BAB I
PENDAHULUAN
Dalam kehidupan sehari-hari, masih banyak orang yang menafsirkan dan memandang bahwa
kewirusahaan adalah identik dengan apa yang dimiliki dan dilakukan oleh usahawan atau
wiraswasta. Pandangan tersebut kurang tepat karena jiwa dan sikap kewirausahaan tidak hanya oleh
usahawan, namun juga oleh setiap orang yang berpikir kreatif dan bertindak inovatif, misalnya
petani, karyawan, pegawai pemerintah, mahasiswa, guru, pimpinan proyek, dan lain sebagainya.
Berpikir kreatif dan inovatif dapat menciptakan ide kreatif dan inovatif. Dan ide tersebut dapat
membuat sebuah peluang usaha yang besar. Tetapi kita harus berpikir kreatif dan inovatif yang
sungguh-sungguh dan mendalam agar dapat menciptakan suatu ide yang dapat menghasilkan
peluang.
Dengan kreatifitas dan inovatif kita bisa menciptakan suatu nilai lebih terhadap suatu barang dan
jasa yang memiliki nilai guna bagi konsumen yang membutuhkan. Contohnya mendaur ulang limbah
plastik. Dengan mendaur ulang limbah plastik tersebut, kita menyumbang nilai guna bagi limbah
plastik tersebut dan menyelamatkan lingkungan.
Dengan ide kreatif dan inovatif membuat peluang usaha kita menjadi lebih kuat daripada pesaing
usaha kita. Dikarenakan hasil produk-produk usaha kita mempunyai nilai lebih yang pastinya akan
menarik minat konsumen. Dalam makalah ini, penulis akan lebih menekankan pembahasan tentang
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan.
BAB II
A. Ide Kewirausahaan
Wirausaha dapat menambah nilai suatu barang dan jasa melalui inovasi. Keberhasilan dapat dicapai
apabila wirausaha menggunakan produk, proses, dan jasa-jasa inovasi sebagai alat untuk menggali
perubahan. Oleh sebab itu, inovasi merupakan instrumen penting untuk memberdayakan sumber-
sumber agar menghasilkan sesuatu yang baru dan menciptakan nilai. Ketangguhan kewirausahaan
sebagai penggerak perekonomian terletak pada kreasi baru untuk menciptakan nilai secara terus-
menerus. Wirausaha dapat menciptakan nilai dengan cara mengubah semua tantangan menjadi
peluang melalui ide-ide dan akhirnya menjadi pengendali usaha.
Menurut Zimmerer, ide-ide yang berasal dari wirausaha dapat menciptakan peluang untuk
memenuhi kebutuhan riil di pasar. Ide-ide itu menciptakan nilai potensial di pasar sekaligus menjadi
peluang usaha. Dalam mengevaluasi ide untuk menciptakan nilai-nilai potensial, wirausaha perlu
mengidentifikasi dan mengevaluasi semua risiko yang mungkin terjadi dengan cara:
Menurut Zimmerer, kreativitas sering kali muncul dalam bentuk ide untuk menghasilkan barang dan
jasa baru. Ide bukanlah peluang dan tidak akan muncul bila wirausaha tidak mengadakan evaluasi
dan pengamatan secara terus menerus. Berikut perubahan ide menjadi peluang:
Ide dapat digerakkan secara internal melalui perubahan cara-cara/metode yang lebih baik untuk
melayani dan memuaskan pelanggan dalam memenuhi kebutuhannya.
Ide dapat dihasilkan dalam bentuk modifikasi pekerjaan yang dilakukan atau cara melakukan suatu
pekerjaan.
Hasil dari ide-ide tersebut secara keseluruhan adalah perubahan dalam bentuk arahan atau petunjuk
bagi perusahaan atau kreasi baru tentang barang yang dihasilkan perusahaan. Banyak wirausaha
yang berhasil bukan atas ide sendiri tetapi hasil pengamatan dan penerapan ide-ide orang lain yang
bisa dijadikan peluang.
Agar ide-ide potensial menjadi peluang bisnis yang riil, maka wirausaha harus bersedia melakukan
evaluasi terhadap peluang secara terus menerus. Proses penjaringan ide atau disebut proses
screening merupakan suatu cara terbaik untuk menuangkan ide potensial menjadi produk dan jasa
riil. Adapun langkah-langkah dalam penjaringan ide dapat dilakukan sebagai berikut:
1. Menciptakan produk baru dan berbeda. Ketika ide dimuncukan secara riil atau nyata, misalnya
dalam bentuk barang dan jasa baru, maka produk dan jasa tersebut harus berbeda dengan produk
dan jasa yang ada di pasar. Selain itu, produk dan jasa tersebut harus menciptakan nilai bagi pembeli
atau penggunanya. Oleh sebab itu, wirausaha harus benar-benar mengetahui perilaku konsumen di
pasar. Dalam mengamati perilaku pasar, paling sedikit ada dua unsur pasar yang perlu diamati:
Kemampuan menganalisis keunggulan bersaing dan kevakuman pesaing yang dapat dijadikan
sebagai peluang.
2. Mengamati Pintu Peluang. Wirausaha harus mengamati potensi-potensi yang dimiliki pesaing,
misalnya kemungkinan pesaing mengembangkan produk baru, pengalaman keberhasilan dalam
mengembangkan produk baru, dukungan keuangan, dan keunggulan-keunggulan yang dimiliki
pesaing di pasar.
Menurut Zimmerer, ada beberapa keadaan yang dapat dijadikan sebagai peluang, yaitu:
Produk baru harus segera dipasarkan dalam jangka waktu yang relatif singkat.
Saat di mana pesaing tidak begitu agresif untuk mengembangkan strategi produknya.
Pesaing sejak awal tidak memiliki strategi dalam mempertahankan posisi pasarnya.
Perusahaan baru memiliki kemampuan dan sumber-sumber untuk menghasilkan produk barunya.
3. Analisis Produk dan Proses Produksi Secara Mendalam. Analisis ini sangat penting untuk menjamin
apakah jumlah dan kualitas produk yang dihasilkan memadai atau tidak. Berapa biaya yang
dikeluarkan untuk membuat produk tersebut? Apakah biaya yang kita keluarkan lebih efisien
daripada biaya yang dikeluarkan oleh pesaing?
4. Menaksir Biaya Awal. Yaitu biaya awal yang diperlukan oleh usaha baru.
5. Memperhitungkan Risiko yang Mungkin Terjadi, misalnya risiko teknik, finansial, dan pesaing.
Risiko pesaing adalah kemampuan dan kesediaan pesaing untuk mempertahankan posisinya di
pasar. Risiko pesaing meliputi pertanyaan: kemungkinan kesamaan dan keunggulan produk apa yang
dikembangkan pesaing? Tingkat keberhasilan apa yang telah dicapai oleh pesaing dalam
mengembangkan produknya? Seberapa jauh dukungan keuangan pesaing bagi pengembangan
produk baru dan produk yang diperkenalkannya? Apakah perusahaan baru cukup kuat untuk
mengatasi serangan-serangan pesaing?
Risiko teknik berhubungan dengan proses pengembangan produk yang cocok dengan yang
diharapkan atau menyangkut suatu objek penentu apakah ide secara aktual dapat ditransformasi
menjadi produk yang siap dipasarkan dengan kapabilitas dan karakteristiknya,
Risiko finansial adalah risiko yang timbul sebagai akibat ketidakcukupn finansial, baik dalam tahap
pengembangan produk baru maupun dalam menciptakan dan mempertahankan perusahaan untuk
mendukung biaya produk baru.
Untuk menjadi wirausaha yang berhasil, persyaratan utama yang harus dimiliki adalah memiliki jiwa
dan watak kewirausahaan. Jiwa dan watak kewirausahaan tersebut dipengaruhi oleh ketrampilan,
kemampuan atau kompetensi. Kompetensi itu sendiri ditentukan oleh pengetahuan dan pengalaman
usaha. Berikut kemampuan dan kemauan untuk memulai usaha:
Wirausaha berfungsi sebagai perencana sekaligus pelaksana usaha. Sebagai perencana, wirausaha
berperan dalam:
Merancang perusahaan.
Karena wirausah identik dengan pengusaha kecil yang berperan sebagai pemilik dan manajer, maka
wirausahalah yang memodali, mengatur, mengawasi, menikmati, dan menanggung risiko. Untuk
menjadi wirausaha, hal pertama yang harus dimiliki pertama kali adalah modal dasar berupa ide
atau visi yang jelas, kemampuan dan komitmen yang kuat, kecukupan modal baik uang maupun
waktu, dan kecukupan tenaga serta pikira. Menurut Casson (1982), kemampuan kewirausahaan
meliputi:
Self Knowledge, yaitu memiliki pegetahuan tentang usaha yang akan dilakukan atau ditekuni.
Imagination, yaitu memiliki imajinasi, ide dan perspektif serta tidak mengandalkan kesuksesan masa
lalu.
Practical Knowledge, yaitu memiliki pengetahuan praktis, misalnya pengetahuan teknik, desain,
pemrosesan, pembukuan, administrasi, dan pemasaran.
Computation Skill, yaitu kemampuan berhitung dan memprediksi keadaan di masa yang akan
datang.
Communication Skill, yaitu kemampuan berkomunikasi, bergaul, dan berhubungan dengan orang
lain.
Dengan beberapa ketrampilan dasar di atas, maka seseorang akan memiliki kemampuan
(kompetensi) dalam kewirausahaan. Menurut Dan & Bradstreet Business Credit Service (1993:1), ada
10 kompetensi yang harus dimiliki seorang wirausaha, yaitu:
Knowing your business, yaitu harus mengetahui usaha apa yang akan dilakukan. Dengan kata lain,
seorang wirausaha harus mengetahui segala sesuatu yang ada hubungannya dengan usaha atau
bisnis yang akan dilakukan. Misalanya, seseorang yang akan melakukan bisnis perhotelan harus
memiliki pengetahuan tentang perhotelan.
Knowing the basic business management, yaitu mengetahui dasar-dasar pengelolaan bisnis,
misalnya cara merancang usaha, mengorganisasikan, dan mengendalikan perusahaan, termasuk
dapat memperhitungkan, memprediksi , mengadministrasikan, dan membukukan kegiatan-kegiatan
usaha. Mengetahui manajemen bisnis berarti memahami kiat, cara, proses, dan pengelolaan semua
sumber daya perusahaan secara efektif dan efisien.
Having the proper attitude, yaitu memiliki sikap yang benar terhadap usaha yang dilakukannya. Ia
harus bersikap sebagai pedagang, industriawan, pengusaha, eksekutif yang sungguh-sungguh, dan
tidak setengah hati.
Having adequate capital, yaitu memiliki modal yang cukup. Modal tidak hanya berbentuk materi,
tetapi juga moril. Kepercayaan dan keteguhan hati merupakan moal utama dalam usaha, oleh
karena itu harus terdapat kecukupan dalam hal waktu, tenaga, tempat, dan mental.
Managing time efficeintly, yaitu kemampuan mengatur waktu seefisien mungkin. Mengatur,
menghitung, dan menepati waktu sesuai dengan kebutuhannya.
Knowing how to compete, yaitu mengethuai strategi/cara bersaing. Wirausaha harus dapat
menganalisis SWOT dalam diri dan pesaingnya.
10. Copying with regulations and paperwork, yaitu membuat aturan/pedoman yang jelas.
Ide dan Peluang Kewirausahaan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia adalah sebuah negara yang sangat kaya, memiliki potensi sumber daya alam yang sangat
melimpah. Kita menyadari bahwa potensi sumber daya belum dikelola secara optimal sehingga
masyarakat yang sejahtera dan berkeadilan belum bisa menjadi kenyataan. Untuk itu diperluan
seoramg wirausahawan supaya dapat memanfaatkan peluang yang ada untuk menciptakan
lapangan pekerjaan. Dengan demikian menjadi wirausahawan sangat penting karena dapat
membangun bangsa dan negar sebagai pertumbuhan ekonomi serta dapat menciptakan lapangan
pekerjaan bagi dirinya sendiri maupun orang lain.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang diatas penulis dapat merumuskan beberapa masalah yaitu sebagai
berikut:
C. Tujuan Pembahasan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kewirausahaan
Istilah kewirausahaan baru dikenal dalam kosakata bahasa inggris pada tahun 1980-an, walaupun
istilah kewirausahaan atau entrepreneurship telah digunakan pada abad ke-18. Kata kewirausahaan
atau yang lebih dikenal dengan entrepreneurship berasal dari bahasa perancis, entre yang berarti
antara dan prende yang berarti mengambil. Kata ini pada dasarnya digunakan untuk
menggambarkan orang-orang yang berani mengambil risiko dan memulai hal-hal baru.
Banyak sekali definisi tenteng kewirausahaan atau entrepreneurship yang dikemukan oleh ahli
ekonom misalnya Schraam (2006) mendefinisikan entrepreneurship sebagai proses seseorang atau
kelompok yang memikul risiko ekonomi untuk menciptakan organisasi baru yang akan
mengeksploitasi tekonologi baru atau proses inovasi yang menghasilkan nilai untuk orang lain.[1]
B. Ide Kewirausahaan
Menurut Zimmerer, ide-ide yang berasal dari wirausaha dapat menciptakan peluang untuk
memenuhi kebutuhan riil di pasar. Ide-ide itu menciptakan nilai potensial di pasar sekaligus menjadi
peluang usaha. Dalam mengevaluasi ide untuk menciptakan nilai-nilai potensial (peluang usaha),
wirausaha perlu mengidentifikasi dan mengevaluasi semua resiko yang mungkin terjadi dengan cara
:
2. Resiko financial
3. Resiko teknik[3]
Kreativitas sering kali muncul dalam bentuk ide untuk menghasilkan barang dan jasa baru. Ide
bukanlah peluang dan tidak akan muncul bila wirausaha tidak mengadakan evaluasi dan
pengamatan secara terus menerus. Bagaimana ide bisa menjadi peluang? Jawaban atas pertanyaan
ini, diantaranya :
1. Ide dapat digerakkan secara internal melalui perubahan cara-cara/metode yang lebih baik untuk
melayani dan memuaskan pelanggan dalam memenuhi kebutuhannya.
3. Ide dapat dihasilkan dalam bentuk modifikasi pekerjaan yang dilakukan atau cara melakukan
suatu pekerjaan.[4]
Produk dan jasa yang dibuat harus menciptakan nilai bagi pembeli, untuk itu wirausaha harus benar-
benar mengenal prilaku konsumen di pasar. Ada dua unsur pasar yang perlu diperhatikan :
Kemampuan untuk memperoleh peluang , sangat bergantung pada kemampuan wirausaha untuk
menganalisis pasar, yang meliputi aspek :
c. Analisis keunggulan bersaing pesaing dan kefakuman pesaing yang dapat dianggap dapat
menciptakan peluang.
c. Dukungan keuangan,
Kemampuan pesaing untuk mempertahankan posisi pasar dapat dievaluasi dengan mengamati
kelemahan-kelemahan dan resiko pesaing dalam menanamkan modal barunya.
Untuk mengetahui kelemahan, kekuatan, dan peluang yang dimiliki pesaing, dan peluang yang
dapat kita peroleh, menurut Zimmerer (1996 : 67) ada beberapa keadaan yang dapat menciptakan
peluang, yaitu :
a. Produk baru harus segera di pasarkan dalam jangka waktu yang relative singkat,
d. Pesaing sejak awal tidak memiliki strategi dalam mempertahankan posisi pasarnya,
e. Perusahaan baru memiliki kemampuan dan sumber-sumber untuk menghasilkan produk
barunya.
Analisis ini sangat penting untuk menjamin apakah jumlah dan kualitas produk yang di
hasilkan memadai atau tidak.
Resiko pesaing, kemampuan dan kesediaan pesaing untuk mempertahankan posisi pasarnya:
Resiko teknik adalah kegagalan dalam proses pengembangan produk. Sedangkan resiko finansial
adalah kegagalan yang timbul akibat ketidakcukupan dana.[6] Nilai suatu barang atau produk dapat
diciptakan melalui:
1. Inovasi
Inovasi adalah kemampun yang dimiki seorang keriwira usahaan untuk menerapkan kreativitas
dalam rangka memecahkan persoalan-persoalan dan peluang untuk menigkatkan kebutuhan dalam
kehidupan.
Tirto Utomo pendiri AQUA menghadirkan produk air minum (air putih) dalm kemasan di
Indonesia.Ide mwmbuat minuman dalam kemasan tersebut muncul setelah seorang rekan bisnisnya
terserang diare akibat kekurangan minum air yang tidak hegienis sesaat setelah mereka bermain
bulu tangkis di Rawamangun.Pada saat itu air minum dalam kemasan merupakan produk baru yang
ditawarkan kepada konsumen Indonesia.
Microsoft meghabiskan dana yang sangat besar setiap tahun nya untuk megembangkan teknologi
baru di bidang computer sehigga progam Windows senantiasa memiliki keunggulan di bidang
progam-progam pesaing.
Para pengusaha penyalur Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJKTI) melihat peluang pengirim jasa tenaga
kerja professional di bidang pembangunan infrastruktur dan tenaga medis, segera setelah pasukan
multinasional memenagkan peperangan dan berhasil mengusir pasukan Irak yang melakiakn invasi
ke quait.
d) Penghunaan sember pasukan bahan baku dan sumber daya lainnya yang baru
Salah satu suber daya menejeman yang dapat memberikan kontribusi terhadap kemampuan
bersaing perusahaan, adalah sumber daya manusia.
Organisasi yang baru dapat dibentuk diantaranya melalui pelaksaan merger untuk memperkuat
struktur permodalan perusahan mempertinggi kinerja operasi perusahaan melalui penciptaan
sinergi di antara perusahaan yang melakukan merger.[7]
Proses inovasi :
3. Menguraikan masalah-masalah
Menciptakan permintaan melalui penemuan baru. ide-ide yang berasal dari wirausaha dapat
menciptakan peluang untuk memenuhi kebutuhan pasar.[9]
Keingintahuan dan minat pada apa yang terjadi di dunia merangsang orientasi eksternal. Orientasi
internal merangsang penggunaan sumber daya-sumber daya pribadi untuk mengidentifikasi peluang
venture baru.
3. Saluran distribusi
4. Pemerintah
1. Analisa konsep hingga bisa terdefinisi dengan jelas, termasuk penguraian masalah yang perlu
dipecahkan.
2. Penggunaan daya ingat untuk menemukan kesamaan dan unsur-unsur yang nampaknya
berhubungan dengan konsep dan masalah-masalahnya.
3. Rekombinasi unsur-unsur tersebut dengan cara baru dan bermanfaat untuk memecahkan
masalah-masalah dan membuat konsep dasar bisa dipraktekkan.[10]
c. Sesuai keahlian
g. Mengamati kecenderungan-kecenderungan
l. Usaha Warisan
m. Ikut-ikutan
n. Coba-coba[11]
a. Pemilihan Bidang Usaha
Ada beberapa hal yang bisa Anda gunakan sebagai patokan awal dalam memilih suatu bidang usaha
yang akan Anda tekuni dalam jangka panjang:
1. Lihat karakter usaha Anda dan sesuaikan dengan karakter pribadi Anda Anda perlu mengenali
karakter bidang usaha Anda. Tujuannya adalah untuk melihat apakah karakter dasar Anda sesuai
dengan karakter usaha Anda.
2. Lihat apakah Anda menyukai usaha tersebut merupakan syarat mutlak bahwa seseorang harus
menyukai usaha yang akan digelutinya. Kenyataan menunjukkan bahwa rasa suka pada usaha akan
membuat seseorang lebih giat, tekun, dan pantang menyerah dalam menjalankannya sehingga
nantinya akan membuahkan hasil yang baik. Disini, memulai usaha dari hobi bisa menjadi
pertimbangan Anda. Karena hobi biasanya merupakan suatu hal yang disukai, maka hobi bisa
berpotensi menjadi usaha yang berhasil. Tentunya dengan berbagai tambahan analisa lainnya.
3. Lihat apakah Anda mampu menjalankan usaha tersebut sangat penting bagi kita untuk
mengukur kemampuan diri dengan tujuan untuk melihat apakah kita mampu menjalankan usaha
tersebut. Kita bisa mengukur kemampuan kita dengan mengadakan beberapa analisa atau riset
sederhana mengenai usaha tersebut, kemudian hasilnya dibandingkan dengan kemampuan kita.
Beberapa poin dalam analisa atau riset yang bisa dijadikan ukuran kemampuan kita adalah :
d. Kemampuan kita untuk mengimbangi dinamika dunia usaha sekaligus mengantisipasi persaingan
yang ketat
4. Analisis risk-return dan potensi pengembangan usaha tersebut dalam memilih bidang usaha
yang Anda geluti, sudah pasti Anda harus memperhitungkan berapa pengembalian modal (return)
yang akan Anda dapatkan dari usaha tersebut. Hasil perhitungan tersebut haruslah dibandingkan
dengan risiko-risiko yang mungkin terjadi. Jika dari perhitungan awal saja, usaha tersebut sudah
nampak tidak layak dijalankan, buat apa Anda memaksakan diri? Hal lain yang perlu dilihat adalah
kemungkinan bidang usaha tersebut untuk terus berkembang baik dari segi besaran pasar maupun
kemungkinan terciptanya cabang-cabang bidang usaha yang saling berkaitan. Contohnya
tumbuhnya industri ponsel mendorong banyaknya toko ponsel, aksesoris ponsel, kios voucher isi
ulang, download ringtone dan sebagainya. Hati-hati jika Anda memilih bidang usaha yang meskipun
Anda kuasai betul, namun sudah tampak jenuh atau cenderung menyusut pasarnya. Bisa-bisa usaha
Anda akan sulit berkembang nantinya.[12]
b. Proses Perencanaan dan Pengembangan Produk
1) Tahap Gagasan
2) Tahap Konsep
5) Tahap Komersialisasi
Berikut ini beberapa hal yang harus diperhatikan oleh perusahaan kecil untuk penciptaan suatu
produk :
1) Untuk pemilihan produk, perusahaan harus memperhatikan pada sumber daya uang, tenaga
kerja dan fasilitas yang dimiliki.
3) Untuk produk atau proses yang disuplai kepada perusahaan lain hendaknya sangat kecil
volumenya sehingga tidak menarik minat para pelanggannya untuk memproduksinya sendiri.
1) Penyebab gagalnya bisnis kecil adalah kurangnya penjualan dan kurangnya daya saing
a) Kurangnya obyektivitas
1. IDE KEWIRAUSAHAAN
Terwujudnya suatu ide agar terealisasi dibutuhkan suatu rencana. Karena dalam
teorinya, bisnis sekecil apapun tetap memerlukan perencanaan untuk dapat merealisasikan ide
bisnis yang lebih matang. Dalam perspektif Philip Kotler, ada bebera prosedur standar untuk
dapat merealisasikan ide bisnis yang benar dalam bentuk rencana bisnis yaitu:
1. Pembangkitan gagasan
2. Penyaringan
3. Pengembangan dan pengujian konsep
4. Strategi pemasaran
5. Analisis bisnis atau usaha
6. Pengembangan produk
7. Pegujian pasar
8. Komersialisasi
Bagaimana ide dapat menjadi peluang, ada beberapa cara untuk melakukannya yaitu:
1. Ide dapat digerakkan secara internal melalui perubahan cara-cara/metoda yang lebih baik
untuk dapat memenuhi kepuasan pelanggan
2. Ide dapat dihasilkan dalam bentuk produk dan jasa baru
3. Ide dapat dihasilkan dalam bentuk modifikasi, bagaimana pekerjaan dilakukan atau
dimodifikasi cara melakukan suatu pekerjaan
3. PELUANG
1. SUMBER PELUANG
Peluang sendiri sebenarnya berasal dari sebuah ide, inspirasi atau kesempatan yang
muncul untuk dimanfaatkan bagi kepentingan seseorang baik dalam kehidupan sehari hari
dalam bisnis.
1. Diri Anda Sendiri
Beberapa sumber peluang yang muncul dari diri anda sendiri seperti:
1. Hobi Anda
2. Keahlian Anda
3. Peluang dari Pengetahuan dan Latar Belakang Pendidikan
4. Lingkungan
5. Konsumen
Suara konsumen itu penting karena sering menciptakan gagasan baru dalam
memperbaiki produk yang ada dan peluang bagi yang akan mendirikan usaha baru.
6. Gagasan Orang Lain
Seperti halnya suara dari konsumen, gagasan dari orang lain (mungkin karena keluhan-
keluhan terhadap suatu produk atau layanan yang disampaikan teman anda ke anda), dapat
memberi ide yang membuka peluang bagi anda dalam membuat suatu bisnis.
7. Informasi yang Diperoleh
Dalam perjumpaan dengan orang lain terkadang kita mendapatkan informasi baru. Bagi
orang yang mendengarnya, informasi baru itu bisa berguna untuk dijadikan sebagai peluang
bisnis karena informasi tersebut memiliki hubungan dengan pengetahuan dan pengalaman
yang dia miliki. Namun bagi orang-orang tertentu informasi baru itu tidak bermanfaat karena
informasi tersebut tidak memiliki hubungan dengan pengetahuan dan pengalaman yang
mereka miliki. Hal ini yang bisa membedakan mengapa ada orang yang merasa tidak
memiliki peluang dibanding orang yang memiliki peluang.