MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Character Building Hajj and Umrah
dengan dosen pengampu Dr. H. Zaenal Mukarom, M.Si
Penyusun
I
DAFTAR ISI
II
BAB I
PENDAHULUAN
1
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003
TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
3
yang sangat berbeda jika dibandingkan dengan permainan anak tradisional.
Permainan anak tradisional kadang tidak membutuhkan peralatan saat dimainkan
kalaupun ada peralatan yang digunakan hanyalah peralatan yang sederhana yang
mudah didapatkan, dan biasanya ada di sekitar anak saat bermain, seperti batu,
ranting kayu, atau daun kering.
Menurut Euis (2016: 2), “permainan tradisional adalah suatu aktivitas
permainan yang tumbuh dan berkembang di daerah tertentu, yang sarat dengan
nilai-nilai budaya dan tata nilai kehidupan masyarakat dan diajarkan secara turun-
temurun dari satu generasi ke genarasi berikutnya”.2 Banyak sekali permainan
tradisional yang berkembang di setiap daerah di nusantara. Mulai dari permainan
ucing sumput dari Jawa Barat, gatok dari Aceh, benten dari Sumatera Selatan,
delikan dari Jawa, galagasing dari Kalimantan, ceklen dari Sulawesi, dan masih
banyak permainan tradisional lainnya dari berbagai daerah di nusantara.
Kegiatan bermain dilakukan untuk bersenang-senang tidak untuk sungguh-
sungguh atau merebutkan suatu juara. Banyak hal positif dan negatif yang
ditimbilkan dari permainan modern maupun permainan tradisional, akan tetapi
yang menjadi masalah jika anak mulai kecanduan dengan permainan game
modern karena akan ada banyak waktu yang terbuang oleh sang anak dalam
menamatkan permainan bahkan hingga larut malam. Hal ini akan berdampak pada
kurangnya kosentrasi anak dalam menerima pelajaran di sekolah keesokan harinya.
Hal ini lah yang mempengaruhi semakin memudarnya karakter cinta tanah air.
Permainan tradisional berperan penting dalam membentuk karakter anak
sehingga permainan tradisional perlu dilestarikan oleh masyarakat. Dari
banyaknya permainan tradisional yang ada, peneliti akan mengambil beberapa
permainan tradisional yang ada di Indonesia yang mudah di mainkan oleh
kalangan anak-anak. Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis
tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul: Pembentukan Karakter Pada
Anak Usia Dini Melalui Permainan Tradisional Di Desa Cipadung RT 08 / RW 03.
2
Kurniati, Euis. Permainan Tradisional dan Perannya Dalam Mengembangkan Keterampilan
Sosial Anak. 1 ed., Jakarta, Kencana, 2016.
4
1.2 Fokus Penelitian
Sesuai rumusan masalah yang sudah dikemukakan diatas, maka tujuan dari
penelitian ini adalah: Untuk mengetahui peran dan cara pengimplementasian
permainan tradisional dalam pembentukan karakter pada anak usia dini di Desa
Cipadung RT 08 / RW 03.
5
BAB II
METODOLOGI PENELITIAN
3
Arikunto, S. (2009). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
6
bermain. Dalam penelitian ini metode dokumentasi dilakukan dengan cara
pengumpulan data yang menghasilkan catatan penting yang berhubungan dengan
rumusan masalah, hingga dokumentasi berupa foto sebagai bukti konkrit
penyelenggaraan penelitian.
Teknik analisis data yang peneliti gunakan yaitu data reduction (mereduksi
data) yaitu tahap peneliti memilah data dari kancah penelitian sekaligus
mengidentifikasi tentang penelitian yang dilakukan. Dan verification (penarikan
kesimpulan) yaitu tahap akhir dari penelitian dan penambahan yang sudah
dilakukan oleh peneliti.
7
BAB III
3.1 Karakter yang ditimbulkan pada anak usia dini di Desa Cipadung RT 08
/ RW 03 melalui permainan tradisional
8
Yang terpenting permainan tradisional memiliki banyak manfaat bagi
anak-anak. Manfaat permainan tradisional menurut Subagiyo (dalam Mulyani,
2016: 49-52) antara lain :
(1) anak menjadi lebih kreatif, (2) bisa digunakan sebagai terapi terhadap anak, (3)
mengembangkan kecerdasan intelektual anak, (4) mengembangkan kecerdasan
emosi antarpersonal anak, (5) mengembangkan kecerdasan logika anak, (6)
mengembangkan kecerdasan kinestetik anak, (7) mengembangkan kecerdasan
natural anak, (8) mengembangkan kecerdasan spasial anak, (9) mengembangkan
kecerdasan musikal anak, dan (10) mengembangkan kecerdasan spiritual anak.4
Tabel 1
Kesimpulan Observasi
Jenis Permainan Manfaat
Mengembangkan Kecerdasan Intelektual. ( Banyak
permainan anak yang dapat mengembangkan
kecerdasan intelektual biasanya dalam proses
pembuatan alat permainan tradisional seperti permainan
ketapel. Anak-anak yang membuat ketapel mungkin
disadari atau tidak menyadari bahwa mereka
Ketapel menggunakan kekuatan wajar mereka untuk membuat
ketapel. )
Mengembangkan Kecerdasan Emosional. ( Dalam
permainan tradisional selain melatih kecerdasan
intelektual juga dapat mengembangkan kecerdasan
emosional anak. Anak-anak berpartisipasi dalam
permainan dalam bentuk kelompok seperti ketapel.
Proses saling mempengaruhi dan mengatur satu sama
lain yang terjadi di dalam kelompok, yang juga dapat
membentuk jiwa kepemimpinan.)
4
Mulyani, Novi. Super Asyik Permainan Tradisional Anak Indonesia. 1 ed., Yogyakarta, Diva
Press, 2016.
9
Mengembangkan Daya Kreatifitas. ( Sebagian besar
alat permainan tradisional sangat mendasar dan mudah
didapat. Namun dalam hal ini, anak dapat melatih
kreativitas membuat alat-alat dalam permainan
tradisional. Misalnya ketapel dari alat kayu yang
berbentuk seperti huruf Y. Hal ini tentunya dapat
menunjang kreativitas anak. )
Saat bermain gasing, si anak melatih motorik halus dan
kesabaran serta mengenalkan hukum keseimbangan. Ia
Gasing juga mengasah kemampuannya dalam bermain suportif
bersama teman-temannya.
Tabel 2
Pemetaan pendidikan karakter pada permainan tradisional
ketapel dan gasing
a. Sportif
Karakter anak yang ditanamkan melalui permainan tradisional oleh Anak-
anak di Desa Cipadung RT 08 / RW 03 salah satunya adalah sportivitas.
Sportivitas muncul pada saat bermain gasing. Gasing-gasing yang ada semuanya
memiliki karakter yang sama, bahkan bisa dikatakan identik satu sama lain.
10
Namun anak-anak memberi ciri tersendiri pada gasing yang mereka mainkan
dengan mengenali penanda yang ada. Saat gasing dimainkan tentu saja semuanya
akan tampak sama, namun perbedaan tersebut baru dapat diidentifikasi saat gasing
berhenti berputar dimana saat itulah kekalahan seseorang diketahui. Setelah
gasing tersebut berhenti berputar, anak-anak dengan tegasnya mengatakan bahwa
gasing itu adalah miliknya atau pun bukan. Selaras dengan penelitian Wijaya et al,
permainan gasing dapat melatih sportivitas anak.5
b. Memiliki Jiwa Kerjakeras Untuk Mempelajari Permainan
Jiwa kerja keras anak sudah ditanamkan sejak dini didalam permainan
tradisional. Seperti anak yang bermain ketapel, ia menarik batu dengan ketapel
untuk ditembakkan kesasaran tetapi malah tidak kena sasaran, maka si anak itu
terus mencoba agar tembakannya kena sasaran. Kemudian anak yang tidak bisa
atau belum mahir mengikuti suatu permainan pastinya akan diajari sampai bisa.
Begitu juga yang bersangkutan, anak tersebut mempunyai tekad yang kuat untuk
belajar permainan yang belum mereka kuasai. Hal ini berkaitan dengan karakter
anak yang saling membantu satu sama lain.
c. Memiliki Percaya Diri
Karakter percaya diri muncul saat peneliti menunjuk kesebuah sasaran
untuk ditembak dengan ketapel oleh si anak. Kemudian si anak menarik ketapel
kearah sasaran yang akan ditembak dengan caranya sendiri dan dengan rasa
percaya dirinya.
5
Adi Saputra Wijaya, Albadi Sinulingga, and Nurhayati Simatupang, “Permainan Tradisional
Begasing Kalimantan Timur (Studi Terhadap Nilai-Nilai Permainan Begasing),” in Seminar
Nasional Pendidikan Olahraga (Medan: Universitas Negeri Medan, 2018).
6
Sudrajat, dkk. 2015. Muatan Nilai-Nilai Karakter Melalui Permainan Tradisional Di PAUD
Among Siwi, Panggungharjo, Sewon, Bantul. Jurnal Nasional. Universitas Negeri Yogyakarta:
Yogyakarta.
11
Permainan tradisional memiliki peran penting dalam pembentukan karakter. Yang
diharapkan kelak anak-anak juga dapat menerapkannya dalam kehidupan
bermasyarakat.
Dapat kami simpulkan bahwa karakter yang ditimbulkan melalui
permainan ketapel dan gasing adalah menjadi kreatif, percaya diri, ketahanan,
tegas, dan menjadi aktif, karena fokus, konsentrasi, motivasi terhadap anak,
didukung dengan cara bergerak, melakukan, dan interaksi secara aktif dalam
berbagai aspek proses pembelajaran.
12
Gambar 2
13
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada penelitian ini, maka
peneliti dapat menyimpulkan bahwa anak di Desa Cipadung RT 08 / RW 03
masih suka memainkan permainan tradisional diantaranya ketapel dan gasing.
Permainan tradisional tersebut melatihkan karakter untuk sportif, bekerja keras,
berjiwa pemimpin, saling membantu, komunikatif, kreatif, dan percaya diri.
Permainan tradisional juga dapat digunakan untuk melatih kemampuan motorik
kasar anak melalui kegiatan dan aktivitasnya. Sedangkan permainan tradisional
kurang efektif untuk melatihkan kemampuan motorik halus, karena motorik kasar
lebih mendominasi pada permainan tradisional. Meskipun demikian, aktivitas
melilitkan tali pada gasing, saat anak melakukan permainan gasing, dapat
dikatakan sebagai melatih kemampuan motorik halus anak. Peran permainan
tradisional dianggap permainan yang mudah untuk dimainkan dan menyenangkan
untuk mengisi kegiatan diwaktu istirahat berlangsung. Dari kegiatan bermain yang
menyenangkan tersebut anak-anak bisa dengan mudah menyerap berbagai macam
karakter yang ada dalam suatu permainan.
4.2 Saran
Adapun saran yang dapat penulis tuangkan dari hasil penelitian mengenai
Pembentukan Karakter Pada Anak Usia Dini Melalui Permainan Tradisional Di
Desa Cipadung RT 08 / RW 03 sebagai berikut:
Karena permainan tradisional memiliki peran penting dalam membentuk
karakter anak maka sepatutnya permainan tradisional perlu dilestarikan oleh kita
semua.
14
DAFTAR PUSTAKA
15
LAMPIRAN
Lampiran 1
Dokumentasi Penelitian
XVI
Lampiran 2
Dokumentasi Kegiatan
XVII