DISUSUN OLEH:
NURMALITA SARI DARMA PUTRI
6566
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, atas
petunjuk dan rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Tugas ini untuk
penambahan ilmu pengetahuan di kelas X. Tugas ini hadir untuk memenuhi
keperluan nilai dan penambahan sebagai salah satu sumber/media pembelajaran
dalam meningkatkan sumber daya manusia pada siswa/i.
Tugas ini berisi tentang sejarah provinsi Jawa Barat, peralatan yang
digunakan, bahasa, dan yang lain sebagainya yang akan kami ulas di pembahasan
1
materi. Di Tugas ini, kami sebagai penyusun tugas sangat berterimakasih kepada
bapak/ibu guru, karena telah memberi ilmu pengetahuan kepada kami tentang
ilmu pelajaran yang diberikan kepada kami selama ini.
Kami menyadari banyaknya kekurangan dalam mengerjakan tugas ini,
oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun akan kami terima
dengan senang hati, guna penyempurnaan tugas-tugas berikutnya.
Daftar isi
Cover................................................................................................................. 1
Kata pengantar.................................................................................................. 2
Daftar isi........................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 4
1. Latar belakang...................................................................................... 4
2. Tujuan................................................................................................... 4
3. Luang lingkup materi............................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................. 7
1Sejarah....................................................................................................... 11
2Perekonomian........................................................................................... 12
3Geografi..................................................................................................... 13
2
o 3.1Penduduk...................................................................................14
o 3.2Iklim...........................................................................................
o 3.3Topografi...................................................................................
o 3.4Demografi.................................................................................
o 3.5Manufaktur................................................................................
o 3.6Pertanian: Lahan dan perairan.................................................
o 3.7Kelautan dan perikanan...........................................................
o 3.8Jumlah penduduk dan tenaga kerja.........................................
o 3.9Minyak-Mineral dan geothermal............................................
4Pendidikan dan Kebudayaan...................................................................
o 4.1Pendidikan Bahasa Sunda........................................................
o 4.2Pendidikan bahasa Cirebon.....................................................
o 4.2.1Pengembangan pendidikan bahasa Cirebon.......................
o 4.3Pendidikan bahasa Melayu dialek Betawi.............................
o 4.3.1Pengembangan pendidikan bahasa Melayu dialek Betawi
o 4.4Perguruan tinggi negeri............................................................
o 4.5Perguruan tinggi swasta...........................................................
5Pemerintahan.............................................................................................
o 5.1Kabupaten dan kota..................................................................
o 5.2Daftar gubernur.........................................................................
o 5.3Perwakilan.................................................................................
6Pariwisata, Seni, dan Buday...............................................................
o 6.1Pariwisata..................................................................................
o 6.2Kesenian....................................................................................
o 6.3Makanan....................................................................................
7Lihat pula...................................................................................................
8Catatan.......................................................................................................
9Referensi....................................................................................................
10Pranala luar.............................................................................................
BAB III PENUTUP..............................................................................
1. Kesmpulan.................................................................................
2. Saran..........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................
3
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Mengenal pulau Kalimantan timur dengan baik.Mengetahui kebudayaan
yang ada di pulau Kalimantan.mengenal kesenian,makanan khas,tarian dan
adat istiadat di Kalimantan timur.Serta mengetahui berkembangan pulau
Kalimantan timur. Selain itu ,agar kita dapat melestarikan kebudayaan
yang ada diKalimantan timur,karena kaltim(Kalimantan timur) merupakan
salah satu bagian dari Indonesia.Untuk itu sebagai generasi kita harus
menjaga dan selalu melestarikan kebuayaan yang ada di Indonesia .
2. Tujuan
Tujuan dari proses pembelajaran ini adalah :
Untuk melatih mahasiswa dalam menentukan konsep lokasi,
letak,sejarah,geografi dan demografi Kalimantan Timur.Untuk mengetahui
kalimantan Selatan lebih dalam lagi.Untuk melatih mahasiswa dalam
keterampilan membedakan suatu daerah dengan yang lainnya dengan
khasnya masing-masing.
4
nama yang digunakan oleh penduduk kawasan timur pulau ini yang
sekarang termasuk wilayah Indonesia. Wilayah utara pulau ini (Sabah,
Brunei, Sarawak) dahulu dalam bahasa Indonesia disebut dengan
Kalimantan Utara, tetapi dalam pengertian sekarang Kalimantan Utara
adalah Kalimantan Timur bagian utara.
Dalam arti luas "Kalimantan" meliputi seluruh pulau yang juga disebut
dengan Borneo, sedangkan dalam arti sempit Kalimantan hanya mengacu
pada wilayah Indonesia.
5
BAB II PEMBAHASAN
Jawa Barat
Jawa Barat
Jawa Kulon
RLambang
Semboyan:
Gemah Ripah Répéh Rapih
(Sunda: Makmur Sentosa Sederhana Rapi)[1]
6
Hari jadi 18 Agustus 1945
Area
Populasi
Pemerint
ahan
- Kabupa 18
ten
7
- Kota 9
- Kecam 558
atan
- Kelura 5.778
han
APBD Rp28.530.972.638.325,- [2](total)
(2015)
- PAD Rp23.989.000.087.978,- [3]
Demogra
fi
- Etnis Sunda (73,73%), Jawa(11,04%), Betawi (5,33%), Cirebon (5%), Batak(0,77
%), Minangkabau(0,47%), Tionghoa (0,46%)[4]
- Agama Islam 93.40%
Katolik 4.97%
Kristen Protestan 1.10%
Buddha 0.53%
Hindu 0.28%
Konghucu 0.05%[5]
Zona WIB (UTC+7)
waktu
8
Senjata Kujang
tradision
al
Situs www.jabarprov.go.id
web
Sejarah
Temuan arkeologi di Anyer menunjukkan adanya budaya logam perunggu dan
besi sebelum milenium pertama. Gerabah tanah liat prasejarah zaman buni
(Bekasi kuna) bisa ditemukan merentang dari Anyer sampai Cirebon.[butuh rujukan]
Wilayah Jawa Barat pada abad ke-5 merupakan bagian dari
Kerajaan Tarumanagara.[butuh rujukan]
Prasasti peninggalan
9
Kerajaan Tarumanagara banyak tersebar di Jawa Barat. Ada tujuh prasasti yang
ditulis dalam aksara Wengi (yang digunkan dalam masa Palawa India) dan bahasa
Sansakerta yang sebagian besar menceritakan para raja Tarumanagara.[butuh rujukan]
Setelah runtuhnya kerajaan Tarumanagara, kekuasaan di bagian barat Pulau
Jawa dari Ujung Kulon sampai Kali Serayu dilanjutkan oleh Kerajaan Sunda[butuh
rujukan]
. Salah satu prasasti dari zaman Kerajaan Sunda adalah prasasti Kebon Kopi
II yang berasal dari tahun 932. Kerajaan Sunda beribukota di Pakuan Pajajaran
(sekarang kota Bogor).[butuh rujukan]
Pada abad ke-16, Kesultanan Demak tumbuh menjadi
saingan ekonomi dan politik Kerajaan Sunda. Pelabuhan Cerbon (kelak
menjadi Kota Cirebon) lepas dari Kerajaan Sunda karena pengaruh Kesultanan
Demak. Pelabuhan ini kemudian tumbuh menjadi Kesultanan Cirebon yang
memisahkan diri dari Kerajaan Sunda. Pelabuhan Banten juga lepas ke tangan
Kesultanan Cirebon dan kemudian tumbuh menjadi Kesultanan Banten.
Untuk menghadapi ancaman ini, Sri Baduga Maharaja, raja Sunda saat itu,
meminta putranya, Surawisesa untuk membuat perjanjian pertahanan keamanan
dengan orang Portugis di Malaka untuk mencegah jatuhnya pelabuhan utama,
yaitu Sunda Kalapa (sekarang Jakarta) kepada Kesultanan Cirebon dan
Kesultanan Demak. Pada saat Surawisesa menjadi raja Sunda, dengan gelar Prabu
Surawisesa Jayaperkosa, dibuatlah perjanjian pertahanan keamanan Sunda-
Portugis, yang ditandai dengan Prasasti Perjanjian Sunda-Portugal, ditandatangani
dalam tahun 1512. Sebagai imbalannya, Portugis diberi akses untuk membangun
benteng dan gudang di Sunda Kalapa serta akses untuk perdagangan di sana.
Untuk merealisasikan perjanjian pertahanan keamanan tersebut, pada tahun 1522
didirikan suatu monumen batu yang disebut padrão di tepi Ci Liwung.
Meskipun perjanjian pertahanan keamanan dengan Portugis telah dibuat,
pelaksanaannya tidak dapat terwujud karena pada tahun 1527 pasukan aliansi
Cirebon - Demak, dibawah pimpinan Fatahilah atau Paletehan menyerang dan
menaklukkan pelabuhan Sunda Kalapa. Perang antara Kerajaan Sunda dan aliansi
Cirebon - Demak berlangsung lima tahun sampai akhirnya pada tahun 1531 dibuat
suatu perjanjian damai antara Prabu Surawisesa dengan Sunan Gunung Jati dari
Kesultanan Cirebon.
Dari tahun 1567 sampai 1579, dibawah pimpinan Raja Mulya, alias Prabu Surya
Kencana, Kerajaan Sunda mengalami kemunduran besar dibawah tekanan
Kesultanan Banten. Setelah tahun 1576, kerajaan Sunda tidak dapat
mempertahankan Pakuan Pajajaran (ibukota Kerajaan Sunda), dan akhirnya jatuh
ke tangan Kesultanan Banten. Zaman pemerintahan Kesultanan Banten, wilayah
Priangan (Jawa Barat bagian tenggara) jatuh ke tangan Kesultanan Mataram.
Jawa Barat sebagai pengertian administratif mulai digunakan pada
tahun 1925 ketika Pemerintah Hindia Belanda membentuk Provinsi Jawa Barat.
Pembentukan provinsi itu sebagai
pelaksanaan Bestuurshervormingwet tahun 1922, yang membagi Hindia Belanda
atas kesatuan-kesatuan daerah provinsi. Sebelum tahun 1925, digunakan
istilah Soendalanden (Tatar Soenda) atau Pasoendan, sebagai istilah geografi
10
untuk menyebut bagian Pulau Jawa di sebelah barat Sungai Cilosari dan Citanduy
yang sebagian besar dihuni oleh penduduk yang menggunakan
bahasa Sunda sebagai bahasa ibu.
Pada 17 Agustus 1945, Jawa Barat bergabung menjadi bagian dari Republik
Indonesia.
Pada tanggal 27 Desember 1949 Jawa Barat menjadi Negara Pasundan yang
merupakan salah satu negara bagian dari Republik Indonesia Serikat sebagai hasil
kesepakatan tiga pihak dalam Konferensi Meja Bundar: Republik Indonesia,
Bijeenkomst voor Federaal Overleg (BFO), dan Belanda. Kesepakatan ini
disaksikan juga oleh United Nations Commission for Indonesia (UNCI) sebagai
perwakilan PBB.Jawa Barat kembali bergabung dengan Republik Indonesia pada
tahun 1950.
Perekonomian
Jawa Barat selama lebih dari tiga dekade telah mengalami perkembangan
ekonomi yang pesat. Saat ini peningkatan ekonomi modern ditandai dengan
peningkatan pada sektor manufaktur dan jasa. Disamping perkembangan sosial
dan infrastruktur, sektor manufaktur terhitung terbesar dalam memberikan
kontribusinya melalui investasi, hampir tigaperempat dari industri-industri
manufaktur non minyak berpusat di sekitar Jawa Barat.PDRB Jawa Barat pada
tahun 2003 mencapai Rp.231.764 miliar (US$ 27.26 Billion) menyumbang 14-15
persen dari total PDB nasional, angka tertinggi bagi sebuah Provinsi.
Bagaimanapun juga karena jumlah penduduk yang besar, PDB per kapita Jawa
Barat adalah Rp. 5.476.034 (US$644.24) termasuk minyak dan gas, ini
menggambarkan 82,4 persen dan 86,1 persen dari rata-rata nasional. Pertumbuhan
ekonomi tahun 2003 adalah 4,21 persen termasuk minyak dan gas 4,91 persen
termasuk minyak dan gas, lebih baik dari Indonesia secara keseluruhan. (US$1 =
Rp. 8.500,-).
Geografi
11
Kawah gunung Tangkuban Parahu di wilayah selatan kabupaten Subang[6].
Provinsi Jawa Barat berada di bagian barat Pulau Jawa. Wilayahnya berbatasan
dengan Laut Jawa di utara, Jawa Tengah di timur, Samudera Hindia di selatan,
serta Banten dan DKI Jakarta di barat.
Kawasan pantai utara merupakan dataran rendah. Di bagian tengah merupakan
pegunungan, yakni bagian dari rangkaian pegunungan yang membujur dari barat
hingga timur Pulau Jawa. Titik tertingginya adalah Gunung Ciremay, yang berada
di sebelah barat daya Kota Cirebon. Sungai-sungai yang cukup penting
adalah Sungai Citarum dan Sungai Cimanuk, yang bermuara di Laut Jawa.
Penduduk
Mayoritas penduduk Jawa Barat adalah Suku Sunda, yang bertutur
menggunakan Bahasa Sunda. Di Kabupaten Cirebon, Kota Cirebondan Kabupaten
Kuningan dituturkan bahasa Cirebon yang mirip dengan Bahasa
Banyumasan dialek Brebes. Di Kabupaten Indramayumenggunakan bahasa
Cirebon dialek Indramayu atau dikenal dengan dermayon dan beberapa kecamatan
yang terletak di pantai utara kabupaten Subang dan Kabupaten
Karawang seperti Cilamaya Wetan, Cilamaya Kulon dan Pedes (Cemara)
menggunakan bahasa Cirebon yang hampir mirip dengan bahasa Cirebon dialek
dermayon. Di daerah perbatasan dengan DKI Jakarta seperti sebagian Kota
Bekasi, Kecamatan Tarumajaya dan Babelan (Kabupaten Bekasi) dan Kota
Depok bagian utara dituturkan bahasa Melayu dialek Betawi. Jawa Barat
merupakan wilayah berkaraktaristik kontras dengan dua identitas: masyarakat
urban yang sebagian besar tinggal di wilayah Jabodetabek (sekitar Jakarta)
serta Bandung Raya; dan masyarakat tradisional yang hidup di pedesaan yang
tersisa. Pada tahun 2002, populasi Jawa Barat mencapai 37.548.565 jiwa, dengan
rata-rata kepadatan penduduk 1.033 jika/km persegi. Dibandingkan dengan angka
pertumbuhan nasional (2,14% per tahun), Provinsi Jawa Barat menduduki
peringkat terendah, dengan 2,02% per tahun.
Penggunaan bahasa daerah kini mulai dipromosikan kembali. Sejumlah stasiun
televisi dan radio lokal kembali menggunakan bahasa daerah sebagai bahasa
pengantar pada beberapa acaranya, terutama berita dan talk show,
misalnya Bandung TV memiliki program berita menggunakan Bahasa Sunda serta
12
Cirebon Radio yang menggunakan ragam Bahasa Cirebon Bagongan maupun
Bebasan. Begitu pula dengan media massa cetak yang menggunakan bahasa
sunda, seperti majalah Manglé dan majalah Bina Da'wah yang diterbitkan oleh
Dewan Da'wah Jawa Barat.
Iklim
Iklim di Jawa Barat adalah tropis, dengan suhu 9 °C di Puncak Gunung Pangrango
dan 34 °C di Pantai Utara, curah hujan rata-rata 2.000 mm per tahun, namun di
beberapa daerah pegunungan antara 3.000 sampai 5.000 mm per tahun.
Topografi
Ciri utama daratan Jawa Barat adalah bagian dari busur kepulauan gunung api
(aktif dan tidak aktif) yang membentang dari ujung utara Pulau Sumatera hingga
ujung utara Pulau Sulawesi. Daratan dapat dibedakan atas wilayah pegunungan
curam di selatan dengan ketinggian lebih dari 1.500 m di atas permukaan laut,
wilayah lereng bukit yang landai di tengah ketinggian 100 1.500 m dpl, wilayah
dataran luas di utara ketinggian 0 . 10 m dpl, dan wilayah aliran sungai.
Demografi
Piramida penduduk Provinsi Jawa Barat berdasarkan hasil sensus 2010. Legenda:
Laki-laki
Perempuan
Peta kota dan kabupaten di Provinsi Jawa Barat berdasarkan tingkat kepadatan
penduduk hasil sensus 2010. Legenda:
< 2.000
2.000 - 3.999
4.000 - 8.999
13
9.000 - 10.999
≥ 11.000
Jumlah penduduk Provinsi Jawa Barat adalah sebanyak 43.053.732 jiwa yang
mencakup mereka yang bertempat tinggal di daerah perkotaan sebanyak
28.282.915 jiwa (65,69 persen) dan di daerah perdesaan sebanyak 14.770.817
jiwa (34,31 persen). Persentase distribusi penduduk menurut kabupaten/kota
bervariasi dari yang terendah sebesar 0,41 persen di Kota Banjar hingga yang
tertinggi sebesar 11,08 persen di Kabupaten Bogor.
Penduduk laki-laki Provinsi Jawa Barat sebanyak 21.907.040 jiwa dan perempuan
sebanyak 21.146.692 jiwa. Seks Rasio adalah 104, berarti terdapat 104 laki-laki
untuk setiap 100 perempuan. Seks rasio menurut kabupaten/kota yang terendah
adalah Kabupaten Ciamis sebesar 98 dan tertinggi adalah Kabupaten
Cianjur sebesar 107. Seks Rasio pada kelompok umur 0-4 sebesar 106, kelompok
umur 5-9 sebesar 106, kelompok umur lima tahunan dari 10 sampai 64 berkisar
antara 97 sampai dengan 113, dan dan kelompok umur 65-69 sebesar 96.
Median umur penduduk Provinsi Jawa Barat tahun 2010 adalah 26,86 tahun.
Angka ini menunjukkan bahwa penduduk Provinsi Jawa Barat termasuk kategori
menengah. Penduduk suatu wilayah dikategorikan penduduk muda bila median
umur < 20, penduduk menengah jika median umur 20-30, dan penduduk tua jika
median umur > 30 tahun.
Rasio ketergantungan penduduk Provinsi Jawa Barat adalah 51,20. Angka ini
menunjukkan bahwa setiap 100 orang usia produktif (15-64 tahun) terdapat
sekitar 51 orang usia tidak produkif (0-14 dan 65+), yang menunjukkan
banyaknya beban tanggungan penduduk suatu wilayah. Rasio ketergantungan di
daerah perkotaan adalah 48,84 sementara di daerah perdesaan 55,92.[7]
Manufaktur
Provinsi Jawa Barat memiliki tingkat konsentrasi yang tinggi untuk manufaktur
termasuk di antaranya elektronik, industri kulit, pengolahan makanan, tekstil,
furnitur dan industri pesawat. Juga panas bumi, minyak dan gas, serta industri
petrokimia menjadi andalan Jawa Barat. Penyumbang terbesar terhadap GRDP
Jawa Barat adalah sektor manufaktur (36,72%), hotel, perdagangan dan pertanian
(14,45%), totalnya sebesar 51,17%. Terlepas dari adanya krisis, Jawa Barat masih
menjadi pusat dari industri tekstil modern dan garmen nasional, berbeda dengan
daerah lain yang menjadi pusat dari industri tekstil tradisional. Jawa Barat
menymbangkan hampir seperempat dari nilai total hasil produksi Indonesia di
sektor non Migas. Ekspor utama tekstil, sekitar 55,45% dari total ekspor jawa
Barat, yang lainnya adalah besi baja, alas kaki, furnitur, rotan, elektronika,
komponen pesawat dan lainnya.
14
Dikenal sebagai salah satu 'lumbung padi' nasional, hampir 23 persen dari total
luas 29,3 ribu kilometer persegi dialokasikan untuk produksi beras. Tidak
dimungkiri lagi, Jawa Barat merupakan 'Rumah Produksi' bagi ekonomi
Indonesia, hasil pertanian Provinsi Jawa Barat menyumbangkan 15 persen dari
nilai total pertanian Indonesia.Hasil tanaman pangan Jawa Barat meliputi beras,
kentang manis, jagung, buah-buahan dan sayuran, disamping itu juga terdapat
komoditi seperti teh, kelapa, minyak sawit, karet alam, gula, coklat dan kopi.
Perternakannya menghasilkan 120.000 ekor sapi ternak, 34% dari total nasional.
15
Pendidikan dan Kebudayaan
Pendidikan bahasa Cirebon
16
Keberagaman budaya dan bahasa yang ada di Jawa Barat sempat diuji ketika
Kongres Jawa Barat yang ketiga diadakan. Tepatnya di Kota Bandung tanggal 28
Februari 1948, pada saat tersebut salah satu perwakilan masyarakat Jawa Barat
dari Suku Sunda yaitu Soeria Kartalegawa yang juga ketua Partai Rakyat
Pasundan (PRP) mengusulkan agar pembicaraan dalam rapat badan perwakilan
tersebut (Kongres Jawa Barat) dibolehkan menggunakan Bahasa Sunda, namun
kemudian usulan tersebut segera disanggah oleh perwakilan masyarakat Jawa
Barat lainnya dari Suku Cirebon yaitu Soekardi[12]:
17
Namun secara nyata, penerbitan buku penunjang pelajaran bahasa daerah Cirebon
dan Indramayu pada periode tahun 2000-an sudah dilakukan dengan tidak
menyebutkan Cirebon sebagai sebuah dialek Bahasa Jawa dan hanya
disebutkan Bahasa Cirebon dan bukannya Bahasa Jawa dialek Cirebon seperti
yang dilakukan pada penerbitan "Kamus Bahasa Cirebon" oleh TD Sudjana dan
kawan-kawan tahun 2001 dan Wykarana - Tata Bahasa Cirebon oleh Salana
tahun 2002.
18
Pengembangan pendidikan bahasa Melayu dialek Betawi
Hingga tahun 2011 Pemerintah Daerah yang wilayahnya didiami oleh Suku
Betawi yaitu Kota Depok, Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, Kabupaten
Bogor dan Kabupaten Karawangmasih belum mengadakan pendidikan bahasa
daerah Bahasa Melayu dialek Betawi dan hanya mengajarkan pendidikan bahasa
daerah Bahasa Sunda.
19
Institut Teknologi Nasional (Itenas), di Bandung
Institut Agama Islam Cipasung (IAIC), di Tasikmalaya
Institut Agama Islam Darussalam Ciamis (IAID) Ciamis
Institut Teknologi Telkom (IT Telkom), di Bandung
Institut Teknologi Harapan Bangsa (ITHB), di Bandung
Universitas Telkom, di Bandung
Universitas Katolik Parahyangan (Unpar),di Bandung
Universitas Langlangbuana (Unla), di Bandung
Universitas Kristen Maranatha, di Bandung
Universitas Islam Bandung (Unisba), di Bandung
Universitas Pasundan (Unpas), di Bandung
Universitas Widyatama (Utama), di Bandung
Universitas Garut (Uniga), di Garut
Universitas Islam Nusantara (Uninus), di Bandung
Universitas Swadaya Gunung Jati (Unswagati), di Cirebon
Universitas Galuh (unigal), di Ciamis
Universitas Ibn Khaldun Bogor (UIKA), di Bogor
Universitas Pakuan (Unpak), di Bogor
Universitas Komputer Indonesia (Unikom), di Bandung
Universitas Winaya Mukti (Unwim), di Jatinangor Sumedang
Institut Koperasi Indonesia (Ikopin), di Jatinangor Sumedang
Universitas Sebelas April (Unsap), di Sumedang
Universitas Informatika dan Bisnis Indonesia (Unibi), di Bandung
Universitas Majalengka (Unma), di Majalengka
Universitas Kuningan (Uniku), di Kuningan
Sekolah Tinggi Kesehatan Kuningan (STIKKU), di Kuningan
Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI Al-IHYA), di Kuningan
Sekolah Tinggi Agama Islam AT-TAQWA (STAIA), di Bekasi
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi IPWIJA JAKARTA (STIE IPWIJA), di
Nagrak, Gunung Puteri, Cileungsi-Bogor Timur/Kabupaten Bogor.
Sekolah Tinggi Hukum Bandung (STHB), di Bandung
Universitas Bale Bandung (Unibba), di Bandung
Sekolah Tinggi Ekonomi Islam Al-Ishlah (STEI Al-ISHLAH), di Cirebon
[[Sekolref name="PR">Tinggi Teknologi Nusa Putra] (STT NUSA
PUTRA), di Sukabumi
Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI Al-AMIN), di Sukabumi
Sekolah Tinggi Manajemen Informatika Komputer Tasikmalaya (STMIK
Tasikmalaya), di Kota Tasikmalaya
Universitas Wiralodra (Unwir), di Indramayu
Universitas Subang (Unsub), di Subang
20
Universitas Gunadarma (UG), di Depok
Universitas Muhammadiyah Sukabumi (UMMI), di Sukabumi
Universitas Sukabumi (Unsu), di Sukabumi
Universitas Singaperbangsa (Unsika), di Karawang
Universitas Purwakarta (Unpur), di Purwakarta
Universitas Sutan Mahesa (Unsuma), di Sukabumi Utara
STIE DR.KHEZ Muttaqien (STIE Muttaqien), di Purwakarta
Universitas Islam "45" (Unisma), di Bekasi
Sekolah Tinggi Teknologi Wastukancana (STT Wastukancana), di
Purwakarta
Politeknik Pos Indonesia (Polposindo), di Bandung
Universitas Muhammadiyah Bandung (Unimba), di Bandung
Universitas Suryakancana (Unsur), di Cianjur
Institut Studi Islam Fahmina (ISIF), di Cirebon
Universitas Muhammadiyah Cirebon (UMC), di Cirebon
Universitas 17 Agustus 1945 Cirebon (UNTAG) di Cirebon
Universitas Perjuangan Tasikmalaya (UNPERTAS) di Tasikmalaya
Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya (UMTAS) di Tasikmalaya
Pemerintahan
Jawa Barat terdiri atas 17 kabupaten dan 9 kota. Kota-kota hasil pemekaran sejak
tahun 1996 adalah:
21
Pusat Log
N Kabup Keca Kelura o
pemer Bupati/W Lok
o aten/K mata han/de
intaha ali Kota asi
. ota n sa
n
Daf
Kabupate Dadan
tar
1 n Soreang 31 10/270 g M.
bup
Bandung Nasser
ati
Kabupate Daf
n Ngampr tar Abu
2 16 -/165
Bandung ah bup Bakar
Barat ati
22
Pusat Log
N Kabup Keca Kelura o
pemer Bupati/W Lok
o aten/K mata han/de
intaha ali Kota asi
. ota n sa
n
Yasin
Daf
Kabupate Cibinon tar Nurha
4 40 17/417
n Bogor g bup yanti
ati
Daf
Iing
Kabupate tar
5 Ciamis 26 7/258 Syam
n Ciamis bup
Arifin
ati
Irvan
Daf
Rivan
Kabupate tar
6 Cianjur 32 6/354 o
n Cianjur bup
Mucht
ati
ar
Sunja
Dsf
ya
Kabupate tsr
7 Sumber 40 12/412 Purwa
n Cirebon bup
di
ati
Sastra
Daf
Rudi
Kabupate Tarogon tar
8 42 21/421 Guna
n Garut g Kidul bup
wan
ati
23
Pusat Log
N Kabup Keca Kelura o
pemer Bupati/W Lok
o aten/K mata han/de
intaha ali Kota asi
. ota n sa
n
Kabupate Daf
Anna
n Indrama tar
9 31 8/309 Sopha
Indramay yu bup
na
u ati
Cellic
Daf
Kabupate a
Karawan tar
10 n 30 12/297 Nurra
g bup
Karawang chadia
ati
na
Daf
Kabupate Acep
Kuninga tar
11 n 32 15/361 Purna
n bup
Kuningan ma
ati
Kabupate Daf
n Majalen tar Sutris
12 26 13/330
Majaleng gka bup no
ka ati
Kabupate Daf
Jeje
n tar
13 Parigi 10 -/93 Wirad
Pangandar bup
inata
an ati
Kabupate Daf
Dedi
n Purwaka tar
14 17 9/183 Mulya
Purwakart rta bup
di
a ati
24
Pusat Log
N Kabup Keca Kelura o
pemer Bupati/W Lok
o aten/K mata han/de
intaha ali Kota asi
. ota n sa
n
Daf Imas
Kabupate tar Aryu
15 Subang 30 8/245
n Subang bup mning
ati sih
Daf Marw
Kabupate
Palabuha tar an
16 n 47 5/381
nratu bup Hama
Sukabumi
ati mi
Daf
Kabupate Eka
Sumeda tar
17 n 26 7/276 Setiaw
ng bup
Sumedang an
ati
Kabupate Daf Uu
n Singapar tar Ruzha
18 39 -/351
Tasikmala na bup nul
ya ati Ulum
Daf
tar
Ridwa
Kota wal
19 - 30 151/- n
Bandung i
Kamil
kot
a
25
Pusat Log
N Kabup Keca Kelura o
pemer Bupati/W Lok
o aten/K mata han/de
intaha ali Kota asi
. ota n sa
n
Daf
tar Rahm
Kota wal at
21 - 12 56/-
Bekasi i Effend
kot i
a
Daf
tar
Kota Wal Bima
22 - 6 68/-
Bogor i Arya
kot
a
Daf
tar
Sudiar
Kota wal
23 - 3 15/- to (Plt.
Cimahi i
)
kot
a
Daf
tar
Nasru
Kota wal
24 - 5 22/- din
Cirebon i
Azis
kot
a
26
Pusat Log
N Kabup Keca Kelura o
pemer Bupati/W Lok
o aten/K mata han/de
intaha ali Kota asi
. ota n sa
n
Daf
tar Idris
Kota wal Abdul
25 - 11 63/-
Depok i Shom
kot ad
a
Daf
tar
Moha
Kota wal
26 - 7 33/- mad
Sukabumi i
Muraz
kot
a
Daf
tar
Kota Budi
wal
27 Tasikmala - 10 69/- Budim
i
ya an
kot
a
Daftar gubernur
Mulai Akhir
Keterang Wakil
Gubernur Jabata Jabata
an Gubernur
n n
27
Mas Sutardjo 18
Desemb
1 Kertohadikus Agustus
er 1945
umo 1945
Desemb
2 Datuk Djamin 1946
er 1945
R. Mas
4 1947 1948
Sewaka
28
Ukar Masa
5 1948 1950
Bratakusumah PDRI
R. Mas
6 1950 1951
Sewaka
Sanusi
7 1951 1956
Hardjadinata
Ipik
8 1956 1959
Gandamana
9 Mashudi Periode
1960 1965
pertama
29
kedua Nashuhi
1
Solihin G.P. 1970 1975
0
Periode
1975 1980
pertama
Aboeng
1 Koesman (
Aang Kunaefi
1 Pemkesra
Periode )
1980 1985
kedua
Soehoed
Warnaen (
Ekbang )
Karna
Suwanda (
Ekbang )
1 Yogie Suardi
1985 1993 Suryatna
2 Memet
Subrata
( Pemkesr
a)
Ukman
1 Periode
R. Nuriana 1993 1998 Sutaryan
3 pertama
( Ekbang )
30
H.M.A
.Sampurna
( Pem
Kesra )
Dedem
Ruchlia
( Kesra )
Husein
Periode
1998 2003 Jachjasapu
kedua
tra ( Pem )
Soedharm
a TM
( Ekbang )
Nu'man
1 Danny 13 Juni 13 Juni
Abdul
4 Setiawan 2003 2008
Hakim
Perwakilan
Jawa Barat memiliki 91 wakil di DPR RI dari 11 daerah pemilihan dan empat
wakil di DPD.
DPRD Jawa Barat hasil Pemilihan Umum Legislatif 2014 tersusun dari 10 partai,
dengan perincian sebagai berikut:
Partai Kursi %
PDI-P 20 -
31
Partai Golkar 17 -
12 -
PKS
Partai Demokrat 12 -
11 -
Partai Gerindra
PPP 9 -
7 -
PKB
5 -
Partai NasDem
4 -
PAN
Partai Hanura 3 -
Pariwisata
Objek-objek wisata yang menarik dan banyak dikunjungi di daerah Jawa Barat:
32
Situ Patenggang, Rancabali, Kabupaten Bandung
Observatorium Bosscha, Lembang, Kabupaten Bandung Barat
Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda, Lembang, Kabupaten Bandung Barat
Situ Buleud, Kabupaten Purwakarta
Kebun Raya Bogor, Kota Bogor
Talaga Warna, Puncak, Kabupaten Bogor
Taman Safari Indonesia,Cisarua,Kabupaten Bogor
Taman Wisata Mekarsari, Kabupaten Bogor
Pantai Pangandaran, Kabupaten Pangandaran
Curug Cibeureum, Cipanas, Kabupaten Cianjur
Puncak, Kabupaten Bogor - Kabupaten Cianjur
Kebun Raya Cibodas, Kabupaten Cianjur
Taman Bunga Nusantara, Kabupaten Cianjur
Taman Wisata Gunung Gede Pangrango, Cipanas, Cianjur, Kabupaten
Cianjur
Waduk Cirata, Kabupaten Cianjur
Keraton Kasepuhan, Kota Cirebon
Keraton Kanoman, Kota Cirebon
Keraton Kacirebonan,Kota Cirebon
Keraton Kaprabonan, Kota Cirebon
Taman Air Sunyaragi, Kota Cirebon
Plangon, Kabupaten Cirebon
Belawa, Kabupaten Cirebon
Trusmi, Kabupaten Cirebon
Wanawisata Ciwaringin, Kabupaten Cirebon
Cikalahang, Kabupaten Cirebon
Cipanas, Kabupaten Garut
Bendungan Walahar, Klari, Kabupaten Karawang
Curug Bandung, Tegal Waru, Kabupaten Karawang
Curug Cigeuntis, Tegal Waru, Kabupaten Karawang
Curug Cipanundaan, Tegal Waru, Kabupaten Karawang
Pantai Muara Baru, Cilamaya Wetan, Kabupaten Karawang
Pantai Pakis Jaya, Pakis Jaya, Kabupaten Karawang
Pantai Samudera Baru, Pedes, Kabupaten Karawang
Pantai Tanjung Baru, Tempuran, Kabupaten Karawang
Pantai Tirtamaya, Juntinyuat, Kabupaten Indramayu
Linggarjati, Kabupaten Kuningan
Candi Jiwa, di Percandian Batujaya, Karawang
Candi Blandongan di Percandian Batujaya, Karawang
Waduk Darma, Kabupaten Kuningan
33
Curug Putri, Kabupaten Kuningan
Lembah Cilengkrang, Kabupaten Kuningan
Liang Panas, Kabupaten Kuningan
Sidomba, Kabupaten Kuningan
Curug Landung, Kabupaten Kuningan
Situ Cicerem, Kabupaten Kuningan
Paseban, Kabupaten Kuningan
Cigugur, Kabupaten Kuningan
Hutan Kota, Kabupaten Kuningan
Kebun Raya Kuningan, Kabupaten Kuningan
Paniis, Kabupaten Kuningan
Palutungan, Kabupaten Kuningan
Curug Muara Jaya, Kabupaten Majalengka
Situ Sangiang, Kabupaten Majalengka
Taman Buana Marga, Kabupaten Majalengka
Tirta Indah, Kabupaten Majalengka
Waduk Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta
Ciater, Kabupaten Subang
Gunung Tangkuban Perahu, Kabupaten Subang
Pantai Blanakan, Blanakan, Kabupaten Subang
Pantai Pondok Bali, Legon Kulon, Kabupaten Subang
Penangkaran Buaya, Blanakan, Kabupaten Subang
Pantai Pelabuhan Ratu, Kabupaten Sukabumi
Pantai Ujung Genteng, Ciracap, Kabupaten Sukabumi
Kampung Toga, Kabupaten Sumedang
Museum Prabu Geusan Ulun, Kabupaten Sumedang
Situ Gede, Kota Tasikmalaya
Gunung Galunggung, Kabupaten Tasikmalaya
Kampung Naga, Kabupaten Tasikmalaya
Situ Bagendit, Kabupaten Garut
Pantai Santolo, Kabupaten Garut
Pantai Rancabuaya, Kabupaten Garut
Curug Cimahi, Kabupaten Bandung Barat
Situ Ciburuy, Kabupaten Bandung Barat
Masjid Dian Al-Mahri, Kota Depok
Kesenian
34
Bangunan Mande Karesmen pada kompleks keraton Kasepuhan terlihat
para Wiyaga (penabuh gamelan) sedang berdiskusi disela-sela prosesi
penabuhan gong Sekati pada Idul Fitri 2014, dari
jajaran Wiyaga terlihat Ki Waryo (anak dari Ki Empek) duduk paling
kanan, Ki Adnani dan kemudian Ki Encu
Pencak silat
Jaipong
Gamelan
Wayang Golek
Wayang kulit Cirebon
Kuda Renggong
Sisingaan
Kuda Lumping
Angklung
Tari Topeng
Tari Topeng Cirebon
Tarling
Degung
Calung
Tayub
Cianjuran
Kiliningan
Tari Ketuk Tilu
Rampak Kendang
Yanuar Wita
Lagu Manuk Dadali
Lagu Cing Cang Keling
35
Makanan
Batagor
Cireng
Comro
Misro
Tape singkong (Peuyeum)
Oncom
Ubi Cilembu
Mochi
Dodol Garut
Empal Gentong
Sega Jamblang
Kecap Majalengka
Kalua Jeruk
Opak
Tahu Sumedang
Gula Cakar
Wajit
Rengginang
Combro
Sate Maranggi
Gehu
Cimol
Bala-Bala
Gulali
Sele Pisang
Asinan Bogor
Tutug Oncom atau biasa disingkat T.O.
Manisan Cianjur
Cireng
36
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah menganalisis kebudayaan universal yang ada pada
masyarakat Kalimantan Selatan di atas dapat disimpulkan bahwa etos
kebudayaan atau unsur yang paling menonjol dari masyarakat Kalsel
adalah dari segi “Sistem Pengetahuan dan Teknologi” khususnya pada
makanan-makanan khasnya dan dari segi “Kesenian”-nya baik seni tari,
rumah adat, maupun kerajinannya. Mereka memiliki keahlian dalam
menciptakan karya seni yang indah dengan kesabaran dan kemampuannya.
Hal ini menunjukan bahwa Kalimantan Selatan adalah provinsi yang kaya
akan kebudayaannya.
B. Saran
Kalimantan Selatan dikenal dengan kesenian dan kerajinannya,
maka dari itu marilah bersama-sama kita menjaga dan melestarikan
kebudayaan yang ada walaupun zaman semakin hari semakin maju. Jika
bukan kita sendiri yang menjaganya siapa lagi? Apakah harus menunggu
kebudayaan dan hasil karya kita di akui oleh negara lain terlebih dahulu
baru kita mau melestarikan dan mempertahankannya?
37
38