Anda di halaman 1dari 32

* TEORI-TEORI

PERKEMBANGAN
PESERTA DIDIK
Dr. H. Heris Hendriana, M.Pd./Ruli Setiyadi, M.Pd.
PGSD IKIP Siliwangi
* Dalam kehidupan ini dari waktu ke waktu
peserta didik mengalami suatu perkembangan,
entah itu dalam fisik atau psikologisnya.
Dimana dalam kehidupan sehari-hari
perkembangan fisik lebih dikenal dengan
sebutan pertumbuhan, sedangkan pada yang
lainnya (non fisik) dinamakan perkembangan.

*DEFINISI
* Teori Perkembangan Kognitif Plaget
* Teori Psikonalitik Freud
* Teori Psikoanalitik Erikson
* Teori Perkembangan Belajar Sosial
* Teori Perkembangan Perseptual Vygotsky

*TEORI-TEORI
PERKEMBANGAN
Piaget adalah seorang tokoh  psikologi kognitif
yang besar pengaruhnya terhadap perkembangan
pemikiran para pakar kognitif lainnya.  Menurut
Piaget, perkembangan kognitif merupakan
suatu proses genetik, yaitu suatu proses yang
didasarkan atas mekanisme biologis
perkembangan sistem syaraf.  Dengan makin
bertambahnya umur seseorang, maka makin
komplekslah susunan sel syarafnya dan makin
meningkat pula kemampuannya.

*
TEORI PERKEMBANGAN KOGNITIF PIAGET
Menurut Piaget, proses belajar seseorang akan
mengikuti pola dan tahap-tahap
perkembangannya sesuai dengan umurnya.  Pola
dan tahap-tahap ini bersifat hirarkhis, artinya
harus dilalui berdasarkan urutan tertentu dan
seseorang tidak dapat belajar sesuatu yang
berada di luar tahap kognitifnya.  Piaget
membagi tahap-tahap perkembangan kognitif ini
menjadi empat, yaitu:

*LANJUTAN
Tahap Sensorimotor menurut Piaget dimulai sejak umur 0-2 tahun.
Pertumbuhan kemampuan anak tampak dari kegiatan motorik dan persepsinya
yang sederhana.  Ciri pokok perkembangannya berdasarkan tindakan, dan
dilakukan langkah demi langkah.  Kemampuan yang dimiliki antara lain :
* Melihat dirinya sendiri sebagai makhluk yang berbeda dengan objek di
sekitarnya.
* Mencari rangsangan melalui sinar lampu dan suara.
* Suka memperhatikan sesuatu lebih lama.
* Mendefinisikan sesuatu dengan memanipulasinya.
* Memperhatikan objek sebagai hal yang tetap, lalu ingin merubah tempatnya.

*
TAHAP SENSORIMOTOR
Piaget mengatakan tahap ini antara usia 2 - 7/8 tahun. Ciri pokok perkembangan
pada tahap ini adalah pada penggunaan symbol atau bahasa tanda, dan mulai
berkembangnya konsep-konsep intuitif. Tahap ini dibagi menjadi dua, yaitu
preoperasional dan intuitif. Preoperasional (umur 2-4 tahun), anak telah mampu
menggunakan bahasa dalam mengembangkan konsep nya, walaupun masih sangat
sederhana. Maka sering terjadi kesalahan dalam memahami objek. Karakteristik
tahap ini adalah:
* Self counter nya sangat menonjol.
* Dapat mengklasifikasikan objek pada tingkat dasar secara tunggal dan mencolok.
* Mampu mengumpulkan barang-barang menurut kriteria, termasuk kriteria yang
benar.
* Dapatmenyusun benda-benda secara berderet, tetapi tidak dapat menjelaskan
perbedaan antara deretan.

* TAHAP PREOPERASIONAL
Tahap ini berlangsung pada usia 7 atau 8-11 atau 12 tahun. Ciri pokok
perkembangan pada tahap ini adalah anak sudah mulai menggunakan
aturan-aturan yang jelas dan logis, dan ditandai adanya reversible dan
kekekalan.  Anak telah memiliki kecakapan berpikir logis, akan tetapi
hanya dengan benda-benda yang bersifat konkret. Operation adalah suatu
tipe tindakan untuk memanipulasi objek atau gambaran yang ada di
dalam dirinya.  Karenanya kegiatan ini memerlukan proses transformasi
informasi ke dalam dirinya sehingga tindakannya lebih efektif.  Anak
sudah tidak perlu coba-coba dan membuat kesalahan, karena anak sudah
dapat berpikir dengan menggunakan model "kemungkinan" dalam
melakukan kegiatan tertentu.  Ia dapat menggunakan hasil yang telah
dicapai sebelumnya.  Anak mampu menangani sistem klasifikasi.

*TAHAP OPERASIONAL
KONKRET
Ciri pokok perkembangan pada tahap ini adalah anak sudah mampu
berpikir abstrak dan logis dengan  menggunakan pola berpikir
"kemungkinan".  Model berpikir ilmiah dengan tipe hipothetico-
dedutive dan inductive sudah mulai dimiliki anak, dengan
kemampuan menarik kesimpulan, menafsirkan dan mengembangkan
hipotesa.  Pada tahap ini kondisi berpikir anak sudah dapat bekerja
secara efektif dan sistematis.

*TAHAP OPERASIONAL
FORMAL
Proses belajar yang dialami seorang anak pada tahap sensorimotor
tentu akan berbeda dengan proses belajar yang dialami oleh seorang
anak pada tahap preoperasional, dan akan berbeda pula dengan
mereka yang sudah berada pada tahap operasional konkret, bahkan
dengan mereka yang sudah berada pada tahap operasional formal. 
Secara umum, semakin tinggi tahap perkembangan kognitif seseorang
akan semakin teratur dan semakin abstrak cara berpikirnya.  Guru
seharusnya memahami tahap-tahap perkembangan kognitif pada
muridnya agar dalam merancang dan melaksanakan proses
pembelajarannya sesuai dengan tahap-tahap tersebut.  Pembelajaran
yang dirancang dan dilaksanakan tidak sesuai dengan kemampuan dan
karakteristik siswa tidak akan ada maknanya bagi siswa.

*LANJUTAN
Teori Freud mengenai kepribadian dapat diiktisarkan dalam rangka
struktur, dinamika dan perkembangan kepribadian.
Menurut Freud kepribadian terdiri atas tiga sistem atau aspek, yaitu:
* Id yaitu aspek biologis,
* Ego yaitu aspek psikologis,
* Super ego yaitu aspek sosiologis.
Ketiga aspek itu masing-masing mempunyai fungsi, komponen, sifat,
prinsip kerja, dinamika sendiri-sendiri, mamun ketiganya berhubungan
ddengan rapatnya sehingga tidak mungkin memisahkan pengaruhnya
terhadap tingkah laku manusia, tingkah laku selalu merupahan hasil
kerjasama dari ketiga aspek itu.

*TEORI PSIKONALITIK
FREUD
Aspek ini adalah aspek biologis dan merupakan sistem yang
original di dalam kepribadian,  aspek inilah aspek yang lainnya
tumbuh, Freud menyebutnya juga realitas psikis yang sebenar-
benarnya (“The True Psychic Reality”), oleh karena Id merupakan
dunia batin manusia atau subyektif, dan tidak mempunyai
hubungan langsung dengan dunia obyektif. Id berisikan hal-hal
yang dibawa sejak lahir (unsur biologis), termasuk instink, dan Id
merupakan “reservior” energi psikis yang menggerakkan Ego dan
Super Ego.

* ID
Aspek ini adalah aspek psikologis daripada kepribadian dan timbul
karena kebutuhan organisme untuk berhubungan secara baik
dengan dunia kenyataan (Realitat). Orang lapar mesi perlu makan
untuk menghilangkan tegangan yang ada dalam dirinya, ini berarti
bahwa organisme harus dapat membedakan antara khayalan
tentang dan kenyataan tentang makanan. Disinilah letak
perbedaan antara Id dan Ego, yaitu kalau Id hanya mengenal dunia
batin maka Ego dapat membedakan suatu yang hanya ada dalam
batin dan sesuatu yang ada di dunia luar.

*EGO
* Ego dapat pula dipandang sebagai aspek eksekutif
kepribadian, oleh karena Ego ini mengontrol jalan-jalan
yang ditempuh, memilih kebutuhan-kebutuhan yang dapat
dipenuhi serta cara-cara memenuhinya, serta memilih
obyek-obyek yang dapat memenuhi kebutuhan, dalam
menjalankan fungsi ini seringkali Ego harus mempersatukan
pertentangan-pertentangan antara Id dan Super Egodan
dunia luar.

*LANJUTAN
Adalah aspek sosiologi kepribadian, wakil dari nilai-nilai
tradisional serta cita-cita masyarakat sebagaimana ditafsirkan
orang tua kepada anaknya. Yang diajarkan dengan berbagai
perintah dan larangan. Super Ego merupakan kesempurnaan
daripada kesenangan, karena Super Ego dapat dianggap sebagai
aspek moral kepribadian. Fungsi pokoknya ialah menentukan
apakah sesuatu benar atau salah, pantas atau tidak, dengan
demikian pribadi dapat bertindak sesuai dengan moral
masyarakat.

*SUPER EGO
Eric Erikson mengembangkan teori psikososial sebagai
pengembangan teori psikoanalisis dari Freud. Di dalam teori
psikososial disebutkan bahwa tahap perkembangan individu
selama siklus hidupnya, dibentuk oleh pengaruh sosial yang
berinteraksi dengan individu yang menjadi matang secara fisik dan
psikologis

*TEORI PSIKOANALITIK
ERIKSON
Secara umum inti dari teorinya adalah :
* Perkembangan emosional sejajar dengan pertumbuhan fisik.
* Adanya interaksi antara pertumbuhan fisik dan perkembangan psikologis.
* Adanya keteraturan yang sama antara pertumbuhan fisik dan perkembangan
psikologis.
* Dalam menuju kedewasaan, perkembangan psikologis, biologis, dan sosial
akan menyatu.
* Pada setiap saat anak adalah gabungan dari organisme, ego, dan makhluk
sosial.
* Perkembangan manusia dari sejak lahir hingga akhir hayat dibagi dalam 8
fase, dengan tugas-tugas perkembangan yang harus diselesaikan pada setiap
fase.

*LANJUTAN
Prinsip – prinsip pertumbuhan dan perkembangan :
* Tumbang manusia akna berjalan sesuai dengan yang diprediksikan,
berkelanjutan dan berurutan.
* Tumbang neuromuskular mengikuti / sesuai dengan pola cephalo-caudal
atau proximodistal
* Setiap perkembangan terkini adalah diyakini sebagai tanda telah
selesainya tugas perkembangan yang sebelumnya, dan sebagai dasar
untuk mengembangankan keahlian baru.
* Tumbang mungkin untuk sementara akan gagal atau menurun selama
periode kritis.
* Pola tumbang setiap individu berbeda tergantung genetik. Lingkungan
yang mempengaruhi selama masa kritis

* PERTUMBUHAN DAN
PERKEMBANGAN
1. Trust vs Mistrust (Kepercayaan vs Kecurigaan)
Perilaku bayi didasari oleh dorongan mempercayai atau tidak
mempercayai orang-orang di sekitarnya. Dia sepenuhnya
mempercayai orang tuanya, tetapi orang yang dianggap asing dia
tidak akan mempercayainya. Oleh karena itu kadang-kadang bayi
menangis bila di pangku oleh orang yang tidak dikenalnya

* 8 FASE PERKEMBANGAN
MENURUT ERIKSON
2. Otonomi vs Perasaan Malu dan Ragu-ragu
Masa kanak-kanak awal (early childhood) ditandai adanya
kecenderungan autonomy-shame, doubt. Pada masa ini sampai
batas-batas tertentu anak sudah bisa berdiri sendiri, dalam arti
duduk, berdiri, berjalan, bermain, minum dari botol sendiri tanpa
ditolong oleh orang tuanya, tetapi di pihak lain dia telah mulai
memiliki rasa malu dan keraguan dalam berbuat, sehingga
seringkali minta pertolongan atau persetujuan dari orang tuanya.

* 8 FASE PERKEMBANGAN
MENURUT ERIKSON
3. Inisiatif vs Kesalahan
 Masa pra sekolah (Preschool Age) ditandai adanya
kecenderungan initiative-guilty. Pada masa ini anak telah
memiliki beberapa kecakapan, dengan kecakapan-kecakapan
tersebut dia terdorong melakukan beberapa kegiatan, tetapi
karena kemampuan anak tersebut masih terbatas adakalanya dia
mengalami kegagalan. Kegagalan-kegagalan tersebut
menyebabkan dia memiliki perasaan bersalah, dan untuk
sementara waktu dia tidak mau berinisatif atau berbuat.

* 8 FASE PERKEMBANGAN
MENURUT ERIKSON
4.  Kerajinan vs Inferioritas
Masa Sekolah (School Age) ditandai adanya
kecenderungan industry-inferiority. Sebagai kelanjutan dari
perkembangan tahap sebelumnya, pada masa ini anak sangat aktif
mempelajari apa saja yang ada di lingkungannya. Dorongan untuk
mengatahui dan berbuat terhadap lingkungannya sangat besar, tetapi
di pihak lain karena keterbatasan-keterbatasan kemampuan dan
pengetahuannya kadang-kadang dia menghadapi kesukaran,
hambatan bahkan kegagalan. Hambatan dan kegagalan ini dapat
menyebabkan anak merasa rendah diri.

* 8 FASE PERKEMBANGAN
MENURUT ERIKSON
5. Identitas vs Kekacauan Identitas
Tahap kelima merupakan tahap remaja, yang dimulai pada saat
masa puber dan berakhir pada usia 18 atau 20 tahun. Masa Remaja
(adolescence) ditandai adanya kecenderungan identity-Identity
Confusion. Sebagai persiapan ke arah kedewasaan didukung pula oleh
kemampuan dan kecakapan-kecakapan yang dimilikinya dia berusaha
untuk membentuk dan memperlihatkan identitas diri, ciri-ciri yang
khas dari dirinya. Dorongan membentuk dan memperlihatkan
identitasdiri ini, pada para remaja sering sekali sangat ekstrim dan
berlebihan, sehingga tidak jarang dipandang oleh lingkungannya
sebagai penyimpangan atau kenakalan

* 8 FASE PERKEMBANGAN
MENURUT ERIKSON
6. Keintiman vs Isolasi
Tahap pertama hingga tahap kelima sudah dilalui, maka setiap
individu akan memasuki jenjang berikutnya yaitu pada masa
dewasa awal yang berusia sekitar 20-30 tahun. Masa Dewasa Awal
(Young adulthood) ditandai adanya kecenderungan intimacy-
isolation. Kalau pada masa sebelumnya, individu memiliki ikatan
yang kuat dengan kelompok sebaya, namun pada masa ini ikatan
kelompok sudah mulai longgar. Mereka sudah mulai selektif, dia
membina hubungan yang intim hanya dengan orang-orang tertentu
yang sepaham. Jadi pada tahap ini timbul dorongan untuk
membentuk hubungan yang intim dengan orang-orang tertentu,
dan kurang akrab atau renggang dengan yang lainnya.
* 8 FASE PERKEMBANGAN
MENURUT ERIKSON
7. Generativitas vs Stagnasi
Masa dewasa (dewasa tengah) berada pada posisi ke tujuh, dan
ditempati oleh orang-orang yang berusia sekitar 30 sampai 60
tahun. Masa Dewasa (Adulthood) ditandai adanya
kecenderungan generativity-stagnation. Sesuai dengan namanya
masa dewasa, pada tahap ini individu telah mencapai puncak dari
perkembangan segala kemampuannya. Pengetahuannya cukup luas,
kecakapannya cukup banyak, sehingga perkembangan individu
sangat pesat. Meskipun pengetahuan dan kecakapan individu sangat
luas, tetapi dia tidak mungkin dapat menguasai segala macam ilmu
dan kecakapan, sehingga tetap pengetahuan dan kecakapannya
terbatas. Untuk mengerjakan atau mencapai hal– hal tertentu ia
mengalami hambatan.
* 8 FASE PERKEMBANGAN
MENURUT ERIKSON
8. Integritas vs Keputusasaan
Tahap terakhir dalam teorinya Erikson disebut tahap usia senja
yang diduduki oleh orang-orang yang berusia sekitar 60 atau 65 ke
atas. Masa hari tua (Senescence) ditandai adanya kecenderungan
ego integrity-despair. Pada masa ini individu telah memiliki kesatuan
atau intregitas pribadi, semua yang telah dikaji dan didalaminya telah
menjadi milik pribadinya. Pribadi yang telah mapan di satu pihak
digoyahkan oleh usianya yang mendekati akhir. Mungkin ia masih
memiliki beberapa keinginan atau tujuan yang akan dicapainya tetapi
karena faktor usia, hal itu sedikit sekali kemungkinan untuk dapat
dicapai. Dalam situasi ini individu merasa putus asa. Dorongan untuk
terus berprestasi masih ada, tetapi pengikisan kemampuan karena usia
seringkali mematahkan dorongan tersebut, sehingga keputusasaan
acapkali menghantuinya.
* 8 FASE PERKEMBANGAN
MENURUT ERIKSON
Teori belajar sosial dikembangkan oleh bandura, yang menyatakan
bahwa orang belajar dari satu sama lain, melalui pengamatan,
peniruan, dan modeling. Kemudian akan diterapkan/ditiru.
Penerapan akan diulangi jika mendapat penghargaan. Dan tidak
akan diulangi jika mendapat hukuman. Teori pembelajaran sosial
menekankan pada beberapa aspek yaitu:

* TEORI PERKEMBANGAN
BELAJAR SOSIAL
* Observational Learning (belajar dari hasil pengamatan) atau modeling.
Yaitu belajar dengan menggunakan model atau secara langsung.
* Self-regulation
(regulasi diri). Yaitu pengaturan diri, dengan cara
mengontrol tingkah laku kita sendiri.
* Self-efficacy (Efikasi diri) Efikasi diri adalah sejauh mana kita mampu
mencapai sesuatu. Efikasi diri tumbuh dari keberhasilan-keberhasilan
yang pernah dilakukan.
* Reciprocal Determinism (Faktor-faktor Hubungan Timbal Balik)
Kepribadian dianggap sebagai interaksi antara tiga komponen, yaitu:
lingkungan, perilaku, dan proses psikologis seseorang.
* VicariousReinforcement Vicarious reinforcement yaitu menandai
ketika pengamat meningkatkan perilaku terhadap sesuatu yang pernah
ia lihat dari orang lain. Akibat positif pengamatan yaitu bisa
membantu memperbaiki perilaku yang kurang baik.

*LANJUTAN
Teori Vygotsky menentang gagasan-gagasan Piaget tentang
bahasa dan pemikiran. Vygotsky menyatakan bahwa bahasa,
bahkan dalam bentuknya yang paling awal, adalah berbasis sosial,
sementara Piaget menekankan pada percakapan anak-anak yang
bersifar egosentris dan berorientasi nonsosial. Anak-anak
berbicara kepada diri mereka untuk mengatur perilakunya dan
untuk mengarahkan diri mereka. Sebaliknya, Piaget menekankan
bahwa percakapan anak kecil yang egosentris mencerminkan
ketidakmatangan sosial dan kognitif mereka. 

* TEORI PERKEMBANGAN
PERSEPTUAL VYGOTSKY
Meskipun pada akhirnya anak-anak akan mempelajari sendiri
beberapa konsep melalui pengalaman sehari-hari, Vygotsky percaya
bahwa anak akan jauh lebih maju dan berkembang jika berinteraksi
dengan orang lain. Anak-anak tidak akan mengembangkan
pemikiran operasional formal tanpa bantuan orang lain.

*LANJUTAN
Vygotsky menjabarkan implikasi utama teori pembelajarannya
yaitu:
1. Menghendaki setting kelas kooperaif, sehingga siswa dapat
saling berinteraksi dan saling     memunculkan strategi-
strategi pemecahan masalah yang efekif dalam masng-masing
zone of proximal development mereka.
2. Pendekatan Vygotsky dalam pembelajaran dalam menekankan
scaffolding. Jadi teori belajar vigotsky adalah salah satu teori
belajar sosial sehingga sangat sesuai dengan model
pembelajaran kooperatif karena dalam model pembelajaran
kooperatif terjadi interaktif social yaitu interaksi antara
siswa dengan siswa dan antara siswa dengan guru dalam
usaha menemukan konsep-konsep danpemecahan masalah.

*VYGOTSKY
*TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai