Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah perkembangan kognitif AUD
Dosen Pengampu:
Tri Dewantari,S.P.d.,M.Pd
Disusun Oleh:
2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya dan karunianya kami dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun tema dari makalah ini adalah: "Merancang
Permainan Matematika dan Sains di TK".
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen mata kuliah
Perkembangan Kognitif AUD yaitu ibu Tri Dewantari,S.Pd.,M.Pd yang telah memberikan tugas terhadap
kami.
Kami jauh dari sempurna.Dan ini merupakan langkah yang baik dari studi yang sesungguhnya. Oleh
karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan kami, maka kritik dan saran yang membangun
senantiasa kami harapkan semoga makalah ini dapat berguna bagi saya pada khususnya dan pihak lain
yang berkepentingan pada umumnya.
DAFTAR ISI.................................................................................................................................
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan atau tanpa menggunakan alat, yang
menghasilkan pengertian dan memberikan informsi, memberikan kesenangan maupun
mengembangkan imajinasi anak. Jika kita benar-benar memahaminya maka pemahaman tersebut akan
berdampak positif pada cara kita membantu proses belajar anak.
Bermain merupakan suatu kegiatan yang melekat pada duni anak. Bermain adalah kodrat anak.
Solehuddin (1996) menyatakan bahwa "Pada intinya, bermain dapat dipandang sebagai suatu kegiatan
yang bersifat volunter, spontan, terfokus pada proses memberi ganjaran secara intrinsik, menyenangkan
dan fleksibel. Volunter dalam arti bermain dilakukan atas dasar dan kemauan anak sendiri.
Bermain adalah kegiatan utama yang mulai tampak sejak bayi berusia tiga atau kegiata empat
bulan. Kegiatan ini penting bagi perkembangan kognitif, sosial dan kepribadian anak. Selain itu, bermain
juga memiliki fungsi emosional. Melalui bermain, anak merasakan berbagai pengalaman emosi yaitu
senang, sedih, bergairah, keewa, bangga, marah dan sebagainya. Melalui bermain pula anak memahami
kaitan antara dirinya dan lingkungan sosialnya, belajar bergaul dan memahami aturan ataupun tatatara
pergaulan.
Adapun tahapan perkembangan bermain menurut (Santrock, 1992) yaitu sebagai berikut:
a. Tahap Eksplorasi
Hingga bayi berusia sekitar 3 bulan, permainan mereka terutama terdiri dari melihat orang dan benda
serta melakukana, Ahusahaan acak untuk menggapai benda yang diacungkan dihadapannya. Selanjutnya
mereka dapat mengendalikan tangan sehingga cukup memungkinkan bagi mereka untuk mengambil,
memegang dan mempelajari benda kecil. Setelah Adu Sayang Kallar mereka dapat merangkak atau
berjalan, mulai memperhatikan apa saja yang berada dalam jarak pandangannya dan jangkauannya.
b. Tahap Permainan
Bermain menggunakan mainan dimulai pada tahun pertama dan mencapai puncaknya pada usia antara
5 dan 6 tahun. Pada mulanya anak hanya mengeksplorasi mainannya. Antara 2 dan 3 tahun, mereka
membayangkan bahwa mainannya mempunyai sifat hidup, dapat bergerak, berbiara dan merasakan.
Dengan semakin berkembangnya kecerdasan anak, mereka tidak lagi menganggap benda mati sebagai
sesuatu yang hidup dan hal ini mengurangi minatnya pada barang mainan. Faktor lain yang mendorong
penyusutan minat dengan barang mainan ini adalah bahwa permainan itu sifatnya menyendiri
sedangkan mereka menginginkan teman. Setelah masuk sekolah, Ibu Ayah,, Abu Sayang Kolian... D
kebanyakan anak menganggap bermain barang mainan sebagai "permainan bayi".
c. Tahap Bermain
Setelah masuk sekolah, jenis permainan mereka sangat beragam. Semula, mereka meneruskan
bermain dengan barang mainan, terutama bila sendirian, selain itu mereka merasa tertarik dengan
permainan, olah raga, hobi dan bentuk permainan matang lainnya.
d. Tahap Melamun
Semakin mendekati masa puber, mereka mulai kehilangan minat dalam disenangi dan banyak
menghabiskan Abu Savan waktunya dengan melamun. Melamun, merupakan ciri khas anak remaja
adalah saat berkorban, saat mereka mengganggap dirinya tidak diperlukan dengan baik dan tidak
dimengerti oleh siapapun.
a. Matematika di TK
Matematika adalah sesuatu yang berkaitan dengan ide-ide / konsep- konsep abstrak yang tersusun
secara hierarkis melalui penalaran yang bersifat deduktif. Matematika di PAUD /TK adalah kegiatan
belajar tentang konsep matematika melalui aktivitas bermain dalam kehidupan sehari-hari dan bersifat
ilmiah.
Manfaat memperkenalkan matematika pada anak usia dini adalah menuntun anak belajar
berdasarkan konsep matematika yang benar, menghindari ketakutan matematika sejak awal dan
membantu anak belajar matematika secara alami melalui kegiatan bermain
b. Sains di TK
Ŏ Anak dapat belajar apa saja sejak dini termasuk belajar sains. Belajar sains sejak dini dimulai dengan
memperkenalkan alam dan lingkungan. Hal tersebut akan memperkaya pengalaman anak.
ð Anak yang banyak bersentuhan dengan alam akan lebih baik dalam memaknai dunia mereka sehingga
anak perlu mendapatkan kesempatan berinteraksi dengan lingkungan mereka yang akan membuat
mereka secara aktif terus menerus mendapatkan pengetahuan
Ŏ Mengenalkan sains sejak usia dini untuk menumbuhkan ke kesadaran terhadap lingkungan sangat
penting. Anak akan terus memiliki rasa ingin tahu dan mengeksplorasi lingkungannya. Sifat ingin tahu
merupakan dasar bagi anak untuk berpikir ilmiah.
a. Memancing ikan
-Deskripsi
Ajarkan anak untuk memancing ikan dan biarkan dia memancing sepuasnya. Setelah selesai,
mintalah dia menunjukkan ikan yang ditangkap dan pilah- pilah sesuai warnanya. Misal merah, kuning,
ungu dan biru.
-Tujuan
Anak- anak tentunya suka memancing apalagi anak laki- laki. Permainan ini akan membuat anak
tertarik. Permainan memancing ikan mengajarkan kepada anak untuk berkonsentrasi.
-Prosedur
ð Siapkan penggaris pendek dari kayu, magnet bentuk U, karton warna- warni, tali, klip kertas dan
gunting.
ð Potong karton membentuk macam- macam ikan dengan berbagai ukuran ada yang besar, ada yang
kecil, ada yang merah, biru dan sebagainya.
ð Selipkan klip kertas di mulut ikan. Ikatkan tali ke ujung penggaris. Ikatkan ujung tali yang satunya lagi
dengan magnet.
-Pembahasan
ð Selain melatih kesabaran anak, permainan ini dapat digunakan sebagai alat untuk mengajarkan
konsep penambahan dan pengurangan. Caranya adalah dengan menghitung jumlah ikan yang berhasil
ditangkap. Konsep penambahan dan pengurangan sederhana dapat diajarkan. Anak pun dapat
menunjukkan ikan terbesar dan ikan terkecil.
b. Tongkat Berbicara
- Deskripsi
ð Anak berbaris berjajar sebanyak 3-5 orang. Guru berdiri di depan mereka sambil membawa tongkat
yang telah dihias lucu. Anak- anak bersiap untuk bercerita apapun jika tongkat diberikan kepadanya.
- Tujuan
ð Anak dilatih untuk mengungkapkan apa yang inginkan dengan bercerita di hadapan teman-
temannya. Dengan demikian diharapkan anak berani mengungkapkan perasaannya. Anak juga diajarkan
mendengarkan orang lain, membiarkan orang lain selesai berbicara dan bebicara sesuai gilirannya.
- Prosedur
Guru memberikan tongkat yang telah dihias lucu kemudian diberikan kepada anak yang ingin
berbicara. Anak lain menunggu giliran dan mendengarkan. Anak yang memegang tongkat dapat
bebicara singkat, jelas, beraturan dan jujur.
- Pembahasan
ð Dengan permainan ini kesabaran anak dilatih yaitu untuk menunggu giliran berbicara dan
mendengarkan pembeicaraan anak lain / guru terlebih dahulu.
- Variasi Permainan
- Deskripsi
ð Berhitung juga bisa dilakukan dengan lagu / syair berirama untuk mempelajari berbagai tema
dengan muatan dasar berhitung. Aktivitas ini dapat dilakukan sambil memperagakan jari sesuai dengan
bilangan yang dinyanyikan.
- Tujuan
- Prosedur
ð Menyanyi lagu “Dua Mata Saya”
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
- Triharso, Agung. 2013. Permainan Kreatif & Edukatif untuk Anak Usia Dini. Yogyakarta : ANDI