Disusun Oleh :
Kelas : 2D
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Permainan Tradisional Kucing dan Tikus"
dengan tepat waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Tp. Permainan Bola Kecil dan
Permainan Anak. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang permainan
tradisional kucing dan tikus bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak Dr. I Made Agus Wijaya, S.Pd.,M.Pd.
selaku guru Mata Kuliah Tp. Permainan Bola Kecil dan Permainan Anak. Ucapan terima
kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah
ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik
yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Bermain adalah kegiatan pokok dan penting untuk anak, karena bermain bagi anak
mempunyai nilai yang sama dengan bekerja dan belajar bagi orang dewasa. Artinya bermain
merupakan sarana untuk mengubah kekuatan potensial yang ada dalam diri anak menjadi
berbagai kemampuan dan kecakapan dalam kehidupan anak kelak. Melalui bermain, anak
mendapatkan berbagai pengalaman untuk mengenal dunia sekitarnya. Dengan stimulasi
bermain pula anak dapat melaksanakan tugas-tugas perkembangannya, sehingga memberikan
dasar yang kokoh dan kuat bagi pemecahan kesulitan hidupnya di kemudian hari (Elfiadi,
2016).
Proses perkembangan yang terjadi pada anak usia dini merupakan perkembangan secara
menyeluruh baik itu perkembangan sosial, fisik, emosional, intelektual serta bahasa. Sifat
perkembangan yang ditunjukkan adalah sistematis, progresif dan berkelanjutan.
Perkembangan anak dapat berkembang secara optimal jika didukung dengan kesehatan fisik,
gizi yang tercukupi dan mendapatkan pendidikan yang tepat. Seluruh aspek perkembangan
yang dimiliki anak usia dini meliputi aspek kognitif, aspek motorik baik itu motorik halus
maupun kasar serta aspek sosial emosional.
Pada dasarnya anak-anak membutuhkan aktivitas fisik yang memadai untuk merangsang
pertumbuhan dan perkembangan anak. Aktivitas fisik yang dilakukan juga akan bermanfaat
bagi kesehatan dan kebugaran tubuh anak. Salah satu aktivitas fisik yang sering dilakukan
anak-anak adalah bermain suatu permainan. Dengan bermain banyak manfaat yang dapat
diperoleh anak misalnya, anak menjadi senang, dapat menjalin persahabatan, memperkaya
gerak yang dimiliki anak dan dapat belajar keterampilan baru. Permainan tradisional
merupakan salah satu sarana bermain bagi anak.
1
1.2 Rumusan masalah
1.3 Tujuan
1. Penulis dan pembaca dapat mengertahui bagaimana cara permainan tradisional kucing
dan tikus.
2. Mengetahui permainan tradisional untuk anak sekolah dasar.
1.4 Manfaat
Menambah wawasan dalam berbagai hal tentang permainan tradisional kucing dan tikus
mulai dari pengertian, sejarah, media dan peraturan dalam permainan kucing dan tikus ini.
BAB II
PEMBAHASAN
Kucing dan tikus merupakan permainan tradisional yang dilakukan secara beramai-ramai
di tempat terbuka dan tidak menggunakan alat. Permainan ini tergolong sering dimainkan
oleh anak-anak Sekolah Dasar pada saat jam istirahat. Permainan ini melatih kerja sama tim,
melatih kelincahan dalam mengalahkan/menangkap tikus, melatih ketelitian dan
keseimbangan serta melatih gerak motorik dalam berlari kecil di area permainan. Tidak ada
peraturan yang terlalu banyak dalam bermain permainan tradisional kucing dan tikus.
Permainan kucing dan tikus mulai dikenal pada tahun 1913 di daerah Jawa Timur, Jawa
Tengah, dan Daerah Iatimewa Yogyakarta.
1) Sebelum permainan kucing dan tikus dimulai, pemain terlebih dahulu menentukan
siapa yang memerankan sebagai sepasang kucing dan 4 ekor tikus, sedangkan pemain
yang lainnya berlaku sebagai semak-semak atau pagar.
2) Pemain yang berlaku sebagai semak-semak saling bergandengan tangan satu sama
lainnya membentuk barisan lurus atau lingkaran.
3) Semak-semak menghalangi kucing mengejar tikus, tetapi membiarkan tikus lolos dari
semak-semak.
4) Tikus yang tertangkap berubah menjadi semak ikut bergandengan tangan, sedangkan
tikus yang menangkap tikus berubah menjadi kucing. Kucing yang tinggal, tetapi
mengejar tikus sampai tikus tertangkap oleh kucing.
5) Permainan ini dilanjutkan dimana pemeran kucing dan tikus dimainkan oleh pemain
yang berbeda dan saling bergiliran.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Permainan tradisional kucing dan tikus merukapan permainan yang dilakukan secara
beramai ramai dengan peran dua orang sebagai kucing, empat orang sebagai tikus dan pemain
yang lainya sebagai semak-semak atau pagar. Tidak ada ketentuan atau peraturan yang terlalu
banyak dalam permainan ini.
3.2 Saran
Kita perlu melestarikan permainan tradisional yang telah ada sejak zaman dulu, banyak
anak-anak zaman sekarang yang hanya bermain game online dibandingkan dengan bermain
permainan tradisional. Membuat kurangnya interaksi antara lingkungan sosial dan kurang
mengenal permainan tradisional. Sebagai penulis saya memberikan saran kepada orang tua
untuk membatasi anak-anaknya bermainan game online secara berlebihan.
DAFTAR PUSTAKA
Elfiadi. (2016). Bermain dan Permainan Bagi Anak Usia Dini. Permainan Kecil, Vll, 52.
file:///C:/Users/ASUS/Downloads/115-Article Text-299-1-10-20180109.pdf