Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

Laporan Hasil Observasi

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Topik : Jangkrik

Kelas : X-1

Kelompok :9

Anggota : 1.) Glen

2.) Petra

3.) Yumna

4.) Asia

SMAN 18 BATAM

TAHUN AJARAN 2023/2024


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Tuhan yang Maha Esa, dengan ini kami
panjatkan puji dan syukur atas kehadirat-Nya yang telah memberikan
rahmat-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah Bahasa Indonesia yang berjudul “Laporan Hasil Obsevasi
Jangkrik”.

Adapun Makalah Bahasa Indonesia tentang “Laporan Hasil


Obsevasi Jangkrik” ini telah kami usahakan semaksimal mungkin
dan tentunya bantuan dari berbagai pihak, sehingga dapat
memperlancar proses pembuatan Makalah ini. Oleh sebab itu, kami
juga ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu kami dalam pembuatan Makalah Bahasa Inonesia ini.

Akhirrnya penyusun mengharapkan semoga dari Makalah Bahasa


Indonesia ini tentang “Laporan Hasil Obsevasi Jangkrik” ini dapat
diambil manfaatnya sehingga dapat memberikan inspirasi terhadap
pembaca. Selain itu, kritik dan saran Anda kami tunggu untuk
pembuatan Makalah ini nantinya.

Batam, Agustus 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar
Bab 1: Pendahuluan
o Latar Belakang.
o Rumusan Masalah
o Tujuan

Bab 2: Pembahasan
o Definisi Umum
o Deskripsi Bagian
o Deskripsi Manfaat
BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Jangkrik Jenis Gangsir

Jangkrik, jengkerik atau cengkerik (Gryllidae) adalah serangga


yang berkerabat dekat dengan belalang, memiliki tubuh kecil
silindris, kepala hampir bulat dan sungut panjang seperti
benang. Jangkrik adalah omnivore dan berkembangbiak dengan
cara Ovipar/Bertelur, dikenal dengan suaranya yang khas, yang
dihasilkan oleh cengkerik jantan. Suara ini digunakan untuk
menarik kedatangan betina dan mengusir kehadiran jantan
lainnya. Suara cengkerik ini semakin keras dengan naiknya
suhu sekitar. Di dunia dikenal sekitar 900 spesies cengkerik,
termasuk di dalamnya adalah gangsir.

B. Rumusan Masalah
Mengenal Kecoa Dengan Kegiatan Observasi

C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui mengenai hewan Jangkrik dengan kegiatan
Observasi
2. Belajar membuat hasil laporan observasi yang bener dan
baik
3. Memberi wawasan tentang hewan Jangkrik

Bab 2 Pembahasan
A. Definisi Umum

Taksonomi
Kerajaan : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Orthoptera
subordo : Ensifera
Superfamili : Grylloidea
Famili : Gryllidae
Genus : Gryllus
Spesies : Gryllus Bimaculatus
Jangkrik merupakan serangga yang biasanya beraktivitas di malam
hari, Jangkrik merupakan hewan yang aktif di malam hari sehingga
suara-suara ditimbulkan oleh jangkrik jantan dapat didengar secara
jelas dan semakin keras apabila malam hari sudah tiba.

Jangkrik memiliki agihan kosmopolitan, ditemukan di semua bagian


dunia kecuali di wilayah dingin di atas lintang 55° ke utara maupun
selatan. Serangga ini mengkolonisasi pulau-pulau besar dan kecil,
melalui udara (terbang) atau air (terbawa kayu atau bagian tumbuhan
lain yang terapung-apung di laut), atau diangkut oleh aktivitas
manusia.
Keragaman jangkrik yang tertinggi berada di wilayah tropis. Di dekat
Kuala Lumpur, misalnya, pernah tercatat sebanyak 88 spesies yang
terdengar suara deriknya dari satu lokasi saja; belum lagi termasuk
jenis-jenis yang tidak mengeluarkan suara. Di Indonesia terdapat lebih
dari 100 jenis jangkrik, dan spesies yang paling banyak dibudidayakan
adalah Gryllus Mitratus dan Gryllus testaclus dari genus Gryllus.

Jangkrik hidup di banyak macam habitat. Kebanyakan, jangkrik


tinggal di antara rerumputan dan terna; namun jenis-jenis yang lain
hidup di semak-semak, dan sebagian lagi di atap tajuk pepohonan.
Jangkrik juga hidup di tanah dan gua; ada yang menggali lubang-
lubang yang dangkal ataupun dalam di tanah, ada pula yang hanya
bersembunyi di balik tumpukan batu atau kayu lapuk.

Jenis-Jenis Jangkrik

1. Jangkrik Kalung

Jangkrik kalung adalah jangkrik yang paling populer diantara yang


terpopuler, spesies ini bisa menjadi sumber makanan bagi hewan
pemakan seranggga seperti ular, burung, musang dan lain
sebagainya. Namun Tidak semua orang yang memelihara jangkrik
kalung dijadikan makanan hewan, sebagian ada yang
memeliharanya hanya untuk dijadikan aduan atau masteran.
Habitat asli jangkrik kalung adalah lapangan luas yang agak
lembab seperti kebun, sawah atau ladang. Di pekarangan rumah
juga kadang dijumpai jangkrik kalung. Secara morfologis jangkrik
genggong, sebagai nama lainnya yang masih kecil terdapat garis
putih melingkar di tubuhnya, oleh sebab itu ia disebut jangkrik
kalung. Saat dewasa warna putih akan memudar berubah menjadi
hitam, lalu bagian leher dan kaki mulai mengeras. Tubuhnya
lumayan besar namun ukuran jangkrik betina lebih besar dibanding
jantan. Secara karakter jangkrik ini cenderung aktif bersuara
nyaring, bahkan bisa menghasilkan suara khas dan konon suara
tersebut bisa mengusir tikus . Tetapi, suara jentirannya bukan tanpa
makna, jangkrik berbunyi karena ingin memikat hati betina.
Apalagi saat musim kawin (di pertengahan musim hujan) frekuensi
bunyinya semakin tinggi dan keras.

Jangkrik
Jenis Kalung

2. Jangkrik Gangsir
Serangga ini dapat dengan mudah dijumpai dapa area
perkebunan atau persawahan terutama pada rerumputan. Hama
jenis ini suka menggali tanah dengan kedalaman yang berkisar
antara 30-60 cm. Serangga ini memiliki ukuran yang cukup
besar dan tubuh yang kekar, yang memiliki panjang sekitar 37 –
44 mm. Selain itu juga mempunyai 2 buah antena (sungut) pada
kepalanya. Ukuran kakinya termasuk pendek dan memiliki duri
pada bagian belakang. Tubuh gangsir biasanya berwarna coklat
agak kehitaman pada bagian atas tubuh dan kepalanya.
Sedangkan pada bagian bawah (perut) mempunyai warna agak
keputih-putihan.
Perbedaan antara jangkrik jantan dan betina dapat di lihat dari
ukuran, yang mana gangsir jantan memiliki ukuran yang lebih
besar. Selain itu pada betina mempunyai tegmina (sayap)
dengan permukaan yang halus. Dengan ovipositor yang panjang
menyerupai jarum di ujung tubuh bagian belakang.

Jangkrik Jenis
Gangsir

3. Jangkrik Alam
Sesuai namanya jangkrik ini banyak dijumpai di alam atau lebih
tepatnya di tanah luas yang agak lembab seperti ladang, sawah,
samping rawa dan lain sebagainya. Di Indonesia sendiri
jangkrik alam termasuk yang banyak dibudidayakan.

Di samping postur tubuhnya yang agak besar dan panjang


sangat cocok bagi pembudidaya burung dan ikan.

Ciri-ciri jangkrik alam umumnya berwarna kekuningan dan


sedikit abu abu. Menurut klasifikasi ilmiah dia disebut Acheta
Domesticus. Tapi kalau di negara kita malah ada yang
menyebut jangkrik karet, jangkrik alas dan lain sebagainya. Jika
sudah pertengahan musim hijan biasanya jantan akan
mengeluarkan suara khas untuk menarik jangkrik betina.
B. Deskripsi Bagian

Jangkrik adalah serangga bertubuh kecil hingga sedang, yang


kebanyakan berbentuk silindris (beberapa spesiesnya ada pula yang
berbadan agak gepeng tegak). Kepalanya hampir bulat, dengan
sepasang sungut panjang menjuntai yang muncul persis di depan mata
majemuk. Di dahinya terdapat tiga buah ocelli (tunggal: ocellus),
yakni mata sederhana atau mata tunggal. Di belakang kepala terletak
pronotum, yakni ruas dada yang pertama, yang kuat dan mulus tanpa
gigir punggung ataupun tepi. Di belakangnya lagi terletak abdomen
(perut) yang banyak beruas-ruas. Di ujungnya terdapat sepasang cerci,
yakni semacam alat peraba yang serupa duri namun lunak, dan—pada
betina-- ovipositor yang panjang seperti jarum, halus, serta berkilau.
Femora ('paha'; yakni ruas ketiga) pada pasangan kaki belakang,
berukuran besar dan berguna untuk melompat. Sedangkan tibia
('betis', ruas keempat) kaki belakang dilengkapi dengan deretan duri
yang dapat digerakkan; yang susunannya berbeda-beda menurut
spesiesnya. Tibia pada kaki depan umumnya dilengkapi dengan satu
atau dua timpani (tunggal: timpanum, 'gendang telinga') yang
berfungsi untuk menangkap getaran suara.

Sayap jangkrik seperti menempel ketat membungkus sisi atas


abdomen. Sayap ini berbeda-beda ukuran dan warnanya menurut jenis
jangkrik: ada yang panjang, ada yang pendek, dan bahkan ada jenis
yang tanpa sayap. Sayap sebelah depan adalah elytra yang terbuat dari
kitin yang kaku, berfungsi sebagai pelindung abdomen yang relatif
lunak, dan pada hewan jantan juga sebagai tempat organ pengerik
untuk menghasilkan suara. Sayap belakang serupa membran tipis yang
berfungsi untuk terbang, dan dilipat manakala cengkerik hinggap.
Siklus Hidup Jangkrik
Daur hidup jangkrik memiliki tiga tahapan yang sangat penting dan
juga sangat singkat. Berawal Dari telur yang akan menetas dengan
sendirinya menjadi jangkrik muda, dan ke Jangkrik Dewasa.

Metamorfosis jangkrik termasuk ke dalam metamorfosis tidak


sempurna karena hanya terdiri dari tiga tahapan daur hidup jangkrik.
Tahap metamorfosis ini adalah tahap telur, nimfa, dan jangkrik
dewasa(Imago).

3. Deskripsi Manfaat/Kesimpulan
Jangkrik merupakan serangga yang sering diperdagangkan
karena sumber gizi nya yang baik dan rasa kelezatannya
menjadi bahan makanan yang sering diminati warga Indonesia
ataupun orang luar, Jangkrik juga bisa dijadikan pakan ternak
untuk hewan-hewan dan itulah mengapa Jangkrik sering
dibudidayakan.

Anda mungkin juga menyukai