Laporan ini disusun guna memenuhi tugas dari mata pelajaran IPAS yang diampu
oleh Bapak Heri Budiyanto, S.T.
Disusun oleh :
1. Risma Yuniar
2. Lusiana Salsabila
3. Anggita Meyla Saputri
4. Adinda Rahmi Syayidina
5. Salva Azzahra Nurul Fadilah
X MPLB 1
SMKN 3 BALEENDAH
Jl. Adipati Agung No.34, Baleendah, Kec. Baleendah, Kabupaten Bandung,
Jawa Barat 40375
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang memberikan rahmat dan
kasih sayang kepada hambanya sehingga mampu menyelesaikan makalah yang
berjudul Laporan hasil wawancara “Pengaruh Pusat Pertumbuhan Ekonomi Daerah
Sekitar Jelekong Terhadap Kehidupan Sosial Budaya Masyarakat”.
Tim Kelompok
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................iii
BAB I............................................................................................................................1
PENDAHULUAN........................................................................................................1
PEMBAHASAN...........................................................................................................3
PENUTUP..................................................................................................................17
3.1 Simpulan............................................................................................................17
3.2 Saran..................................................................................................................17
LAMPIRAN DOKUMENTASI..............................................................................18
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Metode Penulisan
Metode pengumpulan data berupa suatu pengamatan tentang keadaan, dan
kegiatan ekonomi di wilayah tempat tinggal. Pengumpulan data dilakukan untuk
mendapatkan suatu informasi yang dibutuhkan dalam mencapai tujuan penelitian.
Dalam penyusunan tugas ini kami mengambil objek penelitian pada pertumbuhan
ekonomi di sebuah Kampung bernama Kampung Jelekong, Kel. Jelekong, Kec.
Baleendah, Kab. Bandung. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan 4
cara, berikut merupakan uraian yang digunakan :
1. Observasi
Suatu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan mengamati Langsung,
melihat dan mengambil suatu data yang dibutuhkan di tempat Penelitian. Observasi
juga bisa diartikan sebagai proses yang Yang kompleks.
2. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan Melalui
tatap muka langsung dengan narasumber dengan cara tanya jawab Langsung.
Wawancara dilakukan dengan seorang seniman Lukis Jelekong, pengrajin wayang
golek khas Jelekong, serta salah satu pengemudi pangkalan ojek Giri Harja Jelekong.
3. Dokumentasi
Suatu pengumpulan data dengan cara melihat langsung sumber-sumber Dokumen
yang terkait. Dengan arti lain bahwa dokumentasi sebagai Pengambilan data melalui
dokumen tertulis maupun elektronik. Digunakan Sebagai mendukung kelengkapan
data yang lain
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kegiatan Wawancara
a. Topik
Laporan hasil wawancara “Pengaruh Pusat Pertumbuhan Ekonomi Daerah
Sekitar Jelekong Terhadap Kehidupan Sosial Budaya Masyarakat”.
b. Sesi
1) Persiapan
Kesiapan narasumber, latar (Tempat, Waktu, Situasi dan Kondisi), alat
wawancara serta daftar pertanyaan yang akan diajukan kepada
narasumber
2) Tahap kerja
Wawancara dan dokumentasi
c. Waktu
Sabtu, 18 Februari 2023, pukul 10.00-14.30 WIB
d. Tempat
Kampung Seni Jelekong, Kel. Jelekong, Kec. Baleemdah, Kab. Bandung,
Jawa Barat 40375
e. Narasumber
1. Bapak Muhammad Yusuf
2. Bapak Rudi Sunagar Sunarya
3. Bapak Budi
3
f. Nama anggota kelompok
N
O NAMA TUGAS
4
Jika untuk cara pendekatannya, karena lukisan Jelekong ini
didirikan oleh seorang tokoh bernama Bapak Odin Rohidin pada
tahun 1969, maka cara mengajarkan ilmu melukis tersebut
pertama diturunkan kepada keponakannya, setelah itu kepada
saudaranya yang lain, hingga sampai saat ini penurunan ilmu
Lukis di daerah Jelekong ini dilakukan secara turun temurun
pada masyarakat Jelekong sendiri.
3) Apa respon awal masyarakat terhadap seni Lukis tersebut ?
Untuk respon masyarakat Jelekong dari awal hingga saat ini
memang sangat antusias sekali. Bahkan hal tersebut dijadikan
suatu pusaka yang jangan sampai hilang, karena lukisan Jelekong
merupakan salah satu warisan budaya yang harus tetap dijaga.
4) Bagaimana awal mula perjalanan Bapak dalam berkecimpung di dunia
Lukis ?
Perjalanan awal bapak Muhammad Yusuf sendiri bermula pada
tahun 1990. Lukisan pertama yang dipelajari adalah berupa jenis
lukisan pemandangan. Lalu pada tahun 1998, alirannya beralih
pada jenis lukisan naturalis. Kemudian dari tahun 2020-sekarang
Pak Yusuf berkecimpung pada lukisan abstrak.
5) Seperti apa perjuangan Bapak untuk meluncurkan lukisan-lukisan
tersebut kepada pembeli ?
Jika dilihat dari perkembangan zaman, dahulu memang
perkembangan teknologi belum cukup berkembang, sehingga
pemasaran pun hanya dilakukan secara manual, dimana para
pelukis mengumpulkan karya lukisannya untuk di jual kepada
bandar bandar besar yang terdapat di daerah Jakarta, ada juga
yang sampai kedaerah Bali. Berbeda dengan saat ini, pemasaran
yang dilakukan sudah bersifat online berawal dari tahun 2019
saat terjadi pandemi covid-19 dimana para pelukis yang lain pun
5
memutar balik pemikiran untuk memasarkan karya mereka lewat
media social.
6) Jika untuk pembeli lukisan apakah hanya diseputar daerah Jelekong
saja, atau bahkan banyak pembeli dari luar daerah Jelekong yang
berminat pada lukisan khas Jelekong ini ?
Untuk pembeli lukisan kebanyakan dari luar daerah Jelekong.
Apabila dilihat dari masyarakat domestik kebanyakan dari
daerah Jakarta, Bali, Palembang, dan Medan. Namun lukisan
Jelekong juga banyak dipasarkan di luar Indonesia seperti
Singapura, Malaysia, Saudi Arabia, bahkan Amerika
7) Untuk mendukung usaha Lukis Bapak ini, apakah membutuhkan
karyawan ?
Tentu saja membutuhkan karyawan, karena memerlukan tenaga
yang banyak baik itu dari segi pembuatan karya maupun dari segi
pemasarannya. Karyawan tersebut kebanyakan masih saudara
dan masyarakat asli Jelekong lainnya.
8) Selain jenis lukisan pemandangan, naturalis dan abstrak apakah masih
terdapat objek lain sebagai jenis aliran lukisan yang menjadi ciri khas
lukisan Jelekong sendiri ?
Ada juga jenis lukisan lain yang menjadi ciri khas lukisan
Jelekong sendiri, seperti face painting (wajah manusia), lukisan
representative (kegiatan manusia), adapula jenis lukian plakat
(lukisan bertekstur)
9) Apakah teredapat hambatan dalam melakukan usaha ini ?
Dalam melakukan usaha pasti terdapat hambatan. Jika untuk
hambatan yang pernah Pak Yusuf alami sendiri yakni apabila
konsumen/pembeli memberikan request yang lumayan rumit dan
waktu yang diberikan cukup sebentar, maka perlu keahlian
khusus agar mampu menyelesaikan karyanya dalam waktu
sebentar.
6
10) Apabila bapak berkenan menjawab, berapa modal yang dibutuhkan
untuk memulai usaha ini dan berapa omset yang dihasilkan ?
Untuk sekarang, modal yang dibutuhkan agar dapat memulai
usaha lukisan ini sekitar Rp 10.000.000,- keatas. Tapi untuk dulu,
modal yang dibutuhkan hanya sekitar Rp 2000.000,- saja.
Adapun omset yang dihasilkan yaitu sekitar satu banding dua
hingga satu banding lima
11) Disaat seni Lukis Jelekong ini sedang berkembang, apa harapan bapak
untuk kedepannya ?
Harapannya, semoga masyarakat Jelekong sendiri masih tetap
antusias dalam melestarikan warisan budaya seni Lukis ini dan
berusaha mengembangkannya, seperti apa yang telah dikatakan
oleh pendirinya yakni bapak Odin sendiri bahwa “jadikanlah
lukisan sebagai pusaka”, dan juga sangat berharap semoga
lukisan Jelekong mampu mengikuti zaman sehingga
perekonomian masyarakat pun semakin membaik.
b) Narasumber (Wayang Golek Jelekong)
Pertanyaan :
1) Apa arti wayang golek menurut bapak ?
Wayang golek adalah sebuah Seni yang multitalent karena
didalamnya banyak sekali inspirasi khususnya kepada para
remaja untuk menunjang masa depan.
2) Siapa pencetus wayang golek Jelekong ?
Wayang golek Jelekong pertama kali dibuat oleh Bapak Abung
Sunandar Sunarya sekitar tahun 1950-1960an.
3) Bagaiamana cara pendekatan pencetus wayang golek kepada
masyarakat Jelekong terlebih untuk mengajarkan cara pembuatannya ?
Cara pendekatan perihal wayang golek oleh Bapak Abung
berawal pada keturunannya sendiri sehingga mendapat respon
7
baik dan antusias terhadap masyarakat lain ketika pertama kali
melihatnya.
Jika untuk bagaimana penyampaian ilmu cara pembuatan
wayang golek sendiri kepada masyarakat memang tidak ada.
Kecuali jika terdapat masyarakat yang berinisiatif sendiri untuk
bertanya dan mencari tahu sendiri perihal cara pembuatan
wayang golek kepada bapak Abung Sunandar Sunarya. Dan
dikarenakan cara membuat wayang golek ini berbeda dengan
berkarya lukisan, dimana membutuhkan keahlian khusus dan
waktu yang lama, maka hanya orang orang terlatih saja yang
mampu membuat wayang golek tersebut. Adapun waktu yang
dibutuhkan untuk membuat wayang golek paling sebentar sekitar
2 pekan.
4) Bagaimana cara Bapak memasarkan wayang golek kepada pembeli,
adakah strategi khusus yang Bapak lakukan agar banyak pembeli yang
tertarik pada wayang golek yang dibuat oleh bapak, darimana saja asal
pembeli ?
Tentu saja terdapat strategi yang dilakukan agar banyak
konsumen yang berminat untuk membeli wayang golek, yakni
meningkatkan kahlian sehingga kualitas karya pun dapat
menjadikan tingkat pembelian semakin meningkat.
Karena wayang golek Jelekong sudah tercatat dan diakui oleh
UNESCO atau organisasi Pendidikan, keilmuan, dan kebudayaan
perserikatan bangsa-bangsa, maka tidak heran lagi pembelinya
pun sudah mencapai luar Indonesia, seperti Jepang, Prancis,
Swedia, Inggris, Amerika dan Australia.
5) Apakah Bapak membutuhkan karyawan untuk mendorong usaha ini?
Dari mana saja karyawan tersebut ?
Tentunya untuk menjalankan usaha membuat wayang golek ini
perlu membutuhkan tenaga dari karyawan lainnya, dan
8
karyawan tersebut karena masih saudara, maka berasal dari
masyarakat Jelekong asli. Akan tetapi, ada juga yang berasal dari
luar daerah Jelekong yakni orang yang ingin dan berinisiatif
sendiri untuk mengembangkan sekaligus mempelajari
kebudayaan khas Jelekong.
6) Tokoh wayang apa saja yang dibuat ?
Tokoh yang dibuat diantaranya ada Cepot, Dewala, Buta, Tokoh
Masyarakat, Gareng, dan lain-lain.
7) Berapa modal yang bapak butuhkan untuk memulai usaha ini ?
Modal yang dibutuhkan sekitar Rp 5.000.000,-
8) Apa harapan bapak agar seni wayang golek Jelekong ini terus
berkembang ?
Harapannya, semoga para tunas bangsa seperti kebanyakan para
remaja, agar senantiasa ingat akan warisan budaya yang telah
orang tua kita berikan. Dengan cara melestarikan wayang golek
agar selalu terjaga, sehingga dapat tetap menyimpan aroma
harum wilayah Jelekong sendiri.
c) Narasumber 3 (Pangkalan ojek Jelekong)
Pertanyaan :
1) Sejak kapan Bapak menjadi tukang ojek ?
Sejak 8 bulan lalu
2) Apa yang Bapak ketahui mengenai pangakalan ojeg Jelekong ini ?
Pangkalan ojek Jelekong sendiri berdiri karena adanya
kebutuhan dari masyarakat dimana dewasa ini sulit untuk
mencari mata pencaharian lain dan juga disebabkan karena
pangkalan ojek di daerah Kampung Jelekong, Kecamatan
Baleendah, Kabupaten Bandung mulanya hadir sebagai alternatif
transportasi mengantar sejumlah pengunjung ataupun warga
lokal yang masuk dan berwisata ke Kampung Seni dan Budaya
Jelekong. Hal tersebut diperkuat oleh penetapan wilayah Jelekong
9
sebagai Kampung Seni dan Budaya sejak tahun 2010 lalu,
sehingga kehadiran jasa ojek mulai muncul ditempat wisata
tersebut.
3) Adakah inspirasi yang membuat Bapak semangat untuk berjuang ?
Inspirasi Bapak sendiri adalah rasa semangat mencari nafkah
untuk kebutuhan ekonomi keluarga.
4) Biasanya dalam sehari bapak mendapatkan beberapa penumpang ?
Untuk harga tarif satu kali perjalanan sebesar Rp 5.000,- dan
dalam sehari biasanya mendapatkan 18-20 orang penumpang,
sehingga pendapatan dalam satu hari kurang lebih sekitar Rp
80.000,- sampai Rp 100.000,-
5) Apa harapan Bapak untuk pangkalan ojeg Jelekong kedepannya ?
Harapannya, semoga para pengemudi ojeg Jelekong semakin
berkembang dengan diberlakukannya bantuan dari pemerintah
yang dilandasi Kampung Seni Jelekong sebagai kampung Seni
dan Budaya.
10
No Data Literasi
LUKISAN YOGYAKARTA
Lukisan khas Jogja banyak
dicari orang, mulai dari penikmat
lukisan hingga diincar traveler.
Baik lukisan abstrak sampai
realis sama menariknya,
mempunyai nilai seni istimewa.
Bahkan lukisan Jogja sudah
sangat terkenal mendunia. Ada
yang rela jauh-jauh dari wilayah
ataupun negara lain datang ke
Jogja hanya ingin mendapatkan
lukisan yang diimpikan.
LUKISAN JELEKONG Salah satu seniman asal Kota
Sebagian warga di daerah Yogyakarta yang juga
Jelekong berprofesi sebagai menggeluti bidang ini sebagai
seniman Lukis. Menjadikan bisnis adalah Bapak Saiman
kampung ini dijuluki sebagai Rais, bertempat tinggal di RT
desa wisata lukis Jelekong. 21, RW 7, Kelurahan
Lukisan dua dimensi hingga tiga Rejowinangun, Kecamatan
dimensi berjajar rapi di Kotagede, Kota Yogyakarta.
sepanjang jalan Kampung Berbekal ilmu yang diperoleh
Jelekong. Layaknya pusat ketika Kuliah di Institut Seni
kebudayaan, Kampung Jelekong Indonesia (ISI), beliau mulai
telah menelurkan para seniman menekuni bisnis seni lukis kaca
hebat. Bukan tanpa sebab, Jalan ini pasca purnatugas/pensiun
Jelekong menjadi pusat seni sebagai guru seni pahat di
lukis terbesar di Bandung. Sekolah Menengah Kejuruan
Seniman kondang Odin (SMK) 5 Yogyakarta.
Rohidin, tahun 1969 telah Menurut Saiman, menjadi
merintis pusat seni lukis di pelukis kaca memang
Jelekong. Uniknya, secara turun memerlukan keahlian khusus.
temurun ilmu lukis diwariskan Melukis di media kaca lebih sulit
kepada anak cucu mereka. dari melukis., di media kanvas.
Semakin lama, semakin banyak
11 Sebab, teknik melukis kaca ini
seniman berkembang di menggunakan teknik melukis
kampung Jelekong ini. terbalik, bagian kiri menjadi
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Dari hasil wawancara yang telah kami lakukan dapat disimpulkan bahwa di
Indonesia sendiri banyak terbentuk tempat-tempat pertumbuhan ekonomi, salah
satunya di daerah Jawa Barat yang terletak di Kampung Seni Jelekong, Kabupaten
Bandung. Dimana hal tersebut memberi dampak positif bagi masyarakat sekitar
untuk menjadi peluang dalam mengembangkan kehidupan ekonomi mereka. Selain
itu juga, dengan adanya pusat-pusat pertumbuhan ekonomi di daerah Jelekong,
tentunya sangat berpengaruh pada pusat pertumbuhan yang memengaruhi kondisi
suatu wilayah termasuk kehidupan social dan budaya, yang dibuktikan dengan adanya
permukiman disekitar pusat pertumbuhan cenderung semakin padat. Sehingga
kepadatan penduduk yang meningkat serta kamajuan system komunikasi dan
transportasi memengaruhi social budaya penduduk, seperti arus informasi antardaerah
semakin meningkat, terciptanya keragaman budaya yang menjadi ciri khas Kampung
Seni Jelekong, meningkatnya kesejahteraan masyarakat, dan perubahan sikap
masyarakat terhadap disiplin penggunaan transaksi, transportasi, dan komunikasi.
12
3.2 Saran
Demikianlah laporan hasil wawancara ini kami susun, Adapun saran yang
kami berikan yaitu :
a. Sebagai generasi muda, kita harus mempunyai semangat dalam
menumbuhkan jiwa entreprenership dalam ikut serta untuk berperan aktif
mengembangkan wilayah tempat tinggal sebagai pusat pertumbuhan ekonomi
unggulan
b. Pandai dalam memanfaatkan waktu sebaik mungkin sebagai pola pikir untuk
memajukan dan melestarikan warisan budaya.
Kami juga sangat mengaharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat konstruksif
dari pembaca sekalian.
LAMPIRAN DOKUMENTASI
Gapura Kampung seni Jelekong Hiasan selamat datang dipinggir jalan kampung jelekong
Dokumentasi wawancara kepada seniman lukis 13 Karya seni lukis Kampung Jelekong
Kumpulan lukisan galeri Pak Asep sancang Penampilan galeri lukisan dipinggir jalan Jelekong
14
Penampilan galeri lukisan dipinggir jalan Jelekong
Penampilan galeri lukisan dipinggir jalan Jelekong
15
Dokumentasi kegiatan wawancara pengemudi
Salah satu jenis wayang golek ojek Jelekong
Dokumentasi
Tampilan pangkalan ojek Jelekong
16