Anda di halaman 1dari 47

CONTOH LAPORAN STUDY WISATA KE

BALI DAN SEKITARNYA


LAPORAN PERJALANAN WISATA
KE BALI

DISUSUN OLEH :
....................

TAHUN AJARAN 2014/2015

PENGESAHAN
Telah disetujui dan diperiksa oleh Guru Pembimbing sebagai salah satu tugas Laporan
Perjalanan pada:

Hari :
Tanggal :
Tempat : SMA Negeri Ajibarang

Mengetahui,

Guru Bahasa Indonesia Kepala Sekolah SMA Negeri Ajibarang


Mukhtar, S.Pd Drs. Tjaraka Tjunduk Karsadi, M.Pd
NIP. 19690425 200801 1 007 NIP. 19680909 199702 1 005

PERSEMBAHAN
KARYA TULIS YANG KAMI BUAT INI, AKAN KAMI PERSEMBAHKAN UNTUK:

1. Sekolah
Selama mengenyam pendidikan ini, kami telah dididik dan digembleng sedemikian baiknya
oleh Bapak dan Ibu guru , sehingga kami mendapatkan ilmu dan kepintaran yang sudah
sepantasnya kami banggakan.
2. Orang Tua
Terima kasih kami, untuk orang tua terutama adalah ibu yang telah berjuang dengan susah
payah dan tidak lupa juga ayah. Terima kasih untuk dukungan yang diberikan guna meneruskan
cita-cita ini.
3. Teman-teman
Terima kasih juga kepada teman-teman. Tanpa adanya dukungan dan partisispasi dari kalian,
mungkin kami tidak dapat mendapatkan ide untuk membuat makalah ini.
4. Pembaca
Kami sangat berharap dengan adanya makalah ini dapat berguna bagi pembaca dan
masyarakat luas untuk mendapatkan pengalaman dan wawasan yang terdapat didalam karya tulis
ini.

KATA-KATA MUTIARA
Dalam makalah ini , kami mengumpulkan beberapa kata mutiara, dimana kata mutiara ini
sangat membangun dan juga memberikan semangat belajar kami sebagai seorang siswa. Dan
semoga menjadi semangat juga buat teman-teman yang lain.

 Buku yang bermanfaat merupakan teman yang berarti


 Dengan bertanya orang akan lebih berpengetahuan
 Nasehat yang baik adalah teladan yang baik
 Dengan belajar mematuhi pemerintah, kita akan tahu cara memerintah
 Hidup yang tak menghasilkan apa-apa berarti hidup tiada guna
 Dimana ada kemauan pasti disitu ada jalan
 Jika anda tidak dapat berkata baik tentang diri seseorang, janganlah yang buruk anda katakan
 Berbahagialah yang berbuat baik terhadap orang lain, malanglah yang mengharapkan kebaikan
orang lain
 Orang pemberani bukan berarti dapat tmenaklukkan musuhnya, tetapi juga dapat mengalahkan
hawa nafsunya

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warakhmatullahi Wabarakatuh


Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas karunia dan izin-Nya kami dapat
membuat makalah tentang perjalanan wisata ke Bali dengan baik. Dalam kesempatan ini kami
menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak guru yang telah membimbing sehingga kami
dapat menyelesaikan makalh ini dengan baik, karena dengan terbuatnya makalah ini , bukanlah
semata-mata menyusun kalimat atau materi yang kita peroleh akan tetapi mengandung komitmen
moral yang dapat mengamalkan dan mengaplikasikan ilmu yang telah kami peroleh di
kehidupan masyarakat.
Harapan kami adanya penelitian ini adalah sebagai titik awal untuk menapaki kehidupan
masa depan. Kami juga menyadari masih banyak kekeliruan dalam pembuatan makalah ini,
maka dari itu kami sangat membutuhkan saran untuk mengembangkan makalah kami ini agar
menjadi lebih baik Kepada semua pihak yang telah bekerja keras sesuai dengan kapasitasnya
masing-masing disertai dedikasi tinggi dan hati yang ikhlas untuk menyelesaikan makalah ini,
kami sampaikan terima kasih.

Wassalamu’alaikum Warakhmatullahi Wabarakatuh

Ajibarang, 27 Maret 2015


Tim Penyusun

DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ………………………………………………….. ii
PERSEMBAHAN ……………………………………………………………. iii
KATA-KATA MUTIARA …………………………………………………… iv
KATA PENGANTAR ..................................................................................... v
DAFTAR ISI .................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2 Manfaat Penelitian ........................................................................ 1
BAB II ISI
2.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan.................................................. 2-3
2.2 Objek Wisata di Bali
a. Tanah Lot …………………………..……………………… 4
b. Bedugul ……………………………………………………. 4-5
c. Pantai Kuta ………………………………………………… 5
d. Tanjung Benoa ………………………………………… …. 6
e. Pantai Pandawa …………………………………………… 6-7
f. GWK ……………………………………………………… 7-8
g. Istana Tampak Siring ……………………………..…….. 8-10
2.3 Pusat Perbelanjaan
a. Joger ..................................................................................... 11
b. Krisna .................................................................................. 12

BAB III PENUTUP


5.1 Kesimpulan ............................................................................... 13
5.2 Saran .......................................................................................... 13
LAMPIRAN ................................................................................................... 14-15
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 16
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berbicara tentang sistem pendidikan dengan berbagai lembaga yang menyertainya ibarat
membicarakan gelombang air laut yang tiada hentinya. Asumsi ini tidaklah berlebihan karena
banyak hal yang bisa ditinjau di dalamnya serta banyak pula persoalan fundamental
melingkupinya yang notabene membutuhkan upaya-upaya untuk memecahkan permasalahan
pendidikan tersebut.
Bali merupakan salah satu daerah di Indonesia yang memiliki objek wisata yang dapat
digunakan sebagai bahan pembelajaran. Disana terdapat budaya yang begitu kental dan melekat
pada masyarakatnya. Banyak budaya Bali yang diakui oleh UNESCO sebagai warisan dunia,
beberapa diantaranya yaitu Tari Pendet, Tari Kecak, Subak (sistem terasering pada sawah), dan
masih banyak lagi.
Berdasarkan uraian di atas, maka judul dalam penelitian ini adalah “LAPORAN
PERJALANAN WISATA KE BALI”.
1.2 Manfaat Penelitian

1. Untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia.


2. Bertambahnya ilmu pengetahuan yang didapat dari pengenalan objek-objek yang dituju. Banyak
teori yang didapat didalam lingkungan sekolah dengan diperkuat dengan teori yang didapat
diluar lingkungan sekolah.
3. Menambah rasa kebersamaan sehingga terjalin adanya komunikasi yang lebih baik, rasa
kesetiakawanan, juga keharmonisan dalam berwisata.
4. Untuk melatih diri kita agar senantiasa menjaga sekaligus melestarikan budaya seperti orang-
orang Bali yang dapat menjaga tradisi para leluhurnya sampai saat ini.
5. Indahnya pesona alam Bali yang membuat kita selalu merasa bersyukur atas ciptaan Tuhan
sehingga diakui oleh dunia internasional.
BAB II
ISI

2.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Study wisata ini dilaksanakan pada tanggal 7 Maret – 12 Maret 2015. Di Bali selama 6
hari kami mengamati objek wisata kurang lebih selama 3 hari di pulau Dewata tersebut.
a. Pemberangkatan
Pemberangkatan dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 7 Maret 2015 kurang lebih pukul
23.00 WIB. Sebelum pemberangkatan siswa-siswi berkumpul di SMA N Ajibarang pukul 21.00
WIB untuk melakukan upacara pembukaan sekaligus melakukan do’a bersama. Bpk. Drs.
Tjaraka Tjunduk Karsadi M.Pd selaku kepala SMA N Ajibarang memberikan pengarahan kepada
siswa-siswi yang akan melakukan karya wisata ke Bali. Sebelum pemberangkatan kami berdoa
yang dipimpin oleh Bpk . Abdul Qodir Akhwandi, S Ag ,pada pukul 23.00 WIB siswa mulai
perjalanan menuju Bali menggunakan 6 bus.
b. Perjalanan ke Pulau Bali
Di perjalan kami selalu bercanda dengan teman yang lain. Sampai tiba di daerah Jawa
Timur kami melakukan shalat Subuh dan melanjutkan perjalanan ke RM. Nirwana / RM Gempol
Asri. Disana kami bertemu dengan SMA Negeri Banyumas dan SMA Bruderan Purwokerto. Di
dalam perjalan, kami dijelaskan tentang PLTU yang terbesar di Jawa yakni di Kabupaten
Situbondo. PLTU tersebut memasok listrik untuk daerah Jawa dan Bali, jika PLTU tersebut
mengalami gangguan, maka seluruh aliran listrik di Jawa dan Bali akan putus. Jadi, PLTU
tersebut mengupayakan untuk tidak mengalami gangguan.
Setelah panjang lebar Tourleader kami menjelaskan, kami melanjutkan tidur kembali.
Sampai tidak terasa kami sampai di pelabuhan Gilimanuk, sejenak kami menunggu kapal
merapat ke pelabuahan. Di dalam kapal kami masih saja bercanda tawa dengan senangnya
sampai tak sadar bahwa kami telah merapat ke pelabuhan Ketapang. Tak terasa 1 jam lamanya
diatas air laut, kami merasa senang dapat menginjak pulau Dewata Bali untuk yang pertama kali.
c. Perjalanan Selama di Bali
Kira-kira pukul 22.00 WITA hari kedua kami di pelabuhan Gilimanuk. Selesai
menyebrang kami melanjutkan perjalanan ke Tanah Lot. Setelah sampai di Tanah Lot, kami
diberi waktu untuk mandi, shalat dan untuk keperluan lainnya. Dengan membayar Rp 5000 kami
pergi mandi, setelah merasa segar kami melanjutkan wisata dengan berjalan kaki. Setelah kami
puas, kami semua merasakan lapar dan kami makan pagi di Agung Bali. Rombongan
meneruskan perjalanan ke Krisna. Di sana kami diberi waktu selama 2 jam untuk berbelanja. Di
Krisna kita tidak perlu menawar karena harganya pas dengan kantong siswa. Selesai berbelanja,
anak-anak masuk kembali ke bus untuk menikmati makan siang dan menuju ke wisata Bedugul.
Di Bedugul kami menikmati pemandangan yang indah dan hawa dingin serta angina yang
menusuk tulang. Kami melanjutkan perjalanan ke Joger sekitar pukul 13.30 WITA kami diberi
waktu 1 jam untuk belanja. Pukul 17.00 Kami tiba di Pantai Kuta, disana kami melakukan tugas
sesuai yang diperintahkan Pak guru yakni wawancara dengan turis sekaligus berfoto untuk
dokumentasinya. Di Pantai Kuta kami bertemu dengan SMA Negeri Patikraja. Setelah masuk
waktu sore, kami melanjutkan perjalanan ke hotel Puspa Indah untuk check-in tepatnya pukul
19.00 WITA. Selanjutnya kami makan malam dan beristirahat untuk mempersiapkan energy
pada hari esok dengan mengunjungi Tanjng Benoa, Pantai Pandawa, dan Garuda Wisnu
Kencana. Pagi datang dengan cepat, tak terasa kami sudah berada di hari ke-tiga . Setelah
sarapan, kami berangkat menuju tempat Tanjung Benoa. Selanjutnya kami ke Bali Boys Disana
kami berbelanja untuk oleh-oleh keluarga dirumah.
Kami melanjutkan perjalanan ke Kahuripan untuk makan siang. Setelah itu kami
melanjutkan ke objek wisata yang selanjutnya yaitu Pantai Pandawa,suasana di Pantai Pandawa
sangat indah dengan deburan pasir putih dan gelombang laut yang membiru. Disana terdapat
pembudidayaan rumput laut, maka tidak heran di pantai tersebut banyak rumput laut yang
terbawa oleh arus air. Setelah itu kami melanjutkan ke GWK, setiba disana kami menonton tari
Kecak di GWK kami diberi waktu 4 jam.pukul 19.00-22.00. Setelah itu kami menuju kehotel
untuk yang terakhir kalinya karena malamnya adalah malam terakhir di Bali.
Hari ke-empat kami melanjutkan perjalanan ke Istana Tampak Siring disana kami melihat
ruang tempat peristirahatan untuk Presiden dan pengawal Presiden. Tak terasa kami sudah lama
berada di Istana Tampak Siring. Setelah itu kami menuju perjalanan pulang,kami menyebrang
dipelabuhan Gilimanuk pukul 14.00-16.00. Kami tiba di pelabuhan Ketapang pada sore hari
sekitar pukul 16.00-17.00WITA. Kami melanjutkan makan malam di R.M Chen-
Chen,melanjutkan perjalanan pulang . pukul 08.00-09.00 WIB kami makan pagi di Candi
Mas,pukul 09.00-12.00 perjalanan ke Purwokerto. Pada pukul 15.00 kami tiba di SMA N
jibarang yang dijemput oleh masing-masing keluarga.

2.2 Objek Wisata di Bali

a. Tanah Lot
Tanah Lot adalah sebuah objek wisata di Bali, Indonesia. Di sini ada dua pura yang
terletak di atas batu besar. Satu terletak di atas bongkahan batu dan satunya terletak di atas tebing
mirip dengan Pura Uluwatu. Pura Tanah Lot ini merupakan bagian dari pura Dang Kahyangan.
Pura Tanah Lot merupakan pura laut tempat pemujaan dewa-dewa penjaga laut. Tanah Lot
terkenal sebagai tempat yang indah untuk melihat matahari terbenam
Obyek wisata tanah lot terletak di Beraban, Selemadeg Timur, Tabanan, sekitar 13 kilometer
di sebelah barat Kota Tabanan. Di sebelah utara Pura Tanah Lot, sebuah pura lain yang dibangun
di atas tebing yang menjorok ke laut. Tebing ini menghubungkan Pura dengan daratan dan
berbentuk seperti jembatan (melengkung). Pura ini disebut Pura Karang Bolong.
Menurut legenda, pura ini dibangun oleh seorang Brahmana yang mengembara dari Jawa,
yaitu Danghyang Nirartha yang berhasil menguatkan kepercayaan penduduk Bali akan
ajaran Hindu dan membangun Sad Kahyangan tersebut pada abad ke-16. Pada saat itu, penguasa
Tanah Lot yang bernama Bendesa Beraben merasa iri kepadanya karena para pengikutnya mulai
pergi untuk mengikuti Danghyang Nirartha. Bendesa Beraben kemudian menyuruh Danghyang
Nirartha meninggalkan Tanah Lot.
Danghyang Nirartha menyanggupi, tetapi sebelumnya ia dengan kekuatannya
memindahkan Bongkahan Batu ke tengah pantai (bukan ke tengah laut) dan membangun pura di
sana. Ia juga mengubah selendangnya menjadi ular penjaga pura. Ular ini masih ada sampai
sekarang dan secara ilmiah ular ini termasuk jenis ular laut yang mempunyai ciri-ciri berekor
pipih seperti ikan, warna hitam berbelang kuning dan mempunyai racun 3 kali lebih kuat dari
ular cobra. Akhirnya disebutkan bahwa Bendesa Beraben menjadi pengikut Danghyang Nirartha.

b. Bedugul
Bedugul adalah objek wisata Bali yang terletak di perbukitan dengan cuaca yang sangat
sejuk dimana di bedugul juga terdapat sebuah danau yang bernama danau beratan. Di Objek
wisata Bedugul terdapat sebuah pura yang bernama pura di Ulun Danu yang terletak di pinggir
danau beratan. Pura Ulun Danu di percaya sebagai tempat bersemayaman Dewi Sri atau Dewi
Kesuburan.
Objek wisata Bedugul terletak di desa Candi Kuning, Kecamatan Baturiti kabupaten
tabanan kurang lebih jaraknya 45 km dari pusat kota kabupaten dan Jaraknya dari
kota denpasar sekitar 50 km ke arah utara mengikuti jalan raya Pura tersebut berada di tepi
danau Beratan, nama Pura Ulun Danu diambil dari kata danau.
Sejarah Pura Ulun Danu Beratan diketahui dari arkeologi dan data sejarah yang terdapat
dalam lontar babad Mengwi. Di sebelah kiri halaman depan pura Ulun Danu Beratan terdapat
sebuah sarkopagus dan sebuah papan batu, yang berasal dari masa tradisi megalitik, sekitar 500
SM. Kedua artefak tersebut sekarang ditempatkan masing-masing di atas Babaturan atau teras
diperkirakan lokasi di mana Pura Ulun Danu Beratan, telah digunakan sebagai tempat untuk
melaksanakan kegiatan ritual sejak jaman megalitik.
Dalam lontar Babad Mengwi tersirat menguraikan bahwa I Gusti Agung Putu sebagai
pendiri kerajaan Mengwi mendirikan Pura di pinggir Danau Beratan, sebelum beliau mendirikan
pura taman ayun dalam lontar tersebut tidak disebutkan kapan beliau mendirikan Pura
Ulun Danu Beratan, namun yang terdapat dalam lontar itu adalah pendirian pura taman ayun
yang upacaranya berlangsung pada hari Anggara Kliwon Medangsia tahun Saka Sad Bhuta
Yaksa Dewa yaitu tahun caka 1556 atau 1634 M. Berdasarkan uraian dalam lontar Babad
Mengwi tersebut diketahui bahwa Pura Ulun Danu Beratan didirikan sebelum tahun saka 1556,
oleh I Gusti Agung Putu.
Semenjak pendirian pura tesebut termasyurlah kerajaan Mengwi, dan I Gusti Agung
Putu digelari oleh rakyatnya " I Gusti Agung Sakti".Pura Ulun Danu Beratan terdiri dari 4
komplek pura yaitu:
Pura Lingga Petak, Pura Penataran Pucak Mangu, Pura Terate Bang, dan Pura Dalem Purwa
berfungsi untuk memuja keagungan Tuhan dalam manifestasinya sebagai Dewa Tri Murti, guna
memohon anugerah kesuburan, kemakmuran, kesejahteraan manusia dan lestarinya alam
semesta.
c. Pantai Kuta
Pantai Kuta adalah sebuah tempat pariwisata yang terletak kecamatan Kuta, sebelah
selatan Kota Denpasar, Bali, Indonesia. Daerah ini merupakan sebuah tujuan wisata turis
mancanegara dan telah menjadi objek wisata andalan Pulau Bali sejak awal tahun 1970-an.
Pantai Kuta sering pula disebut sebagai pantai matahari terbenam (sunset beach) sebagai lawan
dari pantai Sanur. Selain itu, Lapangan Udara I Gusti Ngurah Rai terletak tidak jauh dari Kuta.
Sebelum menjadi objek wisata, Kuta merupakan sebuah pelabuhan dagang tempat produk
lokal diperdagangkan kepada pembeli dari luar Bali. Pada abad ke-19, Mads Lange, seorang
pedagang Denmark, datang ke Bali dan mendirikan basis perdagangan di Kuta. Ia ahli
bernegosiasi sehingga dirinya terkenal diantara raja-raja Bali dan Belanda.
Selanjutnya, Hugh Mahbett menerbitkan sebuah buku berjudul “Praise to Kuta” yang
berisi ajakan kepada masyarakat setempat untuk menyiapkan fasilitas akomodasi wisata.
Tujuannya untuk mengantisipasi ledakan wisatawan yang berkunjung ke Bali. Buku itu
kemudian menginspirasi banyak orang untuk membangun fasilitas wisata seperti penginapan,
restoran dan tempat hiburan.
d. Tanjung Benoa
Tanjung Benoa adalah sebuah kelurahan di wilayah Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten
Badung, Bali.

Tanjung Benoa merupakan tempat wisata di Bali yang terkenal akan pantainya. Tempat
ini juga merupakan surganya wahana air seperti banana boat, scuba diving, parasailing, rolling
donut, seawalker, flying fish, snorkeling dll. Selain itu, terdapat pelayaran menuju Pulau Penyu
tempat hidup dan penangkaran seekor kura-kura, ular, jalak bali, dan sebagainya. Sehingga tidak
salah kalau Tanjung Benoa dikenal sebagai pusat wisata bahari di Bali.
Aktifitas wahana air sangat tergantung dari kondisi pasang surut air laut yang dikenal
istilah pasang purnama dan pasang tilem. Jika kena pengaruh bulan mati (tilem), atraksi wisata
laut baru bisa dilangsungkan di atas pukul 11.00 hingga sore. Sebaliknya, kalau terkena pengaruh
pasang purnama (bulan penuh), wisatawan bisa memulai aktivitas wisata tirta sejak pagi hari,
sekitar pukul 09.00 hingga sore hari biasanya sampai jam 4 sore. Bibir pantai Tanjung Benoa
memiliki laut yang aman, nyaman dan indah. Karang lautnya masih lestari, sehingga ombak akan
pecah di luar, sebelum menyentuh bibir pantai. Karena itu, di pantai Tanjung Benoa dikenal
istilah ''laut dangkal'' dan ''laut dalam''.
Pesisir pantai Tanjung Benoa mencakup tujuh lingkungan/banjar, enam di antaranya
masuk wilayah Kelurahan Tanjung Benoa (Banjar Kerta Pascima, Anyar, Tengah, Purwa Santi,
Panca Bhineka, dan Banjar Tengkulung), sedangkan Banjar Terora masuk wilayah Kelurahan
Benoa. Luas keseluruhannya 400,39 hektar, 226,64 hektar di antaranya adalah luar wilayah
Banjar Terora. Dengan demikian luas wilayah Tanjung Benoa hanya 173,75 hektar.
e. Pantai Pandawa
Pantai Pandawa (Beach) adalah salah satu tempat wisata di Bali yang memiliki keindahan
pasir putih yang lembut dan airnya yang jernih kebiruan dengan suasana pantai yang sepi dan
tenang.
Selain itu pengunjung yang akan memasuki pantai ini akan disambut oleh dua tebing/bukit kapur
yang sangat besar dengan ukiran dan patung pandawa yang sengaja ditempatkan di dinding
tebing. Jika anda bosan dengan Pantai di Bali yang sering anda kunjungi cobalah menikmati
keindahan Pantai Pandawa.
Pantai Pandawa dulunya disebut sebagai secret beach oleh para wisatawan karena
lokasinya berada di belakang dua tebing yang membelah jalan menuju ke Pantai. Pantai Pandawa
berlokasi di Bali Selatan, tepatnya di Desa Kutuh, Kecamatan Kutu Selatan, Kabupaten Badung,
Bali.
Untuk menuju Pantai Pandawa sebaiknya anda menggunakan kendaraan sendiri, menggunakan
jasa travel, taksi atau sewa kendaraan karena tranportasi umum agak sulit. Pantai ini dapat
ditempuh dalam waktu 1 jam dari Bandara Ngurah Rai. Dari kuta/Denpasar anda ambil jalan
menuju Garuda Wisnu Kencana (GWK) setelah itu 1 km dari GWK belok kiri menuju Nusa
Dua/Bali Cliff ikuti saja jalannya hingga ada pertigaan dengan rambu jalan/petunjuk arah yang
bertuliskan Pantai Pandawa belok kiri ikuti jalan tersebut hingga perempatan kemudian belok
kanan sampai tiba di Pantai Pandawa. Jika anda bingung sebaiknya bertanya ke warga setempat.

Kegiatan yang bisa anda lakukan di Pantai Pandawa adalah anda bisa bersantai, berenang
maupun sekedar berjemur di Pantai, selain itu bagi anda yang suka olahraga air anda bisa
menyewa kano dengan harga sewa Rp. 15.000, bagi anda yang takut tenggelam sudah tersedia
jaket pelampung untuk anda. Pantai pandawa juga merupakan tempat budidaya rumput laut di
Bali, pada sore hari anda dapat melihat nelayan mengumpulkan rumput laut yang dibawa ombak
ke pantai untuk kemudian dijadikan makanan atau dijual. Harga tiket masuk Pantai Pandawa
cukup murah, anda hanya akan dikenakan biaya Rp. 2.000 per orang dan untuk turis asing Rp.
5.000.

f. Garuda Wisnu Kencana


Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana (bahasa Inggris: Garuda Wisnu Kencana
Cultural Park), disingkat GWK, adalah sebuah taman wisata di bagian selatan pulau Bali. Taman
wisata ini terletak di tanjung Nusa Dua, Kabupaten Badung, kira-kira 40 kilometer di sebelah
selatan Denpasar, ibu kota provinsi Bali. Di areal taman budaya ini, direncanakan akan didirikan
sebuah landmark atau maskot Bali, yakni patung berukuran raksasa Dewa Wisnu yang sedang
menunggangi tunggangannya, Garuda, setinggi 12 meter.
Area Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana berada di ketinggian 146 meter di atas permukaan
tanah atau 263 meter di atas permukaan laut.
Di kawasan itu terdapat juga Patung Garuda yang tepat di belakang Plaza Wisnu adalah
Garuda Plaza di mana patung setinggi 18 meter Garuda ditempatkan sementara. Pada saat ini,
Garuda Plaza menjadi titik fokus dari sebuah lorong besar pilar berukir batu kapur yang
mencakup lebih dari 4000 meter persegi luas ruang terbuka yaitu Lotus Pond. Pilar-pilar batu
kapur kolosal dan monumental patung Lotus Pond Garuda membuat ruang yang sangat eksotis.
Dengan kapasitas ruangan yang mampu menampung hingga 7000 orang,Lotus Pond telah
mendapatkan reputasi yang baik sebagai tempat sempurna untuk mengadakan acara besar dan
internasional.
Terdapat juga patung tangan Wisnu yang merupakan bagian dari patung Dewa Wisnu. Ini
merupakan salah satu langkah lebih dekat untuk menyelesaikan patung Garuda Wisnu Kencana
lengkap. Karya ini ditempatkan sementara di daerah Tirta Agung.
g. Istana Tampak Siring
Istana Tampak Siring yang terletak di Kabupaten Gianyar, Propinsi Bali, merupakan satu-
satunya Istana Kepresidenan yang dibangun setelah Indonesia Merdeka. Kelima istana lainnya
merupakan bangunan yang telah berdiri sejak jaman kolonialisme Belanda, antara lain Istana
Negara dan Istana Merdeka (Jakarta), Istana Bogor (Bogor), Istana Cipanas (Cipanas), serta
Gedung Agung (Yogyakarta). Istana Tampak Siring biasanya digunakan oleh presiden untuk
beristirahat, melakukan rapat kerja, serta melakukan perundingan luar negeri. Pada tanggal 27
April 2007, misalnya, Istana Tampak Siring menjadi saksi perjanjian ekstradisi antara
Indonesia dan Singapura
.
Nama Tampak Siring berasal dari dua buah kata dalam bahasa Bali,
yaitu tampak dan siring yang berarti: “telapak” dan “miring”. Penamaan tersebut berkaitan erat
dengan legenda masyarakat setempat tentang Raja Mayadenawa. Raja ini dikenal pandai dan
sakti mandraguna. Namun, karena kelancangannya mengangkat diri sebagai dewa yang harus
disembah oleh rakyatnya, maka Betara Indra mengutus bala tentara untuk menyerang Raja
Mayadenawa. Serangan ini membuat Mayadenawa melarikan diri ke dalam hutan. Untuk
menyamarkan jejaknya, Mayadenawa sengaja berjalan dengan cara memiringkan telapak
kakinya.
Namun sayang, usaha Mayadenawa untuk mengelabui bala tentara Betara Indra gagal,
jejaknya akhirnya diketahui. Dengan sisa-sisa kesaktiannya, Raja Mayadenawa mencoba
melawan dengan menciptakan mata air beracun yang dapat membunuh para pengejarnya. Untuk
menanggulangi akibat buruk dari mata air beracun itu, Betara Indra menciptakan sumber mata air
penawarnya, yaitu Tirta Empul (air suci). Wilayah pelarian Raja Mayadenawa itulah yang kini
dikenal sebagai Tampak Siring.
Istana Tampak Siring dibangun oleh seorang arsitek bernama R.M. Soedarsono atas
prakarsa Presiden Soekarno. Pembangunan istana kepresidenan ini terbagi ke dalam dua masa,
yaitu tahun 1957 dan 1963. Pada tahun 1957, di kompleks ini dibangun Wisma Merdeka dan
Wisma Yudhistira. Sementara pada tahun 1963, pembangunan tahap kedua merampungkan dua
gedung utama lainnya, yaitu Wisma Negara dan Wisma Bima, serta satu Gedung Serba Guna
(gedung konferensi).
Istana Tampak Siring dibangun di areal berbukit dengan ketinggian sekitar 700 meter di
atas permukaan laut (DPL). Para pelancong yang mengunjungi tempat ini dapat menyaksikan
riwayat dan fungsi gedung bersejarah yang pernah digunakan oleh para presiden Republik
Indonesia. Pada Wisma Merdeka yang memiliki luas 1.200 m2, misalnya, pengunjung dapat
melihat Ruang Tidur I dan Ruang Tidur II Presiden, Ruang Tidur Keluarga, Ruang Tamu, serta
Ruang Kerja dengan penataan yang demikian indah. Di gedung ini wisatawan juga dapat
melihat hiasan-hiasan berupa patung serta lukisan-lukisan pilihan.
Sementara di Wisma Negara, para turis dapat menyaksikan sebuah bangunan dengan luas
sekitar 1.476 m2 yang merupakan bangunan untuk menjamu para tamu negara. Antara Wisma
Merdeka dan Wisma Negara terdapat celah sedalam + 15 meter yang memisahkan dua wisma
tersebut. Oleh sebab itu, dibangunlah sebuah jembatan sepanjang 40 meter dengan lebar 1,5
meter untuk menghubungkan dua wisma itu. Para tamu negara biasanya akan diantar melalui
jembatan ini untuk menuju Wisma Negara, sehingga jembatan ini juga dikenal dengan nama
Jembatan Persahabatan. Para tamu kehormatan yang pernah melewati jembatan ini antara lain,
Kaisar Hirihito dari Jepang, Presiden Tito dari Yugoslavia, Ho Chi Minh dari Vietnam, serta
Ratu Juliana dari Nederland.

Jembatan persahabatan Foto: http://www.pbase.com – Boedi Arjanto


Wisma Yudhistira merupakan tempat menginap rombongan kepresidenan maupun
rombongan tamu negara. Wisma yang terletak di tengah kompleks Istana Tampak Siring ini
memiliki luas sekitar 1.825 m2. Sedangkan Wisma Bima dengan luas bangunan sekitar 2.000
m2biasanya digunakan sebagai tempat istirahat para pengawal presiden maupun pengawal tamu
negara. Gedung lain yang tak kalah penting adalah Gedung Konferensi. Gedung ini sengaja
dibangun untuk keperluan rapat kabinet, jamuan makan malam tamu kenegaraan, serta
konferensi-konferensi penting, seperti Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN XIV yang
diselenggarakan pada tanggal 7—8 Oktober 2003 silam.
Masih dalam kawasan istana ini, para turis juga dapat menikmati obyek wisata lainnya
yang cukup terkenal di Pulau Bali, yaitu Pura Tampak Siring yang berada tepat di bawah Istana
Tampak Siring. Pura ini juga dikenal dengan nama Pura Tirta Empul karena di pura ini terdapat
sumber mata air suci (“tirta empul”). Di tempat ini, para turis dapat melakukan meditasi maupun
meraup berkah dengan cara mandi di kolam khusus yang dialiri oleh air dari Tirta Empul. Mata
air yang disakralkan ini konon sudah digunakan untuk penyucian dan pengobatan sejak seribu
tahun yang lalu.

Pemandian dari mata air Tirta Empul


Sumber: http://www.trekearth.com – Benyamin Lakitan

Istana Tampak Siring terletak di Desa Tampak Siring, Kecamatan Tampak Siring,
Kabupaten Gianyar, Propinsi Bali, Indonesia.
Kompleks Istana Tampak Siring dan Pura Tirta Empul berada kurang-lebih 40 kilometer
dari Kota Denpasar. Dari Ibu Kota Propinsi Bali ini, wisatawan dapat menggunakan kendaraan
pribadi atau kendaraan umum (taksi). Namun, apabila menginginkan tamasya yang praktis,
para turis dapat menyewa jasa biro perjalanan (travel agent) yang terdapat di Kota Denpasar.
Para pelancong yang memerlukan penginapan dapat menyewa hotel maupun resort di
sekitar Tampak Siring. Bagi mereka yang hobi belanja maupun penikmat kuliner juga dapat
memuaskan hasratnya di kios-kios suvenir dan warung makan yang banyak tersedia di kawasan
ini.

2.3 Pusat Perbelanjaan


a. Joger
Joger, dikenal dengan pabrik kata-kata yang berlokasi di kawasan jalan raya Kuta dan di
Desa Luwus Bedugul Bali. Untuk yang di Kuta tempatnya sangat strategis dan hanya
memerlukan waktu 10 menit dari bandara Ngurah Rai. Untuk pastinya, alamat Joger
Bali berada di Jalan Raya Kuta.
Nama Joger diambil dari nama pemiliknya sendiri yaitu bapak Joseph Theodorus
Wulianadi yang digabung dengan nama sahabatnya Bapak Gerard. Sahabatnya ini sangat
berjasa dalam merintis usaha pabrik kata kata ini. Pada tahun 1981 Joseph diberi hadiah
pernikahan oleh Gerard sebesar US $ 20.000 sebagai modal dari usahanya. Awalnya dibuka di
alamat Jalan Sulawesi no 37 Denpasar, namun sejak tanggal 7 Juli 1987 toko ini pindah ke
tempatnya sekarang di alamat Jalan Raya Kuta sebelah supermarket Supernova.
Setiap pengunjung yang akan memasuki oleh-oleh Joger ini akan disapa dengan ramah
dan akan ditempeli stiker sebagai tanda masuk VVIP dan akan dilakukan scaning.
Didalam galery Joger ini ada ruangan yang khusus memajang koleksi T-shirt, ruangan khusus
souvenir seperti mug, sandal, gantungan kunci dan lain sebagainya. Selain itu ada juga ruangan
yang unik bagi anda yang ingin mencari T Shirt anak-anak karena anda diharuskan masuk
melalui pintu yang memiliki tinggi sekitar 1,5 meter saja. Tentu bisa dimengerti karena memang
untuk anak-anak. Joger Bali hanya satu-satunya tempat di Indonesia yang menjual jam terbalik
dan merupakan ciri khas oleh-oleh Joger Bali. Ada juga ruangan di pojok yang menawarkan
souvenir berupa guci dan pernak-pernik lainnya.
Dari segi harga tentunya relatif dan tentunya pula kualitas barang yang ada di Joger ini
sangat bagus. Cocok untuk anda yang menginginkan oleh-oleh yang unik dan memiliki ciri khas.

b. Krisna Bali
Krisna Bali merupakan toko yang menawarkan berbagai produk ciri khas Bali yang
menarik berupa beranekaragam bentuk design T-Shirt kartun tentang Bali yang diproduksi
sendiri, unik, lucu dan menarik yang tidak ada ditempat lain. Selain itu di Krisna juga terdapat
cemilan, kerajinan tangan, bed cover, pernak pernik, tas kreasi, perak, lukisan, seni pahat,
anyaman dan masih banyak produk-produk hasil karya para pengrajin Bali yang tidak kalah
bagusnya. Harga produk di Krisna Bali tidak jauh berbeda dengan ditempat lain, seperti di
Sukawati. Di Krisna Bali pengunjung yang datang tidak perlu susah-susah menawar, bahannya
sedikit lebih bagus dengan pilihan yang lebih banyak.
Pembangunan Krisna Bali berawal dari ide pemikiran Gusti Ngurah Anom pemilik Cok
Konfeksi dengan melihat cela pangsa pasar yang ada. Pada tanggal 16 Mei 2007 Krisna Bali
didirikan. Di bawah manajemen Cok Konfeksi inilah Krisna Bali pertama, yang bertempat di
Jalan Nusa Indah No 79 Denpasar, Bali berdiri dan kemudian berkembang sampai saat ini.
Adapun fasilitas saat ini yang ada di Krisna Bali adalah lapangan parkirnya yang luas,
tempat untuk makan dan minum, tempat tunggu sopir, dan lainnya. Jika anda ingin berkunjung
ke Krisna Bali ini untuk membeli oleh-oleh ciri khas Bali waktu yang diperlukan sekitar 15
menit dengan jarak tempuh lebih kurang 10 km perjalanan dari Kota Denpasar
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian diatas, dapat disimpulkan bahwa Bali merupakan salah satu
daerah di Indonesia yang menyajikan objek-objek wisata yang berskala nasional maupun
internasional. Selain itu, Bali juga merupakan daerah yang kental akan budaya dan tradisi
sehingga menarik untuk dijadikan sebagai bahan pembelajaran dalam dunia pendidikan. Dengan
adanya pendidikan diluar sekolah ini diharapkan mampu menciptakan rasa bersyukur kepada
Allah SWT atas ciptaan dan anugerah-Nya, berfikir kreatif dan inovatif dalam mempelajari
sesuatu sehingga mampu menciptakan ide yang berkembang menjadi lebih baik dah bahkan lebih
sempurna.
B. Saran
Dalam rangka meningkatkan perkembangan ilmu pengetahuan ada beberapa saran
diantaranya:
1. Untuk menumbuhkan konsep diri siswa agar siswa dapat berperilaku kreatif, serta disiplin, guru
disarankan untuk bersikap empatik, menerima dengan terbuka, selalu mendorong siswa untuk
menemukan ide-ide baru.
2. Dengan adanya pembelajaran diluar ini siswa diharapkan mampu untuk berfikir kreatif dan
inovatif sesuai dengan kurikulum 2013.
3. Semoga dengan adanya pembelajaran diluar lingkungan sekolah ini membuat siswa menjadi
berfikir objektif mengenai pentingnya untuk selalu mencintai budaya bangsa. Serta tidak lupa
menjaga dan melestarikan asset budaya bangsa yang lainnya.
Contoh Laporan Studytour Ke Bali
LAPORAN HASIL STUDY TOUR
KE BALI
Disusun Guna Memenuhi Tugas Bahasa Indonesia
Guru Pengampu
Doni Tridadi,S.Pd

Disusun oleh :
Nama : Anindia Novie Andini
Kelas : XI-IPA 4
No : 03
NIS : 3569

SMA NEGERI 2 MRANGGEN


TAHUN AJARAN 2013/2014
HALAMAN PENGESAHAN
Penyusun
Nama : Anindia Novie Andini
Kelas : XI IPA 4
Karya tulis ini telah disetujui oleh pembimbing dan disahkan oleh Kepala SMA Negeri 2
Mranggen pada
Hari :

Tanggal :
Wali Kelas XI IPA - 4, Guru Pembimbing,

Dra. H. Soeharni Doni Tridadi,S.Pd

NIP 196812061993032008
Mengetahui,

Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Mranggen

Drs. Siswandi, M.Pd.


NIP 19630321 198903 1 012

I
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
 Hidup tanpa mempunyai tujuan sama seperti " Layang-layang putus" Miliki tujuan dan percayalah anda
dapat mencapainya.

 Jangan menyalahkan apapun atas keinginan kamu yang belum terwujud. Dari pada menunggu,
lebih baik kamu berusaha mewujudkannya.

 Langkah pertama menuju kebahagian adalah memutuskan apa yang kamu mau, kemudian
lakukan.

 Sukses dicapai dengan mengembangkan kelebihan kita bukan dengan menghilangkan


kelemahan.

 Jangan takut gagal, karena kegagalan membuat kita semakin kuat dan tangguh.
 Terkadang kita perlu kehilangan untuk kembali mengerti arti dari menemukan dan memiliki.
 Setiap cerita selalu punya akhir. Tetapi dalam kehidupan sebuah akhir hanyalah sebuah awal
yang baru.

 Segala sesuatau ada harganya, jadi jangan cengeng dalam menghadapi kehidupan
Karya tulis ini kami persembahkan kepada :
1.Bapak Drs.H.Siswandi,M.Pd. selaku Kepala SMA N 2 Mranggen.
2.Bapak Hadi Prayitno,S.Pd selaku pembimbing dalam bus 1 dan selaku ketua panitia.
3. Bapak Doni Tridadi selaku guru pengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia dan pembimbing
dalam bus 1.
4. Bapak / Ibu guru SMA N 2 Mranggen.
5. Ayah dan Ibu penulis.
6. Teman-teman dan adik-adik kelas yang tercinta.

II
PRAKATA
Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT, karena saya dapat menyelesaikan
laporan karya wisata yang ditugaskan kepada saya. Laporan yang saya buat ini berjudul
“LAPORAN HASIL STUDY TOUR KE BALI”.
Dalam penyusunan karya tulis ini, penulis tidak akan mampu jika melakukanya sendiri.
Sehingga dalam penyusunan karya tulis ini penulis dibantu oleh beberapa pihak. Untuk itu
penulis mengucapkan terimakasih pada :
1. Bapak Drs.H.Siswandi,M.Pd. selaku Kepala SMA N 2 Mranggen sekaligus penanggung jawab
dalam pembuatan karya tulis ini.
2. Bapak David Yudi,S.Pd dan ibu Lina Ari,S.Pd. selaku pembimbing dalam bus 5 yang telah
memberi bimbingan dan pengarahan kepada penulis baik materiil maupun imateriil.
3. Bapak Hadi Prayitno,S.Pd. selaku ketua panitia yang telah membantu dalam penyusunan karya
tulis ini.
4. Ibu Dra. H. Soeharni selaku walikelas XI IPA-4.
5. Bapak Doni Tridadi selaku guru pengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia yang telah
membantu dalam penyusunan karya tulis ini.
6. Bapak / Ibu guru SMA N 2 Mranggen yang telah membantu dalam penyusunan karya tulis
ini.
7. Orang tua Penulis yang telah membantu dalam penyusunan karya tulis ini.
Selain itu saya juga mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang
membantu saya dan mendukung saya dalam menyelesaikan karya tulis ini.
Dalam menyelesaikan kegiatan ini, saya menyadari akan kekurangan serta hasil yang jauh dari
sempurna, oleh sebab itu saya senantiasa mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk
memperbaiki karya tulis ini.
Saya mengharapkan agar karya tulis ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Atas
perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

III
DAFTAR ISI
Halaman Pengesahan ................................................................................................I
Motto dan Pengesahan ............................................................................................. II
Prakata................................................................................................................... .. III
Daftar isi................................................................................................................... IV
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...............................................................................................1
C. Tujuan Penulisan................................................................................................... 1
D. Teknik Pengumpulan Data................................................................................... 2
E. Sistematika Laporan............................................................................................. 3
BAB II HASIL PENGAMATAN
A. Bali Sebagai Pulau Dewata.................................................................................. 4
B. Letak Geografis Bali ............................................................................................ 4
C. Topografi............................................................................................................... 5
D. Penduduk Bali ..................................................................................................... 5
E. Objek Wisata ........................................................................................................ 6
BAB III PENUTUP
A.Kesimpulan ........................................................................................................... 23
B.Saran .....................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................24

IV
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan (Negara yang terdiri dari banyak pulau). Salah
satunya adalah pulau Bali, setiap tahunnya banyak wisatawan asing maupun domestik datang
mengunjungi pulau Bali. Mereka tidak hanya tertarik oleh keindahan alamnya saja, tetapi mereka
juga tertarik pada kebudayaan masyarakat Bali yang begitu kental dan terjaga oleh
masyarakatnya meskipun banyak kebudayaan asing yang mulai masuk kedalamnya.
Berdasarkan hal tersebut, penulis mencoba untuk menggambatkan kebudayaan masyarakat
Bali dan obyek wisata yang menarik di Bali. Disamping itu penulis juga ingin mengetahui lebih
jauh tentang keindahan dan kebudayaan di pulau Bali yang mampu memperkenalkan namanya
hingga mancanegara dan menjadi salah satu pulau terindah di Indonesia.
B. Rumusan Masalah
1. Dimanakah letak Pulau Bali?
2. Apa saja obyek wisata di Pulau Bali?
3. Apa perbedaan Bali dengan Pulau lain?
4. Apa yang membuat Bali begitu menarik?
5. Apa manfaat dari kunjungan ke Pulau Bali?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulis menyusun karya tulis ini :
o Untuk memenuhi tugas dari guru mapel Bahasa Indonesia
o Untuk menambah wawasan tentang kebudayaan Bali
o Agar siswa bangga akan Tanah airnya
o Meningkatkan tekad untuk melestarikan kebudayaan Indonesia
o Mengenal adat dan kebudayaan lain yang berada diwilayah Indonesia

D. Teknik Pengumpulan Data


a. Metode Observasi
Yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati objek dengan langsung
dan pandu oleh pemandu wisata.
b. Metode Interview (Metode Wawancara)
Yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara tanya-jawab dengan pemandu
wisata atau dengan cara diskusi.

c. Metode Study Pustaka


Yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengumpulkan bukti-bukti dari
buku perpustakaan yang isinya berkaitan dengan kepariwisataan di Bali.
E. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pembaca dalam memahami dan mengetahui isi karya tulis ini secara utuh,
maka penulis menyusun karya tulis ini dengan sistematika sebagai berikut :
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
PRAKATA
DAFTAR ISI
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
D. Teknik Pengumpulan Data
E. Sistematika Laporan
Bab II Hasil Pengamatan
A. Bali Sebagai Pulau Dewata
B. Letak Pulau Bali
C. Topografi
D. Penduduk Bali
E. Objek Wisata
BAB III PENUTUP
A.Kesimpulan
B.Saran
DAFTAR PUSTAKA

BAB II
HASIL PENGAMATAN

A. Bali Sebagai Pulau Dewata


Bali berasal dari kata “BALI” dalam bahasa Sansekerta berarti “Kekuatan” dan dari
bahasa Bali “BALI” berarti “Pengorbanan” yang artinya agar kita tidak melupakan kekuatan kita
dan selalu siap untuk berkorban. Bali mempunyai dua pahlawan yang sangat berjasa dalam
mempertahankan wilayah Bali yaitu I Gusti Ngurah Rai dan I Gusti Ketut Jelantik. Pulau Bali
disebut Pulau Dewata karena memiliki ciri khas tersendiri yaitu mayoritas penduduknya
beragama Hindu, dan mereka menyembah Dewa sebagai perwujudan Tuhan Yang Maha Esa.
Dalam penyembahan di Bali, sesaji dan upacara khusus menjadi daya tarik untuk para wisatawan
lokal maupun mancanegara.
B. Letak Pulau Bali
Pulau Bali adalah bagian dari Kepulauan Sunda Kecil sepanjang 153 km dan selebar 112 km
sekitar 3,2 km dari Pulau Jawa. Secara astronomis, Bali terletak di 8°25′23″ Lintang Selatan dan
115°14′55″ Bujur Timur yang membuatnya beriklim tropis seperti bagian Indonesia yang lain.
Kemiringan lahan Pulau Bali terdiri dari lahan datar (0-2%) seluas 122.652 ha, lahan
bergelombang (2-15%) seluas 118.339 ha, lahan curam (15-40%) seluas 190.486 ha dan lahan
sangat curam (>40%) seluas 132.189 ha. Provinsi Bali memiliki 4 (empat) buah danau yang
berlokasi di daerah pegunungan, yaitu Danau Beratan atau Bedugul, Buyan, Tamblingan,
dan Batur. Alam Bali yang indah menjadikan pulau Bali terkenal sebagai daerah wisata.
Luas wilayah Provinsi Bali adalah 5.636,66 km2 atau 0,29% luas wilayah Republik
Indonesia. Secara administratif Provinsi Bali terbagi atas 9 kabupaten/kota, 55 kecamatan dan
701 desa/kelurahan. Batas-batas wilayah Bali :
a. Utara : Laut Bali.
b. Selatan : Samudra Indonesia.
c. Barat : Selat Bali, Provinsi Jawa Timur.
d. Timur : Provinsi Nusa Tenggara Timur.

C. Topografi
Di tengah-tengah pulau Bali terbentang pegunungan yang memanjang dari barat ke timur.
Gunung tersebut adalah Gunung merbuk (1.386 m), Gunung parai (1.414 m), Gunung watukara
(2.276 m), Gunung panggilingan (2.098 m), Gunung batur (1.717 m), dan Gunung Agung (3.140
m). Di antara gunung – gunung tersebut yang masih aktif adalah Gunung Batur dan Gunung
Agung. Dibagian selatan Gunung Batur terdapat semacam bukit yang tingginya 220 m,
sedangkan Nusa Penida merupakan bukit kapur dengan puncaknya setinggi 529 m.
Adanya pegunungan tersebut menyebabkan Daerah Bali secara Geografis terbagi menjadi 2
(dua) bagian yang tidak sama yaitu Bali Utara dengan dataran rendah yang sempit dan kurang
landai, dan Bali Selatan dengan dataran rendah yang luas dan landai. Kemiringan lahan Pulau
Bali terdiri dari lahan datar (0-2%) seluas 122.652 ha, lahan bergelombang (2-15%) seluas
118.339 ha, lahan curam (15-40%) seluas 190.486 ha, dan lahan sangat curam (>40%) seluas
132.189 ha.
Provinsi Bali memiliki 3 (tiga) buah danau yang berlokasi di daerah pegunungan yaitu :
Danau Beratan dengan luas ± 370 ha, Danau Tamblingan dengan luas ± 110 ha dan Danau Batur
dengan luas ± 1.718.751 ha.

D. Penduduk Bali
Penduduk Bali kira-kira sejumlah 4 juta jiwa, dengan mayoritas 92,3% menganut agama
Hindu. Agama lainnya adalah Islam, Protestan, Katolik, dan Buddha.
Selain dari sektor pariwisata, penduduk Bali juga hidup dari pertanian dan perikanan.
Sebagian juga memilih menjadi seniman. Bahasa yang digunakan di Bali adalah Bahasa
Indonesia, Bali, dan Inggris khususnya bagi yang bekerja di sektor pariwisata.
Bahasa Bali dan Bahasa Indonesia adalah bahasa yang paling luas pemakaiannya di Bali,
dan sebagaimana penduduk Indonesia lainnya, sebagian besar masyarakat Bali adalah bilingual
atau bahkan trilingual.

F. Objek Wisata
A. Objek Wisata Tanah Lot

SEJARAH
Menurut legenda, pura ini dibangun oleh seorang Brahmana yang mengembara dari Jawa.
Ia adalah Danghyang Nirartha yang berhasil menguatkan kepercayaan penduduk Bali akan
ajaran Hindu dan membangun Sad Kahyangan tersebut pada abad ke-16. Pada saat itu penguasa
Tanah Lot, Bendesa Beraben, iri terhadap beliau karena para pengikutnya mulai
meninggalkannya dan mengikuti Danghyang Nirartha. Bendesa Beraben menyuruh Danghyang
Nirartha untuk meninggalkan Tanah Lot.
Ia menyanggupi dan sebelum meninggalkan Tanah Lot beliau dengan kekuatannya
memindahkan Bongkahan Batu ke tengah pantai (bukan ke tengah laut) dan membangun pura
disana. Ia juga mengubah selendangnya menjadi ular penjaga pura. Ular ini masih ada sampai
sekarang dan secara ilmiah ular ini termasuk jenis ular laut yang mempunyai ciri-ciri berekor
pipih seperti ikan, warna hitam berbelang kuning dan mempunyai racun 3 kali lebih kuat dari
ular cobra. Akhir dari legenda menyebutkan bahwa Bendesa Beraben 'akhirnya' menjadi
pengikut Danghyang Nirartha.

LOKASI
Obyek wisata tanah lot terletak di Desa Beraban Kecamatan Kediri Kabupaten Tabanan, sekitar
13 km barat Tabanan. Disebelah utara Pure Tanah Lot terdapat sebuah pura yang terletak di atas
tebing yang menjorok ke laut. Tebing ini menghubungkan pura dengan daratan dan berbentuk
seperti jembatan (melengkung). Tanah Lot terkenal sebagai tempat yang indah untuk melihat
matahari terbenam (sunset), turis-turis biasanya ramai pada sore hari untuk melihat
keindahan sunset di sini.
B. Objek Wisata Teman Joger

Dulu (sebelum 1981) kata atau gabungan dari lima huruf J+O+G+E+R memang belum pernah
ada atau setidak-tidaknya belum pernah kita lihat maupun dengar dipakai di mana pun, kapan
pun maupun oleh siapa pun juga, tapi pada akhir tahun 1980, ketika kami merencanakan untuk
memiliki sebuah nama bagi toko kecil kami yang waktu itu akan kami buka di Jl. Sulawesi 37,
Denpasar (tepat di depan Pasar Badung - Pasar Tradisional terbesar di Bali), oleh pihak Kantor
Perdagangan, kami diminta dan bahkan diwajibkan untuk memiliki sebuah nama bagi toko kami,
agar toko kami bisa dibedakan dengan toko-toko orang lain yang tentu saja juga atau bahkan
sudah punya nama, seperti Toko Sinar Mas, Toko Merdeka, Toko Jaya Abadi, Toko Murah,
Toko Sederhana dan lain-lainnya, tapi kami/saya (Joseph Theodorus Wulianadi) yang terlahir
pada pada tanggal 9 bulan 9 tahun 1951 (di atas sebuah tempat tidur) di kota Denpasar (ibu kota
Bali) yang tampaknya sudah terbiasa untuk bersikap "lain daripada yang lain" (suka nyleneh)
waktu itu seperti biasa atau secara alami, subyektif, otonom (merdeka) dan wajar menolak untuk
menamai toko kami dengan nama yang umum atau apalagi yang berbau "public domain".
Dari seperti yang juga biasa saya lakukan, waktu itu pun saya (untuk beberapa hari) memutar
otak (berpikir/berdebat dengan diri saya sendiri), merenung dan bermeditasi untuk mengotak-atik
beberapa huruf maupun kata untuk diolah menjadi sebuah nama yang minimal harus benar-benar
uniek. Dan waktu itu bukanlah hanya sekedar kebetulan kalau kami/saya memilih lima huruf
berbunyi JOGER untuk menamakan toko kami yang akan kami buka dan waktu itu sedang kami
urus izin dagangnya, karena gabungan lima huruf berbunyi JOGER itu memang sengaja kami
buat bukan hanya karena benar-benar lain daripada yang lain, melainkan juga karena
nama/istilah/bunyi JOGER itu adalah juga merupakan sebuah itikad/niat/hasrat/tujuan/maksud
yang murni muncul dan keluar dari lubuk hati kami yang terdalam untuk mengenang dan/atau
menghargai kebaikan Mr. Gerhard Seeger mantan teman sekolah saya dulu (di Hotelfachshule,
Bad Wiesee, Jerman Barat, tahun 1970-an) yang telah menghibahkan dana segar sebesar US $
20.000 sebagai hadiah pernikahan kami (saya dan istri saya tercinta Ery Kusdarijati), di mana
nama JOGER (huruf E-nya dibaca seperti "E" dalam menyebut "ENAK" atau "EKONOMI") itu
adalah merupakan penggabungan antara 2 huruf nama depan saya JOseph Theodorus Wulianadi
dengan 3 huruf nama depan teman kami Mr. GERhard Seeger, di mana di samping memang
benar-benar berbunyi baru (murni hasil inovasi kami/bukan public domain), berbeda dan uniek,
ternyata nama JOGER ini memang mudah diingat, enak didengar, barbau jantan dan kami juga
memang benar-benar suka pada nama dan bunyi JOGER tersebut.
Lalu mulai tanggal 19 Januari 1981 (hari lahir JOGER), nama JOGER itupun secara praktis,
de facto dan benar-benar terbuka (di forum publicum) kami pakai untuk menamakan toko kami
yang pertama tersebut, karena waktu itu di samping mencantumkannya dalam izin dagang kami,
nama JOGER juga sudah langsung kami cantumkan pada papan nama toko kami yang waktu itu
(maaf!) masih perlu dan masih boleh berbunyi & berbau kebarat-baratan, yaitu "ART & BATIK
SHOP JOGER" yang kami pajang di bagian depan atas toko kami. Dan sejak itu pulalah
sebenarnya nama JOGER murni merupakan hasil rekayasa atau ciptaan saya/kami tersebut mulai
kami pakai, jaga, pelihara serta tumbuh kembangkan nilai-nilai moral, nilai-nilai social, ekonomi
maupun spiritualnya dalam kiprah kami sebagai "pengusaha yang seniman" atau "seniman yang
pengusaha" justru dengan senantiasa bersikap BAJU2RA5BER alias bersikap BAik, JUjur,
RAmah, RAjin, BERtanggung jawab, BERani, BERinisiatif, BERsyukur dan sehingga kami pun
bisa benar-benar BERmanfaat bukan hanya bagi diri atau toko kami secara sempit saja,
melainkan juga bermanfaat bagi para stakeholder (sesama) maupun bagi lingkungan hidup yang
konon sama-sama kita cintai serta dambakan kelestariannya secara wajar (adil &beradab) dan
berkesinambungan.
Demikianlah, dulu sebelum 19 Januari 1981 sama sekali belum pernah ada pihak lain yang
melihat, mendengar, memakai, tertarik, perduli, menjaga, memelihara serta
menumbuhkembangkan nama JOGER sampai boleh dan bisa menjadi sebuah nama besar dan
harum yang bahkan sering kali dianggap identik dengan T Shirt - T Shirt atau kaus-kaus (kaos-
kaos) maupun souvenir-souvenir dengan disain kata-kata uniek/khas karya Mr. Joger yang
walaupun sebenarnya sudah punya kemampuan, peluang maupun
Permintaan pasar yang sangat besar untuk membuka cabang atau mengembangkan sayap ke
mana-mana, tapi karena merasa dan sadar bahwa kami bukanlah pohon yang harus bercabang-
cabang dan juga bukan burung yang harus mengembangkan sayap kesana ke mari, maka sejak
tanggal 7 Juli 1987 (777), di samping memutuskan untuk punya hanya satu toko yang terletak di
Jl. Raya Kuta (sejak dulu memang tanpa nomer), Kuta, Bali ini saja, kami juga secara tegas
membatasi pembelian kaus-kaus (T Shirt) JOGER, dan juga secara tegas melarang penjualan
semua produk bermerek dagang, bercap JOGER dan bertanda tangan JOGER untuk
diperjualbelikan sebagai komoditi biasa di luar satu-satunya gerai kami yang sejak 1990 sudah
kami sebut sebagai Pabrik Kata-Kata JOGER, (Jl. Raya Kuta, Kuta, Bali). Terima kasih atas
perhatian serta simpati Anda pada JOGER yang kecil dan jelek, tapi sehat dan tidak jahat ini.

C. Danau Bedugul

Bedugul adalah objek wisata bali yang terletak di perbukitan dengan cuaca yang sangat
sejuk dimana di bedugul juga terdapat sebuah danau yang bernama danau beratan.
Di Objek wisata Bedugul terdapat sebuah pura yang bernama pura di ulun danu yang
terletak di pinggir danau beratan. Pura ulun danu di percaya sebagai tempat bersemayaman dewi
sri atau dewi kesububuran.Objek wisata bedugul terletak di desa Candi Kuning, Kecamatan
Baturit kabupaten tabanan kurang lebih jaraknya 45 km dari pusat kota kabupaten dan Jaraknya
dari kota denpasar sekitar 50 km ke arah utara mengikuti jalan raya Pura tersebut berada di tepi
danau Beratan, nama pura ulun danu diambil dari kata danau.
SEJARAH:uraian sejarah Pura Ulun Danu Beratan diketahui dari arkeologi dan data sejarah
yang terdapat dalam lontar babad Mengwi. Di sebelah kiri halaman depan pura Ulun Danu
Beratan terdapat sebuah sarkopagus dan sebuah papan batu, yang berasal dari masa tradisi
megalitik, sekitar 500 SM. Kedua artefak tersebut sekarang ditempatkan masing-masing di atas
Babaturan atau teras diperkirakan lokasi di mana Pura Ulun Danu Beratan, telah digunakan
sebagai tempat untuk melaksanakan kegiatan ritual sejak jaman megalitik.
Dalam lontar Babad Mengwi tersirat menguraikan bahwa I Gusti Agung Putu sebagai
pendiri kerajaan Mengwi mendirikan Pura di pinggir Danau Beratan, sebelum beliau mendirikan
pura taman ayun Dalam lontar tersebut tidak disebutkan kapan beliau mendirikan Pura Ulun
Danu Beratan, namun yang terdapat dalam lontar itu adalah pendirian pura taman ayun yang
upacaranya berlangsung pada hari Anggara Kliwon Medangsia tahun Saka Sad Bhuta Yaksa
Dewa yaitu tahun caka 1556 atau 1634 M.
Berdasarkan uraian dalam lontar Babad Mengwi tersebut diketahui bahwa Pura Ulun
Danu Beratan didirikan sebelum tahun saka 1556, oleh I Gusti Agung Putu. Semenjak pendirian
pura tesebut termasyurlah kerajaan Mengwi, dan I Gusti Agung Putu digelari oleh rakyatnya " I
Gusti Agung Sakti". Pura Ulun Danu Beratan terdiri dari 4 komplek pura yaitu:
1. Pura Lingga Petak
2. Pura Penataran Pucak Mangu
3. Pura Terate Bang
4. Pura Dalem Purwa berfungsi untuk memuja keagungan Tuhan dalam manifestasinya sebagai
Dewa Tri
Murti, guna memohon anugerah kesuburan, kemakmuran, kesejahteraan manusia dan
lestarinya alamsemesta.

D. Pantai Sanur
Pantai Sanur adalah sebuah tempat pelancongan pariwisata yang terkenal di pulau Bali.
Tempat ini letaknya adalah persis di sebelah timur kota Denpasar, ibukota Bali. Sanur berada
di Kotamadya Denpasar.
Pantai Sanur terutama adalah lokasi untuk berselancar (surfing). Terutama ombak pantai
Sanur sudah termasyhur di antara para wisatawan mancanegara. Tak jauh lepas Pantai Sanur
terdapat juga lokasi wisata selam dan snorkeling. Oleh karena kondisinya yang ramah, lokasi
selam ini dapat digunakan oleh para penyelam dari semua tingkatan keahlian.
Pantai Sanur juga dikenal sebagai Sunrise beach (pantai Matahari terbit) sebagai lawan
dari Pantai Kuta.Karena lokasinya yang berada di sebelah timur pulau Bali, maka pantai Bali ini
menjadi lokasi yang tepat untuk menikmati sunrise atau Matahari terbit. Hal ini menjadikan
tempat wisata ini makin menarik, bahkan ada sebuah ruas di pantai Sanur ini yang bernama
pantai Matahari Terbit karena pemandangan saat Matahari terbit sangat indah jika dilihat dari
sana.

E. Pantai Tanjung Benoa


Tanjung benoa dikenal sebagai pusat wisata air mulai dari parasailing, banana boat, Jet Ski,
Rolling Donut, Flying Fish, Snorkeling, Scuba Diving, Glass Bottom Boat + Turtle island dan
olahraga air lainnya dapat dinikmati di sini. Pantai di sini tidak berombak dan tenang sehingga
sangat aman untuk liburan keluarga bersama putra-putri anda.
Permainan yang bisa dinikmati diantaranya :
 PARASAILING
 JETSKI
 BANANA BOAT
 FLYING FISH
 SNORKELING
 SCUBA DIVING
 GLASS BOTTOM BOAT & PULAU PENYU
Harga yang dikenakan pada pengunjung untuk menikmati berbagai sarana olahraga atau
permainan air tersebut berkisar antara 150 ribu hingga 200 ribu. Dengan harga tersebut
pengunjung bisa menikmati olahraga air selama 10-15 menit.

PULAU PENYU

Deluang sari adalah sebuah delta kecil ditumbuhi hutan bakau di Tanjung Benoa ,
berpantai pasir putih, dengan gelombangnya yang tenang, terletak menghadap dengan pusat
rekreasi laut Pelabuhan Benoa.
Karena memiliki sistem ekologi yang utuh, pantainya yang bersih, hutan bakaunya yang subur,
maka tempat ini telah dikembangkan untuk penangkaran Penyu laut. Di saat air surut kita dapat
menyebrang ke sana dengan berjalan kaki di sela-sela pohon bakau dari Tanjung Benoa, namun
di saat air laut pasang, kita harus menyeberang dengan perahu / jukung dari pelabuhan Benoa
selama sekitar 10 menit.
Di samping melihat penangkaran penyu, wisatawan yang datang ke sini juga dapat
melihat berbagai jenis ayam aduan, binatang dan burung-burung liar serta sebuah pura kecil.
Sebagai kawasan wisata, di pulau kecil ini juga sudah tersedia rumah makan, toko cindera mata
serta tempat atraksi pertunjukan satwa.
Untuk melihat penyu di Tanjung Benoa ini, silakan ikut program Tour Pulau Penyu dan
Memberi Makan Ikan.
F. Pantai Pandawa

Pantai Pandawa adalah salah satu kawasan wisata di area Kuta selatan, Kabupaten
Badung, Bali. Pantai ini terletak di balik perbukitan dan sering disebut sebagai Pantai Rahasia
(Secret Beach). Di sekitar pantai ini terdapat dua tebing yang sangat besar dan dihiasi dengan
patung Pandawalima di bagian dinding tebing karst. Patung Pandawa dari
cerita Mahabarata tersebut mencakup Yudhistira / Dharmawangsa, Bima, Arjuna, Nakula,
dan Sahadewa.
Selain untuk tujuan wisata dan olahraga air, pantai ini juga dimanfaatkan untuk
budidaya rumput laut karena kontur pantai yang landai dan ombak yang tidak sampai ke garis
pantai. Cukup banyak wisatawan yang melakukan paralayang dari Bukit Timbis hingga ke
Pantai Pandawa. Kawasan pantai ini juga sering digunakan sebagai lokasi pengambilan gambar
untuk sinetron FTV
Tidak salah jika Pantai Pandawa di sebut sang perawan di Bali Selatan karena pantai tersebut
sangat alami sekali dan air laut sangat jernih. Yang tampak di pantai hanyalah rumput laut dan
tidak ada sampah-sampah berserakan di tempat ini. Pantai Pandawa terletak di desa Kutuh
Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung Bali, 3 km dari kawasan Wisata Nusa dua dan
Pura Uluwatu. Akses jalan menuju Pantai Pandawa masih dalam proses perbaikan karena kita
akan melewati tebing batu kapur yang saat ini masih dalam tahap perbaikan juga. Tidak banyak
yang tahu mengenai Pantai Pandawa ini, selain penduduk lokal yang menjadikan Pantai
Pandawa ini sebagai tempat mereka bertani rumput laut. Pantai Pandawa sendiri sudah
dilengkapi dengan kedai makan dan minum untuk wisatawan karena aktivitas yang biasa yang
dilakukan adalah paragliding. Nama Pandawa Beach sendiri diambil dari tokoh pewayangan
karena pantai ini setiap tahunnya dijadikan sebagai tempat untuk melakukan upacara melasti.

Di jalan menuju pantai ini terdapat patung dari lima tokoh pewayangan Pandawa dan
akan menjadi salah satu daya tarik bagi wisatawan yang tidak saja gemar berwisata di pantai ini
akan tetapi bisa mengabadikan tokoh pewayangan ini.

Berkunjung ke pantai ini berarti Anda perlu bersiap-siap untuk basah. Berenang menjadi
aktivitas utama selain kano atau paragliding. Akan tetapi, apabila tidak ingin berbasah-basahan
maka Anda bisa bersantai duduk di warung-warung pinggir pantai sembari menikmati air
kelapa bersama jagung bajar. Anda juga bisa berjalan-jalan di sepanang pesisir pantainya
menyaksikan petani rumput laut yang sedang beraktivitas.
Pantai Pandawa memang dijadikan sebagai tempat budidaya rumput laut. Di pantai ini
Anda bisa mendapatkan pengetahuan dan pengalaman tentang budidaya rumput laut yang
dijalankan masyarakat sekitar sejak 1980-an. Kabarnya kini aktivitas budidaya tersebut
menggandeng mitra dari negara lain seperti Denmark dan Amerika Serikat.Selain dikenal dan
dijadikan sebagai tujuan wisata pantai, Pantai Pandawa juga digunakan sebagai lokasi upacara
hindu “melasti” oleh masyarakat desa setempat. Oleh karena itu, datang pada saat upacara
tersebut dapat memberikan atraksi yang lebih mengesankan.
G. Pantai Kuta

Denpasar, ibu kota Bali, Indonesia. Kuta terletak di Kabupaten Badung. Daerah ini
merupakan sebuah tujuan wisata turis mancanegara, dan telah menjadi objek wisata andalan
Pulau Bali sejak awal 70-an. Pantai Kuta sering pula disebut sebagai pantai matahari terbenam
(sunset beach).
Kuta yang terletak di bagian selatan pulau Bali, merupakan salah satu cikal bakal
perkembangan pariwisata Bali. Dulunya tempat ini merupakan perkampungan nelayan Bali dan
seiring berkembangnya pariwisata Indonesia dan Bali khususnya, penduduk lokal mulai
menyewakan rumah pribadi untuk disewakan sebagai tempat penginapan. Sekarang kawasan
Kuta telah berkembang
Menjadi ikon pariwisata Bali atau lebih dikenal dengan sebutan International city karena
merupakan tempat bertemunya wisatawan dari seluruh dunia dan juga wisatawan local. Dilihat
dari segi fasilitas Kuta memiliki fasilitas yang lengkap.Penginapan atau hotel, restoran, spa dan
pendukung pariwisata lainnya banyak ter dapat di sini.
Pantai Kuta merupakan tempat wisata yang banyak dipilih untuk menghabiskan liburan
selama di Kuta.Pantai dengan pasir putih ini dipilih sebagai tempat olahraga surfing dan juga
sangat cocok untuk tempat bersantai sambil menantikan indahnya sunset pantai Kuta.Tidak salah
ribuan wisatawan selalu memadati pantai ini.
H.Garuda Wisnu Kencana

Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana (bahasa Inggris: Garuda Wisnu Kencana Cultural
Park), disingkat GWK, adalah sebuah taman wisata di bagian selatan pulau Bali. Taman wisata
ini terletak di tanjung Nusa Dua, Kabupaten Badung, kira-kira 40 kilometer di sebelah
selatan Denpasar, ibu kota provinsi Bali. Di areal taman budaya ini, direncanakan akan
didirikan sebuah landmark atau maskot Bali, yakni patung berukuran raksasa Dewa
Wisnu yang sedang menunggangi tunggangannya, Garuda, setinggi 12 meter.
Area Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana berada di ketinggian 146 meter di atas
permukaan tanah atau 263 meter di atas permukaan laut.
Di kawasan itu terdapat juga Patung Garuda yang tepat di belakang Plaza Wisnu adalah
Garuda Plaza di mana patung setinggi 18 meter Garuda ditempatkan sementara. Pada saat ini,
Garuda Plaza menjadi titik fokus dari sebuah lorong besar pilar berukir batu kapur yang
mencakup lebih dari 4000 meter persegi luas ruang terbuka yaitu Lotus Pond. Pilar-pilar batu
kapur kolosal dan monumental patung Lotus Pond Garuda membuat ruang yang sangat eksotis.
Dengan kapasitas ruangan yang mampu menampung hingga 7000 orang, Lotus Pond telah
mendapatkan reputasi yang baik sebagai tempat sempurna untuk mengadakan acara besar dan
internasional.Terdapat juga patung tangan Wisnu yang merupakan bagian dari patung Dewa
Wisnu. Ini merupakan salah satu langkah lebih dekat untuk menyelesaikan patung Garuda
Wisnu Kencana lengkap. Karya ini ditempatkan sementara di daerah Tirta Agung.

I. Puja Mandala
Semangat kebersamaan yang kental dalam masyarakat Bali melahirkan kompleks
peribadatan Puja Mandala di Nusa Dua. Berawal dari keinginan umat Islam di Bali untuk
mendirikan masjid di daerah Nusa Dua, inisiatif ini disambut dengan ide dari Menteri Pariwisata
yang pada saat itu dijabat oleh Joop Ave untuk membangun tempat ibadah kelima agama dalam
satu kompleks sebagi simbol kerukunan umat beragama di
Bali. Lokasi
Puja Mandala mulai dibangun pada tahun 1994 di atas tanah hibah seluas 2 hektar dari PT. Bali
Tourism Development Corporation (BTDC). PT. BTDC adalah pihak pengelola daerah Nusa
Dua dimana telah berhasil membangun daerah Nusa Dua sebagai salah satu tempat tujuan utama
wisata di Bali. Pada tahun 1997, daerah Puja Mandala secara resmi disahkan oleh Menteri
Agama Tarmidzi Taher.
Dengan penyelesaian bangunan secara bertahap, berikut daftar nama tempat ibadah di Puja
Mandala:

 Gereja Katolik Bunda Maria Segala Bangsa (1997)

 Gereja Kristen Prostestan Bukit Doa (1997)

 Masjid Ibnu Batutah (1997)

 Vihara Budhina Guna (2003)

 Pura Jagat Natha (2005)

Biarpun tujuan awal dari Puja Mandala adalah sebagai fasilitas ibadah wisatawan yang menginap
di daerah Nusa Dua, seiring dengan jalannya waktu, lokasi Puja Mandala sudah menjadi salah
satu tempat kunjungan utama bagi wisatawan di Nusa Dua. Puja Mandala juga sering disebut
sebagai miniatur kerukunan umat beragama di Indonesia. Dengan relasi harmonis dan dinamis,
semangat kebersamaan dalam Puja Mandala lahir dari relung jati diri masyarakat pendukung
nya. Keberadaan tempat-tempat beribadah di Puja Mandala bukan hanya sebatas simbol saja,
namun merupakan bentuk nyata dari toleransi hakiki dalam suasana informal, akrab dan
terinternalisasi dalam keseharian hidup. Disini, perayaan Ekaristi umat Kristen seringkali
diselingi suara adzan maghrib. Atau shalat Jum’at tetap digelar pada saat hari raya Nyepi, walau
tanpa pengeras suara. Disini dapat disaksikan secara lansung cermin Bhinneka Tunggal Ika
secara nyata
J. Tari Barong dan Keris

Tari Barong adalah tarian khas Bali yang berasal dari khazanah kebudayaan Pra-Hindu.
Tarian ini menggambarkan pertarungan antara kebajikan (dharma) dan kebatilan (adharma).
Wujud kebajikan dilakonkan oleh Barong, yaitu penari dengan kostum binatang berkaki empat,
sementara wujud kebatilan dimainkan oleh Rangda, yaitu sosok yang menyeramkan dengan dua
taring runcing di mulutnya.
Ada beberapa jenis Tari Barong yang biasa ditampilkan di Pulau Bali, di antaranya
Barong Ket, Barong Bangkal (babi), Barong Macan, Barong Landung. Namun, di antara jenis-
jenis Barong tersebut yang paling sering menjadi suguhan wisata adalah Barong Ket, atau
Barong Keket yang memiliki kostum dan tarian cukup lengkap.
Kostum Barong Ket umumnya menggambarkan perpaduan antara singa, harimau, dan
lembu. Di badannya dihiasi dengan ornamen dari kulit, potongan-potongan kaca cermin, dan
juga dilengkapi bulu-bulu dari serat daun pandan. Barong ini dimainkan oleh dua penari (juru
saluk/juru bapang): satu penari mengambil posisi di depan memainkan gerak kepala dan kaki
depan Barong, sementara penari kedua berada di belakang memainkan kaki belakang dan ekor
Barong.
Secara sekilas, Barong Ket tidak jauh berbeda dengan Barongsai yang biasa
dipertunjukkan oleh masyarakat Cina. Hanya saja, cerita yang dimainkan dalam pertunjukan ini
berbeda, yaitu cerita pertarungan antara Barong dan Rangda yang dilengkapi dengan tokoh-tokoh
lainnya, seperti Kera (sahabat Barong), Dewi Kunti, Sadewa (anak Dewi Kunti), serta para
pengikut Rangda.
Gending Pembukaan
Barong dan kera sedang berada didalam hutan yang lebat, kemudian datang tiga orang
bertopeng yang menggambarkan sedang membuat keributan dan merusak ketenangan hutan.
Mereka bertemu dengan kera dan akhirnya berkelahi, dimana kera dapat memotong hidung salah
seorang dari mereka
Babak Pertama
Barong dan kera sedang berada di dalam hutan yang lebat, kemudian
datang tiga orang bertopeng yang menggambarkan sedang membuat
keributan dan merusak ketenangan hutan.Mereka bertemu dengan kera
dan akhirnya berkelahi, dimana kera dapat memotong hidung salah
seorang dari mereka.
Babak Kedua
Pengikut-pengikut Dewi Kunti tiba.Salah seorang pengikut Randa
berubah menjadi setan dan memasukkan roh jahat kepada pengikut Dewi
Kunti yang menyebabkan mereka bisa menjadi marah.Keduanya menemui
patih dan bersama-sama menghadap Dewi Kunti.
Babak Ketiga
Muncullah Dewi Kunti dan anaknya Sahadewa dan Dewi Kunti telah berjanji kepada
Rangda untuk menyerahkan Sahadewa sebagai korban.Sebenarnya Dewi Kunti tidak sampai hati
mengorbankan anaknya Sahadewa kepada Rangda.Tetapi setan semacam rangda memasuki roh
jahat kepadanya yang menyebabkan Dewi Kunti menjadi marah dan berniat mengorbankan
anaknya serta memerintahkan kepada patihnya untuk membuang Sahadewa ke dalam hutan.Dan
patih inipun tidak luput dari kemasukan roh jahat oleh setan ke dalam hutan dan mengikatnya di
muka Istana Sang Rangda.
Babak Keempat
Turunlah Dewa Siwa dan memberikan keabadian kepada Sahadewa, dan keabadian ini
tidak diketahui oleh Rangda yang kemudia datang mengoyak-ngoyak dan membunuh Sahadewa
namun tidak dapat dibunuhnya karena kekebalan yang dianugrahkan oleh Dewa Siwa.Rangda
menyerahkan kepada Sahadewa dan memohon untuk diselamatkan agar dengan demikian dia
bisa masuk surga.Permintaan ini dipenuhi oleh Sahadewa dan Sang Rangda mendapat surga.
Babak Kelima
Kalika adalah seorang pengikut Rangda menghadap Sahadewa, penolakan ini menimbulkan
perkelahian, dan Kalika merubah rupa menjadi Babi Hutan dan di dalam pertarungan antara
Sahadewa melawan Babi Hutan, Sahadewa mendapat kemenangan, kemudian Kalika ini berubah
menjadi burung tetapi tetap dikalahkan. Dan akhirnya Kalika yang telah berubah menjadi burung
berubah rupa lagi menjadi rangda.Oleh karena saktinya Rangda ini maka Sahadewa tidak dapat
membunuhnya dan akhirnya Sahadewa berubah rupa menjadi barong. Karena sama saktinya
maka pertarungan antara barong melawan Rangda ini tidak ada yang menang dan dengan
demikian pertarungan dan perkelahian ini berlangsung terus abadi seperti “Kebajikan” melawan
“Kebatilan” kemudian muncullah pengikut-pengikut Barong masing-masing dengan kerisnya
yang hendak menolong barong dalam pertempuran melawan Rangda, dan semuanyapun tidak
berhasil melumpuhkan kesaktian sang Rangda.
K. Pasar Seni Sukowati

Pasar Sukowati berada di kabupaten Gianyar, yang dibangun di atas tanah seluas ± 600 m2
dengan jumlah bangunan 2 lantai. Arsitektur yang digunakan adalah paduan antara warna merah.
Arsitek pertama disebut Bagus Tuger.
Pasar seni Sukowati terlihat bersih, teratur, dan rapi, sehingga pengunjung nyaman selama
berbelanja.
Pusat pasar seni Sukowati dibagi menjadi 3 bagian gedung utama yaitu :
a. Ardha Candra
Merupakan festival Bali yang dilaksanakan antara bulan Juni sampai bulan Juli. Ardha
Candra diresmikan
pada tanggal 15 April 1997 oleh Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Bapak Drs. arif
Tharif yangdiambil dari gunung Mahameru.
b.Kaisar Hawa
Merupakan tempat festival kesenian Bali di dalam ruangan tertutup.
c. Mahendra Giri Buana
Merupakan galeri untuk memamerkan karya seni rupa di Bali. Keseniannya diresmikan
oleh Bapak
Marshori tanggal 14 Febuari 1973 yang berisi :
 Melat
 Senopati
 Perang Buleleng
Di pasar seni Sukowati ini para pengunjung dapat membeli hasil kerajinan tangan anak
Bali. Sebagai pasar seni yang terdiri dari ratusan pedagang, transaksi yang terjadi membutuhkan
proses tawar menawar yang sengit. Pedagang pasar ini sering menaikkan harga barang setinggi
langit untuk menarik untung sebesar-besarnya, sehingga kejelian para pengunjung serta
kepandaian menawar harga adalah kunci mendapatkan barang terbaik dengan harga termurah.
Tak jarang pembeli harus membandingkan harga antara satu kios ke kios lain karena selisih
harga yang mungkin bisa puluhan ribu.

BAB III
PENUTUP

A. Simpulan

Seperti yang kita ketahui bahwa Bali merupakan magnet utama dalam bidang pariwisata
Indonesia. Bahkan bali menjadi andalan pariwisata Indonesia bagi masyarakat mancanegara.
Adapun daya tarik dari majunya dunia pariwisata Bali yaitu keindahan serta kekayaan alamnya,
kebudayaan serta adat istiadatnya yang unik sehingga menarik para wisatawan untuk berkunjung
ke Bali.
Pada kunjungan dari kegiatan Karya wisata kali ini kami mendapat berbagai
informasi mengenai Bali. Dari kebudayaannya yang sangat beragam, Adat istiadat, Sistem religi,
sistem teghnologi, Pendidikan, Kesenian, serta objek – objek yang ada di Bali. Hal ini tidak
terlepas dari pengalaman yang didapat selama kegiatan Karya Wisata berlangsung. Banyak
pengalaman yang berguna salah satunya yaitu pengalaman berkunjung di suatu sekolah di bali
yang memiliki pengelolaan sekolah yang baik, karakter siswa yang patut dicontoh, dan tetap
memepertahankan sikap nasionalisme walaupun Bali kental akan budaya dan sistem religinya.

B. Kritik dan Saran


Fasilitas yang mewadahi akan membuat siswa nyaman ketika melaksanakan studi wisata ke
pulau Dewata Bali. Menurut kami fasilitas yang diberikan oleh sekolah kami kurang mewadahi,
dari mulai bus, hotel hingga fasilitas dari leader yang seharusnya lebih memperhatikan siswa
yang mungkin mengalami pusing, mual, atau tidak enak badan. Sehingga, siswa merasa kurang
nyaman akan fasilitas yang diberikan.
Apabila dalam penyusunan laporan Karya Wisata di Bali ini banyak kekurangan dan
kesalahan, kami selaku penulis mohon saran dan bimbingannya agar dalam penyusunan yang
akan datang bisa lebih baik lagi. Dan semoga laporan Karya Wisata ini dapat bermanfaat
bagi teman-teman.
LAPORAN HASIL STUDI WISATA KE
BALI

Disusun Oleh:
Atika Ranti ()
Lavita Destiana ()
Nurlaelati ()
Riviana Julian Hidis ()

SMA NEGERI 1 COMAL


TAHUN AJARAN 2014/2015
Jl. Jendral Ahmad Yani No. 77 Comal

PENGESAHAN

Telah disahkan karya tulis dengan judul Laporan Hasil Studi Wisata ke Bali.
Disahkan pada :
Hari :
Tanggal :

Menyetujui

Pembimbing Materi,

Afsya Fetti Apsari, S.Pd


NIP. 19800226 200701 2 005
Pembimbing Teknis,

Nama
NIP.

Mengesahkan,
Kepala SMA Negeri 1 Comal,

Drs. Sumanto
NIP. 19571115 198203 1 006

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
hidayahNya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan perjalanan ke Bali yang diberikan
sekolah sebagai kelengkapan tugas dengan tepat waktu.
Kami ucapkan terima kasih kepada :
1. Drs. Sumanto selaku kepala sekolah SMA Negeri 1 Comal
2. Afsya Fetti Apsari, S.Pd selaku pembimbing materi
3. Setyo Pratekno, S.Pd selaku pembimbing teknis
4. Dan pihak-pihak lainnya yang telah membantu
Semoga laporan ini dapat menambah pengetahuan dan bermanfaat bagi kita semua. Kami
sudah berusaha menampilkan yang terbaik dalam laporan perjalanan ini. Namun, kami
menyadari bahwa laporan perjalanan ini masih belum sempurna. Maka dari itu, dengan tulus dan
kerendahan hati, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan dan
penyempurnaan laporan di masa yang mendatang. Atas saran, kritik maupun bantuan kami
ucapkan terima kasih.

Comal, Januari 2015

Penyusun

DAFTAR ISI

JUDUL............................................................................................................. i
PENGESAHAN.............................................................................................. ii
KATA PENGANTAR..................................................................................... iii
DAFTAR ISI................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan................................................................................... 1
D. Manfaat Penulisan................................................................................ 1
E. Metodologi Penulisan........................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Objek Wisata........................................................................................ 3
B. Pusat Oleh-oleh.................................................................................... 16
C. Kebudayaan Masyarakat Bali............................................................... 19
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................... 24
B. Saran .................................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 25
LAMPIRAN.................................................................................................... 26

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan Negara kepulauan (Negara yang terdiri dari banyak pulau). Salah
satunya adalah pulau Bali, setiap tahunnya ada wisatawan mancanegara maupan domestik yang
datang mengunjungi Bali. Hal ini menjadi alasan diadakan karya wisata. Karya wisata
merupakan kegiatan rutin tahunan yang diselenggarakan oleh sekolah kami.
Sehubungan dengan karya wisata, kami ditugasi untuk membuat laporan perjalanan
mengenai objek-objek wisata dan kebudayaan masyarakat bali.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Objek wisata apa yang di kunjungi ?
2. Apa saja pusat oleh-oleh yang di kunjungi ?
3. Apasajakah kebudayaan yang terdapat di Pulau Bali ?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui objek wisata yang terdapat di Pulau Bali
2. Untuk mengetahui adat dan kebudayaan masyarakat bali.

D. MANFAAT PENULISAN
1. Menambah wawasan mengenai wisata dan budaya Indonesia.
2. Mengasah kemampuan menyusun laporan perjalanan secara sistematis.

E. METODE PENULISAN
1. Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung terhadap permasalahan di lapangan.
2. Wawancara yaitu metode yang dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyan kepada
pemandu wisata.
3. Studi pustaka yaitu metode yang dilakukan dengan cara mengumpulkan buku-buku yang
berkaitan dengan penyusunan laporan perjalanan.

BAB II
ISI

A. OBJEK WISATA
1. TANAH LOT
'Tanah Lot' adalah sebuah objek wisata di Bali, Indonesia. Di sini ada dua pura yang terletak di
atas batu besar. Satu terletak di atas bongkahan batu dan satunya terletak di atas tebing mirip
dengan Pura Uluwatu. Pura Tanah Lot ini merupakan bagian dari pura Dang Kahyangan. Pura
Tanah Lot merupakan pura laut tempat pemujaan dewa-dewa penjaga laut.
a. Legenda
Menurut legenda, pura ini dibangun oleh seorang brahmana yang mengembara dari Jawa. Ia
adalah Danghyang Nirartha yang berhasil menguatkan kepercayaan penduduk Bali akan
ajaran Hindu dan membangun Sad Kahyangan tersebut pada abad ke-16. Pada saat itu penguasa
Tanah Lot, Bendesa Beraben, iri terhadap beliau karena para pengikutnya mulai
meninggalkannya dan mengikuti Danghyang Nirartha. Bendesa Beraben menyuruh Danghyang
Nirartha untuk meninggalkan Tanah Lot. Ia menyanggupi dan sebelum meninggalkan Tanah Lot
beliau dengan kekuatannya memindahkan Bongkahan Batu ke tengah pantai (bukan ke tengah
laut) dan membangun pura di sana. Ia juga mengubah selendangnya menjadi ular penjaga pura.
Ular ini masih ada sampai sekarang dan secara ilmiah ular ini termasuk jenis ular laut yang
mempunyai ciri-ciri berekor pipih seperti ikan, warna hitam berbelang kuning dan mempunyai
racun 3 kali lebih kuat dari ular cobra. Akhir dari legenda menyebutkan bahwa Bendesa Beraben
'akhirnya' menjadi pengikut Danghyang Nirartha.
b. Lokasi
Obyek wisata tanah lot terletak di Desa Beraban Kecamatan Kediri Kabupaten Tabanan, sekitar
13 km barat Tabanan. Disebelah utara Pura Tanah Lot terdapat sebuah Pura yang terletak di atas
tebing yang menjorok ke laut. Tebing ini menghubungkan Pura dengan daratan dan berbentuk
seperti jembatan (melengkung). Tanah Lot terkenal sebagai tempat yang indah untuk melihat
matahari terbenam (sunset), turis-turis biasanya ramai pada sore hari untuk melihat
keindahan sunset di sini.
c. Hari Raya
Odalan atau hari raya di Pura ini diperingati setiap 210 hari sekali, sama seperti pura-pura yang
lain. Jatuhnya dekat dengan perayaan Galungan dan Kuningan yaitu tepatnya pada Hari Suci
Buda Cemeng Langkir. Saat itu, orang yang sembahyang akan ramai bersembahyang di Pura Ini.

2. DANAU BEDUGUL
a. Legenda
Ada beberapa cerita yang menyebutkan mengenai sejarah asal usul nama tempat wisata ini
sehingga disebut Bedugul. Cerita yang pertama yaitu, Bedugul di ambil dari kata dua kata yaitu
"Bedug" karena adanya kelompok masyarakat Muslim di sekitar bedugul dan “Kul” dari Kul-
kul yang merupakan alat komuniksi tradisional masyarakat Bali yang fungsinya hampir sama
seperti kentongan. Penggabungan kedua kata itulah yang kemudian menjadikan nama daerah ini
disebut Bedugul. Cerita lain sejarah asal usul nama Bedugul yaitu pada jaman dahulu ada
seorang raja yang sedang mandi di Danau Beratan dan tak sengaja di lihat oleh warga sekitar,
sambil mereka mengatakan bedogol Raja kelihatan. Itulah beberapa versi penamaan tempat
wisata Bedugul.
Di Bedugul ada sebuah masjid yang telah berusia tua yang bernama Masjid Besar AL-Hidayah.
Masjid ini berada di atas sebuah bukit kecil di sisi sebelah barat Danau Beratan. Didaerah ini
para pemeluk agama islam dan agama hindu sangat toleran. Di sekitar tempat wisata
Bedugul banyak ditemui masjid-masjid jadi untuk anda yang muslim tidak perlu khuatir saat
akan menjalankan kewajiban sholat. Beberapa tempat wisata juga terdapat di kawasan
Bedugul antara lain, Pura Luhur Ulun Danu Bedugul, Danau Beratan, Danau Tamblingan dan
Buyan, Kebun Raya Eka Karya Bedugul, Air Terjun Git-git dan Air Panas Angseri. Dengan
banyaknya tempat wisata di daerah ini, Anda tidak akan merasa bosan.
b. Lokasi
Objek wisata ini terletak di desa Candi Kuning, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan , Bali
kurang lebih berjarak 45 km dari pusat kota. Atau kurang lebih berjarak 50 km kea rah utara dari
ibukota provinsi Bali yaitu Kota Denpasar. Tempat wisata Bedugul berada di dataran tinggi, di
tempat wisata ini terdapat Danau Beratan. Danau Beratan terletak diketingian 1250 meter diatas
permukaan laut. Karena terletak didaerah dataran tinggi, maka Bedugul memiliki udara yang
sejuk dan suhu berada di kisaran 17 hingga 25 derajat celcius. Bukan hanya Danau Beratan,
disekitar danau ini juga terdapat pula sebuah Pura yang dikenal dengan sebutan Pura Ulun Danu.

3. MONUMEN PERJUANGAN RAKYAT BALI


a. Legenda
Museum Perjuangan Rakyat Bali (Bajra Sandhi) tercetus pada tahun 1980 yang berawal dari ide
Prof. Dr. Ida Bagus Mantra yang saat itu adalah Gubernur Bali. Ia mencetuskan ide awalnya
tentang museum dan monumen untuk perjuangan rakyat Bali. Lalu pada tahun 1981, diadakan
sayembara desain monumen, yang dimenangkan oleh Ida Bagus Yadnya, dia adalah seorang
mahasiswa jurusan arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana.
Lalu pada tahun 1988 dilakukan peletakan batu pertama dan selama kurang lebih 13 tahun
pembangunan monumen selesai. Tahun 2001, bangunan fisik monumen selesai. Setahun
kemudian, pengisian diorama dan penataan lingkungan monumen dilakukan. Pada bulan
September 2002, SK Gubernur Bali tentang penunjukan Kepala UPTD Monumen dilaksanakan.
Dan akhirnya, pada tanggal 1 Agustus 2004, pelayanan kepada masyarakat dibuka secara umum,
setelah sebelumnya pada bulan Juni 2003 peresmian monumen dilakukan oleh Presiden RI pada
saat itu, yakni Ibu Megawati Soekarnoputri.
Monumen ini terletak di kawasan Lapangan Renon yang tentunya sangat menarik perhatian bagi
semua orang karena tempatnya yang terawat dengan baik dan bersih dan lengkap dengan menara
yang menjulang ke angkasa yang mempunyai arsitektur khas Bali yang indah. Lokasi monumen
ini juga sangat strategis karena terletak di depan Kantor Gubernur Bali yang juga di depan
Gedung DPRD Provinsi Bali tepatnya di Lapangan Niti Mandala Renon. Tempat ini merupakan
tempat pertempuran jaman kemerdekaan antara rakyat Bali melawan pasukan penjajah. Perang
ini terkenal dengan sebutan “Perang Puputan” yang berarti perang habis-habisan. Monumen ini
didirikan untuk memberi penghormatan pada para pahlawan serta merupakan lambang
penghormatan atas perjuangan rakyat Bali.
Museum ini menjadi simbol masyarakat Bali untuk menghormati para pahlawan serta merupakan
lambang persemaian pelestarian jiwa perjuangan rakyat Bali dari generasi ke generasi dan dari
zaman ke zaman, serta lambang semangat untuk mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari 17 anak tangga yang ada di pintu utama, 8 buah
tiang agung di dalam gedung monumen, dan monumen yang menjulang setinggi 45 meter.
Bentuk museum ini diambil berdasarkan cerita Hindu pada saat Pemutaran Gunung Mandara
Giri oleh Para Dewa dan Raksasa guna mendapatkan Tirta Amertha atau Air Suci Kehidupan.
Dinamakan Museum Bajra Sandi karena bentuk museum ini seperti Bajra atau Genta yang
dipakai oleh para pemimpin Agama Hindu dalam mengiringi pengucapan japa mantra pada saat
melakukan upacara Agama Hindu. Adapun bagian-bagian yang penting dalam museum ini
adalah sebagai berikut :
 Bangunan Museum yang menjulang melambangkan Gunung Mandara Giri
 Guci Amertha dilambangkan dalam bentuk Kumba (periuk) tepat bagian atas museum.
 Naga yang melilit museum melambangkan Naga Basuki yang digunakan sebagai tali dalm
pemutaran Mandara Giri.
 Kura-kura yang terdapat di bagian bawah museum merupakan simbul dari Bedawang Akupa
yang digunakan sebagai alas pemutaran Mandara Giri.
 Kolam yang terdapat disekeliling museum merupakan simbul dari Lautan Susu yang
mengelilingi Mandara Giri tempat beradanya Air Suci Kehidupan atau Tirtha Amertha.

b. Lokasi
Letak monumen tersebut sangat strategis sebab berada persis di depan Kantor Gubernur Bali,
atau tepatnya di Lapangan Niti Mandala Renon Denpasar. Luas bangunan monumen itu adalah
4.900 m2 (70 m x 70 m) dan luas tanah 138.830 m2.

4. TANJUNG BENOA
a. Legenda
Tanjung Benoa Bali adalah pantai yang sangat terkenal dengan aktivitas rekreasi air atau wisata
bahari dan sering disebut dengan nama, Tanjung Benoa watersport. Jenis wisata bahari yang
tersedia di pantai Tanjung Benoa adalah watersport Tanjung Benoa. Tempat wisata Tanjung
Benoa, sangat berdekatan dengan salah satu tempat wisata di Bali yang sering digunakan sebagai
tempat konfrensi, yaitu Nusa Dua. Selain itu, pesona lain pantai ini adalah Pulau Penyu. Disebut
Pulau Penyu, karena pulau ini merupakan tempat penangkaran berbagai spesies penyu yang
sudah mulai langka. Pulau ini yang berjarak kurang lebih 30 menit perjalanan dengan perahu.
Untuk mencapai lokasi ini, wisatawan harus menaiki perahu beralas kaca alias glass bottom yang
memungkinkan menikmati pemandangan bawah laut selatan Bali yang indah. Tarif sewa perahu
sekitar Rp 50.000 per orang.

b. Lokasi
Tanjung Benoa terletak di ujung selatan pulau Bali, terletak di Kecamatan Tanjung Benoa,
Kabupaten Badung Bali. Tanjung Benoa ini adalah nama pantai yang berujung sempit. Jarak
tempuh bila hendak ke pantai ini kira-kira 12 km dari Bandara Ngurah Rai, lebih kurang 30
menit perjalanan menggunakan kendaraan bermotor.

5. GARUDA WISNU KENCANA


a. Legenda
Pembangunan tempat wisata di Bali GWK di prakarsai oleh Yayasan Garuda Wisnu Kencana
pada tahun 1992. Pembangunan GWK Bali dengan tujuan menjadikan tempat wisata GWK Bali
Landmark dari tempat wisata budaya yang terkenal ke mancanegara. Salah satu pendiri
dari Yayasan Garuda Wisnu Kencana adalah I Nyoman Nuarta yang juga konseptor dan
arsitek patung Garuda Wisnu Kencana.
Untuk mendapatkan lokasi yang cocok untuk sebuah proyek besar seperti pembangunan Garuda
Wisnu Kencana, bukanlah tugas yang mudah. Yayasan Garuda Wisnu Kencana setelah
menyelesaikan konsep dari proyek, memerlukan waktu dua tahun untuk mendapatkan
lokasi untuk patung Garuda Wisnu Kencana yang sempurna. Sebelum adanya pembangunan dari
GKW Bali, lokasi yang berada di bukit Ungasan ini, digunakan sebagai tempat penambangan
batu kapur.
Yayasan Garuda Wisnu Kencana menunjuk I Nyoman Nuarta sebagai pematung utama dalam
proyek GWK Bali, karena I Nyoman Nuarta merupakan salah satu pematung modern terbaik
Indonesia. Pada tahun 2013, manajemen kepemilikan dari GWK Bali di ambil alih oleh PT Alam
Sutera Realty Indonesia, salah satu perusahaan pengembang property di Indonesia.
b. Lokasi
Taman budaya Garuda Wisnu Kencana ini berada di ketinggian 146 meter di atas permukaan
tanah atau 263 meter di atas permukaan laut, di daerah perbukitan batu kapur dan cadas, tepatnya
atas bukit Pecatu Nusa Dua, Kabupaten Badung kira kira 40 kilometer sebelah selatan kota
Denpasar Bali, kira-kira 30 menit perjalanan dari Bandara ngurah Rai bila menggunakan
kendaraan bermotor.

6. PANTAI KUTA

a. Sejarah
Sebelum menjadi objek wisata, Kuta merupakan sebuah pelabuhan dagang. Di mana produk dari
lokal diperdagangkan kepada pembeli dari luar Bali. Pada abad ke-19, Mads Lange, seorang
pedagang Denmark, datang ke Bali dan mendirikan basis perdagangan di Kuta. Keahliannya
dalam bernegosiasi, membuat Mads Lange sebagai pedagang yang terkenal antara raja-raja Bali
dengan Belanda.
Hugh Mahbett juga telah menerbitkan sebuah buku berjudul “Praise to Kuta” yang berisi ajakan
kepada masyarakat setempat untuk menyiapkan fasilitas akomodasi wisata. Tujuannya untuk
mengantisipasi ledakan wisatawan yang berkunjung ke Bali. Buku itu kemudian menginspirasi
banyak orang untuk membangun fasilitas wisata seperti penginapan, restoran dan tempat
hiburan.
Di Kuta terdapat banyak pertokoan, restoran dan tempat permandian serta menjemur diri. Selain
keindahan pantainya, pantai Kuta juga menawarkan berbagai macam jenis hiburan lain misalnya
bar dan restoran di sepanjang pantai menuju pantai Legian. Rosovivo, Ocean Beach Club,
Kamasutra, adalah beberapa club paling ramai di sepanjang pantai Kuta.
b. Lokasi
Pantai Kuta adalah sebuah tempat pariwisata yang terletak di sebelah selatan Denpasar, ibu
kota Bali,Indonesia. Kuta terletak di Kabupaten Badung. Daerah ini merupakan sebuah tujuan
wisata turis mancanegara, dan telah menjadi objek wisata andalan Pulau Bali sejak awal 70-an.
Pantai Kuta sering pula disebut sebagai pantai matahari terbenam (sunset beach) sebagai lawan
dari pantai Sanur.

7. MUSEUM BALI
a. Legenda
Museum ini merupakan museum tertua yang ada di Bali, jenis Museum ini termasuk museum
ethnografi, ini bisa di lihat berdasarkan dari koleksi koleksi yang tersimpan. Seluruh unsur
kebudayaan Bali terdiri dari koleksi arkeologi, koleksi historika, koleksi seni rupa dan koleksi
etnografika akan di jumpai disini, seperti perlengkapan hidup, perlengkapan upacara adat,
perkembangan agama dan aspeknya dan budaya masyarakat Bali sejak dari zaman prasejarah
(Bali kuno) sampai saat sekarang ini.
Museum Bali ini didirikan pada beberapa tahun setelah kerajaan Badung diduduki Belanda yaitu
tahun 1910. Perencanaan awal pendirian Museum Bali adalah pejabat Pemerintah Belanda,
Asisten Residen yang bernama W.F.I.Kroon yang dalam pelaksanaan pengembangannya di
bantu arsitek Jerman bernama Curt Grundler, I Gusti Ngurah Alit (Besturder Penegara Badung),
I Gusti Bagus Jelantik(Raja Karangasem), I Gusti Ketut Djelantik (Raja Buleleng), Raja
Tabanan, dan beberapa undagi (ahli seni bangunan tradisional Bali) diantaranya I Gusti Ketut
Gede Kandel, I Gusti Ketut Rai, dan I Gusti Alit Ngurah.
Bentuk bangunan museum merupakan perpaduan arsitektur antara pura dan puri. Didirikan di
atas areal seluas 2.600 m2 meliputi 3 halaman yaitu : halaman luar (jaba), halaman tengah (jaba
tengah) dan halaman dalam (jeroan) yang dibatasi dengan tembok dan gapura.Pada dasarnya
seni banguan tradisional Bali baik banguan suci, rumah tempat tinggal selalu berdasarkan pada
perencanaan dan pola arsitektur tradisional yang berakar pada agama Hindu. Seperti halnya
museum ini pelatarannya dibagi atas 3 bagian pokok yaitu halaman luar, halaman tengah dan
halaman dalam. Masing-masing halaman dihubungkan dengan candi (pintu gerbang).
b. Lokasi
Museum Bali terletak di lokasi strategis di pusat kota Denpasar, tepatnya di jalan Mayor Wisnu.
Pada bagian sebelah selatan museum terdapat Pura Jagatnatha, sedangkan lapangan Puputan
Badung dan Patung Empat Wajah (Patung Catur Muka) berada di depan Museum Bali. Bila
menggunakan kendaraan bermotor, jarak tempuh menuju Museum Bali memerlukan waktu kira-
kira kurang lebih 45 menit lebih kurang 13 km perjalanan dari Bandara Ngurah Rai.
8. TARI BARONG

a. Sejarah
Masyarakat Bali percaya bahwa mahluk-mahluk halus tersebut adalah kaki tangan Ratu Gede
Mecaling, penguasa alam gaib di Lautan Selatan Bali yang berstana di Pura Dalem Ped, Nusa
Penida. Saat itu, seorang pendeta sakti menyarankan masyarakat untuk membuat patung yang
mirip Ratu Gede Mecaling, yang sosoknya tinggi besar, hitam dan bertaring, lalu mengaraknya
keliling desa. Rupanya, tipuan ini manjur. Para mahluk halus ketakutan melihat bentuk tiruan bos
mereka, lalu menyingkir. Hingga kini, di banyak desa, secara berkala masyarakat mengarak
Barong Landung untuk menangkal bencana.

b. Jenis Barong Bali

 Barong Ket atau Barong Keket


 Barong Bangkal
 Barong Landung
 Barong Macan

 Barong Kedingling
 Barong Gajah
 Barong Asu
 Barong Brutuk

B. PUSAT OLEH-OLEH
1. TEMAN JOGER
Joger merupakan salah satu pusat oleh-oleh khas Bali yang sudah tidak asing lagi ditelinga
bahkan sudah menjadi oleh-oleh wajib jika berkunjung ke pulau Bali. Produk Joger hanya dapat
diperoleh dari pabrik / pusat penjualan produk Joger langsung. Bangunan Teman Joger di sini
cukup luas dibandingkan dengan yang di daerah Kuta, di bagian depan tersedia tempat penitipan
barang dan ruang tunggu dengan desain ala lantas (lalu lintas), ada lampu lalu lintas, bemo,
vespa, sepeda motor mini, sepeda ontel dan kumpulan artikel tentang JOGER dari beberapa
koran / majalah lokal, nasional dan internasional.
Selama ini Joger sangat idendik dengan T-shirt / kaos khas Bali dengan kata-katanya yang
unik dan nyeleneh, tapi sebernya masih banyak lagi produk Joger yang lainnya yang biasa
dijadikan buah tangan unuk sanak saudaradi rumah. Seperti sandal dengan desainnya yang
simple dan unik, mug dengan beraneka tulisan karya Mr. Joger serta aneka pernak-pernik
cinderamata lainnya.
a. Sejarah
Joger merupakan kependekan dari nama pemilik toko ini yaitu Joseph Theodorus Wulianadi
dengan sahabatnya yang berasal dari Jerman yaitu Gerhard yang memberinya modal usaha.
Pak joger yang merupakan adik kandung Jaya Suprana direktur Jamu Jago ini merupakan
pemilik CV Wira’s Garment Melania Soraya yang memproduksi kaos-kaos dan pernak-pernaik
khas Joger dan Jok Mah Li (Pojok mahal sekali yaitu barang-barang luar negeri yang dijual
dengan harga miring). Barang-barang yang dijual ditokonya ada sekitar 10.000 macam. Gerainya
selalu penuh dengan wisatawan yang dengan bangga memakai kaos-kaos yang bertuliskan kata-
kata “bijak” ciptaan pak Joger, diantaranya : “Belanja tidak belanja tetap thank you.”

b. Lokasi
Teman Joger dibangun di desa Luwus, di tepi Jalan Raya Luwus Bedugul.

2. KRISNA
a. Sejarah
Perkembangan sebuah perusahaan atau seseorang yang menjadi sukses, sering dilatar belakangi
oleh kisash miris, hal-hal seperti itulah merupakan ramuan obat pahit sebagai cambuk memacu
keingininan untuk selalu tegar terhadap rintangan. Kisah seperti itu terjadi juga pada
perintis toko oleh-oleh khas Bali yang terkenal dengan nama Krisna. Berawal dari kisah
sedihnya seseorang yang bernama Gusti Ngurah Anom saat lulus SMP, berencana untuk
melanjutkan pendidikan ke jenjang bangku SMA, tapi keinginan ini harus dikubur dalam-dalam
karena orang tuanya memutuskan memberhentikannya karena tidak mampu membiayainya.
Dengan rasa sedih, jengah dan mangkel berkecamuk mencoba mengadu keberuntungan ke
KotaDenpasar , berjalan kaki berkilo-kilometer, menahan haus dan lapar, sampai diterima
sebagai pegawai bersih-bersih mobil pada sebuah hotel di kawasan objek wisata Sanur, menjadi
karyawan garment dan setelah melepaskan masa lajangnya mendirikan konveksi kecil-kecilan
dan dari sinilah akhirnya memberikan ide untuk mendirikan toko oleh-oleh khas Bali bernama
Krisna. Kisah insfiratif ini memang menarik sekali.
Toko oleh-oleh ini didirikan pada tahun 2007 di Nusa Indah Denpasar berkembang dengan
sangat bagus, apalagi tempatnya berdekatan dengan objek wisata taman budaya Art Centre,
tempat yang sering dikunjungi wisatawan saat perjalanan tour di Bali saat melakukan perjalanan
city tour ke kota Denpasar, ditambah lagi event tahunan Pesta Kesenian Bali, digelar selama
sebulan disetiap tahunnya saat liburan sekolah. Lokasi yang strategis, harga sesuai kualitas
adalah aset utama bagi sebuah perusahaan.
b. Lokasi
di jalan Nusa Indah no.77 Denpasar, beberapa cabang dibuka lagi seperti jalan Nusa Kambangan
Denpasar, jalan Sunset Road Kuta dan jalan Raya Tuban.

C. KEBUDAYAAN MASYARAKAT BALI


1. Sistem kepercayaan
Mayoritas masyarakat bali adalah beragama Hindu. Dalam kehidupan beragama,
masyarakat bali yang beragama Hindu percaya adanya satu tuhan dalam bentuk Trimurti yang
Esa yaitu Brahmana (yang menciptakan), Wisnu (yang melindung dan memelihara), dan siwa
(yang merusak). Selain itu masyarakat bali juga percaya kepada berbagai Dewa yana lain yang
kedudukannya yang lebih rendah dari Trimurti, seperti dewa Wahyu (dewa angin), dan Dewa
Indra (dewa perang). Agama Hindu di Bali juga mempercayai adanya roh abadi (Otman), buah
dari setiap perbuatan (Karmapala), kelahiran kembali dari jiwa (Punarbawa) dan kebebasan jiwa
(moksa), semua ajaran-ajaran itu berada di kitab Wedha.
Tempat untuk melakukan persembahyangan (ibadah) agama Hindu di Bali dinamakan
Pura atau Sangeh. Tempat ibadah ini berupa sekelompok bangunan-bangunan suci yang sifatnya
berbeda-beda. Ada yang bersifat umum seperti Pura desa dan ada yang sifatnya khusus yaitu
Pura keluarga. Di bali terdapat beribu-ribu pura atau sangeh yang masing-masing pura tersebut
mempunyai hari upacara (hari perayaan) tertentu sesuai denga perayaan leluhur mereka yang
telah ditentukan oleh sistem tanggalanya sendiri-sendiri.
Upacara tradisional khas Bali yang mempunyai daya tarik bagi wisatawan adalah upacara
Ngaben. Ngaben adalah upacara pembalkaran mayat di Bali. Dengan demikian, setiap orang
yang sudah meninggal tidak cikubur melainka dibakar. Upacara ini memerlukan biaya yang
cukup besar, dan biasanya dilakukan oleh orang-orang yang mampu saja. Sebalum dibakar
terlebih dahulu orang yang meninggal diletakan di sebuah tandu panjang (seperti keranda),
kemudian dibawa ketempat pembakaran. Tandu ini biasanya diangkat oleh empat sampai
delapan orang yang merupakan kerabat atau saudara dekat dari orang yang meninggal. Dalam
perjalanan pengiring mengucapkan puji-pujian dan nyanyian sebagai pemujaan yang dipimpin
oleh pemangku setelah sampai di tempat pembakaran, sebelum masuk pintu, tandu tersebut
diputar-putar sebanyak tiga kali, sebagai tanda penghormatan dan izin untuk memasuki tempat
pembakaran. Setelah dibakar, kemudian abu tersebut di buang kelaut, ada juga yang disimpan di
tempat khusus.
Selain upacara Ngaben, ada juga upacara lain seperti upacara hariraya Nyepi, Ngebak
Geni, Hari Raya Kuningan, Hari raya Galungan, dll.
Keseluruhan upacara di bali dapart di kelompokan sebagai berikut :
1. Manusia Nyadan, yaitu upacara siklus dari anak-anak sampai dewasa
2. Putra Nyadan, yaitu upacara untuk roh-roh
3. Dewa Nyadan, yaitu upacara pembesaran
4. Buta Nyadan, yaitu upacara yang ditunjukan untuk roh-roh jahat
2. Sistem Kasta
Akibat kuat agama Hindu, di Bali berlaku sistem kasta, yaitu pemisahan masyarakat
berdasarkan kedudukan atau tingkat kehormatan. Berdasarkan hal tersebut, masyarakat Bali
dibedakan menjadi 4 Kasta, yaitu :
1. Kasta Brahmana
Kasta ini ditempati olah para dewa kerajaan, seperti pendeta. Kasta ini merupakan kasta tertinggi
di bali, sehingga seseorang dapat menduduki kasta ini sangat dihormati oleh masyarakat umum
atau kasta dibawahnya.
2. Kasta Ksatria
Kasta ini ditempati oleh para bangsawan kerajaan seperti raja, pangeran dan berbagai pengawal
kerajaan seperti patih dan panglima perang, pejabat-[ejabat kerajaan yang diberi wewenang
untuk memimpin daerah tertentu dibawah daerah kekuasaan raja. Kasta Ksatria dianggap kasta
yang mempunyai gengsi dan martabat atau derajat yang tinggi bagi orang yang ada di dalamnya.

3. Kasta Waisya
Kasta ini di tempati oleh para petani dan pedagang. Petani di bali juga digolongkan menjadi
beberapa kelompok berdasarkan kekayaan material atas kepemilikana tanah, sawah dan tempat
tinggal.
 Petani Kelas Atas
 Petani Kaya Sedang
 Petani Kaya Bawah
4. Kasta Sudra
Kasta Sudra pada masyarakat bali yaitu mereka yang keberadaanya kurang dihormati. Golongan
kasta Sudra ini tidak memiliki hak kepemilikan atas tanah pekarangan atau rumah tempat tinggal.
Kasta ini merupakan kasta terendah dalam pembagian kasta di bali.
3. Sistem Kesenian
Sistem keseniandi bali antara lain tari-tarian Bali, rumah adat dan pakaian adat bali. Tari-
tarian Bali seperti tari Legong dan tari Kecak sanat disukai oleh wisatawan. Tari Legomg
merupakan tari yang menceritakan kisah cinta raja Lasem, sementara tari Kecak mengiahkan
tentang Bola Tantra Kera Hanoman dan Sugriwa.
Beberapa rumah adat di bali antara lain gapura candi Bentar yang merupakan pintu
masuk istana raja. Balai Bengong yaitu tempat peristirahatan raja beserta kori Babetelan yaitu
pintu masukuntuk upacara keluarga.
Pakaian adat bali pria adalah ilat kepala (destar) kain songket Saput dan sbilah Keris yang
diselipkan kepinggang bagian belakang. Sedangkan untuk wanita umumnya menggunakan dua
helai kain songket, stangen Songket dan selendang, serta memakai hiasan bunga emas da bunga
kamboja.
4. Sistem Kekerabatan
Perkawinan merupakan hal yang paling penting dalam kehidupan manusia, demikian juga
dengan masyarakat bali yang memperoleh hak-hak dan kewajiban-kewajibannya sebagai warga
masyarakat, untuk melakukan perkawinan.
Menurut ajaran adat lama yang banyak dipemgaruhi oleh sistem klan-klan (dadra) dan sistem
kasta (wangsa), perkawinan dilakukan antara warga se-klan atau antara warga yang sianggap
sederajat dalam kasta. Sementara perkawinan yang dianggap pantangan adalah perkawinan
Bentukar (makadengan ngad) yaitu perkawinan antara perempuan suami dengan saudara laki-
laki istri, perkawinan ini dianggap pantangan karena menurut kepercayaan dapat mendatangkan
bencana. Selain itu, perkawinan pantangan lain yang merupakan dosa besar adalah perkawinan
antara seseorang dengan anaknya, seseorang dengan saudara kandungnya atau saudara tirinya
dan antara seseorang dengan anak dari saudara perempuan maupun laki-lakinya.
Pada umumnya pemuda di bali dapat memperoleh seorang istri dengan dua cara yaitu cara
memina kepada keluarga si gadis atau dengan melarikan si gadis.kedua cara tersebut merupakan
adat-adat perkawinan di bali. Kedua cara tersebut dilakukan dengan melakukan kunjungan resmi
dari keluarga si pemuda kepada si gadis, guna meminang si gadis atau dengan memberitahukan
kepada keluarga si gadis bahwa si gadis telah di bawa lari untuk di kawinkan. Kemudian
diadakan upacara perkawinan dan kunjunga resmi dari keluarga si pemuda kerumah orang tua si
gadis untuk meminta diri kepada roh nenek moyang si gadis.
Setelaha menikah, biasanya pasangan suami istri baru menetap di kompleks perumahan dari
orang tua si suami. Tetepi tidak sedikit suami istri baru menetap di rumah baru. Sebalikanya ada
pula suatu adat perkawinan dimana pasangan suami istri baru menetap di kompleks perumahan
keluarga si istri.

BAB III
PENUTUP

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas selesainya penulisan laporan ini. Penulis berterima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu pelisan ini, sehingga bermanfaaf bagi para
pembaca.
Dalam penyusunan laporan ini masih banyak kesalahan dalam penguraian tulisan dan
lainnya, maka dari itu kami meminta maaf sebesar-besarnya. Atas kritik dan saran yang sifatnya
membangun dari pembaca sekalian, akan sangat bermanfaat untuk menyempurnakan laporan ini.

A. Kesimpulan
Dengan melihat uraian yang telah penulis sampaikan maka disimpulkan bahwa :
1. Dengan adanya objek-objek wisata yang menarik dapat meningkatkan jumlah wisatawan dari
mancanegara sehingga dapat menambah devisa di provinsi Bali pada khususnya dan devisa
negara pada umumnya.

B. Saran
1. Perlu ditingkannya tenaga-tenaga profesional dalam bidang pariwisata yang memiliki
pengalaman, keterampilan dan kemampuan berinteraksi yang baik dengan cara mendirikan
perguruan tinggi pariwisata, pendidikan menengah pariwisata, pusat penelitian dan
pengembangan pariwisata.
2. Perlu adanya penambahan fasilitas-fasilitas yang masih dianggap kurang seperti tempat parkir,
transportasi, dan akomodasi. Karena hal tersebut sangat berpengaruh bagi kemajuan jasa
pariwisata Bali.

Anda mungkin juga menyukai