Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

PERMAINAN TANPA ALAT

KUCING KUCINGAN

Disusun Guna Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Pendidikan jasmani,


kebugaran dan kesehatan

Dosen Pengampu : Mikkey Anggara Suganda, S.Pd., M.Dr

Disusun oleh :

Reza Adi Pangestu 14121642

Leli Hujmiyah 14121325

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD)

INSTITUT PENDIDIKAN DAN BAHASA INVADA CIREBON

TP.2022
2

KATA PENGANTAR
Segala puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT. Karena dengan
anugerah dan kasih sayang, petunjuk dan kekuatannya yang telah diberikan pada
penulis sehingga  penyusun dapat menyelesaikan makalah tentang permainan
tradisional.
  Tanpa pertolongan-Nya mungkin saya tidak akan sanggup menyelesaikan
dengan baik. Yang akan memberikan manfaat di kemudian hari guna kemajuan
ilmu pengetahuan. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai jenis-jenis olahraga.

Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat


kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi  perbaikan di masa yang akan
datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.

Semoga makalah tentang permainan tradisional sederhana ini dapat


dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun
ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya.

Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang


kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan di masa depan.

Cirebon, 19 Juni 2022

Penyusun
3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I......................................................................................................................iii
PENDAHULUAN.................................................................................................iii
1.1 Latar Belakang.......................................................................................iii
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................iii
1.3 Tujuan Masalah......................................................................................iv
BAB II.....................................................................................................................1
PEMBAHASAN.....................................................................................................1
2.1 Permainan Kucing kucingan.......................................................................1
2.2 Permainan Bermain Kucing Kucingan......................................................3
BAB III....................................................................................................................6
PENUTUP...............................................................................................................6
3.1 Kesimpulan...................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................7

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
4

Konsep permainan tradisional tidak terlepas dari dunia anak bermain akan
lebih dilakukan dengan baik apabila dilakukan dengan konsep pembelajaran
yang benar. Keberagaman budaya dan permaian di Indonesia sangat beragam.
Permainan tradisional merupaan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kultur
budaya yang ada di masyarakat Indonesia. Konsep permainan tradisional
mengandung unsur yang sama dengan konsep bermain pada usia dini.

Permainan tradisional tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, akan tetapi


juga sarana internalisasi dan sosialisasi. Pada permainan tradisional,
terkandung nilai-nilai yang sangat penting bagi perkembangan fisik maupun
jiwa anak-anak. Meurut Robert, Arth, dan Bush yang dikutip Dnandjaja, (2002)
membagi permainan tradisional ke dalam dua golonhan besar, yaitu permainan
untuk bermain (play) dan permainan untuk bertanding (game).

Bermain dan permainan tradisional merupakan sebuah warisan untuk


generasi sebagai alat belajar yang sangat penting, bermain dan permainan
tradisional bukan unsur yang disengaja karena berkaitan dengan budaya dan
bertujuan untuk kesenangan rekreasi. Hal ini sesuai kajian yang dilakukan oleh
Ajila dan Olowu (2014) dimana hasil itu menyatakan “children’s games often
handed down through generations are on of childhood’s most important
learning tool and socializing mechanisms.”

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu permainan kucing kucingan ?
2. Bagaimana cara permainan kucing kucingan?

1.3 Tujuan Masalah

1. Mengetahui permainan kucing kucingan


2. Mengetahui cara permainan kucing kucingan
5
4

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Permainan Tradisional Kucing dan Tikus


Menurut Mulyani (2016: 166) permainan kucing dan tikus mempunyai
aturan yang sederhana. Permainan ini biasa dimainkan anak-anak ketika waktu
luang, waktu istirahat atau setelah pulang sekolah di halaman atau lapangan.
Kelompok atau beberapa anak membuat sebuah lingkaran besar dan saling
bergandengan tangan membentuk lingkaran ke dalam. Dua anak bertindak sebagai
tikus. Cara bermain adalah kucing berusaha mengejar tikus dan tikus berusaha
menghindar dari kejaran kucing. Lingkaran membantu tikus dengan cara
menghalangi kejaran kucing dengan cara tidak boleh masuk ke lingkaran baik saat
mau ke dalam atau mau ke luar.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa permainan tradisional kucing


dan tikus merupakan permainan yang dilakukan secara berkelompok, dimana
kelompok tersebut membuat lingkaran besar dan saling bergandengan tangan,
setelah itu ada dua anak yang salah satu anak akan menjadi tikus dan satu anak
menjadi kucing.

2.2 Cara bermain permainan tradisional kucing dan tikus


Menurut Mulyani (2016: 167-168) ada beberapa cara bermain permain
kucing dan tikus:

1. Anak membentuk lingkaran besar sambil berpeganan tangan atau dengan


lainnya.
2. Anak yang berperan sebagai tikus berada di dalam lingkaran, sedangkan
anak yang berperan sebagai kucing di luar lingkaran.
3. Kucing harus berusaha menangkap tikus dengan cara menerobos lingkaran
gandengan tangan yang berusaha melindungi tikus.
5

4. Jika kucing berhasil menerobos dan masuk lingkaran, maka tikus diberi
kesempatan untuk melarikan diri dengan cara diberi jalan keluar.
5. Jika kucing berhasil ke luar lingkaran, maka tikus diberi kesempatan untuk
masuk lingkaran.
6. Saat tikus berada di dalam atau diluar lingkaran terus berusaha untuk
menjauh dari kucing.
7. Tikus berhasil disentuh kucing, maka tikus tersebut dinyatakan mati.
8. Jika kucing sudah dapat menangkap tikus, maka permainan bisa
dilanjutkan dengan mengganti pemain lain. Demikian seterusnya.
9. Permainan bisa diakhiri dengan waktu misalkan 5 atau 10 menit atau
sesuai dengan kesepakatan anak-anak.

2.3 Manfaat permainan tradisional kucing dan tikus


Menurut Mulyani (2016: 168) permainan ini melatih keterampilan fisik-
motorik anak. Anak berlari, bermain kejar-kejaran, terkadang melompat dan
sebagainya. Anak-anak juga dilatih untuk memecahkan masalah. Misalnya saat
kucing masuk ke dalam lingkaran dan menyentuh tikus, begitu pula sebaliknya.
Tikus senantiasa berpikir cara untuk melarikan diri dari kejaran kucing, sementara
kucing berpikir cara menangkap tikus. Oleh karena itu, dalam permainan ini anak
juga belajar tentang strategi. Anak harus mempunyai strategi untuk memenangkan
permainan. Permainan ini juga mengajarkan anak untuk berperilaku sportif,
menerima kekalahan dengan lapang dada. Berdasarkan pendapat diatas dapat
disimpulkan bahwa permainan tradisional kucing dan tikus dapat memberikan
manfaa bagi anak diantaranya yaitu anak bisa melatih keterampilan fisik
motoriknya, berperilaku sportif dan bisa menerima kekalahan dengan lapang dada.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Penelitian tindakan kelas yang berjudul “Upaya Meningkatan Kecerdasan


Kinestetik Anak Melalui Permainan Tradisional Kucing dan Tikus Pada Anak
Kelompok B di TK Negeri Pembina Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo
Tahun Ajaran 2017/2018”. ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Penerapan permainan tradisional kucing dan tikus dapat meningkatkan


kecerdasan kinestetik pada anak kelompok B di TK Negeri Pembina
Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo Tahun Ajaran 2017/2018.

2. Dengan menerapkan permainan tradisional kucing dan tikus lebih mudah


melatih kecerdasan kinestetik anak. Prosentase keberhasilan yang dicapai
pada peningkatan kecerdasan kinestetik anak mencapai target yaitu pada
tahap pra siklus sebesar 38,74%, siklus I sebesar 69,79% dan siklus II
sebesar 89,99%

DAFTAR PUSTAKA

8
Arikunto, dkk.2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara Martuti, A.
2008. Mendirikan dan Mengelola PAUD. Bantul: Kreasi Wacana Martuti, A.
2008. Mengelola PAUD Cetakan Pertama. Yogyakarta: Kreasi Wacana

Sholeh, Khabib. dkk. 2016. Kecerdasan Majemuk Berorientasi pada Partisipasi


Peserta Didik Cetakan Pertama. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Yaumi,
Muhammad., & Nurdin Ibrahim. 2013. Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Jamak
(Multiple Intelligences) Mengidentifikasi dan Mengembangkan Multitalenta Anak
Edisi Pertama. Jakarta: Prenadamedia Group

Anda mungkin juga menyukai