Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN HASIL DISKUSI

TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIC

PGSD 6 A Palembang

Hari/Tanggal : Senin, 23 Januari 2018

Tempat : Kampus PGSD KM 5,5

Waktu : 09.50-12.00

Judul Makalah Pembelajaran : Teori Belajar Behavioristic

Pelaksanaan Diskusi

A. Penyaji : Kelompok 3
B. Penyampaian Materi : Happy Bernandus Guruh, Lena Sari dan Indah Permata K.D.
C. Moderator : M.Waryono
D. Notulis : Septi Handayani
E. Operator : Widya Cahya Kusuma
F. Daftar Hadir : Seluruh mahasiswa dan mahasisiwi PGSD 5 A Palembang

Acara

A. Pembukaan
Moderator membuka diskusi dengan mempersilahkan penyaji untuk mempresentasikan
hasil diskusi (materi yang akan dibawakan).
B. Penyajian
Pembicara menyampaikan materi mengenai Teori Belajar Behavioristic secara garis
besarnya, kemudian mempersilahkan peserta diskusi untuk membaca materi yang lebih
lengkap dalam makalah yang telah di bagikan oleh penyaji.
C. Tanya Jawab
Sesi 1
Pertanyaan :
1. Titis Punto Utomo
Karakteristik peserta didik seperti apa yang diidentifikasi dalam teori belajar
behavioristic?
2. Windra Tama Rani
Bagaimana cara mendapatkan respon sebaik mungkin dari siswa? Berikan contoh!
3. M. Zam-zami
Apakah teori belajar behaviouristik dapat diterapkan dalam pembelajaran tematik?

Jawaban :

1. Karakteristik peserta didik yang diidentifikasi dalam teori belajar behavioristic adalah
tingkah lakunya dalam memberikan respon dari stimulus yang diberikan oleh guru.
Apabila stimulus yang diberikan guru membuat peserta didik menjadi bisa atau tau
maka perubahan tingkah laku yang dialami peserta didik tersebut dimaksud dengan
belajar. Misalnya, seorang guru mengajari siswanya membaca, dalam proses
pembelajaran guru dan siswa benar-benar dalam situasi belajar yang diinginkan,
walaupun pada akhirnya hasil yang dicapai belum maksimal. Namun, jika terjadi
perubahan terhadap siswa yang awalnya tidak bisa membaca menjadi membaca tetapi
masih terbata-bata, maka perubahan inilah yang dimaksud dengan belajar. Contoh
lain misalnya, siswa belum dapat berhitung perkalian. Walaupun siswa tersebut sudah
berusaha giat, dan gurunya pun sudah mengajarkannya dengan tekun, namun jika
siswa tersebut belum dapat mempraktekkan perhitungan perkalian, maka ia belum
dianggap belajar, karena belum dapat menunjukkan prilaku sebagai hasil belajar.

2. Agar mendapatkan respon sebaik mungkin dari siswa, guru harus memberikan
stimulus yang sebaik mungkin untuk siswa, karena respon yang diberikan siswa
tergantung dari stimulus seperti apa yang diberikan oleh guru. Selain itu, guru juga
harus kreatif dan inovatif dalam menerapkan metode dan model pembelajaran yang
menyenangkan yang dapat membuat siswa menjadi aktif serta didukung dengan
media pembelajaran. Contohnya, guru memberikan stimulus kepada siswa dengan
menunjukan sebuah video, dengan media video tersebut siswa akan tertarik dan
antusias melihat video tersebut , dengan begitu nantinya akan mendapatkan respon
yang baik dari siswa.

3. Iya, teori belajar behaviouristik dapat diterapkan dalam pembelajaran tematik.


Contohnya, kita ambil dua mata pelajaran PKN dan IPS di kelas 5 dengan tema
“Pahlawanku”. Guru memberikan stimulus berupa menayangkan sebuah video
perjuangan dari Pahlawan. Setelah menayangkan video tersebut, guru melakukan
tanya jawab dengan siswa, hal ini sudah menunjukkan adanya stimulus dan respon
antara guru dan siswa. Dari contoh tersebut, artinya teori belajar behavioristik itu
dapat diterapkan pada pembelajaran tematik.

Sesi 2
Pertanyaan :
1. Madian Anggraini
Pembelajaran siswa hanya berpusat pada guru, bagaimana agar pembelajaran tidak
hanya berpusat pada guru?
2. Diah Hardiyanti
Bagaimana proses belajar mengikuti irama belajar?
3. Nadya Ade Putri
Bagaimanakah pengaplikasian teori belajar behaviouristik?

Jawaban :

1. Agar pembelajaran tidak hanya berpusat pada guru, guru harus selalu kreatif dan
inovatif dalam memberikan stimulus kepada siswanya, agar guru mendapatkan respon
yang baik dari siswanya, sehingga pembelajaran tidak hanya berpusat pada guru,
namun siswa juga aktif terlibat dalam pembelajaran. Selain itu juga didukung dengan
metode, model, dan media yang digunakan oleh guru.

2. Proses belajar mengikuti irama belajar artinya belajar sesuai dengan kemampuannya
dan dilihat dari perubahan tingkah lakunya, yang disebabkan oleh adanya stimulus
dan respon. Dimana dengan adanya stimulus dan respon maka akan terbentuklah apa
yang dimaksud dengan belajar. Misalnya, seorang guru mengajari siswanya
membaca, dalam proses pembelajaran guru dan siswa benar-benar dalam situasi
belajar yang diinginkan, walaupun pada akhirnya hasil yang dicapai belum maksimal.
Namun, jika terjadi perubahan terhadap siswa yang awalnya tidak bisa membaca
menjadi membaca tetapi masih terbata-bata, maka perubahan inilah yang dimaksud
dengan belajar.

3. Aplikasi teori behavioristik dalam kegiatan pembelajaran tergantung dari beberapa


hal seperti: tujuan pembelajaran, sifat materi pelajaran, karakteristik pebelajar, media
dan fasilitas pembelajaran yang tersedia. Pembelajaran yang dirancang dan berpijak
pada teori behavioristik memandang bahwa pengetahuan adalah obyektif, pasti, tetap,
tidak berubah. Pengetahuan telah terstruktur dengan rapi, sehingga belajar adalah
perolehan pengetahuan, sedangkan mengajar adalah memindahkan pengetahuan
(transfer of knowledge) ke orang yang belajar atau pebelajar.

Kesimpulan dari Diskusi

Teori behavioristic merupakan teori belajar yang lebih menekankan pada perubahan
tingkah laku serta sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respon. Pandangan teori
behavioristic telah cukup lama dianut oleh para pendidik. Dengan adanya proses belajar
behavioristik, dapat melatih individu untuk bisa mempergunakan waktu secara efektif. Proses
pembelajaran behavioristic juga terbukti efektif bagi individu terutama pelajar dalam mencerna
ilmu atau pelajaran, baik yang mudah maupun yang sulit sekalipun dan membuahkan hasil yang
memuaskan di bandingkan dengan belajar kebut semalam.

Anda mungkin juga menyukai