SKRIPSI
Oleh:
ABDUL QODIR
NIM 11150150000045
2022
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH
Yang menyatakan
Abdul Qodir
I
PERAN MASYARAKAT DALAM MELESTARIKAN KESENIAN TARI
TOPENG SEBAGAI UPAYA MENJAGA BUDAYA LOKAL DI DESA.
PEKANDANGAN KEC. INDRAMAYU KAB. INDRAMAYU
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
ABDUL KODIR
NIM 11150150000045
Yang mengesahkan :
Pembimbing I Pembimbing II
II
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Yang Mengesahkan,
Pembimbing I Pembimbing II
III
IV
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah masyarakat dapat
menjaga dan melestarikan budaya local. Yaitu Tari Topeng Indramayu
Masyarakat merupakan pemelihara, pendukung, pengembang dan mewariskan
kebudayaan kepada generasi-generasi berikutnya. Pendukung dari kebudayaan
adalah manusia itu sendiri sekalipun manusia itu mati, tetapi kebudayaan yang
dimilikinya akan diwariskan kepada keturunannya baik secara vertikal atau
kepada anak cucu mereka maupun secara horisontal atau manusia yang bersatu
dapat belajar dengan manusia yang lain melalui berbagai pengalamannya. Minat
Masyarakat pada kesenian tradisional sangat kecil paling utama generasi- generasi
muda, lebih suka menyaksikan kesenian modern( film, drama, konser musik) dari
pada menyaksikan kesenian tradisional( tari- tari tradisional, wayang), Peranan
masyarakat dapat di lihat pada upaya-upaya untuk melestarikan unsur budaya
kesenian tradisional tari topeng Indramayu dengan cara terus meningkatkan
kualitas dalam penampilan, menambah instrumen, memperluas wilayah
pertunjukan, dan lain sebagainya.
V
ABSTRACT
The purpose of this research is to find out whether the community can maintain
and preserve local culture. Namely the Indramayu Mask Dance. The community is
the preserver, supporter, developer and passer of culture to the next generations.
Supporters of culture are humans themselves, even if humans die, but the culture
they have will be passed on to their descendants either vertically or to their
children and grandchildren or horizontally or humans who are united can learn
from other humans through various experiences. Community interest in
traditional arts is very small, especially the younger generations, preferring to
watch modern art (films, dramas, music concerts) rather than watching
traditional arts (traditional dances, wayang). to preserve the cultural elements of
the traditional art of Indramayu mask dance by continuously improving the
quality in appearance, adding instruments, expanding the performance area, and
so on.
VI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-nya, sehingga peneliti dapat menyusun skripsi ini dengan
judul “Peran Masyarakat Dalam Melestarikan Kesenian Tari Topeng
Sebagai Upaya Menjaga Budaya Lokal di Desa. Pekandangan Kec.
Indramayu Kab. Indramayu”. Skripsi ini disusun guna memenuhi syarat
mendapatkan gelar sarjana pendidikan pada Jurusan Pendidikan IPS, Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
1. Ibu Dr. Sururin, M.Ag selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguran.
2. Bapak Iwan Purwanto, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial dan Bapak Andri Noor Adriansyah, M.Si. Selaku
Seketaris Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.
3. Bapak Syaripullah, M.Si selaku dosen pembimbing 1 dan Ibu Jakiatin
Nisa, M.Pd. selaku dosen pembimbing 2 yang telah meluangkan waktu
selama proses pembuatan skripsi ini.
4. Seluruh Bapak /Ibu dosen Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah
banyak membimbing dan memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis.
5. Bpk. Amirudin dan Ibu Sunenti, selaku orang tua saya yang saya cinta dan
selalu mendoakan saya. Terimakasi atas cinta dan kasih sayang yang tidak
pernah terhenti hingga saat ini. iii
6. Kaka-kaka ku, Hesti Nurjannah, S. Pd, Rahmatillah dan adik ku Rizki
Maulana, Abu Soleh mereka yang membuat saya bangkit dan bersemangat.
7. Teman spesial saya Fanny, Freya, Nana, Miya, Odet dan Kadita yang sering
saya repotkan selama proses pembuatan skripsi ini. Terimakasih karena selalu
ada dan tidak lelah memberi dukungan kepada saya.
8. Teman-teman seperjuangan Pablo Imamulo Escobar Gaviria, Fakih, Riza
Laila, Ibrahim Movic, Subiarto dan Lisa yang telah berjuang bersama dari
awal kuliah sampai proses pembuatan skripsi ini.
9. Teman-teman seangkatan jurusan Pendidikan Ilmu Pengtahuan Sosial 2015
yang tidak bisa disebutkan satu-persatu, semoga kalian sukses selalu.
10. Dan untuk teman KKN ku Ummi Hanifah, yang telah banyak membantu
selama proses pembuatan skripsi ini sehingga saya dapat menyelesaikannya.
VII
11. Teman kamar Sekretariat Permai-Ayu yang telah banyak menghibur selama
pembuatan skripsi ini.
12. Sanggar Tari Mimi Rasinah, Ibu Aerli Rasinah, Bapak Ade Jayani yang
telah mengikjinkan saya melakukan penelitian, sehingga penelitian ini dapat
diselaikan dengan baik.
13. Para responden atas keikutsertaan dan kerjasamanya, sehingga skripsi ini
dapat selesai.
14. Semua pihak yang telah mendukung dalam pembuatan skripsi ini yang tidak
dapat saya sebutkan satu-persatu.
Akhirnya, hanya do’a yang dapat penulis panjatkan agar segala kebaikan
yang telah dilakukan semua pihak dibalas oleh Allah SWT dengan sebaik-baik
balasan. Penulis juga berharap semoga penelitian ini dapat memberikan kontribusi
yang positif bagi dunia pendidikan, serta menambah pustaka dan referensi bagi
yang membutuhkan saran dan masukkan sangat diharapkan penulis, demi
kesempurnaan penelitian ini.
Penulis
VIII
DAFTAR ISI
ABSTRAK
ABSTRACT
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I .................................................................................................................. 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 8
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 8
D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 9
BAB II KAJIAN TEORI .................................................................................... 10
A. Peran Masyarakat .................................................................................... 10
B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Peran Masyarakat ............................. 14
C. Pelestarian Kesenian ............................................................................... 15
D. Faktor yang Mempengaruhi Pelestarian Kesenian .................................... 21
E. Sejarah Tari Topeng Indramayu .............................................................. 23
IX
F. Budaya lokal ........................................................................................... 26
G. Upaya Melestarikan Budaya Lokal .......................................................... 29
H. Nilai-Nilai Karakter................................................................................. 33
I. Penelitian Yang relevan ........................................................................... 35
J. Kerangka Pemikiran ................................................................................ 40
A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................. 41
B. Jenis dan Pendekatan Penelitian .............................................................. 42
C. Prosedur Penelitian.................................................................................. 43
D. Data dan Sumber data Penelitian. ............................................................ 44
E. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 46
F. Wawancara ............................................................................................. 48
G. Dokumentasi ........................................................................................... 50
H. Teknik Analisis Data ............................................................................... 51
I. Teknik Keabsahan Data ........................................................................... 51
BAB IV ............................................................................................................. 53
HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................................... 53
A. Hasil Penelitian.......................................................................................... 53
B. Sejarah Tari Topeng Indramayu .............................................................. 56
C. Makna dan Bentuk Tari Topeng .............................................................. 60
D. Peranan Warga Desa Pekandangan .......................................................... 64
BAB V............................................................................................................... 75
PENUTUP ......................................................................................................... 75
A. Kesimpulan ............................................................................................. 75
B. Saran ....................................................................................................... 76
C. Kata Penutup ........................................................................................... 77
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 78
X
DAFTAR GAMBAR
XI
DAFTAR TABEL
XII
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN IV Dokumentasi
XIII
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesenian tidak akan lepas dari lingkungan masyarakat yang
merupakan perserikatan manusia. Seni diciptakan, dikembangkan dan
dilestarikan melalui tradisi sosial masyarakat dengan tingkat budaya yang
berbeda. Hal ini sejalan dengan falsafah Bhinneka Tunggal Ika yang dianut
oleh masyarakat Indonesia. Kesenian merupakan salah satu faktor budaya
secara umum, sehingga manfaatnya dapat dilihat sebagai pedoman yang
khusus digunakan dalam melaksanakan kegiatan keseniannya. Isi seni adalah
seperangkat model yang berperan secara selektif yang digunakan sebagai alat
kreativitas dan apresiasi untuk memenuhi kebutuhan estetika mereka,
betapapun sederhananya tuntutan keindahan. Seni dan masyarakat tidak dapat
dipisahkan. seni sebagai jalinan dan pemberi kekuatan dan kepuasan tertentu.
1
2
Seni tari yang merupakan gerak ialah sebagai alat ekspresi maupun
media komunikasi. Selaku media ekspresi tari sanggup menghasilkan untaian
gerak yang bisa membuat penikmatnya peka terhadap sesuatu yang terdapat
serta terjalin disekitarnya. Lewat tari bisa pula di informasikan suatu
ungkapan, statment serta ekspresi dalam gerak yang muat komentar-
komentar menimpa realita kehidupan yang dapat merasuk dibenak
penikmatnya sehabis pertunjukan berakhir. Selaku fasilitas komunikasi tari
lewat gerak- ruang- waktu bisa mengantarkan sesuatu misi ataupun pesan-
pesan tertentu agar bisa dimengerti oleh penikmatnya. Sebaliknya
perlengkapan untuk berbicara seorang penari adalah badannya. Seni tari di
Indonesia tumbuh dengan proses perpaduan dari bermacam unsur seni, yang
tiap-tiap seni memiliki ciri kedaerahan.
1
Poerwanto, Kebudayaan dan Lingkungan Dalam Perspektif Antropologi.
(Yogyakarta; Pustaka Belajar) hal. 87
3
2
Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi. ( Jakarta : Rineka Cipta) hal. 180
4
Salah satu aspek yang menarik dari tujuh unsur yang terkandung
dalam kebudayaan ialah kesenian, banyak pergeseran nilai yang terjadi
karena kesenian yang tersebar pada masyarakat, misalnya seni tari topeng
yang sering ditampilkan oleh agama Hindu, cerita yang ditampilkan
kebanyakan dari kisah kisah Mahabarata dan Ramayana. Namun, tari topeng
ini diadopsi oleh Islam sebagai media dakwahnya untuk memancing perhatian
5
Tari topeng tersebar luas di Indonesia dengan nama dan ciri khas
yang berbeda, sentral penyebaran tari topeng di daerah Jawa Barat adalah
Cirebon. Tari topeng ini melukiskan sejarah yang cukup panjang,
berkembangnya tari topeng di Cirebon ini tidak terlepas oleh kiprah Sunan
Kalijaga dan Sunan Gunung Jati, kedua tokoh yang dipandang penting ini
berinisiatif untuk mengislamkan masyarakat setempat dengan media tari
topeng sebagai salah satu tontonan di keraton. Pertunjukan tari topeng
semakin lama semakin digemari masyarakat, dari sanalah tari topeng
akhirnya tersebar dipelosok Jawa Barat, diantara daerah yang terkenal adanya
tari topeng ialah Cirebon, Majalengka, Indramayu dan sebagian kecil
Kabupaten Subang.
Secara universal tidak ada kebudayaan yang tidak berubah dan tidak
adaptif terhadap berbagai bentuk perubahan. Hal inilah yang menyebabkan
kebudayaan bersifat dinamis dan adaptif, dinamika dan adaptasi budaya
3
Vidio Rasinah Dalang Topeng. https://www.youtube.com/watch?v=Hh7Njt3JDM8.
6
Pada masa awal kemunculan tari topeng, sunan gunung jati bekerja
sama dengan sunan kalijaga menggunakan tari topeng ini sebagai salah satu
upaya untuk menyebarkan agama islam, dan sebagai hiburan dilingkungan
keraton. Tari topeng berasal dari tradisi dilingkungan istana kecirebonan
sebagai acara kerajaan, misalnya penyambutan tamu raja, lama-kelamaan tari
ini diminati oleh masyarakat diluar keraton sampai menyebar ke tanah
indramayu. Tari istana lantas berubah fungsi menjadi tari rakyat, sekalipun
antara keraton Cirebon dan tradisi indramayu bertopeng sama, bentuk dan
tokohnya, namun gaya dan gerak tarinya sangat berbeda. Bila tari Cirebon
berisi gerak tari topeng panji, samba tumenggung dan kelana, sedangkan pada
tari topeng yang dikembangkan indramayu ini ada gerak lain, diantaranya ada
samba merah, samba udeng dan rumyang.
B. Rumusan Masalah
Untuk membantu memudahkan penelitian, dalam penelitian ini dibuat
berbagai rumusan masalah sebagai berikut
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk:
D. Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini penulis mengharapkan penelitian ini memberikan
hasil yang bermanfaat dan berguna yaitu sebagai berikut :
1. Manfaat teoritis
2. Manfaat praktis
a. Bagi penulis bermanfaat untuk mengetahui tari topeng sebagai seni yang
patut dilestarikan
A. Peran Masyarakat
1. Pengertian Peran
10
11
4
Agus Sudarsono, Pengantar Sosiologi Konsep Dasar dan Penerapannya(Yogyakarta: 1
Juni 2016) hal. 104
12
2. Pengertian Masyarakat
5
Ibid hal.105
6
Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi (Jakarta : PT. Rineka Cipta 1990) hal.
143
13
7
https://konsultasiskripsi.com/2021/04/27/teori-peran-skripsi-dan-tesis-2/
15
bahwa nilai pelestarian budaya dan seni harus didukung agar proses
pelestariannya berjalan beriringan.
C. Pelestarian Kesenian
Seni adalah bagian penting dari kehidupan. Seni tidak hanya menjadi
kebutuhan bagi orang kaya yang hidup berkecukupan, tetapi juga kebutuhan
bagi orang miskin yang hidup dalam kemiskinan. Perubahan zaman
mempengaruhi munculnya perubahan di segala bidang, termasuk dalam hal
kebudayaan Kebudayaan yang telah diciptakan sebelumnya oleh manusia
dalam berbagai kelompok dan wilayah yang menghasilkan keragaman budaya
yang pada akhirnya harus menghadapi perubahan.
8
Agus Sudarsono, Pengantar Sosiologi Konsep Dasar dan Penerapannya (Yogakarta
:Universitas Negri Yogyakarta, 2016) hal. 119
16
9
https://text-id.123dok.com/document/7qvvmwwrq-pelesatarian-1-pengertian-
pelestarian-landasan-teori.html
18
sebagai cetak biru. Maka upaya pengembangan kultur local ini seyogyanya
dilaksanakan dalam konteks masyarakat multi kultural Indonesia. Masyarakat
local adalah rakyat dari sebuah daerah dalam lingkungan Negara Republik
Indonesia. Sebagai rakyat Daerah mereka mempunyai hak untuk
mengekspresikan diri mereka dengan cara memfungsikan dan memajukan
kultur sendiri. Sebagai rakyat sebuah daerah mereka mempunyai hak untuk
melestarikan dan mewariskan kultur local kepada generasi berikutnya. 10
10
Amri Marzali, Antropologi dan Pembangunan Indonesia (Kencana Prenada Media
Grup) hal. 220
11
Jocabus Ranjabar, Sistem Sosial dan Budaya Indonesia (Jakarta: Ghalia Indonesia
Yogyakarta, 2006), hal. 78.
19
a. Media komunikasi
Manusia sebagai makhluk sosial harus saling berkomunikasi.
Secara naluriah, mereka didorong oleh kebutuhan untuk mengungkapkan
berbagai perasaan, reaksi, opini, sikap, dan pengalaman batin (termasuk
intuisi). Salah satu alat komunikasi itu adalah seni. Implementasi seni
sebagai ekspresi rasa memiliki jenis yang berbeda dan tergantung pada
orangnya. Bentuk-bentuk tersebut muncul dalam bentuk kata-kata yang
pada akhirnya mengarah pada sastra dan seni, kemudian dalam bentuk
gerakan-gerakan yang mengarah pada tarian, dan pada garis-garis dan
warna-warna yang mengarah pada seni rupa.
b. Sebagai hiburan
1. Culture Experience Cara ini adalah dengan cara kita terjun langsung untuk
mempelajari budaya masing-masing daerah sesuai daerahnya. Contoh suku
sunda mempelajari tari jaipong atau pencak silat. Hal ini penting untuk
dipelajari dari generasi ke kegenari agar tetap lestari sehingga kita dapat
memperkenalkan sekaligus mempertontonkan budaya kepada orang
banyak bahkan pada dunia.
12
Ana Irhandayaningsih, Pelestarian Kesenian Tradisional sebagai Upaya Dalam
Menumbuhkan Kecintaan Budaya Lokal di Masyarakat Jurang Blimbing Tembalang. ANUVA
Volume 2 (1): 19-27, 2018 hal. 23
23
13
Lasmiyati, Rasinah Maestro Tari Topeng Indramayu, Balai Pelestarian Nilai Budaya
Bandung. Patanjala (September 2013) : Vol. 5 No. 3 Hal. 476
24
Pada tahun 1568, Sunan Gunung Jati, penguasa Cirebon dan juga
sebagai seorang penyebar agama Islam, meninggal pada usia 120 tahun.
Digantikan oleh putra dari cucunya, Pangeran emas yang bergelar
Panembahan Ratu. Sebelum Sunan Gunung Jati menobatkan Pangeran Emas
sebagai penguasa Cirebon, ia telah merencanakan terlebih dahulu bahwa
penerus berikutnya adalah putranya Pangeran Passarean. Pangeran Passarean
meninggal pada usia 16 tahun. Setelah kematian Pangeran Pasarean, Sunan
Gunung Jati mengangkat Pangeran Sawarga dari Ki Fadhilah Khan dan Ratu
Ayu Sakluh), yang terakhir menerima posisi Adipati Cerbon atau Dipati Ratu,
tetapi Pangeran Sawarga meninggal. Setelah Panembahan Ratu naik takhta,
situasi pemerintahan Cirebon membaik karena kepemimpinan Sunan Gunung
Jati., wilayah kekuasaan Cirebon mencapai eks Karesidenan Cirebon
sekarang.
14
Ibid hal. 478
15
(http://sanggarcendrawasih.wordpress.com)
26
F. Budaya lokal
Setiap daerah di Indonesia memiliki keanekaragaman budaya yang
berbeda-beda. Kebudayaan merupakan sarana masyarakat untuk melestarikan
dan menjaga lokalitas masyarakat, dan merupakan salah satu bentuk kearifan
lokal. Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga:
gagasan, aktivitas, dan artefak.17
16
wawancara dengan Aerli Rasinah tanggal 23 februari 2020
17
Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi (Jakarta: PT.Rineka Cipta 1990) hal. 49
27
3. Artefak (karya) Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil
dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat
berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan
didokumentasikan. Sifatnya paling konkret diantara ketiga wujud
kebudayaan.
18
Ibid, hal. 221
29
19
Ana Irhandayaningsih, Pelestarian Kesenian Tradisional sebagai Upaya Dalam
Menumbuhkan Kecintaan Budaya Lokal di Masyarakat Jurang Blimbing Tembalang. ANUVA
Volume 2 (1): 19-27, 2018 hal. 20.
30
20
https://123dok.com/document/8yd1reyp-asimilasi-interaksi-multietnis-kelurahan-
tigabinanga-kecamatan-tigabinanga-kabupaten.html
21
https://www.dosenpendidikan.co.id/pengertian-akulturasi-menurut-para-ahli/
31
kebudayaan. Proses enkulturasi dapat dimulai sejak dini, yaitu pada masa
kanak-kanak. Proses ini dapat diawali dari lingkungan keluarga, teman
sepermainan, dan masyarakat luas.
dan seni lokal. Waktu untuk acara peringatan daerah, termasuk tarian daerah
dan pengetahuan lokal yang dapat meningkatkan kesadaran akan nilai-nilai
budaya. Oleh karena itu, seni merupakan aset budaya lokal masyarakat dan
harus dilindungi sebelum dapat menjadi nilai perlindungan masyarakat.
H. Nilai-Nilai Karakter
Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan
dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan,
serta kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan,
dan perbuatan berdasarkan norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan
adat istiadat. Makna karakter adalah sebagai cara berfikir dan berprilaku yang
khas pada tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup
masyarakat, bangsa, dan negara.
Karakter dimaknai sebagai cara berpikir dan berperilaku yang khas,
yang dimiliki tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup
keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara. Individu yang berkarakter baik
adalah individu yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri
sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam
pikiran sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma agama,
hukum, tatakrama, budaya, adat istiadat, dan estetika. Karakter adalah
perilaku yang tampak dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam bersikap
maupun dalam bertindak.
Soemarno Soedarsono, mengungkapkan pendidikan karakter
sebagai sebuah nilai yang sudah tertanam di dalam diri sendiri. Nilai tersebut
didapat melalui Pendidikan, pengorbanan, percobaan, pengalaman dan
pengaruh lingkungan yang mana kemudian dipadukan dengan nilai-nilai yang
terdapat pada seseorang. Nilai-nilai tersebut menjadi nilai intrinsik yang
mendasari sikap, perilaku, dan pemikiran seseorang.24
Nilai karakter merupakan sebuah proses transformasi nilai-nilai
kehidupan untuk ditumbuh kembangkan dalam kepribadian seseorang,
24
https://cherishacademy.sch.id/id/pengertian-karakter-menurut-para-ahli
34
sehingga menjadi satu dalam kehidupan orang itu. Nilai karakter dapat
dikatakan sebagai suatu ide atau konsep yang dijadikan sebagai pedoman atau
patokan dalam berperilaku bagi seseorang. Nilai-nilai karakter dapat
ditemukan dalam budaya Indonesia. Hal tersebut merupakan salah satu
identitas bagi masyarakat Indonesia yang masih memegang erat nilai luhur
adat dan istiadat daerahnya. Selanjutnya, nilai-nilai luhur yang terdapat dalam
adat dan budaya suku bangsa Indonesia telah dikaji dan dirangkum menjadi
satu.
Program Penguatan Pendidikan Karakter yang gencar dilakukan oleh
pemerintah melalui PPK akhinya mengerucutkan 18 nilai karakter tersebut
menjadi lima nilai utama karakter yang saling berkaitan. Kelima nilai utama
karakter bangsa yang dimaksud adalah: Religius, Nasionalis, Mandiri, Gotong
royong dan Integritas atau disingkat menjadi Renamagi. Ada pun
penjelasannya sebagai berikut:
1. Religius
2. Nasionalis
3. Mandiri
4. Gotong Royong
5. Integritas
2. Skripsi Siti Khotijah Skripsi ini berjudul ”Tari Topeng Klana Gaya
Mama Carpan di Sanggar Seni Asem Gede Desa Muntur Kabupaten
Indramayu”. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan
menganalisis struktur pertunjukan, koreografi, rias dan busana Tari
Topeng Klana Gaya Mama Carpan. Metode penelitian yang digunakan
yaitu metode deskriptif analisis melalui pendekatan kualitatif.
Berdasarkan hasil penelitian, struktur pertunjukan Tari Topeng Klana
Gaya Mama Carpan di Sanggar Seni Asem Gede mengalami perubahan
37
pada pra pertunjukan dan pertunjukan inti tarinya. Tari Topeng Klana
Gaya Mama Carpan memiliki gerakan yang unik karena mengadopsi
beberapa gerak dari kehidupan masyarakat pertanian dan dari seekor
kuda. Gerak khas yang terinspirasi dari kehidupan masyarakat pertanian
dalam tarian ini dinamakan gerak ojeng-ojeng, sedangkan gerak yang
terinspirasi dari kuda dinamakan jaran kuningan. Gerak ojeng-ojeng
terbagi menjadi 4 macam motif yaitu ojeng-ojeng bahu, ojeng-ojeng
sepak soder, ojeng-ojeng dengkul dan ojeng-ojeng bokong. Tari Topeng
Klana Gaya Mama Carpan secara struktur pertunjukan mengalami
perubahan dari pertunjukan tradisi menjadi sarana pertunjukan, namun
dari sisi koreografi, rias dan tata busananya tarian ini tetap
mempertahankan sifat-sifat tradisinya.
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Indramayu
3 Rofi’atul “Peran Mimi Persamaan dalam Perbedaan dalam
Himmah Rasinah penelitian ini penelitian ini lebih
Skripsi Terhadap Tari adalah di latar kepada biografi sang
2017 Topeng belakangi maestro Tari Topeng
Universitas Indramayu kesenian topeng Indramayu yaitu
Islam Tahun 1994- yang pernah Mimi Rasinah dan
Negri 2010” menjadi salah satu perannya dalam
Sunan media dakwah mengembangkan
Gunung islam oleh Sunan Tari Topeng di
Djati Kalijaga kesenian daerah Indramayu
yang mengandung sejak tahun 1994-
falsafah hidup dan 2010
maestro tari
Topeng Mimi
Rasinah yang
memberikan
respon yang
signifikan dalam
masyarakat
J. Kerangka Pemikiran
Dari uraian tersebut secara sistematis kerangka pemikiran teoritis
dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikat:
MASYARAKAT
PERUBAHAN SOSIAL
Seni tari topeng Indramayu akan tetap eksis, tentunya akan ada
hubungan antara seniman, masyarakat, Pemerintah dan kesenian lainnya.
Oleh karena itu, perlu dipertanyakan mengapa Tari Topeng Indramayu
berkembang dalam kehidupan masyarakat Kecamatan Indramayu,
Kabupaten Indramayu. Pahami mengapa seni dapat berkembang dan
41
bertahan di satu tempat tetapi tidak di tempat lain, dan mengapa seni
tradisional dapat berkembang dan bertahan di tempat lain.Dalam penelitian
ini peneliti ingin mengetahui bagaimana Tari Topeng Indramayu
berpartisipasi dalam pengembangan dan pelestarian kesenian khas
Indramayu untuk mendukung dan memajukan kesenian tradisional
masyarakat di wilayah Kabupaten Indramayu.
BAB III
METODE PENELITIAN
Waktu
Kegiatan Oktober November Desember Januari Februari
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Penulisan
BAB I
Penulisan
BAB II
Penulisan
BAB III
Penyusuna
41
42
n
Instrumen
Penelitian
Uji Coba
Instrumen
Penelitian
Pengumpul
an Data
Analisis
Data
Melaporka
n Bab IV
dan Bab V
Penyusuna
n Laporan
Secara
Lengkap
Sidang
Munaqosah
Revisi
Skripsi
Pengumpul
an Skripsi
C. Prosedur Penelitian
Menurut Moleong , prosedur penelitian harus melalui tahap-tahap
sebagai berikut:
1. Tahap pralapangan
a. Menyusun rancangan penelitian dan merumuskan masalah yang akan
dibahas.
b. Peneliti menentukan tempat penelitian. Sebelumnya, peneliti
mempelajari serta mendalami fokus rumusan masalah penelitian.
Peneliti memilih lokasi di Desa Pekandangan, Kecamatan Indramayu,
Kabupaten Indramayu.
c. Peneliti memberikan susunan proposal penelitian sebagai syarat dalam
menyampaikan rancangan penelitian kepada pihak terkait.
d. Peneliti mengurus berkas-berkas perijinan seperti surat rekomendasi
izin penelitian.
2. Tahapan pekerjaan lapangan
a. Peneliti memahami latar penelitian yang meliputi: latar belakang sistem
sosial kebudayaan masyarakat, memahami pandangan hidup
25
Lexy Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (bandung PT: Remaja Rosdakaya,
2013) hal. 4.
44
26
Lexy Moleong, metodologi Penelitian Kualitatif (bandung PT: Remaja Rosdakaya,
2013), hal. 127.
45
a. Data Primer
b. Data Sekunder
c. Sumber Data
27
Andi Prastowo, Menguasai Teknik-teknik Koleksi Data Penelitian Kualitatif (Jogjakarta
: Diva Press 2010) hal. 14
28
Ibid, hal. 27
29
Ibid. hal. 28
47
30
Ibid. hal. 41
48
F. Wawancara
Wawancara adalah a conversation with purpose. Wawancara adalah
percakapan dengan maksud tertentu oleh dua pihak antara pewawancara
dengan pemberi jawaban atas pertanyaan itu. 31 Proses memperoleh sumber
data dengan cara Tanya-jawab antara pewawancara dengan informan. Penulis
mengadakan wawancara untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan.
Wawancara juga memiliki beberapa jenis yaitu, (1) wawancara tak
berstruktur ialah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan
pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk
pengumpulan datanya, (2) wawancara berstruktur merupakan wawancara
dengan sejumlah pertanyaan yang telah disusun secara lebih berstruktur
berdasarkan apa yang telah didapatkan dari responden yang dilakukan setelah
31
Lexy Maleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : PT. Remaja Rosdakara,
2013), hal.186.
49
G. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan langkah akhir yag digunakan untuk
pengumpulan data dalam penelitian ini. Dalam langkah ini diperlukan
seperangkat alat atau instrument yang memandu untuk pengambilan data-data
dokumen. Hal ini dilakukan, agar dapat menyeleksi dokumen mana yang di
pandang dibutuhkan secara langsung dan mana yang tidak diperlukan. Untuk
melakukan proses dokumentasi maka peneliti menggunakan teknik
pencatatan, record, dan foto.
Menurut Guba dan Lincon, record adalah setiap pernyataan tertulis
yang disusun oleh seseorang atau lembaga untuk keperluan pengujian untuk
peristiwa atau penyajian akunting. Sedangkan dokumen adalah setiap bahan
tertulis ataupun film.34 Dokumen berisi catatan peristiwa yang sudah berlalu
yang berbentuk tulisan, gambar, atau karya monumental dari
seseorang.Peneliti dapat mempelajari dokumen yang berhubungan dengan
materi peranan masyarakat dalam melestarikan kesenian Tari Topeng dengan
teknik dokumentasi. Dokumen diperoleh dari buku-buku, foto-foto, arsip-
arsip. Berkenaan dengan penelitian ini, dokumen tersebut diharapkan dapat
memberikan uraian dan wujud peranan masyarakat dalam melestarikan
kesenian Tari Topeng Indramayu.
Tahap dokumentasi dilakukan untuk dapat memperkuat data hasil dari
observasi dan wawancara. Metode dokumentasi yang dipakai dalam penulisan
ini adalah metode dokumentasi tertulis dan tidak tertulis. Metode
dokumentasi tertulis yang digunakan sebagai acuan adalah buku, data
monografis. Sedangkan dokumentasi tidak tertulis yang digunakan acuan
adalah foto-foto dan video
34
Lexy. J. Maleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, ( Bandung: Remaja Rosdakarya,
2013), hal.216.
51
1. Pengumpulan Data
Data di dapatkan dari teknik-teknik yang sudah di tentukan
sebelumnya dari berbagai sumber informan di Desa Pekandangan,
Kecamatan Pekandangan.
2. Reduksi Data
Proses perangkuman data melalui pemilihan hal-hal yang pokok
sehingga dapat mengambil point-point penting dan membuang yang tidak
sesuai dengan apa yang di harapkan.
3. Penyajian Data
Informasi yang disusun oleh peneliti yang dapat memberikan
gambaran penelitian sehingga dapat melakukan penarikan kesimpulan
maupun pengambilan tindakan.
4. Kesimpulan dan Verifikasi Data
Penarikan kesimpulan adalah upaya yang dilakukan oleh peneliti
ketika berlangsungnya proses penelitian di lapangan, sehingga dapat
menjawab rumusan masalah serta tujuan penelitian, dan proses
mengverivikasi data yakni penarikan kesimpulan oleh peneliti dari hasil
yang didapatkan di lapangan.
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran umum lokasi penelitian
a. Letak dan Keadaan Alam
Apabila dilihat dari letak geografisnya Kabupaten Indramayu
terletak pada 107° 52 ° - 108° 36 ° Bujur Timur dan 6° 15 ° - 6° 40 °
Lintang Selatan. Sedangkan berdasarkan topografinya sebagian besar
merupakan dataran atau daerah landai dengan kemiringan tanahnya rata-
rata 0 – 2 %. Keadaan ini berpengaruh terhadap drainase, bila curah
hujan cukup tinggi, maka di daerah-daerah tertentu akan terjadi
genangan air. Kabupaten Indramayu terletak di pesisir utara Pulau Jawa
dan memiliki 31 kecamatan dengan 307 desa yang berbatasan langsung
dengan laut dengan panjang garis pantai 114,1 Km.35
35
https://jabarprov.go.id/index.php/pages/id/1052
53
54
b. Iklim
c. Penggunaan Tanah
dari Sawah Irigasi 121. 355 Ha( 59, 50 persen); Sawah tadah
hujan 12. 420 ha( 06, 09 persen); Perkebunan 42. 130 ha( 15, 75 persen);
Pemukiman 17. 980 ha( 08, 81 persen); Empang 12. 600 ha( 06. 18
persen); Yang lain 7. 526 ha( 03, 67 persen). 37
36
https://jabarprov.go.id/index.php/pages/id/1052
37
https://jabarprov.go.id/index.php/pages/id/1052
55
d. Kependudukan
e. Mata Pencaharian
38
Hasil Wawancara Dengan Ibu Aerli Sebagai Ketua Sanggar Tari Mimi Rasinah (5
September 2020)
57
39
Hasil Wawancara Dengan Bpk.AdeJayani Suami Ibu Aerli Juga Penanggungjawab
Sanggar (5 September2020)
40
Hasil Wawancara Dengan Ibu Aerli Sebagai Ketua Sanggar Tari Mimi Rasinah (5
September 2020)
58
43
Hasil Wawancara Dengan Ibu Aerli (5 September 2020)
44
Hasil wawancara dengan Bpk.Ade Jayani Suami Ibu Aerli Juga Penanggung Jawab
Sanggar (5 September2020)
60
gerakan dari para penari. Apalagi Sunan Gunung Jati serta Sunan
Kalijaga memakai tarian ini sebagai media dakwah untuk penyebaran
Islam serta pula dapat jadi hiburan di dekat istana.
Gerakan yang dicoba oleh para penari dalam tarian ini mengikuti
tipe topeng yang digunakan oleh para penari. seperti penari yang
memakai topeng panji, gerakannya bagaikan isyarat antara gerakan dan
keheningan. sebab itu, topeng panji berarti umur seorang yang
merupakan balita ataupun baru saja lahir.
yang di menyesuaikan diri dari wujud jas safari para pejabat di masa
kolonial. Sama halnya perbandingan dalam pemakaian Peci Bendo.45
45
Wawancara Aerli Rasinah (5 desember 2020)
64
Kala itu, Mimi Rasinah lah yang sangat tabah menemani serta
menjaga Aerli. Si nenek tidak henti- hentinya menyemangati Aerli buat
keluar dari rasa minder, khawatir, serta malu sebab mempunyai sisa
cedera bakar yang lumayan parah.“ Awal mulanya malu sekali, namun
aku mau menampilkan kepada orang kalau begini lho wajah aku di balik
topeng. Tidak senantiasa menawan serta sempurna. Tidak senantiasa
46
Hasil Wawancara Dengan Ibu Aerli (5 September 2020)
66
47
Hasil Wawancara Dengan Ibu Aerli (5 September 2020)
48
https://www.tosupedia.com/2014/11/sanggar-tari-topeng-mimi-rasinah-wujud.html
49
Hasil Wawancara Dengan Ibu Aerli (5 September 2020)
67
50
Hasil Wawancara Dengan Ibu Aerli (5 September 2020)
51
Hasil Wawancara Dengan Ibu Aerli (5 September 2020)
52
Hasil Wawancara Dengan Bpk. Ade Jayani(5 September)
68
53
Hasil Wawancara Dengan Ibu Aerli (5 September 2020)
54
Hasil Wawancara Dengan ibu Aerli (5 September 2020)
55
Hasil Wawancara Dengan Ibu Aerli (5 September 2020)
69
56
Hasil Wawancara Dengan Ibu Aerli (5 September 2020)
70
57
Hasil Wawancara Dengan Ibu Aerli (5 September 2020)
71
59
Hasil Wawancara Dengan Ibu Aerli (5 September 2020)
72
60
Sambutan Malam Penghargaan Hari Widodo Manager Pertamina EP
61
Hasil Wawancara Dengan Ibu Aerli (5 September 2020)
73
62
Hasil Wawancara Dengan Ibu Aerli (5 September 2020)
63
Hasil Wawancara Dengan Ibu Aerli (5 September 2020)
74
64
Hasil Wawancara Dengan Ibu Aerli (5 September 2020)
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat di simpulkan bahwa:
1. Awalnya, tari topeng hanya ditarikan oleh pria, sedangkan para wanita
menarikan tari ronggeng. Namun karena tari ronggeng identik dengan
tarian untuk menggoda pria. Maka untuk menyelamatkan kehormatan
anaknya, ayah Rasinah pun memutuskan untuk mengajarkan tari topeng ke
putrinya. Saat zaman penjajahan Jepang, rombongan topeng ayahnya
sempat dituduh sebagai mata-mata sehingga sebagian topeng dan aksesoris
tari topeng dimusnahkan. Lepas dari penjajahan Jepang, semua kesenian
rakyat, termasuk tari topeng, dilarang tampil pascaperistiwa G30S. Hal ini
terjadi karena kesenian rakyat identik dengan LEKRA (Lembaga
Kebudayaan Rakyat) yang dekat dengan Partai Komunis Indonesia (PKI).
Selama 20 tahun, tari topeng seakan tertidur. Selendang dan topeng pun
digantung begitu saja. Saat itu, Mimi Rasinah hanya bermain gamelan
untuk mengiringi pertunjukan sandiwara suaminya. Namun, pada 1994,
tari topeng Mimi Rasinah “ditemukan” kembali oleh dosen STSI Bandung.
Sehingga Tari topeng mulai eksis lagi.
2. Dalam perkembangannya tari topeng tidak akan terlepas dari adanya peran
masyarakat karna dengan adanya masyarakat Tari Topeng Indramayu
Masih Bisa Eksis sampai sekarang Kesenian tradisional tari topeng
Indramayu pada saat sekarang ini lebih sering diajarkan di sekolah-sekolah
terutama dari tingkat SD sampai dengan SMA. Tari topeng Indramayu
berfungsi sebagai tari upacara penyambutan tamu atau hiburan bagi si
penari maupun penontonnya, berfungsi sebagai penyalur hobi dan
berfungsi sebagai sarana pencari nafkah bagi seniman. Kelompok
masyarakat pemerhati tari topeng Indramayu di Kecamatan Indramayu
adalah dari golongan terpelajar dan kaum Remaja.
75
76
B. Saran
Dalam hal ini ada beberapa saran yang perlu disampaikan yaitu:
material maupun non material agar seni tari topeng ke Indramay dapat
terus dilestarikan dan dikembangkan.
3. Bagi generasi penerus dan masyarakat pendukung
Hendaknya generasi penerus dan masyarakat pendukung di
Kecamatan Indramayu dapat melestarikan kesenian tradisional yang
dimiliki, yaitu dengan cara belajar dari pertunjukan yang ditampilkan dan
mempunyai rasa tanggung jawab yang dapat diharapkan dan lebih
memahami pentingnya keberadaan seni serta nilai-nilai budaya seni
tradisional tari topeng Indramayu yang lahir ditengah-tengah masyarakat
Desa Pekandangan Indramayu.
C. Kata Penutup
Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah
memberikan limpahan rahmat dan karunia-Nya serta hidayah-Nya berupa
kesehatan dan kekuatan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini. Dalam penulisan skripsi ini tentunya banyak sekali terdapat
kekurangan dan kesalahan serta jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
dengan kerendahan hati penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang
sifatnya membangun dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi.
Akhirnya, tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dan berpartisipasi dalam menyelesaikan skripsi
ini. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan petunjuk dan rahmat-Nya
kepada kita semua. Amin ya rabbal’alamin.
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Ranjabar Jocabus, Sistem Sosial dan Budaya Indonesia (Jakarta: Ghalia Indonesia
Yogyakarta, 2006),
78
79
INTERNET
Azhar Hutomo Rahmad. Denyut Sanggar Tari Topeng Mimi Rasinah di Desa
Pekandangan Indramayu
https://nationalgeographic.grid.id/read/13997352/denyut-sanggar-tari-
topeng-mimi-rasinah-di-desa-pekandangan-indramayu?page=all
Tosu Mas. Sanggar Tari Topeng Mimi Rasinah Wujud dari Revitalisasi Seni Asli
Indramayu https://www.tosupedia.com/2014/11/sanggar-tari-topeng-
mimi-rasinah-wujud.html
LAMPIRAN I
Yang Mengesahkan,
Pembimbing I Pembimbing II
NIM : 11150150000045
Paraf Paraf
Referensi
No Pembimbing I Pembimbing II
BAB I
1 Poerwanto, Kebudayaan dan
Lingkungan Dalam Perspektif
Antropologi. (Yogyakarta;
Pustaka Belajar) hal. 87
2 Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu
Antropologi. ( Jakarta : Rineka
Cipta) hal. 180
6 Koentjaraningrat, Pengantar
Ilmu Antropologi (Jakarta : PT.
Rineka Cipta 1990) hal. 143
7 https://konsultasiskripsi.com/2021/
04/27/teori-peran-skripsi-dan-tesis-
2/
15 (http://sanggarcendrawasih.wordpre
ss.com)
16 Koentjaraningrat, Pengantar
Ilmu Antropologi (Jakarta:
PT.Rineka Cipta 1990) hal. 49
17 Ibid, hal. 221
18 Ana Irhandayaningsih,
Pelestarian Kesenian
Tradisional sebagai Upaya
Dalam Menumbuhkan
Kecintaan Budaya Lokal di
Masyarakat Jurang Blimbing
Tembalang. ANUVA Volume 2
(1): 19-27, 2018 hal. 20
19 Bakker, Filsafat Kebudayaan
Sebuah Pengantar (Jakarta:
Gunung Mulia, 1992), hal. 83.
21 https://cherishacademy.sch.id/id
/pengertian-karakter-menurut-
para-ahli
22 BAB III
Lexy Moleong, Metodologi
Penelitian Kualitatif (bandung PT:
Remaja Rosdakaya, 2013) hal. 4.
23 Lexy Moleong, metodologi
Penelitian Kualitatif (bandung PT:
Remaja Rosdakaya, 2013), hal.
127.
24 Andi Prastowo, Menguasai Teknik-
teknik Koleksi Data Penelitian
Kualitatif (Jogjakarta : Diva Press
2010) hal. 14
25 Ibid, hal. 27
26 Ibid. hal. 28
27 Ibid. hal. 41
28 Lexy Maleong, Metodologi
Penelitian Kualitatif, (Bandung :
PT. Remaja Rosdakara, 2013),
hal.186.
29 Andi Prastowo, Menguasai Teknik-
tekni Koleksi Data Penelitian
Kualitatif (Jogjakarta : Diva Press
2010) hal. 153-155
30 Ibid. 145
32 BAB IV
https://jabarprov.go.id/index.p
hp/pages/id/1052
33 https://jabarprov.go.id/index.p
hp/pages/id/1052
34 https://jabarprov.go.id/index.p
hp/pages/id/1052
35 https://nationalgeographic.grid.id/
read/13997352/denyut-sanggar-
tari-topeng-mimi-rasinah-di-desa-
pekandangan-indramayu?page=all
36 https://www.tosupedia.com/2014/
11/sanggar-tari-topeng-mimi-
rasinah-wujud.html
A. NARASUMBER
NAMA : Aerli Rasinah
B. PEWAWANCARA
NAMA : Abdul Kodir
NIM : 1115015000045
N : asal mulanya kesenian tari topeng itu dari cirebon dan juga hanya pada
lingkungan keceribonan hanya sebagai penyambutan bagi tamu-tamu kerajaan
kira-kira begitu sih ka entar cari lagi jurnal atau di google
N : sejak dulu ya jamannya kakek sama mimi tari topeng pekandangan sudah
terkenal Cuma dulu masih keliling istilahnya bebarang begitu waktu agresi
Belanda, saat itu kisruh. Nah, pas itu kakek bawa sebuah topeng di balik
pakaian. Oleh Belanda, dikira ia menyembunyikan senjata. Hingga kakek lastra
ditembak,” ucap Aerli sembari melaksanakan adegan menyembunyikan
topengnya di balik punggung
P : sanggar tari yang Anda pimpin ada atau berdiri sejak kapan ?
N : kalau inisih sanggar yang kedua sanggar yang pertama itu saya kurang tahu
lupa Cuma sanggar kedua ini alhamdulillah dapat bantuan dari pemprov jawa
barat sebagai wadah bagi para generasi penerus juga dibantu sama masyarakat
sekitar berdirilah sanggar tari mimi rasinah tepatnya 8 Maret 2008
P : Apa yang membedakan tari Topeng indramayu dengan tari Topeng lain
yang ada di desa pekandangan, Kecamatan indramayu?
N : yang membedakannya itu paling gerakannya kalau tari topeng yang mimi
bawakan wariskan ini gerakannya lebih energik nglodra menghentak terus
kakinya tidak terlalu ngangkat
N : tujuannya agar tari topeng dapat terus ada dan tak pernah hilang dimakan
zaman biar eksislah kata anak zaman sekarang mah hehe (jawab responden
sambil bercanda)
N : gak nentu sih kalo pementasan apalagi sekarangkan lagi musim virus gini
ya kemaren sih 3 atau 4 ya kalau gak salah di gedung kesenian indramayu di
lelea paling ini sih ka kalau sekarang kita galakkan melalui siaran online Misi
kita serta Pertamina sama, melestarikan seni serta budaya. Kita hendak libatkan
ribuan siswa Indramayu menari tanpa wajib terdapat kerumunan. Bahan ajar
nanti dibagikan secara virtual, Nanti akan diadakan 7 pertunjukan yang
bekerjasama dengan sebagian seniman Indramayu yang lain, sebaliknya 3
episode rencana kita hendak buat bimbingan, jadi viewers bukan cuma nonton
tetapi sekalian belajar,” ucap Aerli Rasinah.
N : dua sampai tiga Haridalam seminggu kurang lebih 50 anak. Dari usia 4
tahunan sampai berusia 20 an. Latihan masing- masing hari minggu, reguler.
Bayaran 15 ribu. Privat tiap hari, 20 ribu per hari. Durasi secapeknya. Kalo
baru umumnya sejam sudah letih. Kemudian ada juga yang mau mengambil
filosofi topeng, itu latihannya malam,
N : budaya luar yang banyak masuk ke negeri kita terus arus globalisasi dan
modernisasi juga kurangnya kepeduliannya masyarakat untuk melestarikan
budaya yang sudah ada maka dari itu saya sebagai pelaku seni ingin sekali agar
tari topeng dapat disukai dan dikenal tidak hanya di dalam negri bahkan sampai
ke luar negri
N : banyak upaya yang dilakukan agar tari topeng ini tetap ada dan dikenal
oleh banyak orang kami melatih tari topeng tidak hanya di sanggar, kami juga
mengajarkan di sekolah sekolah dan alhamdulillah di beberapa sekolah sudah
di jadikan muatan lokal juga ekstrakulikuler sekolah juga kita mengajar untuk
para narapidana di lapas indramayu agar mereka dapat mengenal juga
mempunyai keahlian menari tari topeng dan dapat mengerti arti yang
terkandung dalam tarian tersebut
N : makna kesenian tari topeng bagi saya adalah dengan menari memakai
karakter topeng yang berbeda beda panji tumenggung pamindo dan kelana di
situ saya belajar bahwa setiap manusia memiliki sifat yang berbeda beda maka
kita harus bisa menyikapi setiap karakter tersebut
N : Mimi Rasinah
N : Banyak yang ikut latihan apalagi kan sekarang enak sudah ada sosmed
youtube dll. jadi buat eksisnya gampang hehe.. (responden sambil tersenyum)
P : Apa yang membedakan tari Topeng Indramayu dengan tari Topeng lain
yang ada di desa pekandangan,Kecamatan Indramayu?
N : kurang tahu sih karna saya Cuma belajar tari ini aja
N : kalau keturunan darah seni sih gak ada ka jadi awalnya itu mamah nyuruh
supaya sehat katanya hehe
N : mamah awalnya, terus jadi suka sendiri ya biar ngikut melestarikan juga
supaya tari topeng tetap eksis
N : teknologi sih ka kayaknya jadi budaya luar masuk budaya kita sendiri
malah terabaikan
N : terus latihan supaya supaya lancar kalau lancar di ikut sertakan buat pentas
kalau sudah pentas dapet pengalaman dapet duit juga lumayan hehe
N : Semoga tari topeng tetap eksis dan alhamduliullah dengan adanya tari
topeng saya juga dapat ikut melstarikan
P : Apa yang mendorong saudara menjadi pemain musik tari Topeng
Indramayu?
N : sudah lama sejak mimi rasinah masih ada waktu itu saya yang menabuh
kendang, itu kalau saya liat mimi nglodra gerakannya itu walaupun mimi sudah
beranjak usia tuanya itu masih bisa menjiwai karakter-karakter topeng ganjene
kuh kaya wong masih enom bagen wis tua gah dadi kaya dudu mimi
N : dari bapak karna bapakj juga seorang seniman jadi ketularan dulu kan saya
waktu kecil masih gk ada hp jadi mainnya ya kendang gak kaya anak jaman
sekarang hp hpean bae pegaweane (nara sumber sambil gelengkan kepal )
N : cukup sering kalau dulu sekarang sih paling kalau dapet job saja baru
mainan kendang lagi
N : banyak ya 10/11 tergantung kadang ada satu orang yang memainkan 2 alat
bahkan lebih
P : Peralatan musik apa saja yang digunakan dalam kesenian tari Topeng
Indramayu?
N : pangkon, ada banyak jenis pangkon ketuk jening klenang jeglong dll saron
kendang kecrek
P : Bagaimana usaha yang dilakukan anda agar iringan atau gendhing yang
digunakan tidak kalah menarik dengan pertunjukan yang lebih modern?
N : melatih dan terus mengajak peserta didik untuk cinta dan selalu suka akan
budaya tradisional
P : Bagian mana yang paling anda sukai dalam pertunjukan tari Topeng
Indramayu?
N : bagian ketika tarian kelana terus penarinya itu tertawa jadi walaupun cewek
yang nari tapi jadi kayak seperti cowok
P : Bagian mana yang paling anda tidak sukai dalam pertunjukan tari Topeng
Indramayu?
N : Jarang sih karna saya ada kegiatan lain paling kalau lewat saja liat anak-
anak latihan jadi ikut seneng
P : Bagian mana yang paling anda sukai dalam pertunjukan tari Topeng
Indramayu?
N : pas waktu anak umuran 6-8 tahun ikutan nari itu lucu jadi gemes begitu
kebetulan cucu saya juga ikut latihan tari topeng ya sekalian nengokin cucu
P : Bagian mana yang paling anda tidak sukai dalam pertunjukan tari Topeng
Indramayu?
N : gak ada soalnya bagus ini budaya tradisional yang patut kita banggakan
P : Bagaimana tanggapan anda tentang tari Topeng Indramayu?
PEKERJAAN : GURU
N : jarang sih ka paling kemaren saja ada festival tribut to mimi rasinah jadi
ikutan lihat
P : Bagian mana yang paling anda sukai dalam pertunjukan tari Topeng
Indramayu?
N : lihat anak-anak latihan di sekolah terus pas gerakan tari kelana itu yang
paling saya suka
P : Bagian mana yang paling anda tidak sukai dalam pertunjukan tari Topeng
Indramayu?
N : tidak ada
N : Ikut bangga karna di daerah kita sendiri mempunyai budaya lokal yang
patut kita semua jaga
N : ya saya hanya berpesan bahwa kalian-kalian ini para generasi muda mau
tidak mau harus ada yang bisa ikut andil dalam pelestarian tari topeng karna itu
adalah bagian dari tradisi kita kesenian yang harus kita lestarikan jangan
sampai di ambil oleh Negara lain apalagi nanti rebut di media social saling
nyinyir jaman sekarang kan gitu (nara sumber ngomong ngalor ngidul)
LAMPIRAN III
INSTRUMEN PENELITIAN
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA (IPD)