Anda di halaman 1dari 18

Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan

Filed under: Uncategorized Leave a comment April 4, 2010

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan sehari-hari, masih banyak orang yang menafsirkan dan memandang bahwa
kewirusahaan adalah identik dengan apa yang dimiliki dan dilakukan oleh usahawan atau
wiraswasta. Pandangan tersebut kurang tepat karena jiwa dan sikap kewirausahaan tidak hanya oleh
usahawan, namun juga oleh setiap orang yang berpikir kreatif dan bertindak inovatif, misalnya
petani, karyawan, pegawai pemerintah, mahasiswa, guru, pimpinan proyek, dan lain sebagainya.

Berpikir kreatif dan inovatif dapat menciptakan ide kreatif dan inovatif. Dan ide tersebut dapat
membuat sebuah peluang usaha yang besar. Tetapi kita harus berpikir kreatif dan inovatif yang
sungguh-sungguh dan mendalam agar dapat menciptakan suatu ide yang dapat menghasilkan
peluang.

Dengan kreatifitas dan inovatif kita bisa menciptakan suatu nilai lebih terhadap suatu barang dan
jasa yang memiliki nilai guna bagi konsumen yang membutuhkan. Contohnya mendaur ulang limbah
plastik. Dengan mendaur ulang limbah plastik tersebut, kita menyumbang nilai guna bagi limbah
plastik tersebut dan menyelamatkan lingkungan.

Dengan ide kreatif dan inovatif membuat peluang usaha kita menjadi lebih kuat daripada pesaing
usaha kita. Dikarenakan hasil produk-produk usaha kita mempunyai nilai lebih yang pastinya akan
menarik minat konsumen. Dalam makalah ini, penulis akan lebih menekankan pembahasan tentang
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan.

BAB II

IDE DAN PELUANG DALAM KEWIRAUSAHAAN

A. Ide Kewirausahaan

Kewiraswastawan (entrepreneurship) melibatkan penciptaan ide-ide bisnis dan kemauan untuk


menerima risiko. Wiraswasta mencoba untuk mengidentifikasikan kesempatan (peluang) bisnis.
Ketika mereka menemukan satu kesempatan, mereka menginvestasikan sebagian uang mereka
untuk menciptakan suatu bisnis dengan harapan bahwa mereka akan memperoleh laba yang
memadai sebagai imbalan atas usaha mereaka.

Wirausaha dapat menambah nilai suatu barang dan jasa melalui inovasi. Keberhasilan dapat dicapai
apabila wirausaha menggunakan produk, proses, dan jasa-jasa inovasi sebagai alat untuk menggali
perubahan. Oleh sebab itu, inovasi merupakan instrumen penting untuk memberdayakan sumber-
sumber agar menghasilkan sesuatu yang baru dan menciptakan nilai. Ketangguhan kewirausahaan
sebagai penggerak perekonomian terletak pada kreasi baru untuk menciptakan nilai secara terus-
menerus. Wirausaha dapat menciptakan nilai dengan cara mengubah semua tantangan menjadi
peluang melalui ide-ide dan akhirnya menjadi pengendali usaha.

Menurut Zimmerer, ide-ide yang berasal dari wirausaha dapat menciptakan peluang untuk
memenuhi kebutuhan riil di pasar. Ide-ide itu menciptakan nilai potensial di pasar sekaligus menjadi
peluang usaha. Dalam mengevaluasi ide untuk menciptakan nilai-nilai potensial, wirausaha perlu
mengidentifikasi dan mengevaluasi semua risiko yang mungkin terjadi dengan cara:

Mengurangi kemungkinan risiko melalui strategi yang proaktif.

Menyebarkan risiko pada aspek yang paling mungkin.

Mengelola risiko yang mendatangkan nilai atau manfaat.

Menurut Zimmerer, kreativitas sering kali muncul dalam bentuk ide untuk menghasilkan barang dan
jasa baru. Ide bukanlah peluang dan tidak akan muncul bila wirausaha tidak mengadakan evaluasi
dan pengamatan secara terus menerus. Berikut perubahan ide menjadi peluang:

Ide dapat digerakkan secara internal melalui perubahan cara-cara/metode yang lebih baik untuk
melayani dan memuaskan pelanggan dalam memenuhi kebutuhannya.

Ide dapat dihasilkan dalam bentuk produk dan jasa baru.

Ide dapat dihasilkan dalam bentuk modifikasi pekerjaan yang dilakukan atau cara melakukan suatu
pekerjaan.

Hasil dari ide-ide tersebut secara keseluruhan adalah perubahan dalam bentuk arahan atau petunjuk
bagi perusahaan atau kreasi baru tentang barang yang dihasilkan perusahaan. Banyak wirausaha
yang berhasil bukan atas ide sendiri tetapi hasil pengamatan dan penerapan ide-ide orang lain yang
bisa dijadikan peluang.

B. Sumber-sumber Potensial Peluang

Agar ide-ide potensial menjadi peluang bisnis yang riil, maka wirausaha harus bersedia melakukan
evaluasi terhadap peluang secara terus menerus. Proses penjaringan ide atau disebut proses
screening merupakan suatu cara terbaik untuk menuangkan ide potensial menjadi produk dan jasa
riil. Adapun langkah-langkah dalam penjaringan ide dapat dilakukan sebagai berikut:

1. Menciptakan produk baru dan berbeda. Ketika ide dimuncukan secara riil atau nyata, misalnya
dalam bentuk barang dan jasa baru, maka produk dan jasa tersebut harus berbeda dengan produk
dan jasa yang ada di pasar. Selain itu, produk dan jasa tersebut harus menciptakan nilai bagi pembeli
atau penggunanya. Oleh sebab itu, wirausaha harus benar-benar mengetahui perilaku konsumen di
pasar. Dalam mengamati perilaku pasar, paling sedikit ada dua unsur pasar yang perlu diamati:

Permintaan terhadap barang/jasa yang dihasilkan;

Waktu penyerahan dan waktu permintaan barang/jasa.


Apabila wirausaha baru berfokus pada segmen pasar, maka secara spesifik peluang itu akan sangat
tergantunga pada perilaku segmen pasar. Kemampuan untuk memperoleh peluang itu sendiri sangat
bergantung pada kemampuan wirausaha untuk menganalisis pasar, meliput aspek:

Kemampuan menganalisis demografi pasar;

Kemampuan menganalisis sifat serta tingkah laku pesaing;

Kemampuan menganalisis keunggulan bersaing dan kevakuman pesaing yang dapat dijadikan
sebagai peluang.

2. Mengamati Pintu Peluang. Wirausaha harus mengamati potensi-potensi yang dimiliki pesaing,
misalnya kemungkinan pesaing mengembangkan produk baru, pengalaman keberhasilan dalam
mengembangkan produk baru, dukungan keuangan, dan keunggulan-keunggulan yang dimiliki
pesaing di pasar.

Menurut Zimmerer, ada beberapa keadaan yang dapat dijadikan sebagai peluang, yaitu:

Produk baru harus segera dipasarkan dalam jangka waktu yang relatif singkat.

Kerugian teknik harus rendah.

Saat di mana pesaing tidak begitu agresif untuk mengembangkan strategi produknya.

Pesaing tidak memiliki teknologi canggih.

Pesaing sejak awal tidak memiliki strategi dalam mempertahankan posisi pasarnya.

Perusahaan baru memiliki kemampuan dan sumber-sumber untuk menghasilkan produk barunya.

3. Analisis Produk dan Proses Produksi Secara Mendalam. Analisis ini sangat penting untuk menjamin
apakah jumlah dan kualitas produk yang dihasilkan memadai atau tidak. Berapa biaya yang
dikeluarkan untuk membuat produk tersebut? Apakah biaya yang kita keluarkan lebih efisien
daripada biaya yang dikeluarkan oleh pesaing?

4. Menaksir Biaya Awal. Yaitu biaya awal yang diperlukan oleh usaha baru.

5. Memperhitungkan Risiko yang Mungkin Terjadi, misalnya risiko teknik, finansial, dan pesaing.
Risiko pesaing adalah kemampuan dan kesediaan pesaing untuk mempertahankan posisinya di
pasar. Risiko pesaing meliputi pertanyaan: kemungkinan kesamaan dan keunggulan produk apa yang
dikembangkan pesaing? Tingkat keberhasilan apa yang telah dicapai oleh pesaing dalam
mengembangkan produknya? Seberapa jauh dukungan keuangan pesaing bagi pengembangan
produk baru dan produk yang diperkenalkannya? Apakah perusahaan baru cukup kuat untuk
mengatasi serangan-serangan pesaing?

Risiko teknik berhubungan dengan proses pengembangan produk yang cocok dengan yang
diharapkan atau menyangkut suatu objek penentu apakah ide secara aktual dapat ditransformasi
menjadi produk yang siap dipasarkan dengan kapabilitas dan karakteristiknya,
Risiko finansial adalah risiko yang timbul sebagai akibat ketidakcukupn finansial, baik dalam tahap
pengembangan produk baru maupun dalam menciptakan dan mempertahankan perusahaan untuk
mendukung biaya produk baru.

C. Bekal Pengetahuan dan Kompetensi Kewirausahaan

Untuk menjadi wirausaha yang berhasil, persyaratan utama yang harus dimiliki adalah memiliki jiwa
dan watak kewirausahaan. Jiwa dan watak kewirausahaan tersebut dipengaruhi oleh ketrampilan,
kemampuan atau kompetensi. Kompetensi itu sendiri ditentukan oleh pengetahuan dan pengalaman
usaha. Berikut kemampuan dan kemauan untuk memulai usaha:

Menghasilkan produk atau jasa baru.

Menghasilkan nilai tambah baru.

Merintis usaha baru.

Melakukan proses/teknik baru.

Mengembangkan organisasi baru.

Wirausaha berfungsi sebagai perencana sekaligus pelaksana usaha. Sebagai perencana, wirausaha
berperan dalam:

Merancang perusahaan.

Mengatur strategi perusahaan.

Pemrakarsa ide-ide perusahaan.

Pemegang visi untuk memimpin.

Sedangkan sebagai pelaksana usaha, wirausaha berperan dalam:

Menemukan, menciptakan, dan menerapkan ide baru yang berbeda.

Meniru dan menduplikasi.

Meniru dan memodifikasi.

Mengembangkan produk, teknologi, citra, dan organisasi baru.

Karena wirausah identik dengan pengusaha kecil yang berperan sebagai pemilik dan manajer, maka
wirausahalah yang memodali, mengatur, mengawasi, menikmati, dan menanggung risiko. Untuk
menjadi wirausaha, hal pertama yang harus dimiliki pertama kali adalah modal dasar berupa ide
atau visi yang jelas, kemampuan dan komitmen yang kuat, kecukupan modal baik uang maupun
waktu, dan kecukupan tenaga serta pikira. Menurut Casson (1982), kemampuan kewirausahaan
meliputi:

Self Knowledge, yaitu memiliki pegetahuan tentang usaha yang akan dilakukan atau ditekuni.
Imagination, yaitu memiliki imajinasi, ide dan perspektif serta tidak mengandalkan kesuksesan masa
lalu.

Practical Knowledge, yaitu memiliki pengetahuan praktis, misalnya pengetahuan teknik, desain,
pemrosesan, pembukuan, administrasi, dan pemasaran.

Search Skill, yaitu kemampuan menemukan, berkreasi, dan berimajinasi.

Foresight, yaitu berpandangan jauh ke depan.

Computation Skill, yaitu kemampuan berhitung dan memprediksi keadaan di masa yang akan
datang.

Communication Skill, yaitu kemampuan berkomunikasi, bergaul, dan berhubungan dengan orang
lain.

Dengan beberapa ketrampilan dasar di atas, maka seseorang akan memiliki kemampuan
(kompetensi) dalam kewirausahaan. Menurut Dan & Bradstreet Business Credit Service (1993:1), ada
10 kompetensi yang harus dimiliki seorang wirausaha, yaitu:

Knowing your business, yaitu harus mengetahui usaha apa yang akan dilakukan. Dengan kata lain,
seorang wirausaha harus mengetahui segala sesuatu yang ada hubungannya dengan usaha atau
bisnis yang akan dilakukan. Misalanya, seseorang yang akan melakukan bisnis perhotelan harus
memiliki pengetahuan tentang perhotelan.

Knowing the basic business management, yaitu mengetahui dasar-dasar pengelolaan bisnis,
misalnya cara merancang usaha, mengorganisasikan, dan mengendalikan perusahaan, termasuk
dapat memperhitungkan, memprediksi , mengadministrasikan, dan membukukan kegiatan-kegiatan
usaha. Mengetahui manajemen bisnis berarti memahami kiat, cara, proses, dan pengelolaan semua
sumber daya perusahaan secara efektif dan efisien.

Having the proper attitude, yaitu memiliki sikap yang benar terhadap usaha yang dilakukannya. Ia
harus bersikap sebagai pedagang, industriawan, pengusaha, eksekutif yang sungguh-sungguh, dan
tidak setengah hati.

Having adequate capital, yaitu memiliki modal yang cukup. Modal tidak hanya berbentuk materi,
tetapi juga moril. Kepercayaan dan keteguhan hati merupakan moal utama dalam usaha, oleh
karena itu harus terdapat kecukupan dalam hal waktu, tenaga, tempat, dan mental.

Managing fianance effectively, yaitu memiliki kemampuan mengatur/mengelola keuangan secara


efektif dan efisien, mencari sumber dana dan menggunakannya secara tepat, serta
mengendalikannya secara akurat.

Managing time efficeintly, yaitu kemampuan mengatur waktu seefisien mungkin. Mengatur,
menghitung, dan menepati waktu sesuai dengan kebutuhannya.

Managing people, yaitu kemampuan merencanakan, mengatur, mngarahkan, memotivasi, dan


mengendalikan orang-orang dalam menjalankan perusahaan.
Satidfying customer by providing high quality product, yaitu memberi kapuasan kepada pelanggan
dengan cara menyediakan barang dan jasa bermutu, bermanfaat, dan memuaskan.

Knowing how to compete, yaitu mengethuai strategi/cara bersaing. Wirausaha harus dapat
menganalisis SWOT dalam diri dan pesaingnya.

10. Copying with regulations and paperwork, yaitu membuat aturan/pedoman yang jelas.
Ide dan Peluang Kewirausahaan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia adalah sebuah negara yang sangat kaya, memiliki potensi sumber daya alam yang sangat
melimpah. Kita menyadari bahwa potensi sumber daya belum dikelola secara optimal sehingga
masyarakat yang sejahtera dan berkeadilan belum bisa menjadi kenyataan. Untuk itu diperluan
seoramg wirausahawan supaya dapat memanfaatkan peluang yang ada untuk menciptakan
lapangan pekerjaan. Dengan demikian menjadi wirausahawan sangat penting karena dapat
membangun bangsa dan negar sebagai pertumbuhan ekonomi serta dapat menciptakan lapangan
pekerjaan bagi dirinya sendiri maupun orang lain.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang diatas penulis dapat merumuskan beberapa masalah yaitu sebagai
berikut:

1. Apakah pengertian dari kewirausahaan?

2. Apakah ide dan peluang dalam kewirausahaan?

C. Tujuan Pembahasan

1. Pembaca dapat mengetahui pengertian kewirausahaan.

2. Pembaca dapat mengetahui ide dan peluang dalam kewirausahaa.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kewirausahaan

Istilah kewirausahaan baru dikenal dalam kosakata bahasa inggris pada tahun 1980-an, walaupun
istilah kewirausahaan atau entrepreneurship telah digunakan pada abad ke-18. Kata kewirausahaan
atau yang lebih dikenal dengan entrepreneurship berasal dari bahasa perancis, entre yang berarti
antara dan prende yang berarti mengambil. Kata ini pada dasarnya digunakan untuk
menggambarkan orang-orang yang berani mengambil risiko dan memulai hal-hal baru.

Banyak sekali definisi tenteng kewirausahaan atau entrepreneurship yang dikemukan oleh ahli
ekonom misalnya Schraam (2006) mendefinisikan entrepreneurship sebagai proses seseorang atau
kelompok yang memikul risiko ekonomi untuk menciptakan organisasi baru yang akan
mengeksploitasi tekonologi baru atau proses inovasi yang menghasilkan nilai untuk orang lain.[1]

Frederick et al (2006) memandang entreprenuership sebagai agen perubahan yang melakukan


pencarian secara sengaja,perencanaan yang hati-hati, dan pertimbangan ketika melakukan proses
entrepreneurial[2]. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengertian dari kewirausahaan adalah suatu
kegiatan yang melakukan suatu proses, dimani proses tersebut membutuhkan inovasi baru dan
keberanian menggambil resiko serta mampu memanfaatkan sumber daya secara efektif dan efisien
untuk mendapatkan profit.

B. Ide Kewirausahaan

Menurut Zimmerer, ide-ide yang berasal dari wirausaha dapat menciptakan peluang untuk
memenuhi kebutuhan riil di pasar. Ide-ide itu menciptakan nilai potensial di pasar sekaligus menjadi
peluang usaha. Dalam mengevaluasi ide untuk menciptakan nilai-nilai potensial (peluang usaha),
wirausaha perlu mengidentifikasi dan mengevaluasi semua resiko yang mungkin terjadi dengan cara
:

1. Mengurangi kemungkinan resiko melalui strategi yang proaktif

2. Menyebarkan resiko pada aspek yang paling mungkin

3. Mengelola resiko yang mendatangkan nilai atau manfaat

Ada tiga resiko yang dapat dievaluasi, yaitu :

1. Resiko pasar atau persaingan

2. Resiko financial

3. Resiko teknik[3]

Kreativitas sering kali muncul dalam bentuk ide untuk menghasilkan barang dan jasa baru. Ide
bukanlah peluang dan tidak akan muncul bila wirausaha tidak mengadakan evaluasi dan
pengamatan secara terus menerus. Bagaimana ide bisa menjadi peluang? Jawaban atas pertanyaan
ini, diantaranya :

1. Ide dapat digerakkan secara internal melalui perubahan cara-cara/metode yang lebih baik untuk
melayani dan memuaskan pelanggan dalam memenuhi kebutuhannya.

2. Ide dapat dihasilkan dalam bentuk produk dan jasa baru.

3. Ide dapat dihasilkan dalam bentuk modifikasi pekerjaan yang dilakukan atau cara melakukan
suatu pekerjaan.[4]

C. Sumber Peluang Potensial


Agar ide-ide potensial menjadi peluang bisnis yang riil, maka wirausaha harus bersedia melakukan
evaluasi terhadap peluang secara terus-menerus. Proses penjaringan ide atau disebut screening
merupakan suatu cara terbaik untuk menuangkan ide potensial menjadi produk dan jasa riil.

Adapun langkah dalam penjaringan ide dapat dilakukan sebagai berikut:

1. Menciptakan produk baru dan berbeda

Produk dan jasa yang dibuat harus menciptakan nilai bagi pembeli, untuk itu wirausaha harus benar-
benar mengenal prilaku konsumen di pasar. Ada dua unsur pasar yang perlu diperhatikan :

a. Permintaan terhadap barang/jasa yang dihasilkan

b. Waktu penyerahan dan waktu permintaan barang/jasa.

Kemampuan untuk memperoleh peluang , sangat bergantung pada kemampuan wirausaha untuk
menganalisis pasar, yang meliputi aspek :

a. Analisis demografi pasar,

b. Analisis sifat serta tingkah laku pesaing,

c. Analisis keunggulan bersaing pesaing dan kefakuman pesaing yang dapat dianggap dapat
menciptakan peluang.

2. Mengamati pintu peluang

Wirausaha harus mengamati potensi-potensi yang dimiliki pesaing, misalnya :

a. Kemungkinan pesaing mengembangkan produk baru,

b. Pengalaman keberhasilan dalam mengembangkan produk baru,

c. Dukungan keuangan,

d. Keunggulan-keunggulan yang dimiliki pesaing di pasar.

Kemampuan pesaing untuk mempertahankan posisi pasar dapat dievaluasi dengan mengamati
kelemahan-kelemahan dan resiko pesaing dalam menanamkan modal barunya.

Untuk mengetahui kelemahan, kekuatan, dan peluang yang dimiliki pesaing, dan peluang yang
dapat kita peroleh, menurut Zimmerer (1996 : 67) ada beberapa keadaan yang dapat menciptakan
peluang, yaitu :

a. Produk baru harus segera di pasarkan dalam jangka waktu yang relative singkat,

a. Kerugian teknik harus rendah,

b. Bila pesaing tidak begitu agresif untuk mengembangkan strategi produknya

c. Pesaing tidak memiliki teknologi canggih,

d. Pesaing sejak awal tidak memiliki strategi dalam mempertahankan posisi pasarnya,
e. Perusahaan baru memiliki kemampuan dan sumber-sumber untuk menghasilkan produk
barunya.

3. Analisis produk dan proses produksi secara mendalam

Analisis ini sangat penting untuk menjamin apakah jumlah dan kualitas produk yang di
hasilkan memadai atau tidak.

4. Menaksir biaya awal

Yaitu biaya awal yang diperlukan oleh usaha baru.

5. Memperhitungkan resiko yang mungkin terjadi[5]

Resiko pesaing, kemampuan dan kesediaan pesaing untuk mempertahankan posisi pasarnya:

a. Kesamaan dan keunggulan produk yang dikembangkan pesaing

b. Tingkat keberhasilan yang dicapai pesaing dalam pengembangan produknya

c. Seberapa besar dukungan keuangan pesaing bagi pengembangan produk baru

Resiko teknik adalah kegagalan dalam proses pengembangan produk. Sedangkan resiko finansial
adalah kegagalan yang timbul akibat ketidakcukupan dana.[6] Nilai suatu barang atau produk dapat
diciptakan melalui:

1. Inovasi

Inovasi adalah kemampun yang dimiki seorang keriwira usahaan untuk menerapkan kreativitas
dalam rangka memecahkan persoalan-persoalan dan peluang untuk menigkatkan kebutuhan dalam
kehidupan.

Menurtu Schumpeter (Dollinger, 2003: 7) dapat mencangkup:

a) Penawaran produk atau jasa baru

Tirto Utomo pendiri AQUA menghadirkan produk air minum (air putih) dalm kemasan di
Indonesia.Ide mwmbuat minuman dalam kemasan tersebut muncul setelah seorang rekan bisnisnya
terserang diare akibat kekurangan minum air yang tidak hegienis sesaat setelah mereka bermain
bulu tangkis di Rawamangun.Pada saat itu air minum dalam kemasan merupakan produk baru yang
ditawarkan kepada konsumen Indonesia.

b) Penggunaan metode atau teknologi baru

Microsoft meghabiskan dana yang sangat besar setiap tahun nya untuk megembangkan teknologi
baru di bidang computer sehigga progam Windows senantiasa memiliki keunggulan di bidang
progam-progam pesaing.

c) Penciptaan pasar sarana yang baru

Para pengusaha penyalur Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJKTI) melihat peluang pengirim jasa tenaga
kerja professional di bidang pembangunan infrastruktur dan tenaga medis, segera setelah pasukan
multinasional memenagkan peperangan dan berhasil mengusir pasukan Irak yang melakiakn invasi
ke quait.

d) Penghunaan sember pasukan bahan baku dan sumber daya lainnya yang baru

Salah satu suber daya menejeman yang dapat memberikan kontribusi terhadap kemampuan
bersaing perusahaan, adalah sumber daya manusia.

e) Penciptaan bentuk organisasi industri yang baru

Organisasi yang baru dapat dibentuk diantaranya melalui pelaksaan merger untuk memperkuat
struktur permodalan perusahan mempertinggi kinerja operasi perusahaan melalui penciptaan
sinergi di antara perusahaan yang melakukan merger.[7]

Proses inovasi :

1. Wirausahawan melihat adanya kebutuhan

2. Mengumpulkan data dan mendefinisikan konsep-konsep

3. Menguraikan masalah-masalah

4. Menggunakan daya ingat untuk mencari kesamaan

5. Menemukan kesamaan dan gagasan yang berhubungan

6. Melihat bagaimana menggabungkan kesamaan dan gagasan yang berhubungan

7. Mencari pemecahan sementara

8. Meneliti pemecahan dengan hati-hati

9. Bergerak terus jika semuanya baik

10. Mencapai keberhasilan[8]

2. Mengubah tantangan menjadi peluang

Menciptakan permintaan melalui penemuan baru. ide-ide yang berasal dari wirausaha dapat
menciptakan peluang untuk memenuhi kebutuhan pasar.[9]

D. Orientasi Eksternal dan Internal

Keingintahuan dan minat pada apa yang terjadi di dunia merangsang orientasi eksternal. Orientasi
internal merangsang penggunaan sumber daya-sumber daya pribadi untuk mengidentifikasi peluang
venture baru.

Orientasi Eksternal didapat dari :


1. Konsumen

2. Perusahaan yang sudah ada

3. Saluran distribusi

4. Pemerintah

5. Penelitian dan Pengembangan

Orientasi Internal didapat dari :

Tiga Tahap penggunaan sumber daya sumber daya internal yaitu :

1. Analisa konsep hingga bisa terdefinisi dengan jelas, termasuk penguraian masalah yang perlu
dipecahkan.

2. Penggunaan daya ingat untuk menemukan kesamaan dan unsur-unsur yang nampaknya
berhubungan dengan konsep dan masalah-masalahnya.

3. Rekombinasi unsur-unsur tersebut dengan cara baru dan bermanfaat untuk memecahkan
masalah-masalah dan membuat konsep dasar bisa dipraktekkan.[10]

E. Sumber Gagasan Bagi Produk dan Jasa Baru :

a. Kebutuhan akan sumber penemuan

b. Membuat inovasi baru

c. Sesuai keahlian

d. Hobi atau kesenangan pribadi

e. Menyesuaikan dengan kebutuhan sekitar

f. Memanfaatkan koneksi dan relasi

g. Mengamati kecenderungan-kecenderungan

h. Mengamati kekurangan-kekurangan produk dan jasa yang ada

i. Mengapa tidak terdapat ?

j. Kegunaan lain dari barang-barang biasa

k. Pemanfaat produk dari perusahaan lain

l. Usaha Warisan

m. Ikut-ikutan

n. Coba-coba[11]
a. Pemilihan Bidang Usaha

Ada beberapa hal yang bisa Anda gunakan sebagai patokan awal dalam memilih suatu bidang usaha
yang akan Anda tekuni dalam jangka panjang:

1. Lihat karakter usaha Anda dan sesuaikan dengan karakter pribadi Anda Anda perlu mengenali
karakter bidang usaha Anda. Tujuannya adalah untuk melihat apakah karakter dasar Anda sesuai
dengan karakter usaha Anda.

2. Lihat apakah Anda menyukai usaha tersebut merupakan syarat mutlak bahwa seseorang harus
menyukai usaha yang akan digelutinya. Kenyataan menunjukkan bahwa rasa suka pada usaha akan
membuat seseorang lebih giat, tekun, dan pantang menyerah dalam menjalankannya sehingga
nantinya akan membuahkan hasil yang baik. Disini, memulai usaha dari hobi bisa menjadi
pertimbangan Anda. Karena hobi biasanya merupakan suatu hal yang disukai, maka hobi bisa
berpotensi menjadi usaha yang berhasil. Tentunya dengan berbagai tambahan analisa lainnya.

3. Lihat apakah Anda mampu menjalankan usaha tersebut sangat penting bagi kita untuk
mengukur kemampuan diri dengan tujuan untuk melihat apakah kita mampu menjalankan usaha
tersebut. Kita bisa mengukur kemampuan kita dengan mengadakan beberapa analisa atau riset
sederhana mengenai usaha tersebut, kemudian hasilnya dibandingkan dengan kemampuan kita.
Beberapa poin dalam analisa atau riset yang bisa dijadikan ukuran kemampuan kita adalah :

a. Kemampuan modal usaha kita

b. Kemampuan dalam hal keahlian kita

c. Kemampuan kita membagi waktu

d. Kemampuan kita untuk mengimbangi dinamika dunia usaha sekaligus mengantisipasi persaingan
yang ketat

4. Analisis risk-return dan potensi pengembangan usaha tersebut dalam memilih bidang usaha
yang Anda geluti, sudah pasti Anda harus memperhitungkan berapa pengembalian modal (return)
yang akan Anda dapatkan dari usaha tersebut. Hasil perhitungan tersebut haruslah dibandingkan
dengan risiko-risiko yang mungkin terjadi. Jika dari perhitungan awal saja, usaha tersebut sudah
nampak tidak layak dijalankan, buat apa Anda memaksakan diri? Hal lain yang perlu dilihat adalah
kemungkinan bidang usaha tersebut untuk terus berkembang baik dari segi besaran pasar maupun
kemungkinan terciptanya cabang-cabang bidang usaha yang saling berkaitan. Contohnya
tumbuhnya industri ponsel mendorong banyaknya toko ponsel, aksesoris ponsel, kios voucher isi
ulang, download ringtone dan sebagainya. Hati-hati jika Anda memilih bidang usaha yang meskipun
Anda kuasai betul, namun sudah tampak jenuh atau cenderung menyusut pasarnya. Bisa-bisa usaha
Anda akan sulit berkembang nantinya.[12]
b. Proses Perencanaan dan Pengembangan Produk

1) Tahap Gagasan

2) Tahap Konsep

3) Tahap Pengembangan Produk

4) Tahap Uji Pemasaran

5) Tahap Komersialisasi

c. Produk Yang Sesuai Untuk Perusahaan Kecil

Berikut ini beberapa hal yang harus diperhatikan oleh perusahaan kecil untuk penciptaan suatu
produk :

1) Untuk pemilihan produk, perusahaan harus memperhatikan pada sumber daya uang, tenaga
kerja dan fasilitas yang dimiliki.

2) Pemilihan segmen pasar yang memungkinkan.

3) Untuk produk atau proses yang disuplai kepada perusahaan lain hendaknya sangat kecil
volumenya sehingga tidak menarik minat para pelanggannya untuk memproduksinya sendiri.

4) Tingginya nilai tambah. Keuntungan harus lebih besar dari biaya.

5) Rentang waktu yang diperlukan untuk penyelesaian produk atau proses.

d. Arti Penting Orientasi Pemasaran

1) Penyebab gagalnya bisnis kecil adalah kurangnya penjualan dan kurangnya daya saing

2) Wirausahawan harus berorientasi konsumen

F. Kegagalan Didalam Memilih Peluang Bisnis Baru

a) Kurangnya obyektivitas

b) Kurangnya kedekatan dengan pasar

c) Pemahaman kebutuhan teknis yang tidak memadai

d) Diabaikannya kebutuhan finansial

e) Kurangnya diferensiasi produk[13]


IDE DAN PELUANG KEWIRAUSAHAAN

IDE DAN PELUANG KEWIRAUSAHAAN


Wirausaha adalah orang yang mengambil resiko dengan jalan membeli barang
sekarang dan menjual kemudian dengan harga yang tidak pasti (Cantillon).
Wirausaha adalah orang yang memindahkan sumber-sumber ekonomi dari
daerah dengan produktivitas rendah ke daerah dengan produktivitas dan hasil lebih
tinggi (J.B Say).
Wirausaha adalah orang yang menciptakan cara baru dalam
mengorganisasikan proses produksi (Schumpeter).
Wirausaha adalah orang yang mendobrak system ekonomi yang ada dengan
memperkenalkan barang dan jasa yang baru, dengan menciptakan bentuk
organisasi baru atau pengahan bahan baku baru (joseph).

1. IDE KEWIRAUSAHAAN

Terwujudnya suatu ide agar terealisasi dibutuhkan suatu rencana. Karena dalam
teorinya, bisnis sekecil apapun tetap memerlukan perencanaan untuk dapat merealisasikan ide
bisnis yang lebih matang. Dalam perspektif Philip Kotler, ada bebera prosedur standar untuk
dapat merealisasikan ide bisnis yang benar dalam bentuk rencana bisnis yaitu:
1. Pembangkitan gagasan
2. Penyaringan
3. Pengembangan dan pengujian konsep
4. Strategi pemasaran
5. Analisis bisnis atau usaha
6. Pengembangan produk
7. Pegujian pasar
8. Komersialisasi

Bagaimana ide dapat menjadi peluang, ada beberapa cara untuk melakukannya yaitu:
1. Ide dapat digerakkan secara internal melalui perubahan cara-cara/metoda yang lebih baik
untuk dapat memenuhi kepuasan pelanggan
2. Ide dapat dihasilkan dalam bentuk produk dan jasa baru
3. Ide dapat dihasilkan dalam bentuk modifikasi, bagaimana pekerjaan dilakukan atau
dimodifikasi cara melakukan suatu pekerjaan

4. SUMBER PENEMUAN IDE-IDE BARU


Sumber ide biasanya berkaitan dengan hal-hal atau kegiatan yang
menyangkut organisasi atau lembaga yang ada hubungannya dengan bisnis, seperti
:
1. Konsumen
2. Perusahaan yang sudah ada
3. Saluran Distribusi
4. Pemerintah
5. Penelitian dan Pengembangan
5. PENYARINGAN IDE
Ada berbagai cara untuk melakukan pemilihan ide produk, dimana salah satu
cara adalah dengan melakukan proses tahapan sebagai berikut dibawah ini :
1. Macro Screening
Dari ratusan ide yang mungkin didapat, pilihlah sekitar 20 ide yang mempunyai
potensi bisnis. Disini kriteria yang digunakan untuk memilih masih umum sekali,
yaitu yang mempunyai potensi bisnis.
2. Micro Screening
Dari 20 ide produk yang ada, kemudian dipilih lagi menjadi 5 ide dengan
menggunakan kriteria tertentu.
Dengan adanya pemilihan bertahap tersebut, diharapkan kita dapat
mempunyai alternatif beberapa ide produk yang akan dikembangkan lebih lanjut.

3. PELUANG
1. SUMBER PELUANG
Peluang sendiri sebenarnya berasal dari sebuah ide, inspirasi atau kesempatan yang
muncul untuk dimanfaatkan bagi kepentingan seseorang baik dalam kehidupan sehari hari
dalam bisnis.
1. Diri Anda Sendiri
Beberapa sumber peluang yang muncul dari diri anda sendiri seperti:
1. Hobi Anda
2. Keahlian Anda
3. Peluang dari Pengetahuan dan Latar Belakang Pendidikan
4. Lingkungan
5. Konsumen
Suara konsumen itu penting karena sering menciptakan gagasan baru dalam
memperbaiki produk yang ada dan peluang bagi yang akan mendirikan usaha baru.
6. Gagasan Orang Lain
Seperti halnya suara dari konsumen, gagasan dari orang lain (mungkin karena keluhan-
keluhan terhadap suatu produk atau layanan yang disampaikan teman anda ke anda), dapat
memberi ide yang membuka peluang bagi anda dalam membuat suatu bisnis.
7. Informasi yang Diperoleh
Dalam perjumpaan dengan orang lain terkadang kita mendapatkan informasi baru. Bagi
orang yang mendengarnya, informasi baru itu bisa berguna untuk dijadikan sebagai peluang
bisnis karena informasi tersebut memiliki hubungan dengan pengetahuan dan pengalaman
yang dia miliki. Namun bagi orang-orang tertentu informasi baru itu tidak bermanfaat karena
informasi tersebut tidak memiliki hubungan dengan pengetahuan dan pengalaman yang
mereka miliki. Hal ini yang bisa membedakan mengapa ada orang yang merasa tidak
memiliki peluang dibanding orang yang memiliki peluang.

8. CIRI-CIRI PELUANG YANG MEMILIKI POTENSI UNTUK DIKATEGORIKAN


SEBAGAI PELUANG BISNIS YANG BAIK DAN MASUK
1. Bisnis yang dibangun adalah bisnis yang potensial atau memilki bilai jual yang tinggi
2. Tidak menjadikan bisnis itu hanya sebagai ambisi pribadi semata tetapi sifatnya nyata
3. Bisnis itu mempunyai waktu bertahan yang lama dipasar
4. Tidak menghabiskan modal (uang ) Anda karena investasi yang terlalu besar
5. Tidak bersifat momentum (kejadian sesaat) atau bersifat musiman
6. Bisa ditingkatkan skalanya menjadi skala industry
Karena sebab itu, bila ingin memiliki bisnis yang potensial, perlu mengetahui ciri-ciri sebuah
peluang yang mendasari sebuah Bisnis yang baik, ciri-ciri peluang bisnis yang baik adalah:
1. Peluang itu orisinil dan bukan tiruan
2. Peluang itu harus bisa mengantisipasi perubahan persaingan dan kebutuhan pasar dimasa
yang akan datang.
3. Benar-benar sesuai dengan minat atau ada link dengan pengetahuan, keahlian dan
sifat agar peluang itu dapat bertahan lebih lama.
4. Tingkat visibilitas (kelayakan usaha) benar-benar teruji
5. Bersifat ide yang kreattif dan inovativ bukan tiruan dari ide orang lain
6. Yakin bisa mewujudkannya dan sukses untuk menjalaninya.
7. Senang menjalankannya dan benar-benar suka bisnis tersebut.

8. FAKTOR-FAKTOR KEBERHASILAN SEBUAH PELUANG


1. Peluang itu memenuhi ciri-ciri peluang bisnis yang baik, bukan tiruan.
2. Berawal dari uji test pasar dan uji coba (trial)
3. Mengikuti dan memenuhi kebutuhan konsumen
4. Mengikuti trend (kecenderungan) perubahan pasar
5. Bisa terus menerus diinovasi dan di tingkatkan kualitasnya
6. Resiko kegagalannya tidak besar saat pertama kali dimulai
7. Merupakan alternative terbaik dari peluang-peluang yang ada

8. KEGAGALAN SEBUAH PELUANG


Faktor Kegagalan Sebuah Peluang Usaha yang Gagal Dijadikan Bisnis, adalah sebagai
berikut:
9. Kebutuhan pasarnya tidak bersifat monoton dan musiman sehingga tidak hanya bersifat
jangka pendek
10. Peluang itu sudah kadaluarsa atau telah banyak ada orang yang memulai bisnis tersebut
11. Tidak segera mengambil keputusan untuk memulainya sehingga peluang itu lewat begitu
saja
12. Waktunya sudah lewat, terjadi perubahan kebutuhan atau muncul teknologi baru yang telah
membuat peluang produk atau jasa itu out of date
13. Survey pasar tidak akurat, artinya hal itu hanya sekedar persepsi yang menyatakan bahwa
peluang itu sangat potensial lalu segera dilaksanakan begitu saja menyebabkan produk itu
tidak laku dipasar
14. Mudah ditiru atau di buat oleh orang lain
15. Daya beli rendah
16. Kebutuhan tidak kontinyu
17. Tingkat kebutuhan kecil
18. Pemilihan alternative ide-ide bisnisnya salah

Anda mungkin juga menyukai