Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH BAHASA INDONESIA

PENGAJAR: DRS. DAHMUR


ANGGOTA:
1. Alya Zahra Fahrani
2. Hassya Aulia
3. Rafi Dwi Saputra
4. Resifa Wulandari
5. Zuleyka Keysha Zahra
6. Ferdan Meidil Fitra
7. M. Fitra Qolbi
DAFTAR ISI

Bab 1 pendahuluan

I. latar belakang

II. tujuan

III. manfaat

Bab 2 mitologi penelitian

I. pengertian kunang kunang (nama latin)

II. ciri ciri

III. jenis jenis

Bab 3 isi judul

I. pengertian kunang kunang

II. jenis makanan

III. habitat

IV. perkembangan biak

V. predator

bab 4 penutup

I. kesimpulan

II. saran

III. motto
UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terima kasih yang terutama kami panjatkan kehadirat Tuhan


Yang Maha Esa yang telah menciptakan Kunang-‐Kunang sebagai sebuah
karya agung (a great creature of God) di muka bumi ini. Keindahan
cahaya yang sangat menakjubkan membuat kagum setiap orang yang
kami pandu dalam Firefly Tour sejak tahun 2010 lalu.

Terima kasih tak terhingga kami sampaikan kepada orang tua kami
yang senantiasa mendoakan kami, mengajarkan kerendahan hati, dan
spirit untuk berjuang maju demi kebahagiaan orang-‐orang yang dicintai.

Terima kasih kami ucapkan kepada guru yang membimbing kami untuk bisa memahami ap aitu
teks observasi sehingga kami bisa memahami makalah sedemikian rupa. Terima kasih kepada
teman teman yang memberi support untuk dapat menyelesaikan makalah kami.

Selamat mendengarkan hasil observasi kami terhadap kunang kunang

Pekanbaru, agustus 2022

Penulis
BAB 1

1.1 LATAR BELAKANG.

Kunang-kunang adalah kelompok serangga yang berasal dari keluarga Lampyridae dan termasuk
dalam ordo Coleoptera. Serangga ini berbentuk kecil ukuran kurang lebih satu centimeter dan
memancarkan sinar pada bagian tubuhnya. Tubuh lunak (tidak keras) dilihat dari atas, mata
kunang-kunang tidak terlihat karena tertutup oleh abdomen, sehingga mata kunang-kunang
hanya terlihat dari arah bawah.

Kunang-kunang mempunyai enam kaki, dua sungut, berwarna cokelat kehitaman. Serangga ini
mempunyai dua pasang sayap ; yaitu sayap depan yang kaku dan sayap belakang yang lebih tipis
dibanding dengan sayap depan.

Kunang-kunang mempunyai sinar yang berkedip pada bagian tubuh belakang berfungsi sebagai
tanda gairah bagi kunang – kunang lawan jenis. Tanda gairah yang ditunjukkan oleh kunang-
kunang ini sebagai tanda perkawinan atau gairah memangsa.

Gairah perkawinan artinya kunang-kunang berkedip untuk menarik pasangannya, dimulai dari
kunang-kunang jantan, kemudian dibalas oleh kunang-kunang betina lalu terjadilah perkawinan.
Umumnya kunang-kunang betina akan berhenti berkedip setelah terjadinya perkawinan. Gairah
memangsa artinya bisa terjadi ketika kunang-kunang jantan mendekat, kunang-kunang betina itu
langsung memangsanya.

1.2 TUJUAN

Kunang-‐kunang merupakan serangga yang sangat unik. Setiap orang mencintai kunang-‐kunang
dan kita semua sangatlah takjub dengan keindahan kerlipan cahayanya. Namun, hanya sedikit
sekali dari kita yang memahami dengan baik serangga mungil nan cantik ini.

Berbagai mitos berkembang di masyarakat mengenai kunang-kunang. Kunang-‐kunang sering


diidentikkan dengan kukunya orang yang sudah mati. Kunang-‐kunang juga dipandang sebagai
binatang yang menakutkan. Di masayarakat pun beredar rumor, jika melihat kunang-kunang,
maka tangan ditaruh di telinga agar kunang‐kunang tidak masuk ke telinga dan menyebabkan
kematian.

Selain kesimpangsiuran informasi dan mitos tentang kunang-kunang, spesies ini sudah mulai
terancam keberadaannya. Pembangunan yang masif dan polusi akibat pembangunan
menyebabkan kunang-‐kunang sudah mulai menghilang. Belum ada upaya perlindungan untuk
mengantisipasi mengecilnya jumlah spesies kunang-‐kunang ini. Beberapa faktor penyebab
berkurangnya spesies kunang-‐kunang
meliputi: konversi lahan persawahan menjadi bangunan fisik, terganggunya saluran irigasi
persawahan, perilaku masyarakat ataupun petani yang membakar jerami dan menimbulkan asap,
dan penggunaan pestisida. Diperlukan upaya yang sungguh-‐sungguh untuk mempertahakan
spesies kunang-‐kunang.

Menyelamatkan kunang-kunang bisa berarti menyelamatkan alam dari kerusakan. Pembahasan


dalam buku sederhana ini dibagi dalam 7 bagian dengan diawali pendahuluan pada bagian 1.
Topik berikutnya pada bagian 2 menjelaskan jawaban sederhana atas pertanyaan-‐pertanyaan
seputar kunang-‐kunang. Pada bagian 3 dan 4 diuraikan mengenai kunang-‐kunang dan alam
sekitar beserta mitos yang berkembang di 3 negara yaitu Indonesia, Filipina, dan Jepang.

1.3 MANFAAT

Cahaya ini digunakan sebagai alat komunikasi antarsesama kunang-kunang dan juga menjadi


peringatan adanya bahaya. Cahaya tubuh kunang2 ini sangat penting bagi kelestarian jenisnya,
sebab kunang-kunang betina dan jantan mengenali jenis kelamin masing-masing berdasarkan
cahaya mereka.

Kunang-kunang juga sering dijadikan indikator alami lingkungan yang alami dan bersih. Hal ini
dikarenakan kunang-kunang merupakan serangga yang sangat rentan terhadap pencemaran
lingkungan.
BAB 2

2.1 PENGERTIAN KUNANG KUNANG (NAMA LATIN)

Kunang-kunang adalah sejenis serangga yang dapat mengeluarkan cahaya yang jelas terlihat saat
malam hari. Cahaya ini dihasilkan oleh "sinar dingin" yang tidak mengandungultraviolet maupun
sinar inframerah dan memiliki panjang gelombang 510 sampai 670nanometer, dengan warna
merah pucat, kuning, atau hijau, dengan efisiensi sinarsampai 96%.

Kunang-kunang termasuk dalam golonganLampyridae yang merupakan familia dalamordo


kumbang Coleoptera. Ada lebih dari 2000 spesies kunang-kunang, yang dapat ditemukan di
daerah empat musim dan tropisdi seluruh dunia. Banyak sepesies ini yang ditemukan di rawa
atau hutan yang basah di mana tersedia banyak persediaan makanan untuk larvanya.

Kunang-kunang, yang memancarkan sinar untuk saling mengenali atau untuk memberi tanda
kawin, menggunakan panjang gelombang sinar yang berbeda, tergantung pada spesiesnya. Selain
itu, pada beberapa spesies, kunang-kunang jantan yang mula-mula menyorotkan sinar untuk
menarik sang betina, sementara pada spesies lainnya, sang betina yang “memanggil.” Sebagian
kunang-kunang menggunakan cahaya mereka untuk mempertahankan diri. Mereka
mengeluarkan sinar sebagai tanda pada musuh bahwa mereka bukan makanan yang lezat.

2.2 CIRI-CIRI

a. Bentuk visual kunang-kunang (keluarga Lampyridae).

Keindahan kunang-kunang yang beterbangan di malam hari adalah cahaya yang terletak pada
ekornya. Keindahan lain yang menjadi keunikan serangga ini adalah bentuk visualnya,
pengolahan keindahan bentuk visual inilah yang akan dikembangkan ke dalam perancangan
tekstil.

Ciri-cirinya adalah bentuk memanjang, tubuh lunak, protonum meluas kearah depan diatas
kepala sehingga kepala nampak lebar dilihat dari atas. Mata tersembunyi (tidak tampak) bila
dilihat dari atas. Abdomen terdiri dari tujuh atau delapan ruas ventral yang jelas, antena dan
warna bermacam-macam. Ruas dekat akhir abdomen menghasilkan cahaya ; ruas yang bercahaya
dapat diketahui saat ruas tidak bercahaya yaitu dengan melihat warnanya yang hijau kekuningan.
1). Kunang-kunang jantan. Kunang-kunang termasuk ordo Coleoptera, keluarga Lampyridae.
Salah satu sifat-sifat yang jelas dari ordo Coleoptera adalah struktur sayap-sayapnya.
Kebanyakan kumbang mempunyai empat sayap, dengan pasangan sayap depan menebal, seperti
kulit, atau keras dan rapuh dan biasanya bertemu dalam satu garis lurus di bawah tengah
punggung dan menutupi sayap-sayap belakang (dari sinilah nama ordo tersebut).

Sayap-sayap belakangberselaput tipis tersebut biasanya lebih panjang dari pada sayap-sayap
depan, dan apabila dalam keadaan istirahat, biasanya terlipat di bawah sayap-sayap depan.
Sayap-sayap depan kumbang disebut elytra (tunggal elytron). Elytra sacara normal hanya
bertindak sebagai selubung-selubung pelindung sayap-sayap belakang umumnya satu-satunya
yang dipakai sebagai penerbangan. Sayap-sayap depan atau belakang sangat menyusut pada
beberapa kumbang.

2). Kunang-kunang betina yang berbentuk Lampyrid atau larvae.


Kunang-kunang (keluarga Lampyridae) disebut juga kumbang-kumbang halilintar : Banyak
anggota-anggota dari kelompok yang umum ini dan terkenal memiliki “cahaya ekor”. Lampyrid
adalah kumbang-kumbang yang bertubuh sangat lunak dan memanjang, panjangnya lima sampai
dua puluh mm, yang pronotumnya meluas kedepan melewati kepala demikian
hingga kepala sebagian besar atau seluruhnya tersembunyi dari atas.

Elitra adalah lunak, lentur, dan agak datar kecuali untuk apipleurae, kebanyakan angota-anggota
yang lebih besar dari kelompok ini mempunyai organ-organ yang mengeluarkan cahaya, tetapi
banyak dari yang lebih kecil tidak mempunyainya. Larvae ini tidak seperti ulat atau cacing.
Larva dan dewasa memiliki alat mulut menggigit mengunyah. Larva tidak memiliki kaki
abdominal, tetapi memiliki tiga pasang kaki toraksial. Antena rata-rata sebelas ruas dengan
bentuk yang beragam.

2.3 JENIS JENIS

Spesies kunang-‐kunang termasuk dalam keluarga Lampyridae yang merupakan bagian dari
kumbang (Celeoptera). Seperti pada spesies kumbang pada umumnya, kunang-‐kunang memiliki
tiga bagian utama yaitu kepala (caput), dada (torax), dan perut (abdomen). Dalam bahasa Inggris
kunang-‐kunang disebut dengan istilah Firefly atau Lightning bug atau Glowworms. Di seluruh
dunia, terdapat lebih dari 2.000 spesies kunang-‐kunang. Beberapa gambar spesies
kunang kunang dari berbagai habitat di dunia.

Photuris
Habitat: Amerika Utara, khususnya di Texas timur dan Manitoba
Selatan.

Photinus
Habitat: Amerika Utara

Pyractomena
Habitat: Florida

Luciola
Habitat: Jepang

Pteroptyx
Habitat: Indonesia, Malaysia

BAB 3

3.1 PENGERTIAN

Kunang-kunang (Lampyridae) adalah sejenis serangga yang dapat mengeluarkan cahaya yang
jelas terlihat saat malam hari, selain itu cahaya kunang-kunang juga berfungsi sebagai alat
komunikasi antar satu sama lainnya lewat cahaya itulah mereka bisa mengenali satu sama
lainnya lewat cahaya itulah mereka bisa mengenali satu sama lainnya.

3.2 JENIS MAKAN


Makanan kunang-kunang adalah cairan tumbuhan, siput-siputan kecil, cacing, maupun serangga
lain, selain itu kunang-kunang juga memiliki pola makan yang unik, ada yang menjadi
kanibalisme dan memakan kunang kunang lain dan ada juga yang tidak memakan apapun selama
hidup mereka yang pendek.

3.3 HABITAT

Habitat kunang-kunang biasanya dibuka untuk dibuat perkebunan sawit dan peternakan. Di
seluruh dunia, adanya cahaya buatan manusia dianggap sebagai ancaman kedua bagi kunang-
kunang. Cahaya buatan manusia adalah lampu rumah, lampu jalan, lampu papan reklame, dan
benda-benda elektronik lainnya yang mengeluarkan cahaya. Selain itu cahaya yang di hasilkan
kunang-kunang bersifat dingin dan cahaya kunang-kunang lebih terang di banding lampu buatan
manusia.

3.4 PERKEMBANGAN KUNANG KUNANG

Kunang-kunang tumbuh melalui proses empat tahap yang disebut metamorfosis sempurna.
Setelah kawin, kunang-kunang betina bertelur di tanah atau, di bawah mulsa, atau batang kayu di
pertengahan musim panas. Telur diinkubasi selama kurang lebih tiga minggu sebelum menetas
menjadi larva, selain bisa bertelur di tanah ada juga kunang-kunang yang membiarkan telurnya
jatuh di air, nantinya telur yang berada di dalam air akan menetas dan memiliki insang lalu
berubah menjadi kempompong dan terbang seperti kunang kunang pada umumnya.

Tidak hanya tubuh kunang-kunang dewasa yang hanya bisa berkembang hingga berukuran 2,5
cm namun umumrnya juga pendek. Kunang-kunang dewasa yang hidup di alam liar hanya dapat
bertahan hidup maksimal sekitar 2 bulan.

3.5 PREDATOR KUNANG KUNANG

Kunang kunang memiliki predator lain. Kodok dan katak tampaknya tidak terpengaruh oleh
rasanya, dan akan melahap kunang-kunang tanpa ragu. Dan laba-laba yang memiliki jaring akan
dengan senang hati mengakhiri si kunang-kunang.

Kunang-kunang dewasa yang hidup di alam liar hanya dapat bertahan hidup maksimal sekitar 2-
3 minggu. Ada beberaapa jenis serangga yang di lengkapai kemampuan khusus seperti sistem
pertahanan diri serangga kecil seperti semut merah atau semut liar yang ganas, mandibula
menyerupai sebuah perangkat racun yang bisa membuat mangsa mati dan larut lalu dapat di
cerna ke pencernaan.

BAB 4

4.1 KESIMPULAN

Kuang-‐kunang dalam masa hidupnya yang singkat, sekitar 2-‐3 minggu, menghias malam dan
memberikan warna bagi keanekaragaman hayati. Dengan melestarikan kunang-‐kunang dan
habitatnya dengan serta merta dapat menyelamatkan persawahan yang sudah mulai beralih
fungsi.

4.2 SARAN
Berdasarkan penelitian, maka disarankan agar penelitian lebih lanjut untuk mengkaji lebih dalam
dari segi ekologi untuk mendukung kehidupan kunang-kunang di kawasan ini.

4.3 MOTTO

Bukankah kami telah melapangkan dadamu? Dan kami telah menghilangkan darimu bebanmu.
Yang memberatkan punggungmu? Dan kami tinggikan bagimu sebutan (nama) mu. Karena
sesungguhnya sesudah kesulitan pasti ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan pasti ada
kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh
sungguh (urusan) yang lain. Dan hanya kepada Tuhan-mu lah hendaknya kamu berharap (Q.S.
Al-Insyirah: 94)

Anda mungkin juga menyukai