Anda di halaman 1dari 121

PERAN MASYARAKAT DALAM MELESTARIKAN KESENIAN TARI

TOPENG SEBAGAI UPAYA MENJAGA BUDAYA LOKAL DI DESA.


PEKANDANGAN KEC. INDRAMAYU KAB. INDRAMAYU

SKRIPSI

Disusun untuk mempenuhi syarat memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh:

ABDUL QODIR

NIM 11150150000045

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATILLAH JAKARTA

2022
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : Abdul Qodir
NIM : 11150150000045
Jurusan Konsentrasi : Pendidikan IPS Sosiologi
Alamat : Blok TPI RT 008 RW 004 Desa Cangkring Kec. Cantigi
Kab. Indramayu
MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA
Bahwa Skripsi yang berjudul Peran Masyarakat Dalam Melestarian Kesenian
Tari Topeng Sebagai Upaya MenjagaBudaya Lokal Di Desa Pekandangan
Kec. Indramayu Kab. Indramayu adalah benar hasil karya sendiri dibawah
bimbingan dosen :
Nama Pembimbing I : Syaripulloh, M.Si
NIP : 196709092007011033
Nama Pembimbing II : Dr. Jakiatin Nisa, M. pd
Nip : 1983120011012012
Jurusan Konsentrasi : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Sosiologi
Dengan surat pernyataan yang saya buat, dengan sesungguhnya saya siap
menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini adalah hasil karya
sendiri

Jakarta, 17 Januari 2022

Yang menyatakan

Abdul Qodir

I
PERAN MASYARAKAT DALAM MELESTARIKAN KESENIAN TARI
TOPENG SEBAGAI UPAYA MENJAGA BUDAYA LOKAL DI DESA.
PEKANDANGAN KEC. INDRAMAYU KAB. INDRAMAYU

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

ABDUL KODIR
NIM 11150150000045

Yang mengesahkan :

Pembimbing I Pembimbing II

Syaripulloh, M.Si Dr. Jakiatin Nisa, M. pd


NIP.196709092007011033 NIP. 1983120011012012

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATILLAH JAKARTA
2022

II
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi berjudul Peran Masyarakat Dalam Melestarian Kesenian Tari Topeng


Sebagai Upaya MenjagaBudaya Lokal Di Desa Pekandangan Kec. Indramayu
Kab. Indramayu disusun oleh Abdul Kodir, NIM 11150150000045, Jurusan Tadris
Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan berhak
untuk diujikan pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.

Jakarta, 17 Januari 2022

Yang Mengesahkan,
Pembimbing I Pembimbing II

Syaripulloh, M.Si Dr. Jakiatin Nisa, M. pd


NIP.196709092007011033 NIP. 1983120011012012

III
IV
ABSTRAK

Abdul Kodir, 1150150000045, Peran Masyarakat Dalam Melestarikan


Kesenian Tari Topeng Sebagai Upaya Menjaga Budaya Lokal di Desa.
Pekandangan Kec. Indramayu Kab. Indramayu, SKRIPSI, Jakarta: Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2022.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah masyarakat dapat
menjaga dan melestarikan budaya local. Yaitu Tari Topeng Indramayu
Masyarakat merupakan pemelihara, pendukung, pengembang dan mewariskan
kebudayaan kepada generasi-generasi berikutnya. Pendukung dari kebudayaan
adalah manusia itu sendiri sekalipun manusia itu mati, tetapi kebudayaan yang
dimilikinya akan diwariskan kepada keturunannya baik secara vertikal atau
kepada anak cucu mereka maupun secara horisontal atau manusia yang bersatu
dapat belajar dengan manusia yang lain melalui berbagai pengalamannya. Minat
Masyarakat pada kesenian tradisional sangat kecil paling utama generasi- generasi
muda, lebih suka menyaksikan kesenian modern( film, drama, konser musik) dari
pada menyaksikan kesenian tradisional( tari- tari tradisional, wayang), Peranan
masyarakat dapat di lihat pada upaya-upaya untuk melestarikan unsur budaya
kesenian tradisional tari topeng Indramayu dengan cara terus meningkatkan
kualitas dalam penampilan, menambah instrumen, memperluas wilayah
pertunjukan, dan lain sebagainya.

Kata Kunci : Peran Masyarakat, Tari Topeng, Menjaga Budaya Lokal

V
ABSTRACT

Abdul Kodir, 1150150000045, The Role of the Community in Preserving Mask


Dance as an Effort to Maintain Local Culture in the Village. Pekandangan Kec.
Indramayu Kab. Indramayu, SKRIPSI, Jakarta: Department of Social Sciences
Education, Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, Syarif Hidayatullah
State Islamic University Jakarta, 2022.

The purpose of this research is to find out whether the community can maintain
and preserve local culture. Namely the Indramayu Mask Dance. The community is
the preserver, supporter, developer and passer of culture to the next generations.
Supporters of culture are humans themselves, even if humans die, but the culture
they have will be passed on to their descendants either vertically or to their
children and grandchildren or horizontally or humans who are united can learn
from other humans through various experiences. Community interest in
traditional arts is very small, especially the younger generations, preferring to
watch modern art (films, dramas, music concerts) rather than watching
traditional arts (traditional dances, wayang). to preserve the cultural elements of
the traditional art of Indramayu mask dance by continuously improving the
quality in appearance, adding instruments, expanding the performance area, and
so on.

Keywords: Community Role, Mask Dance, Maintaining Local Culture

VI
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-nya, sehingga peneliti dapat menyusun skripsi ini dengan
judul “Peran Masyarakat Dalam Melestarikan Kesenian Tari Topeng
Sebagai Upaya Menjaga Budaya Lokal di Desa. Pekandangan Kec.
Indramayu Kab. Indramayu”. Skripsi ini disusun guna memenuhi syarat
mendapatkan gelar sarjana pendidikan pada Jurusan Pendidikan IPS, Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.

Pada kesempatan ini penUlis mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak


pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini sampai dengan
penyusunan laporan, yaitu :

1. Ibu Dr. Sururin, M.Ag selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguran.
2. Bapak Iwan Purwanto, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial dan Bapak Andri Noor Adriansyah, M.Si. Selaku
Seketaris Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.
3. Bapak Syaripullah, M.Si selaku dosen pembimbing 1 dan Ibu Jakiatin
Nisa, M.Pd. selaku dosen pembimbing 2 yang telah meluangkan waktu
selama proses pembuatan skripsi ini.
4. Seluruh Bapak /Ibu dosen Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah
banyak membimbing dan memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis.
5. Bpk. Amirudin dan Ibu Sunenti, selaku orang tua saya yang saya cinta dan
selalu mendoakan saya. Terimakasi atas cinta dan kasih sayang yang tidak
pernah terhenti hingga saat ini. iii
6. Kaka-kaka ku, Hesti Nurjannah, S. Pd, Rahmatillah dan adik ku Rizki
Maulana, Abu Soleh mereka yang membuat saya bangkit dan bersemangat.
7. Teman spesial saya Fanny, Freya, Nana, Miya, Odet dan Kadita yang sering
saya repotkan selama proses pembuatan skripsi ini. Terimakasih karena selalu
ada dan tidak lelah memberi dukungan kepada saya.
8. Teman-teman seperjuangan Pablo Imamulo Escobar Gaviria, Fakih, Riza
Laila, Ibrahim Movic, Subiarto dan Lisa yang telah berjuang bersama dari
awal kuliah sampai proses pembuatan skripsi ini.
9. Teman-teman seangkatan jurusan Pendidikan Ilmu Pengtahuan Sosial 2015
yang tidak bisa disebutkan satu-persatu, semoga kalian sukses selalu.
10. Dan untuk teman KKN ku Ummi Hanifah, yang telah banyak membantu
selama proses pembuatan skripsi ini sehingga saya dapat menyelesaikannya.

VII
11. Teman kamar Sekretariat Permai-Ayu yang telah banyak menghibur selama
pembuatan skripsi ini.
12. Sanggar Tari Mimi Rasinah, Ibu Aerli Rasinah, Bapak Ade Jayani yang
telah mengikjinkan saya melakukan penelitian, sehingga penelitian ini dapat
diselaikan dengan baik.
13. Para responden atas keikutsertaan dan kerjasamanya, sehingga skripsi ini
dapat selesai.
14. Semua pihak yang telah mendukung dalam pembuatan skripsi ini yang tidak
dapat saya sebutkan satu-persatu.

Akhirnya, hanya do’a yang dapat penulis panjatkan agar segala kebaikan
yang telah dilakukan semua pihak dibalas oleh Allah SWT dengan sebaik-baik
balasan. Penulis juga berharap semoga penelitian ini dapat memberikan kontribusi
yang positif bagi dunia pendidikan, serta menambah pustaka dan referensi bagi
yang membutuhkan saran dan masukkan sangat diharapkan penulis, demi
kesempurnaan penelitian ini.

Jakarta, 21 Januari 2022

Penulis

VIII
DAFTAR ISI

SURAT PERNYATAAN SENDIRI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBMBING

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

ABSTRAK

ABSTRACT

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR TABEL

DAFTAR LAMPIRAN

BAB I .................................................................................................................. 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 8
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 8
D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 9
BAB II KAJIAN TEORI .................................................................................... 10
A. Peran Masyarakat .................................................................................... 10
B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Peran Masyarakat ............................. 14
C. Pelestarian Kesenian ............................................................................... 15
D. Faktor yang Mempengaruhi Pelestarian Kesenian .................................... 21
E. Sejarah Tari Topeng Indramayu .............................................................. 23

IX
F. Budaya lokal ........................................................................................... 26
G. Upaya Melestarikan Budaya Lokal .......................................................... 29
H. Nilai-Nilai Karakter................................................................................. 33
I. Penelitian Yang relevan ........................................................................... 35
J. Kerangka Pemikiran ................................................................................ 40
A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................. 41
B. Jenis dan Pendekatan Penelitian .............................................................. 42
C. Prosedur Penelitian.................................................................................. 43
D. Data dan Sumber data Penelitian. ............................................................ 44
E. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 46
F. Wawancara ............................................................................................. 48
G. Dokumentasi ........................................................................................... 50
H. Teknik Analisis Data ............................................................................... 51
I. Teknik Keabsahan Data ........................................................................... 51
BAB IV ............................................................................................................. 53
HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................................... 53
A. Hasil Penelitian.......................................................................................... 53
B. Sejarah Tari Topeng Indramayu .............................................................. 56
C. Makna dan Bentuk Tari Topeng .............................................................. 60
D. Peranan Warga Desa Pekandangan .......................................................... 64
BAB V............................................................................................................... 75
PENUTUP ......................................................................................................... 75
A. Kesimpulan ............................................................................................. 75
B. Saran ....................................................................................................... 76
C. Kata Penutup ........................................................................................... 77
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 78

X
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir……………………………………………….…..40

Gambar 4.1 Peta Kab. Indramayu………………………………..………………53

Gambar 4.2 Pelatihan Tari Topeng…………………………………...………….60

Gambar 4.3 Macam – macam Topeng………………………………….………..60

Gambar 4.4 Pelatihan Tari Topeng Bersama Ibu Waci……………….…………62

Gambar 4.5 Busana Tari Topeng…………………………………..…………….63

Gambar 4.6 Lomba Seni Budaya Tari Topeng………………………….……….69

Gambar 4.7 Galleri Seni Sanggar Mimi Rasinah…………………..…………….70

Gambar 4.8 Penghargaan Geliat Seni Tari Topeng Indramayu………………….72

XI
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu…………………………………………………..38

Tabel 3.1 Waktu Penyusunan dan Penelitian……………………………….……41

XII
DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN I Lembar Uji Referensi

LAMPIRAN II Hasil Wawancara

LAMPIRAN III Instrumen Penelitian

LAMPIRAN IV Dokumentasi

LAMPIRAN V Daftar Riwayat Hidup Penulis

XIII
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesenian tidak akan lepas dari lingkungan masyarakat yang
merupakan perserikatan manusia. Seni diciptakan, dikembangkan dan
dilestarikan melalui tradisi sosial masyarakat dengan tingkat budaya yang
berbeda. Hal ini sejalan dengan falsafah Bhinneka Tunggal Ika yang dianut
oleh masyarakat Indonesia. Kesenian merupakan salah satu faktor budaya
secara umum, sehingga manfaatnya dapat dilihat sebagai pedoman yang
khusus digunakan dalam melaksanakan kegiatan keseniannya. Isi seni adalah
seperangkat model yang berperan secara selektif yang digunakan sebagai alat
kreativitas dan apresiasi untuk memenuhi kebutuhan estetika mereka,
betapapun sederhananya tuntutan keindahan. Seni dan masyarakat tidak dapat
dipisahkan. seni sebagai jalinan dan pemberi kekuatan dan kepuasan tertentu.

Kesenian tradisional merupakan hasil dari bentuk kehidupan budaya


yang sebenarnya. Masyarakat dan seni lahir dari hubungan antara
manusia dan lingkungan. Proses penciptaan seni tradisional dibentuk oleh
keterkaitan antara subjek pencipta dan keadaan masyarakat Lingkungan
budaya Seni tradisional biasanya sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan
sosial budaya penduduk setempat kekhasan dan kekhasan yang ditemui dalam
seni tradisional. seni seni rupa secara umum dapat dijadikan sebagai bukti ciri
khas daerah.Setiap daerah menciptakan kesenian yang memiliki identitas
tertentu dan mencerminkan ciri khas etnik daerah tersebut.

Kekhususan yang terkandung dalam seni apapun di bidang seperti itu


jelas. Akan tetapi kesenian yang terdapat di berbagai bidang merupakan
kebanggaan bangsa Indonesia dan merupakan kekayaan budaya yang tak
ternilai harganya, oleh karena itu harus dijaga, dilestarikan dan dikembangkan
sesuai perkembangan zaman.

1
2

Seni tari yang merupakan gerak ialah sebagai alat ekspresi maupun
media komunikasi. Selaku media ekspresi tari sanggup menghasilkan untaian
gerak yang bisa membuat penikmatnya peka terhadap sesuatu yang terdapat
serta terjalin disekitarnya. Lewat tari bisa pula di informasikan suatu
ungkapan, statment serta ekspresi dalam gerak yang muat komentar-
komentar menimpa realita kehidupan yang dapat merasuk dibenak
penikmatnya sehabis pertunjukan berakhir. Selaku fasilitas komunikasi tari
lewat gerak- ruang- waktu bisa mengantarkan sesuatu misi ataupun pesan-
pesan tertentu agar bisa dimengerti oleh penikmatnya. Sebaliknya
perlengkapan untuk berbicara seorang penari adalah badannya. Seni tari di
Indonesia tumbuh dengan proses perpaduan dari bermacam unsur seni, yang
tiap-tiap seni memiliki ciri kedaerahan.

Dengan terdapatnya program pemerintah mengadakan bermacam


festival kesenian rakyat, festival gelar tari rakyat pada tingkatan Kabupaten,
Propinsi serta Nasional sangat menolong dalam upaya melestarikan
kebudayaan bangsa serta senantiasa tidak meninggalkan unsur- unsur
keasliannya. Di daerah kabupaten Indramayu pula memiliki bermacam
kesenian rakyat dengan karakteristik daerah Indramayu.

Masyarakat merupakan pemelihara, pendukung, pengembang dan


mewariskan kebudayaan kepada generasi-generasi berikutnya. Pendukung
dari kebudayaan adalah manusia itu sendiri sekalipun manusia itu mati, tetapi
kebudayaan yang dimilikinya akan diwariskan kepada keturunannya baik
secara vertikal atau kepada anak cucu mereka maupun secara horisontal atau
manusia yang bersatu dapat belajar dengan manusia yang lain melalui
berbagai pengalamannya. 1 Minat Masyarakat pada kesenian tradisional sangat
kecil paling utama generasi- generasi muda, lebih suka menyaksikan kesenian
modern( film, drama, konser musik) dari pada menyaksikan kesenian
tradisional( tari- tari tradisional, wayang), sebaliknya generasi tua

1
Poerwanto, Kebudayaan dan Lingkungan Dalam Perspektif Antropologi.
(Yogyakarta; Pustaka Belajar) hal. 87
3

kebalikannya lebih suka menyaksikan kesenian tradisional dari pada kesenian


modern.

Kebudayaan merupakan salah satu unsur penting dalam proses


pembangunan bangsa yang harus dijaga dan dilestarikan oleh seluruh warga
negara Indonesia. Kebudayaan menurut ilmu Antropologi adalah keseluruhan
system gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan
masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.2

Kebudayaan menjadikan suatu nilai yang tidak dapat dipisahkan dari


budaya lokal masyarakat setempat. Budaya lokal ialah suatu peradaban yang
telah ada semenjak daerah tersebut didirikan. Masyarakat menghasilkan
budaya lokal dengan memasukkan norma- norma selaku kontrol sosial yang
sangat efisien. Budaya( Cultural) selaku kata sifat yang di dalamnya ada nilai,
gagasan, sikap, serta karya manusia, sehingga dibutuhkan refleksi serta
proyeksi untuk melihat peranan penting masyarakat, ilmuwan, pemerintah,
dan peminat ilmu sosial di masa yang akan datang. Dengan terdapatnya
kedudukan dari seluruh pihak, hingga cita- cita pembangunan nasional bisa
tercapai, salah satunya dengan melestarikan budaya daerah.

Bangsa Indonesia mempunyai bermacam berbagai budaya dari Sabang


hingga Merauke yang bersatu dalam naungan Bhineka Tunggal Ika. Perihal
ini wajib dibentuk secara tersistem lewat bentuk pondasi kebudayaan warga
lokal yang jadi karakteristik khas negeri Indonesia selaku bangsa yang
multikultural, baik dari bahasa, budaya, agama, suku, ras, etnis, warna kulit,
serta sebagainya. Nilai- nilai perbandingan seperti itu yang wajib dirawat
secara kolektif, sehingga jadi pemersatu segala masyarakat negeri Indonesia.
Pada kenyataanya era saat ini, kebudayaan lokal yang mulai terkikis oleh
pertumbuhan era serta arus globalisasi ataupun modernisasi wajib jadi
perhatian berarti untuk masyarakat, spesialnya generasi muda Indonesia.

2
Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi. ( Jakarta : Rineka Cipta) hal. 180
4

Menurut amanat Undang- Undang Dasar Negeri Republik Indonesia


Tahun 1945 serta ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik
Indonesia pada pasal 32 ayat 1 melaporkan, Negera memajukan kebudayaan
nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan
warga dalam memelihara serta meningkatkan nilai- nilai budayanya.
Mengacu pada tujuan negera Indonesia yang mengupayakan dan memajukan
kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia, hingga perihal
tersebut jadi tantangan besar untuk pemerintah ataupun warga dalam
melestarikan kesenian budaya lokal.

Pemerintah wajib sanggup membagikan jaminan selaku upaya


pelestarian budaya lokal, baik dalam wujud peraturan ataupun pendanaan,
sehingga masyarakat mempunyai kebebasan dalam memelihara kebudayaan
dan bisa mengembangkannya.

Budaya tradisional ialah peninggalan nenek moyang serta leluhur


bangsa yang berkenaan dengan kerutinan tingkah laku yang terletak di
sesuatu daerah masyarakat setempat. Budaya lokal bisa memancarkan ilmu
selaku pengetahuan di dalam kehidupan masyarakat. Wajib terdapatnya upaya
proses internalisasi, sosialisasi, serta enkulturasi budaya tradisional dari
generasi ke generasi, baik secara orang ataupun kelompok, sehingga generasi
selanjutnya bisa menikmati serta merasakan keelokan budaya- budaya
tradisional warga yang saat ini telah mulai punah akibat terancam arus
globalisasi.

Salah satu aspek yang menarik dari tujuh unsur yang terkandung
dalam kebudayaan ialah kesenian, banyak pergeseran nilai yang terjadi
karena kesenian yang tersebar pada masyarakat, misalnya seni tari topeng
yang sering ditampilkan oleh agama Hindu, cerita yang ditampilkan
kebanyakan dari kisah kisah Mahabarata dan Ramayana. Namun, tari topeng
ini diadopsi oleh Islam sebagai media dakwahnya untuk memancing perhatian
5

masyarakat dalam mempelajari agama tersebut, dua kepercayaan tersebut


mengalami akulturasi dan menghasilkan proses islamisasi.

Tari topeng tersebar luas di Indonesia dengan nama dan ciri khas
yang berbeda, sentral penyebaran tari topeng di daerah Jawa Barat adalah
Cirebon. Tari topeng ini melukiskan sejarah yang cukup panjang,
berkembangnya tari topeng di Cirebon ini tidak terlepas oleh kiprah Sunan
Kalijaga dan Sunan Gunung Jati, kedua tokoh yang dipandang penting ini
berinisiatif untuk mengislamkan masyarakat setempat dengan media tari
topeng sebagai salah satu tontonan di keraton. Pertunjukan tari topeng
semakin lama semakin digemari masyarakat, dari sanalah tari topeng
akhirnya tersebar dipelosok Jawa Barat, diantara daerah yang terkenal adanya
tari topeng ialah Cirebon, Majalengka, Indramayu dan sebagian kecil
Kabupaten Subang.

Masing-masing daerah yang telah dijelaskan tersebut memiliki


maestro atau orang yang ahli dalam bidang seni, khususnya tari topeng.
Terkait dengan tokoh yang telah dipaparkan sebelumnya, di Indramayu pun
memiliki beberapa tokoh dalang topeng, salah satu tokoh yang cukup terkenal
tersebut ialah Mimi Rasinah yang berasal dari Pekandangan, Indramayu.

Kesenian tari topeng mengalami perkembangan yang cukup pesat


pada masa ini, perkembangannya bukan hanya di beberapa daerah yang
berada di Indonesia, berawal pada tahun 1994, pertemuan antara Mimi
Rasinah dengan dua orang peneliti dari Bandung yakni Toto Amsar Suanda
dan Endo Suando. Mereka berusaha membujuk Mimi Rasinah, membantu
kehidupannya, dan membawa Mimi Rasinah ke luar negeri untuk menari
topeng hingga membuat namanya semakin dikenal di Internasional. 3

Secara universal tidak ada kebudayaan yang tidak berubah dan tidak
adaptif terhadap berbagai bentuk perubahan. Hal inilah yang menyebabkan
kebudayaan bersifat dinamis dan adaptif, dinamika dan adaptasi budaya

3
Vidio Rasinah Dalang Topeng. https://www.youtube.com/watch?v=Hh7Njt3JDM8.
6

berlangsung karena adanya perubahan-perubahan yang melingkupi kehidupan


manusia. Baik perubahan yang bersifat fisiologis, demografis, maupun
perubahan social. Oleh karenanya terdapat kebiasaan-kebiasaan yang berbeda
antar generasi, adanya perbedaan dalam cara berfikir dan bertindak antara
masyarakat yang satu dengan yang lainnya, dalam cara berpakaian misalnya,
perempuan-perempuan jawa pada masa dahulu sebagian besar menganakan
kebaya.

Akibat adanya sentuhan dengan unsur budaya asing (Eropa) akhirnya


sebagian perempuan jawa mengenakan rok. Pada perkembangan berikutnya,
karena bersentuhan dengan budaya amerika, sebagian besar perempuan
mengenakan celana jeans dan t-shirt. Setelah nilai-nilai islam mempengaruhi
cara berpakaian perempuan, maka terjadilah kombinasi antara jeans dan
kerudung. Sebagian yang lainnya mengenakan pakaian muslimah (Jilbab).
Kini jarang sekali perempuan jawa yang mengenakan kain kebaya, kecualai
pada saat menikah dan peringatan hari kartini. inilah sebuah contoh sederhana
dari dinamika dan adabtasi budaya dalam hal berpakaian inilah dampak
modernisme terhadap budaya.

Derasnya arus informasi dan kemajuan teknologi mengakibatkan


interaksi budaya-budaya berjalan semakin intensif dan terbuka. Sehingga
menyebabkan lunturnya kecintaan masyarakat terhadap peninggalan budaya
tradisional, baik anak-anak, generasi muda, maupun orang dewasa kini tidak
lagi mempunyai rasa ketertarikan dan minat terhadap budaya asli Indonesia,
melainkan mereka lebih bangga terhadap budaya asing.

Memang semakin banyaknya budaya bangsa yang hilang tidak hanya


semata mata karena adanya arus globalisasi dan teknologi , melainkan juga
dikarenan kelalaian kita dalam menyikapi sekaligus mengelola kebudayaan
itu. Kita memiliki kemampuan yang tidak imbang akibat lemahnya semangat
dan penghargaan terhadap budaya bangsa sendiri, sementara bangsa lain lebih
memiliki kesadaran dan juga diwujudkan dalam tindakan nyata,selama ini
7

kebudayaan selalu di pinggirkan oleh pemerintah dan masyarakat tidak lagi


peduli. Akhirnya secara perlahan-lahan kebudayaan bangsa ini akan punah.

Tari merupakan sebuah bentuk budaya kesenian warisan leluhur yang


patut kita jaga serta dilestarikan sehingga keberadaannya tidak terancam
punah bahkan jangan sampai diklaim oleh Negara lain, tari topeng indramayu
adalah salah satu seni yang berisi hiburan juga mengandung simbol-simbol
yang melambangkan berbagai aspek kehidupan seperti nilai kepemimpinan,
kebijaksanaan cinta, bahkan angkara murka serta menggambarkan perjalanan
hidup manusia sejak dilahirkan hingga menginjak dewasa. Dalam hubungan
ini maka tari topeng ini dapat digunakan sebagai media komunikasi yang
sangat positif sekali.

Pada masa awal kemunculan tari topeng, sunan gunung jati bekerja
sama dengan sunan kalijaga menggunakan tari topeng ini sebagai salah satu
upaya untuk menyebarkan agama islam, dan sebagai hiburan dilingkungan
keraton. Tari topeng berasal dari tradisi dilingkungan istana kecirebonan
sebagai acara kerajaan, misalnya penyambutan tamu raja, lama-kelamaan tari
ini diminati oleh masyarakat diluar keraton sampai menyebar ke tanah
indramayu. Tari istana lantas berubah fungsi menjadi tari rakyat, sekalipun
antara keraton Cirebon dan tradisi indramayu bertopeng sama, bentuk dan
tokohnya, namun gaya dan gerak tarinya sangat berbeda. Bila tari Cirebon
berisi gerak tari topeng panji, samba tumenggung dan kelana, sedangkan pada
tari topeng yang dikembangkan indramayu ini ada gerak lain, diantaranya ada
samba merah, samba udeng dan rumyang.

Beragam seni dari seni tradisional indramayu banyak yang jarang


ditampilkan, kondisi ini mengancam eksistensi seni tradisi tersebut. Bahkan
bukan tidak mungkin akan punah. Satu diantaranya kesenian tari topeng. Seni
tradisional ini nyaris punah karena jarang dimainkan dan nyaris tak banyak
warga yang mengenalnya, terancamnya keberadaan kesenian rakyat ini bukan
saja karena jarang dipentaskan, namun masuknya budaya dari luar mengikis
8

kesenian lokal. Sehingga generasi muda sekarang banyak yang tidak


mengenal lagi kesenian maupun lupa akan identitas dan jati diri sebagai orang
Indonesia. Karena itu revitalisasi kesenian sangat penting. Baik peran
masyarakat untuk melestarikan maupun menghidupkan kesenian yang hampir
punah. Selain itu kegiatan ini juga diharapkan dapat memberikan edukasi dan
kesadaran bagi masyarakat agar mau melestarikan potensi-potensi budaya
local, karena banyak dari kesenian tersebut yang mengandung pesan dan nilai
yang luhur.

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut


tentang kesenian tradisional tari topeng sebagai bagian dari kearifan lokal
kabupaten indramayu, dalam penelitian ini penulis memberi judul. PERAN
MASYARAKAT DALAM MELESTARIKAN KESENIAN TARI TOPENG
SEBAGAI UPAYA MENJAGA BUDAYA LOKAL DI DESA.
PEKANDANGAN KEC. INDRAMAYU KAB. INDRAMAYU.

B. Rumusan Masalah
Untuk membantu memudahkan penelitian, dalam penelitian ini dibuat
berbagai rumusan masalah sebagai berikut

1. Bagaimana Sejarah kesenian Tari Topeng di kabupaten Indramayu ?


2. Siapa sajakah yang melestarikan tari topeng ?
3. Bagaimana peranan masyarakat dalam melestarikan kesenian tari topeng di
kabupeten indramayu ?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk:

1. Mengetahui sejarah seni Tari Topeng di kabupaten indramayu


2. Mengetahui peran masyarakat dalam melestarikan kesenian Tari Topeng di
kabupaten Indramayu
3. Mengetahui bagaimana masyarakat mengapresiasi seni tradisional Tari
Topeng.
9

D. Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini penulis mengharapkan penelitian ini memberikan
hasil yang bermanfaat dan berguna yaitu sebagai berikut :

1. Manfaat teoritis

a. Bagi masyarakat agar dapat memberikan informasi keberadaan seni


tradisional Tari Topeng sebagai sebuah budaya lokal di Jawa Barat

b. Untuk pendidikan atau akademis penelitian ini memberikan kontribusi


dalam bidang akademik yang sekiranya dapat bermanfaat bagi para
peneliti yang hendak melakukan penelitian sejenis pada waktu dan
lokasi yang berbeda.

c. Agar masyarakat lebih mencintai akan budayanya

2. Manfaat praktis

a. Bagi penulis bermanfaat untuk mengetahui tari topeng sebagai seni yang
patut dilestarikan

b. Bagi penulis sebagai bahan referensi dan apresiasi untuk menambah


wawasan pengetahuan

c. Memberikan motivasi dalam upaya pelestarian kesenian rakyat


BAB II
KAJIAN TEORI

A. Peran Masyarakat
1. Pengertian Peran

Kebudayaan yang ada di Indonesia merupakan salah satu landasan


untuk mempersatukan keragaman masyarakat di setiap daerah di bawah
naungan Negara Kesatuan Republik Indonesia sehingga diperlukan peran
serta setiap masyarakat dalam pemenuhan perannya dalam pencapaian
pelestarian budaya di negara Indonesia. Menutut Durkheim dalam
Teorinya yaitu Teori Fungsional Structural yang mengimajinasikan
masyarakat sebagai suatu organisme yang tersusun dari berbagai
komponen dan saling mempengaruhi untuk dapat terus berfungsi.

Durkheim yang menaruh perhatian pada tatanan social membawa


perspektif fungsionalisme ini pada struktur social level makro sebagai
fokusnya dengan institusi social sebagai komponen dari system social
tersebut dalam kacamata teori ini pun harus terjalin kerjasama yang baik
jika tidak system social akan kacau.

Dalam kehidupan bermasyarakat peranan diartikan sebagai


perilaku yang diharapkan oleh pihak lain dalam melaksanakan hak dan
kewajiban sesuai dengan kedudukannya. Menurut Levinson, ada tiga hal
yang tercakup dalam peranan, yaitu :

a. Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau


kedudukan seseorang dalam masyarakat. Peranan disini merupakan
serangkaian peraturan yang menjadi pedoman seseorang dalam
kehidupan kemasyarakatan.

b. Peranan merupakan konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh


seseorang dalam masyarakat sebagai organisasi.

10
11

c. Peranan merupakan perilaku seseorang yang penting bagi struktur


sosial masyarakat.4

Masyarakat dalam menjalankan perannya harus mencakup


tindakan yang berkelanjutan. Peranaan sangat menentukan perbuatan serta
kesempatan apa yang dilakukan bagi masyarakat, karena peranan
mengatur perilaku seseorang sesuai dengan kedudukannya. Dengan
demikian peranan menentukan seseorang berperilaku dalam batasbatas
tertentu, sehingga seseorang harus menyesuaikan perilakunya sendidi
dengan kelompoknya. Selain itu peranan juga bisa untuk meramal perilaku
orang lain sesuai dengan kedudukannya.

Peranan diatur dan dikendalikan oleh norma-norma yang berlaku


dalam masyarakat, terletak pada hubungan sosial yang menyangkut
dinamika dan cara-cara bertindak dengan berdasarkan norma-norma yang
berlaku dalam masyarakat. Fasilitas untuk menjalankan peran adalah
lembaga-lembaga sosialyang ada dalam masyarakat. Berdasarkan
pelaksanaannya peranan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :

a. Peranan yang diharapkan (expected roles) Yaitu cara ideal dalam


pelaksanaan peranan menurut penilaian masyarakat. Berarti
melaksanakan suatu peranan dengan menggunakan cara-cara yang
sesuai dengan harapan masyarakat. Misalnyya peranan hakim,
protokoler presiden dan sebagainya.

b. Peranan nyata (actual role) Yaitu bagaimana peranan itu dijalankan


oleh seseorang atau merupakan keadaan sesungguhnya dari seseorang
dalam menjalankan peranannya. Pelaksanaan peranan disini lebih

4
Agus Sudarsono, Pengantar Sosiologi Konsep Dasar dan Penerapannya(Yogyakarta: 1
Juni 2016) hal. 104
12

longgar, luwes sehingga dapat dilakukan sesuai dengan situasi dan


kondisi tempat itu.5

Peran dimaknai secara umum, yaitu mencontoh tindakan yang


dilakukan oleh manusia, baik secara individu maupun kelompok dalam
suatu masyarakat sehingga dapat mencapai posisi yang terstruktur, dalam
melaksanakan kewajiban di lingkungan masyarakat individu atau
kelompok memiliki peran ideal, konsep peran tentu sangat fundamental
dalam melaksanakan tugasnya di dalam suatu lembaga, sehingga tanpa
adanya peran, perubahan tidak akan dapat terjadi dengan sendirinya.

2. Pengertian Masyarakat

Istilah Masyarakat yang paling lazim dipakai untuk menyebut


kesatuan-kesatuan hidup manusia baik dalam tulisan ilmiah maupun dalam
bahasa sehari-hari, adalah masyarakat. Dalam bahasa inggris dipakai
istilah society yang berasal dari bahasa latin Socius, yang berarti kawan
istilah masyarakat sendiri berasal dari akar kata arab syaraka yang berarti
ikut serta, berpartisipasi. 6

Masyarakat adalah memang sekumpulan manusia yang saling


bergaul atau istilah ilmiah saling berinteraksi. Suatu kesatuan manusia
dapat mempunyai perasarana melalui warga warganya dapat saling
berinteraksi. Suatu Negara modern misalnya merupakan suatu kesatuan
manusia dengan berbagai macam prasarana yang memungkinkan para
warga untuk berinteraksi secara intensif dan dengan frekuensi yang tinggi.
Suatu Negara modern mempunyai suatu jaringan komunikasi berupa
jaringan jalan raya, jaringan jalan kereta api, jaringan perhubungan udara,
jaringan telekomunikasi, system radio dan TV, adanya prasarana memang
menyebabkan bahwa warga dari suatu kolektif manusia itu akan saling

5
Ibid hal.105
6
Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi (Jakarta : PT. Rineka Cipta 1990) hal.
143
13

berinteraksi, sebaliknya adanya hanya suatu potensi untuk berinteraksi saja


belum berarti bahwa warga dari suatu kesatuan manusia itu benar benar
akan berinteraksi.

Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi


menurut suatu system adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu dan
yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama. Unsur pokok dikatakan
masyarakat adalah sebagai berikut:

a. Sekelompok manusia yang bertempat tinggal di daerah tertentu.


b. Mempunyai tujuan yang sama.
c. Mempunyai nilai-nilai dan norma yang dihormati bersama.
d. Mempunyai kesamaan perasaaan.
e. Mempunyai organisasi yang ditaatinya

Penjelasa beberapa teori di atas mengarah pada kesimpulan bahwa


secara umum masyarakat adalah kumpulan manusia yang saling berinteraksi
yang merupakan bagian dari suatu kelompok yang hidup bersama dan
menjunjung tinggi nilai dan norma dalam rangka mencapai tujuan yang sama. .
interdependen (saling bergantung satu sama lain), yaitu dalam suatu kelompok
orang yang hidup bersama dalam suatu komunitas yang terorganisir untuk
mencapai suatu tujuan bersama.

Peran masyarakat adalah usaha manusia sebagai makhluk sosial yang


saling berinteraksi yang menjalankan hak dan kewajibannya, sehingga
mempunyai nilai-nilai yang dipersatukan dan mempunyai perasaan yang sama
untuk mencapai tujuan bersama dalam suatu sistem dalam pelaksanaannya
secara teratur. tugas dan kewajibannya sebagai manusia berupa upaya
menjalani suatu peran.
14

B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Peran Masyarakat


Peran masyarakat sangat diperlukan dalam berbagai kegiatan dan
pembangunan bangsa Indonesia. Budaya merupakan salah satu nilai yang
memiliki unsur penting yang harus didukung oleh seluruh elemen
masyarakat. Adanya peran masyarakat dalam suatu komunitas tentu memiliki
penyebab, sehingga mempengaruhi adanya peran tersebut. Soerjono Soekanto
menyatakan bahwa terdapat berbagai peranan yang disandang atau melekat
pada individu-individu dalam masyarakat, antara lain:

1. Peranan-peranan tertentu harus dilaksanakan apabila struktur


masyarakat hendak dipertahankan keberlangsungannya.
2. Peranan tersebut seyogyanya didekatkan pada individu yang oleh
masyarakat dianggap mampu melaksanakannya. Mereka harus
terlebih dahulu berlatih dan mempunyai hasrat untuk
melaksanakannya.
3. Dalam masyarakat kadangkala dijumpai individu-individu yang tak
mampu melaksanakan peranannya sebagaimana yang diharapkan oleh
masyarakat karena mungkin dalam pelaksanaannya memerlukan
pengorbanan dari kepentingan-kepentingan pribadi yang banyak.
4. Apabila semua orang sanggup dan mampu melaksanakan peranannya
belum tentu masyarakat dapat memberikan peluang-peluang yang
seimbang.7

Masyarakat sebagai subjek yang memainkan peran ini tentunya tidak


lepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya peran masyarakat
tersebut. Faktor peran masyarakat meliputi 2 faktor yaitu perilaku individu
dan perilaku masyarakat. Kedua faktor ini dapat mendorong orang untuk
mengambil peran aktif dalam mempertahankan budaya dan proses budaya
lokal, sehingga kita memahami bahwa salah satu nilai adalah melestarikan
budaya dan proses akulturasi seni. Untuk eksis di suatu tempat, dipahami

7
https://konsultasiskripsi.com/2021/04/27/teori-peran-skripsi-dan-tesis-2/
15

bahwa nilai pelestarian budaya dan seni harus didukung agar proses
pelestariannya berjalan beriringan.

C. Pelestarian Kesenian
Seni adalah bagian penting dari kehidupan. Seni tidak hanya menjadi
kebutuhan bagi orang kaya yang hidup berkecukupan, tetapi juga kebutuhan
bagi orang miskin yang hidup dalam kemiskinan. Perubahan zaman
mempengaruhi munculnya perubahan di segala bidang, termasuk dalam hal
kebudayaan Kebudayaan yang telah diciptakan sebelumnya oleh manusia
dalam berbagai kelompok dan wilayah yang menghasilkan keragaman budaya
yang pada akhirnya harus menghadapi perubahan.

Perubahan sosial menurut Khaldun bahwa masyarakat secara historis


bergerak dari masyarakat nomaden menuju masyarakat yang tinggal menetap.
Selain Ibnu Khaldun, beberapa ilmuwan sosial di abad ke-19 sampai abad ke-
20 menjelaskan beberapa konsep perubahan sosial. Auguste Comte
menjelaskan bahwa perubahan sosial merupakan kajian dinamika sosial,
dimana perubahan tahap kehidupan manusia dimulai dari tahap teologis,
metafisik dan positivistik. Selain comte, Emile Durkheim juga membagi
tahap perubahan menjadi dua yaitu perubahan dari solidaritas mekanik
menuju solidaritas organik. 8

Seni adalah kemampuan untuk menciptakan dan memelihara hal-hal


yang indah. Generasi penerus harus menjadi bagian utama dalam
melestarikan budaya, dan bentuk budaya itu adalah seni. Seni adalah nilai
budaya yang diturunkan dari nenek moyang kita. Generasi masa depan
memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa mereka tidak punah,
sehingga mereka harus digunakan dan dipelihara untuk kemajuan masyarakat.

Pelestarian kesenian tentu tidak bisa berjalan dengan sendirinya tanpa


melibatkan semua elemen, terutama masyarakat. Kesenian tarian Topeng

8
Agus Sudarsono, Pengantar Sosiologi Konsep Dasar dan Penerapannya (Yogakarta
:Universitas Negri Yogyakarta, 2016) hal. 119
16

yang merupakan kesenian budaya lokal masyarakat Desa Pekandangan yang


lambat laun jika tidak dilestarikan akan mendekati kepunahan. Hal tersebut
sudah mulai terjadi karena berbagai faktor penyebab. Adapun faktor-
faktornya, yaitu: faktor internal dan eksternal. Salah satu faktor eksternalnya
adalah dengan berkembangnya arus globalisasi dan teknologi yang semakin
pesat, sedangkan salah satu faktor internalnya adalah masyarakat kurang
paham terhadap pentingnya budaya lokal.

Beberapa bentuk warisan budaya nasional harus ditetapkan dan


dilestarikan dengan melestarikan seni sebagai warisan budaya daerah
setempatBentuk warisan budaya tertentu dapat berupa warisan fisik dan
warisan non fisik. Warisan semacam ini milik daerah masing-masing yang
menjadi ciri khas budaya dan seni mereka. Setiap warisan budaya wajib
dimanfaatkan sehingga warisan budaya dapat tetep lestari dan dinikmati oleh
generasi penerus. Padahal, keunggulan kesenian adalah bisa memberikan
wawasan produktif, sehingga bisa mengembangkan wilayahmu sendiri
sembari bersosialisasi antar komunitas.

Kebudayaan menjadi nilai tersendiri bagi masyarakat yang tidak dapat


berjalan dengan sendirinya tanpa adanya peran masyarakat, karena
masyarakatlah yang membuat dan menjalankan kebudayaan tersebut.
Pelestarian kesenian dapat dilakukan dengan berbagai aktivitas yang positif,
sehingga dapat membangun kesadaran dalam melestarikan kesenian.
Kesenian adalah cara seseorang baik secara kelompok maupun individu
dengan tujuan menampilkan ekspresi, minat serta bakat sehingga dapat
dinikmati oleh khalayak ramai. Seni merupakan salah satu kebutuhan
masyarakat dan sarana utama kebudayaan.

Generasi penerus dan juga masyrakat memiliki peran dan menjadi


faktor pendukung utama untuk melestarikan kesenian tarian Tari Topeng. Jika
tidak dilestarikan melalui adanya peran masyarakat serta pemuda sebagai
generasi penerus, maka kesenian tarian Tari Topeng lambat laun akan
17

mendekati kepunahan. Oleh karena itu, dibutuhkan kesadaran penuh peran


masyarakat dan generasi penerus dalam mengembangkan dan melestarikan
kesenian tarian Tari Topeng sebagai salah satu “aset dan icon” Desa
Pekandangan. Meski dalam pelestarian tarian Tari Topeng secara tradisional
banyak mengalami kendala, seyogyanya harus ada campur tangan dari
pemerintah.

Pelestarian adalah suatu proses atau tehnik yang didasarkan pada


kebutuhan individu itu sendiri. Kelestarian tidak dapat berdiri sendiri. Oleh
karena itu harus dikembangkan pula. Melestarikan suatu kebudayaan pun
dengan cara mendalami atau paling tidak mengetahui tentang budaya itu
sendiri. Mempertahankan nilai budaya,salah satunya dengan mengembangkan
seni budaya tersebut disertai dengan keadaaan yang kita alami sekarang ini.
Yang bertujuan untuk menguatkan nilai-nilai budayanya. Sebagai warga
negara Indonesia, kita wajib melestarikan budaya-budaya negara kita sendiri
agar tidak luntur atau hilang. Contohnya seperti tarian, makanan khas, baju
daerah, dan sebagainya. Karena budaya yang kita punya dapat mencerminkan
kepribadian bangsa kita yaitu Indonesia. 9

Sebagai tekad untuk melindungi eksistensi bentuk budaya, hal ini


berarti budaya yang dilestarikan tersebut tetap eksis dan dikenal luas,
meskipun semakin lama semakin kabur atau terlupakan dalam perjalanan
perkembangannya. Penyimpanan hanya berlaku jika objek yang disimpan
masih digunakan dan pendukung tersedia. Ketika masyarakat tidak lagi
menggunakan budaya ini, maka budaya tersebut akan hilang.

Dalam kehidupan suatu negara, perlindungan memiliki tujuan yang


sangat mendasar. Salah satu tujuannya adalah untuk memperkuat seni dan
budaya nusantara. A. Chaidar meyakini bahwa proses perluasan peluang
budaya terbagi dalam tiga tahap, yaitu penyadaran, perencanaan bersama, dan
penciptaan kreativitas budaya. Kebangkitan budaya dapat didefinisikan

9
https://text-id.123dok.com/document/7qvvmwwrq-pelesatarian-1-pengertian-
pelestarian-landasan-teori.html
18

sebagai cetak biru. Maka upaya pengembangan kultur local ini seyogyanya
dilaksanakan dalam konteks masyarakat multi kultural Indonesia. Masyarakat
local adalah rakyat dari sebuah daerah dalam lingkungan Negara Republik
Indonesia. Sebagai rakyat Daerah mereka mempunyai hak untuk
mengekspresikan diri mereka dengan cara memfungsikan dan memajukan
kultur sendiri. Sebagai rakyat sebuah daerah mereka mempunyai hak untuk
melestarikan dan mewariskan kultur local kepada generasi berikutnya. 10

Kebangkitan kegiatan budaya sangat dibutuhkan untuk mendukung


program konservasi seni. Karenanya, ayat-ayat budaya perlu direvisi dan
ditafsirkan ulang. Interpretasi baru yang menjadi sorotan ketika mengkaji
perbandingan kritis dengan berbagai masalah dan juga perkembangan budaya
asing. Revitalisasi menurut Profesor Chaedar Alwasilah, diantaranya:

1. Adanya kesadaran seni budaya ditandai oleh pengetahuan akan adanya


berbagai seni budaya yang masing-masing mempunyai jati diri beserta
keunggulan-keunggulannya.
2. Adanya sikap terbuka untuk menghargai dan berusaha memahami seni
budaya bangsa dan daerahnya sendiri dengan kata lain kesadaran untuk
saling mengenalkan.
3. Adanya pengetahuan akan adanya riwayat perkembangan seni budaya di
berbagai tahap pada masa silam.
4. Merawat dan mengembangkan unsur-unsur warisan budaya kita sendiri
dari unsur budaya asing yang dianggap dapat meningkatkan harkat
bangsa.11

Tentunya dalam jangka panjang dan menengah dalam seluruh


kehidupan masyarakat, upaya perlindungan kesenian tradisional harus
bermanfaat. Hal tersebut dapat digunakan sebagai referensi dan bahan

10
Amri Marzali, Antropologi dan Pembangunan Indonesia (Kencana Prenada Media
Grup) hal. 220
11
Jocabus Ranjabar, Sistem Sosial dan Budaya Indonesia (Jakarta: Ghalia Indonesia
Yogyakarta, 2006), hal. 78.
19

pedoman untuk memperbaiki dan meningkatkan pelestarian cagar budaya.


Ada beberapa keuntungan melestarikan karya seni yaitu:

a. Media komunikasi
Manusia sebagai makhluk sosial harus saling berkomunikasi.
Secara naluriah, mereka didorong oleh kebutuhan untuk mengungkapkan
berbagai perasaan, reaksi, opini, sikap, dan pengalaman batin (termasuk
intuisi). Salah satu alat komunikasi itu adalah seni. Implementasi seni
sebagai ekspresi rasa memiliki jenis yang berbeda dan tergantung pada
orangnya. Bentuk-bentuk tersebut muncul dalam bentuk kata-kata yang
pada akhirnya mengarah pada sastra dan seni, kemudian dalam bentuk
gerakan-gerakan yang mengarah pada tarian, dan pada garis-garis dan
warna-warna yang mengarah pada seni rupa.
b. Sebagai hiburan

Dalam kehidupan, manusia tidak hanya menemukan kebutuhan


utama seperti sandang, pangan dan papan, tetapi juga kebutuhan sekunder
yang melengkapi kehidupan manusia. Dua kebutuhan manusia ini tidaklah
cukup, karena manusia seperti masyarakat paling sempurna di dunia.
Tentu dunia tidak akan puas dengan apa yang dimilikinya. Seni dan karya
seni dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan yang telah
mereka miliki. Orang juga membutuhkan hiburan untuk membantu
menghilangkan pikiran yang mengkhawatirkan setelah selesai bekerja dan
memenuhi kebutuhan mereka.

c. Sebagai sarana pendidikan

kesenian yang terkandung dalam karya seni dapat dijadikan


sebagai wahana dunia pendidikan. Salah satu contohnya adalah wayang
yang digunakan sebagai alat untuk menyampaikan informasi pendidikan,
budaya dan sosial di masyarakat. Sebagai sarana pembelajaran, seni
memiliki dua keunggulan, yaitu pendidikan dapat diterima oleh siswa, dan
20

memungkinkan siswa untuk lebih memahami dan memahami seni


tradisional yang harus dipertahankan oleh generasi muda.

d. Sebagai upaya pelestarian kesenian tradisional

Saya berharap dengan adanya kesenian khususnya kesenian


tradisional dapat melestarikan kesenian. Ini dapat dikembangkan dengan
memadukan seni tradisional untuk menciptakan karya baru. Selain itu, seni
dapat menjadi aset yang berharga sehingga membawa manfaat ekonomi
bagi masyarakat, seperti penghasilan tambahan dari pertunjukan budaya
dan forum acara lainnya.

e. Upaya menyalurkan bakat seni seseorang


Kita semua memiliki bakat artistik, dan mereka kemudian
menciptakan karya seni yang dapat dinikmati semua orang. Saat membuat
karya seni, Anda harus memiliki sense of beauty yang tinggi. Jika Anda
ingin menciptakan seni, maka Anda juga harus memahami seni. Seni
merupakan media yang tepat untuk menyampaikan bakat seni masyarakat.

Melestarikan seni merupakan kegiatan yang wajib dilakukan dalam


kehidupan masyarakat. Seni adalah warisan budaya material yang dapat
dilihat dan dirasakan semua orang. Tentunya bentuk budaya yang ada di
setiap daerah memiliki ciri dan bentuknya masing-masing. Budaya
masyarakat di Desa Pekandangan. Agar pelestarian seni menjadi kenyataan
dan berkelanjutan, semua komponen harus diikutsertakan. Partisipasi
masyarakat merupakan bagian integral dari proses konservasi yang dapat
membantu.

Komunitas adalah penggerak kehidupan bernegara dan berbangsa,


serta menciptakan seni. Selain masyarakat, peran pemerintah, tokoh budaya
dan politik, pendidik, lembaga swadaya masyarakat, tokoh adat, dan tokoh
pemuda terutama peran orang tua dalam keluarga mengajarkan anak
kecintaan pada budaya sejak dini. Semua pihak harus berpartisipasi dalam
memenuhi tanggung jawabnya untuk melindungi seni dan budaya lokal.
21

Tentunya di era digital sekarang ini, masyarakat harus bisa menyaring


budaya modern yang masuk. Masyarakat perlu lebih berhati-hati saat
mengadopsi budaya ini karena bisa membuat masyarakat itu sendiri
ketagihan. Masyarakat adalah bagian terpenting dalam membantu
melestarikan seni.Jika suatu komunitas tidak dapat menyaring budaya
modern, budaya lokal yang dimilikinya dapat dengan mudah hilang dan
hancur seiring berjalannya waktu. Dalam upaya melindungi seni sebagai
warisan budaya lokal, peran semua pihak tentu sangat menentukan
kelestarian budaya lukal.

D. Faktor yang Mempengaruhi Pelestarian Kesenian


Bagi seluruh warga negara Indonesia, pelestarian kesenian adalah
suatu keharusan. Perkembangan globalisasi dan teknologi yang terus
menerus, serta meningkatnya mobilitas masyarakat, tidak hanya
menimbulkan pengaruh nilai-nilai budaya, tetapi juga membawa pada
perubahan perilaku manusia. Seni merupakan warisan leluhur kuno yang
perlu dilestarikan dan merepresentasikan kearifan lokal masing-masing
masyarakat setempat.

Pelestarian seni tidak diragukan lagi merupakan kewajiban moral,


yakni melestarikan budaya lokal yang menjadi lambang daerah masing-
masing. Seni dan budaya manusia pasti akan berubah dari waktu ke waktu.
Orang beradaptasi dengan perubahan perilaku seiring dengan perubahan
zaman. pengaruh Perkembangan zaman yang diwariskan dari generasi ke
generasi memaksa generasi tersebut untuk beradaptasi dengan lingkungan,
sehingga terjadi perubahan budaya yang tak terelakkan. Perkembangan
teknologi informasi memiliki dampak positif dan negatif. Selain itu, terdapat
beberapa faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi kelestarian budaya
lokal. Secara eksternal, pengaruh negara-negara luarlah yang mendorong
perkembangan dan kemajuan budaya daerah. Faktor internal adalah faktor
masyarakat itu sendiri, yang merupakan mesin dan pendukung untuk
memelihara budaya dan seni daerah.
22

Tentu saja, budaya daerah dan tradisional harus diupayakan agar


sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasil dan Pembukaan
UUD 1945, sekaligus merepresentasikan konsep negara dalam
mengembangkan budaya daerah. Mengandung budaya nasional. Ini
mewujudkan visi nasional dan cinta budaya. Pada saat yang sama, pelestarian
seni dapat dinilai karena berbagai alasan. Dalam melestarikan kesenian dapat
dilakukan dengan cara :

1. Culture Experience Cara ini adalah dengan cara kita terjun langsung untuk
mempelajari budaya masing-masing daerah sesuai daerahnya. Contoh suku
sunda mempelajari tari jaipong atau pencak silat. Hal ini penting untuk
dipelajari dari generasi ke kegenari agar tetap lestari sehingga kita dapat
memperkenalkan sekaligus mempertontonkan budaya kepada orang
banyak bahkan pada dunia.

2. Culture Knowledge Cara ini yaitu dengan membuat pusat informasi


kebudayaan masing-masing, sehingga setiap orang dapat dengan mudah
untuk menemukan informasi tentang suatu kebudayaan suatu daerah. Di
era modern sekarang ini situs website bisa menjadi alternatif yang mudah
untuk dijadikan sarana menyediakan segalan sumber informasi tersebut.12

Seni tradisional merupakan bagian dari budaya Indonesia dan harus


dijaga bersama. Negara yang hebat adalah negara yang menghargai jasa-jasa
pahlawan dan begitupun dengan kesenian. Bangsa Indonesia memiliki
keragaman suku bangsa, budaya, ras dan kesenian tradisional. Dari Sabang
sampai Merauke. Salah satu ciri masyarakat yang sangat menghargai jasa-jasa
Pahlawan, yaitu masyarakat dapat mendukung, memelihara, dan melindungi
budaya dan seni lokal sebagai rasa kebanggaan dan identitas nasional.

12
Ana Irhandayaningsih, Pelestarian Kesenian Tradisional sebagai Upaya Dalam
Menumbuhkan Kecintaan Budaya Lokal di Masyarakat Jurang Blimbing Tembalang. ANUVA
Volume 2 (1): 19-27, 2018 hal. 23
23

E. Sejarah Tari Topeng Indramayu


Kabupaten Indramayu adalah salah satu kabupaten yang ada di
Provinsi Jawa Barat. Kabupaten ini di sebelah utara berbatasan dengan Laut
Jawa, di sebelah tenggara Kabupaten Cirebon, di sebelah selatan Kabupaten
Majalengka dan Kabupaten Sumedang, dan di sebelah barat Kabupaten
Subang. Kabupaten Indramayu membawahi 33 kecamatan, yang dibagi atas
315 desa dan kelurahan. Kabupaten Indramayu, selain dikenal sebagai kota
nelayan juga merupakan lumbung padinya Jawa Barat. Selain itu Indramayu
dikenal kaya akan kesenian tradisional, seperti berokan, brai, dombret,
genjring umbul, jidur, macapat, renteng, ronggeng ketuk, rudat, sampyong,
sandiwara, sintren, tarling, tayuban, topeng, terbang, wayang golek cepak,
dan wayang purwa.13

Jawa Barat memiliki khazanah akan bentuk-bentuk kesenian


tradisional daerahnya, yang akan merupakan saham dalam rangka
pembangunan kebudayaan nasional. Kesenian juga merupakan pelengkap
misi persahabatan antar negara, namun kesenian itu pun bisa memecahkan
persahabatan antar negara, di kala satu sama lainnya saling mengklaim
kesenian itu sendiri sebagai milik negaranya.

Para Walisanga mengubah penduduk wilayah Jawa. Dalam proses


Islamisasi, pada dasarnya dilakukan dengan damai. Islamisasi WaliSanga
kepada masyarakat melalui budaya, seni, kedokteran, bisnis dan
pemerintahan. Sunan Gunung Jati salah satunya. Walisanga mencoba
menyebarkan Islam melalui sarana artistik. Ia menghasilkan tarian topeng dan
wayang kulit sebagai alat komunikasi. media Menyebarkan dan
mempromosikan Islam dalam proses islamisasi masyarakat Cirebon dan
sekitarnya. Bahkan, melalui kesenian ini, ia berhasil mengislamkan ke dalam
Pangeran Welang hingga ia masuk Islam. Selain itu, Sunan Gunung Jati

13
Lasmiyati, Rasinah Maestro Tari Topeng Indramayu, Balai Pelestarian Nilai Budaya
Bandung. Patanjala (September 2013) : Vol. 5 No. 3 Hal. 476
24

berhasil menjadikan tari topeng sebagai kesenian di Keraton Cirebon, dan


disambut baik oleh Masyarakat Cirebon.

Pada tahun 1568, Sunan Gunung Jati, penguasa Cirebon dan juga
sebagai seorang penyebar agama Islam, meninggal pada usia 120 tahun.
Digantikan oleh putra dari cucunya, Pangeran emas yang bergelar
Panembahan Ratu. Sebelum Sunan Gunung Jati menobatkan Pangeran Emas
sebagai penguasa Cirebon, ia telah merencanakan terlebih dahulu bahwa
penerus berikutnya adalah putranya Pangeran Passarean. Pangeran Passarean
meninggal pada usia 16 tahun. Setelah kematian Pangeran Pasarean, Sunan
Gunung Jati mengangkat Pangeran Sawarga dari Ki Fadhilah Khan dan Ratu
Ayu Sakluh), yang terakhir menerima posisi Adipati Cerbon atau Dipati Ratu,
tetapi Pangeran Sawarga meninggal. Setelah Panembahan Ratu naik takhta,
situasi pemerintahan Cirebon membaik karena kepemimpinan Sunan Gunung
Jati., wilayah kekuasaan Cirebon mencapai eks Karesidenan Cirebon
sekarang.

Panembahan Ratu menjalin hubungan baik dengan kerajaan yang


mempunyai misi dalam penyebaran agama Islam. Ia juga menjalin
persahabatan dengan Kerajaan Mataram di bawah kekuasaan Sultan Agung.
Tahun 1645, Sultan Agung meninggal dunia. Ia digantikan oleh putranya,
Sunan Amangkurat I. Tahun 1949 Panembahan Ratu meninggal dunia. Ia
digantikan oleh Pangeran Karim. Pangeran Karim menikah dengan adik
Sunan Amangkurat I dan melahirkan tiga orang putra yaitu Pangeran
Kertawidjaja, Pangeran Mertawidjaja, dan Pangeran Wangsakerta.

Sunan Amangkurat I yang lebih suka bersahabat dengan Belanda, ia


terhasut bujuk rayu Belanda, ia memanggil Pangeran Karim agar segera ke
Mataram. Pangeran Karim memenuhi panggilannya ke Mataram beserta
kedua putranya yakni Pangeran Mertawidjaja dan Pangeran Kertawidjaja.
Mereka tinggal di Mataram selama 12 tahun hingga meninggal dunia. Atas
permintaan Pangeran Wangsakerta, Sultan Ageng Tirtayasa dapat
25

membebaskan Pangeran Mertawidjaja dan Kertawidjaja kemudian dibawa ke


Cirebon. Pangeran Kertawidjaja menjabat sebagai Sultan Sepuh menempati
Keraton Pakungwati dan Pangeran Badridin Kertawidjaja menjabat sebagai
Sultan Anom dan menempati Keraton Kanoman. 14

Sang Morgil, seorang Belanda yang tinggal di Batavia, mengirimi


Pangeran Wangsakerta surat pengangkatan dengan gelar Panembahan.
Dengan surat pengangkatan ini, seorang pejabat Belanda di Cirebon, Kapiten
Karang, mencapai kesepakatan bersama dengan Sultan Anom dan Sultan
Sepuh. Akibatnya, Sultan Anom harus memindahkan 15 desa ke Pangeran
Wangsakerta. Begitu juga Sultan Anom harus memindahkan 15 desa ke
Pangeran Wangsakerta. Oleh karena itu, Pangeran Wangsakerta memiliki 30
desa dan berhak memiliki wilayah dan istananya sendiri. Di Kecirebonan.
Dengan berdirinya Keraton Kacirebonan, Cirebon memiliki ketiga keraton,
yaitu Keraton Kasepuhan, Kanoman dan Kacirebonan.

Tari Topeng yang awalnya berasal dari lingkungan istana Cirebon


juga menyebar ke arah Indramayu. Di Indramayu tari yang semula sebagai
tarian istana tersebut berubah menjadi tarian rakyat. Tari Topeng yang
menyebar ke arah Indramayu tersebut bentuk Topeng dan tokohnya sama,
yang berlainan adalah gerak tariannya. 15

Waktu pertunjukan biasanya dilakukan pada sore hari, tempatnya di


atas panggung buatan yang sederhana berplatform tinggi, namun berjarak
dekat dengan penonton. Pertunjukan tari Topeng menampilkan lima karakter
Topeng yaitu, tari Topeng Panji yang menggambarkan tentang sifat
mutmainnah bayi yang baru lahir, atau perwujudan dari awal mula
berlangsungnya hidup di dunia, sehingga pada gerakan tari Topeng Panji
gerakannya mirip dengan bayi. Tari Topeng Samba menggambarkan sifat
keremajaan, sehingga dalam tari Topeng Samba banyak gerakan yang genit

14
Ibid hal. 478
15
(http://sanggarcendrawasih.wordpress.com)
26

(ganjen) yang mencerminkan sifat remaja. Tari Topeng Tumenggung


menggambarkan tentang kepatihan Kacirebonan, sehingga gerakan dalam tari
Topeng Tumenggung layaknya seorang patih atau tumenggung kerajaan yang
gagah.

Tari Topeng Kelana yang menggambarkan emosi dan angkara murka


atau menggambarkan tentang sifat seorang raja yang tamak dan serakah. Tari
Topeng Kelana Udeng yang merupakan kelanjutan dari tari Topeng Kelana
yang memiliki sifat atau penggambaran yang sama dengan tari Topeng
Kelana tapi dalam tari Topeng Kelana Udeng sang penari tidak menggunakan
penutup kepala Sobra, melainkan hanya menggunakan udeng atau ikat kepala
dari kain. Saat ini tari topeng gaya Pekandangan berfungsi sebagai hiburan
masyarakat dan merupakan potensi budaya yang perlu dipertahankan di
Kabupaten Indramayu.16

F. Budaya lokal
Setiap daerah di Indonesia memiliki keanekaragaman budaya yang
berbeda-beda. Kebudayaan merupakan sarana masyarakat untuk melestarikan
dan menjaga lokalitas masyarakat, dan merupakan salah satu bentuk kearifan
lokal. Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga:
gagasan, aktivitas, dan artefak.17

1. Gagasan (Wujud ideal) Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang


berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan,
dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh.
Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam
pemikiran warga masyarakat.

2. Aktivitas (tindakan) Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu


tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula
disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-

16
wawancara dengan Aerli Rasinah tanggal 23 februari 2020
17
Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi (Jakarta: PT.Rineka Cipta 1990) hal. 49
27

aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta


bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang
berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan
sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan.

3. Artefak (karya) Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil
dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat
berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan
didokumentasikan. Sifatnya paling konkret diantara ketiga wujud
kebudayaan.

Budaya adalah kumpulan kesenian, moralitas, hukum adat, dan


keterampilan lain yang diperoleh seseorang sebagai anggota masyarakat.
Budaya bukanlah produk dari pemikiran, estetika, dan sistem sosial yang
kaku, tetapi budaya dapat dijelaskan sebagai perilaku manusia. Dalam proses
kehidupan, dan dengan demikian dalam pembuatan alat-alat yang
memajukan kehidupan. kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks,
yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral,
hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat
seseorang sebagai anggota masyarakat.

Kebudayaan yaitu sistem pengetahuan yang meliputi sistem ide atau


gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan
sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan
kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai
makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat
nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi
sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk
membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

Menurun Koentjaraningrat konsep dalam menganalisa suatu


kebudayaan dalam keseluruhan perlu dibedakan secara tajam antara adanya
28

empat komponen yaitu : 1) system budaya, 2) system social, 3) system


kepribadian, 4) system organisma.18

Budaya lokal dikaitkan dengan karakteristik masyarakat tradisional,


yang dikenal luas karena karakteristiknya yang tidak biasa. Kekayaan budaya
suatu bangsa tidak dapat digambarkan sebagai tradisi melalui perlawanan
konseptual, bahkan jika ditenggelamkan oleh kehidupan modern, ia tetap
bertahan. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya oleh banyak ahli,
kearifan lokal merupakan kumpulan filosofis perilaku manusia yang dibawa
oleh suatu komunitas dalam komunitas yang terlembaga. Ciri dan fungsi
budaya lokal dapat menjadi tradisi yang sangat diperlukan dalam kehidupan
masyarakat. Budaya lokal merupakan tanda apakah budaya lokal tersebut
memiliki ciri khas daerahnya. Indonesia memiliki budaya yang multikultural
dan keragaman daerahnya masing-masing, sehingga menjaga dan
memelihara budaya lokal merupakan tanggung jawab yang harus dihormati
oleh masyarakat.

Dari penjelasan berbagai teori yang diuraikan di atas, dapat diketahui


bahwa budaya lokal merupakan hasil pemikiran manusia, berupa karya dan
inisiatif, dan tujuannya untuk menjaga kelangsungan tradisi yang diwariskan
dari generasi ke generasi dengan tersistem. dengan tradisi ini. dijaga agar
dapat mencerminkan nilai, norma dan perilaku, sehingga dapat dikenali oleh
masyarakat dalam proses pembelajaran, karena dalam proses pembelajaran
kita dapat melihat dunia dan memahami hal-hal yang ada di alam semesta,
khususnya yang terkait budaya, orang-orang di seluruh dunia.

Indonesia memiliki ciri kearifan lokal yang berbeda-beda. Kearifan


lokal tumbuh dan berkembang dalam proses yang panjang. Jika kehidupan
masyarakat itu sendiri tidak berubah maka kearifan lokal tidak dapat
berkembang dan berkembang secara mandiri. Selain itu, kearifan lokal telah
menjadi sistem nilai sekaligus nilai budaya yang komprehensif. Budaya lokal

18
Ibid, hal. 221
29

tentunya dapat dilestarikan dan tertanam dalam kehidupan masyarakat


sehingga dapat tercermin dalam kehidupan sehari-hari.

G. Upaya Melestarikan Budaya Lokal


Budaya lokal merupakan warisan nenek moyang sampai dengan anak
cucu yang harus diwariskan secara kolektif. Pemerintah dan juga elemen
masyarakat harus terlibat aktif dalam proses upaya pelestarian budaya lokal.
Kesenian merupakan bagian dari budaya lokal dan merupakan sarana yang
digunakan untuk mengekspresikan rasa keindahan dari dalam jiwa manusia.
Selain mengekspresikan rasa keindahan dari dalam jiwa manusia. Kesenian
juga mempunyai fungsi lain, misalnya, mitos berfungsi menentukan norma
untuk perilaku yang teratur serta meneruskan adat dan nilai-nilai kebudayaan.
Seni adalah suatu produk budaya dari sebuah peradaban manusia, sebuah
wajah dari suatu kebudayaan yang diciptakan oleh suatu kelompok
masyarakat atau bangsa.19

Pelestarian kesenian merupakan upaya yang dilakukan oleh manusia


yang berada di dalam suatu komunitas untuk mempertahankan budaya serta
kebiasaan yang merupakan wujud dari ungkapan rasa keindahan manusia.
Pelestarian tidak dapat berjalan sendiri tanpa adanya kolaborasi dari berbagai
pihak dalam mempertahankan kelangsungan hidup masyarakat, sehingga
pelestarian harus dijaga dan dipertahankan, baik dalam tempat, ruang, dan
waktu.

1. Teori Asimilasi Budaya

Arti dari kata asimilasi menurut Koentjaraningrat adalah proses


sosial yang timbul bila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan
tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing dengan
sedemikian rupa, sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu lambat laun
diterima dan diolah kedalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan

19
Ana Irhandayaningsih, Pelestarian Kesenian Tradisional sebagai Upaya Dalam
Menumbuhkan Kecintaan Budaya Lokal di Masyarakat Jurang Blimbing Tembalang. ANUVA
Volume 2 (1): 19-27, 2018 hal. 20.
30

hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri. asmilasi timbul bila ada,


golongan- golongan manusia dengan latar belakang kebudayaan berbeda-
beda, saling bergaul langsung secara intensif untuk waktu yang lama
sehingga, kebudayaan- kebudayaan golongan- golongan tadi masing- masing
berubah sifat khasnya, dan juga unsur- unsurnya masing- masing berubah
wujudnya menjadi unsur- unsur kebudayaan campuran.20

2. Teori Akulturasi Budaya

Proses sosial yang muncul ketika sekelompok orang dengan budaya


tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur budaya asing. Budaya asing secara
bertahap diterima dan diolah menjadi budaya sendiri tanpa menyebabkan
hilangnya unsur kebudayaan kelompok itu sendiri.

Menurut Koencaraningrat Akulturasi adalah proses sosial yang


terjadi ketika kelompok sosial dengan kebudayaan tertentu terkena budaya
asing yang berbeda. Persyaratan proses akulturasi adalah senyawa (afinitas)
bahwa penerimaan budaya tanpa rasa kejutan, maka keseragaman
(homogenitas) sebagai nilai baru dicerna karena tingkat dan pola budaya
kesamaan. 21

Kesenian merupakan bagian dari kebudayaan dan dapat dibedakan


menjadi dua sifat, yaitu pasif dan aktif. Kebudayaan aktif seperti
menggabungkan musik tradisional dengan musik barat, sedangkan
kebudayaan pasif lebih mengacu kepada kebudayaan yang statis seperti
ukiran-ukiran pahat suku dayak yang disimpan di museum, dan pertunjukan
tari tradisional. Dengan adanya kesenian tradisional, maka seluruh instansi
pemerintah serta masyarakat diharapkan dapat menjaga kelestarian kesenian
budaya lokal dengan menciptakan inovasi.

20
https://123dok.com/document/8yd1reyp-asimilasi-interaksi-multietnis-kelurahan-
tigabinanga-kecamatan-tigabinanga-kabupaten.html
21
https://www.dosenpendidikan.co.id/pengertian-akulturasi-menurut-para-ahli/
31

Pelestarian kesenian harus tetap dilakukan jika tidak kebudayaan,


tersebut akan terjadi evolusi. Adapun upaya-upaya pelestarian kesenian
tradisional menurut Bakker adalah sebagai berikut:

1. Adanya peran masyarakat, pemuda, instansi pendidikan, LSM, karang


taruna, dan sanggar seni dalam melestarikan kembali kesenian dengan
mempelajari kesenian tersebut dan juga turut serta menjaga kebudayaan
yang merupakan nilai-nilai luhur masyarakat yang terkandung di
dalamnya.
2. Proses belajar kebudayaan sendiri atau pewarisan budaya dengan adanya
proses internalisasi, sosialisasi, dan enkulirisasi. Pewarisan budaya adalah
proses pemindahan kebudayaan dari generasi ke generasi secara berkala
dan berkesinambungan. Pewarisan budaya dapat dilakukan secara vertikal,
artinya budaya diwariskan dari generasi terdahulu ke generasi berikutnya
untuk digunakan, dan selanjutnya diteruskan kepada generasi yang akan
datang dengan adanya proses internalisasi, enkulturasi dan sosialisasi. 22

Menurut Koentjaraningrat proses internalisasi adalah proses panjang


sejak seorang individu dilahirkan, sampai ia hamper meninggal dimana ia
belajar dalam kepribadiannya segala perasaan, hasrat, nasu, serta emosi yang
diperlukannya sepanjang hidupnya dengan menanamkan di dalam
kepribadian masyarakat maupun individu untuk belajar meniru dan tahu.23
Proses sosialisasi adalah suatu proses yang dapat dilakukan dengan interaksi
serta menyelami dan mencoba mempelajari kesenian itu sendiri, seperti
dengan dilakukan sosialisasi oleh pemerintah maupun dalam diskusi
kebudayaan. Sosialisasi dapat juga dilakukan dengan mempelajari
pengalaman-pengalaman seseorang yang menggeluti dunia kesenian.
Kemudian proses enkulturasi adalah dengan pembudayaan dalam proses
mempelajari kesenian seseorang dapat menyesuaikan alam pikiran serta sikap
dengan adat-adat, sistem norma, dan peraturan-peraturan yang hidup dalam
22
Bakker, Filsafat Kebudayaan Sebuah Pengantar (Jakarta: Gunung Mulia, 1992), hal.
83.
23
Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi (Jakarta: Rineka cipta, 2002), hal. 228.
32

kebudayaan. Proses enkulturasi dapat dimulai sejak dini, yaitu pada masa
kanak-kanak. Proses ini dapat diawali dari lingkungan keluarga, teman
sepermainan, dan masyarakat luas.

Pelestarian kesenian diwujudkan dalam proses pembinaan,


perlindungan dan pemanfaatan.

a. Proses pembinaan melalui seminar maupun FGD yang berkaitan tentang


kepribadian, kecerdasan, keterampilan. Ini berarti, bahwa pemajuan seni
budaya tidak hanya diarahkan pada kebudayaan saja, tetapi juga
manusianya. Manusia sebagai pemilik dan pendukung kebudayaan yang
secara langsung ataupun tidak langsung terlibat dalam pemajuan
kebudayaan perlu dilakukan pembinaan. Upaya pembinaan dapat
dilakukan melalui lembaga-lembaga pendidikan formal, dan non formal,
pelatihan, dan bentuk-bentuk lainnya.
b. Perlindungan seni budaya yakni melalui suatu langkah baik itu proses
melestarikan, memelihara, serta merawat kesenian budaya agar tidak
rusak, punah, atau hilang yang disebabakan oleh alam, hewan, atau
tangan manusia. Upaya melindungi kesenian budaya dilakukan melalui
perundang-undangan untuk mengintervensi, mendokumentasi, dan
merekam aset budaya. Di samping itu juga dilakukan aksi perlindungan
dari kerusakan dan kehancuran melalui adanya peran pemerintah maupun
masyarakat.
c. Pemanfaatan seni budaya dapat dilakukan dengan adanya kebudayaan.
Kebudayaan dari Sabang Sampai Merauke dapat bersatu melalui
keanekaragaman yang ternilai bagi bangsa sebagai bentuk jati diri
bangsa. Perlindungan seni budaya harus diatur dalam perundang-
undangan, dalam hal ini undang-undang hak cipta, merek, dan paten.

Tentu banyak hal yang bisa dilakukan dalam upaya melestarikan


kesenian. Selain proses internalisasi, sosialisasi dan pembudayaan seni.
Pemerintah dapat mengeluarkan undang-undang untuk melindungi budaya
33

dan seni lokal. Waktu untuk acara peringatan daerah, termasuk tarian daerah
dan pengetahuan lokal yang dapat meningkatkan kesadaran akan nilai-nilai
budaya. Oleh karena itu, seni merupakan aset budaya lokal masyarakat dan
harus dilindungi sebelum dapat menjadi nilai perlindungan masyarakat.

H. Nilai-Nilai Karakter
Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan
dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan,
serta kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan,
dan perbuatan berdasarkan norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan
adat istiadat. Makna karakter adalah sebagai cara berfikir dan berprilaku yang
khas pada tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup
masyarakat, bangsa, dan negara.
Karakter dimaknai sebagai cara berpikir dan berperilaku yang khas,
yang dimiliki tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup
keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara. Individu yang berkarakter baik
adalah individu yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri
sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam
pikiran sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma agama,
hukum, tatakrama, budaya, adat istiadat, dan estetika. Karakter adalah
perilaku yang tampak dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam bersikap
maupun dalam bertindak.
Soemarno Soedarsono, mengungkapkan pendidikan karakter
sebagai sebuah nilai yang sudah tertanam di dalam diri sendiri. Nilai tersebut
didapat melalui Pendidikan, pengorbanan, percobaan, pengalaman dan
pengaruh lingkungan yang mana kemudian dipadukan dengan nilai-nilai yang
terdapat pada seseorang. Nilai-nilai tersebut menjadi nilai intrinsik yang
mendasari sikap, perilaku, dan pemikiran seseorang.24
Nilai karakter merupakan sebuah proses transformasi nilai-nilai
kehidupan untuk ditumbuh kembangkan dalam kepribadian seseorang,

24
https://cherishacademy.sch.id/id/pengertian-karakter-menurut-para-ahli
34

sehingga menjadi satu dalam kehidupan orang itu. Nilai karakter dapat
dikatakan sebagai suatu ide atau konsep yang dijadikan sebagai pedoman atau
patokan dalam berperilaku bagi seseorang. Nilai-nilai karakter dapat
ditemukan dalam budaya Indonesia. Hal tersebut merupakan salah satu
identitas bagi masyarakat Indonesia yang masih memegang erat nilai luhur
adat dan istiadat daerahnya. Selanjutnya, nilai-nilai luhur yang terdapat dalam
adat dan budaya suku bangsa Indonesia telah dikaji dan dirangkum menjadi
satu.
Program Penguatan Pendidikan Karakter yang gencar dilakukan oleh
pemerintah melalui PPK akhinya mengerucutkan 18 nilai karakter tersebut
menjadi lima nilai utama karakter yang saling berkaitan. Kelima nilai utama
karakter bangsa yang dimaksud adalah: Religius, Nasionalis, Mandiri, Gotong
royong dan Integritas atau disingkat menjadi Renamagi. Ada pun
penjelasannya sebagai berikut:

1. Religius

Nilai karakter religius adalah kepercayaan tentang agama dan


kepada Tuhan Yang Maha Esa yang melekat pada diri seseorang untuk
melaksanakan ajaran agama yang dianutnya sebagai pedoman dalam
kehidupannya, serta toleran dan hidup rukun terhadap agama lain. Nilai ini
meliputi tiga hubungan, yaitu hubungan individu dengan Tuhan, individu
dengan sesama, dan individu dengan alam semesta (lingkungan).

2. Nasionalis

Nilai karakter nasionalis merupakan suatu sikap yang menunjukkan


kesetiaan terhadap bangsanya dalam semua bidang (agama, sosial, budaya,
ekonomi, dan politik) tanpa mempedulikan ras atau suku, dan berpedoman
pada semboyan Indonesia, yaitu Bhineka Tunggal Ika "berbeda-beda,
tetapi tetap satu jua."
35

3. Mandiri

Nilai karakter mandiri adalah perilaku atau sifat yang tidak


menggantungkan diri kepada orang lain untuk meraih cita-citanya atau
tujuan hidupnya.

4. Gotong Royong

Nilai karakter gotong royong merupakan tindakan kerja sama dan


saling tolong-menolong dalam menyelesaikan persoalan orang-orang yang
membutuhkan bantuan.

5. Integritas

Nilai karakter integritas mencerminkan perilaku yang menjadikan


dirinya sebagai orang yang dapat dipercaya dalam hal pekerjaan, tindakan,
maupun perkataan, dan juga memiliki komitmen yang berdasarkan nilai
kemanusiaan dan moral. Nilai-nilai tersebut harus saling berkaitan dan
tidak dapat berdiri sendiri namun harus diinteraksikan satu sama lain.
Gerakan PPK dapat dilaksanakan dengan berbasis struktur kurikulum yang
sudah ada dan mantap dimiliki oleh sekolah, yaitu pendidikan karakter
berbasis kelas, budaya sekolah, dan masyarakat/komunitas.

Penguatan pendidikan karakter berbasis masyarakat perlu


dilakukan sebagai aspek utama dalam melestarikan nilai-nilai budaya dan
karakter bangsa. Kesenian tarian Tari Topeng sebagai budaya lokal
masyarakat Desa Pekandangan memiliki nilai-nilai karakter yang bernilai
bagi masyarakat Desa Pekandangan. Oleh karena itu, dengan adanya nilai-
nilai karakter yang terdapat di dalam kesenian tarian Tari Topeng tersebut
dapat menjadi salah satu penentu dalam melestarikan budaya lokal dan
menjaga kearifan lokal masyarakat.

I. Penelitian Yang relevan


Penelitian terdahulu menjadi salah satu acuan penulis dalam
melakukan penelitian sehingga penulis dapat memperkaya teori yang di
36

gunakan dalam mengkaji penelitian yang dilakukan. Dari penelitian


terdahulu, penulis tidak menemukan penelitian dengan judul yang sama
seperti judul penelitian penulis, namun penulis mengangkat beberapa
penelitian sebagai referensi dalam memperkaya bahan kajian pada penelitian
penulis, berikut ini akan dipaparkan beberapa penelitian terdahulu.

1. Skripsi Dimas Rachmat Susilo berjudul “Perkembangan Sanggar Seni


Tari Topeng Mulya Bhakti Di Desa Tambi, Indramayu Pada Tahun 1983-
2015”. Latar belakang penulis mengambil tema penelitian skripsi tersebut
didasari oleh ketertarikan penulis terhadap sejarah lokal terutama
kebudayaan dan kesenian tradisional yang berkembang di Kabupaten
Indramayu, Jawa Barat, yang unik dan memiliki kekhasan tersendiri.
Pemilihan Sanggar Seni Tari Topeng Mulya Bhakti sebagai objek
penelitian didasari oleh ketertarikan penulis terhadap sebuah lembaga
atau sanggar seni yang terus melestarikan kesenian tradisional terutama
tari topeng di tengah - tengah banyaknya budaya barat yang masuk ke
Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
metode historis, yang terdiri dari empat langkah yaitu heuristik, kritik,
interpretasi, dan historiografi. Sedangkan teknik penelitiannya
menggunakan studi literatur dan studi lapangan dengan mengadakan
wawancara terhadap beberapa narasumber yang relevan dengan
permasalahan yang dikaji.

2. Skripsi Siti Khotijah Skripsi ini berjudul ”Tari Topeng Klana Gaya
Mama Carpan di Sanggar Seni Asem Gede Desa Muntur Kabupaten
Indramayu”. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan
menganalisis struktur pertunjukan, koreografi, rias dan busana Tari
Topeng Klana Gaya Mama Carpan. Metode penelitian yang digunakan
yaitu metode deskriptif analisis melalui pendekatan kualitatif.
Berdasarkan hasil penelitian, struktur pertunjukan Tari Topeng Klana
Gaya Mama Carpan di Sanggar Seni Asem Gede mengalami perubahan
37

pada pra pertunjukan dan pertunjukan inti tarinya. Tari Topeng Klana
Gaya Mama Carpan memiliki gerakan yang unik karena mengadopsi
beberapa gerak dari kehidupan masyarakat pertanian dan dari seekor
kuda. Gerak khas yang terinspirasi dari kehidupan masyarakat pertanian
dalam tarian ini dinamakan gerak ojeng-ojeng, sedangkan gerak yang
terinspirasi dari kuda dinamakan jaran kuningan. Gerak ojeng-ojeng
terbagi menjadi 4 macam motif yaitu ojeng-ojeng bahu, ojeng-ojeng
sepak soder, ojeng-ojeng dengkul dan ojeng-ojeng bokong. Tari Topeng
Klana Gaya Mama Carpan secara struktur pertunjukan mengalami
perubahan dari pertunjukan tradisi menjadi sarana pertunjukan, namun
dari sisi koreografi, rias dan tata busananya tarian ini tetap
mempertahankan sifat-sifat tradisinya.

3. Skripsi Rofi’atul Himmah yang berjudul “Peran Mimi Rasinah Terhadap


Tari Topeng di Indramayu”. Penelitian ini dilatar belakangi oleh kesenian
Topeng yang pernah menjadi salaah satu media dakawah Islam oleh
Sunan Klijaga. Kesenian ini mengandung falsafah hidup, karena itu
kesenian topeng adalah sebuah kesenian yang harus dilestarikan. Peran
Mimi Rasinah sebagai maestro Topeng Indramayu memberikan respon
yang signifikan dalam masyarakat untuk melestarikan kesenian ini, serta
menumbuhkan minat pada generasi muda hingga saat ini. Adapun
metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian
sejarah, yaitu model penelitian yang mempelajari peristiwa atau kejadian
dimasa lampau berdasarkan jejak jejak yang ditinggalkan. Metode ini
dilakukan empat tahap. Yaitu tahap Heuristik, Kritik, Interpretasi dan
Hitoriografi. Peran Mimi Rasinah Terhadap Tari Topeng khususnya di
Indramayu dalam rentang waktu 16 tahun, sangat berpengaruh dalam
upaya pelestarian kesenian topeng didaerah Indramayu.
38

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

NO PENELITI JUDUL PERSAMAAN PERBEDAAN


PENELITIAN
1 Dimas “Perkembangan Persamaan dalam Perbedaan dalam
Rachmat Sanggar Seni penelitian ini penelitian ini adalah
Susilo Tari Topeng adalah meneliti lokasi penelitian dan
Skripsi Mulya Bhakti Di tentang focus penelitiannya.
2016 Desa Tambi, pelestarian dan Penelitian ini lebih
Universitas Indramayu Pada perkembangan kepada
Pendidikan Tahun 1983- Tari Topeng dari perkembangan
Indonesia 2015” waktu ke waktu sanggar seni Tari
sehingga teri Topeng Mulya
topeng dapat Bhakti sejak tahun
berkembang dan 1983 hingga tahun
lestari hingga saat 2015
ini
2 Siti ”Tari Topeng Persamaan dalam Perbedaan dalam
Khotijah Klana Gaya penelitian ini penelitian ini adalah
Skripsi Mama Carpan di adalah tentang peneltian fariasi
2017 Sanggar Seni pelestarian serta gerak yang
Universitas Asem Gede perkembangan mengalami
Pendidikan Desa Muntur Tari Topeng perkembangan pada
Indonesia Kabupaten namun penelitian tarian Tari Topeng
Indramayu” ini lebih kepada khusus pada tari
perkembangan Topeng klana gaya
fariasi gerak Tari mama carpan serta
Topeng kelana kondisi sanggar seni
gaya mama asem gede di Desa
carpan Muntur Kabupaten
39

Indramayu
3 Rofi’atul “Peran Mimi Persamaan dalam Perbedaan dalam
Himmah Rasinah penelitian ini penelitian ini lebih
Skripsi Terhadap Tari adalah di latar kepada biografi sang
2017 Topeng belakangi maestro Tari Topeng
Universitas Indramayu kesenian topeng Indramayu yaitu
Islam Tahun 1994- yang pernah Mimi Rasinah dan
Negri 2010” menjadi salah satu perannya dalam
Sunan media dakwah mengembangkan
Gunung islam oleh Sunan Tari Topeng di
Djati Kalijaga kesenian daerah Indramayu
yang mengandung sejak tahun 1994-
falsafah hidup dan 2010
maestro tari
Topeng Mimi
Rasinah yang
memberikan
respon yang
signifikan dalam
masyarakat

Dari penelitian diatas dapat di simpulkan bahwa yang menjadi persamaan


dengan penelitian ini adalah tentang pelestarian dan perkembangan Tari Topeng
di indramayu serta perbedaan penelitian ini dengan penelitian diatas lebih
membahas pada peran masyarakat dalam melestarikannya.
40

J. Kerangka Pemikiran
Dari uraian tersebut secara sistematis kerangka pemikiran teoritis
dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikat:

MASYARAKAT

PERUBAHAN SOSIAL

KESENIAN TARI TOPENG INDRAMAYU

SENIMAN MASYARAKAT PENDUKUNG PEMERINTAH

PERKEMBANGAN DAN PELESTARIAN TARI TOPENG

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

Penelitian ini berawal dari gagasan masyarakat yang menghasilkan


suatu budaya. Masyarakat adalah kumpulan orang-orang yang hidup
bersama dalam waktu yang lama dan menghasilkan kebudayaan.
Kebudayaan merupakan hasil kreativitas manusia atau hasil karya
masyarakat. Peran budaya tidak hanya meluas ke satu atau beberapa
generasi, tetapi juga diwariskan dari generasi ke generasi.

Seni tari topeng Indramayu akan tetap eksis, tentunya akan ada
hubungan antara seniman, masyarakat, Pemerintah dan kesenian lainnya.
Oleh karena itu, perlu dipertanyakan mengapa Tari Topeng Indramayu
berkembang dalam kehidupan masyarakat Kecamatan Indramayu,
Kabupaten Indramayu. Pahami mengapa seni dapat berkembang dan
41

bertahan di satu tempat tetapi tidak di tempat lain, dan mengapa seni
tradisional dapat berkembang dan bertahan di tempat lain.Dalam penelitian
ini peneliti ingin mengetahui bagaimana Tari Topeng Indramayu
berpartisipasi dalam pengembangan dan pelestarian kesenian khas
Indramayu untuk mendukung dan memajukan kesenian tradisional
masyarakat di wilayah Kabupaten Indramayu.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Lokasi penelitian ini akan dilakukan di Desa Pekandangan,
Kecamatan Indramayu, Kabupaten Indramayu. Pemilihan tempat penelitian
berdasarkan atas pertimbangan adanya unsur utama yang menjadi penunjang
dalam proses penelitian, seperti: pemeran atau pelaku, tempat, dan proses.

Pelaksanaan kegiatan. Pada saat kegiatan pra penelitian, ditemukan


adanya kesenian tarian Tari Topeng yang sudah mulai luntur. Pada
hakekatnya, tarian ini memiliki nilai kearifan lokal yang harus dilestarikan
oleh seluruh elemen masyarakat yang memang tidak semua daerah yang ada
di Kabupaten Indramayu memilikinya. Peneliti juga melihat adanya nilai
karakter di dalam tarian Tari Topeng yang masih melekat didalam kehidupan
masyarakat Desa Pekandangan. Waktu penelitian dimulai pada tanggal 22
agustus sampai pada tanggal 24 desember 2020. Dimulai tahap observasi,
wawancara, dan selanjutnya dokumentasi. Peneliti melakukan kegiatan
penelitian sesuai tahap-tahap yang sudah ditentukan.

Tabel 3.1 Waktu Penyusunan dan Penelitian

Waktu
Kegiatan Oktober November Desember Januari Februari

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Penulisan 
BAB I
Penulisan
BAB II
Penulisan
BAB III

Penyusuna

41
42

n
Instrumen
Penelitian
Uji Coba
Instrumen
Penelitian
Pengumpul
an Data
Analisis
Data
Melaporka
n Bab IV
dan Bab V
Penyusuna
n Laporan
Secara
Lengkap
Sidang
Munaqosah
Revisi
Skripsi
Pengumpul
an Skripsi

B. Jenis dan Pendekatan Penelitian


Peneliti memilih melakukan penelitian dengan menggunakan jenis dan
pendekatan penelitian kualitatif. Menurut Bodgan dan Taylor. Jenis dan
pendekatan kualitatif merupakan suatu sistematika proses dalam melakukan
penelitian sehingga menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis yang
43

dapat diamati. 25 Pendekatan kualitatif deskriptif dipilih karena dirasa sesuai


dengan judul penelitian yang menggambarkan tentang persoalan masyarakat
yang lebih deskriptif. Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif ini
diharapkan mampu menghasilkan data yang lebih jelas tentang semua hal yang
sedang diamati peneliti baik informasi dari individu maupun kelompok.
Penggunaan metode ini diharapkan dapat diperoleh informasi untuk
menentukan dan memahami sesuatu yang tersembunyi dalam objek penelitian
yang sedang dilaksanakan. Penelitian kualitatif secara deskriptif yaitu
mengumpulkan data yang berbentuk kata-kata, gambar, bukan angka-angka.
Data yang diperoleh meliputi transkip interview, catatan lapangan, foto,
dokumen pribadi dan lain-lain.

C. Prosedur Penelitian
Menurut Moleong , prosedur penelitian harus melalui tahap-tahap
sebagai berikut:

1. Tahap pralapangan
a. Menyusun rancangan penelitian dan merumuskan masalah yang akan
dibahas.
b. Peneliti menentukan tempat penelitian. Sebelumnya, peneliti
mempelajari serta mendalami fokus rumusan masalah penelitian.
Peneliti memilih lokasi di Desa Pekandangan, Kecamatan Indramayu,
Kabupaten Indramayu.
c. Peneliti memberikan susunan proposal penelitian sebagai syarat dalam
menyampaikan rancangan penelitian kepada pihak terkait.
d. Peneliti mengurus berkas-berkas perijinan seperti surat rekomendasi
izin penelitian.
2. Tahapan pekerjaan lapangan
a. Peneliti memahami latar penelitian yang meliputi: latar belakang sistem
sosial kebudayaan masyarakat, memahami pandangan hidup

25
Lexy Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (bandung PT: Remaja Rosdakaya,
2013) hal. 4.
44

masyarakat, dan menyesuaikan diri dengan lingkungan tempat


penelitian. Pada tahap pekerjaan lapangan, peneliti melakukan
persiapan diri memasuki lapangan, dan berperan serta dalam
mengumpulkan data. Tahap ini merupakan tahap yang paling lama,
karena peneliti harus bekerja dilapangan dan mencari seluruh data yang
meliputi tahap pengumpulan data dan tahap penyusunan data.
b. Proses analisis data meliputi menyusun konsep dengan proses
menganalisis data, menemukan data, serta menganalisis data yang
diperoleh sebagai konsep yang berfungsi dalam memberikan informasi.
Dalam tahap ini, peneliti harus menganalisis data yang telah didapatkan
setelah melakukan pengumpulan data yang diperoleh dari informan
sesuai dengan rumusan masalah yang telah disusun secara sistematis.
Dalam tahap ini, peneliti harus bekerja ekstra dalam memilah data yang
akan digunakan dalam penelitian. Jika kurang, maka peneliti harus
kembali ke tempat penelitian guna melengkapinya.
c. Kesimpulan yakni peneliti menarik hasil akhir data yang sudah
dianalisis dari informan.
d. Tahap Pelaporan tahap ini merupakan prosedur yang terakhir yang
dilakukan oleh peneliti dengan proses melaporkan hasil dari data yang
sudah didapatkan. 26

D. Data dan Sumber data Penelitian.


1. Data Penelitian.

Data merupakan catatan yang berupa kumpulan fakta yang terjadi


dilapangan yang belum mempunyai arti, sehingga diperlukan pengolahan
lebih lanjut. Sumber data merupakan sumber subyek dari mana data
diperoleh serta tempat didapatkanya data, sehingga dapat diolah dengan
melakukan penelitian. Sumber data terdiri dari:

26
Lexy Moleong, metodologi Penelitian Kualitatif (bandung PT: Remaja Rosdakaya,
2013), hal. 127.
45

a. Data Primer

Data yang dapatkan dari hasil interaksi secara langsung oleh


peneliti, baik secara perorangan maupun secara kelompok dalam suatu
organisasi untuk kepentingan peneliti. Peneliti menetapkan informan
meliputi orang-orang yang terkait dalam penelitian, seperti: tokoh
masyarakat (Bpk. Cahyo) , tokoh adat (Bpk. Carta), tokoh pemuda
(Bpk. Solahudin), pemerintah Desa Pekandangan (Bpk. Sugeng
Heryanto), pemerhati budaya Indramayu (Ade Jayani), dan pemeran
Tari Topeng (Aerli Rasinah) untuk mendapatkan data terkait peran
masyarakat dalam melestarikan kesenian tarian Tari Topeng sebagai
upaya menjaga budaya lokal di Desa Pekandangan, Kecamatan
Indramayu, Kabupaten Indramayu.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang dikumpulkan oleh peneliti dari


hasil temuan yang sudah ada sebelumnya dan dikumpulkan menjadi
satu oleh instansi terkait. Sumber data sekunder didapatkan dari arsip
serta dokumen penting berupa foto, piagam penghargaan, artikel-artikel
yang ada kaitannya dengan peran masyarakat dalam melestarikan
kesenian tarian Tari Topeng sebagai upaya menjaga budaya lokal di
Desa Pekandangan, Kecamatan Indramayu, Kabupaten Indramayu.

c. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini didapatkan melalui


seperangkat pertanyaan yang diajukan, antara lain sebagai berikut:

1. Pemerintah Desa Pekandangan (Bpk. Sugeng Heryanto)


2. Tokoh masyarakat (Bpk. Cahyo)
3. Tokoh adat (Bpk. Carta)
4. Pemerhati budaya Indramayu (Bpk. Ade Jayani)
5. Tokoh pemuda (Bpk. Solehudin)
46

6. Pemeran tarian Tari Topeng Indramayu (Aerli Rasinah)

E. Teknik Pengumpulan Data


Data penelitian dapat berupa teks, foto, angka, cerita, gambar dan
artifacts. Sumber data utama dalam penelitian Kualitatif adalah kata-kata dan
tindakan sedangkan data tertulis, foto dan statistic adalah data tambahan. 27
Dalam setiap kegiatan penelitian dibutuhkan objek atau sasaran penelitian
yang pada umunya eksis dalam jumlah yang besar atau yang banyak.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif kualitatif, yang bertujuan untuk mendeskripsikan gambaran
fenomena yang ada yang terdapat dalam studi kasus penelitian ini yaitu di
Desa Pekandangan Indramayu membahas tentang seni tari topeng Indramayu.
Metode penelitian yang tersebut adalah sebagai berikut:
1. Observasi

Menurut Sutrisno Hadi observasi diartikan sebagai pengamatan


dan pencatatan secara sistematik terhadap suatu gejala yang tampak pada
objek penelitian. 28Pengamatan merupakan proses kompleks yang tersusun
dari proses biologis dan psikologis, pengamatan menjadi salah satu teknik
pengumpulan data yakni jika :

a. Sesuai dengan tujuan penelitian


b. Direncanakan dan di catat secara sitematis
c. Dapat dikontrol reabilitas dan kebenarannya.29

Pengamatan secara langsung yang dilakukan oleh peneliti ke lokasi


yang berguna untuk memperoleh fakta-fakta yang berhubungan dengan
judul dari penelitian ini serta pengamatan dan pendekatan yang sistematik.
Gejala-gejala yang diselidiki untuk memperoleh fakta yang nyata tentang

27
Andi Prastowo, Menguasai Teknik-teknik Koleksi Data Penelitian Kualitatif (Jogjakarta
: Diva Press 2010) hal. 14
28
Ibid, hal. 27
29
Ibid. hal. 28
47

Tradisi Tari Topeng Indramayu dengan mengamati secara langsung dan


melakukan pencatatan.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan peneliti saat melakukan


pengamatan, diantaranya: (1) ruang, (2) pelaku, (3) kegiatan, (4) benda-
benda atau alat-alat, (5) waktu, (6) peristiwa, (7) tujuan, dan (8) perasaan.
Kedelapan hal tersebut saling berkaitan sehingga peneliti harus total pada
apa yang sedang diamatinya. Hasil kegiatan observasi bisa berupa
catatan, rekaman atau vignette atas suatu peristiwa.

Ada 3 bentuk pengamatan yang digunakan dalam penelitian kualitatif


yakni, pengamatan partisipasi, pengamatan tidak berstruktur dan pengamatan
kelompok tidak berstruktur.30

1. Teknik pengamatan partisipasi


Pengamatan partisipasi yang dimaksud yakni pengumpulan data melalui
pengamatan terhadap objek pengamatan dengan langsung hidup bersama,
merasakan serta berada dalam aktifitas kehidupan objek pengamatan.
Dengan demikian pengamat betul betul menyelami kehidupan objek
pengamatan dan bahkan tidak jarang pengamat kemudian mengambil bagian
dalam budaya mereka.
2. Teknik pengamatan tidak terstruktur
Pengamatan harus mampu secara pribadi mengembangkan daya pengamatan
pada suatu objek, yang terpenting pengamat harus menguasai ilmu tentang
objek secara umum dari apa yang hendak diamanati. Pengamatan tidak
berstruktur tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa an gang akan
diamati dalam melakukan pengamatan peneliti tidak menggunakan
instrument yang sudah baku, tetapi hanya rambu-rambu pengamatan.
3. Teknik pengamatan kelompok

30
Ibid. hal. 41
48

Pengamatan ini dilakukan secara berkelompok terhadap suatu atau beberapa


objek sekaligus, misalnya suatu tim peneliti yang sedang mengamati gejolak
perubahan prilaku anak-anak SMA. Itulah pengamatan kelompok

Peneliti melakukan observasi di Desa Pekandangan yang merupakan


lokasi keberadaan tari Topeng Indramayu. Hal-hal yang akan diobservasi yaitu
mengamati dan mencatat bentuk sajian tari Topeng Indramayu. Peneliti
mengamati dan menganalisis Peranan masyarakat dalam melestarikan kesenian
tari Topeng Indramayu. Peneliti mengamati dan mencatat hal-hal yang
mendukung pelestarian kesenian tari Topeng Indramayu di Desa Pekandangan.

Metode pengamatan ini, peneliti menggunakan alat bantu sebuah buku,


alat tulis dan alat bantu berupa kamera pada saat melakukan observasi. Melalui
observasi dapat dilakukan usaha-usaha untuk memperoleh gambaran-gambaran
yang konkret tentang bentuk sajian, dan Peranan masyarakat dalam melstarikan
kesenian tari Topeng Indramayu di Desa Pekandangan Kecamatan Indramayu
Kabupaten Indramayu.

F. Wawancara
Wawancara adalah a conversation with purpose. Wawancara adalah
percakapan dengan maksud tertentu oleh dua pihak antara pewawancara
dengan pemberi jawaban atas pertanyaan itu. 31 Proses memperoleh sumber
data dengan cara Tanya-jawab antara pewawancara dengan informan. Penulis
mengadakan wawancara untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan.
Wawancara juga memiliki beberapa jenis yaitu, (1) wawancara tak
berstruktur ialah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan
pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk
pengumpulan datanya, (2) wawancara berstruktur merupakan wawancara
dengan sejumlah pertanyaan yang telah disusun secara lebih berstruktur
berdasarkan apa yang telah didapatkan dari responden yang dilakukan setelah

31
Lexy Maleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : PT. Remaja Rosdakara,
2013), hal.186.
49

peneliti memperoleh sejumlah keterangan.32 Dengan adanya jenis-jenis


wawancara diatas akan mempermudah peneliti untuk melakukan wawancara
dan pada prinsipnya tetap menggunakan salah satu diantaranya.
Menurut Prabowo Wawancara adalah metode pengambilan data
dengan cara menanyakan sesuatu kepada seseorang responden, caranya
adalah dengan bercakap-cakap secara tatap muka.33 Dalam hal ini, peneliti
melakukan wawancara kepada informan kunci (sesepuh, Ketua lembaga adat,
pengelola sanggar seni, pemerintah), dan informan biasa (masyarakat
penikmat atau penonton). Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam
proses wawancara yaitu:
1. Peneliti akan menentukan siapa orang pertama (informan kunci) yang akan
diwawancarai terlebih dahulu
2. Setelah itu peneliti akan melanjutkan kepada informan yang lain untuk
diwawancarai sehingga informasi yang didapat utuh dan jelas
3. Peneliti akan mengadakan perjanjian dengan informan untuk menetapkan
waktu, hari, tanggal dan tempat wawancara akan dilakukan
4. Proses wawancara dilakukan berdasarkan kesepakatan antara
pewawancara dan yang di wawancarai, dalam hal ini dilakukan secara
terbuka (oven interview)
5. Pertanyaan wawancara tidak dibuat secara terstruktur melainkan hanya
dalam bentuk umum
6. Dalam proses wawancara peneliti menggunakan bahasa daerah setempat,
untuk mendapatkan informasi mengenai Tari Topeng Indramayu, jika
memungkinkan menggunakan bahasa Indonesia maka peneliti
menggunakan bahasa Indonesia
7. Lamanya waktu wawancara tidak ditentukan, jika informasi sudah tidak
ada lagi dari informan, maka dianggap selesai
8. Untuk mendokumentasikan hasil wawancara peneliti menggunakan alat
rekam, dan kamera (foto)
32
Andi Prastowo, Menguasai Teknik-tekni Koleksi Data Penelitian Kualitatif (Jogjakarta
: Diva Press 2010) hal. 153-155
33
Ibid. 145
50

9. Pencatatan data wawancara (tanggal wawancara, nama informan, (data


informan), pertanyaan dan jawaban informan) menggunakan alat perekam
dan catatan peneliti untuk keperluan analisis data.

G. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan langkah akhir yag digunakan untuk
pengumpulan data dalam penelitian ini. Dalam langkah ini diperlukan
seperangkat alat atau instrument yang memandu untuk pengambilan data-data
dokumen. Hal ini dilakukan, agar dapat menyeleksi dokumen mana yang di
pandang dibutuhkan secara langsung dan mana yang tidak diperlukan. Untuk
melakukan proses dokumentasi maka peneliti menggunakan teknik
pencatatan, record, dan foto.
Menurut Guba dan Lincon, record adalah setiap pernyataan tertulis
yang disusun oleh seseorang atau lembaga untuk keperluan pengujian untuk
peristiwa atau penyajian akunting. Sedangkan dokumen adalah setiap bahan
tertulis ataupun film.34 Dokumen berisi catatan peristiwa yang sudah berlalu
yang berbentuk tulisan, gambar, atau karya monumental dari
seseorang.Peneliti dapat mempelajari dokumen yang berhubungan dengan
materi peranan masyarakat dalam melestarikan kesenian Tari Topeng dengan
teknik dokumentasi. Dokumen diperoleh dari buku-buku, foto-foto, arsip-
arsip. Berkenaan dengan penelitian ini, dokumen tersebut diharapkan dapat
memberikan uraian dan wujud peranan masyarakat dalam melestarikan
kesenian Tari Topeng Indramayu.
Tahap dokumentasi dilakukan untuk dapat memperkuat data hasil dari
observasi dan wawancara. Metode dokumentasi yang dipakai dalam penulisan
ini adalah metode dokumentasi tertulis dan tidak tertulis. Metode
dokumentasi tertulis yang digunakan sebagai acuan adalah buku, data
monografis. Sedangkan dokumentasi tidak tertulis yang digunakan acuan
adalah foto-foto dan video

34
Lexy. J. Maleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, ( Bandung: Remaja Rosdakarya,
2013), hal.216.
51

H. Teknik Analisis Data


Langkah-langkah analisis data menurut Miles dan Huberman dalam
Ahmadi yaitu:

1. Pengumpulan Data
Data di dapatkan dari teknik-teknik yang sudah di tentukan
sebelumnya dari berbagai sumber informan di Desa Pekandangan,
Kecamatan Pekandangan.
2. Reduksi Data
Proses perangkuman data melalui pemilihan hal-hal yang pokok
sehingga dapat mengambil point-point penting dan membuang yang tidak
sesuai dengan apa yang di harapkan.
3. Penyajian Data
Informasi yang disusun oleh peneliti yang dapat memberikan
gambaran penelitian sehingga dapat melakukan penarikan kesimpulan
maupun pengambilan tindakan.
4. Kesimpulan dan Verifikasi Data
Penarikan kesimpulan adalah upaya yang dilakukan oleh peneliti
ketika berlangsungnya proses penelitian di lapangan, sehingga dapat
menjawab rumusan masalah serta tujuan penelitian, dan proses
mengverivikasi data yakni penarikan kesimpulan oleh peneliti dari hasil
yang didapatkan di lapangan.

I. Teknik Keabsahan Data


Pengujian dalam teknik keabsahan data menggunakan
triangulasi.Teknik triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
triangulasi sumber dan triangulasi metode. Triangulasi sumber adalah salah
satu cara dalam membandingkan data dan mengecek balik tingkat derajat
kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang
berbeda dalam penelitian kualitatif. Triangulasi metode adalah dengan
menggunakan metode yang sudah disusun sebelumnya.
52

Kaitannya dengan fokus penelitian yang diambil oleh peneliti adalah


dalam menganalisis data penelitian yang sedang dilakukan, maka peneliti
menggunakan teknik triangulasi sumber dan triangulasi metode dalam
menganalisis hasil penelitiannya agar didapatkan data yang benar-benar valid.
Triangulasi sumber, peneliti mengambil sumber-sumber data yang berbeda
misalnya mengambil data dari buku reverensi maupun dari penelitian sejenis
untuk diambil datanya. Triangulasi metode dimaksudkan untuk
mengumpulkan data dengan metode-metode yang berbeda-beda diantaranya
dengan menggunakan metode wawancara dan observasi agar data yang
diperoleh dapat dipercaya. Dengan demikian data yang diperoleh lebih
terjamin validitasnya dan juga data yang diperoleh dapat dikembangkan serta
ditelusuri kembali bila akan melakukan verifikasi.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
1. Gambaran umum lokasi penelitian
a. Letak dan Keadaan Alam
Apabila dilihat dari letak geografisnya Kabupaten Indramayu
terletak pada 107° 52 ° - 108° 36 ° Bujur Timur dan 6° 15 ° - 6° 40 °
Lintang Selatan. Sedangkan berdasarkan topografinya sebagian besar
merupakan dataran atau daerah landai dengan kemiringan tanahnya rata-
rata 0 – 2 %. Keadaan ini berpengaruh terhadap drainase, bila curah
hujan cukup tinggi, maka di daerah-daerah tertentu akan terjadi
genangan air. Kabupaten Indramayu terletak di pesisir utara Pulau Jawa
dan memiliki 31 kecamatan dengan 307 desa yang berbatasan langsung
dengan laut dengan panjang garis pantai 114,1 Km.35

Gambar 4.1 Peta Kab. Indramayu

35
https://jabarprov.go.id/index.php/pages/id/1052

53
54

b. Iklim

Letak Kabupaten Indramayu yang membentang sepanjang pesisir


pantai utara P.Jawa membuat suhu udara di kabupaten ini cukup tinggi
yaitu Celcius- 28 ° Celcius.°berkisar antara 18 Sementara rata-rata
curah hujan sepanjang tahun 2006 adalah sebesar 61,06 mm. Adapun
curah hujan tertinggi terjadi di Kecamatan Kertasemaya kurang lebih
sebesar 70 mm dengan jumlah hari hujan tercatat 2491hari, sedang curah
hujan terendah terjadi di Kecamatan Pasekan kurang lebih sebesar 55
mm dengan jumlah hari hujan tercatat 683 hari. 36

c. Penggunaan Tanah

Luas wilayah Indramayu yang tercatat seluas 204.011 Ha terdiri


atas 110.877 Ha tanah sawah (54,35%) dengan irigasi teknis sebesar
72.591 Ha, 11.868 Ha setengah teknis 4.365 Ha irigasi sederhana PU
dan 3.129 Ha irigasi non PU sedang 18.275 Ha diantaranya adalah
sawah tadah hujan. Sedang luas tanah kering di Kabupaten Indramayu
tercatat seluas 93.134 Ha atau sebesar 45,65%. Bila dibandingkan
dengan luas areal tanah sawah di tahun 2005 yakni 110.548 Ha tanah
sawah atau 54,19% dari luas wilayah maka dapat terlihat kecenderungn
perubahan penggunaan lahan.

dari Sawah Irigasi 121. 355 Ha( 59, 50 persen); Sawah tadah
hujan 12. 420 ha( 06, 09 persen); Perkebunan 42. 130 ha( 15, 75 persen);
Pemukiman 17. 980 ha( 08, 81 persen); Empang 12. 600 ha( 06. 18
persen); Yang lain 7. 526 ha( 03, 67 persen). 37

36
https://jabarprov.go.id/index.php/pages/id/1052
37
https://jabarprov.go.id/index.php/pages/id/1052
55

d. Kependudukan

Jumlah penduduk di Kecamatan Indramayu pada tahun 2020


sebanyak 120, 971 jiwa yang terdiri dari jumlah penduduk Pria 60. 702
jiwa serta jumlah penduduk wanita 60. 269 jiwa. Kepadatan penduduk
pada tahun 2020 merupakan 2, 207 jiwa/ km2 serta jumlah rumah tangga
sebanyak 39, 410 KK. Jumlah penonton serta seniman sangat banyak
pada umur 9- 48 tahun ialah umur yang masih produktif buat
berkesenian, pada umur tersebut banyak mempunyai waktu luang buat
berlatih serta menyaksikan pertunjukan tari topeng Indramayu. Warga di
Desa Pekandangan yang menikmati kesenian tari topeng Indramayu
merupakan pria serta wanita.

Perbandingan tipe kelamin pula bisa menunjang antara seniman


dengan pemirsa misalnya semacam yang dikemukakan oleh Solahudin
seseorang pria yang menyaksikan kesenian tari topeng Indramayu yang
antara lain disebabkan pemainnya cantik- cantik. Perihal ini
dikemukakan oleh Solahudin sebagai berikut” Tari Topeng meski
wajahnya tertutup topeng, tetep orangnya menawan.”( wawancara, 18
September 2020).

Warga di Desa Pekandangan yang menikmati kesenian tari


topeng Indramayu bagi ibu Aerli Rasinah “ Ini bagi komentar saya, itu
sebenernya sebagian masih menyukai serta sebagian besar lagi telah
menurun peminatnya sebabnya sebab banyak kegiatan hiburan yang
telah memakai teknologi yang mutahir sehingga kesenian tradisional
banyak yang telah menurun sedikit demi sedikit.... rata- rata jika dari
segi usia istilahnya dari yang kanak- kanak hingga yang tua masih ada,
bergantung dari orang tersebut suka apa tidak. Tetapi pada dasarnya
jika para anak muda tidak suka menonton jarang gitu. Sedangkan anak
kecil serta orang tua sebaliknya sering menonton suka”( wawancara, 20
septemberi 2020).
56

e. Mata Pencaharian

Warga di Kecamatan Indramayu, sebagian besar biasanya


bermata pencaharian sebagai petani, buruh tani serta Nelayan buat
penuhi kebutuhan ekonomi keluarganya. Kecamatan Indramayu ialah
Kecamatan yang lumayan ramai sebab dekat dengan lembaga- lembaga
pembelajaran, pembangunan prasarana yang mencukupi, fasilitas
transportasi yang gampang dengan memakai Angkot, Elep, serta ojek
online yang sudah masuk di daerah Indramayu sehingga mempermudah
dalam berkembangnya perekonomian warga. Keadaan masyarakatnya
lumayan makmur, bisa dilihat dari rumah- rumah mereka yang sebagian
telah permanen serta berdinding tembok.

B. Sejarah Tari Topeng Indramayu


Pada tanggal, 1 Maret 1942, balatentara Jepang di pimpinan oleh
Kolonel Syoji, mendarat di pantai Eretan Wetan, Indramayu. Hari itu juga
Jepang berhasil merebut dan menduduki kota Subang. Setelah itu, Batalyon
Wakamatsu, dengan serangan gerak cepatnya, dapat merebut Pangkalan
Angkatan Udara Kalijati.

Masuknya balatentara Jepang di Indramayu sangat meresahkan.


Mereka bersikap kasar. Seorang pangreh praja di Indramayu yang sedang
bertugas sebagai penjaga keamanan, ditangkap dan ditempeleng. Hal itu pun
dirasakan oleh masyarakat biasa. “Beberapa topeng kakek (Lastra) waktu itu
tentara jepang menginjak-injak topeng kakek hingga hancur,” tutur Aerli.38

Lastra merupakan dalang topeng. Dia mempunyai tujuh anak yaitu


Rasinah, Karniti, Murita, Warniti, Rastem, Cita, dan Darmini. Rasinah adalah
putri sulung yang lahir pada tahun 1929 dan sejak usia lima tahun sudah
digembleng oleh ayahnya menjadi penari topeng. Pada tahun 1940, dia
menikah dengan Tamar, dalang wayang kulit. Mereka dikaruniai dua anak,

38
Hasil Wawancara Dengan Ibu Aerli Sebagai Ketua Sanggar Tari Mimi Rasinah (5
September 2020)
57

namun meninggal saat kecil. Perkawinannya hanya berlangsung empat tahun


karena Tamar meninggal.

Pada tahun 1940- an, Rasinah sesungguhnya telah populer sebagai


penari topeng dari Desa Pekandangan, Indramayu. Pada masa paceklik
ataupun kemarau saja, ia dapat undangan menari sampai 5 kali sebulan.“
tadinya posisi sanggar ini, ialah zona persawahan, tempat Mimi Rasinah
menari dikala warga tidak terdapat air,” ucap Ade Jayani, suami Aerli.39

Sehabis Indonesia merdeka, Lastra wafat di tangan tentara Belanda.“


dikala agresi Belanda, saat itu kisruh. Nah, kala itu kakek bawa suatu topeng
di balik pakaian. Oleh Belanda, dikira ia menyembunyikan senjata. Hingga
kakek lastra ditembak,” ucap Aerli sembari melaksanakan adegan
menyembunyikan topengnya di balik punggung. 40 Kejadian demi kejadian
menjumpai Rasinah.

Sehabis di tinggal oleh 2 orang kesayangannya, Tamar serta Lastra,


Mimi Rasinah tidak patah semangat. Ia dipertemukan dengan Amat, dalang
topeng sekalian penabuh kendang yang piawai setelah itu menikah. Mereka
dikaruniai 2 anak ialah Wasno serta Waci. Waci, penari topeng, menikah
dengan Taryani sampai dikaruniai 4 anak ialah Edi, Taryana, Aerli, serta
Wandi.

Amat memperoleh undangan dari Dasuki, bupati Indramayu, buat


mengiringi tari kanak- kanak bupati. Dasuki dikala itu memanggil guru tari
sohor dari Sumedang: Ono Lesmana Kartadikusumah. Lesmana terkesan
dengan tepukan kendang Amat. Begitu pula dengan Dasuki. Di 1960- an,
Rasinah menemukan tawaran untuk mengajar tari di sebagian sekolah
semacam Panti Arjo, SD, SMEA, SMP 1 serta 2, dan SPG. Sampai datanglah
kejadian nasional: Gerakan 30 September 1965.

39
Hasil Wawancara Dengan Bpk.AdeJayani Suami Ibu Aerli Juga Penanggungjawab
Sanggar (5 September2020)
40
Hasil Wawancara Dengan Ibu Aerli Sebagai Ketua Sanggar Tari Mimi Rasinah (5
September 2020)
58

1. Mimi Rasinah Pelestari Tari Topeng

Pasca kejadian G30S 1965, nyaris seluruh wujud kesenian rakyat


dihentikan. Sebabnya kesenian rakyat identik dengan Lekra( Lembaga
Kebudayaan Rakyat) yang dekat dengan PKI( Partai Komunis Indonesia).
Perihal ini dialami pula oleh kesenian topeng di wilayah Indramayu serta
Cirebon. Di Cirebon misalnya, kelompok topeng Sumitra yang populer
serta terlaris di wilayah Cirebon timur dilarang pentas oleh penguasa
setempat.“ Kami dilarang mengadakan latihan serta manggung. Aku tidak
paham apa sebabnya, yang jelas larangan ini mematikan sumber
kehidupan kelompok kami,” ucap Dewi, penari topeng kelompok
Sumitra.41

Seperti yang dirasakan Rasinah, kala peristiwa 1965 memanglah


mengakibatkan turunnya eksistensi kesenian tari topeng di Indramayu.“
Memanglah peristiwa itu cukup mengguncangkan tari topeng di
Indramayu. Terdapat korban perpolitikan. Seniman tidak tahu menahu.
Mereka cuma mengisi kegiatan dikala itu. Keluarga kami kebetulan tidak
terdapat yang tercatat di Lekra,” ucap Ade Jayani.42

Tidak hanya permasalahan G30S, yang membuat kesenian topeng


mulai sepi pentas juga merupakan menjamurnya musik dangdut serta
tarling. 20 tahun lamanya, Rasinah gantung selendang. Sebagian
nayaganya bergeser jadi buruh tani sebab sepi pentas. Gairah itu timbul
kembali sehabis ia ditemui seniman Endo Suanda serta Toto Amsar.
Kedua pegiat seni ini mendesak Rasinah menari kembali. Rasinah pernah
menolak sebab telah tua serta tidak terdapat penabuh gamelan lagi. Endo
serta Toto tidak patah semangat. Sampai kesimpulannya, Rasinah bersedia
menggunakan topeng kepribadian Rumyang serta kembali menari. Dari
sana, gairah menari timbul. Ia juga mendaki ketenaran kembali.
41
https://nationalgeographic.grid.id/read/13997352/denyut-sanggar-tari-topeng-mimi-
rasinah-di-desa-pekandangan-indramayu?page=all
42
Hasil Wawancara Dengan Bpk.Ade Jayani Suami Ibu Aerli Juga Penanggung Jawab
Sanggar (5 September2020)
59

Di pengujung umurnya, Rasinah membutuhkan seseorang


pengganti. Wahyu penari itu membutuhkan badan baru.“ Semestinya,
wahyu itu semula turun ke biu aku, mimi Waci. Mimi Waci pula ditawarin
mimi Rasinah. Tetapi ibu Waci kan telah lama jadi TKW, jadi ia
menganjurkan ke aku. Tetapi di sana terdapat percakapan sekeluarga,
semuanya mengetahui biar tidak jadi intrik kan. Kata mimi Rasinah, ingin
ke anak ataupun ke cucu, gak dipermasalahan, yang terpenting ingin terus
menjaga dan melestarikan,” kenang Aerli.43

2. Perkembangan Tari Topeng Indramayu

Aerli Rasinah Cucu Dari Mimi Rasinah digembleng buat jadi


penari topeng yang tangguh. Bermacam- macam tes dilalui, dengan dilatih
mimi Rasinah. Sampai kesimpulannya Aerli jadi penari topeng yang
mumpuni. Sehabis menyerahkan tongkat estafet tari topeng kepada
cucunya, Rasinah wafat pada Agustus 2010. Saat ini, sanggar tari topeng
Rasinah tidak lagi sepi. Siswanya bermacam- macam umur, dari kanak-
kanak sampai ibu- ibu muda.“ Masing- masing minggu terdapat 50 anak.
Dari usia 4 tahunan sampai berusia. Latihan masing- masing hari
minggu, reguler. Bayaran 15 ribu. Privat tiap hari, 20 ribu per hari.
Durasi secapeknya. Kalo baru umumnya sejam sudah pada letih.
Kemudian ada yang mau mengambil filosofi topeng, itu latihannya
malam,” ucap Ade Jayani.44

43
Hasil Wawancara Dengan Ibu Aerli (5 September 2020)
44
Hasil wawancara dengan Bpk.Ade Jayani Suami Ibu Aerli Juga Penanggung Jawab
Sanggar (5 September2020)
60

Gambar 4.2 Pelatihan Tari Topeng

C. Makna dan Bentuk Tari Topeng


1. Penafsiran serta gerak tari topeng
Tari topeng merupakan tarian tradisional dari Cirebon, Jawa Barat.
Tarian topeng ini dinamai penari tarian tari dengan memakai topeng.
Perihal yang unik tentang tarian ini merupakan kalau tiap barel yang
digunakan oleh penari mempunyai kepribadian yang berbeda. Para penari
yang melaksanakan tarian ini disebut dalang. Perihal ini sebab tiap penari
wajib menggambarkan tiap kepribadian topeng yang digunakan. Tarian
ini umumnya dipraktekan oleh penari tunggal, namun sebagian penari
menari dangan berkelompok.

Gambar 4.3 Macam-macam Topeng

Tarian ini berisi simbol yang mempunyai makna tertentu. Simbol


dalam tarian ini dapat jadi cinta, nilai kepemimpinan serta kebijaksanaan.
Sepanjang pertunjukan tari, penonton diharapkan untuk mengerti simbol
61

gerakan dari para penari. Apalagi Sunan Gunung Jati serta Sunan
Kalijaga memakai tarian ini sebagai media dakwah untuk penyebaran
Islam serta pula dapat jadi hiburan di dekat istana.

Gerakan yang dicoba oleh para penari dalam tarian ini mengikuti
tipe topeng yang digunakan oleh para penari. seperti penari yang
memakai topeng panji, gerakannya bagaikan isyarat antara gerakan dan
keheningan. sebab itu, topeng panji berarti umur seorang yang
merupakan balita ataupun baru saja lahir.

Permasalahan lain bila terdapat penari yang memakai topeng


Tumenggung, hingga dia wajib menari harus sesuai dengan ciri topeng
untuk seorang yang bijaksana. bila penari memakai topeng Kelana,
hingga dia wajib menggambarkan seorang yang mempunyai mutu yang
jahat.

2. Lagu Pengiring tari topeng indramayu.


a. Berikut dibawah ini lagu pengiring dari tari topeng:
1) Kembang Kapas Buat Topeng Samba.
2) Kembang Sungsang Buat Topeng Panji.
3) Tumenggung Buat Topeng Tumenggung.
4) Rumyang Buat Topeng Rumyang.
5) Gonjing Buat Topeng Kelana.
3. Perlengkapan Musik Pengiring Tari Topeng
b. Berikut dibawah ini perlengkapan musik pengiring tari topeng, ialah:
1) Satu Pangkon Saron.
2) 3 Buah Gong ialah Kiwul, Sabet, Telon.
3) Satu Pangkon Bonang.
4) Satu Pangkon Titil.
5) Seperangkat Perlengkapan Kecrek.
6) Satu Pangkon Kenong.
7) Satu Pangkon Ketuk.
62

8) Satu Pangkon Klenang.


9) Satu Pangkon Jengglong.
10) 2 Buah Kemanak.
11) Seperangkat Kendang Yang Terdiri Dari Ketiping, Gendung
dan Kepyang.

Gambar 4.4 Pelatihan Tari Topeng Baersama Ibu Waci

4. Busana tari topeng indramayu


Dalam tari topeng Indramayu ( terdapat perbedaan masing-
masing wilayah) kelengkapan dibagian kepala ialah kedok( topeng),
jamang, tekes, makuta siger serta rarawis ataupun sumping. Setelah itu
Pakaian selaku penutup badan, dengan warna pakaian cocok dengan
kepribadian dalam tari topeng.
Wujud pakaian serta perinci bagian lengan, pemakaian hiasan
pada bagian pangkal lengan yang disebut biku- biku. Biku- biku berupa
segitiga, dibuat dari benang emas serta biasa digunakan selaku pengganti
kelat bahu. Ada pula Krodong yang berperan selaku penutup punggung,
dibuat dari kain batik.
Wujud pakaian yang berbeda digunakan pada tari topeng
Tumenggung( khas Palimanan) ialah Klambi Gulu berbentuk Kain bonus
63

yang di menyesuaikan diri dari wujud jas safari para pejabat di masa
kolonial. Sama halnya perbandingan dalam pemakaian Peci Bendo.45

Gambar 4.5 Busana Tari Topeng

Di dada dilekatkan Kace berbentuk kain bercorak emas. Kace


digunakan pada tari topeng Indramayu tokoh Panji, Pamindo serta
Rumyang. Tidak hanya itu digunakan pula Dasi, yang digunakan pada
kepribadian Panji, Pamindo, Rumyang serta Patih. Dasi tidak digunakan
kepribadian topeng Klana digantikan Ombyok, berbentuk Hiasan dada
dibuat dari kain bludru dengan motif teratai yang digunakan pada tokoh
Klana. Hiasan kalung yang digunakan umumnya berupa mutiara putih.
Tidak hanya itu ada pula hiasan gelang.
Buat hiasan di pinggang, digunakan Ikat pinggang ataupun sabot(
yang dibuat dari logam biasa disebut Badong). Hiasan pinggang biasa
pula ditukar ikat pinggang yang bertabiat instan, dibuat dari kain(
beludru) serta terdapat penutup pada bagian bawahnya, yang disebut
Tutup Rasa. Motif kain yang digunakan dalam tutup rasa disesuaikan
dengan kepribadian tokoh tari topeng.

45
Wawancara Aerli Rasinah (5 desember 2020)
64

Soder berbentuk selendang yang diikatkan di pinggang menjuntai


ke arah dasar melewati batasan mata kaki. Motif serta warna soder
disesuaikan dengan kepribadian tokoh topengnya. Pemakaian kain yang
lain merupakan kain batik yang dinamakan dodot serta selendang yang
dinamakan sampur ataupun soder. Wujud kain dodot lancar gelar dipakai
untuk kepribadian Panji serta kain dodot lancar cangcut buat Pamindo
serta Rumyang. Berbeda, kepribadian Patih serta Klana memakai Celana
Sontog.

D. Peranan Warga Desa Pekandangan


Warga desa pekandangan berupaya buat mempunyai peranan terhadap
pertumbuhan tari spesialnya tari topeng indramayu, ada pula kedudukan
warga desa pekandangan dalam melestarikan kesenian tari topeng sebagai
berikut:

1. Membentuk sanggar tari topeng mimi rasinah

Ditahun 1999, Mimi Rasinah mendirikan sanggar tari topeng


mimi rasinah, selaku wadah pembelajaran informal untuk mereka yang
tertarik belajar tari topeng aliran ini. Sepeninggal si maestro tari topeng
indramayu, mimi rasinah pada 2010 yang kemudian, saat ini tari topeng
indramayu di teruskan oleh cucunya ialah Aerli rasinah dengan
meneruskan sanggar tari topeng mimi rasinah di pekandangan
indramayu. Sanggar tari topeng mimi rasinah ini yang nantinya hendak
melahirkan bibit- bibit baru pelestari topeng indramayu. Serta dari hasil
kerja keras aerli rasinah selaku penerus ini, sanggar ini telah memiliki
ratusan murid paling banyak umur pelajar.

Tari Topeng Indramayu yang diwarisi serta dilestarikan oleh


mimi Rasinah merupakan peninggalan yang di wariskan langsung oleh
lastra. Bapak rasinah pada era keemasannya. Tari Topeng Indramayu
merupakan bagian erat dari siklus kehidupan warga Indramayu tetapi
kala ditemui oleh toto amsar seseorang dosen STIS Bandung 4 belas
65

tahun silam 1994 mimi rasinah telah menyudahi menari sepanjang


puluhan tahun serta tidak mempunyai kelompok pemusik pengiring dia
pula hidup dengan keadaan hidup yang minimum.

Eksistensi dunia akademisi atas bentuk- bentuk ekspresi lokal


menyuntikan darah baru sehingga mimi rasinah juga menemukan
peluang buat menari kembali serta berpentas di banyak tempat baik di
dalam ataupun di luar negri. Toto Amsar serta Etnomusikolog Endo
Suanda mengambil inisiatif mempertemukan rasinah dengan kelompok
pimpinan dalang Topeng Taham( bapak dari wangi indriya, penari topen
yang lain) mereka pula menggalang dana supaya kehidupan mimi rasinah
dapat di perbaiki( renovasi rumah, pendirian sanggar tari topeng sampai
masuknya aerli jadi mahasiswa di STSI Bandung). Endo serta Toto
mengakui keahlian Rasinah. Ketiga seniman ini kesimpulannya
bekerjasama. Rasinah kembali berjaya. Topeng menghantar Rasinah
keliling dunia. " Rumah serta sanggarnya Mimi dahulu itu pernah
ambruk. Sulit pokoknya. Alhamdulillah mulai bangkit kembali. Tahun
1999, Mimi mulai tampak ke luar negara di ajak Pak Endo. Mimi terus
keliling hingga tahun 2005," ucap Aerli.46

Semasa hidupnya mimi rasinah memohon kesediaan aerli buat


belajar serius serta meneruskan tradisi yang memanglah diwarisi di
dalam keluarga secara turun temurun dalam suatu seremoni simbolis
dengan pentas didalam lingkungan makam sunan Gunung Jati.

Kala itu, Mimi Rasinah lah yang sangat tabah menemani serta
menjaga Aerli. Si nenek tidak henti- hentinya menyemangati Aerli buat
keluar dari rasa minder, khawatir, serta malu sebab mempunyai sisa
cedera bakar yang lumayan parah.“ Awal mulanya malu sekali, namun
aku mau menampilkan kepada orang kalau begini lho wajah aku di balik
topeng. Tidak senantiasa menawan serta sempurna. Tidak senantiasa

46
Hasil Wawancara Dengan Ibu Aerli (5 September 2020)
66

indah ditatap. Tetapi, dengan seluruh kekurangan itu aku mau


meyakinkan kalau aku masih dapat menari dengan baik” kata Aerli.47

Dengan urut kacang mimi rasinah juga menurunkan kesenian ini


pada anak, menantu wanita, cucu, apalagi pula buyutnya. Pertama- tama
pada anak wanita semata wayang Wacih( 44), lalu ke aerli( anak Wacih
22 tahun) dan Rani Fitriani( 5, 5 Tahun) ketiganya melaksanakan pentas
di pertunjukan pedana di Jakarta perihal ini selaku upaya di mulainya
revitalisasi seni tari topeng indramayu. 48

Tari Topeng Indramayu sepanjang ini nampak sukses


menciptakan tempatnya lagi, suatu konteks baru di komunitasnya sendiri.
Dengan sanggar tari topeng mimi rasinah ini bentuk dari revitalisasi seni
asli indramayu. Rasinah tidak cuma menginspirasi dalam bidang
kesenian. Di balik gerakan tariannya yang luwes, nyatanya Rasinah ialah
tokoh inspirasi emansipasi untuk Aerli. Dikala masih belia, Rasinah
pernah menyembunyikan identitasnya demi dapat menari topeng.

Rasinah mantap memilah topeng. Sementara itu, dikatakan Aerli,


umumnya wanita ditunjukan buat menari ronggeng. Karena Rasinah
mewarisi darah seni tari ronggeng dari ibunya, Sarminah." Mimi itu mau
melindungi kehormatannya. Sebab, era dahulu kan tari ronggeng itu
identik dengan tarian penggoda pria. Waktu itu pula penari topeng itu
kebanyakan pria. Ya dapat dibilang emansipasi. Mimi memilah tari
topeng. Mimi sukses memperjuangkan apa yang diyakininya," tutur
Aerli.49

Rasinah mengarahkan banyak perihal kepada cucu- cucunya.


Berjuang Untuk keluar dari jerat kemiskinan." Mimi itu wanita hebat,"
ucap Aerli sambil tersenyum. Aerli mengamalkan nilai- nilai kehidupan

47
Hasil Wawancara Dengan Ibu Aerli (5 September 2020)
48
https://www.tosupedia.com/2014/11/sanggar-tari-topeng-mimi-rasinah-wujud.html
49
Hasil Wawancara Dengan Ibu Aerli (5 September 2020)
67

yang diajarkan neneknya. Aerli juga sukses menyabet beberapa piala


serta menemukan gelar perempuan inspiratif.

Pewaris tari topeng Rasinah ini rupanya pernah hadapi masa


kelam dikala masih bocah. Badannya rusak sebab ledakan petasan. Aerli
minder buat berteman." Waktu itu aku masih kecil. Turut pementasan di
sandiwara kepunyaan suami Mimi. Dikala menari di atas panggung,
nyatanya terdapat percikan api yang menyulut ke sumbu petasan. Persis
di depan aku," ucap Aerli sambil berkaca- kaca.50 " Aku dirawat di
rumah sakit. Keluarga telah pasrah. Alhamdulillah, aku dapat bertahan.
Memanglah cacat. Kulit aku rusak," kata Aerli menampilkan sisa cedera
akibat ledakan petasan.51

Peristiwa itu tidak membuat Aerli trauma. Sama semacam


neneknya yang memandang peristiwa beradarah meninggalnya Lastra.
Aerli senantiasa memilah berkesenian sehabis sembuh. Sampai
seterusnya dapat melanjutkan perjuangan Rasinah. Ade Jayani, suami
Aerli, mengaku masih banyak belajar buat dapat jadi semacam Rasinah.
Ade merupakan dalang di balik pembaruan pementasan tari topeng. "
Kita senantiasa belajar, terus belajar. Kami dahulu sempat disuruh
pementasan ke Jepang. Kami tidak bawa penari- penari dewasa, kami
hanya membawa penari kanak- kanak. Di situ disambut meriah," ucap
Ade.52

2. Pelatihan tari Topeng Indramayu

Perjuangan Aerli kembali diuji. Sebab pandemi, pementasan tari


sepi panggilan pentas. Sementara itu, tahun ini Sanggar Tari Topeng
Mimi Rasinah mendapatkan panggilan ke Jepang. Aerli legawa. Tetapi
dia senantiasa fokus mengajar murid- muridnya. Aerli tidak mau seni tari
topeng kembali mati suri. PT Pertamina EP Asset 3 Jatibarang Field serta

50
Hasil Wawancara Dengan Ibu Aerli (5 September 2020)
51
Hasil Wawancara Dengan Ibu Aerli (5 September 2020)
52
Hasil Wawancara Dengan Bpk. Ade Jayani(5 September)
68

Sanggar Tari Topeng Mimi Rasinah bekerjasama, ialah menggelar


panggung virtual berjudul" Geliat Seni Bersama Pertamina EP di Masa
Pandemi COVID- 19". Pertamina menolong supaya seniman senantiasa
berkreasi. Seni senantiasa lestari di tengah pandemi. " Kami dengan
Pertamina EP Asset 3 Jatibarang menggelar 10 kali pertunjukan virtual.
Alhamdulillah reaksi penontonnya bagus," ucap Aerli.53

Aerli mengaitkan seniman yang lain yang terdampak pandemi.


Bagi Aerli, seniman wajib silih menolong supaya seni senantiasa lestari.
" Kami rangkul seluruh seniman. Saat ini manggung di layar hp. Tetapi
senantiasa melindungi mutu. Sebab kunci buat melestarikan seni
merupakan intensitas," ucapnya54.

Sanggar Tari Topeng Mimi Rasinah serta Pertamina pula tengah


menyusun jadwal besar. Membuat sejarah di Museum Rekor Indonesia(
MURI). Aerli padat jadwal mempersiapkan bahan ajar ataupun
demonstrasi tari topeng buat ribuan siswa di Indramayu. " Misi kita serta
Pertamina sama, melestarikan seni serta budaya. Kita hendak libatkan
ribuan siswa Indramayu menari tanpa wajib terdapat kerumunan. Bahan
ajar nanti dibagikan secara virtual," kata Aerli.55

Saat sebelum masa pandemi, semenjak tahun 2016 Sanggar Mimi


Rasinah memanglah sudah secara teratur mengedukasi siswa dari
tingkatan Sekolah Dasar sampai tingkatan Menengah Atas menimpa
pengetahuan budaya asli Indramayu, tari Topeng, seni gamelan serta
kerajinan Topeng. Bimbingan ini jadi salah satu konten muatan lokal di
sekolah- sekolah di Indramayu. Serta menemukan reaksi yang sangat
baik dari warga penikmat seni.

Di tahun 2017 sanggar Mimi Rasinah sudah menjangkau 7


sekolah di 7 Desa Kabupaten Indramayu dengan jumlah penerima

53
Hasil Wawancara Dengan Ibu Aerli (5 September 2020)
54
Hasil Wawancara Dengan ibu Aerli (5 September 2020)
55
Hasil Wawancara Dengan Ibu Aerli (5 September 2020)
69

manfaat langsung sebanyak 65 orang. Sampai tahun 2019 total penerima


manfaat langsung menggapai 229 dari 28 sekolah di desa- desa yang
ialah Ring 1 Pertamina EP Jatibarang Field.

Gambar 4.6 Lomba Seni Budaya Tari Topeng Indramayu

Tahun 2020 ini, Sanggar Mimi Rasinah Bersama Pertamina EP


Jatibarang Field pula hendak bekerjasama mempersiapkan video
pendidikan tari topeng untuk siswa- siswi yang terpaksa wajib belajar
dari rumah sepanjang masa pandemi. Video- video ini harapannya bisa
disebarluaskan ke sekolah- sekolah di Kabupaten Indramayu dengan
sokongan dari Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu.

3. Warga serta pemerintah bekerja sama dalam pementasan Tari Topeng

Sanggar Tari Topeng Mimi Rasinah ialah binaan Pertamina EP


Asset 3 Jatibarang Field. Aerli tidak menampik, dorongan Pertamina buat
turut meningkatkan sanggar serta melestarikan seni berakibat pada
ekonomi warga dekat. " Sanggar telah tumbuh. Murid- murid kian
banyak yang latihan. Kesimpulannya, orang dagang kecil turut kena
akibat positifnya. Banyak yang jajanan di warung- warung dekat
sanggar, terdapat pula orang dagang keliling yang mampir. Saat ini
memanglah sepi, sebab pandemi," tutur Aerli.56

56
Hasil Wawancara Dengan Ibu Aerli (5 September 2020)
70

Sedangkan itu, KS- CSR Staff Pertamina EP Asset 3 Jatibarang


Field Devanty Puri berkata tidak hanya rencana mencatatkan MURI serta
panggung virtual, grupnya menyalurkan 5 program pembinaan. " Awal
terdapat bimbingan ke sekolah- sekolah buat latihan tari serta gamelan.
Aktivitas ini 10 kali pertemuan, telah dicoba semenjak 2016," ucap
Puri.57

" Kenaikan kapasitas pengajar tari pula kita jalani. Renovasi


serta akumulasi fasilitas sanggar. Pembinaan yang menuju ke kenaikan
ekonomi pula, membangun galeri seni buat menjual produk kesenian,"
kata Devanty meningkatkan. Pertamina tidak cuma piawai mengelola
tenaga negara. Pertamina sanggup membangkitkan pelestarian seni serta
budaya. Membina Sanggar Tari Topeng Rasinah selaku sumber tenaga
pelestarian seni di Indramayu.

Gambar 4.7 Galeri Seni Sanggar Mimi Rasinah


Masa pandemi tidak membatasi sanggar tari topeng yang
didirikan si maestro Tari Topeng, Mimi Rasinah pada tahun 1999 buat
senantiasa berbagi ilmu serta keceriaan dan berkreasi. Semacam pada
Sabtu, 27 Juni 2020 kemudian, Sanggar Mimi Rasinah menggelar
penampilan apik secara live lewat media sosial facebook, Aerli Rasinah

57
Hasil Wawancara Dengan Ibu Aerli (5 September 2020)
71

Topeng, cucu si maestro, dengan mengangkut cerita Tari Topeng Samba


serta Tari Topeng Kelana. Penampilan perdana ini sudah disaksikan
sebanyak 439 viewers serta dibagikan pula oleh pengikut akun facebook
si Local Hero Aerli Rasinah Topeng.

Bermacam sokongan dari viewers juga mengalir pasca


pertunjukan, salah satunya dari Gusti Maulana yang menuliskan“
Semangat terus mba, salam dari kanak- kanak BESIK’ s”.58 Sebagian
viewers pula merespon positif dengan memohon izin buat memberikan
link pertunjukan.

Rangkaian pertunjukan berjudul Geliat Seni bersama Pertamina


EP di Masa Pandemi Covid 19 ini, rencananya hendak dicoba sepanjang
10 minggu berturut- turut dengan mengusung judul yang berbeda tiap
minggu nya.“ Nanti akan diadakan 7 pertunjukan yang bekerjasama
dengan sebagian seniman Indramayu yang lain, sebaliknya 3 episode
rencana kita hendak buat bimbingan, jadi viewers bukan cuma nonton
tetapi sekalian belajar,” ucap Aerli Rasinah.59

Tujuan dari penerapan Geliat Seni bersama Pertamina EP di Masa


Pandemi Covid 19 merupakan membagikan donasi terhadap
pengembangan peninggalan budaya leluhur serta kesenian khas
Indramayu lewat media sosial. Tidak hanya itu aktivitas ini pula
bertujuan berikan wadah untuk para seniman supaya senantiasa bisa
berkarya serta melaksanakan pertunjukan seni budaya sekalipun di
suasana pandemi sekalian mempromosikan seni budaya asli Indramayu
kepada warga yang lebih luas lagi.“ Seluruh terserang akibat dari covid
ini, tetapi seni budaya tradisional senantiasa wajib kita lestarikan,
mudah- mudahan dengan terdapatnya aktivitas kerja sama ini dapat

59
Hasil Wawancara Dengan Ibu Aerli (5 September 2020)
72

membagikan semangat para penggiat seni buat senantiasa berkarya,”


Hari Widodo, sebagai Jatibarang Field Manager Pertamina EP. 60

4. Kiprah Aerli Rasinah Pewaris Sanggar Tari Topeng Mimi Rasinah

Pernah berkuliah di ISBI Bandung, dia memutuskan kembali ke


kampungnya demi melestarikan tari Topeng Indramayu dari kepunahan.
Dia berjuang dari nol serta kesimpulannya kesenian khas Indramayu ini
dicintai warga." Melindungi serta mempertahankan memanglah jauh
lebih berat dari menciptakan. Sehabis nenek wafat, aku enggak
menyudahi memperjuangkan seni Topeng Indramayu supaya senantiasa
eksis. Alhamdulillah kita saat ini memiliki sanggar seluas 400 m persegi
dorongan dari Pemprov Jawa Barat," ucap Aerli.61

Gambar 4.8 Penghargaan Geliat


Seni Tari Topeng Indramayu

Baginya, selaku penerus maestro tari sekelas Mimi Rasinah


enggak lumayan cuma menari, melindungi peninggalan gamelan serta
sebagian topeng saja loh. Amanat berikutnya yang wajib dilakoninya,

60
Sambutan Malam Penghargaan Hari Widodo Manager Pertamina EP
61
Hasil Wawancara Dengan Ibu Aerli (5 September 2020)
73

mengenalkan seni etnik itu kepada seluruh golongan, spesialnya generasi


muda.

Sebagian tahun terakhir, Aerli rela berkelana ke desa- desa dan


sekolah untuk mengenalkan tari topeng pada segala kalangan. Hasilnya,
hingga detik ini sukses mencetak ribuan penari mulai dari pelajar hingga
ibu- ibu rumah tangga." Alhamdulillah dikala ini Tari Topeng Indramayu
sudah resmi jadi Muatan Lokal di sekolah- sekolah. Kita pula
mempunyai program desa menari. Jadi disaat kemarin aktivitas Tribute
to Mimi Rasinah, pagelaran tari diiringi ratusan penari. Terlebih yang
nonton sampai 6 ribu orang, sudah mirip konser deh," papar Aerli.62

Lebih lanjut ibu 2 anak ini mengisahkan, mewariskan seni etnik


pula banyak konsekuensi yang harus dijalankan loh. Salah satunya
melindungi pakem dan nilai spiritual dari Tari Topeng. Disaat menari,
Aerli memanglah harus menjiwai banyak peran cocok cerita. Ia pula
wajib melakukan banyak ritual semacam petuah dari sang nenek.

Tetapi sebagai pengenalan, Aerli enggak ingin kaku serta


mempertontonkan sisi magis. Misalnya dikala melatih tari di golongan
milenial, dia lebih menyesuaikannya dengan tren kikinian tetapi enggak
meninggalkan pakem aslinya." Jika menjajaki seluruh konsep Dalang
Topeng Indramayu itu panjang banget temanya. Cocok lagu, aku wajib
menjiwai tarian itu cocok spiritual. Gerakan tariannya kan terdapat
yang berwibawa sampai yang lembut cocok cerita. Tetapi sebab
zamannya telah milenial, terkadang jika hanya buat pentas biasa banyak
gerakan yang dipadatkan supaya enggak bosan," ucapnya.63

Melintasi era, sarjana seni tari ini mengaku enggak pantang


menyerah buat urusan Tari Topeng Indramayu. Tidak hanya di dalam
negara, Aerli Rasinah tercatat telah beberapakali pentas di luar negeri di

62
Hasil Wawancara Dengan Ibu Aerli (5 September 2020)
63
Hasil Wawancara Dengan Ibu Aerli (5 September 2020)
74

Asia, Eropa sampai Kanada. Mewariskan kembali tahta dari Mimi


Rasinah, saat ini si anak Walan yang duduk di bangku kelas 6 SD telah
menjajaki jejaknya. Bonus yang lain, tidak hanya menari dia pula lihai
memahami seluruh perlengkapan musik tradisional." Kedua anak saya
telah memperlihatkan bakatnya di dunia seni. Apalagi yang sulung telah
menari di luar negara. Ini pula bagian mimpi terbanyak buat
mewujudkan tema besar tahun ini, ialah Tari Topeng Indramayu buat
Dunia. Aku pengin pentas di luar negara spesial membawa nama
sanggar sendiri secara mandiri," pungkasnya.64

64
Hasil Wawancara Dengan Ibu Aerli (5 September 2020)
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat di simpulkan bahwa:

1. Awalnya, tari topeng hanya ditarikan oleh pria, sedangkan para wanita
menarikan tari ronggeng. Namun karena tari ronggeng identik dengan
tarian untuk menggoda pria. Maka untuk menyelamatkan kehormatan
anaknya, ayah Rasinah pun memutuskan untuk mengajarkan tari topeng ke
putrinya. Saat zaman penjajahan Jepang, rombongan topeng ayahnya
sempat dituduh sebagai mata-mata sehingga sebagian topeng dan aksesoris
tari topeng dimusnahkan. Lepas dari penjajahan Jepang, semua kesenian
rakyat, termasuk tari topeng, dilarang tampil pascaperistiwa G30S. Hal ini
terjadi karena kesenian rakyat identik dengan LEKRA (Lembaga
Kebudayaan Rakyat) yang dekat dengan Partai Komunis Indonesia (PKI).
Selama 20 tahun, tari topeng seakan tertidur. Selendang dan topeng pun
digantung begitu saja. Saat itu, Mimi Rasinah hanya bermain gamelan
untuk mengiringi pertunjukan sandiwara suaminya. Namun, pada 1994,
tari topeng Mimi Rasinah “ditemukan” kembali oleh dosen STSI Bandung.
Sehingga Tari topeng mulai eksis lagi.

2. Dalam perkembangannya tari topeng tidak akan terlepas dari adanya peran
masyarakat karna dengan adanya masyarakat Tari Topeng Indramayu
Masih Bisa Eksis sampai sekarang Kesenian tradisional tari topeng
Indramayu pada saat sekarang ini lebih sering diajarkan di sekolah-sekolah
terutama dari tingkat SD sampai dengan SMA. Tari topeng Indramayu
berfungsi sebagai tari upacara penyambutan tamu atau hiburan bagi si
penari maupun penontonnya, berfungsi sebagai penyalur hobi dan
berfungsi sebagai sarana pencari nafkah bagi seniman. Kelompok
masyarakat pemerhati tari topeng Indramayu di Kecamatan Indramayu
adalah dari golongan terpelajar dan kaum Remaja.

75
76

3. Peranan masyarakat dapat di lihat pada upaya-upaya untuk melestarikan


unsur budaya kesenian tradisional tari topeng Indramayu dengan cara terus
meningkatkan kualitas dalam penampilan, menambah instrumen,
memperluas wilayah pertunjukan, dan lain sebagainya. Serta Faktor-faktor
pendorong pelestarian kesenian tradisional tari topeng Indramayu di
Kecamatan Indramayu Kabupaten Indramayu yaitu adanya dukungan dari
pemerintah Kabupaten Indramayu dengan cara sering diikutkan dalam
festival-festival kesenian baik itu ditingkat Propinsi maupun Nasional. Di
setiap acara-acara penting juga sering menyajikan tari topeng Indramayu
sebagai kesenian khas Kabupaten Indramayu. Seperti pada acara
peringatan hari besar, penyambutan tamu, apresiasi seni dan acara lainnya.

B. Saran
Dalam hal ini ada beberapa saran yang perlu disampaikan yaitu:

1. Bagi para seniman


Hendaknya tetap meningkatkan kemampuan dirinya dengan
memodifikasi penampilan pertunjukan dengan tetap tidak meninggalkan
nilai-nilai tradisi yang ada, sehingga dapat mengembangkan kesenian tari
topeng Indramayu, para pelaku seni tari topeng Indramayu harus selalu
menjaga kelestarian tari topeng Indramayu dengan cara mewariskan
kegenerasi penerusnya dengan cara melalui latihan-latihan dan pembinaan
sehingga diharapkan dapat diterima generasi penerusnya.
2. Bagi Pemerintah Kabupaten Indramayu melalui Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan
Untuk lebih memperhatikan perkembangan di bidang kesenian dan
mengambil langkah-langkah melalui program atau pembinaan dan
pelatihan agar tercipta kondisi yang nyaman, selain itu juga diharapkan
lebih sering melibatkan para keluarga seniman pewaris asli seni tari topeng
Indramayu dalam berbagai kegiatan seni tari topeng Indramayu baik itu
sebagai penari maupun sebagai juri dalam berbagai lomba tari topeng
Indramayu. Pemerintah juga diharapkan dapat memberikan dukungan
77

material maupun non material agar seni tari topeng ke Indramay dapat
terus dilestarikan dan dikembangkan.
3. Bagi generasi penerus dan masyarakat pendukung
Hendaknya generasi penerus dan masyarakat pendukung di
Kecamatan Indramayu dapat melestarikan kesenian tradisional yang
dimiliki, yaitu dengan cara belajar dari pertunjukan yang ditampilkan dan
mempunyai rasa tanggung jawab yang dapat diharapkan dan lebih
memahami pentingnya keberadaan seni serta nilai-nilai budaya seni
tradisional tari topeng Indramayu yang lahir ditengah-tengah masyarakat
Desa Pekandangan Indramayu.
C. Kata Penutup

Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah
memberikan limpahan rahmat dan karunia-Nya serta hidayah-Nya berupa
kesehatan dan kekuatan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini. Dalam penulisan skripsi ini tentunya banyak sekali terdapat
kekurangan dan kesalahan serta jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
dengan kerendahan hati penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang
sifatnya membangun dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi.
Akhirnya, tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dan berpartisipasi dalam menyelesaikan skripsi
ini. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan petunjuk dan rahmat-Nya
kepada kita semua. Amin ya rabbal’alamin.
DAFTAR PUSTAKA
BUKU

Poerwanto, Kebudayaan dan Lingkungan Dalam Perspektif Antropologi.


(Yogyakarta; Pustaka Belajar)

Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi. ( Jakarta : Rineka Cipta 1990)

Sudarsono Agus, Pengantar Sosiologi Konsep Dasar dan Penerapannya


(Yogyakarta: 1 Juni 2016)

Marzali Amri, Antropologi dan Pembangunan Indonesia (Kencana Prenada


Media Grup)

Ranjabar Jocabus, Sistem Sosial dan Budaya Indonesia (Jakarta: Ghalia Indonesia
Yogyakarta, 2006),

Bakker, Filsafat Kebudayaan Sebuah Pengantar (Jakarta: Gunung Mulia, 1992),

Moleong Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif (bandung PT: Remaja


Rosdakaya, 2013)
Prastowo Andi, Menguasai Teknik-teknik Koleksi Data Penelitian Kualitatif
(Jogjakarta : Diva Press 2010)

JURNAL DAN SKRIPSI

Irhandayaningsih Ana, Pelestarian Kesenian Tradisional sebagai Upaya Dalam


Menumbuhkan Kecintaan Budaya Lokal di Masyarakat Jurang Blimbing
Tembalang. ANUVA Volume 2 (1): 19-27, 2018

78
79

Lasmiyati, Rasinah Maestro Tari Topeng Indramayu, Balai Pelestarian Nilai


Budaya Bandung. Patanjala (September 2013) : Vol. 5 No. 3

INTERNET

Rasinah, Aerli. LIVE VIDEO FEST TRIBUTE TO MIMI RASINAH


https://www.youtube.com/watch?v=Hh7Njt3JDM8. Diakses tanggal 8
Agustus 2021 Jam 09.19

Kresna. Teori Peran (skripsi dan tesis)


https://konsultasiskripsi.com/2021/04/27/teori-peran-skripsi-dan-tesis-2.
Diakses tanggal 8 Agustus 2021 Jam 10.13

Lusiana, Putri. Pelesatarian .1 Pengertian Pelestarian LANDASAN TEORI


https://text-id.123dok.com/document/7qvvmwwrq-pelesatarian-1-
pengertian-pelestarian-landasan-teori.html Diakses Tanggal 19 Agustus
2021
Sanggar Tari Candrawasih. Ragam Tari Tradisional Indonesia
http://sanggarcendrawasih.wordpress.com. Diakses tanggal 8 Agustus
2021 Jam 11.13

Academy, Cherish. Pengertian Karakter Menurut Para Ahli.


https://cherishacademy.sch.id/id/pengertian-karakter-menurut-para-ahli
Diakses tanggal 8 Agustus 2021 Jam 11.31

Jabar. Kabupaten Indramayu Profil Daerah


https://jabarprov.go.id/index.php/pages/id/1052 Diakses tanggal 4
September 2021 Jam 11.30
80

Azhar Hutomo Rahmad. Denyut Sanggar Tari Topeng Mimi Rasinah di Desa
Pekandangan Indramayu
https://nationalgeographic.grid.id/read/13997352/denyut-sanggar-tari-
topeng-mimi-rasinah-di-desa-pekandangan-indramayu?page=all

Tosu Mas. Sanggar Tari Topeng Mimi Rasinah Wujud dari Revitalisasi Seni Asli
Indramayu https://www.tosupedia.com/2014/11/sanggar-tari-topeng-
mimi-rasinah-wujud.html
LAMPIRAN I

LEMBAR UJI REFERENSI


LEMBAR PERNYATAAN UJI REFERENSI
Seluruh referensi yang digunakan dalam penelitian yang berjudul Peran Masyarakat Dalam
Melestarian Kesenian Tari Topeng Sebagai Upaya MenjagaBudaya Lokal Di Desa
Pekandangan Kec. Indramayu Kab. Indramayu disusun oleh Abdul Kodir, NIM
11150150000045, Jurusan Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah di uji kebenarannya oleh
dosen pembimbing pada tanggal 17 Januari 2022

Jakarta, 17 Januari 2022

Yang Mengesahkan,

Pembimbing I Pembimbing II

Syaripulloh, M.Si Dr. Jakiatin Nisa, M. pd


NIP.196709092007011033 NIP. 1983120011012012
UJI REFERENSI

Nama : Abdul Kodir

NIM : 11150150000045

Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Jurusan/Prodi : Pendidikan IPS

Judul Skripsi : Peran Masyarakat Dalam Melestarikan Kesenian Tari Topeng


Sebagai Upaya Menjaga Budaya Lokal di Desa. Pekandangan Kec.
Indramayu Kab. Indaramayu

Paraf Paraf
Referensi
No Pembimbing I Pembimbing II
BAB I
1 Poerwanto, Kebudayaan dan
Lingkungan Dalam Perspektif
Antropologi. (Yogyakarta;
Pustaka Belajar) hal. 87
2 Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu
Antropologi. ( Jakarta : Rineka
Cipta) hal. 180

3 Vidio Rasinah Dalang Topeng.


https://www.youtube.com/watch
?v=Hh7Njt3JDM8
4 BAB II
Agus Sudarsono, Pengantar
Sosiologi Konsep Dasar dan
Penerapannya(Yogyakarta: 1 Juni
2016) hal. 104
5 Ibid hal.105

6 Koentjaraningrat, Pengantar
Ilmu Antropologi (Jakarta : PT.
Rineka Cipta 1990) hal. 143
7 https://konsultasiskripsi.com/2021/
04/27/teori-peran-skripsi-dan-tesis-
2/

8 Agus Sudarsono, Pengantar


Sosiologi Konsep Dasar dan
Penerapannya (Yogakarta
:Universitas Negri Yogyakarta,
2016) hal. 119
9 https://text-
id.123dok.com/document/7qvvmw
wrq-pelesatarian-1-pengertian-
pelestarian-landasan-teori.html
10 Amri Marzali, Antropologi dan
Pembangunan Indonesia (Kencana
Prenada Media Grup) hal. 220

11 Jocabus Ranjabar, Sistem Sosial


dan Budaya Indonesia (Jakarta:
Ghalia Indonesia Yogyakarta,
2006), hal. 78
12 Ana Irhandayaningsih, Pelestarian
Kesenian Tradisional sebagai
Upaya Dalam Menumbuhkan
Kecintaan Budaya Lokal di
Masyarakat Jurang Blimbing
Tembalang. ANUVA Volume 2
(1): 19-27, 2018 hal. 23
13 Lasmiyati, Rasinah Maestro
Tari Topeng Indramayu, Balai
Pelestarian Nilai Budaya
Bandung. Patanjala (September
2013) : Vol. 5 No. 3 Hal. 476
14 Ibid hal. 478

15 (http://sanggarcendrawasih.wordpre
ss.com)

16 Koentjaraningrat, Pengantar
Ilmu Antropologi (Jakarta:
PT.Rineka Cipta 1990) hal. 49
17 Ibid, hal. 221

18 Ana Irhandayaningsih,
Pelestarian Kesenian
Tradisional sebagai Upaya
Dalam Menumbuhkan
Kecintaan Budaya Lokal di
Masyarakat Jurang Blimbing
Tembalang. ANUVA Volume 2
(1): 19-27, 2018 hal. 20
19 Bakker, Filsafat Kebudayaan
Sebuah Pengantar (Jakarta:
Gunung Mulia, 1992), hal. 83.

20 Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu


Antropologi (Jakarta: Rineka cipta,
2002), hal. 228.

21 https://cherishacademy.sch.id/id
/pengertian-karakter-menurut-
para-ahli
22 BAB III
Lexy Moleong, Metodologi
Penelitian Kualitatif (bandung PT:
Remaja Rosdakaya, 2013) hal. 4.
23 Lexy Moleong, metodologi
Penelitian Kualitatif (bandung PT:
Remaja Rosdakaya, 2013), hal.
127.
24 Andi Prastowo, Menguasai Teknik-
teknik Koleksi Data Penelitian
Kualitatif (Jogjakarta : Diva Press
2010) hal. 14
25 Ibid, hal. 27

26 Ibid. hal. 28

27 Ibid. hal. 41
28 Lexy Maleong, Metodologi
Penelitian Kualitatif, (Bandung :
PT. Remaja Rosdakara, 2013),
hal.186.
29 Andi Prastowo, Menguasai Teknik-
tekni Koleksi Data Penelitian
Kualitatif (Jogjakarta : Diva Press
2010) hal. 153-155

30 Ibid. 145

31 Lexy. J. Maleong, Metodologi


Penelitian Kualitatif, ( Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2013),
hal.216.

32 BAB IV
https://jabarprov.go.id/index.p
hp/pages/id/1052

33 https://jabarprov.go.id/index.p
hp/pages/id/1052

34 https://jabarprov.go.id/index.p
hp/pages/id/1052

35 https://nationalgeographic.grid.id/
read/13997352/denyut-sanggar-
tari-topeng-mimi-rasinah-di-desa-
pekandangan-indramayu?page=all

36 https://www.tosupedia.com/2014/
11/sanggar-tari-topeng-mimi-
rasinah-wujud.html

Jakarta. 17 Januari 2022

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Syaripulloh, M.Si. Dr. Jakiatin Nisa, M. pd


NIP.196709092007011033 NIP. 1983120011012012
LAMPIRAN II
INSTRUMEN WAWANCARA
HASIL WAWANCARA

A. NARASUMBER
NAMA : Aerli Rasinah

TEMPAT, TANGGAL LAHIR : 14 September 1985

ALAMAT : desa pekandangan indramayu

PEKERJAAN : Seniman Tari Topeng

B. PEWAWANCARA
NAMA : Abdul Kodir

NIM : 1115015000045

FAKULTAS/JURUSAN: Tarbiyah IPS

C. TRANSKIP HASIL WAWANCARA


1. PEMILIK SANGGAR TARI TOPENG MIMI RASINAH
PEWAWANCARA (P) : Assalamualaikum wr wb. Maaf ibu mengganggu
waktunya saya yang kemaren yang ijin ingin wawancara saya abdul kodir bu
mahasiswa uin Jakarta ingin wawancara untuk tugas akhir saya

NARASUMBER (N) : walikumsalam wr wb oh iya ka silahkan tapi jangan


susah susah ya ka pertanyaannya (jawab nara sumber sambil tertawa)

P : bagaimana sejarah tari topeng indramayu ?

N : asal mulanya kesenian tari topeng itu dari cirebon dan juga hanya pada
lingkungan keceribonan hanya sebagai penyambutan bagi tamu-tamu kerajaan
kira-kira begitu sih ka entar cari lagi jurnal atau di google

P : sejak kapan masyarakat melakukan kesenian tari topeng ?

N : sejak dulu ya jamannya kakek sama mimi tari topeng pekandangan sudah
terkenal Cuma dulu masih keliling istilahnya bebarang begitu waktu agresi
Belanda, saat itu kisruh. Nah, pas itu kakek bawa sebuah topeng di balik
pakaian. Oleh Belanda, dikira ia menyembunyikan senjata. Hingga kakek lastra
ditembak,” ucap Aerli sembari melaksanakan adegan menyembunyikan
topengnya di balik punggung

P : sanggar tari yang Anda pimpin ada atau berdiri sejak kapan ?
N : kalau inisih sanggar yang kedua sanggar yang pertama itu saya kurang tahu
lupa Cuma sanggar kedua ini alhamdulillah dapat bantuan dari pemprov jawa
barat sebagai wadah bagi para generasi penerus juga dibantu sama masyarakat
sekitar berdirilah sanggar tari mimi rasinah tepatnya 8 Maret 2008

P : bagaimana bentuk pertunjukan tari topeng indramayu ?

N : bentuk pertunjukannya itu memakai topeng dari berbagai masing-masing


karakter ada panji tumenggung samba rumyang dan kelana Cuma sekarang kan
lagi covid ya jadi pentas untuk bebarang di alihkan ke striming online siaran
langsung di facebook Kami dengan Pertamina EP Asset 3 Jatibarang
menggelar 10 kali pertunjukan virtual. Alhamdulillah reaksi penontonnya
bagus, Kami rangkul seluruh seniman indramayu. Saat ini manggung di layar
hp. Tetapi senantiasa melindungi mutu. Sebab kunci buat melestarikan seni
merupakan intensitas. Ucap ibu aerli dengan ekspresi meyakinkan.

P : Apa yang membedakan tari Topeng indramayu dengan tari Topeng lain
yang ada di desa pekandangan, Kecamatan indramayu?

N : yang membedakannya itu paling gerakannya kalau tari topeng yang mimi
bawakan wariskan ini gerakannya lebih energik nglodra menghentak terus
kakinya tidak terlalu ngangkat

P : Siapa saja yang biasanya melakukan kesenian tari Topeng Indramayu?

N : siapapun boleh alhamdulillah dari anak-anak yang masih kecil remaja


sampai orang tua masih melakukan kesenian tari topeng, Kedua anak saya telah
memperlihatkan bakatnya di dunia seni. Apalagi yang sulung telah menari di
luar negri. Ini pula bagian mimpi terbesar buat mewujudkan tema besar tahun
ini, ialah Tari Topeng Indramayu buat Dunia. saya kepingin pentas di luar
negara spesial membawa nama sanggar sendiri secara mandiri," pungkasnya.

P : Siapa yang meminta kesenian ini dipentaskan?


N : banyak ya yang minta dari masyarakat daerah maupun luar daera seperti
acara hajatan untuk iringan mapag penganten terus ivent festival yang diadakan
pemerintah daerah bahkan sampai pentasa ke luar negri

P : Apa tujuan masyarakat melakukan kesenian tari topeng?

N : tujuannya agar tari topeng dapat terus ada dan tak pernah hilang dimakan
zaman biar eksislah kata anak zaman sekarang mah hehe (jawab responden
sambil bercanda)

P : Berapa kali dalam sebulan frekuensi pementasan tari Topeng Indramayu?

N : gak nentu sih kalo pementasan apalagi sekarangkan lagi musim virus gini
ya kemaren sih 3 atau 4 ya kalau gak salah di gedung kesenian indramayu di
lelea paling ini sih ka kalau sekarang kita galakkan melalui siaran online Misi
kita serta Pertamina sama, melestarikan seni serta budaya. Kita hendak libatkan
ribuan siswa Indramayu menari tanpa wajib terdapat kerumunan. Bahan ajar
nanti dibagikan secara virtual, Nanti akan diadakan 7 pertunjukan yang
bekerjasama dengan sebagian seniman Indramayu yang lain, sebaliknya 3
episode rencana kita hendak buat bimbingan, jadi viewers bukan cuma nonton
tetapi sekalian belajar,” ucap Aerli Rasinah.

P : Berapa kali dalam seminggu melakukan latihan tari Topeng Indramayu?

N : dua sampai tiga Haridalam seminggu kurang lebih 50 anak. Dari usia 4
tahunan sampai berusia 20 an. Latihan masing- masing hari minggu, reguler.
Bayaran 15 ribu. Privat tiap hari, 20 ribu per hari. Durasi secapeknya. Kalo
baru umumnya sejam sudah letih. Kemudian ada juga yang mau mengambil
filosofi topeng, itu latihannya malam,

P : Apa saja yang menjadi faktor-faktor pendorong pelestarian tari Topeng


Indramayu di desa pekandangan, Kabupaten Indramayu?

N : faktor pendorong 1 anak-anak muda yang masih banyak ingin mempelajari


tari topeng. Terus adanya suport dari masyarakat, baik daerah maupun provinsi
Sanggar telah tumbuh. Murid- murid kian banyak yang latihan. akibatnya,
warung-warung kecil turut kena akibat positifnya. Banyak yang jajanan di
warung- warung dekat sanggar, terdapat pula orang dagang keliling yang
mampir. Saat ini memanglah sepi, sebab pandemi," tutur Aerli.

P : Apa saja yang menjadi Faktor-faktor penghambat pelestarian tari Topeng


Indramayu di desa Pekandangan, Kabupaten indramayu?

N : budaya luar yang banyak masuk ke negeri kita terus arus globalisasi dan
modernisasi juga kurangnya kepeduliannya masyarakat untuk melestarikan
budaya yang sudah ada maka dari itu saya sebagai pelaku seni ingin sekali agar
tari topeng dapat disukai dan dikenal tidak hanya di dalam negri bahkan sampai
ke luar negri

P : Usaha-usaha apa saja yang dilakukan dalam upaya perkembangan kesenian


tari topeng indramayu ?

N : banyak upaya yang dilakukan agar tari topeng ini tetap ada dan dikenal
oleh banyak orang kami melatih tari topeng tidak hanya di sanggar, kami juga
mengajarkan di sekolah sekolah dan alhamdulillah di beberapa sekolah sudah
di jadikan muatan lokal juga ekstrakulikuler sekolah juga kita mengajar untuk
para narapidana di lapas indramayu agar mereka dapat mengenal juga
mempunyai keahlian menari tari topeng dan dapat mengerti arti yang
terkandung dalam tarian tersebut

P : Apa makna kesenian tari topeng ?

N : makna kesenian tari topeng bagi saya adalah dengan menari memakai
karakter topeng yang berbeda beda panji tumenggung pamindo dan kelana di
situ saya belajar bahwa setiap manusia memiliki sifat yang berbeda beda maka
kita harus bisa menyikapi setiap karakter tersebut

2. PENARI TOPENG INDRAMAYU


NAMA : Putri
TEMPAT, TANGGAL LAHIR : 14 September 1999

ALAMAT : desa pekandangan indramayu

PEKERJAAN : Penari Topeng Indramayu

P : Siapakah pendiri tari Topeng Indramayu?

N : Mimi Rasinah

P : Bagaimana tanggapan anda tentang adanya tari Topeng Indramayu?

N : Senangsuka melatih skil supaya ada keahlian

P : Bagaimana perkembangan tari Topeng Indramayu dari periode awal sampai


saat ini di desa pekandangan, kec. Indramayu?

N : Banyak yang ikut latihan apalagi kan sekarang enak sudah ada sosmed
youtube dll. jadi buat eksisnya gampang hehe.. (responden sambil tersenyum)

P : Apa yang membedakan tari Topeng Indramayu dengan tari Topeng lain
yang ada di desa pekandangan,Kecamatan Indramayu?

N : kurang tahu sih karna saya Cuma belajar tari ini aja

P : Sejak kapan anda menjadi penari Topeng Indramayu?

N : Sejak kecil umur 6 tahun

P : Anda mempunyai keahlian menari Topeng Indramayu dari mana?

N : kalau keturunan darah seni sih gak ada ka jadi awalnya itu mamah nyuruh
supaya sehat katanya hehe

P : Apakah saudara sering melakukan latihan-latihan tari Topeng Indramayu,


sebarapa sering?

N : 2 kali ka ya Cuma di sanggar saja sih tapi suka iseng di rumah

P : Bagaimana bentuk tata rias saat pertunjukan tari Topeng Indramayu?


N : kalau dulu sih di riasin mamah ka tapi sekarang mah bisa sendiri ya begitu
saja sih intinya gak kaya rias pengantin

P : Apa yang mendorong anda untuk menjadi penari Topeng Indramayu?

N : mamah awalnya, terus jadi suka sendiri ya biar ngikut melestarikan juga
supaya tari topeng tetap eksis

P : Hal-hal apa saja yang mendukung upaya perkembangan kesenian tari


Topeng Indramayu?

N : suport masyarakat apapun bentuknya juga bantuan pemerintah daerah dll

P : Hal-hal apa saja yang menghambat upaya perkembangan kesenian tari


Topeng Indramayu?

N : teknologi sih ka kayaknya jadi budaya luar masuk budaya kita sendiri
malah terabaikan

P : Usaha-usaha apa saja yang dilakukan dalam upaya perkembangan kesenian


tari Topeng Indramayu di Desa Pekandangan Kecamatan Indramayu?

N : terus latihan supaya supaya lancar kalau lancar di ikut sertakan buat pentas
kalau sudah pentas dapet pengalaman dapet duit juga lumayan hehe

3. PEMAIN MUSIK TARI TOPENG INDRAMAYU


NAMA : Carta

TEMPAT, TANGGAL LAHIR : 14 September 1990

ALAMAT : desa pekandangan indramayu

PEKERJAAN : Pemain Musik Topeng Indramayu

P : Bagimana tanggapan anda tentang adanya tari Topeng Indramayu ?

N : Semoga tari topeng tetap eksis dan alhamduliullah dengan adanya tari
topeng saya juga dapat ikut melstarikan
P : Apa yang mendorong saudara menjadi pemain musik tari Topeng
Indramayu?

N : Karna hobi keahlian saya di musik juga sebagai sampingan saya

P : Bagaimana perkembangan tari Topeng Indramayu dari periode awal sampai


saat ini di desa Pekandangan Kecamatan Indramayu?

N : perkembangannya cukup pesat karna sering juga di undang ke luar negri

P : Sejak kapan anda menjadi pemain musik tari Topeng Indramayu?

N : sudah lama sejak mimi rasinah masih ada waktu itu saya yang menabuh
kendang, itu kalau saya liat mimi nglodra gerakannya itu walaupun mimi sudah
beranjak usia tuanya itu masih bisa menjiwai karakter-karakter topeng ganjene
kuh kaya wong masih enom bagen wis tua gah dadi kaya dudu mimi

P : Anda mempunyai keahlian memainkan alat musik pertunjukan tari


Indramayu dari mana?

N : dari bapak karna bapakj juga seorang seniman jadi ketularan dulu kan saya
waktu kecil masih gk ada hp jadi mainnya ya kendang gak kaya anak jaman
sekarang hp hpean bae pegaweane (nara sumber sambil gelengkan kepal )

P : Apakah saudara sering melakukan latihan memainkan alat musik, seberapa


sering?

N : cukup sering kalau dulu sekarang sih paling kalau dapet job saja baru
mainan kendang lagi

P : Ada berapa banyak pemain musik dalam pertunjukan tari topeng?

N : banyak ya 10/11 tergantung kadang ada satu orang yang memainkan 2 alat
bahkan lebih

P : Peralatan musik apa saja yang digunakan dalam kesenian tari Topeng
Indramayu?
N : pangkon, ada banyak jenis pangkon ketuk jening klenang jeglong dll saron
kendang kecrek

P : Dalam masyarakat ada kesenian yang menggunakan alat music modern,


apakah saudara merasa bahwa kesenian modern menghambat kesenian
tradisional?

N : tidak sama sekali karna jaman sudah modern ya wajarlah

P : Bagaimana usaha yang dilakukan anda agar iringan atau gendhing yang
digunakan tidak kalah menarik dengan pertunjukan yang lebih modern?

N : usahanya ya terus semangat berkarya

P : Usaha-usaha apa saja yang dilakukan dalam upaya perkembangan kesenian


tari Topeng Indramayu di Kecamatan Indramayu, Kabupaten Indramayu?

N : melatih dan terus mengajak peserta didik untuk cinta dan selalu suka akan
budaya tradisional

4. PENONTON TARI TOPENG INDRAMAYU


NAMA : Solah

TEMPAT, TANGGAL LAHIR : 5 maret 1998

ALAMAT : desa pekandangan indramayu

PEKERJAAN : Penonton Topeng Indramayu

P : Apa yang anda ketahui tentang tari Topeng Indramayu?

N : penarinya memakai topeng

P : Seberapa sering anda menonton tari Topeng Indramayu?

N : Jarang sih kebetulan ada festival daerah jadi kesini deh

P : Bagian mana yang paling anda sukai dalam pertunjukan tari Topeng
Indramayu?
N : bagian ketika tarian kelana terus penarinya itu tertawa jadi walaupun cewek
yang nari tapi jadi kayak seperti cowok

P : Bagian mana yang paling anda tidak sukai dalam pertunjukan tari Topeng
Indramayu?

N : gak ada suka semua apalagi yang narinya cantik hehe

P : Bagaimana tanggapan anda tentang tari Topeng Indramayu?

N : bagus gak kalah keren sama budaya modern

5. PENONTON TARI TOPENG INDRAMAYU


NAMA : Siva

TEMPAT, TANGGAL LAHIR : 12 oktober 1993

ALAMAT : desa pekandangan indramayu

PEKERJAAN : Penonton Topeng Indramayu

P : Apa yang anda ketahui tentang tari Topeng Indramayu?

N : penarinya memakai topeng

P : Seberapa sering anda menonton tari Topeng Indramayu?

N : Jarang sih karna saya ada kegiatan lain paling kalau lewat saja liat anak-
anak latihan jadi ikut seneng

P : Bagian mana yang paling anda sukai dalam pertunjukan tari Topeng
Indramayu?

N : pas waktu anak umuran 6-8 tahun ikutan nari itu lucu jadi gemes begitu
kebetulan cucu saya juga ikut latihan tari topeng ya sekalian nengokin cucu

P : Bagian mana yang paling anda tidak sukai dalam pertunjukan tari Topeng
Indramayu?

N : gak ada soalnya bagus ini budaya tradisional yang patut kita banggakan
P : Bagaimana tanggapan anda tentang tari Topeng Indramayu?

N : bagus patut di pertahankan terus sampai generasi berikutnya

6. INFORMAN DARI GURU


NAMA : CAHYO

TEMPAT, TANGGAL LAHIR : 14 September 1984

ALAMAT : desa pekandangan indramayu

PEKERJAAN : GURU

P : Apa yang anda ketahui tentang tari Topeng Indramayu?

N : Tarian Tradisional dari Indramayu Mimi Rasinah

P : Seberapa sering anda menonton pertunjukan tari Topeng Indramayu?

N : jarang sih ka paling kemaren saja ada festival tribut to mimi rasinah jadi
ikutan lihat

P : Bagian mana yang paling anda sukai dalam pertunjukan tari Topeng
Indramayu?

N : lihat anak-anak latihan di sekolah terus pas gerakan tari kelana itu yang
paling saya suka

P : Bagian mana yang paling anda tidak sukai dalam pertunjukan tari Topeng
Indramayu?

N : tidak ada

7. INFORMAN DARI CAMAT INDRAMAYU


NAMA : Drs. Sugeng Heryanto, M.si

TEMPAT, TANGGAL LAHIR : 10 - 10 - 1958

ALAMAT : desa pekandangan indramayu

PEKERJAAN : Camat Indramayu


P : Bagimana tanggapan anda tentang adanya tari Topeng Indramayu,
tanggapan menurut pribadi dan menurut profesi sebagai camat Indramayu?

N : Ikut bangga karna di daerah kita sendiri mempunyai budaya lokal yang
patut kita semua jaga

P : Apakah anda memotivasi keberadaan tari Topeng Indramayu?

N : ya saya sangat mendukung sekali dalam bentuk apapun agar budaya


kesenian tradisional kita dapat selalu terus di lestarikan oleh generasi penerus
khususnya para generasi muda

P : Bagaimana anda memotivasi keberadaan tari Topeng Indramayu?

N : ya saya hanya berpesan bahwa kalian-kalian ini para generasi muda mau
tidak mau harus ada yang bisa ikut andil dalam pelestarian tari topeng karna itu
adalah bagian dari tradisi kita kesenian yang harus kita lestarikan jangan
sampai di ambil oleh Negara lain apalagi nanti rebut di media social saling
nyinyir jaman sekarang kan gitu (nara sumber ngomong ngalor ngidul)
LAMPIRAN III
INSTRUMEN PENELITIAN
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA (IPD)

N TEKNIK TOPIK SUB PERTANYAAN SASARAN KET


O
1 Observasi Lokasi Gambaran umum lokasi Desa -
penelitian penelitian pekandang
1. Letak dan keadaan an
alam
2. Iklim
3. Penggunaan Tanah
4. Kependudukan
5. Matapencaharian
2 wawancar Bagaimana 1. dari manakah asal Pengurus Ade jayani/
a sejarah Tari kesenian Tari sanggar aerli
topeng Topeng rasinah
Indramayu 2. sejak kapan
masyarakat
melakukan
kesenian Tari
topeng
3. Mengapa Tari
Topeng dapat
berada di
indramayu
4. Siapakah tokoh
pelestari Tari
Topeng Indramayu
5. Bagaimana
Perkembangan Tari
topeng Indramayu
6. Apakah tari Topeng
asli dari indramayu
3 wawancar Makna dan 1. Penafsiran serta Pimpinan Ibu aerli
a Bentuk Tari gerak Tari topeng sanggar rasinah
Topeng Indramayu Tari
2. Pengiring Tari Topeng
Topeng Indramayu Mimi
a. Lagu pengiring rasinah
Tari Topeng
3. Perlengkapan
Musik pengiring
Tari Topeng
Indramayu
a. Alat musik
pengiring Tari
Topeng
4. Busana Tari Topeng
Indramayu

4 Wawancar Bagaimana 1. Membentuk Pimpinan Ibu aerli


a peranan sanggar Tari sanggar rasinah
warga desa Topeng Mimi Tari
pekandang Rasinah Topeng
an 2. Pelatihan Tari Mimi
Topeng rasinah
Indramayu
3. Warga Serta
pemerintah
bekerja sama
dalam
pementasan
Tari Topeng
Indramayu
4. Kiprah Aerli
Rasinah
Pewaris
sanggar Tari
Topeng Mimi
Rasinah
5 Observasi Pementasa 1. Bagaimana Pendiri dan Ibu aerli
dan n tari prosedur pelatihan pelatih tari rasinah
wawancar tari topeng topeng Ibu waci
a 2. Kapan jadwal indramayu
pelatihan tari
topeng
3. Dimana pelatihan
tari topeng
berlangsung
6 dokument Lokasi 1. Data tentang Kantor Dokument
asi penelitian gambaran umum camat asi
kec. Indramayu indramayu
2. Data tentang
gambaran umum Kantor Dokument
desa pekandangan desa asi
3. Data tentang pekandang
penduduk desa an
pekandangan
LAMPIRAN IV
DOKUMENTASI
LAMPIRAN V
DAFTAR RIWAYAT PENULIS
BIODATA PENULIS

Penulis bernama lengkap Abdul Kodir, lahir


di Indramayu pada tanggal 29 September
1997, merupakan anak ke -3 dari 5
bersaudara. Tinggal di Kel. Cangkring Kec.
Cantigi Kab. Indramayu. Penulis
menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di
SDN Cangkring II dan lulus pada tahun 2009,
menyelesaikan pendidikan Mts Al-Mu’minien
dan lulus pada tahun 2012, kemudian menyelesaikan pendidikan
Madrasah Aliyah di Ponpes Al-Mu’minien Lohbener dan lulus pada
tahun 2015 kemudian melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi Negeri
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada
tahun 2015 dengan jurusan Pendidikan IPS Konsentrasi Sosiologi.
Sampai dengan penulisan skripsi ini penulis masih terdaftar sebagai
mahasiswa Jurusan Pendidikan IPS Konsentrasi Sosiologi. Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai