainan di mulai pemain
membuat garis, garis itu bertujuan untuk membatasi daerah yang harus dilintasi
oleh pemain. Setelah garis dibuat pemain yang kalah harus menjaga garis tersebut
dan pemain yang lain mencoba untuk melewati garis. Akan tetapi aturannya
adalah pemain tidak boleh terkena oleh penjaga garis tersebut jika terkena maka
dia yang kalah dan harus menjaga garis. Begitulah yang dilakukan para memain
secara terus menerus. Garis yang dibuat tidak hanya satu garis melainkan harus
sesuai dengan anggota masing-masing kelompok. Jika anggota satu kelompok 5
orang maka garis yang dibuat harus berjumlah lima garis. Disetiap garis-garis
itulah mereka menjaga. Sangsi dalam permainan ini juga berlaku, berdasarkan
dari kesepakatan para pemain sebelum permainan dimulai.
Adapun penjaga garis tengah yang boleh bergerak dari garis depan sampai
belakang dibagian tengah lapangan. Mengunci lawan dalam satu kotak adalah
salah satu kegunaan utamanya. Dia juga bisa secara tiba - tiba menyerang pemain
yang sedang bengong atau tidak fokus . Posisi selodor ini adalah posisi terpenting
ketiga setelah penjaga depan dan belakang. Pemain yang tidak berjaga akan
berusaha untuk masuk ke dalam lapangan dan lalu melewati semua level dan
keluar dari ujung satunya lagi dan kemudian berusaha kembali untuk bisa
melakukan sodor. Pemain yang tidak berjaga kalah bila ada salah satu anggotanya
tersentuh oleh yang berjaga atau bila salah satu pemainnya keluar dari lapangan
sebelah kiri atau kanan. Bila satu kaki saja yang keluar tidak mengapa ,tapi bila
keduanya berarti dia keluar ,saat pemain yang tidak berjaga kalah maka posisi
akan berganti, yang tidak berjaga menjadi jaga dan sebaliknya dan permainan
akan diulang kembali. Bila pemain yang tidak berjaga terkurung dan tidak bisa
lepas maka dia boleh menyerah dengan begitu timnya kalah.
Boi-boian-Boi-boian' dimainkan oleh dua kelompok kecil, yaitu kelompok yang
bermain dan kelompok yang berjaga. Masing-masing kelompok terdiri dari
minimal 5-7 orang, karena membutuhkan kerjasama antara pemain dalam satu
kelompok. Biasanya permainan Boi-boian dimainkan di sore hari.Permainan ini
adalah permainan merobohkan susunan pecahan genteng yang dirobohkan dengan
menggunakan bola. Kemudian kelompok yang berjaga harus menyusunnya
kembali. Namun mereka harus hati-hati, karena tim lain akan berusaha
menggagalkannya dengan melempar bola.
Uniknya dari permainan ini adalah peraturan dalam membawa bola. Kelompok
yang jaga berusaha melempar bola untuk mengenai kelompok bermain. Tetapi
bukan dengan membawa lari bola, lalu melemparkannya mengenai tubuh lawan,
melainkan bola harus dioperkan kepada anggota kelompoknya sambil berusaha
mengejar dan melemparkan bola. Apabila mereka berhasil menyusun pecahan
genting tersebut, mereka berteriak 'Boi-boi', yang artinya mereka memenangkan
permainan.Namun jika salah satu anggota kelompok terkena bola yang dilempar
oleh kelompok lawan, maka mereka akan menjadi kelompok jaga.
D.Makna Dan Fungsi Permainan
Selodor-Makna dari permainan main selodor ialah untuk menjaga wilayah suku
sasak agar tidak ada yang bisa memasuki wilayah suku sasak.Permainan
tradisional selodor berfungsi melatih keterampilan, ketangkasan, dan kelincahan
dengan memainkan permainan tradisional selodor anak banyak melakukan
gerakan-gerakan yang mengecoh lawan guna melewati lintasan dan kembali ke
titik awal sebagai tanda kemenangan.
Boi-boian-Makna dari permainan boi boian ialah menggambarkan suka sasak
yang selalu Bersama sama untuk menyelesaikan suatu masalah di rumpun
kehidupan mereka.Fungsi dari permainan boi boian antaranya melatih kerjasama
sejak dini namun tetap menyenangkan, menyehatkan, dan mengajarkan sikap
sportif.
E.Pemanfaatan Permainan
Selodor-Pada permainan ini bagaimana anak berusaha mengecoh lawan agar
temannya dapat melewati garis. Ini memiliki jiwa kebersamaan, belajar kompak
dan bekerjasama. Permainan ini juga mengajarkan kita untuk tidak putus asa dan
harus tetap berusaha. Jangan sampai lawan yang berhasil melewati garis langsung
membuatnya putus asa. Dan dapat diangkat sebagai perlombaan.
Boi-boian-Belajar untuk kompak dan bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan
yang ingin diraih serta melatih ke fokusan pada anak anak kita
BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan
Berdasarkan penulisan karya tulus ini, maka dapat disimpulkan bahwa
permainan Selodor dan Boi merupakan salah satu permainan yang sangat mudah
dan tidak perlu mengeluarkan biaya, selain itu terdapat beberapa manfaat dan nilai
nilai yang terkandung di dalamnya sangat bermanfaat bagi pertumbuhan anak
anak dan pengembangan budaya kepada masyarakat. Permainan tradisional
merupakan suatu media untuk menurunkan pesan pesan budaya kepada generasi
berikutnya oleh karena itu perlu dilestarikan keberadaan nya.

B.Saran
Kita sebagai penerus bangsa harus tetap mencintai berbagai macam
permainan tradisional walaupun kita hidup di jaman yang modern tetapi kita tidak
boleh meninggalkan permainan tradisional yang telah diwariskan oleh nenek
moyang kita, selain itu kita harus menumbuhkan kembali permainanan tradisional
yang sekarang telah hilang di kalangan anak-anak.

DAFTAR PUSTAKA
https://journal.unesa.ac.id/index.php/jossae/article/download/3392/2421
https://majelisadatsasak.org
https://id.scribd.com/document/338117056/Karya-Tulis-Ilmiah-Dolanan-
Tradisional
http://irsalinasanti.blogspot.com/2015/11/karya-tulis-ilmiah-melestarikan.html?
m=1

Anda mungkin juga menyukai