Anda di halaman 1dari 45

MAKALAH

KEBERAGAMAN DAERAH DI INDONESIA

Makalah ini sebagai tugas pada proyek penguatan profil pelajar pancasila

Dengan Tema Bhineka Tunggal Ika

Dimensi Berkebinekaan Global Dan Kreatif

DISUSUN OLEH :

Kelompok 4 :

Nama Anggota : 1. Duta Rizky Pratama


2. Saypudin
3. Pitri Nadila
4. Nurhayati Oktavia
5. Rani Sintya
6. Dinda Lusiana

Kelas : XII - 4

SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGRI 1 PESISIR TENGAH


KABUPATEN PESISIR BARAT

1
2023
KALIMANTAN TENGAH (PALANGKARAYA)

BAB 1

PENDAHULUAN

A. KOTA PALANGKARAYA
Kota Palangka Raya adalah sebuah kota dan juga sebagai ibu kota dari provinsi Kalimantan
Tengah, Indonesia. Kota ini memiliki luas wilayah 2.853,12 km² dan jumlah penduduk pada
pertengahan tahun 2023 sebanyak 302.310 jiwa, dengan kepadatan penduduk rata-rata 110
jiwa/km².

B. SEJARAH
Sejarah pembentukan pemerintahan Kota Palangka Raya merupakan bagian integral dari
pembentukan provinsi Kalimantan Tengah berdasarkan Undang-undang Darurat Nomor 10
Tahun 1957, lembaran Negara Nomor 53 berikut penjelasannya (Tambahan Lembaran Negara
Nomor 1284) berlaku mulai tanggal 23 Mei 1957 yang selanjutnya disebut Undang-undang
Pembentukan Daerah Swatantra provinsi Kalimantan Tengah.
Berdasarkan Undang-undang Nomor 21 Tahun 1958, Parlemen Republik Indonesia tanggal 11
Mei 1959 mengesahkan Undang-undang Nomor 27 Tahun 1959 yang menetapkan pembagian
provinsi Kalimantan Tengah dalam 5 (lima) Kabupaten dan Palangka Raya sebagai Ibukotanya.
Dengan berlakunya Undang-undang Nomor 27 Tahun 1959 dan Surat Keputusan Menteri Dalam
Negeri Republik Indonesia tanggal 22 Desember 1959 Nomor Des. 52/12/2-206, maka
ditetapkanlah pemindahan tempat dan kedudukan Pemerintah Daerah Kalimantan Tengah dari
Banjarmasin ke Palangka Raya terhitung tanggal 20 Desember 1959.

C. LETAK GEOGRAFIS
Kota Palangka Raya merupakan ibu kota provinsi Kalimantan Tengah. Secara geografis, Kota
Palangka Raya terletak di antara 113°30'–114°04' Bujur Timur dan 1°30'–2°30' Lintang Selatan.
Luas wilayah Kota Palangka Raya secara keseluruhan adalah 284.250 Ha atau 2.842,5 km².

D. BATAS BATAS KOTA


Kota Palangkaraya secara administratif sebelah selatannya berbatasan langsung dengan
Kabupaten Pulang Pisau, di sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Pulang Pisau, dan di
sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Katingan dan pada sebelah utara nerbatasan dengan
Kabupaten Gunung Mas.

E. TEMPAT TERKENAL
Beberapa tempat wisata yang terkenal di kota palangkaraya diantaranya :
1.Arboretum Nyaru Menteng
2.Bukit Tangkiling
3.Danau Tahai

2
4.Dermaga Kereng Bangkirai, dan lain-lain.
BAB 2
ISI
A. ADAT ISTIADAT
Palangka Raya-Selain memilki kekayaan seni budaya serta keariifan lokal yang tinggi, suku
Dayak Kalimantan Tengah memilki kekhasan tersendiri, terutama dalam hal tradisi maupun
ritual. Tradisi maupun ritual telah menjadi adat-istiadat yang hidup di dalam suku Dayak
sekaligus merupakan unsur terpenting, akar identitas bagi masyarakat Dayak itu sendiri.

Menyimak lebih mendalam eksistensi tradisi ataupun ritual Dayak selama ini, maka sangatlah
paralel dengan kebudayaan dan adat istiadat Dayak yang memuat sistem gagasan, tindakan dan
hasil karya manusia (orang Dayak) dalam menjalankan kehidupan. Tradisi maupun ritual inipun
berurat berakar dalam kehidupan masyarakat Dayak, kepemilikannya tidak melalui warisan
biologis yang ada di dalam tubuh manusia Dayak, melainkan diperoleh melalui proses belajar
yang diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke generasi

Kita ambil contoh tradisi pernikahan, dimana hampir setiap daerah di Indonesia memiliki tradisi
pernikahan. Tidak terkecuali Suku Dayak, yang nota bene memiliki ke-khasan tradisi dalam
menjalankan proses pernikahan. Tradisi ini lebih kental dinamakan Lawang Sakepeng”.
Menelisik lebih jauh, apa itu Lawang Sakepeng, tentu bagi masyarakat Kalteng sudah bisa
menebak, yakni sebuah atraksi silat dari suku Dayak (utamanya Dayak Ngaju) Kalteng.

Lawang artinya pintu atau gapura, sedangkan sakepeng berarti satu keping. Lawang sakepeng
biasanya dibuat dari kayu dengan lebar kurang lebih 1,5 meter dengan tinggi 2,3 meter, bagian
atasnya di ukir dengan tanaman rambat dan hiasan burung Enggang, bagian sisi sampingnya
dihiasi dengan janur atau daun kelapa muda serta telawang. Lawang Sakepeng ini dulunya sering
diperagakan pada upacara adat baik untuk menyambut tamu maupun acara pernikahan. Namun
saat ini, tradisi Lawang Sakepeng ini lebih banyak dilihat pada acara adat pernikahan.

Adapun yang ditonjolkan dalam Lawang Sakepeng ini adalah atraksi bela diri saat menyambut
dan menghormati tamu yang hadir dalam sebuah upacara adat. Seperti halnya acara pernikahan
atau perkawinan, dimana dari pihak laki-laki dan perempuan ada perwakilan satu atau dua
bahkan lebih pemain atau pesilat masing-masing. Bisa dimainkan oleh pesilat laki-laki maupun
pesilat perempuan.

Konon untuk gaya silat Lawang Sakepeng, oleh nenek moyang suku Dayak kala itu mengadopsi
gerakan dan tingkah laku hewan. Sebut saja meniru hewan ganas atau penyerang endemik yang
banyak dihuni dihutan Kalimantan. Antara lain Beruang, Beruk (jurus Bangkui) maupun jurus
lainnya yang berorientasi pada mahkluk penyerang atau pemangsa. “Secara umum makna atau
filosopi tradisi Lawang Sakepeng ini adalah untuk menjauhkan sebuah kehidupan keluarga dari
berbagai rintangan, halangan maupun malapetaka. Sebab itu menjalani kehidupan harus dijalani
dengan kegigihan,”kata Gauri yang merupakan Stap Analisis Potensi Wisata pada Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kalteng

3
C. MAKANAN KHAS
Beberapa makanan yang cukup populer dari Kalimantan Tengah yaitu:
1.Wadi Patin
2.Keripik Kalakai
3.Jelawat Goreng
4.Juhu Umbut Rotan
5.Kalumpe
6.Hintalu Karuang
7.Bangamat
8.Lemang

D. BAJU ADAT
Pakaian adat Kalimantan Tengah bukan ha ya terdiri 1 jenis saja, melainkan terdiri dari empat
jenis yang berbeda diantaranya sebagai berikut :

1.Baju Adat Sangkarut


Jenis pakaian adat sangkarut adalah jenis pakaian adat yang berasal dari Kalimantan tengah,
biasanya pakaian sangkarut ini biasa dipakai oleh suku Dayak ngaju. Pakaian adat sangkarut
merupakan sebuah pakaian adat yang bentuk dan motifnya menyerupai rompi, dijaman dahulu
jenis pakaian adat sangkarut tersebut biasa digunakan untuk berperang melawan musuh. Namun,
seiringnya perkembangan jaman kini pakaian adat sangkarut juga sudah dapat dijadikan sebagai
pakaian adat pengantin atau perkawinan pada daerah Kalimantan tengah. Menurut penggalan
sangka yang bermakna batas, sedangkan untuk filosofi pakaian adat sangkarut berdasarkan
sejarahnya. Bahwa pakaian adat sangkarut ternyata memiliki sebuah kekuatan magic yang
katanya dapat membantu serta melindungi dari segala hal keburukan, salah satunya roh-roh
jahat.

2.Baju Adat Upak Nyamu


Baju upak nyamu adalah jenis pakaian adat yang berasal dari Kalimantan tengah, pada dasarnya
jenis pakaian adat ini memiliki bahan yang sama dengan pakaian rompi sangkarut. Untuk
bahanya sendiri berasal dari kulit nyamu. Serta memiliki aksesoris tambahan yakni yang berupa
punutup kemaluan. Sedangkan untuk perbedaanya dengan pakaian adat sangakrut yakni jenis
pakaian adat ini tidak memiliki gambaran atau lukisan tempelan lain atau dapat dikatakan jenis
pakaian adat ini hanya berupa rompi polos tanpa adanya lengan.

3.Baju Adat Pawang


Baju pawang adalah sebuah pakaian adat yang berasal dari Kalimantan tengah. Jenis pakaian
adat pawang ini hanya dikhususkan oleh dukun saja. Sehingga yang dapat memakainy hanya
para dukun Kalimantan tengah. Tujuanya sendiri yakni untuk sebagai simbol pemimpin dalam
sebuah ritual doa-doa. Dalam kehidupan masyarakat suku Dayak bahwa dukun ini mampu
menolong dan mampu membawakan keberkahan seperti hujan serta mempu molak roh jahat.
Selain itu konon dukun tersebut mampu menyembuhkan orang yang sedang sakit. Selain itu

4
untuk bahan yang digunakanya dalam membuat baju pawang yakni berasal dari serat kayu
dengan hiasan manik-manik.

4.Baju Adat Tenunan


Baju tenun adalah jenis pakaian adat yang dibuat dengan cara ditenun yang juga berasal dari
Kalimantan tengah. Sejarah tenun ini berawal dari adanya suku mandar atau yang dikenalnya
dengan suku melayu, yang pada saat itu masyarakat Dayak Kalimantan tengah terpengaruh dari
suku tersebut. Karena suku melayu tersebut pada kala itu yang pertama melakukan kegiatan
menenun di daerah Kalimantan tengah. Sehingga dengan demikianlah masyarakat Kalimantan
tengah ikut melakukan penenunan dengan cara menggunakan bahan serat alami seperti serta
nanas, serat nyamu dan serat lainnya. Untuk perlengkapanya menggunakan motif yang unik
seperti motif flora, fauna, motif alam, motif segitiga, dan motif lainnya. Jenis baju tenun ini
memang pada dasarnya berbeda dengan baju tenun biasa, jenis baju ini memiliki keunikan serta
filosofi yang menggambarkan ciri khas Kalimantan tengah.

E. LAGU DAERAH
-Mamangun Mahaga Lewu
Mamangun Mahaga Lewu adalah lagu daerah Kalimantan Tengah yang diciptakan oleh Bobby
Tarung dan Kardinal Tarung, serta dipopulerkan oleh Nelvira di tahun 2008 lalu.
Lirik lagu Mamangun Mahaga Lewu:
-Aku manyanyi manyampai kabujur
-Maninting itah akan ije Kapakat
-Pakat Mamangun Mahaga Lewu
-Lewu maju kasanang maningkat
-Tagal nahuang maraup amas
-Lanting sedot mangarak baras
-Himba pahewan lepah talampas
-Metu karayap galabah uras
-Ela laya yo ela laya
-Mamangun mahaga lewu
-Sanang mangat eka kahimat
-Bahu himba harajur ihaga.

5
BAB 3
PENUTUP

KESIMPULAN
Kota Palangka Raya (terkadang ditulis: Palangkaraya) adalah sebuah kota dan juga sebagai ibu
kota dari provinsi Kalimantan Tengah, Indonesia. Kota ini memiliki luas wilayah 2.853,12 km²
dan jumlah penduduk pada pertengahan tahun 2023 sebanyak 302.310 jiwa, dengan kepadatan
penduduk rata-rata 110 jiwa/km². Letak Geografis
Kota Palangka Raya merupakan ibu kota provinsi Kalimantan Tengah. Secara geografis, Kota
Palangka Raya terletak di antara 113°30'–114°04' Bujur Timur dan 1°30'–2°30' Lintang Selatan.
Luas wilayah Kota Palangka Raya secara keseluruhan adalah 284.250 Ha atau 2.842,5 km².Serta
Kalimantan Tengah juga memiliki lagu daerah yang diciptakan oleh Bobby Tarung dan Kardinal
Tarung yaitu Mamangun Mahaga Lewu

6
KALIMANTAN SELATAN (BANJAR BARU)
BAB 1
PENDAHULUAN

A. KOTA BANJAR BARU


Kota Banjarbaru adalah salah satu kota yang juga sebagai ibu kota provinsi Kalimantan Selatan,
Indonesia. Statusnya sebagai ibu kota provinsi Kalimantan Selatan telah ditetapkan pada tahun
2022, menggantikan Kota Banjarmasin, berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2022.
Berjarak sekitar 33 km dari Kota Banjarmasin, kota ini merupakan pemekaran dari Kabupaten
Banjar. Sebelumnya, sebagian besar wilayahnya merupakan Kawedanan di dalam Kabupaten
Banjar, yang kemudian dimekarkan sebagai sebuah kota yang berdiri sendiri sejak 1999.

Kota Banjarbaru berdiri pada tanggal 20 April 1999 dan memiliki luas wilayah 371,38 km²
(37.130 ha) atau 3,8 x luas Banjarmasin atau ½ luas Jakarta. Seluruh wilayah Kota Banjarbaru
merupakan bagian dari kawasan Banjar Bakula. Banjarbaru terbagi atas 5 kecamatan dan 20
kelurahan, dengan jumlah penduduk 262.719 jiwa (2022).

B. SEJARAH
Wilayah ini, dulunya adalah perbukitan di pinggiran Martapura yang dikenal dengan nama
Gunung Apam. Daerah Gunung Apam dikenal sebagai daerah peristirahatan buruh-buruh
penambang intan selepas menambang di Cempaka.

Pada era tahun 1950-an, Gubernur Dr. Murjani dibantu seorang perencana D.A.W Van der Pijl
merancang Banjarbaru sebagai Ibukota bagi provinsi Kalimantan Selatan. Namun pada
perjalanan selanjutnya, perencanaan ini terhenti sampai pada perubahan status Kota Banjarbaru
menjadi Kota Administratif.

Kota Banjarbaru berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1999. Lahirnya undang-
undang tersebut menandai berpisahnya Kota Banjarbaru dari Kabupaten Banjar yang selama ini
merupakan daerah administrasi induk. Kota Banjarbaru yang sebelumnya berstatus sebagai Kota
Administratif, sempat berpredikat sebagai kota administratif tertua di Indonesia.

Pelantikan Akhmad Fakhrulli sebagai pejabat Wali kota Kota Banjarbaru oleh Menteri Dalam
Negeri Syarwan Hamid, di Jakarta, pada 27 April 1999, menandakan resminya alih status
Banjarbaru dari Kota Administratif menjadi Kotamadya (kota).

C. LETAK GEOGRAFIS
Kota Banjarbaru berada di wilayah utara Provinsi Kalimantan Selatan, yang secara geografis
terletak antara 114°41’22” – 114°54’25’’ Bujur Timur dan 3°25’40″ – 3°28’37’’ Lintang Selatan
dengan luas wilayah 328,83 Km², yang terbagi atas 5 kecamatan, dan 20 kelurahan.
Adapun kondisi fisik tanah yang dipergunakan untuk menggambarkan kondisi efektif per
tumbuhan tanaman adalah kelerengan, kedalaman efektif tanah, drainase, keadaan erosi tanah,
dapat dijelaskan sebagai berikut, Klasifikasi kelerengan Kota Banjarbaru adalah kelerengan 0-

7
2% mencakup 88,04% luas wilayah, kelerengan 2-8 % mencakup 8,10 % wilayah, kelerengan 8-
15% mencakup 0,35% luas wilayah, sedangkan sisanya kelerengan >15% mencakup 3,51% luas
wilayah.

D. BATAS - BATAS KOTA


Adapun secara geografis, batas wilayah kota Banjarbaru meliputi :
Barat : Kecamatan Gambut Kabupaten Banjar
Timur : Kecamatan Karang Intan Kabupaten Banjar
Selatan : Kabupaten Tanah Laut
Utara : Kecamatan Martapura Kabupaten Banjar

E. TEMPAT TERKENAL
Beberapa tempat wisata yang terkenal di kota Banjarbaru diantaranya, sebagai berikut :
1. Museum Lambung Mangkurat
2. Taman Hutan Raya Sultan Adam
3. Monumen ALRI Divisi IV Pertahanan Kalimantan
4. Taman Van Der Pijl
5. Bukit Matang Kalasan
6. Kampung Pelangi
7. Amanah Borneo Park
8. Hutan Pinus Mentaos

8
BAB 2
ISI
A. ADAT ISTIADAT
Pada dasarnya adat istiadat merupakan perilaku budaya dan aturan-aturan yang telah berusaha
diterapkan di dalam lingkungan masyarakat. Dikatakan adat istiadat karena berlakunya suatu
aturan yang sudah mantap dan mencakup segala konsepsi sistem budaya dari suatu kebudayaan
untuk mengatur tindakan atau perbuatan manusia dalam kehidupan sosial. Adat istiadat Banjar
dengan demikian adalah segala perbuatan dan hasil perbuatan serta aturan-aturan yang telah
mantap hadir dan berlaku di dalam kalangan masyarakat Banjar. Di antara adat istiadat atau
tradisi yang masih eksis di wilayah Kabupaten Banjar adalah basasuluh, badatang, badudus,
batasmiah, dan sebagainya.

1. Badudus
Tradisi badudus biasa dilaksanakan oleh oleh warga masyarakat di Kabupaten Banjar hingga
hari ini. Badudus merupakan upacara yang inti kegiatannya adalah mandi untuk mensucikan diri.
Badudus yang masih dilakukan misalnya badudus pangantin dan badudus tian mandaring. Yang
pertama merupakan upacara mandi yang dilakukan oleh pasangan calon pengantin (pasca akad
nikah) ke persandingan pada acara resepsi perkawinan. Adapun badudus tian mandaring
merupakan upacara mandi yang dilakukan oleh wanita hamil untuk pertama kali dan
dilaksanakan pada kehamilan bulan ketujuh.

2. Betasmiah
Contoh tradisi atau adat istiadat lain yang terus dianut dan dilakukan oleh warga masyarakat di
Kabupaten Banjar adalah acara batasmiah. Biasanya tradisi batasmiah ini dilaksanakan
bersamaan dengan aqiqah. Acara batasmiah dan aqiqah ini bukan semata merupakan tradisi atau
adat istiadat melainkan dianggap sebagai suatu kewajiban yang harus dilaksanakan karena
dianggap sesuai dan berdasakan tuntunan ajaran Islam. Hal ini terutama terkait dengan aqiqah
yang bermakna pengurbanan hewan dalam syariat Islam sebagai bentuk rasa syukur kepada
Allah terhadap bayi yang dilahirkan. Hewan yang dikurbankan biasanya berupa kambing. Dua
ekor kambing untuk bayi (orang beraqiqah) laki-laki, dan satu ekor kambing untuk bayi (orang
beraqiqah) perempuan. Adapun batasmiah bermakna pemberian nama terhadap bayi yang baru
dilahirkan. Meskipun demikian antara batasmiah dan baaqiqah tidak harus dilaksanakan pada
saat yang bersamaan. Pemberian nama (batasmiah) biasa dilakukan segera setelah bayi
dilahirkan, adapun aqiqah jika tidak bisa dilakukan saat bersamaan dengan batasmiah dapat
dilakukan ketika ada kesanggupan untuk melaksanakan aqiqah.

3. Basusuluh
Yaitu Mencari informasi calon pasangan penganten sebelum pelaksanaan lamaran dilaksanakan
oleh keluarga mempelai laki-laki kepada keluarga calon mempelai wanita dan persiapan
sebelum acara Badatang/lamaran.

9
4. Badatang
Proses meminang secara resmi mempelai wanita oleh perwakilan keluarga laki-laki kepada
keluarga calon mempelai wanita untuk melamar dan memastikan nilai jujuran/mahar yang harus
diberikan, menentukan hari pernikahan dan resepsi.

B. BUDAYA BANJAR
Budaya Banjar dapat dilihat dari kehidupan sehari-hari masyarakat Banjar khususnya dalam
bentuk kesenian, tarian, musik, pakaian, permainan dan upacara tradisional.
Adat istiadat Banjar melekat dengan kehidupan sosial warga masyarakat yang bercirikan Islam
terus terjaga dan dipertahankan, dapat dilihat dari aktivitas kehidupan mereka sehari-hari. Dapat
dilihat juga melalui berbagai pentas kesenian Banjar yang sering ditampilkan saat acara-acara
resmi. seperti tarian dan lagu Banjar. Upacara adat Banjar biasanya dilaksanakan dalam rangka
perkawinan, kelahiran, atau peringatan peristiwa penting lainnya. Dari banyaknya kesenian
Banjar, yang terkenal, yaitu:
-Madihin
Madihin adalah salah satu bentuk sastra lisan Banjar di Kalimantan Selatan (Kawi, 1994: 3).
Menurut Seman (2008: 5), nama madihin berasal dari kata madah, yakni sejenis puisi lama
dalam sastra Indonesia. Pendapat ini beralasan karena kesenian madihin menyajikan syair-syair
sebagai suatu puisi.

-Mamanda
Mamanda merupakan salah satu kesenian (pertunjukan) daerah Kalimantan Selatan. Mamanda
mulai dikenal pada awal abad kedua puluh dengan nama Badamuluk. Mamanda dimainkan
dalam bentuk arena sentral, posisi para pemain saat berlakon berada di tengah-tengah penonton.

-Japen
Japen adalah alat musik tradisional Kalimantan Tengah berbentuk menyerupai gitar, yang
tercipta dari akulturasi budaya antara Suku Dayak dan para pedagang China di Kalimantan. Alat
musik japen terbuat dari kayu dengan empat buah senar yang dihiasi ornamen ala Suku Dayak.

-Balamut
Lamut adalah sebuah tradisi berkisah yang berisi cerita tentang pesan dan nilai-nilai keagamaan,
sosial dan budaya Banjar.

-Hadrah
Hadroh adalah kesenian rebana yang mengakar pada kebudayaan islam yang sering disebut
sebagai kegiatan syiar lewat syair.

-Musik panting
Panting merupakan sebuah praktik musik yang berasal dari Kalimantan Selatan, Indonesia.
Istilah “Panting” memiliki dua arti, yakni, pertama, sebagai nama sebuah instrumen berdawai
yang dimainkan dengan cara dipetik; dan, kedua, nama dari sebuah ansambel musik.

10
-Upacara Marak
Upacara Marak ini selalu diselenggarakan manakala Desa Singajaya dimaksud dilanda musim
kemarau yang berkepanjangan. Upacara Marak biasanya dilaksanakan di Leuwi Pangendongan
pada aliran Sungai Cikaengan. Marak dilaksanakan oleh masyarakat bertujuan untuk meminta
hujan.

-Penganten
Penganten merupakan sepasang insan yang akan membuat hubungan dalam ikatan suci
pernikahan.

-Bamandi-mandi
Bertujuan agar sang pengantin terhindar hal-hal negatif yang bisa mengganggu kelancaran
pernikahan nanti.

-Maayun anak
Yaitu Mengayun anak menggunakan kain panjang yang diikatkan ke palang atau langit-langit
rumah menjadi salah satu tradisi orang Banjar yang masih lestari secara turun-temurun.

Tarian Tradisional yang biasanya ditampilkan pada upacara Tradisional, yaitu:

-Tari Baksa Kambang


-Baksa Lilin
-Kuda Gepang
-Maiwak

Alat musik tradisional untuk mengiri tari tradisional, yaitu:


-Babun
-Gambang
-Aron
-Salantang
-Kedernong
-Gong
-Suling
-Rehab

C. MAKANAN KHAS
Beberapa makanan yang cukup populer dari Kalimantan Selatan yaitu :
1. Soto Banjar
2. Ketupat Kandangan
3. Dodol Kadangan
4. Manday
5. Gangan Asam Banjar
6. Iwak Pakasam/Iwak Basamu

11
D. BAJU ADAT
Pakaian adat Kalimantan Selatan bukan hanya terdiri dari 1 jenis saja, melainkan terdiri dari
empat jenis dengan ciri dan keunikannya yang berbeda, diantaranya sebagai berikut :

1. Pakaian Adat Bagajah Gamuling Baular Lulut


Pakaian adat Kalimantan Bagajah Gamuling Baular Lulut merupakan baju yang biasanya
digunakan pada saat dilaksanakannya acara resmi seperti pernikahan. Dimana pakaian adat ini
akan digunakan oleh kedua pengantin tetapi tentunya dengan model yang berbeda. Pengantin
laki-laki biasanya tidak menggunakan baju atasan, melainkan hanya menggunakan bawahan
berupa celana pendek yang dilengkapi dengan kain dan juga ikat pinggang.Kemudian untuk
aksesoris nya, pengantin pria akan menggunakan kalung samban yang bermotif kelapang, ikat
pinggang dan juga penutup kepala. Untuk penutup kepala ini biasanya akan mempunyai bentuk
melingkar seperti ular lidi yang digunakan sebagai mahkota.

Sedangkan pengantin perempuan akan menggunakan baju dengan hiasan berbagai macam payet.
Bukan hanya itu, pengantin perempuan juga akan menggunakan aksesoris berupa ikat pinggang
dan juga hiasan kepala yang berupa konde.Konde tersebut nantinya juga akan dihiasi dengan
menggunakan mahkota dan juga kuncup bunga melati dan kembang goyang. Sedangkan pada
bagian bawahnya para pengantin perempuan akan menggunakan kain panjang dengan motif
halilipan yang dibentuk menyerupai rok. Pakaian adat Bagajah Gamuling Baular Lulut ini
merupakan pakaian yang digunakan oleh pengantin dan dipenuhi oleh bunga melati dan juga
bunga mawar. Sehingga baju bukan hanya terlihat cantik saja melainkan pakaian adat
Kalimantan Selatan ini akan terlihat segar karena bantuan tambahan dari bunga tersebut.

2. Pakaian Adat Babaju Kun Galung Pacinan


Pakaian adat Kalimantan Selatan Babaju Kun Galung Pacinan merupakan pakaian adat yang
dikenalkan pertama kali pada abad ke-19 dan masih tetap dilestarikan hingga sekarang. dimana
pakaian adat ini juga masih mendapatkan pengaruh dua budaya, yakni budaya Timur Tengah dan
juga budaya dari Cina.Perpaduan tersebutlah membuat pakaian ini jauh lebih unik dan juga lebih
mempesona jika dibandingkan dengan berbagai jenis lainnya. Dimana baju ini juga mempunyai
beragam warna yang unik dengan tambahan detail yang juga berbeda dari baju adat yang
lainnya. Pengantin Pria akan menggunakan baju dengan bentuk gamis dan juga tambahan jubah
yang mirip dengan pedagang Gujarat ketika membawa Islam, jangan lupa untuk menambahkan
kopiah untuk pengantin ini. Penggunaan kopiah Alpe ini dilengkapi dengan surban atau tanjak
laksamana.

Sedangkan sebagai aksesoris maka akan ditambahkan roncean bunga melati yang digunakan
untuk kalung dan juga alas kaki berupa selop. Sedangkan pengantin perempuan akan
menggunakan baju kebayang berlengan panjang dengan gaya Cheongsam.Kebaya ini juga
dilengkapi dengan berbagai aneka hiasan dengan manik-manik atau payet. Payet tersebut
nantinya akan dibentuk seperti bunga teratai dan kemudian dijahit dengan menggunakan benang
emas. Sedangkan pada bagian bawahnya pengantin perempuan akan menggunakan rok panjang

12
yang juga dihiasi dengan menggunakan manik-manik. Bukan hanya itu, kebaya pengantin juga
ternyata akan disulam dengan menggunakan berbagai motif tirai bambu. Sedangkan untuk
aksesoris pelengkap biasanya akan ditambahkan mahkota permata yang dilengkapi dengan
kembang goyang dan juga tusuk konde.Tusuk konde yang digunakan juga terbilang cukup unik,
dimana tusuk tersebut mempunyai bentuk huruf lam dalam aksara Arab atau huruf Hijaiyah dan
burung hong dengan maksud sebagai penegasan bahwa pada baju adat ini masih mendapatkan
pengaruh dari budaya Timur Tengah dan juga Cina.

3. Pakaian Adat Baamar Galung Pancar Matahari


Pakaian adat Kalimantan Selatan Baamar Galung Pancar Matahari merupakan pakaian adat yang
juga digunakan untuk acara pernikahan, dimana baju tradisional ini sudah ada sejak abad ke-17.
Dimana hingga saat ini baju adat tersebut masih sangat populer di kalangan masyarakat Banjar.
Baju adat ini terdiri dari unsur budaya Hindu dan juga Budaya Jawa. Baju ini juga sangat cocok
apabila digunakan oleh pengantin yang ingin tampil dengan gemerlap dalam pesta pernikahan
nantinya.Baju adat ini juga terdiri dari banyaknya bunga melati dan juga bunga mawar, hal
tersebut dikarenakan adanya perpaduan dari kedua budaya yang berbeda. Dimana budaya Jawa
memberikan kesan gang cantik dengan adanya kedua bunga dalam bentuk rangkaian tersebut
dan juga memberikan efek memancar terhadap aura dari pengantin yang menggunakannya.

Sedangkan unsur budaya Hindu ini bisa dilihat pada aksesoris mahkota yang digunakan serta
tambahan kain dengan motif naga dan juga kelabang. Masyarakat Banjar biasanya menyebut
motif ini dengan nama Halilipan.Para pengantin perempuan akan menggunakan baju poko
dengan lengan pendek, kemudian juga terdapat berbagai macam hiasan manik-manik yang
dibentuk dengan rumbai. Bukan hanya itu, terdapat pula tambahan kida yang berbentuk segitiga
dan digunakan sebagai penutup dada pada pengantin perempuan. Sedangkan pada pengantin pria
akan menggunakan kemeja berlengan panjang dan juga terdapat kerenda pada bagian dadanya.
Untuk menambah kesan yang menawan, maka akan ditambahkan pula jas yang tidak
mempunyai kancing dan juga menggunakan celana panjang.Aksesoris tambahan lainnya adalah
kain yang digunakan pada bagian dengan motif halilipan. Ada juga aksesoris berupa tali
pinggang yang digunakan untuk mempelai pria yang disebut dengan teli wenang.

4. Pakaian Adat Banjar Baamar Galung Modifikasi atau Babaju Kubaya Panjang
Pakaian adat Kalimantan Selatan Kebaya Panjang atau yang disebut dengan Banjar Baamar
Galung Modifikasi merupakan pakaian adat hasil dari modifikasi. Dimana modifikasi pakaian
tersebut bertujuan untuk membuat tampilan dari baju adat jauh lebih menarik dan juga disukai
serta dapat mengikuti perkembangan zaman. Meskipun pakaian adat ini hasil seri modifikasi,
tapi unsur asli dari baju adat Baamar Galung tidak dihilangkan, misalnya pakaian yang
digunakan untuk pria juga masih sama dengan pakaian Banjar galung pancar matahari.

Perbedaan dari hasil modifikasi pakaian ini terletak pada pakaian yang digunakan oleh kaum
wanita, dimana pakaian tersebut digantikan dengan penggunaan kebaya panjang, bukan
menggunakan baju polo.Bukan hanya itu, hasil dari modifikasi juga dapat dilihat pada beberapa
pengantin yang memutuskan untuk berhijab. Dimana para pengantin masih bisa menggunakan

13
jilbab dengan tambahan mahkota atau amar sehingga tampilan juga jauh lebih cantik.Meskipun
sudah mengalami beberapa modifikasi, tapi tetap penggunaan aksesoris yang berupa roncean
bunga mawar dan juga bunga melati tidak dihilangkan. Karena bunga tersebut selain digunakan
sebagai aksesoris tambahan juga digunakan sebagai ciri khas dari pakaian adat Kalimantan
Selatan.

E. LAGU DAERAH
- Ampar - Ampar Pisang
Ampar Ampar Pisang merupakan lagu daerah Kalimantan Selatan, yang diciptakan oleh
Hamiedan AC.
Lirik lagu Ampar Ampar Pisang :
Ampar ampar pisang
Pisangku balum masak
Masak bigi di hurung bari-bari
Masak bigi di hurung bari-bari

Mangga lepak mangga lepok


Patah kayu bengkok
Bengkok dimakan api
Api nya clang curupan
Bengkok dimakan api
Api nya clang curupan

Nang mana batis kutung


Dikitipi dawang
Nang mana batis kutung
Dikitipi dawang

14
BAB 3
PENUTUP

KESIMPULAN
Kota Banjarbaru adalah salah satu kota yang juga sebagai ibu kota provinsi Kalimantan Selatan.
Berdiri pada tanggal 20 April 1999 dan memiliki luas wilayah 371,38 km². Banjarbaru terbagi
atas 5 kecamatan dan 20 kelurahan, dengan jumlah penduduk 262.719 jiwa (2022). Kota
Banjarbaru berada di wilayah utara Provinsi Kalimantan Selatan, yang secara geografis terletak
antara 114°41’22” – 114°54’25’’ Bujur Timur dan 3°25’40″ – 3°28’37’’ Lintang Selatan dengan
luas wilayah 328,83 Km², yang terbagi atas 5 kecamatan, dan 20 kelurahan. Batas wilayah kota
Banjarbaru meliputi Barat berbatasan dengan Kecamatan Gambut Kabupaten Banjar, Timur
berbatasan dengan Kecamatan Karang Intan Kabupaten, Selatan berbatasan dengan Kabupaten
Tanah Laut, Utara berbatasan dengan Kecamatan Martapura Kabupaten Banjar. Serta
Kalimantan Selatan memiliki lagu daerah yang di ciptakan oleh Hamiedan AC yaitu Ampar-
Ampar Pisang.

15
KALIMANTAN BARAT (PONTIANAK)
BAB 1
PENDAHULUAN

A. KOTA PONTIANAK
Pontianak adalah ibu kota provinsi Kalimantan Barat, Indonesia. Kota ini dikenal sebagai Kota
Khatulistiwa karena dilalui garis khatulistiwa. Di utara Kota Pontianak, tepatnya Siantan,
terdapat Tugu Khatulistiwa yang dibangun pada tempat yang dilalui garis khatulistiwa. Kota
Pontianak memiliki beberapa julukan, seperti Kota Khatulistiwa, Kota Seribu Parit dan
Pontianak Kota Bersinar.

Kota Pontianak berdiri pada 23 Oktober 1771 dan memiliki luas wilayah 118,32 km². Kota
Pontianak terbagi atas 6 kecamatan dan 29 kelurahan dengan jumlah penduduk sebanyak
676.096 jiwa (Juni 2023).

B. SEJARAH
Pada tanggal 24 Rajab 1181 Hijriyah yang bertepatan pada tanggal 23 Oktober 1771 Masehi,
rombongan Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie membuka hutan di persimpangan tiga Sungai
Landak Sungai Kapuas Kecil dan Sungai Kapuas untuk mendirikan balai dan rumah sebagai
tinggal dan tempat tersebut diberi nama Pontianak.

Berkat kepemimpinan Syarif Abdurrahman Alkadrie, Kota Pontianak berkembang menjadi kota
Perdagangan dan Pelabuhan. Tahun 1192 Hijriyah, Syarif Abdurrahman Alkadrie dinobatkan
sebagai Sultan Pontianak pertama. Letak Pusat pemerintahan ditandai dengan berdirinya Mesjid
Raya Sultan Abdurrahman Alkadrie dan Istana Kadariah, yang sekarang terletak di Kelurahan
Dalam Bugis Kecamatan Pontianak Timur.

Kota Pontianak adalah ibu kota Provinsi Kalimantan Barat. Bagian dari sejarah kota ini, oleh
etnis Tionghoa, kota tersebut dikenal dengan nama Pinyin (Kundian). Kota Pontianak dilalui
Sungai Kapuas sungai terpanjang di Indonesia dan Sungai Landah yang membelah kota yang
dikenal dengan nama Kota Khatulistiwa. Sejarawan Belanda VJ Verth dalam bukunya Borneo
Wester Afdeling menulis sejarah pendirian Kota Pontianak dengan versi yang berbeda. Ia
menyebut bahwa Belanda masuk ke Pontianak dari Batavia pada tahun 1194 Hijriyah atau 1773
Masehi. Disebutkan Syarif Abdullah adalah putera ulama Syarif Hussein bin Ahmed Alqadrie
atau versi lain menyebut sebagai Al Habib Husin.

Syarif Abdullah meninggalkan Kerajaan Menpawah dan merantau. Ia tiba di Banjarmasin dan
menikah dengan adik Sultan Banjar Sunan Nata Alam dan ia pun dilantik sebagai seorang
pangeran. Dia berhasil dalam peniagaan. Lalu ia mempersenjatai kapal pecalang dan perahu
lancang untuk melawan Belanda. Dibantu Sultan Pasir, Syarif Abdullah membajak kapal
Belanda dan juga kapal Inggris di dekat Bangka. Dengan kekayaannya, ia kemudian mendirikan
pemukiman yang menjadi pusat perdagangan yang kini dikenal dengan nama Pontianak.

16
C. LETAK GEOGRAFIS
Secara geografis, Kota Pontianak dilintasi oleh garis khatulistiwa. Kota Pontianak terletak pada
00 02′ 24” Lintang Utara sampai dengan 00 05′ 37” Lintang Selatan dan 1090 16′ 25” sampai
dengan 1090 23′ 01” Bujur Timur. Sebagian besar keadaan tanah di Kota Pontianak terdiri dari
jenis tanah organosal, gley, humus dan aluvial yang masing-masing memiliki karakteristik
berbeda. Ketinggian Kota Pontianak berkisar antara 0,10 meter sampai 1,50 meter di atas
permukaan laut.

D. BATAS - BATAS KOTA


Batas wilayah kota Pontianak, yaitu :
Bagian utara : Kecamatan Siantan
Bagian selatan : Kecamatan Sungai Raya, Kecamatan Sungai Kakap dan Kecamatan Siantan
Bagian barat : Kecamatan Sungai Kakap
Bagian timur : Sungai Raya dan Kecamatan Sungai Ambawang

E. TEMPAT TERKENAL
Beberapa tempat wisata yang terkenal di kota Pontianak, yaitu :
1. Tugu Bambu Runcing
2. Museum Negeri Sejarah Budaya Khas
3. Masjid Raya Mujahidin
4. Kolam Renang JC Oevang Oeray
5. Pantai Pasir Panjang
6. Paradise-Q Waterpark
7. Taman Nasional Gunung Palung

17
BAB 2
ISI

A. ADAT ISTIADAT
Beberapa adat istiadat yang ada di daerah Pontianak, yaitu :
1. Gawai Dayak
Masyarakat Dayak memiliki salah satu tradisi unik yang terus dilakukan dari tahun ke tahun.
Nama tradisi unik itu adalah Gawai Dayak. Acara Gawai Dayak mirip sekali dengan festival
yang berisi banyak sekali acara. Namun, secara umum tradisi Gawai Dayak ini dilakukan untuk
memanjatkan syukur kepada Tuhan YME. Dalam acara Gawai Dayak ini Anda bisa
menyaksikan aneka pawai seperti karnaval dengan mengelilingi kota. Selanjutnya ada juga
beberapa kontes seperti ukiran kayu, tari antar-wilayah, hingga kontes Bujang Dare yang
dilakukan untuk memilih remaja putra dan putri terbaik.

2. Meriam Karbit
Bulan puasa memang tidak bisa lepas dari tradisi membunyikan petasan. Di Pontianak, ada
tradisi membunyikan petasan yang dilakukan sejak puluhan tahun silam. Bedanya petasan di sini
dan di daerah lain adalah media yang digunakan dan bahannya. Di sini petasan atau bisa disebut
meriam ini terbuat dari paralon yang dilubangi atasnya.Bahan baku untuk meriamnya bukan
mesiu, tapi batu karbit yang biasanya digunakan untuk memeram buah. Karbit dimasukkan ke
air hingga seperti mendidih lalu disulut dengan api agar terdengar bunyi letusan mirip meriam.

3. Robo-Robo
Robo-robo adalah tradisi syukuran yang dilakukan oleh keluarga kerajaan dan juga warga
setempat.Biasanya akan ada kunjungan ziarah ke makam lalu dilanjutkan dengan acara makan
bersama dengan banyak orang. Semua orang akan berkumpul untuk makan bersama-sama.

4. Saprahan Melayu Pontianak


Adat Saprahan adalah adat makan bersama duduk di lantai yang dilakukan oleh masyarakat
Melayu Kota Pontianak dalam acara pernikahan, khitanan, dan acara syukuran lainnya. Dalam
acara saprahan, semua hidangan makanan disusun secara teratur di atas kain saprah, dengan
tujuan agar proses makan bersama dapat dilaksanakan secara tertib dan tali silaturahmi dapat
terjalin dengan baik.

B. BUDAYA
Beberapa budaya yang ada di daerah Pontianak, yaitu :
1. Tenun Corak Insang
Kain corak insang merupakan cerminan dari kehidupan masyarakat Pontianak yang dominan
berhubungan dengan Sungai Kapuas. Filosofi yang terkandung dalam Tenun Corak Ingsang
adalah simbol dari nafas, hidup dan bergerak. Tenun Corak Insang merupakan ungkapan rasa
cinta kepada alam dan lingkungan serta semangat keseharian yang bersifat dinamis.

18
2. Arakan Pengantin
Arakan pengantin merupakan salah satu hal yang wajib ketika hendak meminang perempuan.
Dalam arak-arakan tersebut, diiringi musik tanjidor atau tar disertai selawat nabi dan doa yang
didampingi oleh kedua orang tua, sanak keluarga dan handai taulan dengan membawa barang-
barang sebagai hantaran atau ikatan tali kasih untuk diberikan kepada pihak mempelai
perempuan sebelum akad nikah.

3. Pacri Nanas
Kuliner yang satu ini merupakan masakan ciri khas Melayu yang layak dicoba sebagai kekayaan
khazanah masakan Nusantara. Namanya pacri nanas. Pacri nanas adalah masakan gulai versi
vegetarian yang gurih dan segar. Penampilannya yang sederhana membuat semua orang ingin
mencoba membuatnya

Kuliner asal Kota Pontianak Kalimantan Barat ini telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak
Benda (WBTB) oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Mudah ditemukan di berbagai
tempat di kota Khatulistiwa, yakni di warung makan Melayu.

C. MAKANAN KHAS
Beberapa makanan khas dari daerah Pontianak, yaitu :
1. Chai Kue
2. Es Krim Petrus
3. Sotong Pangkong
4. Sapo Tahu Seafood
5. Mie Tiaw Apollo
6. Pisang Goreng Pontianak

D. BAJU ADAT
King Bibinge adalah pakaian adat Kalimantan Barat yang dikenakan perempuan. Pakaian ini
dibuat lebih tertutup dan sopan. Ada juga yang dilengkapi dengan penutup dada dengan
menggunakan bahwa bawahan dan stagen. Sama seperti King Baba, King Bibinge juga dihiasi
dengan manik-main dan bul burung Enggang.

E. LAGU DAERAH
- Cik - Cik Periuk
Lagu Cik Cik Periuk juga menggambarkan kehidupan yang telah bercampur aduk sehingga
manusia hanya memikirkan dunia dan melupakan akhirat.
Lirik Lagu Cik Cik Periuk :
Cik cik periuk belanga' sumping dari Jawe
Datang nek kecibok bawa' kepiting dua' ekok
Cik cik periuk belangan' sumping dari Jawe
Datang nek kecinok bawa' kepiting dua' ekok
Cak cak bur dalam belanga', idong picak gigi rongak
Sape ketawa' dolok dipancung raje tunggal, hei!

19
BAB 3
PENUTUP

- KESIMPULAN
Pontianak adalah ibu kota dari provinsi Kalimantan Barat. Memiliki luas wilayah 118,32 km² .
Terbagi atas 6 kecamatan dan 29 kelurahan dengan jumlah penduduk sebanyak 676.096 jiwa
(Juni 2023). Secara geografis kota Pontianak terletak antara 00 02' 24° Lintang Utara - 00 05'
37° Lintang Selatan dan 1090 16' 25° - 1090 23' 01° Bujur Timur. Batas wilayah nya meliputi
bagian selatan berbatasan dengan kecamatan siantan, bagian selatan berbatasan dengan
kecamatan sungai raya, kecamatan sungai kakap dan kecamatan siantan, bagian barat berbatasan
dengan sungai kakap , dan bagian timur berbatasan dengan sungai raya dan kecamatan sungai
ambawang. Serta, Kalimantan Barat juga memiliki lagu daerah yang berjudul cik - cik periuk.

20
KALIMANTAN TIMUR (SAMARINDA)
BAB I
PENDAHULUAN

A. KOTA SAMARINDA
Kota Samarinda merupakan ibukota dari Provinsi Kalimantan Timur. Kota Samarinda
berbatasan langsung dengan kabupaten Kutai Kartanegara yang merupakan salah satu kabupaten
yang kaya dengan sumber daya alam dan merupakan salah satu daerah yang sangat banyak
menyumbang devisa bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Luas wilayah Kota
Samarinda adalah 718,00 km2 dan terletak antara 117003'00" Bujur Timur dan 117018"14"
Bujur Timur serta diantara 00019'02" Lintang Selatan dan 00042'34" Lintang Selatan.
Sejak akhir tahun 2010 kota Samarinda dibagi menjadi 10 kecamatan yaitu kecamatan Palaran,
Samarinda Ilir, Samarinda kota, Sambutan, Samarinda Sebarang, Loa Janan Ilir, Sungai
Kunjang, Samarinda Ulu, Samarinda Utara dan Sungai Pinang. Sedangkan jumlah desa di kota
Samarinda sebanyak 53 desa.

Seluruh wilayah kota ini berbatasan langsung dengan Kabupaten Kutai Kartanegara. Kota
Samarinda dapat dicapai dengan perjalanan darat, laut dan udara. Dengan Sungai Mahakam sing
membelah di tengah Kota Samarinda, sing menjadi "gerbang" menuju pedalaman Kalimantan
Timur.

B. SEJARAH SAMARINDA
Pada saat pecah perang Gowa, pasukan Belanda dibawah Laksamana Speelman memimpin
Angkatan Laut menyerang Makasar dari laut, sedangkan Arupalaka yang membantu Belanda
menyerang dari daratan. Akhirnya Kerajaan Gowa dapat dikalahkan dan Sultan Hasanuddin
terpaksa menandatangani Perjanjian yang dikenal dengan “ PERJANJIAN BONGAJA “ pada
tanggal 18 Nopember 1667.

Sebagian orang-orang Bugis Wajo dari Kerajaan Gowa yang tidak mau tunduk dan patuh
terhadap perjanjian Bongaja tersebut, mereka tetap meneruskan perjuangan dan perlawanan
secara gerilya melawan Belanda dan ada pula yang hijrah ke pulau-pulau lainnya diantaranya
ada yang hijrah kedaerah Kalimantan Timur untuk mengabdikan diri pada Kerajaan Kutai, yaitu
rombongan yang dipimpin oleh La Mohang Daeng Mangkona (bergelar Poa Ado yang pertama),
kedatangan orang-orang Bugis Wajo dari Kerajaan Gowa itu diterima dengan baik oleh Sultan
Kutai.

Sesuai dengan perjanjian, bahwa orang-orang Bugis Wajo harus membantu segala kepentingan
Raja Kutai, terutama dalam menghadapi musuh. Semua rombongan tersebut memilih daerah
sekitar Muara Karang Mumus (daerah Selili Seberang) tetapi daerah ini menimbulkan kesulitan
didalam pelayaran karena didaerah yang berarus putar (berulak) dengan banyak gunung-gunung
(Gunung Selili), yaitu pada sekitar tahun 1668.

Dengan rumah rakit yang berada diatas air, harus sama tinggi antara rumah satu dengan yang
lainnya, melambangkan tidak ada perbedaan derajat apakah Bangsawan atau tidak, semua sama

21
derajatnya dengan lokasi yang berada disekitar muara sungai yang berulak dan dikiri kanan
sungai daratan rendah atau “ renda “ diperkirakan dari istilah inilah lokasi permukaan baru
tersebut dinamakan “SAMARENDA“ atau lama kelamaan ejaannya menjadi “SAMARINDA “.

Orang-orang Bugis Wajo ini bermukim di Samarinda pada permulaan tahun 1668 atau tepatnya
pada bulan Januari 1668 yang dijadikan patokan untuk menetapkan hari jadi Kota Samarinda.
Telah ditetapkan pada peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Samarinda Nomor : 1
tahun 1988 Tanggal 21 Januari 1988, pasal 1 berbunyi “ Hari jadi Kota Samarinda ditetapkan
pada tanggal 21 Januari 1668 M bertepatan dengan Tanggal 5 Sya’ban 1078 H “. Penetapan ini
dilaksanakan bertepatan dengan peringatan hari jadi Kota Samarinda ke 320 pada Tanggal 21
Januari 1988.

Pembentukan Pemerintah Kota Samarinda didasarkan pada Undang – Undang Nomor 27 Tahun
1959. Berdasarkan PP 21 tahun 1987, Kota Samarinda terbagi menjadi 4 (empat) Kecamatan,
Tahun 1997 dimekarkan menjadi 6 (enam) Kecamatan dan 53 (lima puluh tiga) Kelurahan dan
berdasarkan Peraturan Daerah Kota Samarinda Nomor 02 Tahun 2010 dimekarkan kembali
menjadi 10 (sepuluh) Kecamatan, dan berdasarkan Perda No. 6 Tahun 2014 Kelurahan
Dimekarkan Kembali menjadi 59 Kelurahan.

C. DESTINASI WISATA :
1. Air Terjun Berambai
2. Jungle Water World
3. Kolam Wisata Tjiu Palace
4. Puncak Borne
5. Kampung Tenun Samarinda
6. Patung Pesut Tepian
7. Masjid Islamic Center Samarinda
8. Mahakam Lampion Garden

22
BAB II
ISI

A. ADAT ISTIADAT
Berikut 7 upacara adat di Provinsi Kalimantan Timur yang tetap dilestarikan masyarakatnya :
1. Ngehawa`k
Upacara adat ini menjadi tradisi yang sering dilaksanakan masyarakat Dayak dalam acara
pernikahan. Dalam acara ini, banyak diperlihatkan benda-benda adat. Banyak sedikitnya benda
yang ditampilkan tergantung dari keturunan kedua mempelai. Jika mempelai wanita keturunan
bangsawan, maka pihak mempelai pria wajib menyediakan sesuai permintaan pihak mempelai
wanita.

2. Dahau
Merupakan upacara adat pemberian nama anak di Kalimantan Timur. Namun upacara ini
biasanya digelar oleh keluargaa keturunan bangsawan atau keluarga mampu dan terpandang di
wilayah tempat tinggal.

3. Ngugu Tahun
Hingga saat ini, suku Dayak Bahau di Kalimantan Timur tetap melestarikan upacara adat Ngugu
Tahun, upacara ini sebagai ungkapan rasa syukur kepada Sang Pencipta atas pemberian
kehidupan dan penghidupan. Selain suku Dayak Bahau, upacara ini juga dilakukan oleh suku
Dayak Tunjung, Dayak Banuaq, dan Dayak Bentian.

4. Beliatn
Beliatn yaitu upacara adat berupa ritual penyembuhan yang biasa dilakukan oleh suku Dayak
Benuaq di Kalimantan Timur. Upacara Beliatn yang paling populer dan sering diselenggarakan
adalah Beliatn Bawo dan Beliatn Sentiyu.

5. Nebe`e Rau
Upacara adat Nebe’e Rau merupakan upacara tahunan tanam padi di Kalimantan Timur.
Upacara ini sebagai ungkapan rasa syukur masyarakat Dayak atas ladang mereka yang bisa
ditanami padi, dan berharap hasilnya berlimpah.

6. Erau
Upacara adat Erau biasanya dilakukan sekali setahun. Upacara adat ini sebagai ungkapan syukur
kepada Sang Pencipta atas melimpahnya hasil panen. Termasuk kedalam upacara adat
tradisional Kalimantan Timur, tradisi Erau ini juga biasanya dilakukan sekali dalam setahun.
Tujuan dari dilaksanakannya upacara ini sebagai bentuk dari rasa syukur mereka dengan hasil
panenan yang berlimpah.

23
7.Ngerangka’u
Upacara adat Ngerangka’u yang berarti ‘kematian’ bagi masyarakat Dayak Tunjung merupakan
upacara yang disakralkan. Mereka meyakini upacara ini bentuk dari kekeluargaan mereka untuk
memberikan kenyamanan kepada arwah si mati yang telah berada di sisi Sang Pencipta.

B. KESENIAN
Jenis-jenis kesenian yang hidup dan berkembang di suatu tempat tertentu biasanya tidak dapat
dipisahkan dari kelompok masyarakat (etnic group) yang menjadi pewaris dan sekaligus
pemelihara kesenian tersebut. Kesenian yang hidup dan berkembang di tengah masyarakat Kota
Samarinda pun dapat dipelajari dari etnic group yang menjadi pewarisnya, yakni suku Bugis,
suku Banjar, suku Kutai dan suku Jawa yang berasal dari warisan sub kebudayaan keempat etnic
group tersebut. Jenis-jenis kesenian yang cukup terkenal di Kota Samarinda diantaranya adalah
mamanda, Orkes Melayu dan Orkes Gambus. Pada masa modern sekarang ini kesenian
tradisional mulai terpinggirkan oleh kesenian modern. Bahkan mungkin, hanya sedikit generasi
muda yang tahu mengenai kesenian tradisional ini.

C. KEBUDAYAAN
Sungai adalah saksi bagaimana sejarah peradaban tercipta. Karena pertimbangan aliran
sungailah, orang-orang bugis Wajo dipimpin oleh Lamohang Daeng Mangkona hijrah dari
kerajaan Gowa ke daerah kerajaan Kutai menetap sekitar muara Karang Mumus (daerah Selili
seberang) sebagai pemukiman baru mereka. Inilah cikal bakal kota Samarinda dan awal mula
diperkenalkan nama Samarenda/Samarinda, yang pada akhirnya berdasarkan Peraturan Daerah
Kotamadya Daerah Tingkat II Samarinda nomor: 1 tahun 1988 tanggal 21 Januari 1988, pasal 1
berbunyi ditetapkan sebagai hari jadi Kota Samarinda pada tanggal 21 Januari 1668 M.
Sungai Karang Mumus salah satu anak Sungai Mahakam yang membelah kota Samarinda ke
arah utara. Sungai Mahakam sendiri merupakan sungai terpanjang di Indonesia, setelah sungai
Barito. Anak sungai Karang Mumus merupakan sarana transportasi penting dalam
menggerakkan sektor ekonomi, sosial dan budaya serta akses menuju kota-kota lainnya di
Kalimantan Timur. Karena itu di sekitaran Kawasan karang mumus sarat akan peninggalan
bangunan-bangunan kuno bersejarah.

D. MAKANAN KHAS
1. kuning Samarinda
2. Sambal Raja
3. Rabo Ruan
4. Sayur Asam Kutai
5. Gence Ruan
6. Ayam cincane
7.Pepes Kepiting
8. Nasi bekepor
9. Sup Ikan Akmal
10. Sate Payau

24
E. PAKAIAN ADAT
Pakaian adat Kalimantan Timur ini terdiri dari tiga ragam yaitu baju takwo biasa, takwo kustim
dan takwo sebelah. Busana takwo laki-laki disebut baju takwo laki, dan untuk perempuan
dinamakan baju takwo bini.

F. LAGU DAERAH
LAGU INDUNG-INDUNG KALIMANTAN TIMUR
Indung indung kepala lindung
Hujan di udik di sini mendung
Anak siapa pakai kerudung
Mata melirik kaki kesandung
La haula wala kuwwatta
Mata melihat seperti buta
Tiada daya tiada upaya
Melainkan Tuhan Yang Maha Esa
Aduh aduh Siti Aishah
Mandi di kali rambutnya basah
Tidak sembahyang tidak puasa
Di dalam kubur mendapat siksa
Duduk goyang di kursi goyang
Beduk subuh hampir siang
Bangunkan ibu suruh sembahyang
Jadilah anak yang tersayang

25
BAB 3
PENUTUP
KESIMPULAN
Kota Samarinda merupakan ibu kota provinsi Kalimantan Timur .Luas wilayah Samarinda
adalah 718,00 km².Memiliki 10 kecamatan dan 53 desa, berbatasan langsung dengan kabupaten
Kutai. Samarinda ditetapkan pada tanggal 21 Januari 1668 M. Kota Samarinda memiliki banyak
objek wisata yang menarik perhatian para pengunjung dan sudah banyak yang mengetahuinya.
Samarinda memiliki banyak ragam adat istiadat serta budaya yang sudah populer. Makanan khas
daerah Samarinda juga memiliki banyak ragam dan jenisnya, serta pakaian adat Kalimantan
Timur juga sudah di kenal dunia.

26
MALUKU UTARA (SOFIFI)
BAB 1
PENDAHULUAN

A. KOTA SOFIFI
Sofifi adalah sebuah kota di pesisir barat pulau Halmahera, Indonesia, dan sejak 2010 menjadi
ibu kota provinsi Maluku Utara. Terletak di Kecamatan Oba Utara kota Kepulauan Tidore. Pada
Sensus Penduduk 2020, kota ini berpenduduk 2.498 jiwa, sedangkan Distrik Oba Utara
berpenduduk 19.552 jiwa. Kota Sofifi memiliki luas wilayah 413,21 km². Sofifi terbagi atas 2
kecamatan, 2 kelurahan, dan 17 desa dengan jumlah penduduk sebanyak 27.591 jiwa, di mana
19.448 jiwa di Oba Utara dan 8.143 jiwa di Jailolo Selatan (2021).

B. SEJARAH
Pada masa lalu, Kota Sofifi merupakan wilayah bagi Kesultanan Jailolo, Tidore, Ternate, dan
Bacan.Sejarah Kota Sofifi sebagai ibu kota berawal dari pembentukan Provinsi Maluku Utara
pada tahun 1999. Sebelum resmi menjadi sebuah provinsi, Maluku Utara merupakan bagian dari
Provinsi Maluku, yaitu Kabupaten Maluku Utara dan Kabupaten Halmahera Tengah. Provinsi
Maluku Utara kemudian resmi terbentuk pada tanggal 4 Oktober 1999, melalui UU RI Nomor
46 Tahun 1999 dan UU RI Nomor 6 Tahun 2003. Pasal 9 ayat 1 UU RI Nomor 46 Tahun 1999
juncto UU RI Nomor 6 Tahun 2000 berbunyi “Ibukota Provinsi Maluku Utara berkedudukan di
Sofifi.”Walaupun sejak awal berdiri telah ditentukan bahwa ibu kota akan berada di Sofifi,
namun di awal pendirian ibu kota Provinsi Maluku Utara masih berada di Ternate. Terpilihnya
Sofifi sebagai ibu kota provinsi tak lepas dari kajian pengembangan kawasan kepulauan tersebut,
termasuk aspek geografis. Kota Ternate sendiri telah dikenal sebagai kota terbesar di Maluku
Utara yang berlokasi di kaki Gunung Gamalama, namun kondisinya tidak memungkinkan untuk
dikembangkan sebagai ibu kota. Kondisi ini berlangsung selama 11 (sebelas) tahun, sambil
menunggu selesainya proses pembangunan infrastruktur di Kota Sofifi.Peresmian Sofifi sebagai
ibu kota provinsi dilakukan pada 4 Agustus 2010.

C. LETAK GEOGRAFIS
Maluku Utara terletak di titik koordinat 3º 40' Lintang Selatan - 3º 0' Lintang Utara 123º 50' -
129º 50' Bujur Timur. Dikutip laman BPKP Provinsi Maluku Utara merupakan gugusan
kepulauan dengan rasio daratan dan perairan sebanyak 24: 76. Memiliki gugusan pulau sebanyak
395 buah, 83% atau sekitar 331 pulaunya belum berpenghuni. Provinsi ini berbatasan langsung
dengan sejumlah wilayah perairan di sekitranya. Sebelah utara berbatasan dengan Samudera
Pasifik. Kemudian sebelah selatan berbatasan dengan Laut Seram.Sementara sebelah barat
berbatasan dengan Laut Maluku dan sebelah timur berbatasan dengan Laut Halmahera.

D. BATAS - BATAS KOTA


Batas wilayah Maluku Utara, meliputi :
Sebelah utara : Samudera Pasifik
Sebelah timur : Laut Halmahera

27
Sebelah barat : Laut Maluku
Sebelah selatan: Laut Seram

E. TEMPAT TERKENAL
Beberapa tempat wisata yang terkenal di kota Sofifi diantaranya, sebagai berikut :
1. Hutan Mangrove di Jantung Kota Sofifi
2. Pantai Doe-Doe Guraping
3. Pantai Jiko Masure
4. Masjid Raya Sofifi
5. Pulau Dodola
6. Pulau Maitara
7. Batu Angus Ternate

28
BAB 2
ISI
A. ADAT ISTIADAT
Beberapa adat istiadat yang ada di daerah Maluku Utara, yaitu :
1. Tradisi Pataheri
Dalam budaya masyarakat Maluku setiap anak laki – laki yang sudah beranjak dewasa harus
menggunakan ikat kepala bewarna merah yang menjadi salah satu simbol kekuatan. Ikat kepala
ini terbuat dari kain berang dengan warna merah yang terang. Untuk mendapatkan ikat kepala ini
setiap laki-laki akan melakukan tradisi pataheri. Pataheri sendiri adalah sebuah tradisi untuk
mendapatkan ikat kepala merah sebagai simbol kedewasaan seorang laki-laki dengan cara
memenggal kepala orang lain. Tradisi ini memang sangat ekstrim untuk dilakukan meski
memiliki makna yang cukup mendalam bagi masyarakat maluku sendiri. Seiring berjalannya
waktu tradisi ini mulai tidak diberlakukan lagi sejak awal tahun 1900 – an.

2. Upacara Tihi Huau


Upacara Tihi Huau adalah satu tradisi yang disimbolkan dengan dengan prosesi pemotongan
rambut yang diyakini mampu membuang segala pengaruh buruk yang berasal dari luar diri
seorang anak. Kegiatan ini biasa dimlai dengan memposisikan si anak agar duduk di sebuah
kursi. Diikuti dengan keluarganya dengan posisi membentuk lingkaran mengelilinginya.
Selanjutnya, seorang yang bergelar Momo Kanate (Kepala Soa yang memimpin upacara)
menghampirinya dan membaca doa serta memotong rambut si anak memakai alat pemotong
yang diberi nama Bulu Sero.

3. Tradisi Masa Kehamilan Suku Nuaulu


Tradisi masyarakat suku Naulu lainnya adalah mengasingkan wanita hamil dan wanita yang
sedang datang bulan. Tradisi ini memang berlaku pada masyarakat naulu yang mendiami
wilayah pedalaman pulau seram maluku. Wanita-wanita ini akan diasing kan di gubuk-gubuk
yang telah disediakan dan dibuat secara khusus. Para wanita hamil itu akan diantar oleh
keluarganya ketempat pengasingan yang disebut dengan tikusune. Lokasi gubuk-gubuk untuk
pengasingan ini sendiri terbilang jauh dari tempat tinggal masyarakat adat naulu. Tradisi ini
merupakan salah satu tradisi yang sudah sangat lama bercokol pada masyarakat suku naulu.

4. Tradisi Timba Laor


Timba Laor adalah salah satu tradisi dari masyarakat Ambon yang sangat unik. Tradisi ini
menjadi sebuah festival tahunan yang menarik bagi masyarakat Ambon. Keunikan dan keseruan
dari festival ini adalah masyarakat yang datang diajak untuk menimba laor atau cacing laut yang
akan muncul kepermukaan pada saat bulan purnama.

B. BUDAYA
Salah satu hasil budaya khas dari Kota Sofifi adalah Parang Salawaku yang terdiri dari Parang
(pisau panjang) dan Salawaku (perisai). Kedua simbol ini ada pada Tugu 99 di perempatan Desa
Galala, Oba Utara, Kota Tidore Kepulauan. Parang melambangkan keberanian, sementara

29
Salawaku melambangkan perjuangan untuk mendapatkan keadilan. Selain itu terdapat Sasadu
yang merupakan rumah adat Suku Sahu, salah satu suku yang berasal dari Pulau Halmahera.
Sasadu berasal dari kata Sasa - Sela - Lamo atau besar; dan Tatadus - Tadus atau berlindung,
sehingga memiliki arti berlindung di rumah besar. Bangunan Sasadu sangat sederhana yaitu
rumah panggung yang dibangun menggunakan bahan kayu sebagai pilar dan anyaman daun sagu
sebagai atap. Sebagai rumah adat, Sasadu memiliki tiga fungsi utama yaitu tempat pertemuan,
tempat penyelesaian masalah, dan tempat pelaksanaan upacara adat.

C. MAKANAN KHAS
Beberapa makanan yang khas dari Maluku Utara yaitu :
1. Gohu Ikan
2. Papeda
3. Ikan Asar
4. Lapis Tidore
5. Bagea
6. Sambal colo-colo

D. BAJU ADAT
Manteren Lamo merupakan pakaian adat Maluku dari Utara yang dibuat khusus oleh keturunan
kerajaan. Pakaian ini menjadi salah satu peninggalan dari kerajaan Ternate dan Tidore, masa itu
pakaian ini digunakan untuk perayaan adat.

E. LAGU DAERAH
- Borero,
Merupakan lagu daerah yang berasal dari Maluku Utara.

Lirik lagu Borero :


Ora tau kiyema dorari suba
Borero kira mose karema linga
Bao gosa sonyinga ma bicara
Ora talu wosa lupa badan fira
Borero to sinyinga ima fira
Kie gulu gosa badan ma singsara
Gate ifa la to sone bato
Biar to sone to sinyinga borero
Ora tau kiyema dorari suba
Borero kira mose karema linga
Bao gosa sonyinga ma bicara
Ora talu wosa lupa badan fira

30
BAB 3
PENUTUP

- KESIMPULAN
Kota Sofifi merupakan sebuah kota yang sejak 2010 menjadi ibu kota provinsi Maluku Utara.
Memiliki luas wilayah 413,21 km². Terbagi atas 2 kecamatan, 2 kelurahan, dan 17 desa dengan
jumlah penduduk sebanyak 27.581 jiwa (2021). Secara geografis Maluku Utara terletak di titik
koordinat 3°40' Lintang Selatan - 3°0' Lintang Utara 123°50' - 129°50' Bujur Timur. Batas
Wilayahnya meliputi sebelah utara yaitu terdapat Samudera Pasifik, sebelah timur terdapat Laut
Halmahera, sebelah barat terdapat Laut Maluku dan sebelah selatan terdapat Laut Seram. Serta,
Maluku Utara juga memiliki lagu daerah yang berjudul Borero.

31
MALUKU (AMBON)
BAB 1
PENDAHULUAN

A. KOTA MALUKU
Maluku adalah sebuah provinsiyang meliputi bagian selatan Kepulauan Maluku, Indonesia.
Lintasan sejarah Maluku telah dimulai sejak zaman kerajaan-kerajaan besar di Timur Tengah
seperti kerajaan Mesir yang dipimpin Firaun.

“Maluku” Semboyan : Siwa Lima ( Saling Memiliki) Ibu kota : AmbonArea :- Total luas :
705.645 km2- Luas daratan : 47.350,42 km2- Luas perairan : 658.294,69 km2Populasi :
1.715.548 Jiwa (2016). Maluku memiliki 2 agama utama yaitu agamaIslamyang dianut 50,61 %
pendudukMaluku dan agamaKristen(baikProtestanmaupunKatolik) yang dianut 48,4 %
penduduk Maluku.Pada tahun1999ketika tragedi krisis kemanusiaan dan konflik horizontal
antara basudara Salam-Sarane atau antara Islam dan Kristen yang lebih dikenal sebagaiTragedi
Ambonmelanda Maluku.Mereka masih percaya akan adanya roh roh yang harus dihormati dan
diberi makan,minum dan tempat tinggal agar mereka tidak mengganggu bagi orang yang
masihhidup di dunia.Orang Ambon mengenal upacara cuci negeri yang pada umumnya sama
denganupacara bersih desa yang dilakukan orang di pulau Jawa. Bangunan bangunan yangharus
dibersihkan adalah Baileu, rumah rumah warga dan pekarangan, bila tidakdilakukan dengan
benar maka akan ada sangsinya yaitu mereka akan jatuh sakit atau panennya gagal.Sistem
kepercayaan penduduk maluku Sebelum masuknya agama Islam dan Kristendimaluku,
penduduk asli di maluku telah memiliki satu kepercayaan asli. Sistemkepercayaan ini terdiri dari
kepercayaan animisme dan dinaminsme. Sistemkepercayaan asli ini sampai sekarang masih
ditemukan di berbagai pelosok kepulauanMaluku.Di maluku utara misalnya, penyembahan
terhadap roh nenek moyang di ternate disebut “omangga”. Peraturan

peraturan dari nenek moyang sampai sekarang masih dipegang dan takut dilanggar karena dapat
mendatangkan malapetaka. Di tidore rohtertinggi disebut Jou Wange yang menurunkan
kekuatanya kepada seorang yangdisebut Momale, yaitu orang menjalankan upacara-upacara
adat.

B. LETAK ASTRONOMIS
wilayah Provinsi Maluku terletak antara:
3' Lintang Selatan sampai 8º 30 Lintang Selatan dan membentang dari 125,45º Bujur Timur
hingga 135º Bujur Timur.

C. BATAS WILAYAH:
1. Sebelah Utara Berbatasan dengan Laut Seram
2.Sebelah Selatan Berbatasan dengan Lautan Indonesia dan Laut Arafuru
3.Sebelah Timur Berbatasan dengan Pulau Irian
4.Sebelah Barat Berbatasan dengan Pulau Sulawesi

32
D. Mata Pencaharian Hidup dan Sistem Ekonomi
Orang-orang Maluku pada umumnya mayoritas mereka bertani di ladang. sekelompokorang
membuka sebidang tanah di hutan, dengan cara menebang poho dihutan dan dengan membakar
batang batangnya serta dahan yang telah kering.Ladang yang dibuka dengan cara ini hanya
diolah dengan tongkat, kemudian ditanamitanpa irigasi kemudian ditanami kacang-kacangan dan
ubi ubian.
1)Pertanian
Bidang pertanian khususnya tanaman pangan yang memiliki rata-rata produksi paling besar
adalah ubi kayu. jumlah produksi mencapai 25.950 Ton/thn. MalukuTengah, padi sawah dengan
jumlah produksi sebesar 20.160 Ton/thn.
2)Peternakan
Populasi ternak yang banyak adalah kelompok sapi, unggas, babi dan kambing.Dari rata-rata
produksi yang yang dimiliki, ketersediaan lahan sangatlah luas,maka perlu adanya suatu upaya
pengelolaan secara optimal dan profesional.
3)Perkebunan
Salah satu potensi yang memiliki nilai yang strategis saat ini ialah kelapa denganluas tanam
sebesar 20.547,63 Ha dan jumlah produksi 23.490,55 ton/thn dimanadari bahan ini dapat
dimanfaatkan menjadi biodisel dan bioetanol yang berfungsisebagai bahan pengganti bahan
bakar yang berasal dari fosil.

33
BAB 2
ISI

A. BAHASA
Maluku memiliki banyak sekali pulau, disini juga terdapat berbagai macam bahasa.Tapi
biasanya di pakai di Maluku adalah jenis bahasa melayu Ambon, yang masihsatu dialek bahasa
melayu. Berikut nama-nama bahasa yang berasal dari Maluku:Bahasa seti, Bahasa Alun, Bahasa
Nuaulu, Bahasa Wamale Bahasa Koa.Bahasa yang digunakan di pulau Seram, pulau ibu dari
semua suku-suku di ProvinsiMaluku dan Maluku Utara adalah sebagai berikut: Bahasa Wamale
dipakai penduduk Negeri Piru,Seruawan,Kamarian dan Rumberu,bahasa Alune di Kabupaten
SeramBagian Barat,bahasa Nuaulu dipergunakan oleh suku Nuaulu di Seram selatan ,
bahasaKoa di pegunungan manusela kabauhari, bahasa Seti di pergunakan oleh suku Seti,
diSeram Utara dan Telutih Timur,bahasa Gorom (bangsa yang turun dari Seti dandipakai oleh
penduduk Gorom yang berdiam di kabupaten Seram Bagian Timur).
Secara keseluruhan, terdapat setidaknya 132 bahasa di kepulauan Maluku, yakni:Dua bahasa
yang telah punah adalah Palamata dan Moksela.

B. KESENIAN
Tarian :
1.Tari Bambu Gila
Atraksi Bambu Gila, sebuah permainan rakyat yang berasal dari Maluku.Sebuah kekayaan
budaya yang di miliki indonesia. Tarian ini begitu banyakdicari wisatawan yang mengunjungi
Maluku, begitu menariknya karena TarianBambu Gila ini dibantu oleh kekuatan Supranatural

2. Tari Cakalele
Cakalele merupakan tarian tradisional Maluku yang dimainkan oleh sekitar 30laki-laki dan
perempuan. Para penari cakalele pria biasanya menggunakan parang dan salawaku sedangkan
penari wanita menggunakan lenso (saputangan).

3. Salawaku-Tameng.
Keistimewaan tarian ini terletak pada tiga fungsi simbolnya.Pakaian berwarna merah pada
kostum penari laki-laki, menyimbolkan rasaheroisme terhadap bumi Maluku, serta keberanian
dan patriotisme orangMaluku ketika menghadapi perang.
Pedang pada tangan kanan menyimbolkan harga diri warga Maluku yangharus dipertahankan
hingga titik darah penghabisan.
Tameng (salawaku) dan teriakan lantang menggelegar pada selingan tarianmenyimbolkan
gerakan protes terhadap sistem pemerintahan yangdianggap tidak memihak kepada masyarakat.

4. Tari Saureka
Delapan orang penari mementaskan tarian Saureka-reka di Ambon, Maluku.Tari Saureka-reka
adalah tarian tradisional dari Maluku yangmempertunjukkan kelincahan kaki menginjak bagian

34
tengah dari empat bilah “gaba-gaba” (pelepah pohon Sagu) yang dipukul sebagai alunan musik
dalam tari ini, mulai dari tempo lambat hingga cepat.

5. Tari katreji
Tarian katreji merupakan percampuran budaya Portugis dan Belanda dengan budaya Maluku,
karena menggunakan bahasa Portugis dan Belanda pada saat penarinya memberikan aba-aba
pada setiap gerak yang dilakukan.

6. Tarian polonaise
Adalah tarian lambat berasal dari Polandia.Polonaise merupakan kata dalam bahasa Perancis
yang berarti “OrangPolandia”. Tari polonaise kemu
ngkinan dibawa ke Maluku oleh para pedagangEropa. Para penarinya saling berpasangan sambil
membentuk formasilingkaran dan biasanya ditampilkan pada saat pesta pernikahan.

C. PAKAIAN ADAT MALUKU :


Di daerah Maluku pakaian adat disebut Pakaian baju Cale atau kain Selele.Pakaian adat ini biasa
digunakan sebagai pelatikan raja, cuci negeri, pestanegeri, acara panas pela dan lain-lain. Ciri-
ciri dari baju Cele ini terlihat darimotif garis-garis yang geometris/berkotak-kotak kecil. Baju
cele ini biasanyadikombinasikan dengan kain sarung yang warnanya tidak terlalu jauh
berbeda,harus seimbang dan serasi dan di kombinasi dengan kain yang pelekat yangdisalele
yaitu disarung dari luar dilapisi sampai batas lutut dan dipakai Lenso(sapu tangan yang diletakan
di pundak).

D. MAKANAN KHAS MALUKU


1.Papeda
2.Ikan Asap
3.Sambal Colo-Colo
4. Kohu-Kohu.
5.Nasi Lapola

E. LAGU DAERAH:
Ayo Mama
Lagu Ayo Mama ini berkisah tentang percakapan seorang anak yang beranjak remaja dengan
ibunya. Lagu ini dikenal memiliki irama yang sangat ramah di telinga sehingga mudah dihafal
dan asyik didengarkan sehari-hari.
Lirik Lagu Ayo Mama
Ayam hitam, telurnya putih
Mencari makan, di pinggir kali
Sinyo hitam, giginya putih
Kalau tertawa manis sekali
Ayo mama, jangan mama marah beta
Dia cuma, cuma cuma pegang beta

35
Ayo mama, jangan mama marah beta
Lah orang muda punya biasa
Ayam hitam, telurnya putih
Mencari makan, di pinggir kali
Sinyo hitam, giginya putih
Kalau tertawa manis sekali
Ayo mama, jangan mama marah beta
Dia cuma, cuma cuma pegang beta
Ayo mama, jangan mama marah beta
Lah orang muda punya biasa.

RUMAH ADAT:
Baileo adalah sebutan untuk rumah tradisional orang Maluku. Salah satu wilayah dimana
bangunan ini masih terpelihara dengan baik adalah di Kecamatan Saparua Kabupaten Maluku
Tengah. Rumah baileo tidak difungsikan sebagai rumah tinggal, melainkan hanya digunakan
pada pelaksanaan acara adat atau keagamaan.

36
BAB 3
PENUTUP
-KESIMPULAN
Provinsi Maluku memiliki 11 kabupaten/kota yang terdiri dari 2 kota dan 9 kabupaten, meliputi
kota Tual, Kota Ambon, Kabupaten Seram Bagian Timur, Kabupaten Seram Bagian Barat,
Kabupaten Maluku Tenggara, Kabupaten Maluku Tengah, Kabupaten Maluku Barat Daya,
Kabupaten Kepulauan Tanimbar, KabupatenProvinsi Maluku memiliki 10 suku yang terdiri dari
Suku Ambon, Suku Kei, Suku Nuaulu, Suku Tidore, Suku Ternate, Suku Tobelo, Suku Togutil,
Suku Rana, Suku Sahu dan Suku Tanimbar.Bahasa yang digunakan di provinsi Maluku adalah
Bahasa Melayu Ambon, yang meruapakan salah satu dialek bahasa Melayu. Sebelum bangsa
Portugis menginjak kakinyadi Ternate (1512), bahasa Melayu telah ada di Maluku dan
dipergunakan sebagai bahasa perdagangan. Bahasa yang dipakai di Ambon sedikit banyak telah
dipengaruhi oleh bahasa-bahasa di Sulawesi yakin suku-suku Buton, Bugis atau Makassar.

37
KALIMANTAN UTARA (TANJUNG SELOR)
BAB 1
PENDAHULUAN
A. KOTA TANJUNG SELOR
Tanjung Selor disingkat: TJS adalah sebuah kecamatan dan merupakan pusat pemerintahan atau
ibukota dari provinsi Kalimantan Utara. Kecamatan ini terletak di Kabupaten Bulungan, Provinsi
Kalimantan Utara, Indonesia.Tanjung Selor juga merupakan ibu kota dari kabupaten Bulungan.
Status Tanjung Selor saat ini, masih berstatus kecamatan yang masih dipimpin oleh Camat.
Wacana Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara menjadikan Tanjung Selor sebagai sebuah kota
disambut baik oleh Bupati Bulungan, H. Budiman Arifin.

Tanjung Selor memiliki luas wilayah 677,77 km² dan berdasarkan data BPS kabupaten Bulungan
tahun 2021, jumlah penduduk Tanjung Selor sebanyak 56.569 jiwa, dengan kepadatan penduduk
84 jiwa/km². Pada tahun 2012, penduduk Tanjung Selor berjumlah 42.231 jiwa dengan rincian
jumlah penduduk 22.488 laki-laki dan 19.743 perempuan, dengan Angka Sex Ratio sebesar
113,90 persen. Apabila dikaitkan dengan luas wilayah Kota Tanjung Selor dengan jumlah
penduduknya yang cukup signifikan maka kepadatan penduduk Kota Tanjung Selor adalah
sebesar 33 orang per km² pada tahun 2012.

B. SEJARAH
Wilayah yang menjadi Provinsi Kalimantan Utara merupakan bekas wilayah Kesultanan
Bulungan. Kesultanan Bulungan pernah menguasai wilayah pesisir yang terdiri dari beberapa
daerah yaitu Kabupaten Bulungan, Kabupaten Tana Tidung, Kabupaten Malinau, Kabupaten
Nunukan, Kota Tarakan dan Tawau (Sabah sekarang) yang di dalamnya terdapat bermacam-
macam suku. Kesultanan Bulungan didirikan pada tahun 1731. Raja pertama adalah Wira Amir
yang bergelar Amiril Mukminin (1731–1777), dan Raja yang terakhir atau ke-13 adalah Datuk
Tiras yang bergelar Sultan Maulana Muhammad Djalalluddin (1931-1958)

C. DESTINASI WISATA
Beberapa destinasi wisata yang terkenal di kalimantan timur :
1. Air Terjun Krayan
2. Air Terjun Sianak
3. Bukit Damai
4. Giram Luyu
5. Kebun Raya Binusan
6. Long Bawan Krayan
7. Pantai Eching
8. Pantai Kayu Angin
9. Pulau Sebatik
10. Sungai Desa Balatikon
11. Sungai Hitam
12. Desa Long Beluah

38
BAB 2
ISI

A. ADAT ISTIADAT
Ketiga budaya Kaltara yang ditetapkan sebagai WBTB oleh Dirjen Kebudayaan, Kemendikbud,
antara lain Budaya Dolop dari masyarakat Dayak Agabak. Kemudian budaya Mamat dan
Pekiban, tradisi masyarakat Dayak Kenya Kaltara.

Untuk diketahui, budaya Dolop merupakan ritual sumpah, pembuktian apakah orang dituduh
bersalah atau tidak dengan cara menyelam di sungai. Dengan kata lain Dolop adalah jalan
terakhir dalam penyelesaian sengketa.

Warisan budaya selanjutnya adalah Mamat. Yaitu, merupakan upacara besar dan sakral yang
dilaksanakan oleh suku Dayak Kenyah, sebagai wujud rasa syukur kepada Sang Pencipta atas
kemenangan yang diraih dalam medan peperangan. Secara rinci, Mamat juga disebut sebagai
penyucian diri yang dilakukan oleh kaum laki-laki. Selanjutnya ada warisan budaya Pekiban dari
Dayak Kenyah. Ini adalah ritual yang sah dalam menikahkan masyarakat pada sukunya.

B. KESENIAN
Sama seperti kesenian tradisional daerah lainnya, kesenian tradisional Kalimantan Utara pun
sangat beragam. Mulai dari alat musik hingga tari tradisional dari beberapa suku dan sub-etnis
Dayak, yang mencerminkan ciri khas dari kesenian tradisional Kalimantan Utara.
Alat Musik
Kesenian tradisional Kalimantan Utara yang pertama adalah alat musik. Seperti yang diketahui,
alat musik Kalimantan Utara sangat beragam. Ada alat musik yang bentuknya menyerupai
gendang, ada yang bentuknya menyerupai saron pada gamelan Jawa dan lain sebagainya.
Semua alat musik tradisional tersebut tentu memiliki alunan nada dan fungsi yang berbeda.
Lantas, apa saja alat musik yang masuk ke dalam kesenian tradisional Kalimantan Utara?
Berikut ulasannya.

1. Alat Musik Jatung Utang


Alat musik pertama yang menjadi kesenian tradisional Kalimantan Utara adalah Jatung Utang.
Alat musik yang memiliki bentuk seperti saron pada gamelan ini, merupakan alat musik
tradisional yang berasal dari Suku Dayak Kenyah.
Di mana, Suku Dayak Kenyah sendiri hingga kini sudah tersebar di seluruh wilayah Kalimantan,
termasuk Kalimantan Utara. Maka dari itu, tidak heran apabila alat musik ini masuk ke dalam
kesenian tradisional Kalimantan Utara.
Alat musik yang juga disebut sebagai, geng galeng atau ting galing ini dibuat dari beberapa
batangan kayu lempung dengan panjang sekitar 20-50 cm dan lebar sekitar 5-10 cm. Masing-
masing batangan kayu tersebut, nantinya akan dirangkai dan diikat menggunakan tali rotan.

39
Sehingga, susunan kayu dari alat musik ini menghasilkan bunyi yang berbeda-beda yang sangat
indah. Meski jatung utang kerap kali disebut sebagai geng galeng, namun penyebutan ini
nyatanya dipengaruhi oleh posisi alat musik ini dimainkan.
Apabila alat musik dimainkan saat berdiri dengan posisi alat musik horizontal, maka alat musik
ini disebut dengan jatung utang. Tetapi jika alat musik dimainkan saat duduk dengan posisi alat
musik sedikit vertikal, maka alat musik ini disebut dengan geng galeng.
Perlu diketahui, jatung utang dimainkan dengan cara dipukul menggunakan alat pemukul
bernama petit. Dan biasanya, jatung utang dimainkan bersama dengan alat musik sambe’ untuk
mengiringi beberapa lagu daerah dan tarian Suku Dayak Kenyah.

2. Alat Musik Babun


Alat musik berikutnya yang menjadi bagian dari kesenian tradisional Kalimantan Utara adalah
Babun. Alat musik yang bentuknya menyerupai gendang ini, terbuat dari kayu yang dibentuk
oval atau tabung, yang tengahnya dibuat bulatan berongga.
Bulatan tersebut nantinya akan ditutup menggunakan kulit binatang. Jika ditabuh atau dipukul,
maka babun akan menghasilkan nada yang sangat indah. Sehingga, tidak heran apabila alat
musik ini seringkali dijadikan pengiring tarian daerah, pertunjukan wayang kulit, gamelan dan
musik panting. Tidak hanya itu, babun juga nyatanya memiliki fungsi seperti drum, karena
berperan dalam mengatur tempo serta irama lagu. Oleh karena itu, pada tarian tradisional nada
yang dikeluarkan babun kerap kali menjadi patokan untuk penari melakukan perubahan posisi,
gerak dan langkah.

3. Alat Musik Sluding


Alat musik yang memiliki bentuk unik ini nyatanya menjadi salah satu kesenian tradisional
Kalimantan Utara. Memiliki bentuk seperti alat musik gambang di Jawa, alat musik pukul jenis
xylophone ini terbuat dari kayu dengan delapan bilah kayu, yang setiap bilahnya menghasilkan
suara yang indah dan berbeda-beda.
Untuk bisa memainkan alat musik ini pada dasarnya sangat mudah. Kamu hanya perlu memukul
bilah-bilah kayu tersebut, menggunakan dua buah pemukul yang juga terbuat dari kayu.
Tidak hanya itu, pada tradisi setempat alat musik ini juga kerap kali digunakan untuk mengiringi
beberapa acara besar, seperti upacara adat atau tarian daerah.
Satu hal yang menarik dari alat musik ini adalah terdapatnya hiasan yang berbentuk ukiran
kepala burung enggang. Yang mana, burung ini diketahui sebagai burung yang dianggap hewan
sakral oleh masyarakat Suku Dayak Modang.

4. Alat Musik Gambang


Meski alat musik yang satu ini lebih dikenal sebagai alat musik yang berasal dari tanah Jawa,
namun alat musik ini ternyata juga digunakan oleh masyarakat Kalimantan Utara.
Alat musik yang dibuat menggunakan bahan dasar kayu ini, memiliki 18 bilah kayu berbentuk
persegi panjang yang diletakkan di atas ruang resonansi dengan bentuk seperti perahu.
Cara memainkan gambang di Kalimantan Utara dengan gambang Jawa pun sejatinya sama, yaitu
kamu hanya perlu memukulnya menggunakan alat pukul khusus yang terbuat dari kayu. Bagian

40
ujung alat pukul ini dibalut dengan kain tebal, yang nantinya akan menghasilkan suara yang
lembut dan indah.
Suara-suara yang dihasilkan alat musik ini pun berbeda-beda, karena menyesuaikan dengan bilah
kayu yang dipukul. Semakin panjang bilah kayu, maka nada yang dihasilkan pun nada rendah.
Sementara, apabila bilah kayu yang dipukul berukuran kecil, maka suara yang dihasilkan pun
suara bernada tinggi.

5. Alat Musik Rebab


Alat musik terakhir yang masuk dalam kesenian tradisional Kalimantan Utara adalah Rebab.
Alat musik ini memiliki bentuk yang sangat unik dan menyerupai biola. Hal tersebut
dikarenakan, rebab mendapat pengaruh dari budaya Timur Tengah yang masuk ke Nusantara.
Meski menjadi salah satu alat musik tradisional khas Kalimantan Utara, namun rebab juga
banyak digunakan di berbagai daerah di Indonesia. Cara menggunakan alat musik ini pun sangat
mudah, sebab kau hanya perlu menggeseknya menggunakan alat penggesek khusus.
Salah satu ciri khas yang bisa kamu ketahui dari alat musik ini, yaitu bentuk badan dan lubang
resonansi yang memiliki bentuk bulat dengan sentuhan visual yang khas. Sehingga, rebab akan
sangat mudah dikenali meski hanya dilihat secara sekilas.
Rebab juga seringkali digunakan sebagai pengiring acara-acara besar daerah setempat, seperti
misalnya upacara adat dan acara kesenian musik daerah setempat.

-Seni Tari
Jika di pembahasan sebelumnya kamu mengetahui lima jenis alat musik yang menjadi kesenian
tradisional Kalimantan Utara. Maka di pembahasan kali ini kamu akan mengetahui apa saja seni
tari, yang menjadi bagian dari kesenian tradisional Kalimantan Utara. Adapun beberapa tari
tradisional tersebut, di antaranya:

6. Tari Tradisional Jugit


Tari tradisional pertama yang masuk ke dalam kesenian tradisional Kalimantan Utara adalah
Tari Jugit. Tari yang berasal dari Suku Bulungan ini, merupakan hasil karya dua laksana
Kesultanan Bulungan pada abad ke-18, yaitu Datuk Maulana dan Datuk Mahubut.

Tari jusit ini pada dasarnya terbagi menjadi dua jenis, yaitu Tari Jugit Paman dan Tari Jugit
Demaring. Di mana, tari jugit paman sejatinya sengaja diciptakan dan ditampilkan untuk para
raja. Sementara, tari jugit demaring lebih diciptakan untuk ditampilkan di luar keraton dan acara-
acara kemasyarakatan.
Dari kedua jenis tarian jugit tersebut, banyak sekali perbedaan yang bisa ditemukan. Mulai dari
warna kostum, atribut, gerakan, syair hingga fungsinya. Meski begitu, tari ini tetap menjadi
tarian yang diagungkan masyarakat setempat, karena menjadi tarian kerajaan yang sangat sakral.

1. Tari Tradisional Lalatip


Selanjutnya ada Tari Lalatip, yang menjadi kesenian tradisional Kalimantan Utara. Tari
tradisional yang juga dikenal dengan tari magunatip ini berasal dari Suku Tahol.

41
Tarian ini diberi nama “Lalatip”, karena tari ini memanfaatkan ketangkasan kaki untuk
melompat dan menghindari rintangan, yang menjadi bagian dari gerakannya.
Seperti yang diketahui, “Lalatip” sendiri merupakan sebuah kata yang memiliki arti menjepit.
Tarian pada saat itu, menjadi sebuah tarian yang berguna untuk melatih keterampilanberperang
para pemuda Suku Tahol.
Maka dari itu, tidak heran apabila tarian ini memiliki gerakan yang cukup menantang dan
berbeda dari tari tradisional lainnya. Pasalnya, dalam prakteknya para penari nanti akan
menarikan tarian ini di atas bilah-bilah kayu dengan mata tertutup.
Penari hanya mengandalkan suara kayu yang berpadu dan iringan musik tradisional Dayak, yaitu
gong dan gendang untuk bisa menarikannya sesuai dengan irama dan tempo.
Sehingga, bagi penari yang kemampuannya belum mumpuni, akan sangat riskan menarikan
tarian ini karena bisa saja kakinya terjepit atau tersangkut di tengah bilah-bilah kayu.

2. Tari Tradisional Blunde


Selain dua tari tradisional di atas, nyatanya ada Tari Blunde yang juga menjadi bagian dari
kesenian tradisional Kalimantan Utara. Tari yang kerap kali disebut dengan tari blundik ini,
memiliki gerakan yang serupa dengan Tari Enggang Suku Dayak. Hanya saja, tari blunde tidak
menggunakan properti bulu seperti tari enggang.

Menjadi salah satu tari kreasi Datuk Perdana, tari tradisional yang satu ini menggunakan syair
bahasa Melayu Kayan Pimping. Namun, tari ini divariasikan kembali oleh Abdul Aziz dalam
bahasa Melayu dengan judul Pinang Sendawar.
Dalam menarikan tari blunde ini, para penarinya akan memakai kostum baju kebaya dan tapih.
Tidak hanya itu, para penari pun akan menggunakan ikat kepala sebagai aksesoris tambahan.

3. Tari Tradisional Jepen


Sebagai tari tradisional yang berasal dari Suku Dayak, Tari Jepen memiliki nuansa Islami yang
dapat dilihat dari gerakan dan kostum yang digunakan para penarinya, yaitu berwarna hijau dan
kuning.
Selain itu, nuansa Islami tarian ini juga dapat dilihat dari musik pengiring yang digunakan, yaitu
rebana. Untuk bisa menarikan tarian ini, para penari harus berpasangan laki-laki dan perempuan.
Tidak hanya itu, gerakan yang dimiliki tarian ini pun menyerupai gerakan tarian zapin asal Riau,
karena lebih banyak menggunakan gerakan kaki.

4. Tari Tradisional Mance


Tari tradisional yang juga disebut sebagai tari Bemance ini, memiliki gerakan yang menyerupai
gerakan silat. Oleh karena itu, selain dikenal dengan tarian mance atau bemance, tarian ini juga
kerap kali disebut dengan tari silat.
Namun, gerakan yang dimiliki tarian ini lebih luwes dan menyerupai gerakan tarian. Sehingga,
tidak benar-benar terlihat sebagai gerakan silat. Tarian ini pun dalam pengaplikasiannya akan
diiringi dengan iringan musik, sebagai bentuk hiburan.

42
Pada masanya, tari tradisional mance ini menjadi salah satu jenis tarian yang digemari sebagian
besar pemuda di daerah Bulungan.

5. Tari Tradisional Busak Baku


Tari busak baku merupakan salah satu kesenian tradisional Kalimantan Utara asal Dayak
Lundayeh. Tari ini dihadirkan untuk mewakili rasa emosional dan kekeluargaan masyarakat
Suku Lundayeh.
Hal tersebut dikarenakan, busak baku sendiri merupakan jenis bunga yang memiliki aroma
wangi dan indah. Sehingga, masyarakat Suku Lundayeh menjadikannya sebagai lambing
kehidupan yang harmonis, hangat, kuat dan menyatu.
Asal mula diciptakannya tarian ini, yaitu berasal dari syair khas Lundayeh yang sudah ada sejak
abad ke-7. Syair yang berjudul Ulun Busak baku ini, sudah menjadi salah satu produk budaya
yang hampir punah. Namun, hal itu tidak diikuti dengan tariannya yang tetap terjaga hingga saat
ini.

6. Tari Kancet Ledo


Tari tradisional yang terakhir adalah Tari Kancet Ledo, yang menjadi bagian dari kesenian
tradisional Kalimantan Utara. Tari yang berasal dari Baram-Sarawak ini, memiliki gerakan yang
menggambarkan kelembutan seorang gadis.
Gerakan tersebut dapat dilihat ketika penari mengayunkan tangan, layaknya angin berhembus
yang mengayunkan padi. Selain itu, tarian
ini juga mengharuskan penarinya untuk berbusana menggunakan pakaian adat Suku Dayak
Kenyah, lengkap dengan properti rangkaian sejumlah ekor burung enggang yang digenggam di
tangan kiri penari.

C. MAKANAN KHAS
Nasi Subut khas Kalimantan Utara
Tudai Khas Kalimantan Utara
Kepiting Soka khas Kalimantan
Sate Ikan Pari
Ikan Asin Rica.
Tumis Kapah.
Pepes Ikan Patin Kucai
Kue Lapis Cempedak

D. PAKAIAN ADAT
Pakaian adat pria Minahasa (Karai)
Pakaian adat pria Minahasa bernama Karai. Ini adalah pakaian seperti kemeja lengan panjang
berwarna hitam yang terbuat dari ijuk. Pakaian ini memiliki saku di bagian bawah dan atas nya.

43
Selain itu, ada juga aksesoris sulaman bermotif padi, kelapa dan ular naga pada bagian lengan
serta bagian depannya. Pakaian ini biasanya dipadukan dengan celana hitam panjang yang polos
tanpa hiasan dengan model melebar di bagian bawahnya.

Sementara itu, di bagian pinggang ditambahkan ikat pinggang yang terbuat dari kulit ular patola
dengan bentuk menyerupai mahkota.

Pakaian adat wanita Minahasa (Wayang)


Sedangkan, untuk pakaian adat wanita disebut Wuyang. Ini adalah pakaian sejenis kebaya
berlengan panjang dengan warna putih dan terbuat dari kulit kayu. Di bagian bawahnya terdapat
lipatan seperti ikan duyung yang melebar dan sulaman sujiber berbentuk bunga padi serta bunga
kelapa.

Di bagian dada kiri, ditambahkan kembang kaca piring dan bunga melati. Untuk menambah
kesan cantik pada pakaian wanita Minahasa, ditambahkan sanggul (konde), mahkota (kronci),
kalung leher (kelana), kalung mutiara (simban), gelang dan anting.

Dalam adat Minahasa, konde yang dipakai oleh wanita terbagi menjadi dua jenis. Yang pertama
adalah Konde Lumalundung yang menggunakan 9 bunga Manduru putih. Lalu yang kedua ada
Konde Pinkan yang menggunakan 5 tangkai kembang goyang. Selain itu, mereka memakai
Pasalongan Rinegetan atau gaun yang terbuat dari tenunan bentenan.

Seiring berjalannya waktu, pakaian adat Minahasa mendapatkan pengaruh dari budaya luar
seperti China dan Spanyol. Sentuhan budaya Spanyol dapat dilihat pada pakaian wanita yang
berupa kebaya dengan perpaduan rok yang bervariasi.

Sedangkan sentuhan China dapat dilihat dari baju kebaya berwarna putih yang dipadukan
dengan kain khas China yang bermotif burung dan bungaan.

Lalu untuk pria, sentuhan budaya Spanyol terlihat dari baju lengan panjang yang modelnya
menyerupai jas tutup dan dipadukan dengan celana panjang. Baju ini terbuat dari kain blacu
berwarna putih.

44
BAB 3
PENUTUP

KESIMPULAN
Kalimantan Utara (disingkat Kaltara) adalah sebuah provinsI di Indonesia yang terletak di
bagian utara Pulau Kalimantan Provinsi ini berbatasan langsung dengan negara
tetangga Malaysia yaitu negara bagian Sabah dan Sarawak Pusat pemerintahan Kalimantan
Utara saat ini berada di Tanjung Selor, bersama dengan pusat pemerintahan Kabupaten
Bulungan
Sebelum pemekaran provinsi Papua Pegunungan Papua Selatan, Papua Tengah dan Papua Barat
Daya, Kalimantan Utara menjadi provinsi termuda di Indonesia, yang disahkan menjadi provinsi
dalam rapat paripurna DPRpada tanggal 25 Oktober 2012berdasarkan Undang-undang Nomor
20 Tahun 2012.
Kementerian Dalam Negeri menetapkan 11 daerah otonomi baru yang terdiri atas satu provinsi
dan 10 kabupaten, termasuk Kaltara pada hari Senin, 22 April2013. Bersama dengan penetapan
itu, Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi melantik kepala daerah masing-masing, termasuk
pejabat Gubernur Kaltara yakni Irianto Lambrie. Infrastruktur pemerintahan Kalimantan Utara
masih dalam proses persiapan yang direncanakan akan berlangsung paling lama dalam 1 tahun.

45

Anda mungkin juga menyukai