Anda di halaman 1dari 16

IDE DAN PELUANG DALAM KEWIRAUSAHAAN

A. Ide Kewirausahaan

Kewiraswastawan (entrepreneurship) melibatkan penciptaan ide-ide bisnis dan kemauan untuk


menerima risiko. Wiraswasta mencoba untuk mengidentifikasikan kesempatan (peluang) bisnis. Ketika
mereka menemukan satu kesempatan, mereka menginvestasikan sebagian uang mereka untuk
menciptakan suatu bisnis dengan harapan bahwa mereka akan memperoleh laba yang memadai sebagai
imbalan atas usaha mereaka.

Wirausaha dapat menambah nilai suatu barang dan jasa melalui inovasi. Keberhasilan dapat dicapai
apabila wirausaha menggunakan produk, proses, dan jasa-jasa inovasi sebagai alat untuk menggali
perubahan. Oleh sebab itu, inovasi merupakan instrumen penting untuk memberdayakan sumber-
sumber agar menghasilkan sesuatu yang baru dan menciptakan nilai. Ketangguhan kewirausahaan
sebagai penggerak perekonomian terletak pada kreasi baru untuk menciptakan nilai secara terus-
menerus. Wirausaha dapat menciptakan nilai dengan cara mengubah semua tantangan menjadi peluang
melalui ide-ide dan akhirnya menjadi pengendali usaha.

Menurut Zimmerer, ide-ide yang berasal dari wirausaha dapat menciptakan peluang untuk memenuhi
kebutuhan riil di pasar. Ide-ide itu menciptakan nilai potensial di pasar sekaligus menjadi peluang usaha.
Dalam mengevaluasi ide untuk menciptakan nilai-nilai potensial, wirausaha perlu mengidentifikasi dan
mengevaluasi semua risiko yang mungkin terjadi dengan cara:

Mengurangi kemungkinan risiko melalui strategi yang proaktif.

Menyebarkan risiko pada aspek yang paling mungkin.

Mengelola risiko yang mendatangkan nilai atau manfaat.

Menurut Zimmerer, kreativitas sering kali muncul dalam bentuk ide untuk menghasilkan barang dan jasa
baru. Ide bukanlah peluang dan tidak akan muncul bila wirausaha tidak mengadakan evaluasi dan
pengamatan secara terus menerus. Berikut perubahan ide menjadi peluang:

Ide dapat digerakkan secara internal melalui perubahan cara-cara/metode yang lebih baik untuk
melayani dan memuaskan pelanggan dalam memenuhi kebutuhannya.
Ide dapat dihasilkan dalam bentuk produk dan jasa baru.

Ide dapat dihasilkan dalam bentuk modifikasi pekerjaan yang dilakukan atau cara melakukan suatu
pekerjaan.

Hasil dari ide-ide tersebut secara keseluruhan adalah perubahan dalam bentuk arahan atau petunjuk
bagi perusahaan atau kreasi baru tentang barang yang dihasilkan perusahaan. Banyak wirausaha yang
berhasil bukan atas ide sendiri tetapi hasil pengamatan dan penerapan ide-ide orang lain yang bisa
dijadikan peluang.

B. Sumber-sumber Potensial Peluang

Agar ide-ide potensial menjadi peluang bisnis yang riil, maka wirausaha harus bersedia melakukan
evaluasi terhadap peluang secara terus menerus. Proses penjaringan ide atau disebut proses screening
merupakan suatu cara terbaik untuk menuangkan ide potensial menjadi produk dan jasa riil. Adapun
langkah-langkah dalam penjaringan ide dapat dilakukan sebagai berikut:

1. Menciptakan produk baru dan berbeda. Ketika ide dimuncukan secara riil atau nyata, misalnya dalam
bentuk barang dan jasa baru, maka produk dan jasa tersebut harus berbeda dengan produk dan jasa
yang ada di pasar. Selain itu, produk dan jasa tersebut harus menciptakan nilai bagi pembeli atau
penggunanya. Oleh sebab itu, wirausaha harus benar-benar mengetahui perilaku konsumen di pasar.
Dalam mengamati perilaku pasar, paling sedikit ada dua unsur pasar yang perlu diamati:

Permintaan terhadap barang/jasa yang dihasilkan;

Waktu penyerahan dan waktu permintaan barang/jasa.

Apabila wirausaha baru berfokus pada segmen pasar, maka secara spesifik peluang itu akan sangat
tergantunga pada perilaku segmen pasar. Kemampuan untuk memperoleh peluang itu sendiri sangat
bergantung pada kemampuan wirausaha untuk menganalisis pasar, meliput aspek:

Kemampuan menganalisis demografi pasar;

Kemampuan menganalisis sifat serta tingkah laku pesaing;

Kemampuan menganalisis keunggulan bersaing dan kevakuman pesaing yang dapat dijadikan sebagai
peluang.

2. Mengamati Pintu Peluang. Wirausaha harus mengamati potensi-potensi yang dimiliki pesaing,
misalnya kemungkinan pesaing mengembangkan produk baru, pengalaman keberhasilan dalam
mengembangkan produk baru, dukungan keuangan, dan keunggulan-keunggulan yang dimiliki pesaing
di pasar.

Menurut Zimmerer, ada beberapa keadaan yang dapat dijadikan sebagai peluang, yaitu:

Produk baru harus segera dipasarkan dalam jangka waktu yang relatif singkat.

Kerugian teknik harus rendah.

Saat di mana pesaing tidak begitu agresif untuk mengembangkan strategi produknya.

Pesaing tidak memiliki teknologi canggih.

Pesaing sejak awal tidak memiliki strategi dalam mempertahankan posisi pasarnya.

Perusahaan baru memiliki kemampuan dan sumber-sumber untuk menghasilkan produk barunya.

3. Analisis Produk dan Proses Produksi Secara Mendalam. Analisis ini sangat penting untuk menjamin
apakah jumlah dan kualitas produk yang dihasilkan memadai atau tidak. Berapa biaya yang dikeluarkan
untuk membuat produk tersebut? Apakah biaya yang kita keluarkan lebih efisien daripada biaya yang
dikeluarkan oleh pesaing?

4. Menaksir Biaya Awal. Yaitu biaya awal yang diperlukan oleh usaha baru.

5. Memperhitungkan Risiko yang Mungkin Terjadi, misalnya risiko teknik, finansial, dan pesaing. Risiko
pesaing adalah kemampuan dan kesediaan pesaing untuk mempertahankan posisinya di pasar. Risiko
pesaing meliputi pertanyaan: kemungkinan kesamaan dan keunggulan produk apa yang dikembangkan
pesaing? Tingkat keberhasilan apa yang telah dicapai oleh pesaing dalam mengembangkan produknya?
Seberapa jauh dukungan keuangan pesaing bagi pengembangan produk baru dan produk yang
diperkenalkannya? Apakah perusahaan baru cukup kuat untuk mengatasi serangan-serangan pesaing?

Risiko teknik berhubungan dengan proses pengembangan produk yang cocok dengan yang diharapkan
atau menyangkut suatu objek penentu apakah ide secara aktual dapat ditransformasi menjadi produk
yang siap dipasarkan dengan kapabilitas dan karakteristiknya,

Risiko finansial adalah risiko yang timbul sebagai akibat ketidakcukupn finansial, baik dalam tahap
pengembangan produk baru maupun dalam menciptakan dan mempertahankan perusahaan untuk
mendukung biaya produk baru.

[20/10 17.40] ~: . Bekal Pengetahuan dan Kompetensi Kewirausahaan


Untuk menjadi wirausaha yang berhasil, persyaratan utama yang harus dimiliki adalah memiliki jiwa dan
watak kewirausahaan. Jiwa dan watak kewirausahaan tersebut dipengaruhi oleh ketrampilan,
kemampuan atau kompetensi. Kompetensi itu sendiri ditentukan oleh pengetahuan dan pengalaman
usaha. Berikut kemampuan dan kemauan untuk memulai usaha:

Menghasilkan produk atau jasa baru.

Menghasilkan nilai tambah baru.

Merintis usaha baru.

Melakukan proses/teknik baru.

Mengembangkan organisasi baru.

Wirausaha berfungsi sebagai perencana sekaligus pelaksana usaha. Sebagai perencana, wirausaha
berperan dalam:

Merancang perusahaan.

Mengatur strategi perusahaan.

Pemrakarsa ide-ide perusahaan.

Pemegang visi untuk memimpin.

Sedangkan sebagai pelaksana usaha, wirausaha berperan dalam:

Menemukan, menciptakan, dan menerapkan ide baru yang berbeda.

Meniru dan menduplikasi.

Meniru dan memodifikasi.

Mengembangkan produk, teknologi, citra, dan organisasi baru.

Karena wirausah identik dengan pengusaha kecil yang berperan sebagai pemilik dan manajer, maka
wirausahalah yang memodali, mengatur, mengawasi, menikmati, dan menanggung risiko. Untuk
menjadi wirausaha, hal pertama yang harus dimiliki pertama kali adalah modal dasar berupa ide atau
visi yang jelas, kemampuan dan komitmen yang kuat, kecukupan modal baik uang maupun waktu, dan
kecukupan tenaga serta pikira. Menurut Casson (1982), kemampuan kewirausahaan meliputi:
Self Knowledge, yaitu memiliki pegetahuan tentang usaha yang akan dilakukan atau ditekuni.

Imagination, yaitu memiliki imajinasi, ide dan perspektif serta tidak mengandalkan kesuksesan masa
lalu.

Practical Knowledge, yaitu memiliki pengetahuan praktis, misalnya pengetahuan teknik, desain,
pemrosesan, pembukuan, administrasi, dan pemasaran.

Search Skill, yaitu kemampuan menemukan, berkreasi, dan berimajinasi.

Foresight, yaitu berpandangan jauh ke depan.

Computation Skill, yaitu kemampuan berhitung dan memprediksi keadaan di masa yang akan datang.

Communication Skill, yaitu kemampuan berkomunikasi, bergaul, dan berhubungan dengan orang lain.

Dengan beberapa ketrampilan dasar di atas, maka seseorang akan memiliki kemampuan (kompetensi)
dalam kewirausahaan. Menurut Dan & Bradstreet Business Credit Service (1993:1), ada 10 kompetensi
yang harus dimiliki seorang wirausaha, yaitu:

Knowing your business, yaitu harus mengetahui usaha apa yang akan dilakukan. Dengan kata lain,
seorang wirausaha harus mengetahui segala sesuatu yang ada hubungannya dengan usaha atau bisnis
yang akan dilakukan. Misalanya, seseorang yang akan melakukan bisnis perhotelan harus memiliki
pengetahuan tentang perhotelan.

Knowing the basic business management, yaitu mengetahui dasar-dasar pengelolaan bisnis, misalnya
cara merancang usaha, mengorganisasikan, dan mengendalikan perusahaan, termasuk dapat
memperhitungkan, memprediksi , mengadministrasikan, dan membukukan kegiatan-kegiatan usaha.
Mengetahui manajemen bisnis berarti memahami kiat, cara, proses, dan pengelolaan semua sumber
daya perusahaan secara efektif dan efisien.

Having the proper attitude, yaitu memiliki sikap yang benar terhadap usaha yang dilakukannya. Ia harus
bersikap sebagai pedagang, industriawan, pengusaha, eksekutif yang sungguh-sungguh, dan tidak
setengah hati.

Having adequate capital, yaitu memiliki modal yang cukup. Modal tidak hanya berbentuk materi, tetapi
juga moril. Kepercayaan dan keteguhan hati merupakan moal utama dalam usaha, oleh karena itu harus
terdapat kecukupan dalam hal waktu, tenaga, tempat, dan mental.

Managing fianance effectively, yaitu memiliki kemampuan mengatur/mengelola keuangan secara efektif
dan efisien, mencari sumber dana dan menggunakannya secara tepat, serta mengendalikannya secara
akurat.

Managing time efficeintly, yaitu kemampuan mengatur waktu seefisien mungkin. Mengatur,
menghitung, dan menepati waktu sesuai dengan kebutuhannya.
Managing people, yaitu kemampuan merencanakan, mengatur, mngarahkan, memotivasi, dan
mengendalikan orang-orang dalam menjalankan perusahaan.

Satidfying customer by providing high quality product, yaitu memberi kapuasan kepada pelanggan
dengan cara menyediakan barang dan jasa bermutu, bermanfaat, dan memuaskan.

Knowing how to compete, yaitu mengethuai strategi/cara bersaing. Wirausaha harus dapat menganalisis
SWOT dalam diri dan pesaingnya.

10. Copying with regulations and paperwork, yaitu membuat aturan/pedoman yang jelas.

[20/10 17.44] ~: A. Ide kewirausahaan

Wirausaha dapat menambah nilai suatu barang dan jasa melalui inovasi. Keberhasilan wirausaha dicapai
apabila wirausaha menggunakan produk, proses, dan jasa-jasa inovasi sebagai alat untuk menggali
perubahan. Oleh sebab itu, inovasi merupakan instrumen penting untuk memberdayakan sumber-
sumber agar menghasilkan sesuatu yang baru dan menciptakan nilai. Ketangguhan kewirausahaan
sebagai penggerak perekonomian terletak pada kreasi baru untuk menciptakan nilai secara terus-
menerus.

Wirausaha dapat menciptakan nilai dengan cara merubah semua tantangan menjadi
peluang melalui ide-idenya dan akhirnya ia menjadi pengendali usaha. Semua tantangan bisa menjadi
peluang apabila ada inovasi, misalnya menciptakan permintaan melalui penemuan baru. Dengan
penemuan baru para pengusaha perusahaan mengendalikan pasar dan akhirnya membuat
ketergantungan konsumen kepada produsen. Dengan demikian, produsen tidak lagi tergantung pada
konsumen.

Menurut zimmerer, ide-ide yang berasal dari wirausaha dapat menciptakan peluang
untuk memenuhi kebutuhan riil di pasar. Dalam mengevaluasi ide untuk menciptakan nilai-nilai
potensial (peluang usaha), wirausaha perlu mengidentifikasi dan mengevaluasi semua resiko yang
mungkin terjadi, dengan cara :

a. Pengurangan kemungkinan resiko melalui strategi yang proaktif

b. Penyebaran resiko pada aspek yang paling mungkin

c. Pengelolaan resiko yang mendatangkan nilai atau manfaat

Menurut zimmerer, kreativitas sering kali muncul dalam bentuk ide-ide untuk menghasilkan barang dan
jasa-jasa baru. Ide itu sendiri bukan peluang dan tidak akan muncul bila wirausaha tidak mengadakan
evaluasi dan pengamatan secara terus-menerus. Banyak ide yang betul-betul asli, akan tetapi sebagian
besar peluangtercipta ketika wirausaha memiliki cara pandang baru terhadap ide yang lama.[2]
B. Sumber ide awal pendirian perusahaan

Ada empat sumber utama, yaitu :

a. Pengalaman pribadi

Dasar utama ide awal adalah pengalaman pribadi, baik saat bekerja maupun di rumah. Pengetahuan
yang didapatkan dari pekerjaan yang terakhir maupun sekarang seringkali membuat seseorang untuk
melihat kemungkinanuntuk memodifikasi produk yang telah ada, memperbaiki pelayanan, menduplikasi
konsep bisnis dalam lokasi berbeda.

b. Minat

Kadangkala minat tumbuh diluar statusnya sebagai minat dan menjadi bisnis.

c. Penemuan secara tidak sengaja

Dalam sumber yang ketiga ini melibatkan sesuatu yang disebut serendipitas (kemampuan menemukan
sesuatu) atau sejenis kemampuan untuk membuat penemuan yang diinginkan secara tidak sengaja.

Siapapun dapat menemukan ide yang berguna dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya wirausaha J.P
Shyu yang menemukan ide hang it clip setelah dia mengalami kesulitan untuk menempelkan data teknik
mesin pada dinding.

d. Pencarian ide dengan penuh pertimbangan

Sebuah ide awal dapat muncul dari percobaan yang dilakukan oleh wirausaha untuk menemukan ide
baru, usaha pencarian yang sedemikian rupa dapat berguna karena hal tersebut merangsang kesiapan
pikiran.[3]

C. Peluang seorang wirausahawan

Pada era modern sekarang ini, ada banyak peluang yang bisa dimanfaatkan oleh wirausahawan, yaitu :

a. Perkembangan ilmu pengetahun dan teknologi yang begitu cepat telah mendorong percepatan
perolehan informasi. Dan masyarakat terbentuk dengan pola pikir yang bisa menfilter setiap informasi
yang diperoleh dan memilh mana informasi yang dianggap menarik dan tidak untuk diterapkan.

b. Tingkat income perkapita dan jumlah penduduk semakin bertambah, semua ini diikuti dengan
semakin meningkatnya tingkat kebutuhan yang diinginkan.

c. Tingkat pendidikan masyarakat diseluruh dunia semakin meningkat, ini dilihat dari jumlah lulusan
perguruan tinggi yang semakin banyak.
d. Peran wirausahawan dengan kemampuannya membuka usaha maka memungkinkan terbukanya
lapangan pekerjaan sehingga angka pengangguran akan menurun. Dan ini otomatis bisa mengurangi
beban negara.[4]

D. Sumber-sumber potensial peluang

Agar ide-ide yang masih potensial menjadi peluang bisnis yang riil, maka wirausaha harus
bersedia melakukan evaluasi terhadap peluang secara terus-menerus. Proses penyaringan ide atau
disebut proses screening merupakan suatu cara terbaik untuk menuangkan ide potensial menjadi
produk dan jasa riil. Adapun langkah dalam penyaringan (screening) ide dapat dilakukan sebagai
berikut :

a. Menciptakan produk baru dan berbeda

Ketika ide dimunculkan secara riil atau nyata, misalnya dalam bentuk ide barang dan jasa baru, maka
produk dan jasa tersebut harus berbeda dengan barang dan jasa yang ada di pasaran. Selain itu, produk
dan jasa tersebut harus menciptakan nilai bagi pembeli atau penggunanya. Oleh sebab itu, wirausaha
harus benar-benar mengetahui perilaku konsumen dipasar. Dalam mengamati perilaku pasar, paling
sedikit ada dua unsur pasar yang perlu diperhatikan :

1) Permintaan terhadap barang atau jasa yang dihasilkan

2) Waktu penyerahan dan waktu permintaan barang atau jasa

Dengan demikian, jelaslah bahwa wirausaha yang sukses perlu menciptakan produk dan jasa unggul
yang memberikan nilai kepada konsumen.

Secara implisit, apabia wirausaha baru memfokuskan pada segmen pasar, maka secara spesifik peluang
itu akan sangat tergantung pada perilaku segmen pasar. Kemampuan untuk memperoleh peluang itu
sendiri sangat tergantung pada kemampuan wirausaha untuk menganalisis pasar yang meliputi aspek :

1) Kemampuan untuk menganalis demografi pasar

2) Kemampuan untuk menganalis sifat serta tingkah laku pesaing

3) Kemampuan untuk menganalisis keunggulan bersaing pesaing dan kefakuman pesaing yang
dianggap dapat menciptakan peluang.

b. Mengamati pintu peluang

Wirausaha harus mengamati potensi-potensi yang dimiliki pesaing, misalnya kemampuan pesaing
menghasilkan produk baru, pengalaman keberhasilan dalam pengembangan produk baru, dukungan
keuangan, dan keunggulan-keunggulan lainnya yang dimiliki pesaing di pasar. Kemampuan pesaing
untuk mempertahankan posisi pasar dapat dievaluasi dengan mengamati kelemahan-kelemahan dan
resiko pesaing dalam menanamkan modal barunya.
Menurut zimmerer, ada beberapa keadaan yang dapat menciptakan peluang, meliputi:

1) Produk baru harus segera dipasarkan dalam jangka waktu yang relatif singkat

2) Kerugian teknik harus rendah. Oleh karena itu, penggunaan teknik harus dipertimbangkan
sebelumnya

3) Pesaing tidak memiliki teknologi canggih

4) Pesaing sejak awal tidak memiliki strategi dalam mempertahankan posisi pasarnya

5) Perusahaan baru memiliki kemampuandan sumber-sumber untuk menghasilkan produk barunya.

c. Analisis produk dan proses produksi secara mendalam

Analisis ini sangat penting untuk menjamin apakah jumlah dan kualitas produk yang dihasilkan memadai
atau tidak, dan biaya yang dikeluarkan apakah lebih efisien dari biaya yang dikeluarkan oleh pesaing.

d. Menaksir biaya awal

Menaksir berapakah biaya yang harus dikeluarkan untuk usaha baru, untuk membeli perlengkapan,
peralatan, sewa gedung maupun yag lainnya.

e. Memperhitungkan resiko yang mungkin terjadi

Resiko yang mungkin terjadi misalnya resiko teknik, resiko finansial maupun resiko pesaing.

Resiko teknik, berhubungan dengan proses pengembangan produk yang cocok dengan yang diharapkan
atau menyangkut suatu objek tertentu apakah ide secara aktual dapat di transformasi menjadi produk
yang siap dipasarkan dengan kapabilitas dan karakteristiknya.

Resiko finansial, adalah resiko yang timbul sebagai akibat ketidakcukupan finansial bak dalam tahap
pengembangan produk baru maupun dalam menciptakan dan mempertahankan perusahaan untuk
mendukung biya produk baru.

Resiko pesaing, adalah kemampuan dan kesediaan pesaing untuk mempertahankan posisinya di pasar.
[5]

[20/10 17.44] ~: Suryana,kewirausahaan:pedoman praktis, kiat dan proses menuju sukses.jakarta:


salemba empat.2003 hlm 3

[2] Suryana,kewirausahaan:pedoman praktis, kiat dan proses menuju sukses. jakarta: salemba
empat.2003 hlm 57-58

[3]Justin g. Longenecker.dkk, kewirausahaan:manajemen usaha kecil, jakarta:salemba empat, 2001, hlm


93-95
[4]Irham fahmi, kewirausahaan teori, kasus dan solusi, bandung:cv alfabeta, 2013 hlm 3-4

[5]Suryana,kewirausahaan:pedoman praktis, kiat dan proses menuju sukses. jakarta: salemba


empat.2003 hlm 58-61

[20/10 18.59] ~: Sedangkan menurut Muhammad Zen model-model wirausaha dibagi menjadi:

Wirausaha Efektif A. Wirausaha Andal

Wirausaha andal adalah Wirausaha yang mempunyai semangat, sikap, perilaku dan

kemampuan kewirausahaan yang cukup baik untuk dapat mendirikan, memiliki dan

mengelola perusahaan yang resikonya tidak begitu besar dan kegiatan usahanya belum

begitu kompleks.

Ciri dan kemampuan wirausaha handal

a. Memiliki rasa percaya diri dan sikap mandiri yang tinggi untuk berusaha penghasilan

dan keuntungan: b. Mau dan mampu mencari dan menangkap peluang usaha yang menguntungkan
serta

melakukan hal-hal yang perlu untuk memanfaatkannya.

c. Mau dan mampu berkerja keras dan tekun dalam menghasilkan barang dan atau jasa serta mencoba
cara kerja yang lebih tepat dan efesien;
d. Mau dan mampu berkomunikasi dalam melakukan tawar menawar dan musyawarah dengan berbagai
pihak yang mempunyai pengaruh yang besar dalam kemajuan usaha,

[20/10 19.00] ~: e. Menghadapi hidup dan menangani usaha dengan terencana, jujur, hemat dan
disiplin, f. Mencintai kegiatan usaha dan perusahaannya secara luas dan tangguh tetapi cukup

luwes dalam melindunginya.

g. Mau dan mampu meningkatkan kapasitas din sendiri dan kapasitas perusahaan dengan
memanfaatkan dan memotivasi orang lain serta melakukan

perluasan dan pengembangan usaha dengan resiko yang moderat h. Berusaha mengenal dan
mengendalikan lingkungan serta menggalang kerjasama yang saling menguntungkan dengan berbagai
pihak yang berkempentingkan terhadap

perusahaan.

B. Wirausaha Tangguh

Wirausaha tangguh adalah wirausaha yang mempunyai semangat, sikap perilaku dan

kemampuan kewirausahaan yang baik untuk dapat mendirikan, memiliki dan mengelola

perusahaan yang resikonya cukup besar serat kegiatan usahanya cukup kompleks. Ciri dan kemampuan
wirausaha handal: a. Memiliki keberanian untuk mengambil risiko dalam menjalankan usaha.

b. Memiliki daya kreasi, imajinasi dan kemampuan yang tinggi untuk menyesuaikan diri dengan keadaan.

c. Memiliki semangat dan kemauan untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi.


d. Mengutamakan efisiensi dan penghematan penghematan biaya.

e. Memiliki kemampuan untuk memotivasi bawahan atau partner usaha agar mempunyai kemampuan
tinggi.

f. Memiliki cara analisis yang tepat, sistematis dan metodologis

g. Tidak konsumtif, selalu menanamkan kembali keuntungan yang diperoleh, baik untuk memperluas
usaha yang sudah ada maupun menanamkannya pada usaha-usaha yang

baru.

h. Memiliki kemampuan dalam menilai kesempatan yang ada serta membawa teknik

teknik baru dalam mengorganisasi usaha-usahanya secara tepat dan efisien [3]

C. Wirausaha Unggul

Wirausaha unggul adalah wirausaha yang mempunyai semangat, sikap, perilaku dan kemampuan
kewirausahaan yang sangat baik untuk dapat mendirikan, memiliki, dan menangani perusahaan yang
resikonya besar serta kegiatan usahanya cukup kompleks.

Ciri dan kemampuan wirausaha unggul adalah ciri dan kemampuan wirausaha tangguh ditambah ciri dan
kemampuan sebagai berikut: a. Berani mengambil resiko serta mampu menghadapinya dengan penuh
perhitungan: b. Selalu berupaya mencapai dan menghasilkan karya bakti yang lebih baik untuk
langganan, pemilik, pemasok, tenaga kerja, masyarakat, bangsa dan negara: c. Antisipasi terhadap
perubahan dan akomodatif terhadap lingkungan: d. Kreatif mencari dan menciptakan peluang pasar dan
meningkatkan produktivitas dan efesiensi.

[20/10 19.00] ~: e. Selalu berusaha meningkatkan keunggulan dan citra perusahaan melalui inovasi baru
diberbagai bidang

[20/10 19.01] ~: Franky Slamet. Dkk. 2014. Dasar-Dasar Kewirausahaan. PT Indeks: Jakarta Anis Yuliati.
2012. Makalah

Kewirausahaan. http://ymayowan.lecture.ub.ac.id/files/2012/09/makalah kewirausahaan-klompok-


2.pdf Diakses pada tanggal 2 September 2021

Diah Novianti. Kewirausaha. file:///D:/smester207/kewirausaba/digital_20314107-S-Diah

Novianti.pdf Diakses Pada Tanggal 2 September 2021

Herman Subarjah. 2013. Arti, Fungsi dan Ciri

Wirausaha. http://file.upi.edu/Direktori/FPOK JUR. PEND. KESEHATAN & REK REASI/PRODI. ILMU


KEOLAHRAGAAN/196009181986031 HERMAN SUBARJAH/Materi Pa Herman.pdf. Diakses Pada Tanggal
2 September

2021

Sumaryanto, 2013. Pembinaan Mahasiswa Menuju

Wirausahawann. http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/dr-samaryanto mkes/7-


pembinaan-mahasiswa-menuju-wirausahawan-yang-anggul.pdf Diakses Pada

Tanggal 2 September 2021 Yoyon Bahtiar Irianto, 2012. Modul


Kewirausahaan. http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR. ADMINISTRASI PENDIDIK

AN/196210011991021-YOYON BAHTIAR IRIANTO/Modul-1

Konsep Kewirausahaan.pdf. Diakses Pada Tanggal 2 September 2021

Peran Penting Kewirausahaan dalam Pertumbuhan Ekonomi

Peran Kewirausahaan makin penting akibat dari dinamika perkembangan ekonomi. Khususnya

berkaitan dengan pentingnya (1) pertumbuhan ekonomi dan pengembangan bisnis untuk meningkatkan
daya

beli masyarakat dan kemakmuran, dan (2) kemampuan pemerintah untuk mencapai kepuasan
memberikan

layanan publik. Dalam perkembangannya, kewirausahaan telah terbukti mampu memberikan kontribusi
yang sangat nyata dan penting untuk membangun kedua hal ini. Menurut Yusof, Permula dan Pangil
(2005)

dalam Frinces (2010) ada empat alasan mengapa pengusaha (entrepreneurs) penting dalam masyarakat.

Empat alasan itu adalah: (1) Untuk mendayagunakan faktor-faktor memproduksi seperti tanah, modal,
teknologi, informasi dan berbagai sumber daya manusia (SDM) di dalam memproduksi tugas-tugas yang

efektif (producing effective tasks). (2) mengidentifikasi berbagai peluang didalam lingkungan dengan

meningkatkan aktivitas yang akan memberikan manfaat kepada setiap orang (beneficial to everyone).
(3)

Memilih pendekatan terbaik ketika menggunakan semua faktor produksi untuk meminimalkan
pemborosan

dalam berbagai kegiatan wirausaha (meminimalkan pemborosan dalam kegiatan wirausaha). (4) Untuk

kemanfaatan generasi mendatang (benefit of the future generation).

Pilihan untuk menjadi seorang wirausaha juga disebabkan karena adanya keyakinan yang kuat secara

individual bahwa profesi sebagai wirausaha merupakan ‘jalan yang baik’ (road map) untuk membuat
perubahan dalam kualitas hidup, baik secara individu maupun di masyarakat. Kualitas diri yang
diinginkan lebih

makmur secara ekonomi dan selanjutnya lebih makmur. Karena alasan ini, masyarakat melihat bahwa
menjadi atau bekerja sebagai wirausahawan memiliki keuntungan mendasar.

Pada dimensi yang lebih luas, kewirausahaan diperlukan karena peran yang dimainkannya dalam

mendinamisasi kegiatan ekonomi keluarga, masyarakat, perusahaan regional dan milik negara, yaitu
melalui
kemunculan pengusaha ekonomi baru, yang disebut wirausaha.

Anda mungkin juga menyukai