Anda di halaman 1dari 38

MAKALAH TENTANG

PROVINSI JAWA BARAT

DISUSUN OLEH:
NURMALITA SARI DARMA PUTRI
6566

SMA NEGERI 1 WAY JEPARA


LAMPUNG TIMUR
2016/2017

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, atas
petunjuk dan rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Tugas ini untuk
penambahan ilmu pengetahuan di kelas X. Tugas ini hadir untuk memenuhi
keperluan nilai dan penambahan sebagai salah satu sumber/media pembelajaran
dalam meningkatkan sumber daya manusia pada siswa/i.
Tugas ini berisi tentang sejarah provinsi Jawa Barat, peralatan yang
digunakan, bahasa, dan yang lain sebagainya yang akan kami ulas di pembahasan

1
materi. Di Tugas ini, kami sebagai penyusun tugas sangat berterimakasih kepada
bapak/ibu guru, karena telah memberi ilmu pengetahuan kepada kami tentang
ilmu pelajaran yang diberikan kepada kami selama ini.
Kami menyadari banyaknya kekurangan dalam mengerjakan tugas ini,
oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun akan kami terima
dengan senang hati, guna penyempurnaan tugas-tugas berikutnya.

WAY JEPARA, 26 SEPTEMBER 2017

NURMALITA SARI DARMA PUTRI

Daftar isi
Cover................................................................................................................. 1
Kata pengantar.................................................................................................. 2
Daftar isi........................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 4
1. Latar belakang...................................................................................... 4
2. Tujuan................................................................................................... 4
3. Luang lingkup materi............................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................. 7

 1Sejarah....................................................................................................... 11
 2Perekonomian........................................................................................... 12
 3Geografi..................................................................................................... 13

2
o 3.1Penduduk...................................................................................14
o 3.2Iklim...........................................................................................
o 3.3Topografi...................................................................................
o 3.4Demografi.................................................................................
o 3.5Manufaktur................................................................................
o 3.6Pertanian: Lahan dan perairan.................................................
o 3.7Kelautan dan perikanan...........................................................
o 3.8Jumlah penduduk dan tenaga kerja.........................................
o 3.9Minyak-Mineral dan geothermal............................................
 4Pendidikan dan Kebudayaan...................................................................
o 4.1Pendidikan Bahasa Sunda........................................................
o 4.2Pendidikan bahasa Cirebon.....................................................
o 4.2.1Pengembangan pendidikan bahasa Cirebon.......................
o 4.3Pendidikan bahasa Melayu dialek Betawi.............................
o 4.3.1Pengembangan pendidikan bahasa Melayu dialek Betawi
o 4.4Perguruan tinggi negeri............................................................
o 4.5Perguruan tinggi swasta...........................................................
 5Pemerintahan.............................................................................................
o 5.1Kabupaten dan kota..................................................................
o 5.2Daftar gubernur.........................................................................
o 5.3Perwakilan.................................................................................
 6Pariwisata, Seni, dan Buday...............................................................
o 6.1Pariwisata..................................................................................
o 6.2Kesenian....................................................................................
o 6.3Makanan....................................................................................
 7Lihat pula...................................................................................................
 8Catatan.......................................................................................................
 9Referensi....................................................................................................
 10Pranala luar.............................................................................................

 BAB III PENUTUP..............................................................................
 1. Kesmpulan.................................................................................
 2. Saran..........................................................................................
 DAFTAR PUSTAKA...........................................................................

3
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Mengenal pulau Kalimantan timur dengan baik.Mengetahui kebudayaan
yang ada di pulau Kalimantan.mengenal kesenian,makanan khas,tarian dan
adat istiadat di Kalimantan timur.Serta mengetahui berkembangan pulau
Kalimantan timur. Selain itu ,agar kita dapat melestarikan kebudayaan
yang ada diKalimantan timur,karena kaltim(Kalimantan timur) merupakan
salah satu bagian dari Indonesia.Untuk itu sebagai generasi kita harus
menjaga dan selalu melestarikan kebuayaan yang ada di Indonesia .

2. Tujuan
Tujuan dari proses pembelajaran ini adalah :
Untuk melatih mahasiswa dalam menentukan konsep lokasi,
letak,sejarah,geografi dan demografi Kalimantan Timur.Untuk mengetahui
kalimantan Selatan lebih dalam lagi.Untuk melatih mahasiswa dalam
keterampilan membedakan suatu daerah dengan yang lainnya dengan
khasnya masing-masing.

3. Ruang Lingkup Materi


        Kalimantan dalam pengertiannya adalah Kalamantan / Calémantan
Kalémantan / Kelamantan / Kilamantan / Klamantan/Klémantan /
K'lemantan / Quallamontan) adalah pulau terbesar ketiga di dunia yang
terletak di sebelah utara Pulau Jawa dan di sebelah barat Pulau Sulawesi.
Pulau Kalimantan dibagi menjadi wilayah Brunai, Indonesia (dua per tiga)
dan Malaysia (sepertiga). Pulau Kalimantan terkenal dengan julukan
"Pulau Seribu Sungai" karena banyaknya sungai yang mengalir di pulau
ini.
Pada zaman dahulu, Borneo yang berasal dari nama kesultanan Brunai
adalah nama yang dipakai oleh kolonial Inggris dan Belanda untuk
menyebut pulau ini secara keseluruhan, sedangkan Kalimantan adalah

4
nama yang digunakan oleh penduduk kawasan timur pulau ini yang
sekarang termasuk wilayah Indonesia. Wilayah utara pulau ini (Sabah,
Brunei, Sarawak) dahulu dalam bahasa Indonesia disebut dengan
Kalimantan Utara, tetapi dalam pengertian sekarang Kalimantan Utara
adalah Kalimantan Timur bagian utara.
Dalam arti luas "Kalimantan" meliputi seluruh pulau yang juga disebut
dengan Borneo, sedangkan dalam arti sempit Kalimantan hanya mengacu
pada wilayah Indonesia.

5
BAB II PEMBAHASAN
Jawa Barat

Jawa Barat
Jawa Kulon

RLambang

Gedung Sate di Bandung, Jawa Barat.

Semboyan:
Gemah Ripah Répéh Rapih
(Sunda: Makmur Sentosa Sederhana Rapi)[1]

6
Hari jadi 18 Agustus 1945

Dasar UU No. 11 Tahun 1950


hukum

Ibu kota Bandung

Area

 - Total 35.222,18 km2


luas

Populasi

 - Total 43.798.140 jiwa

Pemerint
ahan

 - Gubern Ahmad Heryawan


ur

 - Wagub Deddy Mizwar

 - Ketua  Ineu Purwadewi


DPRD

 - Sekda Iwa Karniwa

 - Kabupa 18
ten

7
 - Kota 9

 - Kecam 558
atan

 - Kelura 5.778
han

APBD Rp28.530.972.638.325,- [2](total)
(2015)

 - PAD Rp23.989.000.087.978,- [3]

 - DAU Rp. 1.181.553.108.000,-

Demogra
fi

 - Etnis Sunda (73,73%), Jawa(11,04%), Betawi (5,33%), Cirebon (5%), Batak(0,77
%), Minangkabau(0,47%), Tionghoa (0,46%)[4]

 - Agama Islam 93.40%
Katolik 4.97%
Kristen Protestan 1.10%
Buddha 0.53%
Hindu 0.28%
Konghucu 0.05%[5]

 - Bahasa Bahasa Sunda, Bahasa Cirebonan, Bahasa Cirebon dialek Indramayu, Bahasa


Cilebut, Bahasa Melayu dialek Betawi dan Bahasa Betawi [note 1]

Zona WIB (UTC+7)
waktu

Lagu Manuk Dadali


daerah Bubuy Bulan
Tokecang
dan lain-lain

Rumah Rumah Kasepuhan


tradision
al

8
Senjata Kujang
tradision
al

Situs www.jabarprov.go.id
web

Jawa Barat (bahasa Sunda: Jawa Kulon) adalah sebuah provinsi di Indonesia, ibu


kotanya berada di Bandung.

Sejarah
Temuan arkeologi di Anyer menunjukkan adanya budaya logam perunggu dan
besi sebelum milenium pertama. Gerabah tanah liat prasejarah zaman buni
(Bekasi kuna) bisa ditemukan merentang dari Anyer sampai Cirebon.[butuh rujukan]
Wilayah Jawa Barat pada abad ke-5 merupakan bagian dari
Kerajaan Tarumanagara.[butuh rujukan]
 Prasasti peninggalan

9
Kerajaan Tarumanagara banyak tersebar di Jawa Barat. Ada tujuh prasasti yang
ditulis dalam aksara Wengi (yang digunkan dalam masa Palawa India) dan bahasa
Sansakerta yang sebagian besar menceritakan para raja Tarumanagara.[butuh rujukan]
Setelah runtuhnya kerajaan Tarumanagara, kekuasaan di bagian barat Pulau
Jawa dari Ujung Kulon sampai Kali Serayu dilanjutkan oleh Kerajaan Sunda[butuh
rujukan]
. Salah satu prasasti dari zaman Kerajaan Sunda adalah prasasti Kebon Kopi
II yang berasal dari tahun 932. Kerajaan Sunda beribukota di Pakuan Pajajaran
(sekarang kota Bogor).[butuh rujukan]
Pada abad ke-16, Kesultanan Demak tumbuh menjadi
saingan ekonomi dan politik Kerajaan Sunda. Pelabuhan Cerbon (kelak
menjadi Kota Cirebon) lepas dari Kerajaan Sunda karena pengaruh Kesultanan
Demak. Pelabuhan ini kemudian tumbuh menjadi Kesultanan Cirebon yang
memisahkan diri dari Kerajaan Sunda. Pelabuhan Banten juga lepas ke tangan
Kesultanan Cirebon dan kemudian tumbuh menjadi Kesultanan Banten.
Untuk menghadapi ancaman ini, Sri Baduga Maharaja, raja Sunda saat itu,
meminta putranya, Surawisesa untuk membuat perjanjian pertahanan keamanan
dengan orang Portugis di Malaka untuk mencegah jatuhnya pelabuhan utama,
yaitu Sunda Kalapa (sekarang Jakarta) kepada Kesultanan Cirebon dan
Kesultanan Demak. Pada saat Surawisesa menjadi raja Sunda, dengan gelar Prabu
Surawisesa Jayaperkosa, dibuatlah perjanjian pertahanan keamanan Sunda-
Portugis, yang ditandai dengan Prasasti Perjanjian Sunda-Portugal, ditandatangani
dalam tahun 1512. Sebagai imbalannya, Portugis diberi akses untuk membangun
benteng dan gudang di Sunda Kalapa serta akses untuk perdagangan di sana.
Untuk merealisasikan perjanjian pertahanan keamanan tersebut, pada tahun 1522
didirikan suatu monumen batu yang disebut padrão di tepi Ci Liwung.
Meskipun perjanjian pertahanan keamanan dengan Portugis telah dibuat,
pelaksanaannya tidak dapat terwujud karena pada tahun 1527 pasukan aliansi
Cirebon - Demak, dibawah pimpinan Fatahilah atau Paletehan menyerang dan
menaklukkan pelabuhan Sunda Kalapa. Perang antara Kerajaan Sunda dan aliansi
Cirebon - Demak berlangsung lima tahun sampai akhirnya pada tahun 1531 dibuat
suatu perjanjian damai antara Prabu Surawisesa dengan Sunan Gunung Jati dari
Kesultanan Cirebon.
Dari tahun 1567 sampai 1579, dibawah pimpinan Raja Mulya, alias Prabu Surya
Kencana, Kerajaan Sunda mengalami kemunduran besar dibawah tekanan
Kesultanan Banten. Setelah tahun 1576, kerajaan Sunda tidak dapat
mempertahankan Pakuan Pajajaran (ibukota Kerajaan Sunda), dan akhirnya jatuh
ke tangan Kesultanan Banten. Zaman pemerintahan Kesultanan Banten, wilayah
Priangan (Jawa Barat bagian tenggara) jatuh ke tangan Kesultanan Mataram.
Jawa Barat sebagai pengertian administratif mulai digunakan pada
tahun 1925 ketika Pemerintah Hindia Belanda membentuk Provinsi Jawa Barat.
Pembentukan provinsi itu sebagai
pelaksanaan Bestuurshervormingwet tahun 1922, yang membagi Hindia Belanda
atas kesatuan-kesatuan daerah provinsi. Sebelum tahun 1925, digunakan
istilah Soendalanden (Tatar Soenda) atau Pasoendan, sebagai istilah geografi

10
untuk menyebut bagian Pulau Jawa di sebelah barat Sungai Cilosari dan Citanduy
yang sebagian besar dihuni oleh penduduk yang menggunakan
bahasa Sunda sebagai bahasa ibu.
Pada 17 Agustus 1945, Jawa Barat bergabung menjadi bagian dari Republik
Indonesia.
Pada tanggal 27 Desember 1949 Jawa Barat menjadi Negara Pasundan yang
merupakan salah satu negara bagian dari Republik Indonesia Serikat sebagai hasil
kesepakatan tiga pihak dalam Konferensi Meja Bundar: Republik Indonesia,
Bijeenkomst voor Federaal Overleg (BFO), dan Belanda. Kesepakatan ini
disaksikan juga oleh United Nations Commission for Indonesia (UNCI) sebagai
perwakilan PBB.Jawa Barat kembali bergabung dengan Republik Indonesia pada
tahun 1950.

Perekonomian
Jawa Barat selama lebih dari tiga dekade telah mengalami perkembangan
ekonomi yang pesat. Saat ini peningkatan ekonomi modern ditandai dengan
peningkatan pada sektor manufaktur dan jasa. Disamping perkembangan sosial
dan infrastruktur, sektor manufaktur terhitung terbesar dalam memberikan
kontribusinya melalui investasi, hampir tigaperempat dari industri-industri
manufaktur non minyak berpusat di sekitar Jawa Barat.PDRB Jawa Barat pada
tahun 2003 mencapai Rp.231.764 miliar (US$ 27.26 Billion) menyumbang 14-15
persen dari total PDB nasional, angka tertinggi bagi sebuah Provinsi.
Bagaimanapun juga karena jumlah penduduk yang besar, PDB per kapita Jawa
Barat adalah Rp. 5.476.034 (US$644.24) termasuk minyak dan gas, ini
menggambarkan 82,4 persen dan 86,1 persen dari rata-rata nasional. Pertumbuhan
ekonomi tahun 2003 adalah 4,21 persen termasuk minyak dan gas 4,91 persen
termasuk minyak dan gas, lebih baik dari Indonesia secara keseluruhan. (US$1 =
Rp. 8.500,-).

Geografi

11
Kawah gunung Tangkuban Parahu di wilayah selatan kabupaten Subang[6].
Provinsi Jawa Barat berada di bagian barat Pulau Jawa. Wilayahnya berbatasan
dengan Laut Jawa di utara, Jawa Tengah di timur, Samudera Hindia di selatan,
serta Banten dan DKI Jakarta di barat.
Kawasan pantai utara merupakan dataran rendah. Di bagian tengah merupakan
pegunungan, yakni bagian dari rangkaian pegunungan yang membujur dari barat
hingga timur Pulau Jawa. Titik tertingginya adalah Gunung Ciremay, yang berada
di sebelah barat daya Kota Cirebon. Sungai-sungai yang cukup penting
adalah Sungai Citarum dan Sungai Cimanuk, yang bermuara di Laut Jawa.

Penduduk
Mayoritas penduduk Jawa Barat adalah Suku Sunda, yang bertutur
menggunakan Bahasa Sunda. Di Kabupaten Cirebon, Kota Cirebondan Kabupaten
Kuningan dituturkan bahasa Cirebon yang mirip dengan Bahasa
Banyumasan dialek Brebes. Di Kabupaten Indramayumenggunakan bahasa
Cirebon dialek Indramayu atau dikenal dengan dermayon dan beberapa kecamatan
yang terletak di pantai utara kabupaten Subang dan Kabupaten
Karawang seperti Cilamaya Wetan, Cilamaya Kulon dan Pedes (Cemara)
menggunakan bahasa Cirebon yang hampir mirip dengan bahasa Cirebon dialek
dermayon. Di daerah perbatasan dengan DKI Jakarta seperti sebagian Kota
Bekasi, Kecamatan Tarumajaya dan Babelan (Kabupaten Bekasi) dan Kota
Depok bagian utara dituturkan bahasa Melayu dialek Betawi. Jawa Barat
merupakan wilayah berkaraktaristik kontras dengan dua identitas: masyarakat
urban yang sebagian besar tinggal di wilayah Jabodetabek (sekitar Jakarta)
serta Bandung Raya; dan masyarakat tradisional yang hidup di pedesaan yang
tersisa. Pada tahun 2002, populasi Jawa Barat mencapai 37.548.565 jiwa, dengan
rata-rata kepadatan penduduk 1.033 jika/km persegi. Dibandingkan dengan angka
pertumbuhan nasional (2,14% per tahun), Provinsi Jawa Barat menduduki
peringkat terendah, dengan 2,02% per tahun.
Penggunaan bahasa daerah kini mulai dipromosikan kembali. Sejumlah stasiun
televisi dan radio lokal kembali menggunakan bahasa daerah sebagai bahasa
pengantar pada beberapa acaranya, terutama berita dan talk show,
misalnya Bandung TV memiliki program berita menggunakan Bahasa Sunda serta

12
Cirebon Radio yang menggunakan ragam Bahasa Cirebon Bagongan maupun
Bebasan. Begitu pula dengan media massa cetak yang menggunakan bahasa
sunda, seperti majalah Manglé dan majalah Bina Da'wah yang diterbitkan oleh
Dewan Da'wah Jawa Barat.

Iklim
Iklim di Jawa Barat adalah tropis, dengan suhu 9 °C di Puncak Gunung Pangrango
dan 34 °C di Pantai Utara, curah hujan rata-rata 2.000 mm per tahun, namun di
beberapa daerah pegunungan antara 3.000 sampai 5.000 mm per tahun.

Topografi
Ciri utama daratan Jawa Barat adalah bagian dari busur kepulauan gunung api
(aktif dan tidak aktif) yang membentang dari ujung utara Pulau Sumatera hingga
ujung utara Pulau Sulawesi. Daratan dapat dibedakan atas wilayah pegunungan
curam di selatan dengan ketinggian lebih dari 1.500 m di atas permukaan laut,
wilayah lereng bukit yang landai di tengah ketinggian 100 1.500 m dpl, wilayah
dataran luas di utara ketinggian 0 . 10 m dpl, dan wilayah aliran sungai.

Demografi

Piramida penduduk Provinsi Jawa Barat berdasarkan hasil sensus 2010. Legenda:
  Laki-laki
  Perempuan

Peta kota dan kabupaten di Provinsi Jawa Barat berdasarkan tingkat kepadatan
penduduk hasil sensus 2010. Legenda:
  < 2.000
  2.000 - 3.999
  4.000 - 8.999

13
  9.000 - 10.999
  ≥ 11.000
Jumlah penduduk Provinsi Jawa Barat adalah sebanyak 43.053.732 jiwa yang
mencakup mereka yang bertempat tinggal di daerah perkotaan sebanyak
28.282.915 jiwa (65,69 persen) dan di daerah perdesaan sebanyak 14.770.817
jiwa (34,31 persen). Persentase distribusi penduduk menurut kabupaten/kota
bervariasi dari yang terendah sebesar 0,41 persen di Kota Banjar hingga yang
tertinggi sebesar 11,08 persen di Kabupaten Bogor.
Penduduk laki-laki Provinsi Jawa Barat sebanyak 21.907.040 jiwa dan perempuan
sebanyak 21.146.692 jiwa. Seks Rasio adalah 104, berarti terdapat 104 laki-laki
untuk setiap 100 perempuan. Seks rasio menurut kabupaten/kota yang terendah
adalah Kabupaten Ciamis sebesar 98 dan tertinggi adalah Kabupaten
Cianjur sebesar 107. Seks Rasio pada kelompok umur 0-4 sebesar 106, kelompok
umur 5-9 sebesar 106, kelompok umur lima tahunan dari 10 sampai 64 berkisar
antara 97 sampai dengan 113, dan dan kelompok umur 65-69 sebesar 96.
Median umur penduduk Provinsi Jawa Barat tahun 2010 adalah 26,86 tahun.
Angka ini menunjukkan bahwa penduduk Provinsi Jawa Barat termasuk kategori
menengah. Penduduk suatu wilayah dikategorikan penduduk muda bila median
umur < 20, penduduk menengah jika median umur 20-30, dan penduduk tua jika
median umur > 30 tahun.
Rasio ketergantungan penduduk Provinsi Jawa Barat adalah 51,20. Angka ini
menunjukkan bahwa setiap 100 orang usia produktif (15-64 tahun) terdapat
sekitar 51 orang usia tidak produkif (0-14 dan 65+), yang menunjukkan
banyaknya beban tanggungan penduduk suatu wilayah. Rasio ketergantungan di
daerah perkotaan adalah 48,84 sementara di daerah perdesaan 55,92.[7]

Manufaktur
Provinsi Jawa Barat memiliki tingkat konsentrasi yang tinggi untuk manufaktur
termasuk di antaranya elektronik, industri kulit, pengolahan makanan, tekstil,
furnitur dan industri pesawat. Juga panas bumi, minyak dan gas, serta industri
petrokimia menjadi andalan Jawa Barat. Penyumbang terbesar terhadap GRDP
Jawa Barat adalah sektor manufaktur (36,72%), hotel, perdagangan dan pertanian
(14,45%), totalnya sebesar 51,17%. Terlepas dari adanya krisis, Jawa Barat masih
menjadi pusat dari industri tekstil modern dan garmen nasional, berbeda dengan
daerah lain yang menjadi pusat dari industri tekstil tradisional. Jawa Barat
menymbangkan hampir seperempat dari nilai total hasil produksi Indonesia di
sektor non Migas. Ekspor utama tekstil, sekitar 55,45% dari total ekspor jawa
Barat, yang lainnya adalah besi baja, alas kaki, furnitur, rotan, elektronika,
komponen pesawat dan lainnya.

Pertanian: Lahan dan perairan

14
Dikenal sebagai salah satu 'lumbung padi' nasional, hampir 23 persen dari total
luas 29,3 ribu kilometer persegi dialokasikan untuk produksi beras. Tidak
dimungkiri lagi, Jawa Barat merupakan 'Rumah Produksi' bagi ekonomi
Indonesia, hasil pertanian Provinsi Jawa Barat menyumbangkan 15 persen dari
nilai total pertanian Indonesia.Hasil tanaman pangan Jawa Barat meliputi beras,
kentang manis, jagung, buah-buahan dan sayuran, disamping itu juga terdapat
komoditi seperti teh, kelapa, minyak sawit, karet alam, gula, coklat dan kopi.
Perternakannya menghasilkan 120.000 ekor sapi ternak, 34% dari total nasional.

Kelautan dan perikanan


Jawa Barat berhadapan dengan dua sisi lautan Jawa pada bagian utara dan
samudera Hindia di bagian selatan dengan panjang pantai sekitar 1000 km.
Berdasarkan letak inilah Provinsi Jawa Barat memiliki potensi perikanan yang
sangat besar. Suatu perencanaan terpadu tengah dilaksanakan untuk
pengembangan Pelabuhan Cirebon, baik sebagai pelabuhan Pembantu Tanjung
Priok Jakarta, maupun sebagai pelabuhan perikanan Jawa Barat yang dilengkapi
dengan industri perikanan.Untuk potensi perairan darat, tidak hanya dari sejumlah
sungai yang mengalir di Jawa Barat, Tetapi potensi ini juga diperoleh dari
penampungan air / DAM saguling di Cirata dan DAM Jatiluhur yang selain
menghasilkan tenaga listrik juga berguna untuk mengairi area pertanian dan
industri perikanan air tawar.

Jumlah penduduk dan tenaga kerja


Dengan jumlah penduduk sekitar 37 juta manusia pada tahun 2003, 16 persen dari
total jumlah penduduk Indonesia. Pertumbuhan urbanisasi di Provinsi tumbuh
sangat cepat, khususnya disekitar JABODETABEK (sekitar Jakarta). Jawa Barat
memiliki tenaga pekerja berpendididkan berjumlah 15,7 juta orang pada tahun
2001 atau 18 persen dari total nasional tenaga pekerja berpendidikan. Sebagian
besar bekerja pada bidang pertanian, kehutanan dan perikanan (31%), pada
industri manufaktur (17%), perdagangan, hotel dan restoran (22,5%) dan sektor
pelayanan (29%).

Minyak-Mineral dan geothermal


Minyak dapat ditemukan di sepanjang Laut Jawa, utara Jawa Barat, sementara
cadangan geothermal (panas bumi) terdapat di beberapa derah di Jawa Barat.
Tambang lain sepert Batu gamping, andesit, marmer, tanah liat merupakan
pertambangan mineral yang dapat ditemukan, termasuk mineral lain yang
cadangan depositnya sangat potensial, Emas yang dikelola PT. Aneka Tambang,
potensinya sebesar 5,5 million ton, dan menghasilkan 12,1 gram emas per ton.

15
Pendidikan dan Kebudayaan

Pagelaran Wayang kulit Cirebon pada Mei 2015 yang diabadikan oleh Arie


Nugraha (budayawan Cirebon) dengan lakon "Rit Madenda" di desa Mekar
Asih, kecamatan Banyu Sari, kabupaten Karawangyang dipimpin oleh Ki
Dalang Enang Sutriya
Perlindungan dan proses pengembangan Budaya dan Bahasa yang ada di Jawa
Barat secara kongrit dimulai dengan adanya Kongres Jawa Barat, kongres Jawa
Barat merupakan sebuah wadah berkumpulnya para tokoh masyarakat Jawa Barat
untuk membicarakan berbagai persoalan sosial-kemasyarakatan yang ada di Jawa
Barat.

Pendidikan Bahasa Sunda


Bahasa Sunda merupakan bahasa daerah yang paling banyak digunakan di Jawa
Barat, terutama di wilayah Parahyanganyang merupakan wilayah tempat tinggal
tradisional Suku Sunda.
Berdasarkan Pergub Jabar no. 69 tahun 2013, Bahasa Sunda ditetapkan sebagai
salah-satu mata pelajaran bahasa dan sastra daerah di Jawa Barat, bersama dengan
bahasa Cirebon dan bahasa Melayu dialek Betawi. Bahasa Sunda diajarkan di dua
tingkat jenjang pendidikan, yaitu jenjang pendidikan dasar (Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah lalu Sekolah Menengah Pertama/Madrasah
Tsanawiyah) dan jenjang pendidikan menengah (Sekolah Menengah
Atas/Madrasah Aliyah).[8]
Dalam membantu keberlangsungan pendidikan Bahasa Sunda di Jawa Barat,
pemerintah daerah Jawa Barat bekerjasama dengan Universitas Padjadjaran dan
Yayasan Kebudayaan Rancage menerbitkan Kamus Utama, yaitu kamus bahasa
Sunda terlengkap yang terdiri dari 6 jilid, 10.000 halaman dan memuat 150.000
entri.[9][10] Saat ini kamus tersebut sudah dikirim ke perpustakaan di Eropa seperti
perpustakaan KITLV di Belanda.[11]

Pendidikan bahasa Cirebon

16
Keberagaman budaya dan bahasa yang ada di Jawa Barat sempat diuji ketika
Kongres Jawa Barat yang ketiga diadakan. Tepatnya di Kota Bandung tanggal 28
Februari 1948, pada saat tersebut salah satu perwakilan masyarakat Jawa Barat
dari Suku Sunda yaitu Soeria Kartalegawa yang juga ketua Partai Rakyat
Pasundan (PRP) mengusulkan agar pembicaraan dalam rapat badan perwakilan
tersebut (Kongres Jawa Barat) dibolehkan menggunakan Bahasa Sunda, namun
kemudian usulan tersebut segera disanggah oleh perwakilan masyarakat Jawa
Barat lainnya dari Suku Cirebon yaitu Soekardi[12]:

“ “Djika dibolehkan berbitjara dalam bahasa Soenda, orang-orang


yang ingin memakai bahasa daerah lainnya poen haroes diizinkan,
oempamanja bahasa daerah Tjirebon. ”

Kemudian pada periode sebelum tahun 1970-an Pemerintah memasukkan


pelajaran bahasa Jawa untuk wilayah Cirebon dan Indramayu yang masih
termasuk wilayah Provinsi Jawa Barat di mana mayoritas penduduknya
menggunakan Bahasa Sunda, namun ternyata guru pengajar dan muridnya tidak
memahami kosakata yang digunakan tersebut hingga akhirnya memutuskan untuk
tidak mengajarkan bahasa Jawa di wilayah Cirebon-Indramayu.
Kekosongan pelajaran muatan lokal bahasa daerah ini kemudian berusaha diisi
oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat dengan memasukkan pelajaran bahasa
daerah bahasa Sunda, oleh karenanya pada periode tahun 1970-an bahasa daerah
yang diajarkan di wilayah Cirebon - Indramayu adalah bahasa Sunda.
Tetapi kebijaksanaan itu tidak tepat, sehingga muncul gerakan untuk
menggantinya dengan buku dalam bahasa yang digunakan di wilayahnya
yaitu bahasa Cirebon.[13] Kemudian pada periode tahun selanjutnya, pengajaran
bahasa Cirebon mulai untuk diajarkan di wilayah Pakaleran Majalengka yaitu
wilayah utara kabupaten Majalengka yang mayoritas penduduknya merupakan
keturunan Prajurit Mataram.[14] Pada wilayah Pakaleran ini, kosakata bahasa
Jawa dialek Banyumasan, dialek Bumiayu, serta dialek Tegal lebih terasa.
Namun pengajaran bahasa daerah pada periode tersebut belum memiliki payung
hukum, karena Pemerintah Provinsi Jawa Barat sebelumnya mengindikasikan
bahwa Jawa Barat merupakan wilayah tanah Sunda dengan mayoritas suku Sunda
yang bertutur bahasa Sunda. Setelah tahun 2003, dengan diterbitkannya Peraturan
Daerah (Perda) Jawa Barat No. 5 Tahun 2003 tentang Perlindungan dan
Pengembangan Budaya dan Bahasa, Jawa Barat mengakui adanya tiga suku asli
yaitu Sunda, Melayu-Betawi dan Cirebon.
Pengajaran bahasa daerah non-Sunda memiliki perlindungan payung hukumnya,
adapun pergerakan untuk menjadikan bahasa Cirebon sebagai sebuah bahasa yang
mandiri dan terlepas dari Bahasa Jawa maupun Sunda. Maka dari itu dilakukan
sebuah metode yang disebut dengan Metode Guiter, namun pada perhitungannya
metode tersebut baru mencatat sekitar 75% perbedaan antara bahasa
Cirebon dengan bahasa Jawa. Sementara untuk diakui sebagai sebuah bahasa
mandiri, diperlukan sedikitnya 80% perbedaan dengan bahasa terdekatnya.[15]

17
Namun secara nyata, penerbitan buku penunjang pelajaran bahasa daerah Cirebon
dan Indramayu pada periode tahun 2000-an sudah dilakukan dengan tidak
menyebutkan Cirebon sebagai sebuah dialek Bahasa Jawa dan hanya
disebutkan Bahasa Cirebon dan bukannya Bahasa Jawa dialek Cirebon seperti
yang dilakukan pada penerbitan "Kamus Bahasa Cirebon" oleh TD Sudjana dan
kawan-kawan tahun 2001 dan Wykarana - Tata Bahasa Cirebon oleh Salana
tahun 2002.

Pengembangan pendidikan bahasa Cirebon


Pengembangan dan perlindungan bahasa yang diamanatkan oleh Perda Jawa Barat
No. 5 Tahun 2003 dalam kaitannya dengan pengembangan Bahasa Cirebon hanya
terjadi disekitar wilayah eks-karesidenan Cirebon yaitu (Kabupaten Cirebon, Kota
Cirebon, Kabupaten Indramayu, sebagian wilayah Kabupaten Majalengka dan
sebagian wilayah Kabupaten Kuningan) sementara wilayah kabupaten lainnya
yang juga didiami oleh Suku Cirebon seperti wilayah Kabupaten Subang sebelah
utara dan sebagian wilayah Kabupaten Karawang di Pesisir Timur hingga tahun
2011 (delapan tahun setelah Perda Jawa Barat No. 5 Tahun 2003) diterbitkan
belum juga mendapatkan pengajaran Bahasa Cirebon, adanya ketidakmerataan
pengajaran bahasa daerah di Jawa barat ini dikarenakan pemerintah memberikan
hak sepenuhnya kepada Pemerintah Daerah di setiap Kabupaten/Kota untuk
menentukan sendiri pengajaran bahasa daerah yang ada di wilayahnya.

Pendidikan bahasa Melayu dialek Betawi


Berbeda halnya dengan pendidikan bahasa cirebon, pendidikan bahasa betawi di
wilayah Provinsi Jawa Barat mengalami hal yang lebih parah dari masalah yang
dialami oleh bahasa cirebon, pendidikan Bahasa Betawi hingga tahun 2011
(delapan tahun setelah Perda Jawa Barat No. 5 Tahun 2003) diterbitkan sama
sekali belum dilakukan di wilayah yang didiami oleh suku betawi yaitu Kota
Depok, Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, sebagian Kabupaten Bogor wilayah
Utara dan sebagian wilayah Kabupaten Karawang dan Kabupaten
Purwakarta sebelah barat, padahal penelitian tentang Bahasa Betawi telah cukup
banyak dilakukan, di antaranya:

1. K. Ikranegara (1980). Melayu Betawi Grammar. Linguistic Studies in


Indonesian and Languages in Indonesia 9. Jakarta: NUSA.
2. S. Wallace (1976). Linguistic and Social Dimensions of Phonological
Variation in Jakarta Malay. PhD. Dissertation, Cornell University.
3. Klarijn Loven (2009). Watching Si Doel: Television, Language and
Cultural Identity in Contemporary Indonesia, 477 halaman, ISBN 90-
6718-279-6. Penerbit: The KITLV/Royal Netherlands Institute of
Southeast Asian and Caribbean Studies at Leiden.
4. Lilie M. Roosman (April 2006). Lilie Roosman: Phonetic experiments on
the word and sentence prosody of Betawi Malay and Toba Batak,
Penerbit: Universiteit Leiden.

18
Pengembangan pendidikan bahasa Melayu dialek Betawi
Hingga tahun 2011 Pemerintah Daerah yang wilayahnya didiami oleh Suku
Betawi yaitu Kota Depok, Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, Kabupaten
Bogor dan Kabupaten Karawangmasih belum mengadakan pendidikan bahasa
daerah Bahasa Melayu dialek Betawi dan hanya mengajarkan pendidikan bahasa
daerah Bahasa Sunda.

Perguruan tinggi negeri

 Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati, Cirebon


 Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), Sumedang
 Institut Pertanian Bogor (IPB), Bogor
 Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung
 Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung (Poltekkes),Bandung
 Politeknik Manufaktur Bandung (POLMAN), d/h Politeknik Mekanik
Swis-ITB Bandung, Bandung
 Politeknik Negeri Bandung (POLBAN), d/h Politeknik ITB
Bandung, Bandung
 Politeknik Negeri Sukabumi (Polsu), Sukabumi
 Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial (STKS Bandung), Bandung
 Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung (STPB), d/h National Hotel Institute
(NHI), Bandung
 Sekolah Tinggi Seni Indonesia Bandung (STSI Bandung), d/h ASTI
Bandung, Bandung
 Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil (STTT), d/h Institut Teknologi Tekstil
(ITT), Bandung
 Sekolah Tinggi Transportasi Darat (STTD), Bekasi
 Universitas Indonesia (UI), Kota Depok
 Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati (UIN Bandung), Bandung
 Universitas Padjadjaran (Unpad), dengan lokasi kampus
di,Bandung dan Sumedang
 Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), d/h IKIP Bandung, dengan lokasi
kampus pusat di Bandung, dan kampus daerah di Kabupaten
Bandung, Purwakarta, Sumedang, dan Tasikmalaya
 Universitas Siliwangi (UNSIL), Tasikmalaya
 Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA), Karawang

Perguruan tinggi swasta

19
 Institut Teknologi Nasional (Itenas), di Bandung
 Institut Agama Islam Cipasung (IAIC), di Tasikmalaya
 Institut Agama Islam Darussalam Ciamis (IAID) Ciamis
 Institut Teknologi Telkom (IT Telkom), di Bandung
 Institut Teknologi Harapan Bangsa (ITHB), di Bandung
 Universitas Telkom, di Bandung
 Universitas Katolik Parahyangan (Unpar),di Bandung
 Universitas Langlangbuana (Unla), di Bandung
 Universitas Kristen Maranatha, di Bandung
 Universitas Islam Bandung (Unisba), di Bandung
 Universitas Pasundan (Unpas), di Bandung
 Universitas Widyatama (Utama), di Bandung
 Universitas Garut (Uniga), di Garut
 Universitas Islam Nusantara (Uninus), di Bandung
 Universitas Swadaya Gunung Jati (Unswagati), di Cirebon
 Universitas Galuh (unigal), di Ciamis
 Universitas Ibn Khaldun Bogor (UIKA), di Bogor
 Universitas Pakuan (Unpak), di Bogor
 Universitas Komputer Indonesia (Unikom), di Bandung
 Universitas Winaya Mukti (Unwim), di Jatinangor Sumedang
 Institut Koperasi Indonesia (Ikopin), di Jatinangor Sumedang
 Universitas Sebelas April (Unsap), di Sumedang
 Universitas Informatika dan Bisnis Indonesia (Unibi), di Bandung
 Universitas Majalengka (Unma), di Majalengka
 Universitas Kuningan (Uniku), di Kuningan
 Sekolah Tinggi Kesehatan Kuningan (STIKKU), di Kuningan
 Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI Al-IHYA), di Kuningan
 Sekolah Tinggi Agama Islam AT-TAQWA (STAIA), di Bekasi
 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi IPWIJA JAKARTA (STIE IPWIJA), di
Nagrak, Gunung Puteri, Cileungsi-Bogor Timur/Kabupaten Bogor.
 Sekolah Tinggi Hukum Bandung (STHB), di Bandung
 Universitas Bale Bandung (Unibba), di Bandung
 Sekolah Tinggi Ekonomi Islam Al-Ishlah (STEI Al-ISHLAH), di Cirebon
 [[Sekolref name="PR">Tinggi Teknologi Nusa Putra] (STT NUSA
PUTRA), di Sukabumi
 Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI Al-AMIN), di Sukabumi
 Sekolah Tinggi Manajemen Informatika Komputer Tasikmalaya  (STMIK
Tasikmalaya), di Kota Tasikmalaya
 Universitas Wiralodra (Unwir), di Indramayu
 Universitas Subang (Unsub), di Subang

20
 Universitas Gunadarma (UG), di Depok
 Universitas Muhammadiyah Sukabumi (UMMI), di Sukabumi
 Universitas Sukabumi (Unsu), di Sukabumi
 Universitas Singaperbangsa (Unsika), di Karawang
 Universitas Purwakarta (Unpur), di Purwakarta
 Universitas Sutan Mahesa (Unsuma), di Sukabumi Utara
 STIE DR.KHEZ Muttaqien (STIE Muttaqien), di Purwakarta
 Universitas Islam "45" (Unisma), di Bekasi
 Sekolah Tinggi Teknologi Wastukancana (STT Wastukancana), di
Purwakarta
 Politeknik Pos Indonesia (Polposindo), di Bandung
 Universitas Muhammadiyah Bandung (Unimba), di Bandung
 Universitas Suryakancana (Unsur), di Cianjur
 Institut Studi Islam Fahmina (ISIF), di Cirebon
 Universitas Muhammadiyah Cirebon (UMC), di Cirebon
 Universitas 17 Agustus 1945 Cirebon (UNTAG) di Cirebon
 Universitas Perjuangan Tasikmalaya (UNPERTAS) di Tasikmalaya
 Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya (UMTAS) di Tasikmalaya

Pemerintahan
Jawa Barat terdiri atas 17 kabupaten dan 9 kota. Kota-kota hasil pemekaran sejak
tahun 1996 adalah:

 Kota Bekasi, dimekarkan dari Kabupaten Bekasi pada tahun 1996


 Kota Depok, dimekarkan dari Kabupaten Bogor pada tahun 1999
 Kota Cimahi, dimekarkan dari Kabupaten Bandung pada tahun 2001
 Kota Tasikmalaya, dimekarkan dari Kabupaten Tasikmalaya pada
tahun 2001
 Kota Banjar, dimekarkan dari Kabupaten Ciamis pada tahun 2002
 Kabupaten Bandung Barat, dimekarkan dari Kabupaten
Bandung tahun 2007
 Kabupaten Pangandaran, dimekarkan dari Kabupaten Ciamis tahun 2012

Kabupaten dan kota

Kabupaten dan Kota Jawa Barat

21
Pusat Log
N Kabup Keca Kelura o
pemer Bupati/W Lok
o aten/K mata han/de
intaha ali Kota asi
. ota n sa
n

Daf
Kabupate Dadan
tar
1 n Soreang 31 10/270 g M.
bup
Bandung Nasser
ati

Kabupate Daf
n Ngampr tar Abu
2 16 -/165
Bandung ah bup Bakar
Barat ati

3 Kabupate Cikarang 23 7/180 Daf Nenen


n Bekasi tar g
bup Hassa
ati nah

22
Pusat Log
N Kabup Keca Kelura o
pemer Bupati/W Lok
o aten/K mata han/de
intaha ali Kota asi
. ota n sa
n

Yasin

Daf
Kabupate Cibinon tar Nurha
4 40 17/417
n Bogor g bup yanti
ati

Daf
Iing
Kabupate tar
5 Ciamis 26 7/258 Syam
n Ciamis bup
Arifin
ati

Irvan
Daf
Rivan
Kabupate tar
6 Cianjur 32 6/354 o
n Cianjur bup
Mucht
ati
ar

Sunja
Dsf
ya
Kabupate tsr
7 Sumber 40 12/412 Purwa
n Cirebon bup
di
ati
Sastra

Daf
Rudi
Kabupate Tarogon tar
8 42 21/421 Guna
n Garut g Kidul bup
wan
ati

23
Pusat Log
N Kabup Keca Kelura o
pemer Bupati/W Lok
o aten/K mata han/de
intaha ali Kota asi
. ota n sa
n

Kabupate Daf
Anna
n Indrama tar
9 31 8/309 Sopha
Indramay yu bup
na
u ati

Cellic
Daf
Kabupate a
Karawan tar
10 n 30 12/297 Nurra
g bup
Karawang chadia
ati
na

Daf
Kabupate Acep
Kuninga tar
11 n 32 15/361 Purna
n bup
Kuningan ma
ati

Kabupate Daf
n Majalen tar Sutris
12 26 13/330
Majaleng gka bup no
ka ati

Kabupate Daf
Jeje
n tar
13 Parigi 10 -/93 Wirad
Pangandar bup
inata
an ati

Kabupate Daf
Dedi
n Purwaka tar
14 17 9/183 Mulya
Purwakart rta bup
di
a ati

24
Pusat Log
N Kabup Keca Kelura o
pemer Bupati/W Lok
o aten/K mata han/de
intaha ali Kota asi
. ota n sa
n

Daf Imas
Kabupate tar Aryu
15 Subang 30 8/245
n Subang bup mning
ati sih

Daf Marw
Kabupate
Palabuha tar an
16 n 47 5/381
nratu bup Hama
Sukabumi
ati mi

Daf
Kabupate Eka
Sumeda tar
17 n 26 7/276 Setiaw
ng bup
Sumedang an
ati

Kabupate Daf Uu
n Singapar tar Ruzha
18 39 -/351
Tasikmala na bup nul
ya ati Ulum

Daf
tar
Ridwa
Kota wal
19 - 30 151/- n
Bandung i
Kamil
kot
a

20 Kota - 4 9/16 Daf Ade


Banjar tar Uu
wal Sukae
i sih
kot

25
Pusat Log
N Kabup Keca Kelura o
pemer Bupati/W Lok
o aten/K mata han/de
intaha ali Kota asi
. ota n sa
n

Daf
tar Rahm
Kota wal at
21 - 12 56/-
Bekasi i Effend
kot i
a

Daf
tar
Kota Wal Bima
22 - 6 68/-
Bogor i Arya
kot
a

Daf
tar
Sudiar
Kota wal
23 - 3 15/- to (Plt.
Cimahi i
)
kot
a

Daf
tar
Nasru
Kota wal
24 - 5 22/- din
Cirebon i
Azis
kot
a

26
Pusat Log
N Kabup Keca Kelura o
pemer Bupati/W Lok
o aten/K mata han/de
intaha ali Kota asi
. ota n sa
n

Daf
tar Idris
Kota wal Abdul
25 - 11 63/-
Depok i Shom
kot ad
a

Daf
tar
Moha
Kota wal
26 - 7 33/- mad
Sukabumi i
Muraz
kot
a

Daf
tar
Kota Budi
wal
27 Tasikmala - 10 69/- Budim
i
ya an
kot
a

Daftar gubernur

Mulai Akhir
Keterang Wakil
Gubernur Jabata Jabata
an Gubernur
n n

27
Mas Sutardjo 18
Desemb
1 Kertohadikus Agustus  
er 1945
umo 1945

Desemb
2 Datuk Djamin 1946
er 1945

3 Murdjani 1946 1947

R. Mas
4 1947 1948
Sewaka

28
Ukar Masa
5 1948 1950
Bratakusumah PDRI

R. Mas
6 1950 1951
Sewaka

Sanusi
7 1951 1956
Hardjadinata

Ipik
8 1956 1959  
Gandamana

9 Mashudi   Periode
1960 1965
pertama

1965 1970 Periode R.A

29
kedua Nashuhi

1
Solihin G.P. 1970 1975
0

Periode
1975 1980
pertama

Aboeng
1 Koesman (
Aang Kunaefi
1 Pemkesra
Periode )
1980 1985
kedua
Soehoed
Warnaen (
Ekbang )

Karna
Suwanda (
Ekbang )
1 Yogie Suardi
1985 1993 Suryatna
2 Memet
Subrata
( Pemkesr
a)

Ukman
1 Periode
R. Nuriana 1993 1998 Sutaryan
3 pertama
( Ekbang )

30
H.M.A
.Sampurna
( Pem
Kesra )
Dedem
Ruchlia
( Kesra )
Husein
Periode
1998 2003 Jachjasapu
kedua
tra ( Pem )
Soedharm
a TM
( Ekbang )

Nu'man
1 Danny 13 Juni 13 Juni
Abdul
4 Setiawan 2003 2008
Hakim

13 Juni 13 Juni Periode Dede


2008 2013 pertama Yusuf
1 Ahmad
5 Heryawan 13 Juni petahan Periode Deddy
2013 a kedua Mizwar

Perwakilan
Jawa Barat memiliki 91 wakil di DPR RI dari 11 daerah pemilihan dan empat
wakil di DPD.
DPRD Jawa Barat hasil Pemilihan Umum Legislatif 2014 tersusun dari 10 partai,
dengan perincian sebagai berikut:

Partai Kursi  %

 PDI-P 20 -

31
 Partai Golkar 17 -

12 -
 PKS

 Partai Demokrat 12 -

11 -
 Partai Gerindra

 PPP 9 -

7 -
 PKB

5 -
 Partai NasDem

4 -
 PAN

 Partai Hanura 3 -

Total 100 100,0

Pariwisata, Seni, dan Budaya

Pariwisata
Objek-objek wisata yang menarik dan banyak dikunjungi di daerah Jawa Barat:

 Kawah Putih, Ciwidey, Kabupaten Bandung

32
 Situ Patenggang, Rancabali, Kabupaten Bandung
 Observatorium Bosscha, Lembang, Kabupaten Bandung Barat
 Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda, Lembang, Kabupaten Bandung Barat
 Situ Buleud, Kabupaten Purwakarta
 Kebun Raya Bogor, Kota Bogor
 Talaga Warna, Puncak, Kabupaten Bogor
 Taman Safari Indonesia,Cisarua,Kabupaten Bogor
 Taman Wisata Mekarsari, Kabupaten Bogor
 Pantai Pangandaran, Kabupaten Pangandaran
 Curug Cibeureum, Cipanas, Kabupaten Cianjur
 Puncak, Kabupaten Bogor - Kabupaten Cianjur
 Kebun Raya Cibodas, Kabupaten Cianjur
 Taman Bunga Nusantara, Kabupaten Cianjur
 Taman Wisata Gunung Gede Pangrango, Cipanas, Cianjur, Kabupaten
Cianjur
 Waduk Cirata, Kabupaten Cianjur
 Keraton Kasepuhan, Kota Cirebon
 Keraton Kanoman, Kota Cirebon
 Keraton Kacirebonan,Kota Cirebon
 Keraton Kaprabonan, Kota Cirebon
 Taman Air Sunyaragi, Kota Cirebon
 Plangon, Kabupaten Cirebon
 Belawa, Kabupaten Cirebon
 Trusmi, Kabupaten Cirebon
 Wanawisata Ciwaringin, Kabupaten Cirebon
 Cikalahang, Kabupaten Cirebon
 Cipanas, Kabupaten Garut
 Bendungan Walahar, Klari, Kabupaten Karawang
 Curug Bandung, Tegal Waru, Kabupaten Karawang
 Curug Cigeuntis, Tegal Waru, Kabupaten Karawang
 Curug Cipanundaan, Tegal Waru, Kabupaten Karawang
 Pantai Muara Baru, Cilamaya Wetan, Kabupaten Karawang
 Pantai Pakis Jaya, Pakis Jaya, Kabupaten Karawang
 Pantai Samudera Baru, Pedes, Kabupaten Karawang
 Pantai Tanjung Baru, Tempuran, Kabupaten Karawang
 Pantai Tirtamaya, Juntinyuat, Kabupaten Indramayu
 Linggarjati, Kabupaten Kuningan
 Candi Jiwa, di Percandian Batujaya, Karawang
 Candi Blandongan di Percandian Batujaya, Karawang
 Waduk Darma, Kabupaten Kuningan

33
 Curug Putri, Kabupaten Kuningan
 Lembah Cilengkrang, Kabupaten Kuningan
 Liang Panas, Kabupaten Kuningan
 Sidomba, Kabupaten Kuningan
 Curug Landung, Kabupaten Kuningan
 Situ Cicerem, Kabupaten Kuningan
 Paseban, Kabupaten Kuningan
 Cigugur, Kabupaten Kuningan
 Hutan Kota, Kabupaten Kuningan
 Kebun Raya Kuningan, Kabupaten Kuningan
 Paniis, Kabupaten Kuningan
 Palutungan, Kabupaten Kuningan
 Curug Muara Jaya, Kabupaten Majalengka
 Situ Sangiang, Kabupaten Majalengka
 Taman Buana Marga, Kabupaten Majalengka
 Tirta Indah, Kabupaten Majalengka
 Waduk Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta
 Ciater, Kabupaten Subang
 Gunung Tangkuban Perahu, Kabupaten Subang
 Pantai Blanakan, Blanakan, Kabupaten Subang
 Pantai Pondok Bali, Legon Kulon, Kabupaten Subang
 Penangkaran Buaya, Blanakan, Kabupaten Subang
 Pantai Pelabuhan Ratu, Kabupaten Sukabumi
 Pantai Ujung Genteng, Ciracap, Kabupaten Sukabumi
 Kampung Toga, Kabupaten Sumedang
 Museum Prabu Geusan Ulun, Kabupaten Sumedang
 Situ Gede, Kota Tasikmalaya
 Gunung Galunggung, Kabupaten Tasikmalaya
 Kampung Naga, Kabupaten Tasikmalaya
 Situ Bagendit, Kabupaten Garut
 Pantai Santolo, Kabupaten Garut
 Pantai Rancabuaya, Kabupaten Garut
 Curug Cimahi, Kabupaten Bandung Barat
 Situ Ciburuy, Kabupaten Bandung Barat
 Masjid Dian Al-Mahri, Kota Depok

Kesenian

34
Bangunan Mande Karesmen pada kompleks keraton Kasepuhan terlihat
para Wiyaga (penabuh gamelan) sedang berdiskusi disela-sela prosesi
penabuhan gong Sekati pada Idul Fitri 2014, dari
jajaran Wiyaga terlihat Ki Waryo (anak dari Ki Empek) duduk paling
kanan, Ki Adnani dan kemudian Ki Encu

 Pencak silat
 Jaipong
 Gamelan
 Wayang Golek
 Wayang kulit Cirebon
 Kuda Renggong
 Sisingaan
 Kuda Lumping
 Angklung
 Tari Topeng
 Tari Topeng Cirebon
 Tarling
 Degung
 Calung
 Tayub
 Cianjuran
 Kiliningan
 Tari Ketuk Tilu
 Rampak Kendang
 Yanuar Wita
 Lagu Manuk Dadali
 Lagu Cing Cang Keling

35
Makanan

 Batagor
 Cireng
 Comro
 Misro
 Tape singkong (Peuyeum)
 Oncom
 Ubi Cilembu
 Mochi
 Dodol Garut
 Empal Gentong
 Sega Jamblang
 Kecap Majalengka
 Kalua Jeruk
 Opak
 Tahu Sumedang
 Gula Cakar
 Wajit
 Rengginang
 Combro
 Sate Maranggi
 Gehu
 Cimol
 Bala-Bala
 Gulali
 Sele Pisang
 Asinan Bogor
 Tutug Oncom atau biasa disingkat T.O.
 Manisan Cianjur
 Cireng

36
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah menganalisis kebudayaan universal yang ada pada
masyarakat Kalimantan Selatan di atas dapat disimpulkan bahwa  etos
kebudayaan atau unsur yang paling menonjol dari masyarakat Kalsel
adalah dari segi “Sistem Pengetahuan dan Teknologi” khususnya pada
makanan-makanan khasnya dan dari segi “Kesenian”-nya baik seni tari,
rumah adat, maupun kerajinannya. Mereka memiliki keahlian dalam
menciptakan karya seni yang indah dengan kesabaran dan kemampuannya.
Hal ini menunjukan bahwa Kalimantan Selatan adalah provinsi yang kaya
akan kebudayaannya.

B. Saran
Kalimantan Selatan dikenal dengan kesenian dan kerajinannya,
maka dari itu marilah bersama-sama kita menjaga dan melestarikan
kebudayaan yang ada walaupun zaman semakin hari semakin maju. Jika
bukan kita sendiri yang menjaganya siapa lagi? Apakah harus menunggu
kebudayaan dan hasil karya kita di akui oleh negara lain terlebih dahulu
baru kita mau melestarikan dan mempertahankannya?

37
38

Anda mungkin juga menyukai