Anda di halaman 1dari 47

LAPORAN AKHIR KULIAH KERJA MASYARAKAT

PERMAINAN TRADISIONAL SEBAGAI UPAYA PELESTARIAN BUDAYA


NASIONAL DI WISATA LEMBAH MBENCIRANG DESA KEBONTUNGGUL
KECAMATAN GONDANG KABUPATEN MOJOKERTO

DISUSUN OLEH KELOMPOK 3


1. Hananta Rizalul Ibad (19.26.0009)
2. Karina Zahiroh (19.26.0011)
3. Robbiatul Adawiyah (19.26.0014)
4. Siti Muhimatul Illiyah (19.48.0016)
5. Risdia Evi Afiati Siswanto (19.48.0011)
6. Wirahayu Dinalia (19.48.0012)

DOSEN PEMBIMBING :
Putri Ismawati M.Pd

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN PADA


MASYARAKAT SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH
NAHDHATUL ULAMA (STITNU) AL-HIKMAH MOJOKERTO
2022
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KULIAH KERJA MAHASISWA

Laporan Akhir Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) dengan Tema


“Permainan Tradisional Sebagai Upaya Untuk Melestarikan Kebudayaan
Nasional di Wisata Lembah Mbencirang yang terletak di desa Kebontunggul
Kec. Gondang Kab. Mojokerto” pada tanggal 13 Juni 2022 sampai dengan
tanggal 13 Juli 2022 telah disahkan pada hari Sabtu, 23 juli 2022.

Mojokerto, 13 Juli 2022


Dosen Pembimbing Lapangan

Putri Ismawati, M.Pd.


NPP. 920202.2013.9.040

Mengetahui
Ketua LPPPM Ketua
STITNU Al-Hikmah Mojokerto STITNU Al-Hikmah Mojokerto

Putri Ismawati, M.Pd. Dr.H.Muhsinin.M.Si.


NPP. 920202.2013.9.040 NPP. 66129.2013.03.0001
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT


yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk melaksanakan
pengabdian pada masyarakat sebagai salah satu pengejawantahan dari
Tridharma Perguruan Tinggi LP3M yang dilaksankan berjudul “
Permainan Tradisional Sebagai Upaya Pelestarian Budaya Nasional Di
Wisata Lembah Mbencirang Desa Kebontunggul Kecamatan Gondang
Kabupaten Mojokerto”. Kegiatan KKM tersebut dapat terlaksana berkat
dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini
perkenankanlah kami menyampaikan terima kasih kepada :
1. Dr. H. Muhsinin, M.Si selaku Ketua STITNU Al Hikmah Mojokerto.
2. Putri Ismawati, M.Pd selaku Ketua Lembaga Penelitian, Pengabdian dan Pada
Masyarakat (LPPPM) STITNU Al Hikmah Mojokerto dan selaku Dosen
Pembimbing Lapangan.
3. Siandi, S.H, MM selaku Kepala Desa Kebontunggul.
4. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah
membantu terlaksananya kegiatan pengabdian pada masyarakat ini.
Kegiatan pengabdian masyarakat ini masih belum mencapai
target ideal karena keterbatasan waktu dan dana yang tersedia. Untuk
mencapai tujuan yang diinginkan, menurut kami perlu kiranya
dilakukan kegiatan pengabdian masyarakat di lain waktu sebagai
kelanjutan kegiatan tersebut. Namun demikian, besar harapan kami
semoga Pengabdian Masyarakat ini dapat memberikan manfaat. Amin

Mojokerto, 13 Juli 2022

Penyusun
ABSTRAK

Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) adalah suatu kegiatan


pengabdian yang dilakukan oleh mahasiswa kepada masyarakat di
daerah yang ditempati. Kegiatan KKM menuntut mahasiwa untuk
mengabdi dan membagi ilmu yang telah di dapatkan selama berkuliah
kepada masyarakat, mahasiswa diberi kesempatan secara langsung
bersentuhan dengan masyarakat untuk mengidentifikasi dan
menangani masalah-masalah yang ada ditempat tersebut,
mengaplikasikan segala bentuk pengetahuan yang telah diperoleh di
perguruan tinggi, sekaligus kuliah kerja mahasiswa adalah rruang
pembelajaran yang baru bagi mahasiswa untuk mengembangkan
dirinya. Dalam kegiatan KKM ini penulis mengambil Tema “
Permainan Tradisional sebagai upaya untuk melestarikan
kebudayaan Nasional di wisata Lembah Mbencirang yang terletak di
desa Kebontunggul Kec. Gondang Kab. Mojokerto”. Permainan
tradisional mengandung makna filosofis yang mendalam dalam
mengenang sejarah perjuangan bangsa. Keberadaan game online
telah menggusur permainan tradisional. Berbagai kalangan termasuk
anak-anak dan generasi muda sudah tak lagi mengenal permainan
tradisional di daerahnya. Kegiatan KKM ini bertujuan untuk
melestarikan permainan tradisional di tempat tersebut serta
mengurangi kecanduan gadget atau game online pada anak. Upaya
pelestarian permainan tradisional dilakukan dengan mendirikan
wahana permainan tradisional di wisata desa Lembah Mbencirang.
Terdapat beberapa jenis permainan diantaranya yaitu egrang, lompat
tali, kelereng, dan engklek. Permainan tradisional tersebut juga di
inovasikan dengan semenarik mungkin untuk menarik minat anak
dalam bermain tradisional. Setelah kegiatan ini diharapkan adanya
wahana permainan tradisional diwisata Lembah Mbencirang tersebut
dapat bermanfaat bagi anak-anak serta dapat dikembangkan dengan
baik.
DAFTAR ISI
Sampul..................................................................................................................i
Lembar Pengesahan.............................................................................................ii
Kata pengantar....................................................................................................iii
Abstrak................................................................................................................iv
Daftar isi...............................................................................................................v
BAB I
PENDAHULUAN..............................................................................................1
A. Isu dan fokus dampingan.........................................................................1
B. Tujuan pemberdayaan..............................................................................3
C. Manfaat pemberdayaan….......................................................................3
D. Alasan memilih dampingan.....................................................................3
E. Kondisi subjek dampingan………………………………………….…..4
BAB II
METODE PENDAMPINGAN .........................................................................6
A. Strategi yang digunakan...........................................................................6
B. Setting lokasi dampingan.........................................................................8
C. Pemilihan subjek dampingan.................................................................9
BAB III
HASIL DAN DAMPAK..................................................................................10
A. Tahap pelaksanaan kegiatan...................................................................10
B. Hambatan pelaksanaan kegiatan…..……………….…….....................10
C. Hasil kegiatan…………………….……………….…….......................10
D. Dampak perubahan……………….……………….…….......................12
E. Evaluasi dan potensi pengembangan program….………......................12
F. Diskusi keilmuan………………….……………….……......................13
BAB IV
PENUTUP.......................…………………......................................................18
A. Kesimpulan………………….…………………….……...................... 18
B. Saran…………..………………….……………….…….......................20

DAFTAR PUSTAKA…….................……....................................................... 21
LAMPIRAN.......................…………………....................................................22
BAB I
PENDAHULUAN

A. ISU DAN FOKUS DAMPINGAN


Indonesia merupakan negara yang terdiri dari berbagai suku bangsa,
Bahasa, agama, dan budaya. Budaya yang dimilikipun berbeda-beda disetiap
daerahnya. Khususnya untuk permainan tradisional di Indonesia mempunyai
ciri khas tersendiri dengan berbagai budaya lokal lainnya. Tetapi seiring
dengan perkembangan zaman seperti sekarang ini budaya tradisional mulai
tergantikan dengan teknologi modern yang cenderung lebih diminati oleh
masyarakat.
Permainan tradisional ini sudah menjadi kenangan indah bagi yang
lahir di tahun 90-an. Generasi selanjutnya hampir melupakan permainan
tradisional sebagai bagian dari budaya Indonesia. Salah satu faktor
punahnya permainan tradisional adalah karena faktor orang tua. Pemerhati
Permainan Tradisional dan Pendiri Gudang Dolanan Indonesia, Endi Aras
mengatakan terputusnya komunikasi antara orangtua dan anak dapat
mempercepat punahnya permainan tradisional Indonesia. "Orang tua tidak
memberitahukan kepada anaknya tentang adanya permainan tradisional,
seperti engklek, kelereng, petak umpet, gangsing, lompat tali, dan berbagai
jenis permainan tradisional lainnya. kurangnya perhatian dan sosialisasi
terutama dari orang tua dirumah sehingga anak-anak masa kini  lebih banyak
menghabiskan waktunya untuk bermain gadget.
Faktor lain yang menghambat eksistensi permainan tradisional
Indonesia adalah semakin berkurangnya lapangan yang dulu menjadi tempat
anak-anak bermain kini berubah menjadi kawasan perkotaan yang padat
penduduk. Lalu faktor terakhir adalah masuknya berbagai jenis permainan
modern. Seiring perkembangan zaman yang diikuti dengan perkembangan
teknologi, permainan tradisional seperti egrang, lompat tali, gangsing,
engklek, kelereng dan lainnya sudah jarang dimainkan anak-anak masa kini.
Saat ini Indonesia memiliki sekitar 2.500 jenis permainan tradisional
yang persebarannya meliputi seluruh nusantara. Keberadaannya semakin

1
hari terancam punah karena sudah banyak ditinggal oleh masyarakat
Indonesia akibat perkembangan teknologi.
Padahal permainan tradisional merupakan kekayaan budaya nasional.
permainan yang dimainkan oleh anak-anak jaman dulu ini, kebanyakan
dilakukan dengan cara kelompok. Psikolog anak Yulita Patricia Semet
mengatakan, melakukan permainan tradisional dapat melatih kognitif atau
kemampuan daya pikir (akal) anak, melatih kesabaran, ketelitian dan
kreatifitas. "Juga mendukung perkembangan fisik dan sensorisnya.
Penelitian yang dipublikasikan oleh Journal of Pediatrics, dimotori
oleh Seattle Children’s Research Institute (2011), mengungkapkan bahwa
anak-anak yang menghabiskan banyak waktu dengan bermain dengan
bermain video games mempunyai dampak negatif seperti : masalah interaksi
sosial, kemampuan komunikasi, penurunan sikap empati, gangguan
kecakapan motorik dan gangguan kesehatan.
Dengan adanya Kuliah Kerja Mahasiswa KKM ini adalah
kesempatan mahasiswa untuk tetap melestarikan permainan tradisional agar
tidak punah dan hilang seiring dengan perkembangan zaman serta dengan
adanya permainan tradisional diharapkan dapat mengurangi kecanduan anak
pada gadget atau game online. Hal ini sebagai bentuk kepedulian generasi
muda untuk generasi selanjutnya agar lebih memperhatikan budaya lokal
seperti permainan tradisional di Desa Kebontunggul.
Kegiatan KKM ini dilaksanakan di wisata Lembah Mbencirang di
desa Kebon Tunggul yang merupakan icon desa terbaik di wilayah
kecamatan Gondang Kabupaten Mojokerto, Kawasan ini sangat strategis
dengan permainan tradisional yang akan dilaksanakan di luar ruangan,
karena merupakan tempat yang luas sehingga nyaman untuk bermain dan
tidak membahayakan bagi anak – anak. serta dapat meningkatkan gerak
motorik anak yang merupakan salah satu cara dalam belajar yang
menyenangkan bagi anak-anak. Untuk mengembalikan hak bagi anak- anak
dalam menghabiskan waktunya selain bermain telpon genggam maka sangat
dibutuhkan dalam melestarikan budaya nasional melalui permainan
tradisional.

2
B. TUJUAN PEMBERDAYAAN
Dengan adanya kegiatan Kuliah Kerja Mahasiswa ini yang
mempunyai tujuan sebagai berikut diantaranya yaitu :
1. Untuk melestarikan budaya nasional dan difokuskan pada
permainan tradisional agar permainan tradisional tidak terkikis
oleh perkembangan zaman.
2. Mengurangi pemakaian gadget oleh anak-anak, maka permainan
tradisional akan dikemas dengan inovasi kekinian sehingga akan
menarik minat anak-anak untuk lebih memilIh permainan
tradisional dari pada menggunakan gadget.
3. Melalui permainan tradisional dapat melatih sikap empati dan
jiwa sosialisasi pada anak.

C. MANFAAT PEMBERDAYAAN
1. Untuk meningkatkan kreativitas anak
2. Melestarikan permainan tradisional
3. Menanamkan rasa cinta terhadap budaya tanah air
4. Menuntut anak untuk aktif sehingga membantu perkembangan motorik
kasar pada anak.

D. ALASAN MEMILIH DAMPINGAN


Desa Kebontunggul merupakan desa percontohan akan
kemandiriannya di dalam mengembangkan potensi alam yang ada di
wilayah tersebut, sebagai perwujudannya yaitu adanya wisata Lembah
Mbencirang dengan berbagai macam spot yang di suguhkan di dalamnya
dengan nuansa modern yang mana membuat pengunjung semakin betah di
tempat wisata tersebut. Namun diwisata Lembah Mbencirang tersebut belum
terdapat permainan tradisional, dan hanya terdapat permainan modern saja,
sehinggaa menarik minat mahasiswa untuk mengadakan permainan
tradisional sebagai suatu upaya pelestarian budaya nasional agar tidak
terkikis oleh perkembangan zaman.
Dengan melakukan inovasi terhadap permainan tradisional yang dikemas

3
dengan kolaborasi antara permainan tradisional dan modern diharapkan
dapat menarik minat anak terhadap permainan tradisional sehingga tidak
hanya terpaku pada gadget saja.

E. KONDISI SUBJEK DAMPINGAN


Topografi wilayah Desa Kebontunggul cenderung cekung di barat
dan tinggi di bagian selatan dan timur. Bagian selatan merupakan wilayah
pegunungan yang subur, meliputi Kecamatan Pacet, Trawas, Jatirejo. Bagian
barat merupakan wilayah bukit, sedangkan bagian utara merupakan daerah
dataran, menuju ibukota Kabupaten Mojokerto. Secara umum ketinggian di
wilayah Kebontunggul rata-rata berada 500 meter di atas permukaan laut,
dan hanya Kecamatan Pacet dan Trawas yang merupakan daerah terluas
yang memiliki daerah dengan ketinggian lebih dari 700 meter di atas
permukaan laut. Dengan berada pada ketinggian tersebut maka terdapatlah
lembah-lembah yang salah satunya telah dapat dimanfaatkan oleh
masyarakat sehingga menjadi sebuah tempat wisata yang bernama “ Lembah
Mbencirang”. Terdapat berbagai wahana di dalamnya yang disuguhkan
kepada pengunjung, diantaranya yaitu area kolam renang dengan kedalaman
yang bervariasi, area playground, area outbond, area taman toga dan area-
area lainnya
Berdasarkan observasi di desa Kebongtunggul, Kecamatan Gondang,
Kabupaten Mojokerto kebanyakan anak-anak lebih tertarik dengan
permainan modern seperti bermain gadget atau game online, sehingga
mereka kurang mengenal adanya permainan tradisional yang merupakan
bagian dari warisan kebudayaan nasional. Di tempat wisata lembah
Mbencirang, kami juga tidak menemukan permainan tradisional, sehingga
hal ini berpengaruh terhadap minat anak di desa Kebontunggul dengan
permainan tradisional. Mereka menganggap permainan tradisional
merupakan permainan yang membosankan dan tidak menarik.
Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan inovasi terhadap permainan
tradisional dengan mendirikan spot permainan tradisional di wisata lembah
Mbencirang yang dikemas secara modern. Dengan adanya penambahan

4
permainan tradisional di Lembah Mbencirang diharapkan dapat melestarikan
kebudayaan nasional.

5
BAB II
METODE PENDAMPINGAN

A. STRATEGI YANG DIGUNAKAN


Pendampingan ini menggunakan pendekatan (ABCD) Asset Based
Community Development, yang mengutamakan pemanfaatan aset dan
potensi yang ada disekitar yang dimiliki oleh Desa Kebontunggul yakni
sebuah tempat wisata Lembah Mbencirang. Wisata Lembah Mbencirang
merupakan aset yang berharga bagi desa kebontunggul. Dengan adanya
wisata tersebut dapat menjadi wadah untuk mengembangkan potensi
masyarakat, salah satunya adalah dengan adanya berbagai wahana
permainan modern yang menjadi daya tarik bagi pengunjung baik dari
kawasan setempat maupun luar daerah
Sebagai upaya melanjutkan dan mengisi pembangunan yang
berlangsung atau yang akan datang. Masyarakat desa yang beraneka ragam
latar belakang dapat disatukan dengan adanya penyatuan pemikiran serta
visi sehingga terwujudlah wisata Lembah Mbencirang.
Dalam Metode ABCD memiliki lima langkah kunci untuk
melakukan proses riset pendampingan diantaranya yaitu :
1. Discovery (Menemukan)
Dalam Proses discovery atau menemukan ide ini, kelompok 3
KKM STITNU Al-Hikmah melakukan FGD (Forum Discussion
Group) dengan pihak desa dan kepala desa Kebontunggul, dalam
diskusi tersebut diketahui bahwa di desa kebonttunggul memiliki
sebuah wisata desa yakni Lembah Mbencirang. Dimana dalam wisata
Lembah Mbencirang tersebut telah terdapat berbagai wahana
permainan modern seperti flying fox, ATV, water tubing, dan lain
sebagainya namun, dalam wisata Lembah Mbencirang tersebut belum
terdapat wahana permainan tradisional. Berdasarkan hal tersebut maka
kelompok 3 KKM STITNU AL-Hikmah berinisiatif untuk melakukan
dampingan permainan tradisional dengan mendirikan spot permainan
tradisional di wisata Lembah Mbencirang sebagai suatu upaya untuk

6
melestarikan kebudayaan nasional.
2. Dream (Impian)
Tujuan dari pendampingan permainan tradisional ini sebagai
suatu upaya untuk melestarikan kebudayaan nasional melalui permainan
tradisional, dimana permainan tradisional ini telah terkikis oleh seiring
perkembangan zaman. Indonesia memiliki sekitar 2.500 jenis permainan
tradisional yang persebarannya meliputi seluruh nusantara.
Keberadaannya semakin hari terancam punah karena sudah banyak
ditinggal oleh masyarakat Indonesia akibat perkembangan teknologi.
Dengan adanya pendampingan permainan tradisional yakni
mendirikan wahana permainan tradisional di wisata Lembah
Mbencirang ini diharapkan dapat mengenalkan kepada anak-anak
tentang permainan tradisional, dan anak-anak tidak hanya dapat bermain
permainan modern saja melainkan juga dapat bermain tradisional di
wisata lembah mbencirang. Dengan pendampingan KKM bersama tour
guide wisata Lembah Mbencirang ini juga diharapkan untuk adanya
pengembangan keberlanjutan dari wahana permainan tradisional di
tempat wisata ini.
3. Design (Merancang)
Rancangan program kerja dari KKM ini dimulai dengan survey
lokasi wisata Lembah Mbencirang dan pemilihan tempat untuk
pendirian wahana permainan tradisional. kemudian dilanjutkan dengan
kordinasi dengan manajer tempat wisata dan kordinasi dengan kepala
desa. dilanjutkan dengan pembuatan peta konsep dan denah dari
permainan tradisional yang akan dibuat. Setelah itu dilanjutkan dengan
mempersiapkan tempat pendirian wahana permainan tradisional di
wisata Lembah Mbencirang dan pembuatan alat permainan.
4. Define (Menentukan)
Dalam menentukan jenis dampingan permainan tradisional ini,
kelompok 3 KKM STITNU Al-Hikmah melakukan diskusi bersama
anggota kelompok dan dewan pembimbing lapangan. Fokus
pembahasan yang dibahas terkait dengan adanya penambahan

7
permainan tradisional di wisata Lembah Mbencirang serta menentukan
jenis permainan tradisional apa saja yang akan dibuat. Berdasarkan
diskusi tersebut dan setelah berkordinasi dengan kepala desa dan
manajer wisata Lembah Mbencirang maka telah disepakati dengan
memilih 4 jenis permainan tradisional yang akan dibuat, diantaranya
yaitu : lompat tali, egrang, kelereng dan engklek.
5. Destiny (Lakukan)
Tahapan ini merupakan tahap pelaksanaan program kerja KKM
yang dimulai dengan survey wisata Lembah Mbencirang dan
dilanjutkan dengan pemlihan lokasi yang akan digunakan untuk
mendirikan wahana permainan tradisional di wisata Lembah
Mbencirang. Kemudian dilanjutkan dengan kordinasi bersama kepala
desa dan manajer tempat wisata, serta dilanjutkan dengan pembuatan
peta konsep dan denah dari permainan tradisional yang akan dibuat.
Setelah itu dilanjutkan dengan pembelian bahan dan alat yang
dibutuhkan kemudian dilanjutkan dengan membersihkan lokasi dan
mempersiapkan tempat yang akan digunakan untuk mendirikan
permainan tradisional dan dilanjutkan dengan pembuatan permainan
tradisional dan pemasangan papan nama permainan.

B. SETTING LOKASI DAMPINGAN


Di Desa Kebontunggul Kecamatan Gondang Kabupaten Mojokerto
telah memiliki Wisata Lembah Mbencirang yang di gunakan sebagai tempat
untuk berlibur masyarakat sekitar dan masyarakat luar. Dengan demikian
telah menunjukkan potensi wisata tersebut. Dan yang menjadi sorotan dalam
pembahasan ini adalah tidak adanya permainan tradisional di dalam tempat
wisata tersebut, karena lebih menekankan pada permainan modern.
Dengan demikian untuk mensiasati kendala tersebut yaitu dengan di
terapkannya permainan tradisional yang di kemas dan di modifikasi secara
kekinian sehingga dapat meningkatkan daya Tarik bagi pengunjung untuk
memilih permainan tradisional.

8
C. PEMILIHAN SUBJEK DAMPINGAN
Subjek dampingan dalam pengabdian ini adalah pemandu wisata
(Tour Guide) yang menjadi bagian terpenting dari program kerja KKM
sebagai pelaksana untuk melanjutkan program KKM ini kedepannya.
Sehingga permainan tradisional tetap terlestarikan di wisata Lembah
Mbencirang. Adapun pemilihan Subyek dampingan adalah pemandu wisata
(Tour Guide) wisata Lembah Mbencirang yang dimuat dalam tabel berikut
ini:
NO Nama Jabatan
1 Avan Tour Guide
2 Budi Tour Guide
3 Jiki Tour Guide
4 Khoiril Tour Guide
5 Lailatul Tour Guide
6 Misdi Tour Guide
7 Putuk Tour Guide
8 Rudi Tour Guide
9 Taufik Tour Guide
10 Eka Tour Guide

Selain suyek dampingan, kami meentuka sasaran peserta permainan


tradisional ini yaitu pengunjung tempat wisata yang rata-rata membawa
anak-anak untuk menikmati beragam fasilitas permainan yang akan di
tawarkan di wisata Lembah Mbencirang. Sehingga sasaran peserta
permainan dalam pendampingan ini adalah anak-anak pengunjug tempat
wisata dengan usia 4 – 12 tahun.

9
BAB III
HASIL DAN DAMPAK

A. TAHAP PELAKSANAAN KEGIATAN


Pelaksanaan kegiatan KKM ini bertempat di Desa Kebontunggul
Kecamatan Gondang Kabupaten Mojokerto yang di mulai dari tanggal 13 juni
2022 sampai dengan tanggal 13 juli 2022. Dalam pelaksanaannya kegiatan
KKM ini melibatkan beberapa pihak di antaranya yaitu :
1. Kepala Desa sebagai koordinasi program kerja.
2. Tukang kebun wisata Lembah Mbencirang untuk membantu pelaksanaan
kegiatan.
3. Tour guide wisata Lembah Mbencirang sebagai pelaksana keberlanjutan
program kegiatan setelah KKM.
4. Pengunjung wisata Lembah Mbencirang.
5. Mahasiswa kelompok 3 Stitnu Al-Hikmah sebagai pelaksana program
kerja.
Tahapan pelaksanaan pendampingan sesuai dengan strategi
pendampingan yang dilakukan yaitu menggunakan metode ABCD (Asset
Based Community Development). Dalam Metode ABCD memiliki lima
langkah kunci untuk melakukan proses riset pendampingan diantaranya
yaitu :
1. Discovery (Menemukan)
Tahapan awal dalam pendampingan ini yaitu menentukan tujuan
pendampingan. Dalam Proses discovery atau menemukan ide ini,
kelompok 3 KKM STITNU Al-Hikmah melakukan FGD (Forum
Discussion Group) dengan pihak desa yaitu kepala desa Kebontunggul.
Dalam diskusi tersebut diketahui bahwa di desa kebonttunggul
memiliki sebuah wisata desa yakni Lembah Mbencirang, dimana dalam
wisata Lembah Mbencirang tersebut telah terdapat berbagai wahana
permainan modern seperti flying fox, ATV, water tubing, dan lain
sebagainya namun, dalam wisata Lembah Mbencirang tersebut belum
terdapat wahana permainan tradisional. Berdasarkan hal tersebut maka

10
kelompok 3 KKM STITNU AL-Hikmah megetahui asset yag dimiliki
desa dan program dampingan apa yang cocok untuk pengembangan
asset desa Kebuntunggul (Wisata Edukasi Lembah Mbencirang). Dari
hasil FGD tema dampingan ini yaitu pendampingan permainan
tradisional dengan mendirikan spot permainan tradisional di wisata
Lembah Mbencirang sebagai suatu upaya untuk melestarikan
kebudayaan nasional.
2. Dream (Impian)
Tujuan dari pendampingan permainan tradisional ini sebagai
suatu upaya untuk melestarikan kebudayaan nasional melalui permainan
tradisional, dimana permainan tradisional ini telah terkikis oleh seiring
perkembangan zaman. Indonesia memiliki sekitar 2.500 jenis permainan
tradisional yang persebarannya meliputi seluruh nusantara.
Keberadaannya semakin hari terancam punah karena sudah banyak
ditinggal oleh masyarakat Indonesia akibat perkembangan teknologi.
Dengan adanya pendampingan permainan tradisional yakni
mendirikan wahana permainan tradisional di wisata Lembah
Mbencirang ini diharapkan dapat mengenalkan kepada anak-anak
tentang permainan tradisional, dan anak-anak tidak hanya dapat bermain
permainan modern saja melainkan juga dapat bermain tradisional di
wisata lembah mbencirang. Dengan pendampingan KKM bersama tour
guide wisata Lembah Mbencirang ini juga diharapkan untuk adanya
pengembangan keberlanjutan dari wahana permainan tradisional di
tempat wisata ini.
Dalam menentukan tujuan pendampigan ini melibatkan Kepala
desa Kebuntunggul Bapak Siadi dan Kepala Pengelolala Wisata
Lembah Mbenirang. Proses penentuan tujua dampingan ini terbentuk
dari hasil diskusi mengenai pengembangan wisata desa Kebuntunggug
yaitu Lembah Mbencirang.
3. Design (Merancang)
Tahap Design dalam pendampingan ini merupakan tahap
meranang strategi atau program dampingan. Dalam tahap ini rancangan

11
program dampingan terbetuk dari hasil diskusi angota kelompok dengan
dosen pembimbing lapangan. Rancangan yang terbentuk disesuaika
dengan hal-hal yang dibutukkan dalam pegembangkan wisata desa
Lembah Mbenirang. Hasil rancangan kemudia di koordinasikan kepada
pengelola wisata dan kepala desa Kebuntunggul. Hal ini dilakukan
untuk mensigkronkan rancagan program dengan agenda dan kebutuhan
tempat dampingan yaitu wisata desa Lembah Mbencirang.
4. Define (Menentukan)
Tahap ini adalah tahap menentukan setting dampingan dan jeis-
jenis permainan tradisional yang sesuai dengan lokasi dampingan.
Dalam menentukan jenis dampingan permainan tradisional ini,
kelompok 3 KKM STITNU Al-Hikmah melakukan diskusi bersama
anggota kelompok dan dewan pembimbing lapangan serta pengelola
wisata Lema Mbeirang. Fokus pembahasan yang dibahas terkait dengan
adanya penambahan permainan tradisional di wisata Lembah
Mbencirang serta menentukan jenis permainan tradisional apa saja yang
akan dibuat. Berdasarkan diskusi tersebut dan setelah berkordinasi
dengan kepala desa dan manajer wisata Lembah Mbencirang maka telah
disepakati dengan memilih 4 jenis permainan tradisional yang akan
dibuat, diantaranya yaitu : lompat tali, egrang, kelereng dan engklek.
5. Destiny (Lakukan)
Tahapan ini merupakan tahap pelaksanaan program dampingan
yag terancangan sebagai berikut:
a. Survey lokasi dampingan yaitu wisata lembah Mbencirang,
kegiatan ini bertujua untuk menentukan permainan tradisional yang
cocok untuk diterapkan dilokasi dampingan, selain itu pemilihan
tempat untuk pendirian wahana permainan tradisional.
b. Kordinasi/ Diskusi dengan pengelola atau manajer tempat wisata
dan kordinasi dengan kepala desa. Dalam hali ini kami
mendiskusikan pemilihan permainan tradisioal yang akan kami
terapkan di tempat dampingan dan pemilihan lokasi mainya. Dalam
pendampingan ini permaina tradisional yang kami pilih yaitu

12
lompat tali, egrang, kelereng dan engklek
c. Pembuatan peta konsep dan denah dari permainan tradisional yang
akan dibuat.
d. Mempersiapkan tempat pendirian wahana permainan tradisional di
wisata Lembah Mbencirang dan pembuatan alat permainan.
e. Melaksanakan pendampigan yang terdiri dari kegiatan berikut:
1) Mengenalkan permaina-permainan tradisional yang telah
disepakati yaitu lompat tali, egrang, kelereng dan engklek.
2) Memperagakan cara bermain lompat tali, egrang, kelereng dan
engklek kepada peserta dampingan.
3) Melatih peserta dampingan melaksanakan permainan.
4) Melaksanakan permainan lompat tali, egrang, kelereng dan
engklek bersama anak-anak pengunjung tempat wisata Lembah
Mbencirang.
5) Memasukkan permainan tradisional lompat tali, egrang,
kelereng dan engklek kedalam paket Outbond Wisata Lembah
Mbencirang khusus untuk anak usia 4 – 12 tahun.

B. HAMBATAN PELAKSANAAN KEGIATAN


Dalam melaksanakan kegiatan sudah sewajarnya menemukan
hambatan atau tantangan. Hambatan yang di hadapi selama pelaksanaan
KKM di Desa Kebontunggul dalam mendirikan wahana permainan
tradisional di wisata lembah mbencirang diantaranya yaitu :
1. Lokasi tempat permainan yang masih banyak pepohonan , bebatuan, dan
permukaan tanah yang tidak rata.
2. Kurangnya tenaga kerja untuk menyiapkan tempat wahana permainan
tradisional.
3. Keterbatasan waktu dalam pelaksanaan kegiatan program kerja.
4. Anak-anak masih kurang tertarik dengan adanya permainan tradisional.

C. HASIL KEGIATAN
Dalam program kegiatan ini, kelompok 3 KKM Stitnu Al-Hikmah

13
mengusulkan program kerja Upaya Pelestarian Permainan Tradisional
Sebagai Budaya Nasional di Wisata Lembah Mbencirang Desa Kebontunggul
Gondang Mojokerto yang di sisipkan dalam wahana permainan di wisata
Lembah Mbencirang.
Tujuan di dirikannya wahana permainan tradisional ini adalah untuk
melestarikan kebudayaan nasional agar tidak terkikis oleh perkembangan
zaman, dan menanamkan rasa cinta terhadap budaya tanah air. Kegiatan di
mulai dengan diskusi untuk menentukan jenis permainan tradisional yang
akan dibuat dan penyusunan program kerja KKM. Kemudian dilanjutkan
dengan survey wisata lembah mbencirang dan menenentukan lokasi yang
akan digunakan untuk mendirikan wahana permainan tradisional serta
dilanjutkan dengan berkordinasi dengan manajer tempat wisata dan kepala
desa Kebontunggul.
Setelah itu dilanjutkan dengan pembuatan peta konsep dan denah dari
permainan tradisional yang akan dibuat. Lalu dilanjutkan dengan
membersihkan dan mempersiapkan lokasi untuk wahana permainan
tradisional di wisata Lembah Mbencirang dan mempersiapkan bahan dan alat
yang akan di gunakan untuk membuat permainan tradisional. Kemudian di
lanjutkan dengan pembuatan alat permainan tradisional di antaranya yaitu :
egrang, engklek, lompat tali, nekeran, kelereng labirin, dan karet masalah
serta dilanjutkan dengan pemasangan permainan tradisional di lokasi.
Kemudian di lanjutkan dengan pembuatan SOP (standard Operating
procedur) dari permainan tradisional yang telah dibuat, dan dilanjutkan
dengan kegiatan uji coba kelayakan permainan dan outbound bersama anak-
anak SD Gondang. Serta di lanjutkan dengan kegiatan breafing bersama guide
tour untuk menjelaskan SOP dalam permainan tradisional dan diskusi tentang
keberlanjutan permainan tradisional di wisata lembah mbencirang.
Kegiatan ini diakhiri dengan outbond bersama anak-anak daerah
setempat serta pengunjung (anak-anak) wisata Lembah Mbencirang dengan
bermain permainan tradisional dan pemberian reward kepada anak-anak yang
sudah ikut serta dalam bermain permainan tradisional. hal ini dilakukan untuk
menarik minat anak dalam permainan tradisional serta merupakan suatu

14
pemberian apresiasi terhadap anak-anak karena telah bermain tradisional.
Dan dilanjutkan dengan penyerahan alat-alat permainan tradisional
yang telah dibuat kepada tour guide di tempat wisata dan dilanjutkan dengan
pemasangan papan nama permainan tradisional di wisata Lembah
Mbencirang.
D. DAMPAK PERUBAHAN
Pada dasarnya sasaran dalam kegiatan Upaya Pelestarian Permainan
Tradisional Sebagai Budaya Nasional di Wisata Lembah Mbencirang ini di
tujukan untuk anak-anak desa kebontunggul dan sekitarnya serta pengunjung
wisata lembah mbencirang. Namun kegiatan KKM ini tidak akan terlaksana
dengan baik tanpa keterlibatan masyarakat sebagai orang tua ,tour guide, dan
pengunjung wisata lembah mbencirang itu sendiri.
Sebelum adanya wahana permainan tradisional di wisata lembah
mbencirang ini, anak-anak masih kurang mengenal dengan permainan
tradisional, serta anak-anak kurang tertarik dengan permainan tradisional.
padahal permainan tradisional sewajarnya tidak di pandang sebelah mata
karena dengan bermain tradisional selain bermain anak-anak juga bisa sambil
belajar. Dengan adanya wahana permainan tradisional di wisata Lembah
Mbencirang ini menimbulkan dampak perubahan yang cukup positif
diantaranya yaitu :
1. Melalui adanya permainan tradisional di wisata lembah mbencirang anak
dapat melatih sikap empati dan jiwa sosialisasi anak.
2. Dengan adanya wahana permainan tradisional diwisata lembah
mbencirang menuntut anak untuk aktif dalam bermain sehingga membantu
perkembangan motorik kasar pada anak.
3. Melalui adanya permainan tradisional yang di inovasikan di wisata lembah
mbencirang dapat menarik minat anak untuk bermain tradisional.
4. Serta dengan adanya permainan tradisional di wisata lembah mbencirang
yang di inovasikan dapat membuat anak belajar sambil bermain.

E. EVALUASI DAN POTENSI PENGEMBANGAN PROGRAM


Budaya apabila tidak di kembangkan maka akan punah atau hilang.

15
Dalam hal ini keberlanjutan pengembanggan budaya sangat di butuhkan .
Potensi pengembangan budaya yang harus di lakukan dalam melestarikan
budaya lokal melalui permainan tradisional yaitu dengan tetap adanya
wahana permainan tradisional di wisata lembah mbencirang dan
pengembangan permainan tradisional di wisata lembah mbencirang seperti
penambahan berbagai jenis permainan tradisional lainnya serta orang tua
harus mendukung dengan mengenalkan permainan tradisional lainnya yang
mendidik kepada anak-anak.
Dalam pelaksanaan kegiatan KKM untuk mendirikan permainan
tradisional di wisata lembah mbencirang terbilang cukup efektif dan
memberikan dampak yang positif karena dengan adanya wahana permainan
tradisional di wisata lembah mbencirang dapat melestarikan kebudayaan lokal
meskipun waktu yang di berikan relative singkat, namun pada akhirnya
program kegiatan dapat terlaksana dengan tepat waktu dan sesuai dengan
program kerja yang telah ditentukan.
F. DISKUSI KEILMUAN
1. Definisi Permainan Tradisional
Istilah permainan berasal dari kata dasar “main yang mendapat
imbuhan “peran”. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, “main”
adalah berbuat sesuatu yang dipergunakan untuk bermain, barang atau
sesuatu yang dipermainkan, perbuatan yang dilakukan dengan tidak
sungguh-sungguh, biasa saja (Tim penyusun, 2008: 968). Sedangkan
menurut Mulawan (2009: 17) permainan adalah situasi atau konsidi
tertentu pada saat seseorang mencari kesenangan atau kepuasan melalui
suatu aktivitas yang disebut “main” wujudnya dapat berbentuk benda
konkret dan benda abstrak. Kesimpulan pengertian permainan adalah
situasi bermain yang terkait dengan beberapa aturan dan tujuan tertentu,
untuk mencari suatu kesenangan dan kepuasan.
Permainan tradisional menurut Mulyani (2016: 47-48) adalah
suatu permainan warisan dari nenek moyang yang wajib dan perlu
dilestarikan karena mengandung nilai-nilai kearifan lokal. Sejalan dengan
pernyataan tersebut, Marzoan & Hamidi (2017: 46) menyimpulkan

16
bahwa “permainan tradisional merupakan kegiatan yang dilakukan
dengan suka rela dan menimbulkan kesenangan bagi pelakunya, diatur
oleh peraturan permainan yang dijalankan berdasar tradisi turun-
temurun”. Sejalan dengan pernyataan tersebut, “permainan tradisional
merupakan permainan yang dimainkan secara turun temurun yang
bernilai suatu budaya dan biasa 11 dimainkan menggunakan bahasa
maupun ciri khas dari daerah tertentu” (Putri, 2016: 4).
Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
permainan tradisional adalah suatu hasil budaya masyarakat yang telah
tumbuh dan hidup hingga sekarang, permainan peninggalan nenek
moyang yang dilakukan dengan suka rela dimana permainnan tersebut
dimainkan menggunakan bahasa maupun ciri khas dari daerah tertentu
yang harus dilestarikan guna memperkokoh jati diri bangsa. Permainan
tradisional menjadikan orang bersifat terampil, ulet, cekatan, tangkas,
dan lain sebagainya serta memiliki manfaat bagi anak.
2. Manfaat Permainan Tradisional
Bermain bagi anak merupakan hal yang mengasyikkan apalagi
dengan permainan tradisional yang memiliki banyak manfaat bagi anak-
anak. Manfaat permainan tradisional menurut Subagiyo (dalam Mulyani,
2016: 49-52) antara lain :
a. anak menjadi lebih kreatif.
b. bisa digunakan sebagai terapi terhadap anak.
c. mengembangkan kecerdasan intelektual anak.
d. mengembangkan kecerdasan emosi antarpersonal anak.
e. mengembangkan kecerdasan logika anak.
f. mengembangkan kecerdasan kinestetik anak.
g. mengembangkan kecerdasan natural anak.
h. mengembangkan kecerdasan spasial anak,
i. mengembangkan kecerdasan spiritual anak.
Dalam permainan tradisional biasanya aturan yang digunakan
dibuat langsung oleh para pemainnya, dengan permainan tradisional anak
dapat menggali wawasan terhadap beragam pengetahuan yang ada dalam

17
permainan tersebut. Permainan 12 tradisional juga mengenalkan konsep
menang dan kalah sehingga saat bermain anak-anak akan melepaskan
emosinya. Menurut Laksmitaningrum (2017: 9-10) permainan tradisional
memiliki beberapa manfaat bagi anak yaitu manfaat sosial, manfaat
disiplin, dan manfaat budipekerti.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa permainan
tradisional memiliki banyak manfaat, permainan tradisional dapat
memberikan dampak yang sangat baik dalam membantu
mengembangkan keterampilan emosi dan sosial anak. Selain itu manfaat
permainan tradisional diantaranya dapat mempengaruhi aspek-aspek
pada diri anak seperti aspek psikomotor, afektif, dan kognitif. Permainan
tradisional tidak hanya dapat mempengaruhi aspek anak tetapi dalam
permainan tradisional terdapat nilai-nilai positif bagi anak.
3. Nilai-Nilai yang Terkandung
Dalam Permainan Tradisional Setiap bentuk kegiatan dalam
bermain ataupun permainan bagi anak mempunyai nilai positif terhadap
perkembangannya. Menurut Nugroho (2005: 33- 34) nilai-nilai yang
terkandung dalam permainan tradisional adalah : Nilai demokrasi, nilai
pendidikan, nilai kepribadian, nilai keberanian, nilai kesehatan, nilai
persatuan, dan nilai moral. Unsur-unsur nilai budaya dalam permainan
tradisional menurut Dharmamulya (dalam Putri, 2016: 8) yaitu : nilai
kesenangan atau kegembiraan, nilai kebebasan, rasa berteman, nilai
demokrasi, nilai kepemimpinan, rasa tanggung jawab, nilai kebersamaan
dan saling membantu, nilai kepatuhan, melatih cakap dalam berhitung,
dan nilai kejujuran atau sportivitas.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa permainan
tradisional memiliki nilai-nilai positif yang dapat ditanamkan pada anak.
Nilai-nilai tersebut yang semuanya merupakan nilai-nilai yang sangat
baik dan berguna dalam kehidupan anak. Permainan tradisional juga
dapat membantu anak dalam menjalin hubungan sosial sehingga anak
dapat bersosialisasi dengan lingkungan keluarga, sekolah, dan
masyarakat. Permainan tradisional memiliki berbagai jenis permainan

18
diantaranya yaitu :
a. Lompat tali
Permainan lompat tali ini, biasa diikuti oleh anak laki-laki maupun
perempuan. Tali yang digunakan untuk permainan ini berasal dari
karet gelang yang disusun atau dianyam. kekreatifan anak dapat juga
dilihat dari caranya menjalin karet yang akan dipergunakan pada
permainan tersebut. Manfaat dari permainan ini adalah permainan
lompat tali dapat melatih kemampuan motorik kasar anak.
b. Engklek
Engklek merupakan permainan tradisional lompat-lompatan pada
bidang-bidang datar yang digambar diatas tanah, dengan membuat
gambar kotak-kotak kemudian melompat dengan satu kaki dari kotak
satu ke kotak berikutnya. Permainan mempunyai nama lain sunda
manda ini biasanya dimainkan oleh anak-anak, dengan 2-5 peserta.
permainan engklek dapat melatih kemampuan berkomunikasi dan
bersosialisasi dengan anak sebayanya, dan mengajarkan
kebersamaan.
c. Kelereng
Menurut Murtafi’atun (2018: 295) kelereng adalah permainan yang
banyak disukai oleh anak laki-laki, dengan cara bermainnya adalah
sejumlah kelereng diletakkan di dalam lingkaran yang sudah dibuat
sebelumnya. Setiap pemain berusaha mengeluarkan kelereng itu dari
dalam lingkaran, siapa yang berhasil mengeluarkan kelereng tersebut
dari lingkaran maka dialah yang berhak untuk memilikinya.
permainan kelereng dapat melatih anak untuk belajar fokus serta
anak pun dapat belajar mengkomunikasikan apa yang dirasakan.
d. Egrang
Engrang merupakan permainan tradisional dengan memanfaatkan
dua pasang tongkat bambu panjang yang diberi tempat pijakan kaki.
Cara memainkan engrang pada dasarnya cukup sederhana, yakni
dengan cara menaiki tongkat bambu tersebut kemudian pemainnya
diminta untuk berjalan dengan menggunakan kaki egrang.

19
Permainan egrang memiliki manfaat untuk mengembangkan dan
mengontrol motorik anak. Selain itu, permainan egrang dapat
meningkatkan kekuatan otot tungkai, kaki, abdomen, lengan, tangan
dapat melatih keseimbangan dan kelenturan tubuh.

20
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kegiatan KKM ini dilaksanakan di wisata Lembah Mbencirang di
yang merupakan icon desa terbaik di wilayah kecamatan Gondang Kabupaten
Mojokerto. Kegiatan KKM ini mengusung tema “Upaya Pelestarian
Permainan Tradisional Sebagai Budaya Nasional di Wisata Lembah
Mbencirang Desa Kebontunggul Gondang Mojokerto”. Pelaksanaan kegiatan
KKM ini di mulai dari tanggal 13 juni 2022 sampai dengan tanggal 13 juli
2022. Dalam pelaksanaannya kegiatan KKM ini melibatkan beberapa pihak di
antaranya yaitu kepala desa, manajer wisata Lembah Mbencirang, tukang
kebun wisata Lembah Mbencirang, tim kelompok 3 KKM STITNU Al-
Hikmah, dan pengunjung wisata Lembah Mbecirang.
Kegiatan KKM ini bertujuan untuk melestarikan permainan tradisional
di wisata Lembah Mbencirang. Upaya pelestarian permainan tradisional
dilakukan dengan mendirikan wahana permainan tradisional di wisata desa
Lembah Mbencirang. Terdapat beberapa jenis permainan diantaranya yaitu
egrang, lompat tali, kelereng, dan engklek. Permainan tradisional tersebut juga
di inovasikan dengan semenarik mungkin untuk menarik minat anak dalam
bermain tradisional.
Tujuan dan manfaat dari pemberdayaan kegiatan Kuliah Kerja
Mahasiswa ini diantaranya yaitu : Mengurangi pemakaian gadget oleh anak-
anak, maka permainan tradisional akan dikemas dengan inovasi kekinian
sehingga akan menarik minat anak-anak untuk lebih memilIh permainan
tradisional dari pada menggunakan gadget dan Untuk melestarikan budaya
nasional dan difokuskan pada permainan tradisional agar permainan
tradisional tidak terkikis oleh perkembangan zaman, serta untuk meningkatkan
kreativitas anak dan menanamkan rasa cinta terhadap budaya tanah air.
Adapun pemilihan subjek dampingan adalah pemandu wisata (Tour
Guide) yang menjadi bagian terpenting dari program kerja KKM sebagai

21
pelaksana untuk melanjutkan program KKM ini kedepannya. Sehingga
permainan tradisional tetap terlestarikan di wisata Lembah Mbencirang.
Adapun sasaran peserta permainan tradisional ini adalah pengunjung yang
rata-rata membawa anak-anak untuk menikmati beragam fasilitas permainan
yang akan di tawarkan di wisata Lembah Mbencirang.
Dalam melaksanakan kegiatan sudah sewajarnya menemukan
hambatan atau tantangan. Hambatan yang di hadapi selama pelaksanaan
KKM di Desa Kebontunggul dalam mendirikan wahana permainan
tradisional di wisata lembah mbencirang diantaranya yaitu :
1. Lokasi tempat permainan yang masih banyak pepohonan , bebatuan, dan
permukaan tanah yang tidak rata.
2. Kurangnya tenaga kerja untuk menyiapkan tempat wahana permainan
tradisional.
3. Keterbatasan waktu dalam pelaksanaan kegiatan program kerja.
Dalam pelaksanaan program kerja KKM ini dimulai pemilihan lokasi
untuk mendirikan wahana permainan tradisional di wisata Lembah
Mbencirang. Kemudian dilanjutkan dengan kordinasi bersama kepala desa dan
manajer tempat wisata, serta dilanjutkan dengan pembuatan peta konsep dan
denah dari permainan tradisional yang akan dibuat. Setelah itu dilanjutkan
dengan membersihkan dan mempersiapkan lokasi yang digunakan untuk
mendirikan permainan tradisional dan dilanjutkan dengan pembuatan
permainan tradisional, pembuatan SOP permainan, uji coba kelayakan
permainan, outbond bersama pengunjung (anak-anak), brifieng bersama tour
guide tentang keberlanjutan dan pengembangan permainan tradisional di
Wisata lembah Mbencirang dan dilanjutkan penyerahan permainan serta
pemasangan papan nama permainan.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan dari pelaksanaan
program kerja kuliah kerja mahasiswa di antaranya yaitu :
1. Program KKM dapat terlaksana dengan baik dan lancar.
2. Program ini dapat berjalan dengan baik karena dukungan dan kerjasama
dari kepala desa, tour guide wisata Lembah Mbencirang dan tim kelompok
tiga KKM Stitnu Al-Hikmah.

22
Dengan demikian hasil kesimpulan di atas menunjukkan bahwa secara
garis besar program KKM dapat di katakan sukses dan lancar sesuai dengan
jadwal dan perencanaan. Harapan selanjutnya, adalah pelestarian budaya
nasional melalui adanya wahana permainan tradisional di wisata lembah
mbencirang akan tetap ada dan dapat berkembang dengan baik.

B. SARAN
Dalam kegiatan KKM Stitnu Al-Hikmah, penulis telah memberikan
pemahaman tentang mengenalkan tentang Upaya Pelestarian Permainan
Tradisional Sebagai Budaya Nasional di Wisata Lembah Mbencirang Desa
Kebontunggul Gondang Mojokerto. Adapun saran dari penulis adalah tour
guide wisata lembah mbencirang di harapkan dapat meneruskan dan
mengembangkan wahana permainan tradisional yang ada dan orang tua
hendaknya tidak bosan dan terus mengenalkan permainan tradisional pada
anak-anak. Dalam hal lain, melestarikan budaya nasional melalui permainan
tradisional di harapkan dapat bermanfaat bagi generasi selanjutnya.

23
DAFTAR PUSTAKA

24
LAMPIRAN-LAMPIRAN

IDENTIFIKASI MASALAH, POTENSI WISATA LEMBAH MBENCIRANG DAN RANCANGAN KEGIATAN PROGRAM
KERJA PELESTARIAN BUDAYA LOKAL
PERMAINAN TRADISIONAL

Desa / Kelurahan : Kebon Tunggul


Kecamatan : Gondang
Kabupaten / Kota : Mojokerto

Identifikasi Identifikasi Bentuk-Bentuk Pokok-Pokok Rencana Hasil Yang Manfaat


No Maslah Potensi Kelembagaan Kegiatan Diharapkan
Lembaga Yang (jangka panjang)
Sumber- Direkomendasikan
Sumber
1 Seiring Telah ada Wisata lembah Minggu pertama : 1. Melestarikan 1.Semakin
perkembangan sebuah tempat Mbencirang H1. Pembukaan Kuliah permainan tradisional banyak anak
zaman wisata lembah Kerja Mahasiswa 2. Mengurangi yang gemar
permainan Mbencirang (KKM) kecanduan anak bermain
tradisional mulai yang sudah H2. Pertemuan dengan terhadap game online tradisional
terkisis oleh berjalan, namun pihak kepala desa (gadget) 2.Melestarikan
perkembangan didalamnya dan pihak pengelola 3. Memaksimalkan 6 kebudayakan
teknologi dan hanya memuat wisata lembah aspek perkembangan lokal daerah
tergantikan permainan Mbencirang anak 3.Meningkatkan
dengan modern saja H3. Survey lokasi 4. Adanya pelestarian kreatifitas anak
permainan lembah Mbencirang permainan tradisional
modern seperti H4. Merancang proposal di lembah
gadget dan game dan program kerja Mbencirang
online H5. Menentukan desain
strategi (reward) dan
pilihan permainan
tradisional
H6. Menentukan
anggaran yang
dibutuhkan
Minggu kedua :
H1. Membeli
perlengkapan yang
dibutuhkan
H2. Membuat
permainan tradisional
H3. Pemasangan
permainan tradisional
di lokasi
H4. Promosi kepada
masyarakat sekitar
adanya inovasi
permainan tradisional
di lembah
Mbencirang
H5-6. Pengaplikasian
permainan tradisional
di lembah
Mbencirang
2 Anak – anak Belum ada Minggu ketiga :
lebih tertarik pengenalan H1-H6. Pengaplikasian
dengan permainan permainan tradisional
permainan tradisional di lembah
modern seperti kepada anak- - Mbencirang
gadget dan game anak yang Minggu keempat :
online daripada merupakan H1-6. Penyusunan
permainan bagian dari laporan akhir Kuliah
tradisional yang budaya lokal Kerja Mahasiswa
merupakan (KKM)
bagian dari H7. Penutupan Kuliah
budaya local Kerja Mahasiswa
(KKM)
RENCANA ANGGARAN DAN BIAYA PROGRAM KERJA (KKM)
DAMPINGAN PERMAINAN TRADISIONAL LEMBAH MBENCIRANG
URAIAN
NO
Pemasukan Jumlah (Rp) Pengeluaran Nominal Satuan Jumlah (Rp)
1 172.000 x 6 mahasiswa Rp 1.282.000 Banner engklek Rp 80.000 1 Rp 80.000
2 Egrang Rp 50.000 4 Rp 200.000
4 Karet Rp 6.000 5 Rp 30.000
5 Kelereng Rp 5.000 5 Rp 25.000
6 Cat Rp 45.000 3 Rp 135.000
7 Kuas Rp 5.000 6 Rp 30.000
9 Stick Ice Cream Rp 2.000 20 Rp 40.000
10 Lem Tembak Rp 1.000 35 Rp 35.000
12 Triplek Rp 100.000 1 Rp 120.000
13 Permen Rp 10.000 10 Rp 100.000
16 Paku Rp 10.000 1 Rp 10.000
17 Rafia Rp 12.000 1 Rp 12.000
18 kayu papan nama Rp 100.000 2 Rp 200.000
19 Pilok clear Rp 40.000 1 Rp 40.000
20 Cat tanggung Rp 40.000 1 Rp 40.000
21 Konsumsi dll Rp 205.000 1 Rp 205.000
Jumlah Rp 1.282.000 Jumlah Rp 1.282.000
Saldo Rp -
NO Hari /Tanggal Keterangan
LAMPIRAN FOTO KEGIATAN
1. Senin
KKM KELOMPOK 3 KKM dan persiapan pembukaan KKM
 Survei lokasi
13 Juni 2022

2. Selasa  Pembukaan KKM di Balai desa Kebontunggul


14 Juni 2022

3. Rabu,  Survei Lokasi KKM di Lembah Mbencirang


15 Juni 2022
 Penyusunan proposal KKM

4. Kamis  Penetapan lokasi untuk tempat permainan tradisional


16 Juni 2022

 Penyusunan proposal KKM


5. Jum’at  Pengukuran lahan untuk tempat permainan tradisional dan penyusunan
17 Juni 2022 proposal KKM

6. Sabtu  Pembagian tempat untuk setiap lokasi permainan tradisional dan penyusunan
18 Juni 2022 proposal KKM

7. Minggu  Revisi proposal KKM


19 Juni 2022
8. Senin  Konsultasi program kerja Bersama Kepala Desa
20 Juni 2022

9. Selasa  Mengatur dan merancang tata letak permainan “Lompat tali”


21 Juni 2022

10. Rabu  Mengatur dan merancang tata letak permainan “ Engklek”


22 Juni 2022
11. Kamis  Mengatur dan merancang tata letak permainan “Kelereng”
23 Juni 2022

12. Jum’at  Menata lintasan “Egrang”


24 Juni 2022
13. Sabtu  Menata lintasan “Egrang”
25 Juni 2022

14. Minggu  Menata area permainan karet


26 Juni 2022

15. Senin  Finishing alat permainan di basecamp


27 Juni 2022

16. Selasa  Percobaan alat permainan oleh Tim/Kelompok 3


28 Juni 2022
17. Rabu  Penerapan alat permainan ke peserta outbond
29 Juni 2022
 Briefing alat permainan dengn TIM Outbond Lembah Mbencirang

18. Kamis  Uji coba alat permainan Bersama TIM Outbond Lembah Mbencirang dan
30 Juni 2022 Evaluasi kegiatan hari Rabu, 29 Juni 2022
19. Jum’at  Perbaikan alat permainan
01 Juli 2022

 Pembuatan alat permainan part 2


20. Sabtu  Perbaikan alat permainan dan Pembuatan alat permainan part 2
02 Juli 2022

21. Minggu  Perbaikan alat permainan dan Pembuatan papan nama alat permainan
03 Juli 2022
22. Senin  Perbaikan alat permainan dan Pembuatan alat permainan part 2
04 Juli 2022

23. Selasa  Perbaikan alat permainan dan Pembuatan alat permainan part 2
05 Juli 2022

24. Rabu  Perbaikan alat permainan dan Pembuatan alat permainan part 2
06 Juli 2022
25. Kamis  Partisipasi Lomba Bumdes di Lembah Mbencirang
07 Juli 2022

26. Jum’at  Pembuatan papan nama alat permainan


08 Juli 2022

27. Sabtu  Pembuatan papan nama alat permainan


09 Juli 2022
28. Minggu  Pembuatan papan nama alat permainan
10 Juli 2022

29. Senin  Pemasangan papan nama alat permainan


11 Juli 2022

30. Selasa  Persiapan penutupan KKM


12 Juli 2022

31. Rabu  Penutupan kegiatan KKM di Lembah Mbencirang


13 Juli 2022

Anda mungkin juga menyukai