Anda di halaman 1dari 39

BAB I

LATAR BELAKANG TERBENTUKNYA OLAHRAGA


PERSATUAN TENIS MEJA DI LINGKUNGAN RUTAN KLAS IA
SALEMBA
Dalam kehidupan modern saat ini banyak orang melupakan
pentingnya olahraga untuk tubuh, padahal olahraga merupakan cara
sehat yang paling murah dengan hasil yang mengagumkan untuk
kebugaran badan. Selain itu olahraga dapat dilaksanakan kapan pun
dan dimanapun dapat dilakukan. Olahraga membuat peredaran darah
menjadi lancar, membakar lemak dan kalori, serta mengurangi resiko
darah tinggi dan obesitas, manfaat olahraga ini sesuatu yang sudah
diketahui oleh masyarakat. Olahraga adalah salah satu bentuk
peningkatan

kualitas

manusia

Indonesia

yang

diarahkan

pada

pembentukan watak dan kepribadian, disiplin dan sportifitas yang


tinggi serta peningkatan prestasi yang dapat membangkitkan

rasa

kebangsaan nasional, dalam kehidupan modern ini manusia tidak


dapat dipisahkan dengan olahraga, baik untuk arena prestasi ataupun
kebutuhan untuk menjaga hidup sehat.

Tenis

meja

adalah

salah

satu cabang olahraga yang tidak mengenal batas umur, anak-anak


maupun orang dewasa dapat bermain bersama. Dapat dianggap
sebagai acara rekreasi, dapat juga dianggap sebagai olahraga atletik
yang harus dimainkan dengan sungguh-sungguh, Selain itu tenis meja
juga banyak penggemarnya dikarenakan olah raga ini tidak terlalu
rumit untuk diteliti dan tidak banyak memakan tempat.
Hampir setiap orang pernah bermain tenis meja sesekali dalam
hidupnya

telah

dicobanya,

entah

untuk

mengisi

waktu

dijala

senggang, atau pelampiasan rasa ingin tahu saja. Tujuannya antara


lain untuk mengisi waktu, mendapatkan kesenangan, memelihara
kesehatan tubuh dan untuk berprestasi. Tetapi jika ingin menguasai
tenis meja sebagai olahraga, maka mau tidak mau harus mempelajari
1

berbagai macam stroke atau pukulan yang ada, kita juga harus
menguasai berbagai style permainan yang utama, dan mengetahui
dasar-dasar bermain dengan baik. Bahwa selama masa tahanan di
Rutan Salemba para Tahanan yang masih dalam proses hukum
dan/atau sebagaian yang sudah terpidana ingin mengisi waktu
dengan berolahraga agar kesehatan tetap terjaga dan mengisi waktu
senggang disore hari.
Bahwa salah satu olahraga yang paling praktis dilakukan adalah
tenis meja, selain tidak menggunakan tempat yang banyak juga
olahraga ini hampir digemari oleh seluruh Tahanan dan/atau sebagain
Terpidana, termasuk sebagian Pegawai Rutan Klas IA Salemba. Bahwa
selama ini tenis meja dilakukan di Blok masing-masing, akan tetapi
selain tempatnya sempit, juga ada keinginan dari perwakilan blok
agar kegiatan ini dibuat semacam persatuan agar persaudaraan
dan/atau silaturahmi antar blok terjaga dengan baik. Selain itu juga
selama ini dari Pihak Rutan Salemba telah men-support setiap
kegiatan olahraga yang bersifat positif yang dilakukan oleh para
tahanan dan/atau Terpidana

sebagai pemenuhan salah satu hak

untuk berolahraga menurut peraturan terkait. Dari hal tersebut


diatas, kemudian tercetuslah ide untuk membentuk Persatuan Tenis
Meja di lingkungan Salemba sebagai salah satu kegiatan para
Tahanan yang masih dalam proses hukum dan/atau yang sudah
menjadi Terpidana.

BAB II
PENDIRIAN PERSATUAN TENIS MEJA EL-SAMBA

Bahwa dengan terdapatnya berbagai macam fasilitas olahraga


yang telah dipersiapkan oleh Rumah Tahanan Klas IA Salemba Jakarta
Pusat sebagai pemenuhan hak para Tahanan dan/atau sebagai
Terpidana, memberikan ide kepada para pemain tenis meja lintas blok
untuk membentuk persatuan olahraga tenis meja dan juga mejadi
ajang persaudaraan sesama warga yang berada di Rutan Salemba.
Bahwa selama ini kegiatan tenis meja dilakukan di blok masingmasing dan dilakukan sekedar untuk mengisi waktu selama menjalani
proses hukum, akan tetapi beberapa pemain tenis meja berfikir lebih
maju agar kegiatan olahraga tenis meja ini tidak hanya dilakukan
untuk menghabiskan waktu selama dalam proses hukum, akan tetapi
lebih meningkatkan teknik bermain yang benar sesuai dengan
standar permainan dalam tenis meja. Bahwa ternyata beberapa
Tahanan di Rutan Salemba mempunyai latar belakang sebagai atlit
tenis meja, sehingga selain menghabiskan waktu dalam proses
hukum, juga yang bersangkutan dengan senang hati memberikan
pelatihan bagaimana bermain tenis meja dengan baik dan benar
sesuai sebagaimana atlit nasional.
Dari berbagai pertemuan-pertemuan setelah bermain tenis
meja, kemudian disepakati untuk memberi nama Persatuan Tenis
Meja (PTM) El-Samba. El-Samba ini sendiri dilatarbelakangi dari
3

julukan Tim Nasional Brazil yang merupakan tim sepak bola yang
kebetulan sebagian besar pemain tenis meja adalah pencinta Tim
Brazil. Pembentukan ini juga memberikan media kepada warga yang
ingin berolaraga sesuai dengan cara tenis meja yang baik dan benar,
sehinga akan memberikan dampak kesehatan fisik dan mental
kepada anggota komunitas itu. Selain memang untuk menampung
para peminat atau yang mempunyai hobi tenis meja.
Bahwa Persatuan Tenis Meja (PTM) El-Samba ini sendiri bersifat
terbuka kepada seluruh Tahanan dan/atau Terpidana di Rutan
Salemba bahkan pegawai Rutan Salema yang ingin berolahraga
bersama warga. Pelaksanan kegiatan ini sendiri dilaksanaan di ruang
besuk tahanan atau ruang serba guna yang selama ini dimanfaatkan
komunitas tenis meja, pada pukul 16.30 19.00 WIB (setiap hari).
Bahwa Persatuan Tenis Meja (PTM) El-Samba ini selain bertujuan
olahraga juga untuk mengorganisir secara tertib bagi seluruh warga
yang ingin bermain tenis meja dan dikenal dalam komunitas yang
lebih besar, yaitu Komunitas Tenis meja Indonesia dan diakui dan
terdaftar secara nasional.

BAB III

VISI - MISI DAN PROGRAM KERJA

VISI
Selama dalam masa proses hukum, Tahanan mengikuti penyidikan dan
persidangan terhadap diri mereka, begitu juga dengan Narapidana yang
sedang menjalankan masa hukumannya. Proses hukum tersebut dapat
mengakibatkan lemahnya fisik dan mental. Pemberian sarana olahraga
kepada

mereka dapat memberikan kebugaran dan kesehatan, sehingga

dapat meningkatkan kesehatan mereka dalam lingkungannya.


MISI
Melaksanakan program pemerintah dalam hal ini Kemeneterian Hukum dan
HAM dibawah Dirjen Pemasyarakatan untuk memberikan fasiltas olahraga
kepada Tahanan dan Narapidana yang sedang dalam proses dan yang
menjalani masa Pidana.
Melakukan olahraga Tenis Meja secara rutin adalah salah satu kegiatan
olahraga yang positif. Selain menghilangkan kejenuhan Tahanan dan
Narapidana dapat terhindar dari perilaku negatif, seperti perselisihan antar
sesama yang dapat merugikan mereka sendiri.

PROGRAM KERJA
A. JANGKA PENDEK
1.

Membentuk dan melanjutkan kepengurusan yang sudah ada, serta


melengkapi kepengurusan Persatuan Tenis Meja Salemba ElSamba.

2.

Melakukan kegiatan Olah Raga Tenis Meja secara teratur dengan


mengikuti program latihan yang dipandu oleh pelatih yang
kompeten.

3.

Membuat dan mengundang Klub-Klub Tenis Meja untuk melakukan


pertandingan eksebisi, dan latih tanding Home and Away dalam
rangka

penyegaran

dan

meningkatkan

kemampuan

keahlian

olahraga Tenis meja.


4.

Memperbaiki dan melengkapi fasilitas Olah Raga Tenis Meja seperti


penambahan Meja Tenis Meja, pengadaan pelatihan bola banyak,
serta latih tanding antara sesama anggota Persatuan Tenis Meja.

5.

Melakukan kegiatan Turnamen Tenis Meja perorangan dan Ganda


yang diikuti oleh para Tahanan dan Narapidana seluruh Rutan
Salemba, serta petugas Rutan Salemba.

B. JANGKA PANJANG
1.

Membuat Turnamen Tenis Meja yang diikuti oleh klub-klub tenis


meja, dan masyarakat umum.

2.

Membuat Turnamen Tenis Meja yang diikuti oleh perwakilan Lapas


dan Rutan seluruh Indonesia.

BAB IV
SUSUNAN PENASIHAT, PEMBINA
DAN PENGURUS PTM EL-SAMBA TAHUN 2012
RUTAN SALEMBA KLAS I JAKARTA PUSAT

Penasihat

: 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Kepala Rutan Klas IA Salemba


Kepala Pengamanan Rutan
Kepala Seksi Pelayanan Tahanan
Kordinator Kam 1
Kordinator Kam 2
Syamsul Arifin
Panda Nababan

Pembina

: 1.
2.
3.
4.
5.
6.

M.Maulana, AMd, IP, S.H., M.Si


Edi Saputra, S.H.
Roni Henry Anthony, S.H.
Margono, A.Md.,IP., S.H.
Ary Muladi
Untung Triana

Ketua
Wakil

:
:

Denny Azani B.Latief


Febuardianto (Febry)

Sekretaris
Wakil

:
:

Masyhuri Hasan
Hasan Munawar (Asep)

Bendahara
Wakil

:
:

Daniel Bin Sunaryo


Djoko Pranowo

PENGURUS

Pembantu

: 1.

Michael (Koordinator)

Umum
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Pelatih
Tempat
Jadwal

:
:
:

Ali Hasan
Donny
Andry Tjandrajaya
Aliang
Herman Tony
Muchlis Jaya
Wahyu Darmawan
Umar Bin Haji Napa
Ng Tjoen Lie (Oetana) alias Fifi
Suhendra Bin Umar
Avram Laub (Avi)
M.Faisal Aswan
Muhammad Arifin
Ruang Besuk Rutan Salemba
Pukul 16.00 WIB 19.00 WIB (setiap hari)

BAB V
TEKNIK DASAR TENIS MEJA DAN PERATURAN TENIS
MEJA

I.

TEKNIK DASAR TENIS MEJA


8

Tenis Meja adalah salah satu jenis cabang olahraga yang


populer di Dunia. Di indonesia olahraga ini sudah tidak asing lagi,
Olahraga ini dulunya sering disebut Ping-pong.

Olahraga ini sudah

cukup populer dikalangan masyarakat, berbagai event sudah banyak


digelar baik dilevel perkampungan, regional maupun nasional. Di level
nasional

olahraga

ini

selalu

dipertandingkan

dalam

kejuaran

multievent sperti PON dan di level provinsi juga dipertandingkan pada


PORPROV. Tetapi banyak dikalangan masyarakat banyak yang asalasalan dalam bermain tenis meja tanpa mengetahui teknik dasar
yang benar.
Dalam bermain tenis meja setiap pemain harus menguasai
berbagai jenis pukulan yang ada. Terdapat banyak jenis pukulan
dalam permainan ini seperti pukulan Drive, Chop, dan masih banyak
lagi. Dalam bermain tenis meja hendaknya mengetahui berbagai
pukulan tersebut. Selain berbagai jenis pukulan juga ada teknik block,
juga ada teknik servis, agar permainan baik dan tidak asal-asalan
harus menguasai teknik dasar secara keseluruhan, teknik servis,
teknik blocking, sampai berbagai jenis pukulan. Semua itu harus
dikuasai karena itu adalah suatu kesatuan yang utuh dalam bermain
tenis meja.
Setelah mengetahui teknik dasar yang benar diharapkan
pemain dapat bermain dengan baik dan dapat meminimalisir
kesalahan-kesalahan

yang

terjadi

dalam

bermain

tenis

meja.

Diharapkan dapat meningkatkan dan mengembangkan teknik dan


pola yang sudah ada, dengan latihan yang rutin dan berulang-ulang
dapat meningkatkan teknik sehingga lebih sempurna dalam bermain
tenis meja.

A. TEKNIK MEMEGANG BET

Dalam bermain tenis meja terdapat banyak teknik memegang


bet, permainan tenis meja dipengaruhi oleh teknik memegang bet,
oleh karena itu setiap pemain harus menguasai teknik dasar
memegang bet, terdapat beberapa variasi dalam memegang bet,
adapun teknik memegang bet antara lain :
1. Shakehand Grip
Shakehand grip adalah cara memegang bet yang sering
digunakan oleh banyak pemain, cara memegang ini sangat
efektif

untuk

bermain

bertahan dan menyerang, dengan

shakehand grip ini pemain dapat dengan mudah memukul


dengan kuat ke semua sudut meja, memegang shakehand grip
seperti orang melakukan jabat tangan (Sapto Adi dan Muarifin,
1994 : 8).
Kesalahan dan perbaikan yang sering terjadi dalam
belajar grip ini meliputi, pukulan forehand atau backhand terasa
tidak stabil, untuk mengatasi hal ini adalah dengan memutar
bagian bet kearah dalam (bila memegang di depan tubuh
dengan shakehand grip) akan membuat pukulan lebih stabil,
tetapi pukulan forehand kurang stabil. Kemudian putar bagian
atas bet ke arah belakang, bagian dalam ibu jari menyentuh bet
mengakibatkan pukulan forehand tidak menentu, dan pukulan
back hand menjadi kurang efektif.
2. Penhold grip
Penhold grip adalah cara memegang bet seperti orang
yang memegang pena, cara memegang ini hanya digunakan
pada satu permukaan bet, seperti yang dijelaskan (Sutarmin,
2007 : 15) Penhold grip atau memegang tangkai bet hanya
dapat

digunakan

untuk

satu

permukaan

bet

saja,

cara

memegang ini sangat efektif untuk pukulan forehand tetapi


kurang efektif untuk pukulan backhand, cara memegang ini
10

hanya

digunakan

untuk

pemain

dengan

tipe

bertahan.

Kelebihan bermain dengan teknik penhold grip adalah mampu


memukul backhand dengan cepat, pada waktu servis mudah
menggerakkan pergelangan tangan, dan yang paling penting
adalah sesuai untuk memukul forehand. Sedangkan kelemahan
menggunakan teknik penhold grip adalah kesulitan dalam
melakukan

pukulan

backhand

dan

tidak

efektif

dalam

permainan bertahan.
3. Seemiller Grip
Seemiller grip juga disebut dengan American grip, yang
merupakan versi dari shakehends grip (Sutarmin, 2007 : 19).
Cara memegang ini hampir sama dengan shakehand grip,
bedanya pada seemiller grip Bet bagian atas diputar dari 20
hingga 90 derajat kearah tubuh. Jari telunjuk menempel di
sepanjang sisi bet.
Kelebihan gaya seemiller grip adalah mudah melakukan
blok, mudah menguasai permainan di tengah meja, mudah
melakukan

perubahan

sisi

bet

pada

saat

permaianan

berlangsung, pergelangan tangan mudah digerakkan untuk


pukulan forehand. Kelemahan pada gaya seemiller grip adalah
kesulitan melakukan pukulan backhand yang jauh dari meja,
kesulitan melakukan pukulan sudut, tidak efektif untuk pola
bertahan.
B. PENGATURAN KAKI
Pengaturan kaki sangat penting dalam bermain tenis meja,
tetapi banyak pemain yang tidak menyadarinya, banyak pemain yang
menempatkan posisi kaki di tengah meja sehingga kesulitan saat
melakukan blocking. Hal yang harus diperhatikan adalah posisi siku
yang memegang bet harus berada di titik tengah antara forehand dan
11

backhand, pemain harus menjaga agar siku berada di dekat bagian


tengah meja dan menggerakkan tubuh sedikit ke kiri. Yang terakhir
pemain harus memperhatikan posisi lawan, posisi kaki sebenarnya
hanya ada 2 (dua) yaitu dari sisi kiri dan dari sisi kanan jika kita tidak
memahami langkah yang tepat, maka kita akan kesulitan dalam
menempatkan posisi.
Metode gerak kaki yang kita gunakan adalah two-step (Larry Hodges,
2002 : 57). Tipe ini biasanya digunakan oleh pemain dengan tipe
menyerang. Cara melakukannya adalah sebagai berikut:
1. Lutut sedikit ditekuk
2. Berat badan dibagi secara rata di kedua kaki
3. Berat badan ditumpukan pada ujung kaki
4. Bila ingin melangkah ke kiri, kaki kiri digeser ke arah kiri dan
berat badan dibebankan ke arah kaki kiri. Bila perlu melakukan
dua kali langkah maka caranya sama
5. Kaki kanan mengikuti kaki kiri, jika ingin melakukan pukulan
forehand maka kaki kanan ditarik ke belakang sehingga sama
seperti posisi awal melakukan pukulan forehand.

Setelah melakukan pukulan, harus memperhatikan arah bola


dan kembali ke posisi awal, bila ingin bergerak ke kiri dorong dengan
kaki kanan, apabila tidak dalam posisi siap, maka harus bergerak ke
arah belakang, tetapi jika lawan memukul bola kita jangan bergerak.
C. TEKNIK MEMUKUL
Pada dasarnya ada 2 (dua) teknik memukul dalam tenis meja
yaitu forehand dan backhand Pukulan forehand memiliki keunggulan
pada

kerasnya

laju

bola

sedangkan
12

pukulan

backhand

akan

mempermudah untuk manghadapai pukulan backspin dan topspin.


Kedua teknik memukul ini mendasari berbagai jenis pukulan, yaitu :
1. Pukulan Forehand
Pukulan forehand dilakukan jika bola berada disebelah
kanan tubuh (Sabto Adi dan Muarifin, 1994 : 16). Cara
melakukan pukulan ini adalah dengan merendahkan posisi
tubuh, lalu gerakkan tangan yang memegang bet kearah
pinggang (bila tidak kidal gerakkan ke arah kanan), siku
membentuk

sudut

kira-kira

90

derajat,

sekarang

tinggal

menggerakkan tangan kedapan tanpa merubah siku.


2. Pukulan backhand
Pukulan backhand dilakukan jika bola berada disebelah
kiri

badan

(Sapto

Adi

dan

Muarifin,

1994

17).

Cara

melakukannya pertama rendahkan posisi tubuh lalu gerakkan


tangan kearah pinggang sebelah kiri jika tidak kidal, dengan
sudut siku sembilan puluh derajat. Gerakkan tangan dan bet
kearah depan, jaga siku agar tetap sembilan puluh derajat dan
bet tetap lurus.

D. JENIS-JENIS PUKULAN (STROKE)


Banyak jenis pukulan dalam tenis meja yang harus diketahui
dalam bermain tenis meja yaitu drive, push, chop, block, lobbing dan
loopping.
1. Pukulan Drive
Drive
sehingga

merupakan
menghasilkan

pukulan
pukulan

dengan
yang

ayunan
datar

panjang

dan

keras

(Sutarmin,2007:36).Tipe pukulan ini keras dan cepat. Cara


melakukan forehand drive pertama gerakkan bet kearah depan,
13

gerakan ini diikuti dengan perputaran badan kearah depan kirakira badan berputar tiga puluh derajat.
Kesalahan dan cara mengatasi dalam melakukan pukulan
forehand drive, yaitu

pertama, terjadi perubahan pada posisi

bet akibat bergeraknya pergelangan tangan hal ini menyulitkan


saat kontak dengan bola, kuatkan pergelangan tangan saat
sikap permulaan, sehingga bet tidak akan mudah berubah
posisi. Kedua, pukulan backhand drive cara melakukannya
pertama

siku

membentuk

derajat.Pergerakan

bet

sudut

diikuti

sembilan

oleh

gerak

puluh
memutar

badan.Usahakan kontak dengan bola saat bet berada didepan


badan agak kiri, kesalahan yang sering terjadi dalam pukulan
drive dan cara mengatasinya adalah gerakan kaki. Untuk
mengatasi hal ini adalah dengan memperbanyak latihan
backhand.
2. Pukulan Push (dorongan)
Push adalah pukulan backspin pasif yang dilakukan untuk
menghadapi backspin (Larry Hodges,2002:64). Pukulan ini
dapat menjaga agar bola tidak melambung terlalu tinggi dari
net, untuk melakukan pukulan forehand push perhatikan agar
posisi bet sedikit terbuka gerakan bet kedepan dan sedikit
kebawah,

usahakan

bola

mengenai

bet

bagian

tengah.

Sedangkan cara melakukan backhand push perkenaan bolanya


sama

dengan

forehand

push

bedanya

ini

menggunakan

backhand, usahakan kontak bola hanya terjadi gesekan tetapi


kuat sehingga menghasilkan bola backspin yang sempurna.
Usahakan perkenaan bola di kiri mendekati bagian depan tubuh
3. Pukulan Chop
Chop

merupakan

pukulan

backspin

yang

bersifat

bertahan (Larry Hodges,2002:99). Persiapan dalam melakukan


14

pukulan forehand chop sama dengan melakukan pukulan


forehand tapi posisi bet agak terbuka, gerakkan bet ke depan
condong ke bawah. usahan kontak dengan bola terjadi di depan
kanan badan.
Perkenaan bola pada sisi bet depan agak bawah dan
perkenaan pada bola pada sisi bawah bola, sedangkan untuk
backhand chop posisi awal sama dengan backhand, tetapi
posisi bet terbuka atau sisi depan condong ke atas. Usahakan
kontak bola pada bagian sisi bawah bet depan dengan sisi
bawah bola, usahakan juga perkenaan bola di kiri agak depan
tubuh.
4. Block
Block

adalah

cara

paling

sederhana

untuk

mengembalikan pukulan yang keras (Larry Hodges,2002:72).


Block dilakukan setelah bola memantul dari meja, hal ini
dilakukan untuk membuat lawan tidak dapat melancarkan
serangan dengan cepat, karena bola yang di block akan kembali
dengan

cepat.

Cara

melakukan

forehand

blok,

Pertama,

gerakkan bet ke depan, posisi bet tertutup (sisi depan bet


menghadap ke bawah), perhatikan arah datangnya bola, segera
lakukan block setelah bola memantul dari meja, perkenaan bola
dengan bet tepat pada tengah bet. Sedangkan untuk backhand
block bet berada disebelah kiri tubuh. Gerakkan bet ke depan
jika ingin melakukan blocking, posisi bet tertutup (sisi depan bet
menghadap ke bawah). Perhatikan arah datangnya bola, segera
lakukan block setelah bola memantul dari meja, perkenan bola
dengan bet tepat pada tengah bet.
5. Teknik Servis
Servis

yaitu

memukul

bola

untuk

menyajikan

bola

pertama (Sutarmin, 2007 : 17). Ada beberapa teknik servis


15

yaitu servis forehand topspin, servis backhand topspin, servis


forehand

backspin,

servis

backhand

backspin.

Topspin

merupakan arah putaran bola (dimana bola berputar searah


jarum jam). Backspin merupakan arah putaran bola juga (bola
berputar berlawanan jarum jam).
E. CARA MELAKUKAN SERVIS
a. Forehand Topspin
Untuk
dengan

melakukan
sikap

menghadap

forehand

persiapan

sektor

kiri

di

topspin
meja

meja

pemaian

bagian

lawan,

berdiri

kanan

tangan

dan

kanan

memegang bet berada di kanan badan dengan siku ditekuk


sebesar

sembilan

puluh

derajat,

telapak

tangan

kiri

memegang bola, bola dilambungkan setinggi enam belas


senti meter, kemudian dipukul dengan bet, usahakan
pantulan bola tidak begitu tinggi dari net.
b. Backhand Topspin
Untuk melakukan backhand topspin pemain berdiri di
tengah

meja

memegang
sebelah

dengan

bet

kiri,

sikap

dengan

telapak

persiapan,

mendekatkanya
tangan

kiri

tangan
ke

kanan

pinggang

memegang

bola,

lambungkan bola setinggi enam belas senti meter, pukul


dengan bet, usahakan bola tidak begitu tinggi dari net
sehingga pantulan bola di meja lawan tidak begitu tinggi.
c. Backhand Backspin
Untuk melakukan backhand backspin pemain berdiri di
tengah

meja

memegang
sebelah

dengan

bet

kiri,

sikap

dengan

telapak

persiapan,

mendekatkanya
tangan

kiri

tangan
ke

kanan

pinggang

memegang

bola,

lambungkan bola setinggi enam belas senti meter, pukul


dengan bet, untuk melakukan pukulan ini hanya menggesek
bagian belakang bola dengan bagian bawah bet, gerakan
16

bet ke depan condong turun ke bawah, usahakan bola tidak


begitu tinggi dari net sehingga pantulan bola di meja lawan
tidak begitu tinggi.

II.

PERATURAN TENIS MEJA

A. MEJA
1.

Permukaan meja atau meja tempat bermain harus berbentuk


segi empat dengan panjang 2,74m dan lebar 1,525m, dan harus
datar dengan ketinggian

76 cm di atas lantai.

2.

Permukaan meja tidak termasuk sisi permukaan meja.

3.

Permukaan meja boleh terbuat dari bahan apa saja namun


harus menghasilkan pantulan sekitar 23 cm dari bola yang
dijatuhkan dari ketinggian 30 cm.

4.

Seluruh permukaan meja harus berwarna gelap dan pudar


dengan garis putih selebar

2 cm pada tiap sisi panjang meja

2,74 m dan tiap lebar meja 1,525 m.


5.

Permukaan meja dibagi dalam 2 bagian yang sama secara


vertikal oleh net paralel dengan garis akhir dan harus melewati
lebar permukaan masing-masing bagian meja.

6.

Untuk ganda, setiap bagian meja harus dibagi dalam 2 bagian


yang sama dengan garis tengah berwarna putih selebar 3mm,
paralel dengan garis lurus sepanjang kedua bagian meja, garis
tengah tersebut harus dianggap menjadi 2 bagian kiri dan
kanan.

B. PERANGKAT NET
1.

Perangkat net harus terdiri dari net, perpanjangannya dan ke


dua tiang penyangga, termasuk kedua penjepit yang dilekatkan
ke meja.
17

2.

Net harus terpajang dengan bantuan tali yang melekat pada ke


dua sisi atas tiang setinggi 15,25 cm, batas perpanjangan ke
dua tiang di setiap sisi akhir lebar meja adalah 15,25 cm.

3.

Ketinggian sisi atas net secara keseluruhan harus 15,25 cm di


atas permukaan meja.

4.

Dasar net sepanjang lebar meja harus rapat dengan permukaan


meja dan perpanjangan ujung net harus serapat mungkin
dengan tiang penyangga.

C. BOLA
1.

Bola harus bulat dengan diameter 40 mm.

2.

Berat bola harus 2,7 gr.

3.

Bola harus terbuat dari bahan celulos (celluloid) atau sejenis


bahan plastik dan berwarna putih atau oranye, dan tidak
mengkilap

D. RAKET ATAU BET


1. Ukuran, berat, bentuk raket tidak ditentukan, tetapi daun raket
harus datar dan kaku.
2. Ketebalan daun raket minimal 85 % terbuat dari kayu, dapat
dilapisi dengan bahan perekat yang berserat seperti fiber
karbon atau fiber glass atau bahan kertas yang dipadatkan,
bahan tersebut tidak lebih dari 7,5 % dari total ketebalan 0,35
mm, yang adalah merupakan bagian yang lebih sedikit/tipis.
3. Sisi daun raket yang digunakan untuk memukul bola harus
ditutupi oleh karet datar maupun bintik, bila menggunakan
karet bintik yang menonjol ke luar (karet pletok) maka
ketebalan karet termasuk lapisan lem perekat tidak lebih dari 2
mm, atau jika dilapisi karet lunak (Sandwich Rubber) atau
(spons) dengan karet bintik di dalamnya maka ketebalannya
18

tidak lebih dari 4 mm termasuk lem perekat.

Sedangkan

pembagian karet, antara lain :


a. Karet bintik biasa adalah lapisan tunggal yang bukan karet
cellular, sintetik atau karet alam, dengan bintik yang
menyebar

dipermukaan

raket

secara

merata

dengan

kepadatan tidak kurang dari 10 per-cm2 dan tidak lebih dari


30 per-cm2.
b. Karet lunak(sandwich rubber) adalah lapisan tunggal dari
karet cellular yang ditutupi dengan lapisan luar karet bintik
biasa, ketebalan dari karet bintik tidak lebih kurang dari 2
mm.
c. Karet penutup daun raket tidak melebihi daun raket itu
sendiri, kecuali pada bagian yang terdekat dari kayu yang
dipegang dan yang ditutupi oleh jari-jari dapat ditutupi oleh
bahan lain atau tidak ditutupi.
4. Daun raket, lapisan yang menutupi baik karet atau lemnya
harus merata (tidak bersambung) dan juga ketebalannya.
5. Permukaan raket yang tidak ditutupi karet pada sisi, harus
diwarnai pada sisi yang tidak ditutupi oleh karet dengan warna
pudar,

merah

atau

hitam,

(tidak

sama

dengan

warna

sebelahnya).
6. Karet raket yang digunakan harus tanpa perlakuan bahan kimia,
merubah karakterisktik karet secara fisik, atau hal lainnya.
a.

Apabila terjadi sedikit kekurangan atau penyimpangan


pada

warna

dan

kesinambungan

kerusakan

yang

ditimbulkan

disengaja

dapat

diijinkan

oleh

kejadian

sepanjang

karakteristik dari permukaan raket.

19

permukaan

akibat

yang

tidak

tidak

merubah

Pada permulaan permainan dan kapan saja pemain

b.

menukar raketnya selama permainan berlangsung, seorang


pemain harus menunjukkan raketnya pada lawannya dan
pada wasit dan harus mengijinkan wasit dan lawannya untuk
memeriksa / mencobanya.
E. DEFINISI - DEFINISI
1.

Suatu reli (rally) adalah suatu periode selama bola dalam


permainan.

2.

Bola dalam permainan mulai dari saat terakhir diam di telapak


tangan bebas sebelum bola dilambungkan pada saat servis
hingga reli diputuskan sebagai suatu let atau poin.

3.

Suatu let adalah suatu reli yang hasilnya tidak dinilai atau
dihitung.

4.

Suatu poin adalah hasil suatu reli yang hasilnya dinilai atau
dihitung.

5.

Tangan raket adalah tangan yang memegang raket.

6.

Tangan bebas adalah tangan yang tidak memegang raket,


lengan bebas adalah lengan dari tangan bebas.

7.

Seorang pemain memukul bola jika dia menyentuhnya dengan


raket

yang

dipegangnya

atau

bagian

tangan

dibawah

pegelangan tangan yang memegang raket ketika bola masih


dalam permainan.
8.

Seorang pemain yang menyentuh bola jika dia, atau apa saja
yang dipakai atau dibawanya, mengenai bola dalam permainan
ketika bola masih berada atau melintas di atas permukaan meja
dan belum melewati garis akhir,

belum menyentuh bagian

mejanya sejak dipukul oleh lawannya.

20

9.

Pelaku Servis/Pemain yang melakukan servis (server) adalah


pemain yang memukul bola pertama kalinya dalam suatu reli.

10. Penerima

bola (receiver) adalah pemain yang memukul bola

yang kedua pada suatu reli.


11. Wasit

adalah

seseorang

yang

ditunjuk

untuk

mengawasi

permainan.
12. Pembantu

wasit

adalah

seseorang

yang

ditunjuk

untuk

membantu wasit dengan keputusan-keputusan tertentu.


13. Sesuatu

yang dipakai atau dibawa oleh seorang pemain adalah

segala sesuatu yang dipakai atau dibawa, kecuali bola, pada


saat reli dimulai.
14. Bola

sudah harus dinyatakan melewati atau mengelilingi net

jika telah melalui bagian mana saja selain antara net dan
tiangnya dan antara net dan permukaan meja.
15. Garis

akhir adalah juga perpanjangan kedua arah sisi ujung

meja.
F. SERVIS
1.

Servis dimulai dengan bola diam secara bebas di atas


permukaan telapak tangan bebas pelaku sevis (siap untuk
dilambungkan).

2.

Pelaku servis harus melambungkan bola secara vertikal tanpa


putaran, sehingga bola naik minimal 16 cm dari permukaan
telapak tangan bebas, kemudian turun tanpa menyentuh
apapun sebelum dipukul.

3.

Pada saat bola turun, pelaku servis harus memukulnya sehingga


menyentuh mejanya terlebih dahulu dan setelah melewati net
atau

mengelilingi

net

kemudian

menyentuh

meja

dari

penerima, pada permainan ganda, bola harus menyentuh


21

bagian kanan dari masing-masing meja pelaku servis dan


penerima secara berurutan.
4.

Dari mulai servis hingga bola dipukul, bola harus berada di atas
perpanjangan permukaan meja permainan (di belakang batas
akhir meja) pelaku servis, dan bola tidak boleh menghalangi
penerima oleh pelaku servis atau pasangannya dan apa saja
yang mereka bawa atau pakai.

5.

Segera setelah bola dilambungkan, lengan dan tanganbebas


harus disingkirkan/ditarik dari garis bebas antara bola dan net.
Menjadi tanggungjawab pemain untuk melakukan servis
agar wasit atau pembantu wasit dapat diyakinkan bahwa
servisnya

sesuai

peraturan

dan

demikian

juga

untuk

memutuskan bahwa servisnya tidak benar.


Jika wasit atau pembantu wasit ragu atas keabsahan
suatu

servis,

maka

pada

pertandingan

tersebut,

memperingati

pelaku

kesempatan

menghentikan

servis,

tetapi

pertama

pada

permainan

dan

untuk

servis

yang

meragukan berikutnya oleh pemain atau pasangannya harus


dinyatakan tidak benar atau sah.
Pengecualian, wasit dapat melonggarkan persyaratan
servis yang baik jika diyakini bahwa rintangan tersebut
disebabkan oleh kemampuan fisik yang tidak normal (cacat).
G. PENGEMBALIAN BOLA
Bola,

setelah

diservis

atau

dikembalikan,

harus

dipukul

sehingga melewati atau mengelilingi net dan menyentuh meja


lawan,

baik

secara

langsung

perangkat net.
H. URUTAN PERMAINAN
22

maupun

setelah

menyentuh

1.

Pada permainan tunggal, pelaku servis harus melakukan servis


terlebih

dahulu,

kemudian

penerima

harus

melakukan

pengembalian dan setelah itu pelaku servis dan penerima


secara bergantian melakukan pengembalian.
2.

Pada permainan ganda, pelaku servis harus melakukan servis


terlebih

dahulu,

selanjutnya

penerima

melakukan

pengembalian, kemudian pasangan pelaku servis melakukan


pengembalian,

pasangan

pengambalian

dan

penerima

akhirnya

setiap

kemudian

melakukan

pemain

melakukan

pengembalian sesuai gilirannya.


3.

Ketika pemain cacat yang duduk di kursi roda bermain pada


ganda,

pelaku

servis

melakukan

servis

terlebih

dahulu

kemudian dikembalikan oleh penerima, tetapi setelah itu, siapa


saja dari mereka boleh melakukan pengembalian. Namun
demikian, apabila kursi roda (bagian mana saja dari kursi roda)
melewati garis tengah meja, maka wasit menyatakan poin
untuk lawannya.
I. LET
a)

Reli dinyatakan let


1.

jika

pada

saat

servis,

bola

melewati

net

dan

menyentuhnya, kemudian bola masuk atau dipukul oleh


penerima atau pasangannya;
2.

jika

servis

pasangannya

dilakukan
belum

pasangannya

pada

siap,

tidak

dan

berusaha

saat

penerima

atau

baik

penerima

atau

memukul

bola/

mengembalikan;
3.

jika gagal melakukan servis atau pegembalian atau jika


sesuai dengan peraturan bahwa hal tersebut disebabkan
gangguan di luar kontrol pemain;
23

jika permainan dihentikan oleh wasit atau pembantu

4.

wasit;
Jika penerima pada pemain cacat yang menggunakan

5.

kursi roda dan pada saat servis, apakah servisnya benar atau
tidak :
Setelah mengenai meja penerima (pantulan bola)

mengarah ke net.

berhenti di bagian meja penerima.

pada salah satu bagian sisi meja, bola keluar


setelah mengenai ujung sisi samping meja penerima.

b)

Permainan dapat dihentikan


1.

untuk mengoreksi kesalahan urutan servis, penerima,


atau tempat;

2.

untuk memulai sistem percepatan waktu;

3.

untuk

menghukum

dan

memperingati

pemain

atau

penasehat;
4.

karena kondisi permainan terganggu dan mempengaruhi


hasil reli.

J. POIN ATAU SKOR


Selain reli dinyatakan let, pemain dinyatakan mendapat poin.
1.

Jika lawannya gagal melakukan servis yang benar.

2.

Jika

lawannya

gagal

melakukan pengembalian yang

benar.
3.

Jika, setelah melakukan servis atau pengembalian, bola


menyentuh apa saja selain net sebelum dipukul oleh lawannya.

4.

Jika bola melewati mejaatau berada di luar permukaan


meja, tanpa menyentuh meja;

5.

Jika lawannya menyentuh bola.


24

6.

Jika lawannya memukul bola dua kali secara beruntun.

7.

Jika lawannya memukul bola dengan sisi daun raket yang


tidak dilapisi karet atau tidak sesuai dengan ketentuan 2.4.3,
2.4.4., dan 2.4.5.
Jika

8.

lawannya,

atau

apa

saja

yang

dipakainya

menggerakkan permukaan meja.


9.

Jika lawannya atau apa saja yang dipakai menyentuh net.

10.

Jika tangan bebas lawannya menyentuh permukaan meja.

11.

Jika, dalam permainan ganda, setelah pelaku servis


pertama

melakukan

servis

ke

penerima

dengan

benar,

kemudian lawannya memukul bola di luar dari urutannya.


Seperti yang dijelaskan dalam sistem percepatan waktu

12.

diatas.
Jika pemain atau pasangan cacat yang menggunakan

13.

kursi roda dan lawannya tidak tidak berada pada posisi duduk
yang

minimal

pada

kursi

rodanya,

belakang

paha

tidak

menempel, ketika bola dipukul. lawannya menyentuh bola


dengan

tangan

mana

saja

sebeum

memukul

bola.

kaki

lawannya menyentuh lantai semasa (bola) dalam permainan.


K. GAME ATAU SET
Suatu game dinyatakan dimenangkan oleh seorang pemain
atau pasangan yang pertama mendapat poin 11, kecuali kedua
pemain atau pasangan sama mendapatkan poin 10, pada situasi
ini, salah satu pemain atau pasangan harus mendapat selisih
kemenangan 2 (dua) poin atas lawannya.
L. PERTANDINGAN
Suatu pertandingan terdiri dari game atau set ganjil terbaik.
25

M. MEMILIH SERVIS, MENERIMA BOLA, ATAU TEMPAT


1.

Hak untuk memilih urutan servis, menerima bola, atau tempat


harus

diputuskan

memilih

oleh

undian

dan

pemenangnya

dapat

servis, atau menerima bola, atau memilih tempat

terlebih dahulu.
2.

Bila salah satu pemain atau pasangan telah memilih servis atau
menerima atau memilih tempat, maka lawanya harus memilih
yang lainnya.

3.

Setelah mencapai 2 (dua) poin, penerima atau pasangan yang


harus menjadi pelaku servis, dan seterusnya secara bergantian
hingga game selesai, kecuali kedua pemain atau pasangan
telah sama-sama mencapai poin 10 atau sistem percepatan
waktu diberlakukan, maka urutan servis dan menerima tetap
sama tetapi tiap pemain harus melakukan servis 1 kali secara
bergantian.

4.

Pada

setiap

game

atau set dalam pertandingan

ganda,

pasangan yang berhak melakukan servis terlebih dahulu harus


menentukan siapa dari mereka yang melakukan servis pertama
dan penerima bola juga harus menentukan siapa yang terlebih
dahulu menerima bola, pada game atau set berikutnya, pemain
yang melakukan servis (server) pertama adalah penerima pada
game atau set sebelumnya dan penerima (receiver) adalah
server yang sudah ditentukan sebelumnya.
5.

Dalam ganda, pada setiap pergantian servis, pemain yang


sebelumnya
pasangan

menerima
yang

bola menjadi

sebelumnya

pelaku

melakukan

servis

servis

dan

menjadi

penerima.
6.

Pemain atau pasangan yang melakukan servis pertama pada


suatu game atau set menjadi penerima pada game atau set
berikutnya dan untuk game terakhir atau penentuan pada
26

pertandingan ganda, pasangan yang menerima bola kemudian


harus merubah urutan yang menerima apabila salah satu
pasangan telah mencapai poin 5.
7.

Pemain atau pasangan yang memulai pada suatu sisi (tempat)


dalam suatu game akan pindah tempat pada game berikutnya
dan padagame atau set penentuan, pemain atau pasangan,
harus tukar tempat jika salah satunya telah mendapat skor atau
poin 5.

N. KESALAHAN URUTAN SERVIS, PENERIMA, ATAU TEMPAT


1.

Jika pemain melakukan kesalahan urutan servis (server maupun


receiver), permainan harus segera dihentikan oleh wasit dan
dilanjutkan sesuai dengan urutan yang sebenarnya siapa yang
seharusnya melakukan servis dan menerima bola pada skor
atau angka yang telah dicapai, sesuai dengan urutan pada saat
mulai pertandingan, dan dalam ganda, sesuai dengan urutan
pemain yang telah ditetapkan, melakukan servis pertama
dalam game atau set tersebut sejak kesalahannya ditemukan.

2.

Jika para pemain tidak bertukar tempat pada saat mereka


seharusnya
permainan

melakukannya,
dan

dilanjutkan

wasit

harus

sesuai

dengan

menghentikan
pemain

yang

sebenarnya pada skor yang telah diraih, disesuaikan dengan


urutan yang telah ditetapkan pada saat pertandingan dimulai.
3.

Dalam keadaan apapun, semua poin yang telah diraih sebelum


kesalahan ditemukan harus dihitung.

O. SISTEM PERCEPATAN WAKTU (Expedite System)


1.

Kecuali seperti yang dijelaskan pada diatas, sistem percepatan


waktu harus diberlakukan setelah 10 menit permainan dalam
satu game atau kapan saja diminta oleh kedua pemain atau
pasangan.
27

2.

Sistem percepatan waktu tidak lagi berlaku dalam satu game


jika skor yang sudah diraih berjumlah 18 (delapan belas).

3.

Jika bola masih dalam permainan ketika batas waktu telah


habis,

permainan

dilanjutkan

dengan

harus

diberhentikan

mengulang

servis

oleh
oleh

wasit

pemain

dan
yang

melakukan servis pada saat permainan berlangsung, jika bola


tidak dalam permainan (bola mati) dan sistem percepatan
waktu

harus

diberlakukan,

permainan

dilanjutkan

dengan

pelaku servis adalah yang menerima bola pada reli sebelumnya.


4.

Setelah itu, setiap pemain harus melakukan servis 1 kali secara


bergantian hingga game berakhir, dan jika pemain atau
pasangan

yang

menerima

telah

melakukan

13

kali

pengembalian, penerima mendapat satu poin.


5.

Pemberlakuan sistem perccepatan waktu harus tidak merubah


urutan servis dan penerima pada pertandingan tersebut, seperti
yang diuraikan sebelumnya.

6.

Sekali

diterapkan,

sistem

percepatan

waktu

harus

terus

diberlakukan hingga pertandingan selesai.


P. JENIS KOMPETISI
1.

Suatu Kompetisi Internasional adalah yang mencakup


para pemain lebih dari satu Asosiasi.

2.

Suatu Pertandingan Internasional adalah pertandingan


antar regu yang mewakili beberapa Asosiasi.

3.

Suatu Turnamen Terbuka adalah ternamen yang dapat


diikuti oleh seluruh Asosiasi.

4.

Suatu Turnamen Terbatas adalah turnamen yang terbatas


bagi pemain dari regu tertentu selain kelompok umur.

28

Suatu Turnamen Invitasiadalah turnamen yang diikuti oleh

5.

asosiasi atau pemain tertentu yang diundang secara individu.


Q. PETUGAS TEKNIS PERTANDINGAN
Referee
Pada setiap pertandingan, referee harus ada dan tempat

1.

dan identitasnya harus diketahui oleh peserta, dan sebaiknya


diketahui oleh kapten tim.
Referee bertanggung jawab untuk :

2.
a.

Memimpin undian;

b.

Penjadwalan pertandingan dengan waktu dan meja


pertandingan;

c.

Ketentuan (keseragaman) untuk wasit atau petugas


pertandingan;

d.

Memimpin pertemuan dengan para wasit atau


petugas pertandingan sebelum pertandingan dimulai;

e.

Mengecek keabsahan pemain untuk pertandingan


yang diikuti;

f.

Memutuskan apakah permainan dapat ditunda bila


terjadi sesuatu yang darurat;

g.

Memutuskan apakan pemain dapat meninggalkan


arena selama pertandingan masih berlangsung;

h.

Memutuskan

apakah

waktu

pemanasan

dapat

diperpanjang;
i.

Memutuskan apakah pemain yang bertanding dapat


memakai trainingspak;

j.

Memutuskan interpretasi pertanyaan yang timbul


tentang ketentuan dan peraturan pertandingan termasuk
29

pakaian

yang

digunakan,

peralatan,

dan

kondisi

pertandingan;
Memutuskan waktu dan tempat pemain untuk

k.

melakukan

pemanasan

selama

penundaan

darurat

permainan;
mengambil tindakan disiplin terhadap pelanggaran

l.

ketentuan dan sikap atau hal lain yang melanggar peraturan.


7. Bila tugas referee didelegasikan kepada orang lain, dengan
persetujuan panitia penyelenggara, harus diumumkan kepada
peserta, dan selayaknya kepada kapten tim.
8. Referee yang telah ditentukan atau wakilnya harus ada
sepanjang pertandingan.
9. Apabila Referee menganggap perlu, ia dapat mengganti wasit,
asisten wasit kapan saja, tetapi ia tidak boleh mengubah
keputusan yang dibuat oleh wasit yang diganti yang menjadi
wewenangnya.
10.

Referee harus mengawasi pemain sejak saat tiba di arena

tempat pertandingan hingga keluar dari tempat tersebut.


11.

Wasit, Pembantu Wasit, dan Pencatat Pukulan

a) Wasit Pembantu :
1.

Seorang

wasit

dan

seorang

pembantu

wasit

harus

ditunjuk untuk setiap pertandingan.


2.

Wasit harus duduk atau berdiri sejajar dengan net dan


pembantu

wasit

duduk

disebelah

meja

berhadapan

dengannya.
3.

Wasit harus bertanggungjawab untuk

Memeriksa keabsahan peralatan dan kondisi tempat


pertandingan dan melaporkan kepada referee apabila
terdapat kekurangan atau kerusakan.

Mengambil bola secara acak.


30

Melakukan undian untuk menentukan yang servis,

penerima bola, atau tempat;


Memutuskan

apakah

persyaratan

servis

dapat

diperlonggar bagi pemain yang cacat fisik.


Mengontrol urutan servis, penerima bola, tempat,

dan mengoreksi kesalahan yang terjadi.

Memutuskan setiap reli sebagai suatu poin atau let.

Mengucapkan poin atau skor sehubungan dengan


prosedur yang ditentukan;
Memperkenalkan sistem percepatan waktu pada

saatnya.

Menjaga kelangsungan permainan.

Mengambil

tindakan

bagi

pelanggar

ketentuan

coaching/nasihat atau ketentuan sikap.


Melakukan

undian

untuk

menentukan

pemain/pasangan/tim yang harus mengganti pakaian


bila terjadi kesamaan warna pakaian dan kedua pihak
tidak ada yang mengalah untuk mengganti pakaian.
Memastikan bahwa hanya orang yang berhak yang

boleh berada di arena atau area pertandingan.


b) Pembantu wasit harus

memutuskan apakah bola menyentuh atau tidak

sisi atas meja yang terdekat dengannya.


Memberitahukan

berhubungan

wasit

dengan

atas

perlakuan

nasihat

dan

(pemain/pemberi nasihat)
c) Baik wasit maupun pembantunya dapat :

memutuskan apakah servis pemain tidak sah.


31

yang
sikap

memutuskan apakah bola menyentuh net pada saat


servis.

memutuskan apakah pemain menyentuh bola.

memutuskan apakah kondisi permainan terganggu


dan dapat mempengaruhi hasil suatu reli.

memastikan waktu pemanasan, interval antara


game atau set, dan lamanya pertandingan.

d) Baik pembantu wasit maupun salah satu petugas lain


dapat bertugas sebagai pencatat pukulan, menghitung
pukulan penerima bola atau pasangannya ketika sistem
percepatan waktu diberlakukan;
e) Keputusan

yang

dibuat

oleh

pembantu

wasit

atau

pencatat pukulan tidak dapat diubah oleh wasit.


f) Wasit harus mengawasi pemain dari saat masuk ke arena
tempat

pertandingan

hingga

keluar

arena

setelah

pertandingan selesai.
R. Nasihat
1.

Dalam pertandingan beregu, nasihat atau coaching dapat


diberikan oleh siapa saja yang diakui atau yang dibenarkan
berada di area pertandingan.

2.

Dalam pertandingan perorangan (tunggal atau ganda)


nasihat hanya dapat diberikan oleh 1 (satu) orang yang ditunjuk
terlebih dahulu atau diberitahukan kepada wasit, kecuali jika
ada pemain yang berpasangan berasal dari asosiasi yang
berbeda maka masing-masing dapat menunjuk satu penasehat,
penasehat tersebut harus dianggap sebagai suatu kesatuan,
namun jika terdapat orang yang tidak berhak memberikan
nasihat atau coaching, maka wasit harus memberikan kartu
merah dan menyuruh orang tersebut meninggalkan area
pertandingan.
32

Pemain

3.

pergantian

hanya

game

boleh

atau

mendapat

set

atau

nasihat

pada

pada

saat

saat

penundaan

permainan, jika ada orang yang memberikan nasihat bukan


pada saat antara game atau pergantian game atau set, maka
wasit harus memberikan peringatan dengan kartu kuning, bila
mengulangi perbuatannya maka ia akan disuruh meninggalkan
area pertandingan.
Setelah peringatan diberikan atau kartu kuning, dan

4.

apabila

siapa

saja

mengulangi

hal

yang

sama

pada

pertandingan beregu tersebut, maka wasit harus memberikan


kartu merah dan diusir dari area pertandingan tanpa melihat
siapa yang diberikan peringatan atau kartu kuning sebelumnya.
Pada pertandingan beregu, pemain yang diusir oleh wasit

5.

tidak boleh kembali ke area pertandingan sampai pertandingan


usai,

kecuali

yang

bersangkutan

mendapat

giliran

untuk

bertanding, dan tidak dapat digantikan oleh penasehat yang


lain

hingga

pertandingan
mendapat

pertandingan
perorangan,

kartu

merah

selesai;

yang
tidak

Sedangkan

bersangkutan
boleh

atau

kembali

ke

pada
yang
area

pertandingan hingga pertandingan selesai.


6.

Jika orang yang dikenakan kartu merah tidak mau


meninggalkan

area

pertandingan,

pertandingan

selesai,

maka

atau

wasit

kembali

harus

sebelum

menghentikan

permainan dan melapor ke referee.


7.

Peraturan di atas hanya ditujukan untuk pemberian


nasihat pada saat permainan berlangsung dan tidak untuk
menghalangi pemain atau kapten tim, jika sesuai, untuk
menyampaikan banding atau konsultasi dengan penerjemah
atau wakil asosiasinya dalam rangka penjelasan keputusan
juridisnya.

33

S. SIKAP YANG KURANG BAIK ATAU TIDAK SOPAN


Pemain

1.

dan

pelatih

atau

penasehat

lainnya

harus

bersikap sportif terhadap lawan dan penonton agar tidak


menimbulkan

kerusuhan

dan

kerusakan

peralatan

pertandingan, seperti dengan sengaja merusak bola atau


membuang bola ke luar arena, menendang meja atau sketsel,
dan tidak sopan kepada petugas teknis (referee, wasit, dan
pembantu wasit).
Jika kapan saja seorang pemain atau pelatih atau

2.

penasehat lainnya melakukan serangan yang serius, wasit


harus menghentikan permainan dan segera melapor ke referee;
untuk serangan yang tidak serius, pada kesempatan pertama.
wasit memperingati dengan kartu kuning dan memperingati
pelaku jika masih dilakukan lagi, maka akan diberikan hukuman.
jika seorang pemain telah diberikan peringatan, maka

3.

pada tindakan yang ke-dua pada pertandingan yang sama, baik


dalam tunggal maupun beregu, wasit harus menghukum
dengan memberikan 1 angka atau poin kepada lawannya, dan
pada hukuman atau tindakan selanjutnya, lawannya diberi 2
poin,

setiap

memberikan

hukuman

poin,

wasit

harus

menunjukkan kartu merah dan kuning secara bersamaan.


4.

Jika seorang pemain telah mendapat hukuman 3 poin


kehilangan angka, pada pertandingan perorangan atau beregu
tersebut, masih juga melakukan pelanggaran, maka tindakan
berikutnya, wasit harus menghentikan permainan dan melapor
ke referee.

5.

Jika

seorang

pemain

mengganti

raketnya

ketika

permainan masih berlangsung tetapi raket tersebut tidak rusak,


maka wasit harus menghentikan permainan dan melapor ke
referee.
34

6.

Peringatan yang diberikan kepada salah satu pemain


dalam ganda berarti berlaku untuk keduanya, tetapi tidak
berlaku untuk pemain yang tidak melakukan pelanggaran untuk
pertandingan berikutnya pada pertandingan beregu tersebut;
pada permulaan pertandingan ganda, pasangan harus paham
bahwa hukuman yang diberikan kepada salah satu pemain
berarti berlaku untuk keduanya pada pertandingan beregu
tersebut.

7.

Jika seorang pelatih telah diperingati sebelumnya, maka


pada peringatan berikutnya baik pada pertandingan perorangan
maupun beregu, wasit harus memberi hukuman dengan kartu
merah dan menyuruhnya meninggalkan area pertandingan
hingga pertandingan beregu atau perorangan tersebut selesai.

8.

Referee harus memiliki wewenang untuk mendiskualifikasi


pemain dari suatu pertandingan atau seluruh pertandingan
yang diikuti pada event tersebut yang merupakan akibat dari
tindakan yang benar-benar tidak sportif, baik karena laporan
dari wasit maupun tidak, dan untuk ini referee menunjukkan
kartu merah.

9.

Jika

seorang

pemain

telah

didiskualifikasi

dari

dua

pertandingan pada beregu atau perorangan, secara otomatis


pemain tersebut didiskualifikasi dari seluruh pertandingan.
10.

Referee dapat mendiskualifikasi siapa saja yang telah


diusir dua kali dari area pertandingan selama kompetisi
tersebut.

11.

Sebagai akibat akumulasi dari 4 (empat) kali gagal pada


tes raket yang resmi selama sekitar 48 bulan, seorang pemain
harus dihukum dengan tidak boleh bertanding di event ITTF
selama 12 bulan.

35

Jika

12.

seorang

pertandingan,

pemain

event

atau

didiskualifikasi
kompetisi,

secara

dari

satu

otomatis,

kehilangan hak juara, medali, dan hadiah uang atau poin


ranking.
Bila terjadi sikap yang kurang sopan secara serius harus

13.

dilaporkan kepada asosiasi pelaku.

T. PENAMPILAN YANG BAIK


Pemain,

1.

pelatih

dan

official

harus

menjaga

penampilannya sesuai dengan kaidah olahraga, secara khusus,


pemain harus serius memenangkan pertandingan dan tidak
boleh mengalah kecuali dengan alasan sakit atau cedera.
Setiap pemain yang dengan sengaja tidak mematuhi

2.

psinsip tersebut di atas, akan dikenakan sanksi kehilangan


seluruh atau sebagian hadiah uang pada event tersebut
dan/atau dikenakan sanksi pelarangan ikut dari event-event
ITTF.
3.

Manakala kejadian tersebut berhubungan dengan official


atau pemberi nasihat dari asosiasi yang relevan, maka sanksi
tersebut juga berlaku pada orang tersebut.

4.

Satu tim disiplin yang dibentuk oleh Komite Eksekutif,


terdiri dari 4 anggotra dan 1 ketua akan memutuskan tentang
perlakuan atau

penampilan yang tidak baik dan jika perlu

dengan sanksi yang sesuai; Komisi ini membuat keputusan


berdasarkan arahan atau acuan yang disampaikan Komite
Eksekutif.

36

Banding

5.

terhadap

keputusan

tim

disiplin

dapat

disampaikan oleh pemain, pemberi nasihat, atau official dalam


waktu 15 hari ke ITTF Executive Committee yang keputusannya
adalah final.

Sumber Referensi :
1. www.teknikdasarbermaintenismeja.blogspot.co
m
2. www.tenismeja.net
3. www.wikipedia.org
4. www.tenismejaindonesia.blospot.com
5. www.tenismeja.net
6. www.tenismeja.org
7. www.youtube.com
37

Tim Penyusun :

Denny Azani B.Latief,


Febuardianto (Febry) Muhammad
Arifin,
38

Masyhuri Hasan

39

Anda mungkin juga menyukai