TUJUAN
KERATON JOGJAKARTA
BENTENG VREDEBURG
KEBUN BINATANG GEMBIRALOKA
LAPORAN
WAJIB KUNJUNG MUSEUM SEKOLAH DASAR PELEM UPT PP KECAMATAN
DLINGO DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN
BANTUL TUJUAN KERATON JOGJAKARTA, BENTENG VREDEBURG DAN
KEBUN BINATANG GEMBIRA LOKA
Mengesahkan,
Kepala Sekolah Dasar Pelem
Drs. Subardi
NIP 196405081989121001
2
DAFTAR ISI
Lampiran ............................................................................................................... 14
3
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat serta
hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Kunjungan Museum
(WKM) tahun 2017. Laporan ini disusun untuk memenuhi kewajiban kami kepada Dinas
Kebudayaan DIY sebagai bukti telah mengadakan kegiatan WKM.
Kegiatan WKM SD Pelem UPT PP Kecamatan Dlingo, Dinas Pendidikan, Pemuda dan
Olahraga Kabupaten Bantul, terselenggara dengan bantuan dan dukungan banyak pihak.
Dengan demikian kami ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Kepala Dinas Kebudayaan DIY yang telah memberikan kesempatan kepada kami
mengikuti dan melaksanakan WKM tahun 2017;
2. Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Bantul yang telah
memberikan ijin pembelajaran di luar kelas.
3. Kepala UPT PP Kecamatan Dlingo yang telah memberikan ijin pelaksanaan WKM;
4. Pemandu Wisata Dinas Kebudayaan DIY yang telah memberikan informasi dan wawasan
kepada peserta WKM selama dilaksanakan kunjungan.
5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu.
Dalam penyusunan laporan ini, kami menyadari masih ada kekurangan. Oleh karena itu
kepada para pembaca, kami mohon saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan
laporan ini.
Kami berharap semoga laporan ini berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan
wawasan pembaca.
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kaitannya dengan Wajib Kunjung Museum (WKM) ini kami ditugaskan untuk
membuat laporan sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada Dinas Kebudayaan Daerah
Istimewa Yogyakarta.
B. Tujuan
Berdasarkan latar belakang di atas, tujuan dilaksanakannya Wajib Kunjung
Museum SD Pelem UPT PP Kecamatan Dlingo, Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga
Kabupaten Bantul adalah sebagai berikut.
1. Memperluas wawasan para siswa
2. Menambah pengetahuan dan pengalaman baru
3. Mengapresiasikan diri
4. Mengenalkan budaya sekitar
5. Menumbuhkan daya tarik siswa terhadap museum
6. Menumbuhkan rasa cinta tanah air
7. Belajar bersosialisasi dengan warga asing
8. Belajar sopan santun dan tata krama dengan orang lain
9. Membudayakan siswa untuk selalu senyum dan sapa
C. Manfaat
Adapun manfaat yang didapatkan peserta didik SD Pelem, UPT PP Kecamatan Dlingo
dalam pelaksanaan kegiatan Wajib Kunjung Museum adalah sebagai berikut.
1. Mengenal sejarah tentang Museum Keraton Jogjakarta
2. Meningkat motivasi dan kecintaan membaca
3. Bertambah pemahaman akan sejarah
4. Meningkatkan motivasi berprestasi
5
BAB II
ISI
A. Pelaksanaan WKM
Wajib Kunjung Museum (WKM) SD Pelem UPT PP Kecamatan Dlingo, Dinas
Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bantul telah dilaksanakan pada:
Hari : Kamis,
Tanggal : 13 April 2017
Waktu : 08.00 s/d 15.00 WIB
C. Susunan Panitia
Susunan kepanitian Wajib Kunjung Museum SD Pelem UPT PP Kecamatan Dlingo
sebagai berikut :
SUSUNAN PANITIA
WAJIB KUNJUNG MUSEUM
SD PELEM
D. Peserta WKM
Peserta WKM SD Pelem UPT PP Kecamatan Dlingo, Dinas Pendidikan, Pemuda
dan Olahraga Kabupaten Bantul diikuti oleh 107 peserta terdiri dari, siswa Kelas 4
sampai Kelas 6 dan bapak ibu guru karyawan SD Pelem serta pendamping dari
perwakilan wali siswa.
Adapun daftar peserta terlampir pada lampiran laporan ini
6
Raja yang menjabat di keraton Jogjakarta sekaligus menjadi Gubernur dan wakil
gubernur dijabat oleh Paku Alam. Keraton Yogyakarta ini memiliki beberapa bagian
yang antara lain :
1) Museum Batik
2) Museum Lukisan
3) Museum Sri Sultan Hamengku Buwono IX
4) Museum Kereta
Secara fisik istana para Sultan Yogyakarta memiliki tujuh kompleks inti antara lain :
1) Siti Hinggil Ler (Balairung Utara)
2) Kamandhungan Ler (Kamandhungan Utara)
3) Sri Manganti, Kedhaton
4) Kamagangan
5) Kamandhungan Kidul (Kamandhungan Selatan)
6) Siti Hinggil Kidul (Balairung Selatan).
7
Yogyakarta dan Benteng Vredeburg berjarak sepelemparan meriam, yang tentunya
akan sangat memudahkan pihak Belanda melakukan perlawanan pada waktu itu.
Pada jaman Gubernur Belanda W.H Ossenberg, bangunan ini diusulkan agar
dibuat pemanen, dengan suatu alasan agar keamanan lebih terjamin. Maka dimulailah
penyempurnaan benteng yang ternyata memakan waktu yang tidak sedikit, yakni dari
tahun 1769 sampai dengan 1787. Setelah selesai disempurnakan benteng ini
diberinama Rustenburg yang berarti "benteng peristirahatan".
Lamanya proses pengerjaaan benteng pada waktu itu dikarenakan Sultan sedang
disibukkan dengan pembangunan Keraton Yogyakarta pada tahun 1775, dan Sultan
HB I sendirilah yang menjadikan arsiteknya. Pembangunan Keraton Yogyakarta tidak
lepas dari peristiwa pemisahan Kerajaan Mataram menjadi dua, yaitu Kasunanan
Surakarta yang diperintah Sunan Pakubuwono III dan Kesultanan Ngayogyakarta yang
diperintah Pangeran mangkubumi, akibat Perjanjian Giyanti (1755). Setelah Perjanjian
Giyanti, pesanggrahan Ayodya dibangun menjadi Keraton Kasultanan Ngayogyakarta.
Rustenburg yang sempat dijadikan markas pertahanan VOC ini mengalami
kerusakan ketika Yogyakarta dilanda gempa pada tahun 1867. Setelah diadakan
perbaikan, Rustenburg diberi nama baru, yaitu "Vredeburg" yang berarti "benteng
perdamaian".
Nama Vredeburg menunjukkan bahwa hubungan Belanda dan Keraton
Yogyakarta memang tidak pernah akur, bahkan saling menyerang. Meriam yang
diarahkan ke Kraton ini disiagakan lagi pada masa revolusi, tepatnya Desember 1948,
ketika Yogyakarta jadi ibu Kota Negara Republik Indonesia. Saat itu, Sultan
8
Hamengku Buwono IX (HB IX) menyediakan Keraton sebagai tempat gerilyawan
Tentara Nasional Indonesia (TNI) berkumpul. Para perwira banyak yang menyamar
menjadi abdi dalem Keraton Yogyakarta pada waktu itu.
Strategi itu digunakan oleh Sultan dikarenakan Sultan tahu bahwa Keraton
tempat yang aman bagi gerilyawan dan tidak akan diserang Belanda, dan Sultan HB
IX tahu karena Ratu Wilhelmina di Belanda sudah berpesan kepada tentara Belanda
untuk tidak mengganggu Sultan dan teman-temannya. Maka terbungkamlah meriam
yang selama ini dipersiapkan oleh Belanda di Benteng Vredeburg.
Di seberang Benteng Vrederburd terdapat Gedung Agung yang masa revolusi
dulu merupakan Istana Presiden Republik Indonesia, ketika Yogyakarta menjadi Ibu
Kota Indonesia pada tahun 1946 - 1949. Dengan mengunjungi Benteng Vredeburg kita
bukan hanya melihat diorama dan foto dari masa Pangeran Diponegoro hingga masa
revolusi, namun kita juga dapat mengamati betapa bangunan tua tersebut demikian
terawatnya, taman yang indah tertata rapi berikut tersedianya bangku yang terbuat dari
beton. Cat dindingnya terus diperbaruhi dan tidak dibiarkan menjadi lusuh.
Pada setiap banguan di dalam lokasi Benteng Vredeburg tertempel keterangan
fungsi bangunan tersebut sebelumnya, seperti gudang mesiu, gudang senjata berat,
perumahan perwira, gedung pengapit, dan pintu gerbang. Gedung apit yang dulunya
merupakan kantor administrasi kompleks Benteng Vredeburg, dan bangunan ini
merupakan bentuk aslinya dengan segala ornamen gaya Yunani masa Renaisans, yang
menunjukkan usianya lebih tua dibandingkan bangunan lainnya.
Kita bisa berkeliling di atas dinding Benteng Vredeburg. Dengan memperhatikan
dinding ruang pengintaian yang bopeng bekas peluru tembakan. dan dari atas Benteng
Vredeburg kita bisa melepas pemandangan sekeliling kita untuk melihat
pemandangan.
Bila kita lelah berkeliling Benteng Vredeburg maka kita bisa beristirahat di
sekeliling Benteng Vredeburg yang ditanami pohon rimbun di atas Benteng Vredeburg
sambil melihat lalu lintas Kota Yogyakarta dan keindahan gedung-gedung tua di
perempatan jalan ahmad Yani, Yogyakarta.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kegiatan Wajib Kunjung Museum (WKM) yang diselenggarakan oleh Dinas
Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta, merupakan sarana untuk mendongkrak
kunjungan wisata sekaligus pengenalan sejarah kepada siswa di Yogyakarta. Dengan
adanya WKM yang diselenggarakan setiap tahun memberikan kesempatan kepada
seluruh sekolah di wilayah Yogyakarta mulai jenjang SD sampai dengan SMA/SMK,
untuk berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Dengan adanya bantuan dari Dinas
Kebudayaan DIY, sekolah yang berpartisipasi diberikan bantuan akomodasi berupa
transportasi dan biaya masuk ke berbagai museum yang ada di Yogyakarta.
SD Pelem UPT PP Kecamatan Dlingo pada tahun ini berkesempatan mendapatkan
giliran untuk melaksanakan WKM. Dengan WKM yang telah dilaksanakan oleh sekolah
telah memberikan banyak manfaat antara lain:
1. Memberikan kesempatan kepada siswa SD Pelem untuk melakukan pembelajaran
diluar kelas dengan melakukan kunjungan ke museum.
2. Siswa belajar sejarah dengan berkunjung ke Keraton Yogyakarta, Benteng Vredeburg
dan Kebun Binatang Gembira Loka.
3. Menumbuhkan rasa cinta tanah air dengan mengenalkan museum dan sejarah yang
menyelimutinya.
Saya sangat senang bisa ikut kegiatan ini, karena saya bisa tahu Keraton
Jogjakarta dan peninggalannya. (Vani).
Saya sangat senang karena saya bisa melihat berbagai macam binatang di
Gembira Loka. (Anggar)
Ini pengalaman baru bagi saya dan teman-teman. Disini kami mendapatkan
pengetahuan yang tidak ada di sekolahan. (Dini).
11
Sebaiknya kegiatan seperti ini diadakan setiap tahun. Ini pengalaman yang sangat
menyenangkan karena bisa belajar sambil mengamati. (Sahrul).
Kegiatan ini sangat mengesankan bagi saya karena bisa berbagi ilmu pengetahuan
yang saya dapatkan di museum kepada adik, teman yang belum pernah ke museum dan
keluarga. (Anggi).
12