Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

OLAHRAGA REKREATIF

SEROK MANCUNG

OLEH :

KELOMPOK 4

1. NURFADILA 200301501251
2. FIRQANA SAMSYURI 200301501259
3. MUHAMMAD SIGIT 200301501267
4. KHAIRUL RAMADHAN 200301502017
5. MUHAMMAD SATRIA BUDI 200301502020
6. RAIHAN 200301501265
7. SYAHRUL MUBARAQ 200301502005
8. AGUS SALIM 200301501262

PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan anugerah
yang dilimpahkan, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar.
Sholawat dan salam tidak lupa penulis curahkan kepada nabi besar Rasulullah
Muhammad Saw yang telah membawa kita semua dari zaman kegelapan hingga zaman
yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti sekarang ini.

Makalah ini berjudul “Otomasi Perpustakaan” hasil makalah ini diharapkan dapat
membantu siswa aatau pembaca dalam menyampaikan hal-hal yang perlu diketahui
mengenai perpustakaan.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna karena
kemampuan ilmu serta pengalaman penulis yang dimiliki masih rendah, oleh karena itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk menyempurnakan
makalah ini.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak


terutama pembimbing atau pembina mata kuliah “Sarana dan Prasarana” yaitu Dosen
kami yang terhormat bapak …. dan pihak-pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini semoga apa yang telah diberikan mempunyai arti tersendiri
bagi penulis dan bermanfaat bagi kita semua.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................2

DAFTAR ISI...................................................................................................................................................3

BAB I............................................................................................................................................................4

PENDAHULUAN...........................................................................................................................................4

A. Latar Belakang.................................................................................................................................4

B. Rumusan masalah............................................................................................................................5

C. Tujuan..............................................................................................................................................5

D. Manfaat teoritis...............................................................................................................................6

E. Manfaat praktis...............................................................................................................................6

BAB II...........................................................................................................................................................7

PEMBAHASAN.............................................................................................................................................7

A. Pengertian Serok Maancung............................................................................................................7

BAB III..........................................................................................................................................................9

PENUTUP.....................................................................................................................................................9

A. Kesimpulan......................................................................................................................................9

B. Saran................................................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................10

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Permainan tradisional adalah permainan yang sudah ada sejak zaman dahulu,

yang berkembang di lingkungan masyarakat. Mungkin hampir semua anak-anakdi era

sebelum 1990an pernah bermain permainan ini. Petak umpet, salah satupermainan

tradisional yang telah berumur ratusan tahun, bahkan mungkin ribuan tahun,karena

belum pernah ada data akurat yang menerangkan kapan pertama kali mainantersebut

dimainkan. Kini, di era milenium tidak banyak anak-anak yang memainkannya,arena

yang tak memadai untuk bermain menjadi salah satu kendala selain

banyaknyapermainan bernuansa teknologi yang menjadi pilihan.

Petak umpet, egrang, galasin, bentengan, lompat tali, congklak, gunungan,

nenek ubi,koladi, bekel adalah beberapa macam permainan tradisional yang ada di

Indonesia.Permainan-permainan tradisional yang dahulu banyak dimainkan oleh

anak-anakdihalaman rumah. Permainan yang mulai dilibas oleh perkembangan

jaman, karenasemakin sempitnya ruang publik untuk anak-anak bermain.Peningkatan

laju pertumbuhan penduduk pun turut andil dalam menjadikan pemukimanyang

semakin padat di kota-kota besar, jalan-jalan sempit, tak ada lapangan

maupunpekarangan untuk bermain, membuat anak memilih permainan yang lebih

praktis,permainan-permainan yang cenderung menjadikan mereka manusia-manusia

individualyang tak mengenal cara bersosialisasi di dalam masyarakat.

Petak umpet

4
Petak umpet menurut Wikipedia Indonesia adalah sejenis permainan mencari

temanyang bersembunyi, bisa dimainkan oleh minimal 2 orang, namun jika semakin

banyakakan semakin seru.

Dimulai dengan hompimpah untuk menentukan siapa yang menjadi “kucing”

(berperansebagai pencari teman-temannya yang bersembunyi). Si kucing ini nantinya

akanmemejamkan mata atau berbalik sambil berhitung sampai 25, biasanya dia

menghadaptembok, pohon atau apasaja supaya dia tidak melihat teman-temannya

bergerak untukbersembunyi. Setelah hitungan sepuluh, mulailah ia beraksi mencari

teman-temannya

B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas yaitu, penelitian


dengan permasalahan- permasalahan yang terjadi dilingkungan sosial anak, sehingga
mempengaruhi jumlah minat anak untuk bermain alat permainan tradisional anak itu
sendiri, hasil dari kurangnya yang terjadi terhadap permainan tradisional ini lambat
laun akan berpengaruh terhadap jiwa sosial, toleran dan kerjasama anak agar
tercapainya nilai-nilai yang terdapat pada alat permainan tradisional itu sendiri.

C. Tujuan

Berdasarkan pada uraian di atas makalah ini bertujuan untuk melestarikan


permainan tradisional yaitu Serok Mancung.

D. Manfaat teoritis

Manfaat teoritis dari makalah ini yaitu dapat menjadi sebagai bahan untuk
meminimalisir permainan tradisional terutama Serok Mancung.

E. Manfaat praktis

5
Manfaat praktis dari makalah ini yaitu agar para pembaca dapat lebi memahami
tentang pelestarian permainan tradisional Serok Mancung.

6
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Serok Mancung

Permainan serok mancung merupakan permainan asli Kabupaten Semarang yang

memiliki ciri khas dari pelepah pohon kelapa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

bagaimana cara penggiat permainan tradisional Kabupaten Semarang dalam

merevitalisasi permainan serok mancung. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif,

data yang diperoleh melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data dalam

penelitian ini menggunakan miles hubermen, responden dalam penelitian ini yakni

pengurus KPOTI Kabupaten Semarang, penggiat permainan tradisional, dan sesepuh

permainan tradisional Kabupaten Semarang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

penggiat dan pengurus KPOTI memilih sosialisasi sebagai bentuk upaya pembenahan

permainan dan olahraga rakyat dengan dilakukan setiap minggu. Selain itu dalam usaha

mengembangkan permainan ini, menetapkan alat dan aturan dengan anak usai dini

sebagai sasarannya. Simpulan dan saran dalam penelitian ini yaitu sosialisasi yang

dilakukan penggiat permainan tradisional dalam hal revitalisasi dikatakan berhasil di

beberapa daerah seperti kecamatan Ungaran Timur, Ungaran Barat, dan Bergas. Namun

sejauh ini belum ada dukungan dan apresiasi dari pemerintah daerah setempat terkait hal

revitalisasi ini.

B. Sejarah Serok Mancung

Permainan tradisional merupakan budaya peninggalan nenek moyang yang

berkembang dan dimainkan dari generasi ke generasi dengan menggunakan bahasa

maupun ciri khas dari masing-masing daerah. Permainan tradisional memiliki banyak

7
sekali manfaat di dalamnya (Lindawati, 2019). Selain terdapat banyak manfaat,

permainan tradisional juga dapat melatih kondisi fisik secara tidak langsung dengan

memainkan permainan tradisional dapat melatih kondisi fisik bagi pemainnya, seperti,

kecepatan, kelincahan, kekuatan, daya tahan, dan lain-lain (Fadli, 2014). Permainan

tradisional yang telah berkembang sejak lama harus dilestarikan karena juga terdapat

nilai-nilai positif yang terkandung dalam permainan tradisional seperti kejujuran, kerja

sama, sportivitas, tolong menolong, tanggung jawab, disiplin dan banyak hal yang dapat

membangun karakter diri (Hakim, 2019). Namun dengan perkembangan zaman yang

semakin canggih seperti munculnya berbagai permainan modern, menyebabkan

permainan tradisional hampir punah dan tidak dikenal lagi. Banyak anakanak juga yang

tidak mengetahui berbagai permainan tradisional yang telah diwariskan secara turun

temurun dan telah menjadi budaya masyarakat Indonesia (Fadli, 2014). Hanya beberapa

permainan tradisional saja yang masih dimainkan (Festiawan, 2020).

Hampir di seluruh daerah di Indonesia memiliki warisan budaya berupa

permainan tradisional dengan ciri khas masing-masing. Sama seperti pada daerah

Kabupaten Semarang yang miliki warisan budaya permainan tradisional yang merupakan

ciri khas dari Kabupaten Semarang yaitu permainan serok mancung. Permainan serok

mancung merupakan permainan asli Kabupaten Semarang yang memiliki ciri khas pada

peralatannya dengan menggunakan mancung atau pelepah pohon kelapa dan enceng

gondok rawa pening. Permainan serok mancung dapat dimainkan oleh 2 tim saling

berhadapan dimana masing-masing tim terdapat 5 pemain inti dan 3 pemain cadangan.

Permainan serok mancung diciptakan oleh bapak Djoko Purwanto dan bapak Parjana

pada tahun 2003 di Desa Setinggen Wujil pada tahun 2003. Tantangan saat ini dari

8
permainan tradisional di Indonesia, khususnya permainan serok mancung yang ada di

Kabupaten Semarang secara eksternal adalah tergerusnya eksistensi permainan

tradisional oleh efek dari globalisasi budaya dan kemajuan teknologi. Sedangkan secara

internal, terbatasnya perkembangan dari permainan tradisional ini disebabkan oleh

minimnya media dan sumber referensi. Dari hal-hal tersebut membuat permainan serok

mancung belum begitu dikenal dimasyarakat daerah Kabupaten Semarang.

B. Alat Dan Bahan/Cara Membuatnya

1. serok dari mancung kelapa

2. bola dari serabut kelapa dianyam dengan tali atau senar

3. bidan sasaran yang terbuat dari sapir

4. keranjang sebagai tempat bola

D. Cara Bermain Serok Mancung

Permainan serok mancung dapat dimainkan oleh 2 tim saling berhadapan dimana

masing-masing tim terdapat 5 pemain inti dan 3 pemain cadangan dan dilakukan di area

terbuka atau lapangan yang datar. Pada permainan ini tidak ada posisi khusus untuk tiap

pemainnya. Waktu yang diperlukan untuk memainkan permainan serok mancung ini

adalah 2x15 menit dan waktu untuk istirahat 5 menit. Setiap tim diberikan kesempatan. 1

kali time out setiap babaknya.

9
Gambar 1. Lapangan Permainan Serok Mancung

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Permainan serok mancung merupakan permainan asli Kabupaten Semarang


yang memiliki ciri khas dari pelepah pohon kelapa. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui bagaimana cara penggiat permainan tradisional Kabupaten Semarang
dalam merevitalisasi permainan serok mancung. Namun sejauh ini belum ada
dukungan dan apresiasi dari pemerintah daerah setempat terkait hal revitalisasi ini.

B. Saran

Karena pengaruh teknologi informasi kini berperan hampir di setiap aspek


kehidupan baik dalam pemerintahan, pendidikan, kesehatan, perbankan, bahkan
dalam bidang militer sekalipun. Dengan semakin berkembangnya teknologi di
zaman sekarang ini anak-anak sudah tidak lagi mengenal permaina tradisinonal
kebanyakan dari anak- anak lebih meemilih bermain handphone nonton youtube,
tiktok dll, di bandingkan dengan bermain. Oleh karena itu saran saya agar kita
lebih dapat membatasi anak-anak untuk bermain handphone dan juga lebih aktif
dalam memperkenalkan permainan tradisional sebagai Langkah dalam pelestarian
budaya permainan tradisional di daerah masing-masing

DAFTAR PUSTAKA

Kumbara, P. B. T., & Pakereng, M. A. I. (2019). Perancangan Teknik Kriptografi Block Cipher
Berbasis Pola Permainan Tradisional Rangku Alu. Jurnal Teknik Informatika Dan Sistem
Informasi, 5(2), 189–200. https://doi.org/10.28932/jutisi.v5i2.1714

11
Student, M. T., Kumar, R. R., Omments, R. E. C., Prajapati, A., Blockchain, T.-A., Ml, A. I.,
Randive, P. S. N., Chaudhari, S., Barde, S., Devices, E., Mittal, S., Schmidt, M. W. M., Id,
S. N. A., PREISER, W. F. E., OSTROFF, E., Choudhary, R., Bit-cell, M., In, S. S.,
Fullfillment, P., … Fellowship, W. (2021). No 主観的健康感を中心とした在宅高齢者に
おける 健康関連指標に関する共分散構造分析 Title. Frontiers in Neuroscience, 14(1),
1–13.

Permainan Tradisional Rangku Alu, Permainan Anak-Anak yang Melatih Ketangkasan |


kumparan.com

12

Anda mungkin juga menyukai