Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

PROVINSI JAWA BARAT

X TKJ 1

Kelompok 6 :

1. Hassya Aulia
2. Sadewo Kuspratomo
3. Ardinissa Risty Faraz
4. M. Avicky Hidayat Pelia
5. Dewari Cahyadi Satriawan
6. Rahmat Abdul Alim Hasibuan

SMKN 1 PEKANBARU
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Allah Yang Maha Esa karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa
selesai pada waktunya.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Pekanbaru, Januari 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii

DAFTAR ISI......................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................1
1.3 Tujuan......................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................2

2.1 Keberagaman Provinsi Jawa Barat..........................................................................2


2.2 Kolaborasi antar budaya Provinsi Jawa Barat dengan Provinsi lain.......................12
2.3 Kolaborasi antar budaya Provinsi Jawa Barat dengan dunia...................................15
2.4 Tradisi-tradisi yang ada di Provinsi Jawa Barat......................................................16

BAB III PENITUP.............................................................................................................18

3.1 Kesimpulan..............................................................................................................18
3.2 Saran........................................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................19

iii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pada abad ke-5, Jawa Barat merupakan bagian dari Kerajaan Tarumanagara. Prasasti peninggalan
Kerajaan Tarumanagara banyak tersebar di Jawa Barat. Setelah runtuhnya Kerajaan Tarumanagara
akibat serangan Kerajaan Sriwijaya, kekuasaan di bagian barat Pulau Jawa dari Ujung Kulon sampai Kali
Ciserayu dilanjutkan oleh Kerajaan Sunda, yang beribukota di Pakuan Pajajaran (sekarang Kota Bogor).

Pada abad ke-16, pelabuhan Cirebon lepas dari Kerajaan Sunda dan menjadi Kesultanan Cirebon.
Pun demikian dengan pelabuhan Banten yang menjadi Kesultanan Banten. Dari tahun 1567 sampai
1579, di bawah pimpinan Prabu Surya Kencana, Kerajaan Sunda mengalami kemunduran besar. Ini juga
dikarenakan tekanan Kesultanan Banten. Setelah tahun 1576, Kerajaan Sunda tidak dapat
mempertahankan ibu kota Kerajaan Sunda, Pakuan Pajajaran yang jatuh ke tangan Kesultanan Banten.
Zaman pemerintahan Kesultanan Banten, wilayah Priangan jatuh ke tangan Kesultanan Mataram.

Nama Jawa Barat mulai digunakan pada tahun 1925, ketika pemerintah Hindia Belanda membentuk
Provinsi Jawa Barat. Pembentukan provinsi ini sebagai pelaksanaan Bestuurshervormingwet tahun 1922,
yang membagi Hindia Belanda atas kesatuan-kesatuan daerah provinsi. Sebelum tahun 1925 digunakan
istilah Soendalanden (Tatar Soenda) atau Pasoendan.

Pada tanggal 17 Agustus 1945, Jawa Barat bergabung menjadi bagian dari Republik Indonesia. Pada
tanggal 27 Desember 1949, Jawa Barat menjadi Negara Pasundan yang merupakan salah satu negara
bagian dari Republik Indonesia Serikat sebagai hasil dari Konfererensi Meja Bundar (KMB). Namun, Jawa
Barat kembali bergabung dengan Republik Indonesia pada tahun 1950.

1.2 Rumusan Masalah

 Jelaskan keberagaman dari Provinsi Jawa Barat


 Apa saja kolaborasi antar budaya Provinsi Jawa Barat dengan provinsi lain
 Apa saja kolaborasi antar budaya Provinsi Jawa Barat dengan dunia
 Jelaskan tradisi-tradisi yang ada di Provinsi Jawa Barat

1.3 Tujuan

mengetahui lebih jauh mengenai kebudayaan Jawa Barat tersebut dan dapat menambah
wawasan serta pengetahuan yang pada kelanjutannya dapat bermanfaat dalam dunia
pendidikan.

iv
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Keberagaman Provinsi Jawa Barat

Kebudayaan Sunda dan kebudayaan Cirebon. Kebudayaan sunda berkembang di Tataran


Sunda, Tanah Pasundan, dan Tanah Priangan. Sedangkan Kebudayaan Cirebon berkembang di
daerah bekas karesidenan Cirebon kawasan bagian utara.

Adapun kebudayaan yang lain yang berkembang di Jawa Barat yaitu budaya Betawi dan
Pesisir dan berkembang di daerah-daerah yang berbatasan dengan DKI Jakarta dan daerah-
daerah pesisir pantai.

1. Bahasa Daerah Jawa Barat

Mayoritas penduduk Jawa Barat merupakan Suku Sunda, yang bertutur memakai Bahasa
Sunda. Di Kabupaten Cirebon dan Kota Cirebon dituturkan bahasa Cirebon yang mirip dengan
Bahasa Banyumasan dengan dialek Brebes.

Masyarakat asli Jawa Barat merupakan suku Sunda dan Cirebon, sehingga bahasa yang
digunakan sehari-hari di Jawa Barat kebanyakan bahasa Sunda dan Cirebon. Bahasa ini dipakai
sebagian masyarakat yang berada di daerah Priangan, Cirebon, dan daerah-daerah lain di
sekitarnya. Kebudayaan Sunda juga merupakan salah satu kebudayaan yang berkembang di
Jawa Barat dengan bahasa utama yaitu Bahasa Sunda.

Menurut sejarah akibat kekuasaan Kerajaan Mataram yang dulu pernah menaklukkan
wilayah Jawa Barat pada abad XVII. Bahasa Sunda ini terpengaruh oleh bahasa Jawa. Akibat
pengaruh ini dalam bahasa Sunda dikenal undak-usuk-basa.

Undak-usuk-basa adalah cara pemakaian bahasa yang disesuaikan dengan tingkatan sosial
pemakai bahasa dalam masyarakat. Maka timbullah istilah bahasa:

1. Kasar
2. Sedang lemes (halus)
3. Cohag atau kasar pisan (sangat kasar)
4. Luhur atau lemes pisan (sangat halus)

Yang pemakaiannya disesuaikan dengan orang yang diajak berbicara.

v
Dalam bahasa Sunda dikenal juga dengan beberapa dialek. diantaranya:

1. Bogor (Karawang)
2. Priangan
3. Cerbon.

Setiap dialek tersebut mempunyai ciri khas sendiri-sendiri.

2. Rumah Tradisional Jawa Barat

Berikut ini beberapa rumah adat tradisional Jawa Barat

1. Imah Badak Heauy : Rumah adat Jawa Barat yang satu ini memiliki arti atau makna
badak yang sedang menguap. Rumah adat Badak Heuay ini masih banyak dijumpai
didaerah masyarakat Sukabumi.

2. Rumah Togog Anjing : Rumah Togog Anjing mempunyai arti sebagai anjing yang sedang
duduk. Desain rumah seperti ini merupakan ciri khas rumah masyarakat Garut.

3. Imah Julang Ngapak : Imah Julang Ngapak maknanya yaitu burung yang sedang
mengepakkan sayapnya. Desain rumah ini banyak dipakai didaerah Tasikmalaya

4. Imah Jolopong : Rumah adat Jolopong ini paling banyak dibangun oleh masyarakat
didaerah Garut.

5. Imah Parahu Kumereb : Terdapat di daerah Ciamis

6. Imah Capit Gunting : Capit artinya mengambil sesuatu barang dengan dijepitkan.
Sedangkan Gunting sama artinya dengan pisau yang menyilang.

7. Lengkong : Terdapat di daerah Garangwangi Kuningan.

8. Citalang : Terdapat di daerah Kabupaten Purwakarta.

Arsitektur rumah adalah hal peting untuk mencerminkan kebudayaan. Rumah tradisional
yang rata-rata mempunyai tempat atau ruang pertemuan yang luas. Kebanyakan rumah adat
suku Sunda asli ini berbentuk panggung. Sampai saat ini rumah adat ini masih banyak di jumpai
di beberapa tempat di Jawa Barat.

Rumah adat Sunda pada umumnya biasa dibagi menjadi tiga bagian utama yaitu:

 Bagian depan adalah teras.

 Bagian tengah disebut tengah imah dan kamar tidur.

vi
 Bagian belakang berupa dapur atau pawon dan pedaringan atau goah. Rumah adat ini
biasanya mempunyai halaman depan & belakang.

Bentuk Rumah adat Sunda yaitu

1. Berbentuk segi empat agak memanjang.

2. Kerangka rumahnya terbuat dari kayu.

3. Atap (hateup) rumahnya terbuat dari ijuk atau daun rumbia.

4. Dinding rumah adat tersebut terbuat dari bilik, yaitu irisan bambu yang dianyam dengan
pola kepang atau sasag.

5. Lantai rumah terbuat dari palupuh.

6. Tiang-tiang penyangga rumah beralaskan batu yang disebut tatapakan.

Susunan rumah adat Jawa Barat ini memanjang dengan arah barat-timur, dan pintunya
menghadap arah utara-selatan. Hal ini bertujuan agar tidak menentang arah perjalanan
matahari atau kehendak alam. 

3. Pakaian Tradisional Jawa Barat

Pada umumnya yang dikenal masyarakat Jawa Barat pakaian tradisional mereka di bagi menjadi
beberapa bagian dan berdasarkan golongan masyarakat seperti:

1. Baju pangsi dan kebaya sunda di tambah kain kebat (golongan rakyat biasa)

2. Baju bedahan dan kebaya (golongan rakyat menengah)

3. Jas beludru sulam benang emas (golongan rakyat bangsawan)

4. Beskap (untuk mojang dan jajaka)

5. Pakaian adat pengantin sunda

6. Baju adat sunda untuk anak-anak

Pakaian adat Jawa Barat pada umumnya dikelompokkan menjadi dua, yaitu :

1. pakaian adat gaya Priangan

2. pakaian adat gaya Cirebon.

vii
Pakaian adat Priangan dan Cirebon mempunyai beberapa persamaan dan perbedaan. Berikut
ini persamaan dan perbedaan pakaian adat dari ke dua suku tersebut.

4. Pakaian Adat Perempuan

 Perempuan Priangan memakai kebaya surawe, tetapi kaum perempuan Cirebon


memakai baju sorong atau baju kurung.

 Kaum perempuan Priangan dan Cirebon memakai kain batik yang dililitkan di bagian
bawah badan, dari pinggang hingga pergelangan kaki.

 Perempuan Priangan dan Cirebon dari golongan rakyat memakai perlengkapan seperti
gelang emas atau perak, gelang bahar, suweng pelenis emas atau perak, ali meneng,
dan sandal.

 Sedangkan kaum wanita bangsawan Priangan dan Cirebon memakai perlengkapan


pakaian seperti kalung emas, gelang emas, giwang emas, serta selop dengan hiasan
manik-manik di bagian ujungnya.

5. Pakaian Adat Laki-Laki

 Laki-laki biasa Priangan dan Cirebon memakai kain sarung poleng atau polekat yang
dikerudungkan dan diikatkan atau dililitkan pada pinggang.

 Laki-laki Priangan dan Cirebon memakai celana komprang yang berhiaskan pasmen.

 Laki-laki Priangan dan Cirebon memakai iket untuk penutup kepala.

 Laki-laki rakyat biasa Priangan dan Cirebon memakai perlengkapan pakaian seperti
cincin emas, rantai emas atau perak dengan liontin dari kuku harimau sebagai hiasan jas
pada bagian dada, dan sepatu atau selop.

6. Kesenian Tradisional Jawa Barat

Masyarakat Sunda yang terkenal dengan ramah tamahnya memiliki berbagai sejarah yang
menghasilkan berbagai kesenian tradisional. Masyarakatnya pun terkenal memiliki karakter
yang baik dan ramah.

Hanya saja berbaurnya masyarakat luar, membuat budaya bercampur. Adat istiadat


masyarakat Sunda perlahan memudar. Berikut ini beberapa kesenian tradisional Jawa Barat
Khas Sunda yang masih dilestarikan hingga sekarang

1. Wayang Golek : Wayang golek mirip dengan wayang kulit tetapi dalam pertunjukan
wayang golek, sang dalang selalu menggunakan bahasa daerahnya.

viii
2. Tari Jaipongan : Jaipongan yaitu jenis tarian traidisional Sunda, tepatnya dari Karawang.
Lahir dari tangan kreatif H. Suanda pada tahun 1976. Tarian Jaipongan merupakan
campuran dari seni lain seperti pencak silat, topeng banjet, ketuk tilu, wayang golek dan
lain-lain.

3. Degung : Degung adalah alat tradisional Bandung dan sudah terkenal di penjuru
Indonesia.

4. Rampak Gendang: Kata rempak gendang diambil dari kalimat gendang serempak. Alat-
alatnya terdiri dari gendang, gong, saron dan dimainkan bersamaan.

5. Sisingaan : Sisingaan berasal dari kota Subang. Kesenian ini terinspirasi dari Reog di Jawa
Timur yang sangat menarik minat.

6. Kuda Renggong : Tarian ini berasal dari Sumedang, Renggong artinya keterampilan, kuda
yang digunakan telah dilatih untuk menari mengikuti irama musik.

7. Bajidoran : Sebuah kesenian yang berasal dari Subang dan Karawang. Para penari atau
yang biasa disebut Ronggeng akan melenggak lenggok menari mengikuti tabuhan
gendang dan gamelan.

8. Cianjuran : Sebenarnya nama alat musik ini yaitu mamaos. Alat musik khas sunda sejak
tahun 1930. Alat musik ini biasanya dibarengi dengan kecapi ricik, dipadukan dengan
suling, rebab, dan kacapi indung. Dibarengi oleh penyanyi dengan berbahasa Sunda,

9. Kacapi Suling: Ini salah satu kesenian yang benar-benar menggambarkan budaya Sunda.
Sesuai namanya, kecapi suling yang terdiri dari instrument kecapi dan suling.

Berikut pembagian seni di Jawa Barat:

7. Seni Tari

Tarian daerah Jawa Barat meliputi dua kelompok. Ada kelompok yaitu:

Tarian Klasik: Tarian klasik yaitu jenis tarian yang masih kental dengan tradisi budaya daerah.
Contohnya:

 Tari Tayuban/Nayuban

 Ronggeng Gunung

 Ketuk Tilu

 Doger Kontrak

ix
 Longser

 Banjet

 Bangreng

 Kemprongan

 Bedaya Tara-wangsa

 Kadagan

 Sekar Putri

 Lenyepan

 Gawil

 Ponggawa

 Topeng Betawi

 Merak

 Kijang

 Kupu-Kupu

 Topeng

 Sulintang

 Ratu Graeni

 Kendang Penca

 Anjasmara

 Reog

 Ibing Keurseus

 Gotong Singa.

Tarian Kreasi: Tari Kreasi yaitu jenis tarian yang disesuaikan dengan perkembangan zaman.
Contohnya:

 Tari Jaipong.
x
8. Seni Kerajinan

Di Jawa Barat ada berbagai jenis seni kerajinan rakyat. Kerajinan tersebut ada yang
berkembang menjadi kegiatan industri, dan tradisional. Berikut ini beberapa Seni Kerajinan
Rakyat Jawa Barat dari berbagai daerah:

1. Cirebon : Batik Tradisional Trusmi, kedok, rotan, lukis kaca dan kulit.

2. Indramayu : Tembikar, topeng, tas kulit ular, tikar pandan, batik tulis, dan bulu domba.

3. Tasikmalaya : Payung, anyaman, batik tulis, kelom geulis, sepatu kulit, bordir, anyaman
mendong dan topi.

4. Purwakarta : Keramik

5. Cibaduyut Bandung : Sepatu

6. Bekasi : Anyaman bambu dan pahat patung

7. Bogor : Kerajinan Tanduk

9. Lagu Daerah

Lagu Daerah Jawa Barat yang terkenal diantaranya yaitu:

1. Bubuy Bulan

2. Es Lilin

3. Cing Cangkeling

4. Tokecang

5. Warung Pojok

6. Manuk Dadali

7. Sintren

8. Kembang Jahe Laos

9. Panon Hideung.

10. Upacara-Upacara Adat Jawa Barat

xi
1. Pesta Laut : Tempat yang sering dilakukan seperti di Pangandaran, maupun daerah-
daerah pesisir lainnya di Jawa Barat. Perahu-perahu nelayan yang mengangkut sajen
dihiasi aksesoris warna-warni pada saat pelaksanaannya.

2. Ngalaksa : Upacara ini lazim ditemui di daerah Ranca Kalong, Sumedang. Upacara ini
dilakukan dengan membawa padi ke lumbung dan memakai baju rengkong.

3. Ruwatan Bumi : Upacara Ruwatan Bumi ini dilaksanakan setiap bulan Februari di
Kabupaten Subang.

4. Ngalungsur Pusaka : Upacara ini dilakukan di Garut. Upacara adat membasuh pusaka ini
dipimpin oleh seorang juru kunci (kuncen).

5. Ngunjung : Upacara ngunjung/munjung ini termasuk upacara adat provinsi Jawa Barat
yang biasanya dilakukan oleh masyarakat yang ada di daerah Indramayu, Cirebon, dan
sekitarnya.

6. Bubur Syura : Kebiasaan yang dikaitkan dengan Dewi Kesuburan, yaitu Nyi Pohaci
Sanghyang Sri. Keyakinan masyarakat bahwa upacara adat ini bisa mendatangkan
kesejahteraan dan ketentraman.

7. Ngirab atau Rebo Wekasan : Masyarakat di Cirebon, biasa melakukan upacara ini.
Kebiasaan ini dilakukan di hari Rabu minggu terakhir di bulan Shafar.

8. Nyalawean : Kebiasaan ini dilakukan Cirebon. Upacara ini biasanya berlangsung selama
5 hari, dan acaranya dilaksanakan 12 hari setelah acara peringatan di Keraton Cirebon.

9. Seren Taun : Upacara ini di temui di Sukabumi. Upacara Seren Taun ialah sebuah
upacara yang intinya mengangkut padi dari sawah ke lumbung dengan menggunakan
rengkong.

10. Ngarot : Kebiasaan Indramayu yang dilaksanakan saat musim tanam dimulai atau musim
penghujan dengan mengadakan arak – arakan ke arah balai desa.

11. Sepitan atau Khitanan : Upacara Khitanan dilakukan pada anak laki-laki berdasarkan
kepercayaan Islam. Karena sudah menjadi kewajiban dalam agama Islam.

12. Tingkepan atau Tujuh Bulan : Kebiasaan adat ini diadakan saat seorang ibu yang sedang
mengandung tujuh bulan.

13. Upacara Pernikahan : Ada berbagai macam upacara dalam prosesi adat pernikahan,
yaitu upacara yang diadakan pra akad nikah dan yang diadakan pasaca akad nikah.

xii
14. Tembuni : Merupakan upacara adat Sunda untuk memelihara placenta bayi atau ari –
ari dimana placenta sang bayi harus dirawat dengan sebaik – baiknya.

15. Nenjrag Bumi : Upacara tradisional khas Sunda yang sering dilakukan oleh warga Kota
Bandung dimana ditujukan kepada anak bayi agar kedepannya tidak menjadi ketakutan
atau gampang kaget.

11. Permainan Tradisional Jawa Barat

Permainan tradisional rakyat adalah permainan yang biasanya dilakukan oleh sekelompok
anak-anak di daerah tersebut. Provinsi Jawa Barat mempunyai beragam permainan tradisional
rakyat.

Berikut ini merupakan berapa permainan tradisional Jawa Barat silahkan dilihat pada tabel
berikut ini:

1. Congkak : Hampir seluruh wilayah Jawa Barat

2. Bebentangan : Cirebon dan pantai utara Jawa Barat

3. Gatrik : Hampir seluruh wilayah Jawa Barat

4. Ecor : Daerah Kabupaten Karawang

5. Kobak : Daerah Bandung, Bogor, Garut dan Cianjur

6. Ngadu Karbit : Daerah Karawang dan Bekasi

7. Meong Bongkok : Daerah Cibitu, Kab. Garut

8. Ngadu Muncang : Hampir seluruh wilayah Jawa Barat

9. Oray-orayan : Hampir seluruh wilayah Jawa Barat

10. Pal-palan : Hampir seluruh wilayah Jawa Barat

11. Prang-pring : Daerah Parahyangan

12. Pacublek-cublek Uang : Daerah Parahyangan

13. Sursar/ Surser : Hampir seluruh wilayah Jawa Barat

14. Serokan : Hampir seluruh wilayah Jawa Barat

15. Susumputan : Hampir seluruh wilayah Jawa Barat

xiii
12. Makanan Tradisional Jawa Barat

Makanan dan minuman khas Jawa Barat banyak sekali jenisnya. Setiap jenis makanan
tersebut adalah bagian dari kebudayaan daerah setempat. Jenis-jenis makanan yang menjadi
ciri khas Jawa Barat bisa dilihat pada tabel berikut ini.

1. Liwet : Merupakan Khas Jawa Barat, Sunda Banget

2. Nasi Tembel : Mirip seperti nasi liwet dan masih berasal dari Sunda

3. Nasi Tutug Oncom : Berasal dari Tasikmalaya

4. Karedok : Karedok merupakan makanan khas Sunda yang disajikan dengan sayur-
sayuran yang masih mentah

5. Lotek : Hampir sama dengan Karedok dan masih berasal dari suku Sunda

6. Bakakak Hayam : Bakakak Hayam merupakan masakan khas Sunda yang cukup unik

7. Soto Bandung : Soto Bandung umumnya memakai daging sapi has dalam atau tetelan.

8. Soto Mie : Soto Mie sendiri merupakan jenis masakan khas Sunda yang menyajikan mie
dengan kuah kaldu yang kental.

9. Mie Kocok : Mie Kocok menggunakan mie pipih telur dengan kuah kaldu dan kikil yang
berasal dari Bandung.

10. Sate Maranggi : Makanan khas Purwakarta ini sudah sangat terkenal.

11. Empal Gentong : Empal Gentong khas bandung ini dihidangkan dengan nasi atau
lontong, dan kucai. Empal Gentong juga terasa enak jika dimakan dengan kuah santan.

12. Kupat tahu : Yang sangat terkenal yaitu dari Tasikmalaya kupat tahu singaparna.

13. Geco : Makanan Sunda yang populer di masyarakat Cianjur ini menggunakan bahan
dasar tauge yang kemudian disiram dengan tauco.

14. Surabi : Kue tradisional Sunda ini sangat populer di kota Kembang Bandung

15. Tahu Sumedang : Berbeda dari tahu goreng biasa, Tahu Sumedang mempunyai tekstur
yang khas.

2.2 Kolaborasi Antar Budaya Provinsi Jawa Barat dengan Provinsi lain

xiv
1. Kolaborasi antar budaya Jawa Barat dan Aceh

Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan telah memfasilitasi
terselenggaranya kegiatan Pentas Urban Art 2022. Acara yang digagas Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Provinsi Aceh tersebut merupakan ajang silaturahmi keluarga besar masyarakat
Aceh yang tinggal di Jawa Barat, sekaligus menjadi wujud kolaborasi budaya antar dua provinsi.

Hal itu disampaikan Kepala Disparbud Jabar Benny Bachtiar yang diwakili Sekretaris Dinas
Andrie Kustria Wardana. Menurutnya kolaborasi ini menjadi tindak lanjut dari kesepakatan
kerja sama yang sudah ditandatangani Gubernur Jabar Ridwan Kamil, Desember 2021 lalu.

“Indonesia dibangun bukan hanya Aceh atau Jawa Barat saja, tapi oleh kita semua. Karena
itu, kolaborasi ini sangat menguatkan. Tahun lalu Gubernur Jabar sudah menandatangani MoU
(perjanjian kerja sama) dengan Gubernur Aceh dan hari ini ada momentum untuk tindak lanjut
bersama,” ujar Sekdisparbud Jabar di Teater Tertutup Taman Budaya, Kota Bandung, Sabtu 25
Juni 2022 malam.

“Yang paling penting untuk kita semua adalah mengimplementasikannya. Insya Allah
kolaborasi ini menjadi penguat bagaimana Indonesia dibangun secara bersama-sama,”
lanjutnya.

Hal senada diutarakan Plt. Kadisbudpar Aceh Almuniza Kamal. Menurutnya, kedua provinsi
sama-sama punya kekuatan soal budaya dan pariwisata. Dengan potensi yang ada, ia optimistis
bisa membangun kolaborasi yang bermanfaat bagi masyarakat.

“Harapan saya dengan adanya ini bisa mempererat persaudaraan Aceh dan Jawa Barat
khususnya soal seniman, budaya, dan pariwisata. Teman-teman di Jawa Barat silakan
berkunjung ke Aceh karena kami punya prinsip untuk selalu memuliakan tamu. Bagi kami itu
adalah adat kebiasaan dan saya atas nama Gubernur serta Pemerintah Aceh mengundang
seluruh bapak dan ibu yang hadir di sini untuk ke Aceh melihatnya secara langsung,” ucapnya.

Pentas Urban Art 2022 sendiri berlangsung meriah dengan menghadirkan berbagai
pertunjukan seni tari-tarian Aceh dan Jawa Barat. Bahkan yang lebih spektakuler yaitu momen
dimana musisi Aceh dan Jawa Barat secara bersama-sama memainkan lagu dengan
menggabungkan alat musik tradisional dari masing-masing provinsi.

Acara ini turut dihadiri oleh Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) Dahlan
Jamaluddin, Keluarga Masyarakat Aceh Bandung (KAMABA), serta para pelaku seni yang
tergabung dari berbagai sanggar.

2. Kolaborasi antar budaya Jawa Barat dan Aceh

xv
Pemerintah Provinsi Jawa Barat bersama Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta
melakukan pertukaran cendera mata sebagai simbol persahabatan serta kolaborasi antar dua
provinsi. Momen tersebut berlangsung dalam acara Gelar Muhibah Pikat Amerta (Gempita)
Budaya yang diselenggarakan di Gedung Sate, Kota Bandung, Selasa 7 Desember 2021.

Pertukaran cendera mata dilakukan langsung oleh Gubernur Jabar Ridwan Kamil dengan Sri
Sultan Hamengkubuwono X. Ridwan Kamil berharap kedua provinsi dapat berkolaborasi lebih
untuk membangkitkan banyak sektor.

“Alhamdulillah Jawa Barat khususnya Kota Bandung mendapatkan kehormatan dengan


hadirnya Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X juga beserta
ibu Gusti Kanjeng Ratu Hemas yang berkenan hadir mendampingi. Yogyakarta dan Jawa Barat
itu bersaudara, selalu kolaborasi untuk kebaikan negeri. Mudah-mudahan semua yang hadir
berkenan untuk kita tunggu kerja sama lanjutannya di masa depan baik dalam bidang ekonomi,
bidang kebudayaan, bidang pariwisata, dan bidang-bidang lainnya,” ungkap Ridwan Kamil.

Hal senada disampaikan Sri Sultan Hamengkubuwono X. Menurutnya, kolaborasi


kebudayaan Pasundan dan Jawa bisa dikembangkan menjadi kerja sama yang membawa
keuntungan untuk banyak pihak.

“Perpaduan bisa terinspirasi dari pertukaran persona budaya malam ini antara tarian Sunda
yang lincah ceria penuh gairah, dikolaborasikan dengan Bedhaya Sapta yang memiliki gerak
gemulai bak mengalirnya air tanpa henti. Menurut saya ini perbedaan yang justru menjadi
unsur perpaduan mengandung arti. Memang terasa mudah mengucapkannya, tetapi akan
menghadapi banyak kendala kultural dalam penciptaannya agar bisa terbentuk sebuah
harmoni,” ucap Sri Sultan Hamengkubuwono X.

“Hal tersebut kurang lebih serupa dengan mewujudkan kohesi sosial di tengah masyarakat
seperti sekarang ini. Tetapi justru di situlah tantangannya. Paling tidak kerja sama G to G ini
saya harapkan bisa berkembang secara organis dan berjaringan menjadi B to B antar elemen
masyarakatnya sendiri. Karena berdasarkan fakta dan data yang ada, ketua kelompok
masyarakat Bandung dan Yogykarta memiliki kesamaan talenta yakni inovasi dan kreativitas.
Demikianlah harapan kami yaitu membangkitkan kreativitas masyarakatnya dalam berbagai
bidang dan profesi untuk lebih meningkatkan nilai tambah pada potensi masing-masing dan
memberikan pencerahan rmpersatuan dan kesatuan Indonesia,” tuturnya.

Pada kesempatan ini, dihadirkan kesenian Bedhaya Sapta yang menjadi ciri khas Yogyakarta.
Selain itu ada kesenian musik angklung yang diibaratkan sebagai identitas Jawa Barat.

Acara ini turut dihadiri oleh Ibu Atalia Praratya, Gusti Kanjeng Ratu Hemas, Gusti Kanjeng
Ratu Hayu, Pangeran Haryo Notonegoro, Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat Setiawan

xvi
Wangsaatmaja, Sekretaris Daerah DIY Kadarmanta Baskara Aji, Kepala Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan Provinsi Jawa Barat Dedi Taufik, para Kepala Perangkat Daerah Provinsi Jawa Barat,
Forum Koordinasi Pimpinan Daerah Jawa Barat, dan para sesepuh budaya Jawa Barat.

3. Kolaborasi antar budaya Jawa Barat dan Jawa Timur

Seni dan budaya menjadi sarana paling tepat untuk menyatukan bangsa. Ini terlihat saat
Harmoni Budaya Sunda Jawa 2018 di Hotel Bumi Surabaya, Selasa (6/3). Dua budaya, Sunda
dan Jawa bisa menyatu membentuk harmoni cinta melalui alunan musik gendang, rebana dan
seruling.

Dua kepala daerah pun terpukau, mereka adalah Gubernur Jawa Barat, Ahmad Haryawan
(Aher) dan Gubernur Jawa Timur, Soekarwo (Pakde Karwo).

Penyatuan dua budaya ini bukan sekadar seremonial. Karena keduanya pernah terjadi konflik
sejak Perang Bubat pada 1279 Saka atau 1357 Masehi. Perang Bubat terjadi saat pemerintahan
Raja Majapahit Hayam Wuruk.

Di mana terjadi perselisihan antara Patih Gajahmada dari Majapahit dengan Prabu Maharaja
Linggabuana dari Kerajaan Sunda di Pesanggrahan Bubat yang mengakibatkan tewasnya
seluruh rombongan Sunda. "Perselisihan 661 tahun yang lalu itu, bisa selesai pada hari ini. Tidak
akan lagi perselisihan itu kita semua bersudara," kata Pakde Karwo.

Dikatakannya, Jatim dan Jabar, punya sejarah panjang yang menyebabkan keduanya punya
hubungan yang sangat erat. "Dengan mempersatukan seni dan budaya maka konflik dihindari,
itu yang melandasi harmonis budaya ini," katanya.

Sementara, Gubernur Jawa Barat, Ahmad Haryawan (Aher) mengapresiasi adanya inisiasi
penyatuan dua budaya ini. Sehingga perselisihan di zaman kerajaan dahulu kala bisa disatukan
kembali. "Mengapa orang Sunda walaupun tinggal di Pulau Jawa tidak mau disebut orang Jawa,
mungkin karena adanya perang Bubat Pasundan itu," katanya disambut tawa dan tepuk tangan
undangan yang hadir.

Aher menyadari sejarah masa lalu dua kerjasaan di Jawa Timur dan Jawa Barat itu untungnya
tidak terjadi di masa di mana teknologi sudah canggih. Sehingga rekam jejak itu tidak terekam
secara nyata.

"Kisah itu terkesan subyektif. Jawa Timur dengan subyektivitasnya dan Jawa Barat dengan
subyektivitasnya. Sekarang tugas akademisi dan para ahli untuk menyatukan dua subyektivitas
itu menjadi aebuah obyektivitas," jelas Aher. (hjr)

2.3 Kolaborasi antar budaya Provinsi Jawa Barat dengan dunia

xvii
Penampilan kelompok gamelan jawa Surya Kencana berkolaborasi dengan seniman
mancanegara berhasil menghipnotis sekitar 400 penonton dalam penampilan mereka saat
konser di gedung pertunjukan Trafo di Budapest, Hongaria.

Pensosbud KBRI Budapest, dalam keterangan yang diterima ANTARA di London, Inggris,
Selasa menyebutkan kelompok gamelan Jawa Surya Kencana ini seluruh anggotanya warga
Hongaria asuhan Kedutaan Besar Repubik Indonesia (KBRI) Budapest.

Dubes RI untuk Hongaria AH Dimas Wahab menjelaskan bahwa kolaborasi penampilan


kelompok gamelan tersebut yang digelar akhir pekan lalu dilakukan dengan Pete Smith dari
Oxford Gamelan Society, Inggris, Dr Sara Weiss dari Amerika Serikat serta penari dari Inggris
kelahiran Jerman, Andrea Rutkowski dan Kis Veronika.

Disebutkan bahwa kelompok gamelan jawa Surya Kencana yang semua anggotanya warga
Hongaria itu, sebagian besar belajar bermain gamelan di perguruan tinggi seni di Indonesia
melalui Beasiswa Darmasiswa RI yang diadakan Kemendikbud.

Dubes Dimas Wahab mengatakan KBRI terus memromosikan Indonesia di luar negeri
melalui berbagai media, khususnya di Hongaria melalui "soft diplomacy" dalam bentuk
sentuhan seni budaya.

Ia juga mengatakan KBRI Budapest selalu memberikan dukungan dan bantuan terhadap
pihak-pihak, yang dalam hal ini sebagai duta-duta dari Hongaria yang memromosikan
keindahan budaya Indonesia.

Konser tersebut disambut meriah penonton karena penampilan menarik dan dinamis
kelompok gamelan itu, yang diiringi penampilan beberapa tarian, di antaranya tari gambyong
pareanom dari Surakarta, tari eko prawiro dan tari menak koncar dari Mangkunegaran,
Surakarta.

Tepuk tangan riuh berkepanjangan sampai "standing ovation" diberikan penonton dari
setiap lagu yang ditampilkan. Selama hampir dua jam pertunjukan tanpa jeda penonton setia
sampai akhir pertunjukan karena tidak beranjak dari tempat duduknya. Eszter salah seorang
penonton mengatakan bahwa ia merasa berada di dunia yang berbeda begitu mendengar
alunan musik tradisional Jawa.

2.4 Tradisi-tradisi yang ada di Provinsi Jawa Barat

1. Tradisi Seren Taun


xviii
Tradisi Seren Taun masih kental ditemui di Desa Cigugur, Kecamatan Cigugur, Kabupaten
Kuningan, Jawa Barat. Selanjutnya, tradisi ini dilakukan secara rutin setiap tahun saat akan
panen padi. Seren Taun berasal dari Bahasa Sunda yaitu ‘Seren‘ yang berarti Serah, Seserahan
(menyerahkan) dan kata ‘Taun‘ yang berarti Tahun, sehingga Seren Taun memiliki arti serah
terima dari tahun lalu ke tahun yang akan amboo sebagai bentuk rasa syukur masyarakat
kepada Tuhan Yang Maha Esa atas semua hasil pertanian yang mereka dapatkan.

Uniknya, ada artian lain dari Tradisi Seren Taun yaitu masyarakat Sunda Wiwitan atau Sunda
Asal, sebagai ungkapan rasa syukur terhadap Dewi Asri atau Nyi Pwah Aci yang telah
memberikan hasil panen yang berlimpah selama sepanjang tahun.

2. Tingkeban

Tradisi Tingkeban adalah adat kebiasaan masyarakat sunda sebagai ungkapan selamat
kepada seorang wanita saat kehamilannya menginjak 7 bulan. Tujuan dari Tingkeban adalah
untuk memohon berkah dari Tuhan demi keselamatan calon ibu dan anaknya. Tingkeban hanya
dilakukan saat anak yang dikandung merupakan anak pertama bagi ibu dan ayahnya.

3. Tembuni

Tradisi Tembuni menjadi budaya turun temurun Masyarakat Sunda. Tradisi ini dilakukan
setelah persalinan agar bayi selamat dan bahagia. Tembuni artinya plasenta bayi (ari-ari).
Menurut kepercayaan setempat, tembuni merupakan saudara bayi yang tidak boleh dibuang
sembarangan sehingga harus melalui ritual khusus saat akan mengubur dan
menghanyutkannya.

Setelah kelahiran bayi, tembuni dibersihkan dan diletakkan ke dalam kendi serta diberikan
bumbu-bumbu seperti garam, asam dan gula merah. Kendi lalu ditutupi dengan kain putih dan
diberi amboo kecil agar tetap dapat menerima udara sebelum dikubur atau dihanyutkan. Jika
dikubur, kuburan tembuni tetap harus diberikan penerangan yang terus menyala sampai tali
pusar bayi lepas dari perutnya.

4. Tradisi Ngaruat Bumi

Selanjutnya Tradisi Ngaruat Bumi dapat ditemui di Desa Banceuy. Salah satu dari 10 tradisi
sunda yang khas, kata Ngaruat Bumi berasal dari kata “ngarawat” yang artinya mengumpulkan
atau memelihara, sehingga secara keseluruhan bermakna mengumpulkan seluruh anggota
masyarakat dan mengumpulkan seluruh hasil bumi, baik bahan mentah, setengah jadi, maupun

yang sudah jadi atau matang. Ngaruwat Bumi Kampung Banceuy dilakukan hari Rabu terakhir
bula Rayagung atau bulan Dzulhijjah (menjelang dan menyambut tahun baru Islam).

xix
5. Sungkeman Adat Pernikahan

Setiap daerah memiliki tata cara dalam pelaksanaan pernikahan termasuk pada adat Sunda.
Biasanya tata cara upacara pernikahan adat sunda terdiri dari sungkeman, huap lingkung, ayam
bakakak, meleum harupat, ngalengkahan barrera, buka pintu, ngalarapkeun sejodo japati,
pecah kendi, dan saweran. Sesi Sungkeman ini juga termasuk 10 tradisi sunda. Di mana kedua
mempelai dipersilakan untuk sembah sungkem kepada orang tua mempelai wanita terlebih
dahulu sebelum beralih ke orang tua mempelai pria.

6. Nyekar

Nyekar memiliki asal kata sekar (bunga). Nyekar biasa dikenal dengan kegiatan menabur
bunga saat berziarah ke makam keluarga atau sanak saudara. Konon, tradisi nyekar muncul
berkat akulturasi budaya Islam, Jawa dan Hindu.

Secara umum, tradisi nyekar juga dijadikan wahana masyarakat untuk mengingat kematian.
Beberapa masyarakat melakukan tradisi nyekar sebelum atau sesudah hari Idulfitri. Meskipun
berbeda, namun tidak mempengaruhi esensi nyekar tersendiri.

7. Nganteuran

Nganteuran berasal dari bahasa Sunda yang artinya mengantarkan. Maksudnya, di momen
ini masyarakat akan mengantarkan makanan hasil masakan sendiri ke tetangga terdekat.

Zaman dahulu, makanan diantar dalam rantang (wadah bertingkat). Jenis makanan yang
diantar pun beragam seperti opor, rendang, ketupat, kentang balado dan lain-lain. Tradisi ini
biasanya dilakukan sehari atau dua hari sebelum hari lebaran tiba.

8. Ngadulag

Ngadulag biasa dilakukan pada saat malam takbiran. Arti kata ngadulag yaitu memukul
bedug. Biasanya ngadulag mengiringi takbiran di mesjid atau keliling kampung.

Tidak hanya di tanah sunda saja, tradisi memukul bedug sambil mengumandangkan takbir
juga dilakukan di berbagai daerah.

Dilakukan setelah selesai shalat Idul Fitri. Sungkeman juga tak hanya di momen lebaran saja,
kegiatan lain yang menggunakan tradisi sungkeman ini misalnya saat pernikahan.

BAB III

PENUTUP
xx
3.1 Kesimpulan

Jawa Barat merupakan provinsi yang memiliki berbagai kebudayaan mulai dari segi agama,
bahasa, kesenian, adat istiadat, mata pencaharian dan lain sebagainya. Kebudayaan yang
dimiliki Jawa Barat ini menjadi salah satu kekayaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia yang
perlu tetap dijaga kelestariannya. Dengan membuat makalah Jawa Barat ini diharapkan dapat
lebih mengetahui lebih jauh mengenai kebudayaan Jawa Barat tersebut dan dapat menambah
wawasan serta pengetahuan yang pada kelanjutannya dapat bermanfaat dalam dunia
pendidikan.

3.2 Saran

Budaya daerah merupakan faktor utama berdirinya kebudayaan nasional, maka segala
sesuatu yang terjadi pada budaya daerah akan sangat mempengaruhi budaya nasional. Atas
dasar itulah, kita semua mempunyai kewajiban untuk menjaga, memelihara dan melestarikan
budaya baik budaya lokal atau budaya daerah maupun budaya nasional, karena budaya
merupakan bagian dari kepribadian bangsa.

DAFTAR PUSTAKA

 https://exovillage.com/blog/kebudayaan-jawa-barat

xxi
 https://disparbud.jabarprov.go.id/gempita-budaya-wujud-nyata-
kolaborasi-pemprov-jawa-barat-dan-d-i-yogyakarta/
 https://www.antaranews.com/berita/1181068/kolaborasi-gamelan-jawa-
seniman-asing-hipnotis-penonton-di-hongaria
 https://lapisbogor.co.id/artikel/10-tradisi-sunda-yang-khas-unik-dan-
menarik/

xxii

Anda mungkin juga menyukai