Anda di halaman 1dari 20

METODE PENULISAN LAPORAN

KEBUDAYAAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Disusun Oleh :
Tifanni Faaza Hawinowati (40010117060062)
Vidya Herawati Utami (40010117060090)
Indah Riska Prihatini (40010117060131)

Program Studi :
D3 Manajemen Perusahaan
Dosen Pengampu :
Dr. I Made Bayu Dirgantara, SE.,MM
Kelas : D

SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2019

i
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Segala puji syukur kami panjakan bagi Allah SWT yang telah memberi
kami rahmat,, kesempatan serta kemudahan bagi kami untuk dapat menyelesaikan
laporan ini dengan tepat waktu. Sehingga laporan kami dapat selesai sesuai
dengan waktu yang telah diberikan. Tanpa pertolongan-Nya tentu kami tidak akan
sanggup menyelesaikan laporan ini dengan baik. Tidak lupa shalawat serta salam
kami curahkan kepada baginda kita tercinta yaitu Nabi Muhammad SAW yang
senantiasa kita nantikan berkahnya di akhirat nanti.
Kami penulis mengucap syukura kepada Allah SWT atas kesehatan baik
fisik maupun akal pikiran, sehingga memudahkan kami untuk bisa menyelesaikan
pembuatan laporan sebagai tugas dalam mata kuliah metode penulisan laporan
dengan judul “Kebudayaan Provinsi Kalimantan Timur”.
Kami berharap laporan sederhana yang telah berhasil kami susun ini bisa
dengan mudah dipahami bagi siapapun yang membaca. Kami juga meminta maaf
apabila ada kesalahan dalam penulisan laporan, baik kata atau kalimat yang
mungkin kurang berkenan bagi para pembaca serta kesalahan penulisan nama.
Kami berharap adanya kritik serta saran yang bisa membangun kami dari pembaca
agar bisa kembali menulisa laporan yang lebih baik lagi dikedepannya.
Wasalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan...................................................................................................1
D. Manfaat Penulisan.................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................2
A. Deskripsi Kalimantan Timur.................................................................................2
B. Kebudayaan Kalimantan Timur.............................................................................2
1.1 Rumah Adat Kalimantan Timur......................................................................2
a. Filosofi.....................................................................................................2
b. Karakteristik Rumah Adat Lamin Begitu Unik.........................................2
c. Ciri Khas Rumah Lamin ..........................................................................3
1.2 Pakaian Adat Kalimantan Timur ....................................................................4
a. Pakaian Adat Kustin.................................................................................4
b. Pakaian Adat Sapai Sapaq .......................................................................5
c. Pakaian Adat Bulan Kurung.....................................................................5
d. Pakaian Adat Bulang King.......................................................................5
1.3 Tarian Khas Kalimantan Timur.......................................................................5
a. Tari Gatar.................................................................................................5
b. Tari Hudoq...............................................................................................6
c. Tari Burung Enggang...............................................................................7
d. Tari Kancet Papatai..................................................................................7
1.4 Bahasa Daerah Kalimantan Timur..................................................................8
1.5 Lagu Daerah Kalimantan Timur.....................................................................8
1.6 Senjata Tradisonal Khas Kalimantan Timur..................................................11
BAB III PENUTUP........................................................................................................14
A. KESIMPULAN...................................................................................................14
B. DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................15
LampiranLampiran.......................................................................................................16
2.1 Gambar Tari..................................................................................................16
2.2 Gambar Senjata.............................................................................................17

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Beredarnya kabar bahwa akan dilaksanakannya pemindahan Ibu Kota Negara
Indonesia yang semula bertempatkan di Jakarta akan dipindahkan ke luar pulau jawa,
yaitu pulau Kalimantan. Provinsi yang dikabarkan akan menjad ibu kota baru negara
Indonesia ini adalah provinsi Kalimantan Timur. Hal ini tentunya disebabkan oleh
berbagai macam hal, salah satunya adalah kepadatan penduduk. Banyaknya orang luar
daerah bahkan luar pulau yang ingin merantau ke pulau jawa khususnya ibu kota dengan
harapan akan memperbaiki kondisi perekonomian mereka.

Oleh karena itu, sebagai salah satu warga negara Indonesia ini kita harus mengetahui
bagaimana kondisi calon ibu kota negara kita yang baru. Hal tersebut bisa dimulai dari
kebudayaan yang ada di sana. Bagaimana bentuk rumah adat mereka. Apa pakaian
tradisional yang ada di Kalimantan Timur. Tarian apa yang mereka tampilkan ketika
sedang ada acara-acara yang bertemakan kebudayaan. Bahasa apa yang masyarakat
Kalimantan Timur gunakan di keseharian mereka. Lagu apa yang mereka nyanyikan dan
juga senjata apa yang mereka pakai saat berperang dulu maupun yang mereka gunakan
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Laporan ini bisa digunakan pembaca untuk menambah informasi mengenai salah satu
provinsi di Indonesia, khusunya Kalimantan Timur. Setelah mengetahui kebudayaan yang
ada di sana, diharapkan pembaca akan lebih tertarik kembali dengan kebudayaan daerah.
Hal ini juga salah satu bentuk melestarikan kebudayaan khas di negara kita.

B. RUMUSAN MASALAH
 Bagaimana kebudayaan yang ada di Kalimantan Timur?
 Bagaimana rumah adat khas Kalimantan Timut?
 Bagaimana pakaian tradisional Kalimantan Timur?
 Bagaimana tarian adat di Kalimantan Timur?
 Bagaimana Bahasa yang digunakan di Kalimantan Timur?
 Bagaimana lagu tradisional Kalimantan Timur?
 Bagaimana senjata yang digunakan di Kalimantan Timur?

C. TUJUAN PENULISAN
 Untuk menambah ilmu pengetahuan tentang kebudayaan daerah

1
 Mengenalkan provinsi lain bagi pembaca

D. MANFAAT
 Mengetahui lebih lanjut kebudayaan daerah lain
 Semakin lestarinya budaya yang ada di Indonesia.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Deskripsi Kalimantan Timur
Kalimantan Timur (disingkat Kaltim) adalah sebuah provinsi
Indonesia di Pulau Kalimantan bagian ujung timur yang berbatasan dengan
Malaysia, Kalimantan Utara, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan,
Kalimantan Barat, dan Sulawesi. Luas total Kaltim adalah 127.346,92 km² dan
populasi sebesar 3.575.449 jiwa (2017). Etnis paling dominan di Kalimantan
Timur yaitu etnis Jawa (30,24%) yang menyebar di hampir seluruh wilayah
terutama daerah transmigrasi hingga daerah perkotaan. Etnis terbesar kedua yaitu
Bugis (20,81%) yang banyak menempati kawasan pesisir dan perkotaan. Etnis
terbesar ketiga adalah Banjar (12,45%) yang cukup dominan di Kota Samarinda
dan Balikpapan. Kalimantan Timur merupakan tujuan utama migran asal Pulau
Jawa, Sulawesi dan Kalimantan Selatan, serta suku-suku lainnya dari berbagai
daerah di Indonesia. Oleh karena itu Kalimantan timur memiliki berbagai
kharakteritik khas dalam budaya.

B. Kebudayaan Kalimantan Timur


1.1 Rumah Adat Kalimantan Timur
Rumah adat Kalimantan Timur dinamakan Rumah Lamin. Sebenarnya rumah
ini asalnya merupakan rumah identitas milik Suku Dayak Kenyahk. Kemudian
ditetapkan menjadi rumah tradisional oleh pemerintah pada tahun 1967. Rumah
Lamin terlihat sangat besar dan luas. Lantai rumah yang terlihat sangat
lapang, tentu mampu ditempati oleh banyak orang.
a. Filosofi
Rumah Lamin memiliki nilai-nilai filosofis tersendiri yaitu ukiran khas
pada bagian dinding, pagar, tangga, dan bagian rumah lainnya yang

2
memiliki nilai filosofis tuah sebagai penolak bala. Nilai filosofis lainnya adalah
ukuran bangunan yang besar, yang menunjukkan masyarakat Dayak sebagai
masyarakat yang hidup secara bersamaan dan dalam gotong-royong.
b. Karakteristik Rumah Adat Lamin Begitu Unik
Rumah Lamin memiliki gambaran luar berupa rumah yang dibuat seperti
panggung. Lantai Rumah Lamin berada di atas tiang penyangga yang berbentuk
silindris atau tabung dengan jumlah yang banyak dan tersebar pada bagian bawah
bangunan. Ukuran rumah ini adalah 300 m x 15 m x 3 m dan dapat menampung
jumlah orang yang sangat besar, yakni hingga 100 orang. Secara keseluruhan,
Rumah Lamin terbuat dari kayu ulin yang merupakan kayu khas Pulau
Kalimantan yang terkenal sangat kuat dan tahan lapuk. Kayu ulin ini jika terkena
air, maka akan menjadi lebih kuat hingga seperti besi. Rumah Lamin juga
memiliki tangga yang mengantarkan pengunjung ke lantai rumah. Selain
beberapa tiang yang menyangga lantai rumah, juga terdapat tiang yang
menyangga atap rumah dengan bahan pembuatan yang sama.
c. Ciri Khas Rumah Lamin
1) Terdapat Ukiran
Gambar-gambar yang diukir biasanya memiliki motif makhluk
hidup. Seperti tampilan wajah manusia, tumbuhan, hewan, dll.
Menurut kepercayaan setempat, ukiran-ukiran yang dibuat tersebut
dapat menjaga keluarga yang menempatinya dari bahaya ilmu hitam
yang sewaktu-waktu menyerang.
2). Bahan Konstruksi
Bahan-bahan konstruksi yang digunakan adalah kayu ulin, yang
hanya bisa didapatkan di hutan Kalimantan. Kayu ulin merupakan kayu
yang terbaik dan bersifat sangat kuat, serta tidak mudah lapuk.
Kemudian bila terkena air, justru kayu ini bertambah keras dan kuat
selayaknya besi. Oleh karena itu, banyak orang yang menjulukinya
dengan kayu besi, yang mana dapat dengan efektif digunakan untuk
penyangga lantai dan dinding.
3) Warna Yang Khas
Rumah Lamin memiliki ciri khas berupa warna-warna yang
didesain kontras dan mampu menghiasi dasar dindingnya. Kuning,

3
merah, hitam, biru, dan putih adalah warna-warna yang utama yang
sering selalu digunakan dalam arsitektur Rumah Lanin ini.
Dalam makna filosofis, merah adalah simbol keberanian, kuning
adalah simbol kewibawaan, putih adalah simbol kebersihan jiwa, dan
hitam adalah simbol keteduhan.
4) Pembagian Ruangan
Ruangan dalam Rumah Lanin ini dibagi menjadi 3 ruangan, yakni
ruang tamu, ruang tidur, dan dapur. Wujud  dari ruang tamu adalah
ruang yang kosong dan panjang yang digunakan sebagai tempat
menerima tamu atau ruang pertemuan adat.
Ruang tidur yang dimiliki dipisahkan berdasarkan jenis
kelaminnya, yakni laki-laki dan perempuan. Terdapat juga ruangan
tidur yang khusus bagi pasangan yang telah resmi menikah.
5) Tangga Dan Kolong Rumah
Tangga dalam Rumah Lanin difungsikan untuk mengantar
tamu/pengunjung ke lantai rumah. Karena bentuknya adalah
panggung, maka sangat diperlukan penggunaan tangga untuk
menghubungkannya dengan dasar tanah. Tangga pun juga dibuat dari
kayu ulin, sehingga tidak mudah lapuk atau dimakan rayap
Sedangkan kolong rumah merupakan ruangan terbuka di bawah
rumah yang dihimpit oleh tiang-tiang penyangga yang tersebar di
sepanjang bagian bawah lantai rumah. Kolong rumah biasa digunakan
sebagai kandang sapi, kambing, atau kuda. Kolong rumah ini juga
sering digunakan sebagai lumbung padi.
6) Aksesoris Rumah
Bagi masyarakat Dayak kuno, mereka menambahkan patung-
patung  dewa yang mereka yakini sebagai penjaga rumah dari
malapetaka. Rumah adat yang khas dengan bentuk fisik yang megah
dan luas tentu memiliki arti budaya.
1.2 Pakaian Adat Kalimantan Timur
Provinsi ini masyarakatnya terdiri dari beberapa suku, menyebabkan provinsi
Kalimantan Timur ini tidak hanya memiliki satu pakaian adat saja, melainkan
beragam.

4
a. Pakaian Adat Kustin
Busana adat dengan sebutan Kustin ini adalah pakaian adat Kalimantan
Timur yang biasanya dipakai oleh suku Kutai. Pakaian ini pada umumnya
dikenakan oleh masyarakat golongan menengah ke atas sebagai busana resmi
dalam upacara pernikahan pada jaman dahulu. Nama “Kustin” sendiri berasal
dari bahasa kutai yang bermakna busana. Pakaian adat Kustin Kalimantan Timur
ini pada umumnya dibuat dari bahan beludru dengan warna hitam. Lengan
busana dibuat dengan model panjang dan kerahnya tinggi dengan bagian kerah
dan dadanya berhiaskan pasmen. Untuk kaum pria, pakaian adat Kustin biasanya
dipadukan dengan celana panjang hitam yang dipasangi dodot rambut bundar
berhiaskan lambang wapen. Sedangkan untuk kaum wanitanya, busana adat
Kustin dipakai dengan aksesoris berupa kelibun kuing yang dibuat dari sutera.
Selain itu mereka juga akan menghias rambutnya dengan hiasan yang
menyerupai aksesoris berupa sanggul pada adat jawa.
b. Pakaian Adat Sapai Sapaq
Suku Dayak Kenyah merupakan sub-suku Dayak mayoritas yang mendiami
provinsi Kalimantan Timur. Sub-suku ini juga memiliki pakaian adat yang
cukup terkenal. Pakaian itu bernama baju adat ta’a dan baju adat Sape sapaq.
Baju adat ta’a adalah busana wanita suku Dayak Kenyah. Pakaian ini terdiri dari
ta’ a yaitu sejenis ikat kepala yang dibuat dari duin pandan, baju atasan sapei
inog, dan rok ta’a.
Sedangkan pakaian adat Sapai Sapaq adalah busana untuk para laki-lakinya.
Tidak jauh beda dengan ta a, Pakain adat Sapai Sapaq juga memiliki gaya yang
sama.Perbedaan antara keduanya hanya terdapat pada busana atasnya yang
berupa seperti rompi, celana dalam ketat, serta aksesoris tambahan berupa
senjata tradisional khas Kalimantan Timur yaitu Mandau.
c. Pakaian Adat Bulan Kurung
Beberapa busana adat Kalimantan Timur lainnya, yaitu pakaian adat Bulan
Kurung. Pakaian adat tersebut dibagi menjadi beberapa macam. Ada yang
didesain tak berlengan, baju dengan lengan pendek (dokot tangan), dan baju
dengan desain lengan panjang (lengke). Biasanya busana adat ini dipakai oleh
para dukun.
d. Pakaian Adat Bulang King

5
Busana ini biasanya dipakai pada saat upacara adat suku Dayak. Ciri khas
yang mencolok pada baju ini terdapat pada hiasan manik-manik dan bulu burung
yang dibentuk sedemikian rupa sehingga nampak lebih indah, rapi dan menarik.
1.3 Tarian Khas Kalimantan Timur
a. Tari Gatar
Tari gantar berasal dari suku Dayak Benuaq dan Tujung di Kabupaten Kutai
Barat, Kalimantan Timur. Tari ini merupakan jenis tarian pergaulan atara muda
mudi Kalimantan timur. Tari gantar sendiri melambangkan kegembiraan dan juga
keramahtamahan suku Dayak dalam menyambut tamu. Gerakan-gerakan dalam
tari gantar melambangkan orang yang sedang menanam padi. Tongkat yang
digunakan saat menari melambangkan kayu penumbuk untuk membuat lubang di
tanah. Tongkat ini berbentuk seperti tombang dengan bagian ujung dihiasi
tengkorak yang dibungkus kain merah. Tetapi, hiasan tengkorak ini umumnya
tidak digunakan karena kebanyakan tarian ini ditampilkan saat acara budaya.
Kostum yang digunakan para penari disebut “Ulap Doyo”, yang merupakan kain
tenun asli suku Dayak berwarna hitam bercorak merah, hijau, dan kuning serta
menggunakan beberapa aksesoris seperti kalung, gelang, dan ikat kepala. Tari
gantar sendiri dibagi menjadi 3 :
a) Gantar Rayatn
Tarian ini menggunakan tongkat kayu yang diujungnya dihiasi tengkorak
manusia yang dibungkus kain merah. Penari meari sambal berkeliling dan
menyanyi. Pada bagian pinggang penari terikat Mandau, yaitu senjata khas
Kalimantan. Apabila penari tidak memegang tongkat mereka biasanya
melambaikan tangan sesuai irama.
b) Gantar Busai
Tarian ini menggunakan tongkat yang berupa bambu berisi biji-bijian
yang dipegang dengan menggunakan tangan kanan. Panjang bambu yang
digunakan berukuran 50cm yang diberi 12 gelang agar berbunyi gemerincing
saat digerakkan. Bagian tangan kiri yang kosong dilambai-lambaikan sesuai
irama.
c) Gantar Senak dan Kusak
Tarian ini menggunakan dua peralatan yaitu Senak (tongkat) yang
dipegang di tangan kiri dan Kusak (bamboo) yang dipegang di tangan kanan
yang berisi biji-bijian agar menimulkan bunyi nyaring. Ukuran Senak yang
digunakan biasanya berukuran satu sampai seperempat meter, sedangkan

6
panjang Kusak 30cm yang diisi biji-bijian dan diberi penutup yang disebut
Ibus.
b. Tari Hudoq
Tari Hudoq adalah tarian suku atau etnis Bahau yang di percayai sebagai
tarian tanda kedatangan para dewa utusan Sang Pencipta ke bumi. Topeng ini
merupakan perwujudan para Dewa dan hewan yang biasanya ditampilkan ketika
pembukaan lahan pertanan dan juga pada saat menanam padi di lading. Hudoq
sendiri meiliki arti menjelma. Oleh karena itu para penari menggunakan topeng
sebagai perwujudan dewa yang khawatir manusia bias sakit maupun mati ketika
melihat langsung wajah para dewa.
Selain itu, saat diadakannya upacara adat ini bila ada yang sakit akan
disembuhkan bila terkena kibasan daun pisang yang ada di baju penari. Tarian ini
juga sangat tersohor, tidak heran bila siapa saja yang mendengar akan
dilaksankan ritual ini banyak orang yang meluangkan waktu dengan bermacam
tujuan pribadi. Selain dipercaya mendatangkan berkat dan rahmat, ritual ini juga
dipercaya membuang kesialan dalam diri seseorang.
c. Tari Burung Enggang
Tari burung enggang adalah tarian khas suku Dayak Kenyak di Kalimantan
Timur yang menceritakan tentang kepercayaan bahwa nenek moyang mereka
berasal dari langit dan turun ke bumi menyerupai burung enggang. Oleh karena
itu, masyarakat Dayak kenyak sangat menghormati dan memuliakan burung
enggang sehingga tarian ini juga sebagai wujud hormat suku Dayak kenyah
terhadap asal usul leluhur mereka. Selain itu, tarian ini menyimbolkan
perpindahan masyarakat Dayak dari satu tempat ke tempat lain yang disebabkan
perang antar suku pada masa itu, sehingga mereka hidup secara berpindah-pindah
demi keselamatan.
Tarian ini dilakukan oleh sekelompok gadis suku Dayak menggunakan
hiasan dikepala dengan motif burung enggang. Kostum yang dikenakan penari
adalah baju adat Dayak. Para penari memegang beberapa helai bulu burung
enggang yang digunakan sebagai properti menari.
d. Tari Kancet Papatai
Tari kancet papatai merupakan seni tradisional dalam bentuk tari perang,
tarian ini sendiri bercerita mengenai seorang pahlawan Dayak kenyah yang
sedang berperang dengan musuh. Tari ini juga menggambarkan tentang
keberanian pria atau ajai suku Dayak kenyah dalam berperang. Alur dalam tarian

7
ini adalah dimulai dari perang sampai upacara pemberian gelar bagi pria yang
sudah berhasil mengalahkan musuhnya.
Kostum yang digunakan adalah baju perang Dayak yang terbuat dari kulit
kayu atau kulit binatang. Baju ini dihiasi logan dan juga tulisan-tulisan bernama
“Rajah” yang dipercayai dapat mendukung keselamatan para penari. Kostum ini
dilengkapi juga dengan kelambit atau perisai berbahan kayu ringan yang kuat dan
berhiaskan ukiran pada bagian luarnya. Perisai berfungsi sebagai penangkis untuk
mempertahankan diri dari serangan. Terakhir ada Mandau yang merupakan
senjata khas Dayak yang dikenakan atau diikat pada pinggang penari.
Tari kancet papatai juga biasanya dimeriahkan dengan tari kancet lainnya
yang biasa ditarikan oleh kaum perempuan :
a) Tari Kancet Ledo (Tari Gong)
Tari ini menggambarkan kelemah-lembutan kaum perempuan suku
Dayak. Tari ini mengungangkap kecantikan,kepandaian dan lemah-lembit
Gerakan tari yang ditarikan di atas sebuah gong sambal diiringi alat music
Sapeg (alat music yang dipetik seperti kecapi). Penari menggunakan busana
berupa baju manik dan taah, yaitu pakaian yang terdiri dari kain beludru
berhiaskan manik-manik. Penari juga menggunakan layung atau topi yang
terbuat dari rotan dengan corak sesuai dengan baju dan taah. Penari
menggunakan kalung yang terbuat dari manik berwarna dan gigi atau taring
macan serta bulu burung enggang di kedua tangan penari.
b) Tari Kancet Lasan (Tari Burung Enggang)
Tari ini menggambarkan kehidupan sehari-hari burung enggang. Dalam
suku Dayak kenyah, burung enggang sangat dimuliakan karena dipercaya
sebagai tanda keagungan dan kepahlawanan. Tari ini dilakukan oleh seorang
wanita. Penari banyak menggunakan posisi merendah dan berjongkok
dilantai yang menggambarkan Gerakan burung enggang ketika terbang
hingga ketika sedang bertengger di dahan pohon.
1.4 Bahasa Daerah Kalimantan Timur
Bahasa yang digunakan masyarakat Kalimantan Timur adalah Bahasa Banjar,
Bugis, Tidung, Berau, Lundaweh, dan Kutai. Bahasa pengantar warga di sana pada
umumnya menggunakan Bahasa Indonesia dan Bahasa Banjar. Khusunya di kota
Samarinda dan Balikpapan. Banyak juga yang berbicara Bahasa Jawa dan Bahasa
Bugis karena banyaknya pendatang yang berasal dari pulau Jawa dan Sulawesi yang

8
menduduki daerah Kalimantan Timur. Sejumlah daerah ini memiliki dua bahasa
daerah, yakni Dayak Benuaq dan Paser.
1.5 Lagu Daerah Kalimantan Timur
a. Indung-Indung
Lirik lagu indung-indung :
Indung- indung kepala lindung
Hujan di udik di sini mendung
Anak siapa pakai kerudung
Mata melirik kaki kesandung
La hawla walla quwwata
Mata melihat seperti buta
Tiada daya tiada upaya
Melainkan Tuhan Yang Maha Esa
Aduh-aduh Siti Aisyah
Mandi di kali rambutnya basah
Tidak sembahyang tidak puasa
Di dalam kubur mendapat siksa
Duduk goyang di kursi goyang
Beduk subuh hampir siang
Bangunkan Ibu suruh sembahyang
Jadilah anak yang tersayang
Lagu ini memiliki pelajaran mengenai agama Islam dan ajaran
keagamaan lain berupa sopan santun dan juga ibadah. Sopan santun yang
dimaksud dalam lagu ini adalah kewajiban menutup aurat bagi perempuan
berupa memakai kerudung dan bagi laki-laki harus bisa menjaga
pandangan mata.
b. Lamin Talunsur
Lirik lagu Lamin Talunsur :
Basurung ke ulu rantau tujuan
Basunsung surut mangiring pasang
Rantau tujuan lamin talunsur adidindang
Kissarini kunun jadi susuran

9
Lamin talungsur la nama rantaunya
Nyadi susuran jaman ka jaman
Adalah kunun ini kissanya adidindang
Si Ayus mangail baulli kali
Reff*
Paulliannya lalu disalai
Di atas salaian cadandak mati
Jabakulisar manggalim buar
Si Ayus galli tatawa galak
Tapi apa kunun jadi akhirnya
Turunla imbut cada takira
Kampung talungsur kadasar sungai adidindang
Yattu susuranya lamin talungsur
Lagu ini berasal dari daerah Berau yang berisi sejarah tentang Lamin
Talungsur. Diceritakan Lamin adalah rumah orang Dayak yang bercirikan
besar, tinggi, dan panjang. Di dalam Lamin tersebut diisi oleh seorang
janda beserta anggota keluarganya. Lagu ini bercerita tentang tenggelam
dan hilangnya Lamin ke dalam sungai ketika dua orang anak dari janda
tersebut tertawa terbahak-bahak saat membakar ikan. Perrilaku ini
dipercaya sejak dulu merupakan yang yang tidak boleh dilakukan karena
akan menimbulkan malapetaka.
c. Sorangan
Lirik lagu Sorangan :
Bulan tarang di pupuri awan
Kada nyaman handak bajajalan
Di langit bintang bintang sembunyi
Merana melihat ku sorangan
Angina batiup terasa dingin
Awak di selimputin awan baju
Aku duduk di bawah puhun plamboyan
Mangganang adingku nang jauh

10
Kadada yang mendangani aku
Kadada yang batakun wan aku
Kadada yang mamenderi aku
Kanapa aku disini
Kadada jua habar adingku
Kadada jua basasuratan
Kadada jua ampun ding sanank
Kanapa kadada habar
Malam saptu ku sudah mangganang
Amun apalagi sudah di malam ahad
Biasanya ku duduk badua
Malam ini ku duduk sorangan
Lagu ini berisi tentang kesedihan seseorang yang merasa dirinya
sendiri dan kesepian. Orang dalam lirik ini menyampaikan rasa rindunya
secara jelas dalam lirik. Bahkan dalam kesendiriannya orang tersebut
masih saja membayangkan dirinya dalam kenangan yang berisi dua orang
duduk berdua ketika malam minggu.
d. Oh Adingkoh
Lirik lagu Oh Adingkoh :
Pencipta: Gerhard Gerre
Oh adingkoh jebakena
Tahi dia manduikan sungei,
Katining danum manampah atei mipen
Tahi dia hasupa adingkoh sayang
Biti benengkoh ije huyung hanyang
Lagu ini mengisahkan tentang seorang kakak yang merasa rindu
terhadap adiknya yang sudah lama tidak ditemui. Lagu ini cocok
dinyanyikan oleh seorang kakak yang ingin menyampaikan rasa rindu dan
rasa sayangnya kepada sang adik tercinta.
1.6 Senjata Tradisonal Khas Kalimantan Timur
a. Mandau

11
Mandau merupakan Bahasa Dayak yang merupakan gabungan dari dua
kata. Pertama yaitu kuman yang memiliki arti makan dan disingkat
menjadi man. Kemudia kata dohong yang berarti pisau belati khas
Kalimantan yang disingkat menjadi do. Hal ini secara harfiah berarti
Mandau atau mando memiliki arti makan dohong. Maksudnya adalah
popularitas Mandau mengalahkan dohong.
Mandau adalah senjata tradisional yang dipercaya pada masa lampau
sebagi senjata para raja atau kepala suku Dayak. Mandau dilambangkan
sebagai perintis perjuangan sehari-hari untuk memotong, membersihkan,
dan juga mencegah segala rintangan maupun hambatan yang dihadapi baik
bahaya dari luar maupun dari luar. Senjata ini terlihat seperti pedang yang
berukuran kecil, namun dijadikan salah satu benda kramat yang
disakralkan di Kalimantan Timur. Pada bagian bilah pedangnya terdapat
uukiran yang menjadi daya tarik senjata ini.
b. Sumpit
Sumpit adalah senjata tradisional yang digunakan denga cara ditiup.
Senjata ini biasanya digunakan dalam kegiatan berburu dan juga sebagai
senjata perang. Sumpit terbuat dari bilah bamboo sebagai bagian batang
(pipa) dan anak panahnya atau yang biasa disebut damek terbuat dari bilah
bamboo, lidi arena tau dirap. Sumpit sendiri berbentuk bulat dengan
panjang sekitar 1,5 sampai 2 meter dan memiliki diameter 2 sampai 3
centimeter. Jenis kayu yang umum digunakan adalah kayu tampang, ulin,
tabalien, plepek, dan kayu resak. Senjata ini memiliki akurasi tembakan
sekitas 200 meter tanpa mengeluarkan suara.
Masyarakat menggunakan sumpit untuk memenuhi kebutuhan sehari-
hari. Seperti untuk berburu babi dan hewan lainya di hutan untu digunakan
sebagai bahan konsumsi. Saat ini sumpit sendiri telah dijadikan sebagai
ajang perlombaan yang bertujuan untuk melestarikan kebudayaan suku
kutai dan Dayak.
c. Bujak
Bujak adalah senjata tradisional khas Kalimantan Timur yang
berbentuk semacam tombak. Pada bagian tangkainya, bujak terbuat dari

12
kayu ulin. Mata tombak pada senjata ini yaitu terbuat dari besi. Bujak
sendiri memiliki panjang kurang leboh 3 meter. Bujak biasanya digunakan
masyarakat untuk berburu, oleh karena itu pada bagian mata tombaknya
diberi getah pohon ipuh. Selain bujak biasa, bujak juga ada yang memiliki
cabang dan dikenal dengan nama serepang. Serepang ini digunakan
masyarakat untuk menangkap ikan.
d. Telawang (Perisai)
Telawang merupakan salah satu senjata tradisional Kalimantan Timur
yang merupakan alat pelindung diri dari serangan musuh ketika berperang.
Telawang sendiri terbuat dari kayu ulin atau disebut juga kayu besi. Bahan
ini dipilih karena ringan dan mampu bertahan ratusan tahun. Perisai ini
berbentuk persegi panjang dengan bagian runcing pada bagian atas dan
bawahnya. Telawang memiliki panjang 1 sampai 2 meter dengan lebar 50
centimeter.
Pada bagian luar perisai diberi hiasan ukiran dan dibagian dalamnya
ada pegangan. Pada bagian ukiran perisai ini dipercaya memiliki daya
magis yang bias membangkitkan semangat hingga menjadikan orang yang
memakainya menjadi kuat. Umumnya ukiran ini berbentuk burung
tinggang yang dianggap suci suku Dayak. Selain burung tinggang ada lagi
ukiran kamang yang menggambarkan perwujudan roh leluhur yang sedang
duduk menggunakan cawat dan wajahnya berwarna merah. Kalau dahulu
telawang digunakan sebagai alat pertahanan, pada saat ini telah beralih
fungsi menjadi benda pajangan yang bernilai estetis dan ekonomis. Satu
buah perisai yang memiliki bentuk ukiran indah bias mencapai harga
hingga jutaan rupiah. Selain itu, telawang juga masih digunakan sebagai
salah satu properti dalam pertunjukan tari suku Dayak.

13
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Kebudayaan di Indonesia sangat beragam. Negara yang memiliki banyak
pulau serta daerah tentunya akan memiliki kebudayaan yang berbeda-beda.
Seiring dengan berjalannya waktu, di era sekarang sudah banyak masyarakat yang
meninggalkan kebudayaan tradsional. Masuknya budaya asing dan terjadinya
hubungan antar budaya akan menimbulkan banyak dampak baik maupun buruk.
Dengan dicalonkannya Kalimantan Timur sebagai ibu kota negara
Indonesia, tentunya kita harus mempelajari provinsi yang akan menjadi ikon
negara Indonesia ini. Banyaknya kebudayaan ini negara kita tidak menjadi alasan
kita tidak mau mempelajari budaya baru. Dengan mempelajari budaya baru
khususnya Kalimantan Timur ini kita bisa membantu melestarikan budaya kita.
Kebudayaan merupakan kekayaan suatu bangsa. Semain banyaknya
budaya yang ada tentunya akan semakin kaya pula bangsa teersebut. Oleh karena
itu mulai sejak dini pemahaman tentang kebudayaan harus ditanamkan kepada
setiap generasi agar mereka bisa melestarikan dan melindungi kebudayaan bangsa
mereka sendiri dari pihak-pihaj luar yang ingin mengakui kebudayaan bangsa kita.

14
DAFTAR PUSTAKA
https://www.sejarah-negara.com/pakaian-adat-kalimantan-timur-lengkap/
https://www.romadecade.org/rumah-adat-kalimantan-timur/#!
https://id.wikipedia.org/wiki/Kalimantan_Timur
https://www.silontong.com/2018/09/28/tarian-daerah-kalimantan-timur/#
https://budayalokal.id/tarian-kalimantan-timur/
https://www.tradisikita.my.id/2016/11/10-tari-tradisional-kalimantan-timur.html
https://disiniaja.net/senjata-tradisional-kalimantan-timur/
http://www.vertanews.id/homepage/read/11494/Bakal+Jadi+Ibu+Kota+Indonesia
%2C+Kenali+Senjata+Khas+Kalimantan+Timur+
http://ahiimmm12.blogspot.com/2018/07/3-senjata-adat-kalimantan-timur.html
https://www.wikiwand.com/id/Kalimantan_Timur
https://www.senibudayaku.com/2019/01/suku-bangsa-kalimantan-timur.html
http://www.misterpangalayo.com/2018/02/mengenal-7-suku-asli-kalimantan-yang-
berbudaya-melayu.html
https://www.senibudayaku.com/2017/12/bahasa-daerah-kalimantan-timur.html
https://infonusa.wordpress.com/2014/09/11/provinsi-kalimantan-timur/
http://sistem-koordinat.clinic.web.id/id3/1001-885/Kalimantan-Timur_13088_sistem-
koordinat-clinic.html
https://mediaindonesia.com/read/detail/164634-bahasa-daerah-di-kaltim-terancam-punah
https://cdn2.tstatic.net/kaltim/foto/bank/images/ritual-hudoq-pekayang-di-kabupaten-
mahakam-ulu_20161016_215740.jpg
https://budaya-indonesia.org/f/56698/nabilladhnr_SumpitkhasKalimantanTimur2.jpg
https://budaya-indonesia.org/f/56699/nabilladhnr_SumpitkhasKalimantanTimur3.jpg

15
https://asyraafahmadi.com/wp-content/uploads/2017/11/talawang-1.jpg
http://wajibbelajar.com/seni-budaya/lagu-daerah-kalimantan-timur/
https://www.indonesiakaya.com/jelajah-indonesia/detail/sarung-samarinda
https://blogkulo.com/tari-kancet-papatai-kalimantan-timur/
https://www.indonesiakaya.com/jelajah-indonesia/detail/daya-magis-mandau-yang-
memukau
https://budaya-indonesia.org/Sumpit-Senjata-Tradisional-Suku-Dayak-Kalimantan-Timur
https://budaya-indonesia.org/Bujak-Tombak
https://www.indonesiakaya.com/jelajah-indonesia/detail/talawang-pertahanan-terakhir-
suku-dayak

LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Gambar Tari

TARI GANTAR TARI HUDOQ

TARI
TARIBURUNG
KANCATENGGANG
PAPATAI

TARI KANCAT LEGO (GONG)

2. Gambar Senjata

16
MANDAU SUMPIT

BUJAK TELAWANG (PERISAI)

17

Anda mungkin juga menyukai