Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN

WAJIB KUNJUNG MUSEUM SEKOLAH DASAR PELEM

TUJUAN
KERATON JOGJAKARTA
BENTENG VREDEBURG
KEBUN BINATANG GEMBIRALOKA

SEKOLAH DASAR PELEM


UPT PP KECAMATAN DLINGO
DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN BANTUL
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN
WAJIB KUNJUNG MUSEUM SEKOLAH DASAR PELEM UPT PP KECAMATAN
DLINGO DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN
BANTUL TUJUAN KERATON JOGJAKARTA, BENTENG VREDEBURG DAN
KEBUN BINATANG GEMBIRA LOKA

Telah disahkan dan disetujui:


Hari tanggal : Sabtu, 15 April 2017

Mengesahkan,
Kepala Sekolah Dasar Pelem

Drs. Subardi
NIP 196405081989121001

2
DAFTAR ISI

Halaman Judul ...................................................................................................... 1


Halaman Pengesahan ............................................................................................ 2
Daftar Isi ............................................................................................................... 3
Kata Pengantar ...................................................................................................... 4

BAB I Pendahuluan .......................................................................................... 5


A. Latar Belakang ..................................................................................... 5
B. Tujuan .................................................................................................. 5
C. Manfaat ................................................................................................ 6

BAB II Isi .......................................................................................................... 7


A. Pelaksanaan Wajib Kunjung Museum ................................................. 7
B. Museum yang Dikunjungi .................................................................... 7
C. Susunan Panitia .................................................................................... 7
D. Peserta Wajib Kunjung Museum .......................................................... 8
E. Hasil Wajib Kunjung Museum ............................................................. 8

BAB III Penutup ................................................................................................. 12


A. Kesimpulan .......................................................................................... 12
B. Komentar dan Kesan ............................................................................ 12
C. Kritik dan Saran ................................................................................... 13

Lampiran ............................................................................................................... 14

3
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat serta
hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Kunjungan Museum
(WKM) tahun 2017. Laporan ini disusun untuk memenuhi kewajiban kami kepada Dinas
Kebudayaan DIY sebagai bukti telah mengadakan kegiatan WKM.

Kegiatan WKM SD Pelem UPT PP Kecamatan Dlingo, Dinas Pendidikan, Pemuda dan
Olahraga Kabupaten Bantul, terselenggara dengan bantuan dan dukungan banyak pihak.
Dengan demikian kami ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Kepala Dinas Kebudayaan DIY yang telah memberikan kesempatan kepada kami
mengikuti dan melaksanakan WKM tahun 2017;
2. Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Bantul yang telah
memberikan ijin pembelajaran di luar kelas.
3. Kepala UPT PP Kecamatan Dlingo yang telah memberikan ijin pelaksanaan WKM;
4. Pemandu Wisata Dinas Kebudayaan DIY yang telah memberikan informasi dan wawasan
kepada peserta WKM selama dilaksanakan kunjungan.
5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu.

Dalam penyusunan laporan ini, kami menyadari masih ada kekurangan. Oleh karena itu
kepada para pembaca, kami mohon saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan
laporan ini.
Kami berharap semoga laporan ini berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan
wawasan pembaca.

4
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring berjalannya waktu dengan perkembangan zaman yang penuh dengan


teknologi ini, semakin menutup mata para pelajar akan sejarah dan budaya sekitarnya.
Jika dibiarkan, para pelajar lama kelamaan tidak akan mengenal lagi budaya dan sejarah
lingkungannya. Hal tersebut menjadi salah satu alasan diadakannya Wajib Kunjung
Museum (WKM) yang diadakan oleh Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta,
untuk mengenalkan kembali kebudayaan dan sejarah kepada para pelajar yang akan
menjadi generasi penerus bangsa ini. Wajib Kunjung Museum (WKM) ini merupakan
suatu agenda wajib yang harus diselenggarakan semua sekolah di Indonesia. Sekolah
kami tahun ini memilih Museum Keraton Yogyakarta, Benteng Vredeburg dan Kebun
Binatang Gembira Loka sebagai tujuan Wajib Kunjung Museum (WKM). Latar belakang
dipilihnya tempat-tempat tersebut sebagai Wajib Kunjung Museum (WKM) :
1. Sebagai media pengenalan budaya
2. Tuntutan WKM untuk mengunjungi museum lintas kabupaten
3. Berdasarkan kandungan budaya dan ilmunya
4. Berdasarkan daya tarik wisata
5. Berdasarkan keunikan tempat wisata

Kaitannya dengan Wajib Kunjung Museum (WKM) ini kami ditugaskan untuk
membuat laporan sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada Dinas Kebudayaan Daerah
Istimewa Yogyakarta.

B. Tujuan
Berdasarkan latar belakang di atas, tujuan dilaksanakannya Wajib Kunjung
Museum SD Pelem UPT PP Kecamatan Dlingo, Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga
Kabupaten Bantul adalah sebagai berikut.
1. Memperluas wawasan para siswa
2. Menambah pengetahuan dan pengalaman baru
3. Mengapresiasikan diri
4. Mengenalkan budaya sekitar
5. Menumbuhkan daya tarik siswa terhadap museum
6. Menumbuhkan rasa cinta tanah air
7. Belajar bersosialisasi dengan warga asing
8. Belajar sopan santun dan tata krama dengan orang lain
9. Membudayakan siswa untuk selalu senyum dan sapa
C. Manfaat
Adapun manfaat yang didapatkan peserta didik SD Pelem, UPT PP Kecamatan Dlingo
dalam pelaksanaan kegiatan Wajib Kunjung Museum adalah sebagai berikut.
1. Mengenal sejarah tentang Museum Keraton Jogjakarta
2. Meningkat motivasi dan kecintaan membaca
3. Bertambah pemahaman akan sejarah
4. Meningkatkan motivasi berprestasi

5
BAB II
ISI

A. Pelaksanaan WKM
Wajib Kunjung Museum (WKM) SD Pelem UPT PP Kecamatan Dlingo, Dinas
Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bantul telah dilaksanakan pada:
Hari : Kamis,
Tanggal : 13 April 2017
Waktu : 08.00 s/d 15.00 WIB

B. Museum yang Dikunjungi


Kegiatan Wajib Kunjung Museum yang dilakukan SD Pelem UPT PP Kecamatan
Dlingo antara lain :
1. Museum Keraton Jogjakarta
2. Benteng Vredeburg
3. Kebun Binatang Gembira Loka

C. Susunan Panitia
Susunan kepanitian Wajib Kunjung Museum SD Pelem UPT PP Kecamatan Dlingo
sebagai berikut :
SUSUNAN PANITIA
WAJIB KUNJUNG MUSEUM
SD PELEM

Penanggungjawab : Drs. Subardi


Ketua Pelaksana : Hartono Adi, S. Pd.
Sekretaris : Arfian, S. Kom.
Bendahara : Parmi, S. Pd.
Seksi-seksi
a. Konsumsi : Rois Rohani Mahsun, S. Ag.
: Astuti, S. Pd.
: Harna
b. P3K : Siti Nuryantini, S. Pd.Jas.
: Sumarna, S. Pd.SD
: Lia Asmi Choirunnisa, S. Pd.
c. Dokumentasi : Harjuna, S. Pd.SD
: Lasgiyatno

D. Peserta WKM
Peserta WKM SD Pelem UPT PP Kecamatan Dlingo, Dinas Pendidikan, Pemuda
dan Olahraga Kabupaten Bantul diikuti oleh 107 peserta terdiri dari, siswa Kelas 4
sampai Kelas 6 dan bapak ibu guru karyawan SD Pelem serta pendamping dari
perwakilan wali siswa.
Adapun daftar peserta terlampir pada lampiran laporan ini

E. Hasil Wajib Kunjung Museum


Kegiatan Wajib Kunjung Museum (WKM) telah dilaksanakan oleh SD Pelem
sesuai jadwal yang telah ditentukan. Hasil kegiatan tersebut antara lain:
1. Kunjungan ke Museum Keraton Jogjakarta
Keraton Jogjakarta merupakan bangunan yang terletak di selatan alun-alun utara
jogjakarta. Keraton menjadi tempat tinggal Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta.

6
Raja yang menjabat di keraton Jogjakarta sekaligus menjadi Gubernur dan wakil
gubernur dijabat oleh Paku Alam. Keraton Yogyakarta ini memiliki beberapa bagian
yang antara lain :
1) Museum Batik
2) Museum Lukisan
3) Museum Sri Sultan Hamengku Buwono IX
4) Museum Kereta

Secara fisik istana para Sultan Yogyakarta memiliki tujuh kompleks inti antara lain :
1) Siti Hinggil Ler (Balairung Utara)
2) Kamandhungan Ler (Kamandhungan Utara)
3) Sri Manganti, Kedhaton
4) Kamagangan
5) Kamandhungan Kidul (Kamandhungan Selatan)
6) Siti Hinggil Kidul (Balairung Selatan).

Keraton Yogyakarta juga memiliki bagian lain yang antara lain :


1) Kompleks Taman Sari
2) Kompleks Istana Putra Mahkota
3) Kompleks Pracimosono
4) Kompleks Roto Wijayan
5) Kompleks Keraton Kilen
Sebagai pembelajaran bagi siswa, kegiatan WKM memberikan tugas kepada siswa
untuk mengisi lembar kerja yang telah disiapkan oleh sekolah.
Rincian Lembar Kerja Siswa terlampir pada lampiran.
2. Kunjungan ke Benteng Vredeburg
Museum Benteng Vredeburg yang terletak di Jalan Ahmad Yani No. 6,
Yogyakarta, gedung ini merupakan tujuan WKM kedua yang kami kunjungi setelah
Museum Keraton Jogjakarta. Bangunan yang terletak di ujung Jalan Malioboro ini
merupakan satu saksi dari perjalanan sejarah perjuangan Yogyakarta menentang
kolonialisme Belanda. Benteng ini dibangun oleh pemerintah Belanda guna
melindungi rumah Residen Belanda (sekarang menjadi Gedung Agung) dan
pemukiman orang-orang Belanda dari kemungkinan serangan meriam milik Keraton
Yogyakarta. Sebelum dibangun menjadi benteng, di tahun 1761 tempat ini merupakan
parit perlindungan atau bunker bagi tentara Belanda atau lebih dikenal dengan sebutan
Rusten Burg.
Benteng Vredeburg didirikan pada tahun 1760 oleh Sri Sultan Hamengku
Buwono I (HB I) atas permintaan pemerintah Belanda. Maksud Belanda adalah untuk
menjaga keamanan Sultan Yogyakarta. Dan menurut informasi yang penulis dapatkan
dari pihak penerangan Museum Benteng Vredeburg mengenai fungsi dan awal
kegunaan Benteng Vredeburg ini di bangun adalah, agar Belanda dapat mudah
memantau gerak-gerik Sultan. Karena pada waktu itu di dalam Benteng ada meriam
yang mengarah ke Kraton Yogyakarta.
Meriam tersebut untuk berjaga-jaga kalau Sultan dan ratusan prajuritnya
sewaktu-waktu memberontak terhadap pemerintahan kolonial. Jarak Keraton

7
Yogyakarta dan Benteng Vredeburg berjarak sepelemparan meriam, yang tentunya
akan sangat memudahkan pihak Belanda melakukan perlawanan pada waktu itu.

Bentuk awal bangunan Benteng Vrederburg sangat sederhana, berbentuk bujur


sangkar dengan tempat penjagaan bastion di setiap sudut. Masing-masing bastion
bernama Jayawisesa (barat laut), Jayapurusa (timur laut), Jayaprakosaningprang (barat
daya), Jayaprayitna (tenggara).
Di tahun 1765, Frans Haak mengubahnya menjadi benteng dengan mengambil
model benteng di daratan Eropa. Ini bisa dilihat dari ciri parit dalam yang mengelilingi
banteng, kemudian ada menara pengawas di setiap sudutnya dan tembok lebar yang
memungkinkan para serdadu berpatroli diatasnya dan menembak dari tempat itu.
Hingga kini, semua itu masih bisa disaksikan. Karena penguasa Yogyakarta tidak
berkenan dengan pembangunan benteng ini maka dibutuhkan waktu 23 tahun untuk
menyelesaikannya, hal ini terjadi karena kurangnya suplai tenaga kerja dari penduduk
lokal.
Dalam perjalanan sejarahnya, benteng ini sering dijadikan tempat penahanan
pemimpin-pemimpin Yogya yang membangkang terhadap pemerintah kolonial
Belanda sebelum dibuang ke luar Pulau Jawa. Di tempat ini pula kolaborator Belanda
yang masih kerabat Sultan, Danurejo IV merancang taktik untuk menangkap Pangeran
Diponegoro, putra tertua Sultan Hamengku Buwono III yang menentang Belanda.

Pada jaman Gubernur Belanda W.H Ossenberg, bangunan ini diusulkan agar
dibuat pemanen, dengan suatu alasan agar keamanan lebih terjamin. Maka dimulailah
penyempurnaan benteng yang ternyata memakan waktu yang tidak sedikit, yakni dari
tahun 1769 sampai dengan 1787. Setelah selesai disempurnakan benteng ini
diberinama Rustenburg yang berarti "benteng peristirahatan".
Lamanya proses pengerjaaan benteng pada waktu itu dikarenakan Sultan sedang
disibukkan dengan pembangunan Keraton Yogyakarta pada tahun 1775, dan Sultan
HB I sendirilah yang menjadikan arsiteknya. Pembangunan Keraton Yogyakarta tidak
lepas dari peristiwa pemisahan Kerajaan Mataram menjadi dua, yaitu Kasunanan
Surakarta yang diperintah Sunan Pakubuwono III dan Kesultanan Ngayogyakarta yang
diperintah Pangeran mangkubumi, akibat Perjanjian Giyanti (1755). Setelah Perjanjian
Giyanti, pesanggrahan Ayodya dibangun menjadi Keraton Kasultanan Ngayogyakarta.
Rustenburg yang sempat dijadikan markas pertahanan VOC ini mengalami
kerusakan ketika Yogyakarta dilanda gempa pada tahun 1867. Setelah diadakan
perbaikan, Rustenburg diberi nama baru, yaitu "Vredeburg" yang berarti "benteng
perdamaian".
Nama Vredeburg menunjukkan bahwa hubungan Belanda dan Keraton
Yogyakarta memang tidak pernah akur, bahkan saling menyerang. Meriam yang
diarahkan ke Kraton ini disiagakan lagi pada masa revolusi, tepatnya Desember 1948,
ketika Yogyakarta jadi ibu Kota Negara Republik Indonesia. Saat itu, Sultan

8
Hamengku Buwono IX (HB IX) menyediakan Keraton sebagai tempat gerilyawan
Tentara Nasional Indonesia (TNI) berkumpul. Para perwira banyak yang menyamar
menjadi abdi dalem Keraton Yogyakarta pada waktu itu.
Strategi itu digunakan oleh Sultan dikarenakan Sultan tahu bahwa Keraton
tempat yang aman bagi gerilyawan dan tidak akan diserang Belanda, dan Sultan HB
IX tahu karena Ratu Wilhelmina di Belanda sudah berpesan kepada tentara Belanda
untuk tidak mengganggu Sultan dan teman-temannya. Maka terbungkamlah meriam
yang selama ini dipersiapkan oleh Belanda di Benteng Vredeburg.
Di seberang Benteng Vrederburd terdapat Gedung Agung yang masa revolusi
dulu merupakan Istana Presiden Republik Indonesia, ketika Yogyakarta menjadi Ibu
Kota Indonesia pada tahun 1946 - 1949. Dengan mengunjungi Benteng Vredeburg kita
bukan hanya melihat diorama dan foto dari masa Pangeran Diponegoro hingga masa
revolusi, namun kita juga dapat mengamati betapa bangunan tua tersebut demikian
terawatnya, taman yang indah tertata rapi berikut tersedianya bangku yang terbuat dari
beton. Cat dindingnya terus diperbaruhi dan tidak dibiarkan menjadi lusuh.
Pada setiap banguan di dalam lokasi Benteng Vredeburg tertempel keterangan
fungsi bangunan tersebut sebelumnya, seperti gudang mesiu, gudang senjata berat,
perumahan perwira, gedung pengapit, dan pintu gerbang. Gedung apit yang dulunya
merupakan kantor administrasi kompleks Benteng Vredeburg, dan bangunan ini
merupakan bentuk aslinya dengan segala ornamen gaya Yunani masa Renaisans, yang
menunjukkan usianya lebih tua dibandingkan bangunan lainnya.
Kita bisa berkeliling di atas dinding Benteng Vredeburg. Dengan memperhatikan
dinding ruang pengintaian yang bopeng bekas peluru tembakan. dan dari atas Benteng
Vredeburg kita bisa melepas pemandangan sekeliling kita untuk melihat
pemandangan.
Bila kita lelah berkeliling Benteng Vredeburg maka kita bisa beristirahat di
sekeliling Benteng Vredeburg yang ditanami pohon rimbun di atas Benteng Vredeburg
sambil melihat lalu lintas Kota Yogyakarta dan keindahan gedung-gedung tua di
perempatan jalan ahmad Yani, Yogyakarta.

3. Kunjungan ke Kebun Binatang Gembira Loka


Gembira Loka merupakan kebun binatang kebanggaan warga jogja, menjadi
tujuan terakhir dari WKM yang kami selenggarakan. Terletak di pingir kali gajah
wong yang mengalir ditengah-tengah kebun binatang. Tempat ini merupakan wilayah
yang dulunya dijadikan tempat penyimpanan sekaligus perawatan hewan-hewan dari
keraton Jogjakarta. Seiring dengan berkembangnya jaman, gembira loka dijadikan
obyek wisata yang dibuka secara umum. Koleksi binatang yang ada di gembira loka
juga sangat beragam, berbagai jenis burung dipelihara di gembira loka. Harimau,
Gajah, dan berbagai jenis reptil juga menjadi koleksi kebun binatang. Burung Penguin
yang bukan spesies asli indonesia juga masuk dalam daftar koleksi kebun binatang
gembira loka. Dengan dibuatkannya kandang yang sesuai dengan habitat aslinya,
9
penguin dapat hidup di gembira loka. Hal ini yang menjadi daya tarik bagi wisatawan,
sehingga semakin banyaknya para wisatawan yang berkunjung ke gembira loka.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kegiatan Wajib Kunjung Museum (WKM) yang diselenggarakan oleh Dinas
Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta, merupakan sarana untuk mendongkrak
kunjungan wisata sekaligus pengenalan sejarah kepada siswa di Yogyakarta. Dengan
adanya WKM yang diselenggarakan setiap tahun memberikan kesempatan kepada
seluruh sekolah di wilayah Yogyakarta mulai jenjang SD sampai dengan SMA/SMK,
untuk berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Dengan adanya bantuan dari Dinas
Kebudayaan DIY, sekolah yang berpartisipasi diberikan bantuan akomodasi berupa
transportasi dan biaya masuk ke berbagai museum yang ada di Yogyakarta.
SD Pelem UPT PP Kecamatan Dlingo pada tahun ini berkesempatan mendapatkan
giliran untuk melaksanakan WKM. Dengan WKM yang telah dilaksanakan oleh sekolah
telah memberikan banyak manfaat antara lain:
1. Memberikan kesempatan kepada siswa SD Pelem untuk melakukan pembelajaran
diluar kelas dengan melakukan kunjungan ke museum.
2. Siswa belajar sejarah dengan berkunjung ke Keraton Yogyakarta, Benteng Vredeburg
dan Kebun Binatang Gembira Loka.
3. Menumbuhkan rasa cinta tanah air dengan mengenalkan museum dan sejarah yang
menyelimutinya.

B. Komentar dan Kesan


Kegiatan WKM sangat menyenangkan bagi siswa, karena siswa bisa mengenal
sejarah secara langsung. Berikut beberapa komentar kan kesan dari siswa.

Saya sangat senang bisa ikut kegiatan ini, karena saya bisa tahu Keraton
Jogjakarta dan peninggalannya. (Vani).

Saya sangat senang karena saya bisa melihat berbagai macam binatang di
Gembira Loka. (Anggar)

Semoga tahun depan diberikan kesempatan mengikuti Wajib Kunjung Museum


lagi. (Mufid).

Ini pengalaman baru bagi saya dan teman-teman. Disini kami mendapatkan
pengetahuan yang tidak ada di sekolahan. (Dini).

11
Sebaiknya kegiatan seperti ini diadakan setiap tahun. Ini pengalaman yang sangat
menyenangkan karena bisa belajar sambil mengamati. (Sahrul).

Kegiatan ini sangat mengesankan bagi saya karena bisa berbagi ilmu pengetahuan
yang saya dapatkan di museum kepada adik, teman yang belum pernah ke museum dan
keluarga. (Anggi).

C. Kritik dan Saran


Pelaksanaan WKM sangat berkesan dan disenangi oleh para siswa. Dengan
mengikuti WKM, siswa dapat berinteraksi dan mempelajari sejarah langsung
ketempatnya. Dengan suksesnya WKM yang dilaksanakan SD Pelem, semoga kegiatan
WKM dapat dilaksanakan setiap tahun. Setiap sekolah diberikan kebebasan untuk
mengikuti sehingga semua siswa mendapat kesempatan untuk belajar dan berkunjung ke
museum-museum di Jogjakarta.
Kegiatan WKM kedepan bisa lebih ditingkatkan, untuk obyek kunjungan lebih
diperluas sehingga, siswa bisa mengenal museum-museum di Jogjakarta dan lebih luas
museum di Indonesia.

12

Anda mungkin juga menyukai