Anda di halaman 1dari 15

MODIFIKASI PERMAINAN TRADISIONAL

Dosen Pengampu:
Hasbi,S.Pd,.M.Or

Di susun oleh:

1. Safiratul kumael (2004060028)


2. Dedi gunawan (2004060041)
3. Dedi setiawan (2004060020)
4. M. Hasnan habib (2004060021)

PROGRAM STUDI S1 PENJASKESREK


FAKULTAS PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA NUSA TENGGARA BARAT
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Kami panjatkan pujisyukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,


serta inayah-Nya kepada kita sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini. Penulisan makalah
dilakukan sebagai bagian dari tugas mata kuliah.
Makalah ini sudah kami susun dengan sedemikian rupa apa bila ada kata atau tulisan
yang tidak jelas mohon di maafkan.
Terlepas dari segalahal tersebut, kami sadar sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tatat bahasanya. Oleh karenanya kami dengan lapang dada
menerima segala saran dan kritik agar kami dapat memprbaiki makalah ini. Akhir kata saya
berharap semoga makalah ini bisa memberikan manfaat maupun inspirasi untuk pembaca.

Mataram,1 November 2022

Penulis.............................

i
DAFAR ISI

COVER..........................................................................................................................

KATA PENGANTAR................................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................. 1

Latar Belakang.............................................................................................................. 1

Rumusan Masalah........................................................................................................ 3

Tujuan............................................................................................................................ 3

BAB II PEMBAHASAN............................................................................................... 4

Konsep Modifikasi Permainan Tradisional................................................................ 4

Tujuan Modifikasi Permainan..................................................................................... 4

Jenis-jenis Modifikasi Permainan............................................................................... 5

Manfaat Modifikasi Permainan Tradisional.............................................................. 6

Prinsip Permainan Tradisional................................................................................... 8

Penerapan Modifikasi Permainan Tradisional.......................................................... 8

BAB III PENUTUP....................................................................................................... 10

KESIMPULAN ............................................................................................................ 10

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................... 11

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Permainan tradisional sangatlah populer sebelum teknologi masuk ke
Indonesia. Dahulu, anak-anak bermain dengan menggunakan alat yang seadanya.
Namun kini, mereka sudah bermain dengan permainan-permainan berbasis teknologi
yang berasal dari luar negeri dan mulai meninggalkan mainan tradisional. Seiring
dengan perubahan zaman, Permainan tradisional perlahanlahan mulai terlupakan oleh
anak-anak Indonesia. Bahkan, tidak sedikit dari mereka yang sama sekali belum
mengenal permainan tradisional. Permainan tradisional sesungguhnya memiliki
banyak manfaat bagi anakanak.

Selain tidak mengeluarkan banyak biaya dan bias juga untuk menyehatkan
badan bias juga permainan tradisional adalah sebagai olaragah karena semua
permainan mengunakan gerak badan yang ekstra, permainan tradisional sebenarnya
sangat baik untuk melatih fisik dan mental anak. Secara tidak langsung, anak akan
dirangsang kreatifitas, ketangkasan, jiwa kepemimpinan, kecerdasan, dan keluasan
wawasannya melalui permainan tradisional.

Para psikolog menilai bahwa sesungguhnya mainan tradisional mampu


membentuk motorik anak, baik kasar maupun halus. Salah satu permainan yang
mampu membentuk motorik anak adalah dakon. Motorik halus lebih digunakan dalam
2 permainan ini. Pada permainan ini pemain dituntut untuk memegang biji secara utuh
sembari meletakkannya satu-satu di kotakkannya dengan satu tangan.1 Selain itu,
permainan tradisional juga dapat melatih kemampuan sosial para pemainnya. Inilah
yang membedakan permainan tradisional dengan permainan modern.

Pada umumnya, mainan tradisional adalah permainan yang membutuhkan


lebih dari satu pemain, Hal ini sangat berbeda dengan pola permainan modern.
Kemampuan sosial anak tidak terlalu dipentingkan dalam permainan modern ini,
malah cenderung diabaikan karena pada umumnya mainan modern berbentuk
permainan individual di mana anak dapat bermain sendiri tanpa kehadiran teman-
temannya. Sekalipun dimainkan oleh dua anak, kemampuan interaksi anak dengan
temannya tidak terlalu terlihat. Pada dasarnya sang anak terfokus pada permainan

1
yang ada di hadapannya. Mainan modern cenderung bersifat agresif, sehingga tidak
mustahil anak bersifat agresif karena pengaruh dari mainan ini.

Meskipun permainan tradisional sudah jarang ditemukan, masih ada beberapa


anak Indonesia di daerah-daerah terpencil yang memainkan permainan ini di kota
besar seperti surabaya, masih ada anak yang bermain permainan tradisional. Bahkan,
permainan tradisional juga digunakan oleh para psikolog sebagai terapi
pengembangan kecerdasan anak.

Modifikasi Permainan Tradisional Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik


Kasar Anak Usia Dini Nomor, Volume, Juni 2015 yaitu untuk memberikan stimulasi
atau rangsangan bagi pendidikan jasmani dan agar anak siap memasuki jenjang
pendidikan selanjutnya. Secara umum tujuan Pendidikan Anak Usia Dini menurut
Suyadi dan Ulfah (2013, hlm. 19) adalah “memberikan stimulasi atau rangsangan bagi
perkembangan potensi anak agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kritis, kreatif,
inovatif, mandiri, percaya diri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan
bertanggung jawab”. 

Ada beberapa aspek perkembangan anak yang dapat dikembangkan untuk usia
dini, diantaranya aspek moral, agama, sosial emosional, bahasa, kognitif, serta fisik
motorik. Seperti salah satu contoh aspek perkembangan yang perlu dikembangkan
pada anak adalah aspek fisik motorik. Bagi seorang anak pengembangan fisik motorik
itu sangat penting, karena untuk membentuk dan menyelaraskan pertumbuhan otot,
tulang dan sistem syarafnya. Maka dari itu, anak Taman Kanak-kanak harus diberi
latihan gerakan-gerakan dasar yang membantu perkembangan fisiknya, agar
perkembangan dan pertumbuhan anak berjalan dengan optimal. Perkembangan fisik
adalah salah satu aspek perkembangan yang perlu distimulasi atau dikembangkan
melalui berbagai kegiatan. Perkembangan fisik merupakan hal yang menjadi dasar
bagi kemajuan perkembangan berikutnya. 

Ketika fisik berkembang dengan baik akan memungkinkan anak dapat lebih
mengembangkan keterampilan fisiknya. Selain itu juga, perkembangan fisik anak
diiringi dengan berkembangnya perkembangan motorik, baik motorik halus maupun
motorik kasar. Masa lima tahun pertumbuhan dan perkembangan anak sering kali

2
disebut dengan masa dimana segala keadaan dimana keadaan fisik maupun
kemampuan anak berkembang.

B. RUMUSAN
Rumusan Masalah Dalam Makalah Ini Adalah Tentang Bagaimana
Memodifikasi Permainan Tradisional

C. TUJUAN
Memenuhi tugas mata kuliah serta kita sebagai mahasiswa olahraga
berkewajiban untuk memahami bagaimana memodifikasi sebuah permianan.

3
BAB II

PEMBAHASAN
 

2.1 KONSEP MODIFIKASI PERMAINAN TRADISIONAL

Modifikasi merupakan pembaharuan yakni adanya upaya dalam memperbaharui segala hal
yang bertujuan untuk menyusun hal tersebut lebih menarik. Permainan adalah suatu kegiatan
yang didalamnya berisi bermainan dan permainan.Dimana permaianan dan mainan sangatb
dekat sekali dengan pola perkembangan hidup seorang anak. Mainan dan permaianan sesuai
kebutuhan anak untuk mencapai perkembangan pada usianya,material yang digunakan pun
sesuai dengan lingkungan sekitarnya.Menurut Purnomo dan Novianti (2013,hal 1)
“Permainan merupakan salah satu bentuk rekreasi yang bertujuan untuk bersenanag-senang,
mengisi waktu luang,atau olahraga ringan”.

Menurut Mariani (2011 , hal 26) Permainan tradisional merupakan proses kegiatan yang
menyenangkan hati anak dengan menggunakan alat sederhana yang sesuai dengan keadaan
dan merupakan hasil panggilan budaya seperti gagasan dan ajaran turun temurun dari nenek
moyang. Permainan tradisional merupakan suatu aktivitas bermain yang didalamnya telah
memiliki aturan yang jelas dan disepakati bersama .

Pada dasarnya permainan tradisionl lebih banyak memberikan kesempatan kepada seseorang
untuk bermain secara berkelompok. Permainan tradisional mengandung niai-nilai budaya dan
karakter bangsa seperti : kejujuran, kecakapan, solidaritas, kesatuan dan persatuan,
keterampilan dan keberanian serta sangat berpotensi untuk mengembangkan berbagai aspek
perkembangan anak.

Jadi, modifikasi permainan tradisional pada dasarnya yaitu pembaruan pada suatu permainan
dari yang kurang menarik menjadi menarik tanpa menghilangkan fungsi aslinya dan
menjadikan permainan yang mudah diterima oleh anak.

4
2.2 TUJUAN MODIFIKASI PERMAINAN

Tujuan modifikasi permainan dapat mengembangkan pola gerak yang benar, menciptakan
situasi yang menyenangkan, mengembangkan lebih banyak lagi aktivitas, dan meningkatkan
partisipasi anak dalam olahraga. Adapun bentuk modifikasi dengan cara mengurangi struktur
permainan yang sebenarnya hingga pembelajaran filosofi (strategi dasar) bermain dapat
diterima dengan reatif mudah oleh anak didik atau siswa. Pengurangan struktur bermain lebih
ditekankan pada penguasaan filosofi bermain. Pengurangan struktur tersebut dapat dilakukan
terhadap faktor-faktor: ukuran lapangan, bentuk, ukuran, dan jumalah peralatan yang
digunakan; jenis skil yang digunakan; aturan; jumlah pemain; organisasi pemain; dan tujuan
permainan (Bahagia Yoyo dan Suherman Adang, 2000; 31-32).

Menurut Luthan (1998) dalam Samsudin (2008:72) bahwa modifikasi dalam mata pelajaran
jasmani diperlukan dengan tujuan agar (1) siswa memperoleh kepuasan dalam mengikuti
pelajaran; (2) meningkatkan kemungkinan keberhasilan dalam berprestasi; dan (3) siswa
dapat melakukan pola gerak secara benar.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan modifikasi permainan yaitu agar
anak didik menikmati proses pengarajaran dan merasa puas serta senang menerima pelajaran,
serta agar materi yang ada dalam kurikulum dapat tersampaikan dan disajikan sesuai dengan
tahap-tahap perkembangan kognitif, afektif, dan psikomotor anak, sehingga pembelajaran
pendidikan jasmani di sekolah dapat dilakukan secara intensif.

2.3 JENIS-JENIS MODIFIKASI PERMAINAN

Modifikasi permainan meliputi: peralatan, ukuran bola, ukuran lapangan, ukuran sasaran, dan
jumlah pemain. Modifikasi permainan meliputi perubahan-perubahan dalam 1) jumlah
pemain; 2) peralatan yang digunakan; 3) peraturan; 4) pencatatan skor; 5) keterampilan
alternatif (Gabbard.dkk, 1987 dalam Asep suharta, 2007).

Sementara Ateng (1992) dalam Samsudin (2008:77) berpendapat bahwa untuk modifikasi
permainan berpendapat bahwa untuk modifikasi permainan dapat dilakukan dengan:

1) Kurangi jumlah pemain dalam setiap regu


2) Ukuran lapagan dapat diperkecil
3) Waktu bermain diperpendek
4) Sesuaikan tingkat kesulitan dengan karakteristik anak
5) Sederhanakan alat yang digunakan

5
6) Ubahalah peraturan menjadi sederhana, sesuai dengan kebutuhan agar permainan
dapat berjalan dengan lancar.

Komponen-komponen penting olahraga yang dapat dimodifikasi menurut Assuie (1992)


dalam Samsudin (2008:77) meliputi: (1)ukuran, berat atau bentuk peralatan yang
dpergunakan, (2) lapangan permainan, (3) waktu bermain atau lamanya permaianan ,(4)
peraturan permainan, dan (5) jumlah pemain.

Berdasarkan pendapat tersebut maka modifikasi permainan dalam olahraga dapat dilakukan
terhadap faktor-faktor berikut:

1) Ukuran, berat, bentuk peralatan yang digunakan


Guru dapat memodifikasi peralatan misalnya dengan cara memodifikasi berat
ringannya, besar kecilnya, panjang pendeknya maupun menggantinya dengan
peralatan lain sehingga dapat digunakan untuk berbagai bentuk kegiatan pendidikan
jasmani.
2) Lapangan permainan
Ukuran lapangan permainan dan panjangnnya waktu permainan harus disesuaikan
dengan keadaan fisik anak-anak.
3) Waktu bermain atau lamanya permainan
Konsentrasi dan faktor kesenangan pada anak-anak biasanya relatif pendek, agar
anak-anak dapat berkonsentrasi penuh waktu permaianan harus diperpendek.
4) Peraturan permainan
Modifikasi terhadap peraturan pertantingan dapat mengembangkan keterampilan dan
menimbulkan rasa senang.
5) Jumlah pemain
Modifikasi ini dapat dilakukan dengan mengurangi jumlah siswa yang bermain,
misalnya belajar pas bawah sendiri, berpasangan, bertiga, berempat, dan lain
sebagainya.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa jenis-jenis modifikasi permainan terdiri
dari ukuran lapangan, peralatan, dan peraturan permainan. Penerapan jenis modifikasi ini
disesuaikan dengan karakteristik siswa dan kondisi peralatan atau sarana prasarana yang
dimiliki oleh sekolah. Semua jenis modifikasi tersebut dapat diterapkan secara bersamaan
sehingga dapat memperlancar pembelajaran.

6
2.4 MANFAAT MODIFIKASI PERMAINAN TRADISIONAL

Menurut Montolalu, dkk dalam buku yang berjudul Meningkatkan Kemampuan Kognitig
Anak Melalui Permainan Indo Geometri di PAUD karya Jawati, ada banyak manfaat bermain
permainan tradisional, yaitu sebagai berikut.

1. Meningkatkan kreativitas
Dalam sebuah lingkungan bermain permainan tradisional yang aman, nyaman, dan
menyenangkan dapat memicu anak untuk meningkatkan kreativitasnya, dalam cara berpikir,
serta menggunakan daya khayalnya.

2. Mencerdaskan otak

Dengan bermain, otak anak dapat terbantu dalam perkembangan kognitifnya. Bermain
permainan tradisional dapat mengasah dan memperkaya cara berpikir anak.

3. Menanggulangi konflik

Bermain dapat menanggulangi konflik yang sering muncul pada tingkah laku anak-anak,
misalnya bersaing secara agresif, bertengkar, egois. Selain itu juga dapat melatih sifat
kooperatif, simpatik, dan jiwa sosialisasi anak.

4. Melatih empati

Melalui permainan tradisional, anak dapat melatih sikap empatinya. Pasalnya, empati adalah
faktor yang sangat berperan penting dalam perkembangan sosial anak agar dapat memahami
perasaan orang lain.

5. Mengasah panca indera

Banyak jenis permainan tradisional yang dapat mengasah panca indera. Contohnya adalah
permainan petak umpet yang melatih kepekaan pendengaran anak.

6. Sebagai media terapi

Bermain dapat membuat anak melupakan masalah dan kecemasan yang tengah dihadapi.
Oleh karena itu, bermain menjadi salah satu bentuk terapi yang dapat digunakan oleh anak

7. Bermain melakukan penemuan

7
Artinya, melalui bermain permainan tradisional anak dapat menemukan sebuah inovasi atau
menghasilkan ciptaan baru, sehingga meningkatkan rasa keingintahuan anak dan eksplorasi
pengetahuan anak terhadap sesuatu.

2. 5 PRINSIP MODIFIKASI PERMAINAN TRADISIONAL

1. Modifikasi Materi Pembelajaran Materi pembelajaran dalam kurikulum pada


dasarnya merupakan keterampilan-keterampilan yang akan dipelajari siswa. Guru
dapat memodifikasi keterampilan yang dipelajari siswa tersebut dengan cara 12
mengurangi atau menambah tingkat kompleksitas dan kesulitannya. Misalnya dengan
cara menganalisa dan membagi keterampilan keseluruhan ke dalam komponen-
komponen lalu melatihnya perkomponen sebelum melakukan latihan keseluruhan.
(Yoyo B dan Adang S, 2000 :4).
2.  Modifikasi Lingkungan Pembelajaran Modifikasi pembelajaran bisa dikaitkan
dengan kondisi lingkungan pembelajarannya. Modifikasi lingkungan pembelajaran ini
dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa klasifikasi seperti peralatan, penataan ruang
gerak dalam berlatih, jumlah siswa yang terlibat, organisasi atau formasi berlatih.
(Yoyo B dan Adang S, 2000 :7).
3.  Modifikasi Evaluasi Pembelajaran Evaluasi materi maksudnya adalah penyusunan
aktifitas belajar yang terfokus pada evaluasi skill yang sudah dipelajari siswa pada
berbagai situasi. Aktivitas evaluasi dapat merubah fokus perhatian siswa dari
bagaimana seharusnya suatu skill dilakukan menjadi bagaimana skill itu digunakan
atau apa tujuan skill itu. Oleh karena itu, guru harus pandai- pandai menentukan
modifikasi evaluasi yang sesuai dengan keperluannya. (Yoyo B dan Adang S,
2000 :8).
2.6 PENERAPAN MODIFIKASI PERMAINAN TRADISIONAL
Anak-anak dibeberapa daerah di Indonesia masih memainkan beragam permainan tradisonal,
meskipun saat ini sudah banyak beredar beragam permainan modern. Berbicara mengenai
permainan tradisional, Indonesia memiliki banyak permainan tradisional yang menarik. Salah
satunya permainan tradisional engklek. Selain menjadi media hiburan, permaiana tradisional

8
engklek juga mempunyai makna-makna filosofis yang baik untuk perkembngan anak-anak.
Mereka di ajarkan untuk terus berusaha mendapatkan sesuatu yang mereka cita-citakan.
Permainan engklek juga dapat digunakan sebagai media untuk proses bersosialisasi anak,
karena dalam permainan tradisional engklek. Anak-anak yang bermain akan saling
berinteraksi satu sama lain.
Mulyani (2013:46) menjelaskan bahwa permainan tradisional engklek adalah permainan yang
biasa dimainkan oleh dua sampai lima anak, baik laki-laki maupun perempuan, yang cara
bermainnya menggunakan satu kaki (engklek) pada bidang datar seperti bidang yang
digambari dengan garis yang berbentuk kotak-kotak yang menyerupai tanda (+) dengan
jumlah kotak sebanyak tujuh kotak. Dalam permainan engklek, masing-masing anak ynag
bermain memiliki “gacuk” dari pecahan genteng atau kramik yang berbentuk pipih.
Dalam bermain permainan tradisional engklek yang telah dimodifikasi adanya kerja sama
sangatlah penting. Peserta didik dibagi menjadi dua kelompok kecil yang akan saling
bersaing untuk memenangkan permainan. Dengan kerja sama yang baik dalam kelompok,
maka kelompok tersebut dapat memenangkan permainan. Kerjsama merupakan salah satu
bentuk dari adany interaksi sosial. Dengan adanya kerja sama dalam penerapan modifikasi
permainan tradisional engklek, diharapkan muncul kontak sosial dan komunikasi sehingga
terbentuk interaksi sosial antar siswa.

9
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Permainan tradisional pada saat ini semakin punah dikalangan anak-anak, yang mana anak
sekarang cenderung lebih memilih permainan modern karena permainan modern dianggap
lebih menarik dan instan tanpaa proses pembuatan terlebih dahulu. Apalagi pada saat ini
televisi dan media elektronik semakin mudah dijumpai oleh anak-anak sehingga akan mudah
mendapatkan informasi mengenai permainan yang terbaru hal ini juga dipengaruhi oleh orang
tua yang mana orang tua tidak pernah mensosialisasikan tentang adanya permainan
tradisional.
Itulah fungsinya kita sebagai guru dituntut untuk lebih kreatif dalam memodifikasi
permainan, karena didalam permainan terutama di permainan tradisional terdapat nilai-nilai
dalam membentuk karakter anak atau peserta didik. Dengan permainan tradisional juga dapat
meningkatkan kecerdasan karena melalui gerak, irama serta yang lainnya. Maka dari itu
permainan tradisional merupakan media yang efektif dalam menumbuhkan karakter yang
baik bagi anak.

10
DAFTAR PUSTAKA
M. Sarifudin, D. 2019. “Survei Penerapan Model-Model dan Modifikasi Permainan dalam
Pembelajaran Penjasorkes SD Negeri di Kecamatan Gunungpati Semarang”. Universitas
Negeri Semarang.

Nurhaida, Endah, dkk. 2015 “Modifikasi Permainan Tradisional untuk Mengembangkan


Kemampuan Motorik Kasar Anak Usia Dini”. Universitas Pendidikan Indonesia.

Kabar Harian.2021. “ Manfaat Bermain Permainan Tradisional Bagi Anak”


https://kumparan.com/kabar-harian/manfaat-bermain-permainan-tradisional-bagi-anak-
1wTa7ytPyCy/full (diakses tanggal 4 Oktober 2022, pukul 19:00).

11

Anda mungkin juga menyukai